IBADAH
RAYA MINGGU, 23 JUNI 2019
KITAB
WAHYU
(Seri:
99)
Subtema:
MAKAN GULUNGAN KITAB (PERJANJIAN LAMA)
Shalom.
Puji
Tuhan, oleh karena kasih dan rahmat-Nya, sehingga kita boleh diperkenankan
untuk berada di dalam rumah Tuhan, untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Dan
secara khusus saya bersyukur kepada Tuhan, saya boleh diberi kekuatan untuk
berdiri di dalam hal memberitakan firman Tuhan sebagai perpanjangan lidah
Tuhan. Biarlah kiranya nanti kita boleh merasakan uluran perpanjangan tangan
Tuhan, pertolongan Tuhan untuk memulihkan hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan
rumah tangga kita, sehingga berkat berkelimpahan menjadi bagian dalam kehidupan
kita masing-masing.
Sebab
itu, mari kita berdoa dan memohon dengan segala kerendahan hati, supaya Tuhan
membukakan firman-Nya bagi kita sekalian-Nya.
Saya
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda
berada, kiranya damai sejahtera dan bahagia itu turun memenuhi kehidupan kita
masing-masing.
Biarlah
nanti kita dipuaskan oleh sungai air kehidupan, dipuaskan oleh kasih Tuhan,
sehingga kita tidak mencari lagi kepuasan dari yang lain.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu
10:9-10
(10:9)
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan
gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia;
ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa
manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab itu
dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa
manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit
rasanya.
Perintah
yang harus dilakukan oleh Rasul Yohanes ialah:
- Mengambil
gulungan kitab dari tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi.
-
Selanjutnya, gulungan kitab itu
harus dimakan oleh Rasul Yohanes.
Inilah
perintah yang juga harus dikerjakan oleh gereja-gereja Tuhan di hari-hari
terakhir ini, yaitu; mengambil dan selanjutnya gulungan kitab itu harus dimakan,
sampai pada akhirnya makanan itu mendarah daging.
Selajutnya,
kita akan melihat makanan yang harus dimakan, baik dalam Perjanjian Lama maupun
dalam Perjanjian Baru.
Tentang: MAKANAN DALAM PERJANJIAN LAMA.
Imamat
11:1-3
(11:1)
Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka: (11:2)
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang
boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: (11:3)
setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela
panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.
Binatang
yang boleh dimakan dari segala binatang berkaki empat, ialah: binatang yang berkuku
belah serta bersela panjang dan memah biak.
Mari
kita telusuri lebih dalam pada ayat 4-7.
Imamat
1:4-7
(1:4)
Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah
biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak,
tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. (1:5) Juga pelanduk,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. (1:6)
Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah,
haram itu bagimu. (1:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku
belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu
bagimu.
Binatang
yang tidak boleh dimakan dari yang memamah biak dan dari berkuku belah
adalah:
- Kelompok
yang pertama: Unta, pelanduk, kelinci.
Binatang
ini memang memamah biak, tetapi tidak bekuku belah, ini binatang yang tidak
boleh dimakan atau haram.
- Kelompok
yang kedua, mewakili babi hutan.
Yang
memang berkuku belah dan bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, binatang
ini tidak boleh dimakan atau haram.
Pendeknya:
Binatang yang boleh dimakan dari segala binatang yang berkaki empat ialah
binatang itu harus memamah biak dan harus berkuku belah dua bersela
panjang.
Kita
akan melihat pengertian dari memamah biak dan berkuku belah dua.
TENTANG: Memamah
Biak.
Artinya;
makanan yang sudah ditelan oleh binatang itu, tetapi dikunyah kembali, seperti
kambing domba dan lembu sapi; siang hari makan rumput, tetapi malam hari
dikunyah kembali apa yang sudah ditelan.
Lebih
jauh kita melihat binatang yang berkuku belah dua dan memamah biak..
Mazmur
1:1-2
(1:1)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh, (1:2) tetapi yang kesukaannya ialah
Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
“Merenungkan
Taurat itu siang dan malam”, berarti; firman Tuhan
dimamamah biak, sama seperti lembu sapi dan kambing domba; siang hari makan
rumput, malam hari dikunyah kembali.
Kehidupan
yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam disebutlah itu memamah biak,
sedangkan binatang yang memamah biak, itulah binatang yang boleh dimakan, tidak
haram. Dan keadaan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam, ia akan
mengalami kebahagiaan.
Kalau
merenungkan yang lain (hal-hal yang tak suci), bahkan tersirat di dalam hati
dan pikiran, itu tidak boleh, itu yang haram, itu yang membuat najis. Jangan
kita merenungkan yang lain-lain, apalagi memikirkan yang najis, jangan sampai
itu tersirat di dalam hati dan pikiran kita masing-masing.
Ciri-ciri orang yang merenungkan firman siang dan
malam:
1.
Tidak berjalan menurut jalan
orang fasik.
2.
Tidak berdiri di jalan orang
berdosa.
3. Tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh.
Sejenak
kita akan memperhatikan tiga hal tersebut.
YANG
PERTAMA: “Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik”
Berarti;
berjalan menurut nasihat orang yang bijaksana. Kiranya kita terus dengan hati
yang terbuka merindukan pembukaan firman.
Daniel
12:3
(12:3)
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,
tetap untuk selama-lamanya.
Tugas
dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran, sama
seperti bintang-bintang yang bercahaya di langit (di cakrawala).
Matius
2:1-2
(1:1)
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (1:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk
menyembah Dia."
Ketika
bintang itu terbit di Timur, maka orang-orang majus yang memang berasal dari
Timur mengerti, bahwa; Raja orang Yahudi telah lahir.
Pendeknya:
Bintang itu menjadi petunjuk bagi orang-orang majus yang datang dari Timur.
Matius
2:9-11
(2:9)
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah,
bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan
berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (2:10) Ketika mereka
melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11) Maka masuklah
mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Bintang
yang terbit di Timur itu tidak hanya menjadi petunjuk, selanjutnya menuntun
orang-orang majus sampai tiba di tempat di mana Yesus berada, di mana Yesus
dilahirkan. Sesudah itu, masuklah orang-orang majus itu dan sujud menyembah
kepada Dia.
Orang
bijaksana sama seperti bintang yang bercahaya di cakrawala, dan tugas mereka
adalah menuntun banyak orang kepada
kebenaran untuk sampai puncaknya hidup di dalam penyembahan.
Kebenaran itu tidak jalan di
tempat, tetapi terus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Imam-imam
harus hidup dalam penyembahan, dengan lain kata, berada pada puncak rohani,
tidak boleh mengelak penyembahan. Singkatnya, seorang imam (pelayan Tuhan)
harus hidup dalam penyembahan.
Di
dalam doa penyembahan itulah orang-orang majus mempersembahkan persembahan
mereka berupa emas, kemenyaan dan mur.
- Emas, menunjuk; orang yang tahan uji,
itulah orang-orang yang hidup di dalam Pengajaran Firman yang murni,
tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan, sama dengan; tabiat dari ANAK ALLAH.
- Kemenyan, menunjuk; doa penyembahan.
Kehidupan yang sudah berada di dalam doa penyembahan, itulah orang yang kidup
di dalam kasih Allah, sama dengan; tabiat dari ALLAH BAPA.
-
Mur, menunjuk; kehidupan yang diurapi,
sama dengan; tabiat dari ALLAH ROH KUDUS.
Ketika
orang-orang majus mempersembahkan ketiga hal tersebut, menunjukkan bahwa;
mereka adalah saksi-saksi Ilahi
Saya
ulas kembali: Kalau kerohanian seseorang sudah memuncak sampai kepada doa
penyembahan, kerohanian yang semacam ini, akan mempersembahkan tiga
persembahan; emas, kemenyan, dan mur. Ketika seseorang mempersembahkan ketiga
hal tersebut, menunjukkan bahwa; mereka itu adalah saksi-saksi Illahi.
Kalau
tingkat rohani kita sampai kepada doa penyembahan, di situlah kita tampil
menjadi saksi-saksi ilahi dengan tiga persembahan yang kita persembahkan kepada
Tuhan.
Matius
2: 10
(2:10) Ketika mereka melihat
bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Ketika
orang-orang majus melihat bintang itu, bersukacitalah mereka, artinya;
orang-orang bijaksana yang bercahaya, seperti bintang di cakrawala, menjadi
kesukaan bagi mereka yang memerlukan dan yang membutuhkannya.
Sebaliknya,
orang-orang bijaksana bukanlah menjadi kesukaan bagi mereka yang tidak
memerlukan dan yang tidak membutuhkannya.
Wahyu
1:20
(1:20)
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan
kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ketujuh
bintang pada tangan kanan-Nya ialah malaikat ketujuh jemaat, yaitu pemimpin-pemimpin atau
guru-guru di dalam rumah Tuhan, tepatnya disebutlah gembala sidang, itulah
orang-orang bijaksana, sama seperti bintang yang bercahaya di cakrawala.
Tugas
ketujuh malaikat sidang jemaat ini adalah untuk menuntun ketujuh sidang jemaat
di Asia kecil.
Itulah
tugas dari gembala sidang, itulah tugas dari orang bijaksana, yang digambarkan
seperti bintang yang bercahaya di cakrawala unutk menuntun sidang jemaat (umat
Tuhan) sampai kepada kebenaran.
Di
dalam Wahyu pasal 2-3, terdapat tujuh sidang jemaat, mereka memiliki
kelebihan-kelebihan, tetapi pada mereka juga terdapat kelemahan-kelemahan. Itu
sebabnya Tuhan menempatkan, ketujuh bintang, itulah ketujuh malaikat sidang
jemaat untuk menuntun sidang jemaat yang di Asia kecil ini sampai kepada
kebenaran.
Akhirnya
nanti, ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil itu menjadi tujuh pelita
yang menyala-nyala di atas Kaki Dian Emas, menjadi terang dunia atau menjadi
saksi-saksi ilahi.
Ciri-ciri
orang yang merenungkan firman siang dan malam:
YANG
KEDUA: “Tidak berdiri di jalan orang berdosa.”
Berarti;
berdiri di jalan orang benar atau kaki berpijak di jalan Tuhan.
Kisah
Para Rasul 18:24-26
(18:24)
Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal
dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam
soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat
ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya
mengetahui baptisan Yohanes. (18:26) Ia mulai mengajar
dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya,
mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya
Jalan Allah.
Apolos
mahir dalam soal-soal kitab suci, terkhusus mengenai baptisan Yohanes.
Pendeknya:
Dia berani menjelaskan jalan Allah, sebab ia telah menerima Pengajaran dalam
jalan Tuhan.
Kesimpulannya:
Baptisan Yohanes adalah jalan Allah.
Bila
dikaitkan dengan poal Tabernakel baptisan Yohanes, terkena dengan alat yang ada
di Halaman, yaitu KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Kolam pembasuhan Tembaga,
berbicara tentang:
1.
Baptisan air, menunjuk; pengalaman kematian dan
pengalaman kebangkitan Yesus Kristus.
Artinya;
mati terhadap dosa dan dari kehidupan yang lama untuk bangkit dalam kehidupan
yang baru...Roma 6:3-6.
2.
Pembaharuan, menunjuk; kehidupan yang sudah
dibaharui.
- Ketika
manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka manusia lahiriah akan
semakin merosot.
- Tetapi
kalau seseorang belum mengalami pembaharuan manusia batiniah, maka yang
lahiriah itu akan menjadi prioritas yang utama dalam kehidupannya.
Satu hal
yang harus kita ketahui: Kalau seseorang yang hanya memiliki
perhiasan-perhiasan dalam bentuk yang lahiriah, menunjukkan bahwa; kehidupan
semacam ini belum menempatkan Kristus sebagai Kepala, atau kedudukannya belum
berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai kepala.
3.
Penyucian oleh mandi air dan firman Allah
... Efesus 5:26.
Disucikan
dan dimandikan oleh mandi air dan firman Allah berarti; dibutuhkan firman yang
limpah, sama seperti orang yang mandi; supaya bersih dibutuhkan air yang
banyak.
Jadi,
tidak cukup menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan cerita-cerita isapan
jempol, seisi dunia diceritakan, tidak cukup. Tetapi harus menyampaikan Firman
yang limpah, bagaikan sungai air kehidupan yang mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba, jernih bagaikan Kristal.
Kristal,
berarti; transparan, luar dan dalam sama, itu menunjuk kepada; orang yang
jujur, sementara yang orang jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya. Ketulusan
ini; menunjukkan bahwa; ia berkobar-kobar di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Kalau kita kaitkan dengan anatomi (tubuh) manusia, posisi Kolam
Pembasuhan Tembaga tepatnya berada di
antara lutut dengan pangkal paha.
Syarat untuk dibaptis:
Terlebih dahulu bertobat.
Dalam pola Tabernakel, bertobat terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Itu sebabnya nabi Yohanes berseru kepada orang-orang yang hendak
dibaptis: “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat.” Seseorang
tidak boleh dibaptis sebelum bertobat, sebab itu anak kecil tidak boleh
dibaptis. Anak kecil itu bukan untuk dibaptis, tetapi untuk diserahkan kepada
Tuhan, menjadi milik Tuhan, anak Tuhan.
Kalau kita kaitkan dengan anatomi (tubuh) manusia, posisi dari
Mezbah Korban Bakaran ada di antara mata
kaki sampai dengan lutut, itulah
tungkai bawah.
Inilah jalan Tuhan yang diajarkan oleh Apolos, yang disebut juga
jalan kebenaran, di sinilah kaki berpijak, di sinilah kita berdiri untuk
menopang Ruangan Suci dengan tiga alat di dalamnya.
Tiga alat di dalam Ruangan Suci, menunjuk; ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok.
1. MEJA ROTI
SAJIAN, menunjuk; Ketekunan di dalam ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan Perjamuan suci, sama dengan; persekutuan dengan Firman Allah dan
persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus Kristus.
2. PELITA EMAS,
menunjuk; Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian, sama
dengan; persekutuan dengan Roh-El Kudus.
3. MEZBAH DUPA,
menunjuk; Ketekunan dalam ibadah Doa Penyembahan, sama dengan; persekutuan
dengan kasih Allah. Puncak kerohanian kita adalah Doa Penyembahan, itu harus
kita ketahui dengan baik. Jadi, jangan kita mengecilkan Ibadah Doa Penyembahan.
Kisah Para Rasul 18:27
(18:27) Karena Apolos ingin
menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada
murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia,
oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi
orang-orang yang percaya.
Apolos menjadi orang yang sangat berguna, menjadi orang yang
sangat berarti bagi orang-orang yang percaya di Akhaya.
Kalau kita bandingkan dengan orang-orang majus yang dari Timur
itu: Begitu melihat bintang itu terbit, mereka sangat bersukacita, mengapa?
Karena mereka sangat memerlukan dan membutuhkannya.
Berarti; orang-orang yang percaya di Akhaya ini sangat membutuhkan
pribadi Apolos di dalam hal menyapaikan jalan Tuhan supaya kaki mereka
betul-betul berpijak di jalan Allah untuk menopang Ruangan Suci. Untuk tekun
dala tiga acam ibadah pokok.
Kisah Para Rasul 18:28
(18:28) Sebab dengan tak jemu-jemunya
ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci
bahwa Yesus adalah Mesias.
Berdiri di jalan orang yang benar dapat membuktikan, bahwa;
Kristus adalah Mesias.
Mesias, menunjuk; Pemimpin, yaitu Dia
yang diurapi.
Jadi, kalau kita berdiri di jalan yang benar, kaki kita berpijak
di jalan Tuhan, itu sudah sangat membuktikan bahwa; Kristus adalah Mesias.
Matius 23:10-12
(23:10) Janganlah pula kamu disebut
pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11)
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12)
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Orang yang mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, menunjukkan bahwa;
dia adalah orang yang rendah hati, persis seperti kaki yang menjadi pendirian kita,
posisinya tepat di bawah, suatu posisi yang sangat rendah (paling bawah),
tetapi sanggup menopang Ruangan Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya.
Kiranya kita boleh berbahagia kalau kita betul-betul merenungkan
firman Tuhan siang dan malam, kemudian dua ciri yang sudah saya sampaikan ini
akan terlihat dalam kehidupan kita masing-masing.
Ciri-ciri
orang yang merenungkan firman siang dan malam:
YANG KEDUA: “Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”
Pencemooh, sama dengan; pengejek-pengejek.
Di hari-hari terakhir ini akan tampil pengejek-pengejek, yaitu; orang-orang
pendurhaka, orang-orang yang memberontak kepada Allah.
Tetapi kita tidak perlu terpengaruh dengan kelompok atau kumpulan
pencemooh, sebab memang; menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah dan
pelayanan yang Tuhan percayakan ini adalah suatu kebodohan bagi orang dunia,
tetapi kita tidak perlu peduli dengan pemahaman dunia ini.
Amsal 13:1
(13:1) Anak
yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak
mendengarkan hardikan.
Seorang anak pencemooh tidak mendengarkan hardikan, tidak
mendengarkan didikan ayahnya.
Bersamaan dengan itu, lebih jelas kita perhatikan Amsal 15: 12.
Amsal 15:12
(15:12) Si pencemooh tidak suka
ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.
“Si pencemooh atau pengejek tidak suka ditegur orang”,
kemudian “ia tidak mau pergi kepada orang bijak”, dengan lain kata; dia
tidak memerlukan orang bijak yang digambarkan seperti bintang-bintang yang
bercahaya di cakrawala, dia tidak butuh petunjuk dari Tuhan, dia tidak, butuh
untuk dituntun oleh orang bijaksana sebab dia tidak memerlukan teguran dan
tidak memerlukan didikan.
Tadi kita sudah melihat: Tujuh bintang itu ada di tangan kanan
Tuhan, namun si pencemooh tidak butuh tangan kanan Tuhan, tidak butuh pembelaan
dari Tuhan. Dia tidak butuh pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah
Tuhan, dia tidak butuh gembala sidang sebagai tangan kanan Tuhan.
Tetapi orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam; ia
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, sebab dia sangat memerlukan orang
bijaksana, dia mau dituntun supaya mendapat pembelaan dari Tuhan. Kalau
seseorang memerlukan orang bijaksana, pasti orang yang semacam ini mau ditegur.
Banyak masalah yang kita hadapi di atas muka bumi ini, bagaikan
menghadapi jalan buntu. Kita tidak akan mungkin dapat menyelesaikan masalah
ketika menghadapi jalan buntu, kalau kita tidak mendapatkan pertolongan dari
Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat menyelesaikan persoalan kita, hanya Tuhan yang dapat
menyelesaikan segala perkara, sebab Dia sudah terlebih dahulu menanggungnya di
atas kayu salib, itulah pembelaan dari tangan kanan Tuhan.
Hosea 7:3-4
(7:3) Mereka menyukakan raja
dengan kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka. (7:4)
Sekaliannya mereka orang-orang berzinah, bagaikan dapur perapian
yang menyala terus, ketika tukang bakar roti berhenti membesarkan apinya,
sementara ia meremas adonan sampai menjadi muai oleh ragi.
- “adonan
sampai menjadi muai oleh ragi”, itu
adalah dosa Israel di bidang agama, yaitu kenajisan.
- “menyukakan
raja dengan kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka”, itulah dosa Isreal di bidang kenegaraan.
Hosea 7:5-7
(7:5) Pada pesta raja kita mereka
membuat sakit para pemuka dengan anggur yang menghangatkan; (7:6) Batin
mereka seperti dapur perapian; hati mereka menyala-nyala; semalam-malaman
murka mereka surut, pada waktu pagi menyala kembali seperti api yang
menjilat. (7:7) Mereka semua sudah panas seperti dapur perapian, dan
memakan habis para hakim mereka. Semua raja mereka sudah tewas, tidak ada
seorang di antara mereka yang berseru kepada-Ku.
Hati atau batin dari si pencemooh itu, sama seperti; dapur
perapian, yang menyala-nyala semalam-malaman, berarti; hati mereka tidak surut,
tidak padam, sehingga dosa terjadi baik di bidang agama maupun di bidang
kenegaraan.
- Raja
kaitannya dengan kenegaraan.
- Imam kaitannya berkaitan dengan agama.
Kalau hati (batin) tidak surut atau terus menyala-nyala terhadap
dosa kejahatan, terhadap dosa kenajisan, berarti; mereka ini adalah orang yang tidak menghargai ibadah dan pelayanan,
itulah dosa Israel di bidang agama dan dosa Israel di bidang kenegaraan.
Mengapa bisa terjadi? Karena mereka duduk dalam kumpulan
pencemooh. Sebab itu; biarlah kiranya kita mengucap syukur terimakasih kepada
Tuhan, oleh karena kemurahan-Nya kita boleh berada di dalam kumpulan-kumpulan
di mana Allah berhadirat.
Amsal 20:1
(20:1) Anggur adalah pencemooh,
minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung
karenanya.
“Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut.”
Si pencemooh adalah orang yang hidup di dalam hawa nafsu dan orang
yang hidup dalam hawa nafsu daging adalah orang bodoh, tidak bijaksana.
Anggur yang memabukkan, itulah hawa nafsu daging. Hawa nafsu
daging inilah yang menyebabkan seseorang menjadi pencemooh, pengejek, tidak
menghargai korban Kristus, tidak menghargai ibadah dan pelayanan dengan segala
kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Memang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
dia tidak hidup menurut Roh, tidak memikirkan perkara yang dari Roh, tidak
memikirkan perkara-perkara yang di atas, yaitu ibadah dan pelayanan dengan
segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Jadi betul, si pencemooh itu tidak berlaku bijaksana. Orang yang
tidak menghargai ibadah itu tidak bijak, siapakah dia? Itulah si pencemooh.
- Kalau
seorang isteri melihat suami beribadah, tetapi tidak berubah, lalu isteri
berkata: “beribadah, tetapi tidak berubah”, maka sudah jelas isteri
semacam ini hidup di dalam hawa nafsu.
- Sebaliknya,
ketika suami melihat isteri beribadah, tetapi belum berubah, lalu suami
berkata: “engkau belum berubah”,
ini si pencemooh, hidup dalam hawa nafsu daging, tidak menghargai
ibadah dan pelayanan.
Tetapi orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam; ia
tidak duduk pada kumpulan pencemooh, tidak hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging.
Inilah makanan yang tidak haram itu, yang harus kita nikmati
sampai mendarah daging.
Kita
akan melihat pengertian dari memamah biak dan berkuku belah dua.
TENTANG: Berkuku
belah dua, yaitu bersela panjang
Berkuku belah dua,
menunjuk; Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
PERJANJIAN LAMA, ditulis oleh para nabi.
Tugas nabi adalah: bernubuat, yaitu; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati atau
menyingkapkan segala yang terselubung, sama artinya; dosa dibongkar dengan
tuntas.
Maka kalau dikaitkan dengan lima jari, posisi dari pada nabi ini
terkena pada jari telunjuk; dia menunjuk dosa sampai pada kedalaman dosa
sekalipun ditunjuk, semua dosa yang terselubung tersingkap, sama artinya; dosa
dibongkar dengan tuntas. Tidak ada lagi yang terselubung, tidak ada lagi dosa
yang disembunyikan, tidak ada lagi sesuatu yang najis yang tersirat dalam hati
dan pikiran.
1 Korintus 14:24-25
(14:24) Kemudian imam harus mengambil
domba tebusan salah dan minyak yang satu log itu, lalu imam harus
mempersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (14:25)
Ia harus menyembelih domba tebusan salah dan imam harus mengambil sedikit dari
darah tebusan salah itu dan membubuhnya pada cuping telinga kanan orang itu dan
pada ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanannya.
Tugas dari nabi: Menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di
dalam hati, berati; menyingkapkan segala yang terselungung, sama artinya; dosa
dibongkar dengan tuntas.
Ketika dosa dibongkar dengan tuntas, maka yang terjadi adalah sujud menyembah Allah dan terjadi pengakuan. Ada pengakuan terhadap
kehadiran Tuhan, ada pengakuan terhadap pertolongan Tuhan, ada pengakuan
terhadap berkat-berkat Tuhan. Orang jujur suka mengaku; mengaku kebaikan dan
kemurahan Tuhan.
Berbeda dengan orang yang dosanya belum dibongkar dengan tuntas:
Tidak ada pengakuan dengan kehadiran Tuhan, pertolongan Tuhan dan berkat-berkat
yang tercurah.
PERJANJIAN BARU, ditulis oleh rasul-rasul.
Ada 27 (dua puluh tujuh) kitab dalam Perjanjian Baru;
- 14
(empat belas) kitab di antaranya ditulis oleh Raulus,
- 13
(tiga belas) kitab sisanya ditulis oleh rasul-rasul yang lain.
Tugas dari seorang rasul adalah: untuk menyatakan pewahyuan dari
Tuhan. Sebagaimana Rasul Yohanes di pulau Patmos, dia mendapat pewahyuan dari
Tuhan, sehingga apa yang dia dapat dari Tuhan dituliskan dan dikirimkan kepada 7 (tujuh) malaikat sidang jemaat yang
ada di Asia Kecil .
Efesus 1:15-17
(1:15) Karena itu, setelah aku
mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua
orang kudus, (1:16) aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu.
Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, (1:17) dan meminta kepada
Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Doa Rasul Yohanes kepada sidang jemaat di Efesus adalah untuk
menyatakan pewahyuan kepada sidang jemaat, sehingga kita boleh mengenal Tuhan
dengan benar, memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Juga dikatakan di dalam Perjanjian Lama: “Kalau tidak ada
Wahyu, liarlah rakyat.”
Liar, berarti; mengambil jalannya masing-masing, menuruti
keinginan hati sendiri, tidak menuruti keinginan hati Tuhan.
Inilah makanan yang tidak haram yang boleh untuk dinikmati di
hari-hari terakhir ini.
Rasul Yohanes bukan hanya mendapat perintah untuk menerima
gulungan kitab dari malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi, tetapi
juga selanjutnya Rasul Yohanes harus memakan gulungan kitab itu.
Gereja Tuhan juga harus menikmati makanan semacam ini di hari-hari
terakhir ini, dan kita sudah melihat makanan yang mewakili di dalam Perjanjian
Lama. Kita berdoa untuk melihat makanan yang bisa dinikmati yang mewakili dalam
Perjanjian Baru.
Tuhan Yesus sangat baik, sebab Dia sangat memperhatikan kehidupan
kita, Dia tahu kebutuhan pokok kita. Dia menunjukkan mana makanan yang boleh
untuk kita nikmati dan mana makanan yang tidak boleh untuk kita nikmati, Dia
berikan pengertian itu kepada kita supaya terjadi pertumbuhan rohani yang sehat
yang mengarah kepada Kristus Kepala. Amin.
TUHAN
YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment