IBADAH RAYA
MINGGU, 30 JUNI 2019
KITAB WAHYU
(Seri: 100)
Subtema: MAKAN
GULUNGAN KITAB (MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA)
Shalom.
Selamat sore, salam sejahera bagi kita sekaliannya.
Salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dipercayakan untuk
mengusahakan dan memelihara Ibadah Raya Minggu sore ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook
di manapun anda berada.
Kita berdoa, kita mohon kepada Tuhan supaya kiranya
Tuhan berkemurahan bagi kita untuk menolong pemberitaan firman ini, sehingga
kita boleh menikmati pembukaan firman Tuhan dan segala sesuatu dipulihkan oleh
Tuhan.
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10: 9-10
(10:9)
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan
kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah
dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan
terasa manis seperti madu." (10:10)
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam
mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku
menjadi pahit rasanya.
Perintah yang harus dilaksanakan oleh Rasul Yohanes
adalah:
1. Mengambil
gulungan kitab.
2. Makan
gulungan kitab.
Perintah ini juga yang harus dilaksanakan oleh gereja
Tuhan di hari-hari terakhir ini, yaitu mengambil dan makan gulungan kitab itu
sendiri.
Makanan sehat yang kita makan akan memberi pertumbuhan
rohani yang sehat pula, serta memberi sistem imun atau kekebalan tubuh yang
baik di dalam kehidupan kita masing-masing. Oleh sebab itu, jangan kita
mengabaikan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada Rasul Yohanes.
Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat bersama-sama
contoh makanan dalam Perjanjian Lama, itulah makanan yang sehat, makanan yang
tidak haram. Yaitu: binatang yang berkaki empat yang memamah biak dan berkuku
belah dua dan bersela panjang, itulah makanan yang sehat, yang memberi
pertumbuhan rohani yang sehat, serta memberi sistem imun atau
kekebalan tubuh, sehingga kita pun dalam melayani Tuhan tidak ada
gangguan-gangguan. Kalau pun ada yang merecoki, tetapi kita sudah memiliki
sistem imun, kekebalan di dalam kehidupan rohani kita, sehingga kita terus
berjalan bersama dengan Tuhan.
Sekarang kita akan memperhatikan contoh makanan di
dalam Perjanjian Baru.
Tentang: MAKANAN
DALAM PERJANJIAN BARU.
Yohanes 4: 34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia
yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus berkata kepada murid-murid: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya”
Kalimat ini dibagi atas:
1. Melakukan
kehendak Dia.
2. Menyelesaikan
pekerjaan-Nya.
Keterangan: MELAKUKAN
KEHENDAK DIA.
Matius 26: 42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!"
Yesus berkata: “Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!”
Kesimpulannya: Memikul salib atau menderita sengsara di
atas kayu salib, itulah yang menjadi kehendak Allah Bapa. Memang setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.
2 Timotius 3: 10-11
(3:10)
Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku,
kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. (3:11)
Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti
yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua
penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
Timotius rela menderita seperti Rasul Paulus, yang
adalah bapa rohaninya, telah menderita sengsara karena salib, juga aniaya
karena firman Tuhan, demikianlah Timotius mengikuti cara hidup dari Rasul
Paulus.
2 Timotius 3: 12
(3:12)
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya,
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam
Kristus Yesus akan menderita aniaya, supaya dengan demikian kehendak Allah
terlaksana.
Yesus harus minum cawan Allah, Yesus harus menanggung
penderitaan yang tidak harus ditanggung di atas kayu salib, supaya kehendak
Allah terlaksana.
Kesimpulannya: Memikul salib, menderita sengsara karena
salib, itu adalah kehendak Allah Bapa.
Yohanes 6: 32-35
(6:32)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan
Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan
kamu roti yang benar dari sorga. (6:33)
Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan
yang memberi hidup kepada dunia." (6:34)
Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu
senantiasa." (6:35) Kata Yesus
kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia
tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus
lagi.
Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: “Akulah roti hidup”, roti yang turun dari
sorga, dari Allah.
Yohanes 6: 38
(6:38)
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Yesus, Anak Allah, turun dari sorga untuk melakukan
kehendak Dia yang mengutus-Nya.
Berarti; supaya kita dapat menikmati roti hidup, roti
yang turun dari sorga, dari Allah, maka Yesus, Anak Allah harus terlebih dahulu
menderita sengsara di atas kayu salib. Hanya inilah jalan satu-satunya untuk
kita dapat menikmati roti hidup itu. Inilah makanan yang betul-betul dinikmati
oleh Yesus, Anak Allah.
Yohanes 6: 51
(6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu
ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Yesus berkata: “Akulah
roti hidup yang telah turun dari sorga”, selanjutnya Yesus berkata: “roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku”,
inilah wujud dari kehendak Allah Bapa yang telah mengutus-Nya.
Yesus telah menyerahkan diri-Nya, serta
memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga kita boleh
menikmati roti hidup, makanan yang turun dari sorga. Jadi jelas, tidak ada cara
lain untuk menikmati roti hidup itu, selain menderita sengsara di atas kayu
salib.
Inilah yang menjadi makanan kita di hari-hari terakhir
ini; melakukan kehendak Allah Bapa, dengan kata lain: menikmati roti hidup,
roti yang turun dari sorga, dari Allah, itulah daging Yesus.
Yohanes 6: 36
(6:36)
Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya.
Kemudian Yesus berkata: “Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya”
Sebetulnya, Yesus mengetahui dan menyadari betul bahwa
sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak percaya dan tidak mengakui, bahkan
menolak Dia sebagai roti hidup, roti yang turun dari sorga, dari Allah yang
mengutus Dia, tetapi sekalipun demikian, Yesus harus tetap melakukan kehendak
Allah Bapa.
Yesus tidak peduli dengan penolakan-penolakan yang akan
terjadi, sebab Yesus mau melakukan kehendak Allah yang mengutus Dia, dan itulah
yang menjadi makanan kita di hari-hari terakhir ini.
Makanan yang baik, makanan yang bersih, makanan yang
sehat akan memberikan pertumbuhan rohani yang sehat, sekaligus memberi sistem
imun (kekebalan tubuh), tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci,
tidak mudah diserang oleh penyakit, yakni; dosa kejahatan dan dosa kenajisan
sehingga kita terus maju melangkah bersama dengan Tuhan (sangkal diri dan
memikul salib).
Pendeknya menikmati makanan yang sehat, berarti;
melakukan kehendak Allah Bapa.
Kalau seseorang mudah dipengaruhi oleh penyakit, yakni;
dosa kejahatan dan dosa kenajisan menunjukkan bahwa dia belum memiliki sistem
imun yang benar, sama artinya, tidak melakukan kehendak Allah Bapa, masih
terbawa perasaan seperti perasaan orang Yahudi.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan
Yesus, Anak tunggal Bapa diutus untuk melakukan kehendak Allah Bapa, Dialah
roti hidup, roti yang turun dari sorga, itulah makanan yang sehat yang harus
kita nikmati di hari-hari terakhir ini.
Yohanes 6: 40-41
(6:40)
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman." (6:41)
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
"Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Orang-orang Yahudi bersungut-sungut karena Yesus
berkata: “Akulah roti yang telah turun
dari sorga”
Jadi, apa yang dinyatakan Yesus di atas tadi, sudah
terbukti. Sebelum terjadi penolakan, Dia sudah terlebih dahulu mengetahuinya,
tetapi sekalipun demikian Yesus tetap melakukan kehendak Allah Bapa.
Yohanes 6: 50-52
(6:50)
Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak
akan mati. (6:51) Akulah roti
hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang
akan Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52)
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata:
"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk
dimakan."
Dimulai dari persungutan karena Yesus berkata: “Akulah roti yang telah turun dari sorga”,
selanjutnya orang-orang Yahudi bertengkar diantara sesama mereka.
Kalau persungutan tidak dihentikan, maka akan meningkat
(memuncak) sampai kepada pertengkaran.
Hanya karena Yesus berkata: “Akulah roti hidup”, terjadi persungutan yang meningkat sampai
kepada pertengkaran. Padahal sesungguhnya, tidak mungkin kita bisa menikmati
roti hidup kalau Yesus tidak melakukan kehendak Allah Bapa.
Pendeknya, hanya karena salib ditegakkan, gereja bubar.
Hanya karena Pengajaran Mempelai diterapkan, gereja bubar, banyak anggota
sidang jemaat yang gugur.
Yohanes 6: 1-2
(6:1) Sesudah
itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. (6:2) Orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang
diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Banyak orang berbondong-bondong untuk mengikuti Yesus.
Mengapa? Karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan yang diadakan-Nya
kepada orang-orang sakit.
Selama Yesus mengadakan penginjilan itu banyak mujizat
terjadi; yang sakit sembuh, yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu
dapat berkata-kata, yang lumpuh berjalan, dan lain sebagainya, sehingga banyak
orang berbondong-bondong mengikuti Yesus.
Yohanes 6: 6-14
(6:6)
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang
hendak dilakukan-Nya. (6:7) Jawab
Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk
mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." (6:8) Seorang dari murid-murid-Nya,
yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: (6:9) "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti
jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak
ini?" (6:10) Kata Yesus:
"Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput.
Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. (6:11) Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap
syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian
juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. (6:12) Dan setelah mereka kenyang Ia
berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih
supaya tidak ada yang terbuang." (6:13)
Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh
dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika orang-orang itu
melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Yesus memberi makan 5000 (lima ribu) orang laki-laki,
belum terhitung para isteri dan anak-anak dengan 5 roti dan 2 ikan. Kemudian
dikumpulkanlah potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah
orang makan, sisa 12 (dua belas) bakul.
Setelah melihat mujizat ini, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan
datang ke dalam dunia.” Sesungguhnya, pernyataan mereka ini menunjukkan
bahwa mereka salah, mereka keliru, mereka tidak tahu apa yang mereka katakan.
Kalau kita boleh mengalami penyucian, itu karena firman
nubuat, bukan karena mujizat, bukan karena tanda-tanda heran, tetapi rupanya Setan
memutar balik fakta, sehingga di hari-hari ini banyak gereja Tuhan terperdaya.
Banyak orang Kristen mengakui seorang hamba Tuhan adalah nabi, hanya karena
mujizat yang dilakukan hamba Tuhan tersebut, hanya karena berkat-berkat secara
lahiriah. Setan sudah memutar balik fakta.
Di dalam 1 Korintus 5: 24-25, tugas seorang nabi adalah
bernubuat, berarti; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati,
sama artinya; menyingkapkan segala yang terselubung di dalam hati, dengan kata
lain; dosa dibongkar dengan tuntas.
Biarpun mujizat itu terjadi sejuta kali di depan mata,
seseorang tidak akan mungkin disucikan dari dosa yang terselubung, dari dosa
yang tersembunyi di dalam hati.
Yohanes 6: 15
(6:15)
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan
paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung,
seorang diri.
“Ia menyingkir
pula ke gunung, seorang diri”
Mengapa Yesus menyingkir? Karena Yesus tahu, bahwa
mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia
raja. Yesus tidak mau menjadi Raja atas orang-orang yang mengikuti Dia hanya
karena mujizat, hanya karena perkara lahiriah, hanya karena berkat-berkat
secara lahiriah.
Yesus mau menjadi Raja atas mereka yang betul-betul
mengalami penyucian, melakukan kehendak Allah Bapa, karena Yesus sendiri adalah
roti yang hidup, roti yang turun dari sorga, dari Allah Bapa.
Kalau Yesus melakukan kehendak Allah Bapa, maka kita
juga harus melakukan kehendak Allah Bapa; sangkal diri dan pikul salib.
Di dalam Wahyu 19, di situ ada dua jenis pesta:
- Jenis yang
pertama;
Wahyu 19: 6-8 adalah pesta nikah
Anak Domba. Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga atas mempelai
wanita-Nya, atas mereka yang setia memikul salib sampai pada akhirnya. Yesus
tidak akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga atas umat-Nya yang
mengikuti Dia hanya karena perkara lahiriah.
- Jenis yang
kedua;
Wahyu 19: 20 adalah pesta
burung-burung, itulah perkumpulan dari pada roh-roh najis. Kalau kita
mengikuti Tuhan hanya karena mujizat, mengikut Tuhan hanya karena berkat-berkat
lahiriah, nanti arahnya masuk kepada pembangunan tubuh Babel, yang sudah
dikuasai oleh roh najis suatu dosa yang paling dibenci oleh Tuhan.
Yohanes 6: 25-26
(6:25)
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata
kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" (6:26) Yesus menjawab mereka: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah
melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu
kenyang.
Yesus tahu alasan orang banyak ini mengikuti-Nya, yaitu
hanya karena mujizat yang diadakan oleh Yesus;
- yang sakit
sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat...Yohanes 6:2.
- Kemudian,
mereka melihat mujizat berikutnya; Yesus memberi malam 5000 (lima ribu) orang
dengan 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan, bahkan masih sisa 12 (dua belas)
bakul...Yohanes 6:11-14.
Itu sebabnya Yesus berkata: “bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu
telah makan roti itu dan kamu kenyang” Ini adalah pengikutan yang salah,
pengikutan yang keliru, sebab kita hidup bukan karena roti makanan, tetapi kita
hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Yohanes 6: 27
(6:27)
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak
Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Layanilah Tuhan dan lakukanlah firman Tuhan, supaya
kita memperoleh hidup yang kekal, oleh sebab itu nikmatilah roti hidup yang
turun dari sorga, dari Allah, yang memberi kepada hidup yang kekal.
Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga,
dari Allah, Dia diutus untuk melakukan kehendak Allah Bapa, dengan bukti; Dia
sudah memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga
daging-Nya benar-benar makanan. Kalau tidak ada kehendak Allah Bapa, tidak
mungkin kita bisa menikmati roti hidup, oleh sebab itu biarlah kita melayani
Tuhan karena kita mau menikmati roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Tidak perlu kita berselisih bersungut-sungut, tidak
perlu kita bertengkar karena dikoreksi oleh pengajaran salib, supaya kita
memiliki pertumbuhan rohani yang sehat dan memiliki sistem imun yang baik.
Kalau saudara setuju untuk menikmati roti hidup sebagai
makanan rohani kita di hari-hari terakhir ini, maka nikmati saja.
Matius 4: 3
(4:3)
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak
Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Kalau mengikuti Tuhan hanya karena mujizat, itu adalah
ajaran Setan, seperti apa yang dinyatakan oleh Iblis kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti”
Matius 4: 4
(4:4) Tetapi
Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Manusia hidup bukan dari roti makanan, tetapi manusia
hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Maka sangat jelas sekali dari apa yang sudah kita baca
ini:
- Kalau
mengikuti Tuhan hanya karena perkara lahiriah,
- mengikuti
Tuhan hanya karena berkat-berkat secara jasmani,
- mengikuti
Tuhan hanya karena mujizat-mujizat yang ada di dalam pelayanan,
itu adalah pengikutan yang salah, sebab itu Yesus tidak
mau menjadi Raja atas mereka dengan cara pengikutan yang demikian.
Berbahagialah apabila di tengah-tengah ibadah pelayanan
tersebut salib ditegakkan, berbahagialah sebab itu adalah kehendak Allah
sebagai makanan yang sehat. Jangan saudara keliru dengan berada di tengah
ibadah pelayanan yang di dalamnya hanya sibuk soal perkara lahiriah, sibuk
dengan mujizat-mujizat, sebab Tuhan tidak akan mau menjadi Raja atas pengikutan
semacam ini.
Sebab itu kembali saya katakan: Berbahagialah saudara
kalau saudara mengikut Tuhan dengan sangkal diri dan pikul salib, berada di
tengah ibadah dan pelayanan di mana di dalamnya salib ditegakkan (makanan
sehat), berarti kita adalah kehidupan yang dikhususkan oleh Tuhan, spesial,
istimewa.
Kalau kita memiliki pimpinan yang hebat, kita merasa
bangga, apalagi kalau Yesus menjadi Raja, berarti kita istimewa, kita
dikhususkan.
Jangan sampai kita tidak yakin dengan pemberitaan
firman malam ini, tetapi;
- biarlah itu
bagaikan tali sembahyang yang terikat di
tangan dan menjadi lambang di dahi kita, di dalam seluruh pemikiran kita ini
hanyalah pribadi Tuhan Yesus Kristus yang selalu kita kasihi.
- Dan biarlah
juga terlihat benang berwarna ungu kebiru-biruan pada punca jubah, sehingga
setiap kali kita melihat punca jubah itu, kita selalu teringat dengan firman
Tuhan, teringat dengan apa yang disampaikan oleh Tuhan.
Kita kembali memperhatikan Yohanes 6.
Yohanes 6: 53-58
(6:53)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman. (6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia. (6:57)
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti
yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya."
Kalau ada persekutuan yang indah dengan tubuh dan darah
Yesus, dengan kata lain menikmati roti yang turun dari sorga, dari Allah
(menikmati makanan sehat), maka memberi jaminan kepada kita;
1.
“ia
mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman”
2.
“ia
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia”, sama dengan; satu di dalam
Tuhan, dan Tuhan di dalam kita. Prakteknya: Hidup oleh karena kemurahan Tuhan,
bukan lagi hidup karena roti makanan atau karena harta kekayaan.
Tidak salah kalau Tuhan memberkati saudara;
pekerjaan saudara diberkati, bisnis, usaha diberkati, puji Tuhan, apapun yang
dikerjakan oleh tangan saudara diberkati oleh Tuhan, itu tidak salah, itu
bagian dari kemurahan Tuhan, bagi mereka yang tinggal di dalam Tuhan, satu
dengan Tuhan.
3.
“ia
akan hidup selama-lamanya”, tempatnya tidak lain tidak bukan adalah di
dalam Kerajaan Sorga, itulah suatu tempat kediaman yang abadi, sementara kemah
tubuh kita ini suatu kali nanti akan dibongkar.
Sebab itu Rasul Paulus merindu untuk
mengenakan pakaian yang baru, merindu untuk berada di suatu tempat kedia man yang abadi. Sebab selama
masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena
begitu banyak pergumulan-pergumulan yang kita alami.
Tetapi puji Tuhan, Yesus, Anak Allah, Dia
telah melakukan kehendak Allah Bapa, Dia diutus ke bumi ini untuk melakukan
kehendak Dia yang mengutus-Nya, Dialah roti hidup, roti yang turun dari sorga,
dari Allah untuk kita nikmati.
Inilah tiga jaminan yang Tuhan berikan kalau kita
betul-betul menikmati roti yang turun dari sorga, betul-betul (melakukan
kehendak Allah Bapa).
Saya mau tandaskan: Makanan yang sehat, makanan yang
baik akan memberi pertumbuhan rohani yang sehat serta memberi sistem imun
(kekebalan tubuh) yang baik, sehingga dalam pengikutan kita kepada Tuhan, kebal
terhadap penyakit, yaitu dosa kejahatan dan dosa kenajisan, sebab kita semakin
didewasakan oleh Tuhan, baik perkataan, baik perasaan, baik cara berpikir
kita dewasa serta; memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan,
berarti;
- tidak peduli
dengan penderitaan ringan yang sesaat
- dan tidak
memperhatikan yang tidak kelihatan.
Pikirannya tidak pendek, pikiran tidak sempit, sebab
Kerajaan Sorga itu luas, tidak sesempit, tidak sependek dan tidak setumpul
pikiran manusia.
Inilah makanan kita di hari-hari terakhir ini;
melakukan kehendak Allah Bapa.
Perlu saya tambahkan: Ketika Yesus mengatakan kepada
murid-murid: “Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku”, itu terjadi pada saat percakapan antara
Yesus dengan perempuan Samaria.
Ketika kita mau melakukan kehendak Allah Bapa,
menikmati roti hidup, roti yang turun dari sorga, dari Allah, di situ kita akan
mengalami kelepasan-kelepasan atas dosa, terutama dosa kenajisan, seperti
perempuan Samaria.
Yohanes 4: 16-18
(4:16)
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku
tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu,
bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18)
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah
suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Inilah kehendak Allah Bapa, di mana Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini”, lalu jawab perempuan Samaria: “Aku
tidak mempunyai suami”, dan mendengar hal itu Yesus berkata: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai
suami”
Dengan demikian, perempuan Samaria dibenarkan oleh
kehendak Allah Bapa, dibenarkan oleh roti hidup, roti yang turun dari sorga,
dari Allah.
Kalau kita mau dengan tulus mengakui segala kekurangan
kita, maka yang membenarkan kita adalah kehendak Allah Bapa, roti hidup, roti
yang turun dari sorga, dengan lain kata; dibenarkan oleh darah salib.
Seandainya waktu itu perempuan Samaria bertahan, maka
hidupnya penuh dengan kenajisan, dia tidak akan lepas dari kenajisan. Tetapi
puji Tuhan, kehendak Allah Bapa melepaskan kita semua dari dosa kejahatan dan
dosa kenajisan, asal ada pengakuan yang tulus.
Pilih mana: Dibenarkan oleh kehendak Allah Bapa, yaitu
darah salib, melalui roti hidup, roti yang turun dari sorga, atau dibenarkan
menurut hukum Taurat, kebenaran diri sendiri?
Yang benar ialah; kita dibenarkan oleh darah salib,
dibenarkan oleh kehendak Allah Bapa, roti yang turun dari sorga, sehingga
terjadi kelepasan, asal mau mengakui dosa. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment