IBADAH
RAYA MINGGU, 19 MEI 2019
KITAB
WAHYU
(Seri:
95)
Subtema:
BEKERJA SAMPAI TETES DARAH YANG TERAKHIR (KASIH KARUNIA DAN
KEBENARAN)
Shalom.
Selamat
sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita
sekaliannya.
Saya
juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati
kita.
Oleh
sebab itu, dalam doa kita mohonkan kepada Tuhan, supaya kiranya Tuhan
membukakan firman-Nya bagi kita sore ini.
Kalau
saat ini kita diberi kesempatan untuk mendengarkan firman Tuhan, semata-mata
bukan karena gagah hebat dan kuat kita, baik juga diberi kesempatan kepada saya
di dalam memberitakan firman Tuhan, bukan semata-mata karena gagah hebat dan
kemampuan saya, jadi baik saya yang menyampaikan firman, maupun saudara yang
mendengarkan firman Tuhan, betul-betul karena kemurahan Tuhan.
Tidak
ada seorang pun yang dapat membuka gulungan kitab itu baik yang di langit, baik
yang di bumi, maupun yang di bawah bumi, selain Dia, Anak Domba Allah yang
telah disembelih, Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud.
Segera
kita memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB
WAHYU.
Sebelum
kita membaca Wahyu 10: 5-7, pada minggu yang lalu, di ayat 4 dituliskan: “Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh
ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!”
Sekilas
kita melihat ayat 4 ini, sepertinya Tuhan begitu kejam sekali,
sepertinya Tuhan tidak memberi kesempatan untuk kita boleh mendapatkan
pembukaan rahasia firman. Tetapi setelah kita selidiki dalam kitab Daniel,
ternyata gulungan kitab itu dimeteraikan, tujuannya adalah supaya selanjutnya
diselidiki. Pada saat kita menyelidiki, pada saat itulah terjadi pembukaan
rahasia firman. Saat pembukaan rahasia firman terjadi, maka pintu sorga
terbuka, dan dalam kesempatan itulah Tuhan mencurahkan berkat-berkat-Nya bagi
kita sekaliannya.
Dan
itu sudah saya sampaikan pada minggu yang lalu, semoga itu masih jelas dalam
ingatan kita masing-masing, sebab firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus
di dalam loh daging kita masing-masing.
Sekarang
kita memperhatikan ayat 5-7.
Wahyu
10:5-7
(10:5)
Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat
tangan kanannya ke langit, (10:6)
dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah
menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan
segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi! (10:7)
Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan
genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
-
Penekanan pada ayat 5 adalah: “malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan
di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit”
- Kemudian
penekanan pada ayat 6 dikatakan: “tidak akan ada penundaan lagi”
-
Sedangkan pada ayat 7 dituliskan: “apabila ia (malaikat yang ketujuh) meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah.”
Kita
akan mulai memeriksa ayat 5, yaitu: MALAIKAT YANG BERDIRI DI ATAS LAUT
DAN DI ATAS BUMI MENGANGKAT TANGAN KANANNYA KE LANGIT.
Kuasa
atas bumi dan laut datang dari atas atau langit, demikian juga firman Allah
berasal (datang) dari langit atau dari atas.
Yohanes
1:1
(1:1)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.
Firman itu adalah Allah, tetapi masih dalam bentuk “Logos”,
yaitu firman yang ditulis pada dua loh batu dan yang pernah ditulis pada lembaran-lembaran
dari gulungan kitab.
Pendeknya;
Logos atau seluruh firman yang tertulis di dalam kitab suci, itulah pribadi
Allah seutuhnya.
Yohanes
1:3
(1:3)
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Ayat
3 ini menunjukkan kepada kita, bahwa; Firman Allah itu berkuasa, firman
Allah memiliki kuasa yang luar biasa, memiliki daya cipta, yaitu segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari
segala yang telah dijadikan.
Wahyu
10:6
(10:6)
dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan
langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut
dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!
Dia
yang menciptakan segala sesuatu; langit dan segala isinya, bumi dan segala
isinya, termasuk laut dan segala isinya. Riwayat penciptaan atas langit, bumi,
dan laut ditulis dengan jelas di dalam Kejadian 1:1-31.
Kejadian
1:31
(1:31)
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Begitu
Allah selesai menjadikan segala sesuatu, langit dengan segala isinya, bumi
dengan segala isinya, laut dengan segala isinya, maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Bukan hanya baik, tetapi sungguh amat
baik, berarti sempurna adanya, tidak ada sesuatu yang kurang.
Yohanes
1:4-5
(1:4)
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (1:5)
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.
Firman
yang berkuasa itu tidak hanya berkuasa menciptakan yang tidak ada menjadi ada,
tetapi; di dalam Dia (firman) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia,
selanjutnya terang itu bercahaya di dalam kegelapan, (berkuasa atas kegelapan).
Kalau
kita sungguh-sungguh hidup dengan firman, wujudnya adalah bersekutu dengan
tubuh dan darah Yesus (bersekutu dengan korban Kristus), maka kehidupan kita
ini akan bercahaya, berkuasa atas kegelapan, sehingga kegelapan tidak berkuasa
atas hidup kita.
Kejadian
2:7
(2:7)
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk
yang hidup.
Manusia
dibentuk dari debu tanah, dari kepala sampai ujung kaki. Selanjutnya, Tuhan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi
makhluk yang hidup.
Jadi,
jelas; di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu juga adalah terang, dan terang itu
bercahaya dalam kegelapan, dan terang itu berkuasa atas kegelapan.
Biarlah
kita bersekutu dengan firman-Nya. Wujudnya: bersekutu dengan tubuh dan darah
Yesus (korban Kristus).
Seharusnya,
di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang dunia, dan terang itu
bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kenyataannya; dalam Kejadian 3, hidup manusia ada dalam gelap.
Nikah
yang pertama rusak, hubungan tubuh dengan Kepala terputus, hubungan manusia
dengan Allah terputus.
Kalau
nikah ini rusak, hubungan kita dengan Tuhan pasti terputus, di situ banyak kali
kita menyangkali Tuhan, termasuk menyangkali hati nurani ini. Itulah sebabnya
daging itu lemah, tetapi roh penurut.
Kita
tau hal yang baik, yang suci, yang benar, yang kudus, yang mulia, tetapi
seringkali itu juga kita sangkali di hadapan Tuhan. Mengapa bisa terjadi?
Karena manusia hidup dalam kegelapan, sebab nikah yang pertama sudah rusak
sehingga hubungan manusia dengan Allah terputus, sehingga terjadilah penyangkalan
demi penyangkalan.
Kejadian
2:6
(2:6)
tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi
seluruh permukaan bumi itu --
“Kabut
naik ke atas dari bumi”, bagaikan asap dupa kemenyan
yang naik di hadirat Tuhan, itu menunjuk kepada doa penyembahan.
Dalam
anatomi tubuh manusia, doa penyembahan terkena pada leher. Jadi, leher
fungsinya adalah untuk menundukkan diri,
menundukkan kepala di hadapan Tuhan, menunjuk kepada doa penyembahan.
Kalau
sudah tidak ada lagi doa penyembahan, maka hubungan
Allah dengan manusia terputus. Kalau hubungan kita dengan Tuhan terputus,
di situlah seringkali kita menyangkali Tuhan, menyangkali hati nurani yang
baik, yang benar, yang suci, yang mulia.
Pada
akhirnya, batang leher dari imam Eli terputus, karena dia seringkali
menyangkali Tuhan, membiarkan anaknya dalam kenajisan, tidak mau menegur di
dalam kenajisan dan kejahatan anak-anaknya.
Dalam
hal itu, imam Eli menyangkali nama Tuhan, akhirnya dia mati karena batang
lehernya putus.
Akhirnya,
hidup manusia ada di dalam kegelapan, hubungan manusia dengan Allah terputus.
Ketika hubungan itu terputus, di situ kita menyangkali
Tuhan.
Sebelum
ayam berkokok, tiga kali Petrus menyangkali Tuhan.
-
PENYANGKALAN
PERTAMA, Petrus berkata: “Aku tidak tahu apa yang engkau katakan”,
berarti; sudah tahu tetapi pura-pura
tidak tahu, itu adalah penyangkalan yang pertama terhadap salib.
Banyak
imam-imam semacam ini; sudah tahu apa yang harus dia kerjakan, tetapi dengan
sengaja pura-pura tidak tahu.
- PENYANGKALAN YANG KEDUA, Petrus
berkata: “Aku tidak kenal Dia”, berarti tidak mengakui keberadaan Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, namun diawali dengan bersumpah.
Kalau
kita perhatikan injil Matius 5, di situ dikatakan; jangan bersumpah baik demi apapun. Ya di
atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari pada itu berasal dari Setan.
- PENYANGKALAN YANG KETIGA, Petrus
kembali berkata: “Aku tidak kenal Dia”, tetapi diawali dengan kata mengutuk
dan bersumpah.
Bayangkan,
kalau kutuk nenek moyang tidak putus sampai kepada anak cucu karena ulah kita,
sampai kepada keturunan yang kesekian, sama artinya hidup yang sia-sia.
Itu
resiko kalau hubungan kita dengan Tuhan terputus; seringkali kita menyangkali
Tuhan, tidak peduli dengan perasaan Tuhan yang begitu pilu.
Pendeknya,
hidup manusia di dalam kegelapan.
Mengapa? Karena kegelapan merupakan tempat paling efektif untuk menyembunyikan
segala jenis dosa, segala jenis kejahatan, segala jenis kenajisan.
Yohanes
1:6-8
(1:6)
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; (1:7) ia
datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya
oleh dia semua orang menjadi percaya. (1:8) Ia bukan terang itu, tetapi
ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Karena
hidup manusia sudah berada di dalam kegelapan, maka Yohanes diutus untuk
memberi kesaksian tentang terang itu.
Sebetulnya,
di atas tadi sudah saya katakan; di dalam Dia ada hidup sebab Dialah firman,
dan di dalam hidup itu ada terang, selanjutnya terang itu bercahaya di dalam
kegelapan. Tetapi kenyataannya, Adam jatuh dalam dosa, nikah yang pertama
hancur dan rusak berkeping-keping, hubungan kita dengan Tuhan terputus.
Oleh
sebab itulah, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis untuk bersaksi tentang terang
itu.
Kita
diutus di bumi provinsi Banten ini; untuk menjadi terang, dan di manapun kita
diutus; harus menjadi terang.
Tidak ada sesuatu apa pun yang
tersembunyi karena tidak ada yang dapat kita sembunyikan di mata Tuhan.
Roma
5:12
(5:12)
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar
kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Maut
itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa,
maka manusia kehilangan kemuliaan Allah karena dosa.
Sekali
lagi; hidup manusia itu ada di dalam gelap dan maut telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang ternyata telah berbuat dosa. Upah dosa adalah maut
(binasa).
Karena
ulah nikah Adam yang pertama, akhirnya maut itu menjalar ke dalam dunia, karena
akhirnya semua orang berbuat dosa.
Roma
5:13-14
(5:13)
Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (5:14)
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai
kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa
dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran
Dia yang akan datang.
Dosa
itu sudah menjalar kepada semua orang, dari zaman Adam sampai kepada zaman
Musa, juga atas mereka yang tidak berbuat dosa. Yang tidak berbuat dosa,
maksudnya; seperti cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam. Mungkin
si A tidak jatuh dalam dosa mencuri, tetapi jatuh dalam dosa dusta.
Tetapi
intinya; semua manusia telah berbuat dosa, berarti maut telah menjalar ke dalam dunia.
Keadaan
semacam ini berada di ujung tanduk, beresiko tinggi, sangat riskan sekali
karena sudah diambang maut.
Apakah
saudara bisa menyelamatkan diri saudara dengan uang yang ada? Apakah saudara
bisa tertolong selamat dengan harta yang saudara punya, kedudukan, jabatan, dan
pendidikan yang tinggi? Tidak.
Intinya;
upah dosa adalah maut. Hidup yang riskan di ujung tanduk.
Yohanes
1:9-10
(1:9)
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam
dunia. (1:10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Dia
yang menciptakan langit dan isinya, bumi dan isinya, serta laut dan isinya,
tetapi anehnya yang diciptakan tidak mengenal Sang Pencipta, Sang Khalik. Kalau
yang dibentuk tidak mengenal yang membentuk (sang pencipta), ini namanya sudah
tidak tahu diri. Memang, kehidupan kita ini sudah tidak tahu diri lagi, tidak
tahu mengucap syukur, tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan.
Seharusnya,
ucapan syukur kita kepada Tuhan kita naikkan bukan karena diberkati. Kalau
bersyukur karena diberkati, orang dunia yang tidak mengenal Tuhan juga tahu.
Tetapi
ucapan syukur sudah seharusnya bagaikan asap dupa kemenyan yang berbau harum,
artinya; kita bersyukur kepada Tuhan semata-mata bukan karena berkat-berkat
secara jasmani, tetapi kita bersyukur dalam setiap tarikan nafas hidup yang
Tuhan berikan kepada kita, dengan demikian masih ada kesempatan untuk bersekutu
dengan korban-Nya, lewat ibadah dan pelayanan ini. Itu yang disebut ucapan
syukur bagaikan dupa yang berbau harum. Asap dupa kemenyan itu naik di hadirat
Tuhan.
Jelas,
manusia sudah tidak tahu diri, tidak ada lagi ucapan syukur dan terima kasih
atas segala kemurahan Tuhan, sebab sesungguhnya Dia adalah Sang Khalik, Sang
Pencipta yang membentuk manusia dari seonggok tanah liat.
Bagaimana
saudara, apakah ucapan syukur hanya sebatas karena diberkati? Lulus sekolah
diberkati, dapat pekerjaan diberkati, lalu mengucap syukur, apakah hanya
sebatas itu? Tidak salah, memang harus mengucap syukur.
Tetapi
yang Tuhan mau, ucap syukur itu harus seperti asap dupa kemenyan, artinya; ucap
syukur bukan lagi karena berkat-berkat jasmani. Itu harus disadari oleh
orang-orang yang tidak tahu diri.
Yohanes
1:11
(1:11)
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya.
Selain
tidak tahu diri, juga orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya, menolak
Sang Pencipta, dan menyangkali Tuhan, menyangkali hati nuraninya yang benar dan
suci, menyangkali segala sesuatu yang ada, yang baik dari Tuhan.
Inilah
kondisi (keadaan) hidup rohani, di mana nikah yang pertama sudah rusak, dan
akhirnya maut manjalar ke dalam dunia, karena ternyata manusia sudah berbuat
dosa. Bukan hanya tidak tahu diri, tetapi akhirnya menolak dan menyangkali
Tuhan berkali-kali.
Seringkali
kita menyangkali Tuhan;
-
Kita tahu yang baik, tetapi
pura-pura tidak tahu.
- Kita
tahu yang benar, tetapi pura-pura tidak tahu.
- Kita
tahu yang suci, tetapi pura-pura tidak tahu.
-
Kita tahu yang mulia, karena Tuhan
mulia, tetapi kita pura-pura tidak tahu.
Seringkali
(berkali-kali), bahkan tidak ada henti-hentinya menyangkali Tuhan dalam banyak
perkara.
Bagaimana
saudara melihat keadaan semacam ini, apa masih bertahan dengan sifat manusiawi
yang hidup menurut hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat
saja?
Firman
Allah telah dibentangkan begitu rupa bagi kita malam ini.
Tadi
kita sudah melihat; seharusnya hidup itu adalah terang, tetapi kenyataannya
hidup manusia sudah berada di dalam gelap, itulah Yohanes 1: 3-11. Sekarang,
kita perhatikan ayat 12-14.
Yohanes
1:12-14
(1:12)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (1:13) orang-orang yang
diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (1:14) Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Tadi;
firman itu adalah Allah, tetapi masih dalam bentuk logos, yaitu ditulis di dalam dua loh batu dan di dalam setiap
lembaran-lembaran gulungan kitab, tetapi hasilnya; hidup manusia ada di dalam
gelap, dan di dalam gelap itulah semua dosa berkecamuk, semua dosa bergerilya
dengan bebas, dan manusia seringkali menyangkali Tuhan termasuk hati nurani.
Lalu
pada ayat 14, firman itu telah menjadi manusia, firman itu telah menjadi
daging, jelas ini berbicara tentang korban
Kristus untuk mengadakan pendamaian
terhadap dosa manusia.
Dua
loh batu yang pertama yang berisikan sepuluh hukum Allah telah hancur karena
dosa bangsa Israel, yaitu menyembah patung anak lembu emas tuangan. Oleh karena
berhala ini, bangsa Israel jatuh ke dalam dosa makan dan minum (itulah dosa
daging), kemudian dosa kawin dan mengawinkan (itulah dosa kenajisan).
Akhirnya,
dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum hancur dilemparkan oleh Musa, itulah
gambaran dari Yesus, Anak Allah, telah menyerahkan segenap hidup-Nya untuk
dipecah-pecahkan di atas kayu salib.
Sebelum
saya lanjutkan, saya mau tambahkan sedikit, terkhusus kepada imam-imam (semua
orang yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan), bahwa kedudukan dari
imam-imam itu berdiri antara Allah dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan
dosa manusia kepada Allah.
Jadi,
baik pemimpin pujian, pembaca firman, singer,
kolektan, pemain musik, guru sekolah minggu, dan setiap mereka yang disebut
imam, berdiri antara Allah dengan manusia yang berdosa, tugasnya; untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Maka
seorang imam sudah harus siap untuk memecah-mecahkan segenap hidupnya. Untuk
memperdamaikan dosa, kitalah yang menjadi korban, bukan mengorbankan orang
lain, apalagi memanfaatkan kelemahannya.
Dari
“logos” sudah menjadi “rhema”, sama artinya; firman (yang
tertulis) sudah menjadi daging, itu berbicara korban untuk mengadakan
pendamaian dosa.
Kesimpulannya;
Yesus, Anak Allah penuh kasih karunia dan kebenaran.
Roma
5:20
(5:19)
Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang
berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi
orang benar. (5:20)
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak;
dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah,
Oleh
karena ketaatan satu orang, yaitu Kristus, semua orang menjadi orang benar.
Yesus tidak perlu berkali-kali untuk mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib,
cukup hanya oleh satu korban, kita diselamatkan, kita dibenarkan dan
dikuduskan.
Tadi
kita sudah melihat; oleh karena manusia yang pertama (Adam yang pertama),
manusia jatuh ke dalam dosa maka hubungan manusia dengan Tuhanpun terputus
sehingga banyak sekali kita menyangkali Tuhan.
Tetapi
oleh karena ketaatan Kristus (Adam yang kedua) orang yang berdosa dibenarkan.
Cukup hanya karena satu korban kita DIBENARKAN, DISUCIKAN, DISEMPURNAKAN.
Yesus
adalah Tabernakel sejati, kalau tiga kata di atas dikaitkan dengan pola
Tabernakel, maka:
1.
Dibenarkan, terkena pada HALAMAN.
Di situ
terdapat dua alat, itulah;
- MEZBAH KORBAN BAKARAN, itu
berbicara tentang korban Kristus, menunjuk kepada pertobatan.
- KOLAM PEMBASUHAN, itu
berbicara tentang baptisan air, berarti; masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
2. Disucikan
terkena pada RUANGAN SUCI.
Di situ
ada tiga alat yaitu;
- MEJA ROTI SAJIAN,
artinya; disucikan oleh firman Allah.
- PELITA EMAS, artinya; disucikan oleh
Roh Allah.
- MEZBAH DUPA, artinya; disucikan oleh
kasih Allah.
3.
Disempurnakan terkena
pada RUANGAN MAHA SUCI.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat, yaitu TABUT PERJANJIAN.
Pengertian rohani dari Tabut Perjanjian ada dua, yaitu:
- Tahkta
Allah.
- Hubungan
nikah antara Kristus (sebagai Mempelai laki-laki sorga) dengan gereja
Tuhan (sebagai mempelai perempuan-Nya) berdasarkan kasih.
Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian:
- Peti dari
Tabut Perjanjian, menunjuk kepada gereja Tuhan yang sudah
disempurnakan.
- Tutup Pendamaian dengan dua kerub diatasnya, menunjuk kepada
Allah Trinitas, yakni; Tuhan Yesus Kristus.
Kalau
Tuhan bekerja, Dia tidak bekerja
setengah-setengah, Tuhan bekerja dengan pekerjaan yang sungguh agung dan mulia; setelah dibenarkan
selanjutnya disucikan, setelah disucikan selanjutnya disempurnakan.
Manusia
seringkali bekerja setengah hati, tetapi Tuhan tidak bekerja setengah hati
untuk kita di dalam rangka pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Dia Allah
telah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban pendamaian, harta
kekayaan satu-satunya yang Dia punya, Dia serahkan untuk manusia.
Beda
dengan kita; kalau bekerja, kalau melayani, kalau beribadah hanya setengah
hati. Tetapi perlu untuk diketahui; kalau bekerja setengah hati untuk Tuhan, sampai
kapan pun tidak akan sampai pada kesempurnaan.
Mari
kita belajar; dari pribadi yang bukan siapa-siapa menjadi kehidupan yang luar
biasa, dengan lain kata; dari zero
menjadi hero, itulah Rasul Paulus;
dari yang bukan siapa-siapa (penganiaya jemaat) menjadi seorang pahlawan iman,
dia bekerja tidak setengah hati, dia bekerja sampai tetes darah yang terakhir,
dia berlari sampai tujuan, dia bekerja sampai garis akhir, sampai terwujudnya
kesatuan tubuh Kristus.
Yusuf
telah menubuatkan empat belas tahun;
-
Tujuh tahun yang pertama, itulah kelimpahan
firman
-
Tujuh tahun yang kedua, itulah kelaparan
yang hebat.
Tujuh
tahun kelaparan ini dibagi dua, yaitu;
-
tiga setengah tahun yang pertama
-
tiga setengah tahun yang kedua
Itu
mewakili PERJANJIAN LAMA, di mana Yusuf bekerja dengan sungguh-sungguh, dia
menyelesaikan pekerjaannya, supaya ada kelangsungan hidup.
Mewakili
PERJANJIAN BARU: Di dalam Perjanjian Baru terdapat dua puluh tujuh kitab suci,
di antaranya Rasul Paulus menuliskan empat belas surat, berarti yang
lainnya tinggal tiga belas kitab.
Kalau
kita perhatikan; sebelum Paulus dipanggil dan menerima jabatan Rasul, dia
memiliki tujuh kelebihan yang luar biasa, semuanya itu ditulis di dalam kitab Filipi
3:5-8, tetapi setelah dia memiliki Kristus, tujuh perkara ini dianggap
menjadi sampah dan kotoran. Bukan hanya tubuh binatang
yang dijadikan sebagai korban penghapus dosa lalu dibakar di luar perkemahan,
tetapi kotorannya juga harus dibakar di luar perkemahan, artinya semua yang di
belakang menjadi sampah supaya ia memiliki Kristus.
Dari
ciri-ciri ini kita bisa melihat, bahwa; Rasul Paulus adalah orang yang bekerja
tidak setengah hati demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna
yaitu: Mempelai Wanita Tuhan.
Demikian
juga pribadi Yesus Kristus, Dia Tuhan dan Juruselamat, Dia Anak Domba yang
disembelih untuk mengadakan pendamaian dosa.
Kalau
kita perhatikan silsilah Yesus Kristus di dalam injil Matius, di situ terdapat
tiga kali angka empat belas.
-
Empat belas yang pertama; dari Abraham
sampai kepada Daud,
- Empat
belas yang kedua; dari Daud sampai ke pembuangan,
-
Empat belas yang ketiga; dari pembungan
sampai Yesus lahir.
Dari
angka ini sudah menunjukkan, bahwa Yesus, Anak Allah, luar biasa di dalam
menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Dialah
rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, tetapi yang telah dinyatakan kepada
kita semua, supaya dengan demikian Tuhan menunjukkan keadilan-Nya kepada kita
semua.
Kalau
andaikata mereka semua yang hidup pada zaman hukum Taurat dibinasakan, itu
bukan keadilan Tuhan, tetapi Tuhan biarkan itu sampai genap firman Tuhan
dinyatakan, bahwa; Dialah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari
keturunan ke keturunan dan sekarang rahasia yang tersembunyi itu dinyatakan
supaya dengan demikian Tuhan menunjukkan keadilan-Nya bagi kita pada masa
sekarang.
Pendeknya;
Tuhan tidak bekerja setengah-setengah, Dia sempurna dalam pekerjaan-Nya.
Roma
3:21-22
(3:21)
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti
yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, (3:22)
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang
percaya. Sebab tidak ada perbedaan. (3:23) Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi
dahulu pada masa kesabaran-Nya. (3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Di
sini Allah menunjukkan keadilan-Nya: ”Karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk
menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.”
Kalau
kita berbuat dosa, Tuhan itu masih sabar, Tuhan memberi pengampunan, dengan
demikian, Tuhan telah menunjukkan keadilan-Nya kepada kita.
Kemarin
mungkin kita berbuat salah, apa kita langsung mendapat hukuman dari Tuhan, lalu
binasa? Tidak. Kita masih merasakan masa kesabaran-Nya sampai hari ini.
Tujuannya apa? Untuk menunjukkan keadilan-Nya kepada kita semua.
Saya
memikirkan ini semua; sungguh luar biasa Tuhan itu kepada kita, Dia bekerja
tidak tanggung-tanggung, tidak setengah hati, tetapi dengan segenap hati,
segenap jiwa, akal budi, dan kekuatan-Nya diserahkan kepada kita.
Kekuatan
itu sudah kita lihat di taman Getsemani, Dia berdoa dan meneteskan peluh
seperti titik-titik darah, segenap kekuatan diberikan-Nya, tidak setengah
kekuatan, tidak setengah hati.
Bagaimana
pengikutan kita yang setengah hati ini? Tidakkah saudara melihat betapa agung
dan mulia korban Kristus itu?
Roma
5:20-21
(5:20)
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin
banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah, (5:21) supaya, sama seperti dosa berkuasa
dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk
hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
“Tetapi
hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak”
Hukum
Taurat tidak bisa menyelamatkan manusia. Dengan banyaknya aturan-aturan,
termasuk aturan-aturan gereja, justru di situ banyak terjadi dosa. Kita tidak
terikat dengan organisasi, kita harus terikat dengan korban Kristus; kasih dan
kemurahan Tuhan.
“di
mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah”
Jadi
jelas, Yesus Anak Allah penuh kasih
karunia dan kebenaran.
Saat
ini adalah masa kesabaran. Tuhan nyatakan, Tuhan tunjukkan kepada kita, itulah
keadilan-Nya kepada kita sekaliannya.
Oleh
karena kasih karunia, akan berkuasa oleh kebenaran untuk membawa kita sampai
kepada hidup yang kekal. Kalau Tuhan bekerja, Dia bekerja dengan segenap hati,
segenap jiwa, akal budi, dan kekuatan. Agung dan mulialah korban-Nya.
Maka
jelas, malaikat yang kuat ini;
-
di tangan kirinya ada gulungan kitab,
- kaki
kanannya menginjak laut,
- kaki
kirinya menginjak bumi,
-
tetapi tangan kanannya teracung ke langit.
Tuhan
berkuasa atas laut dan bumi, dan firman Allah juga berasal dari atas, dari
langit, berkuasa atas kehidupan kita.
Awalnya,
firman masih dalam bentuk Logos, namun pada akhirnya firman menjadi
manusia, jelas itu korban.
Mungkin
kita pernah menjadi kehidupan yang hancur, hidup dalam nikah yang rusak,
hubungan terputus dengan Tuhan, banyak kali kita menyangkali Tuhan, tetapi di
mana dosa bertambah-tambah, di situ juga kasih karunia berlimpah-limpah. Yesus,
Anak Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment