IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 18 JUNI 2019
KITAB KOLOSE
(Seri: 55)
Subtema: TEGURAN TUHAN ADALAH DIDIKAN
YANG MEMBERIKAN HIKMAT DAN KEPANDAIAN.
Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi kehidupan kita.
Kita berdoa dan memohon dengan rendah hati supaya
kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, dan firman itu nanti
akan membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Dia.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat
di KOLOSE.
Kolose 3: 4
(3:4)
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun
akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Bagian dari ayat 4: “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita”
Singkatnya: Kristus adalah hidup kita, bukan harta,
kekayaan, uang, kedudukan yang tinggi dan lain sebagainya, melainkan Kristus
adalah hidup kita.
Berkaitan dengan itu, kita memperhatikan Efesus 1.
Efesus 1: 22-23
(1:22)
Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah
diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya,
yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kristus telah diberikan kepada jemaat, sebagai Kepala,
sedangkan sidang jemaat adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi
semua dan segala sesuatu.
Lebih jauh kita melihat tentang: KRISTUS ADALAH KEPALA.
Efesus 5: 22-23
(5:22)
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus
adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah Kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan
tubuh, yaitu sidang jemaat.
Dalam hal ini kita patut bersyukur, karena Kristus yang
menjadi Kepala atas tubuh, bukan serigala dan burung.
- Serigala, menunjuk;
roh jahat.
Pekerjaan serigala ialah menerkam dan
mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba menjadi liar, tidak
tergembala.
- Burung, menunjuk;
roh najis.
Pekerjaan roh najis ialah menghambat
pembangunan tubuh Kristus, dengan lain kata; merusak nikah suci, sehingga
hubungan manusia dengan Allah terputus, akibatnya; manusia akan menyangkali
Tuhan dan terus menyangkali Tuhan dalam segala perkara.
Efesus 5: 24
(5:24)
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah
isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Karena Kristus adalah penyelamat tubuh, maka kedudukan
sidang jemaat, sebagai tubuh, sudah seharusnya berada dalam tanda ketundukannya
kepada Kristus, sebagai Kepala.
Jangan lupa hal ini:
- Kepala dari
suami adalah Kristus.
- Kepala dari
isteri adalah suami.
- Kepala dari
Kristus adalah Allah.
Kita tidak boleh lupa menempatkan Kristus, sebagai
Kepala, dalam setiap kehidupan kita, supaya kita tidak salah dalam perkataan,
baik perbuatan (tingkah laku), baik dalam segala sesuatu.
Seringkali kita menunjukkan sikap yang angkuh dan
arogansi, seolah-olah kita kepala, kita lupa bahwa Kristus adalah Kepala,
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Bukti
bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh.
Efesus 5: 25-29
(5:25)
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat
dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman, (5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela. (5:28)
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri:
Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya: Kasih Kristus ditandai dengan pengorbanan.
Praktek
kasih Kristus.
YANG PERTAMA: Sidang
jemaat disucikan dengan air dan firman (EFESUS 5:26)
Hal ini telah disampaikan berulang kali di
minggu-minggu yang lalu.
Praktek
kasih Kristus.
YANG KEDUA: Kristus
mengasuh dan merawati sidang jemaat (EFESUS 5:28-29)
Berkaitan dengan mengasuh dan merawati, kita perhatikan
1 Tesalonika 2.
1 Tesalonika 2: 7
(2:7)
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu
mengasuh dan merawati anaknya.
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama
seperti seorang ibu.
Ibu, menunjuk; gembala sidang.
Tugas gembala sidang: Mengasuh dan merawati sidang
jemaat, sebagai anak-anak rohaninya.
Bukti bahwa Rasul Paulus mengasuh dan merawati sidang
jemaat: Di dalam Perjanjian Baru terdapat 27 (dua puluh tujuh) kitab, 14 (empat
belas) kitab di antaranya ditulis oleh Rasul Paulus, lalu dikirim kepada:
I. TUJUH
SIDANG JEMAAT YANG ADA DI ASIA KECIL, antara lain;
1. Jemaat
di Roma; 1 (satu) surat.
2. Jemaat
di Korintus; 2 (dua) surat.
3. Jemaat
di Galatia; 1 (satu) surat.
4. Jemaat
di Efesus; 1 (satu) surat.
5. Jemaat
di Filipi; 1 (satu) surat.
6. Jemaat
di Kolose; 1 (satu) surat.
7. Jemaat
di Tesalonika; 2 (dua) surat
Jadi,
Rasul Paulus mengasuh dan merawati tujuh sidang jemaat di Asia Kecil.
II. TIGA
ORANG ANAK ROHANI, yaitu:
1. Timotius;
2 (dua) surat.
2. Titus;
1 (satu) surat.
3. Filemon;
1 (satu) surat.
Jadi,
Rasul Paulus sebagai bapa rohani mengasuh tiga anak rohani yaitu; Timotius,
Titus, dan Filemon.
III. SECARA
KHUSUS KEPADA ORANG IBRANI; 1 (satu) surat.
Melalui 14 (empat belas) surat yang dituliskan oleh
Rasul Paulus ini, menjadi bukti bahwa Rasul Paulus, sebagai bapa rohani,
mengasuh dan merawati sidang jemaat, yang adalah anak-anak rohaninya.
Seorang gembala sidang yang bertugas untuk mengasuh dan
merawati sidang jemaat, ia tidak boleh lalai dengan tugas itu. Pendeknya:
Sidang jemaat berhak untuk memperoleh hak asuh dan hak rawat dari seorang
gembala sidang, dari seorang hamba Tuhan yang sudah ditetapkan dan yang sudah
menerima jabatan gembala. Dengan demikian, sidang jemaat, sebagai anak rohani
dari seorang gembala sidang, mendapat pertumbuhan rohani yang sehat.
Memang pertumbuhan rohani itu harus terjadi. Jangan
sampai kita mengalami seperti yang ditulis olah Rasul Paulus kepada orang
Ibrani, di dalam Ibrani 5: 12, “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi
diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu,
bukan makanan keras.”
Kalau ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan dari perkataan dan
perbuatan, tetapi karena kerohaniannya masih kerdil (kerohanian masih
kanak-kanak), mereka masih suka terhadap susu. Susu itu untuk bayi (kanak-kanak
rohani), bukan untuk orang dewasa.
Itu sebabnya, saya sampaikan di atas tadi: Sidang
jemaat berhak mutlak untuk mendapatkan hak asuh dan hak rawat dari seorang
gembala sidang, dari seorang hamba Tuhan yang ditetapkan oleh Tuhan, yakni;
seorang yang sudah menerima jabatan gembala, supaya sidang jemaat mengalami
pertumbuhan rohani yang sehat, berarti tidak kerdil.
Sekarang kita akan memperhatikan tentang: MENGASUH.
Kisah Para Rasul 7: 20-22
(7:20)
Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia
diasuh di rumah ayahnya. (7:21) Lalu
ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya
seperti anaknya sendiri. (7:22) Dan
Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam
perkataan dan perbuatannya.
Musa diasuh oleh puteri Firaun, lalu ia dididik dengan
segala hikmat orang Mesir.
Diasuh, berarti; anak memperoleh didikan yang baik dan
benar.
Ibrani 12: 5-6
(12:5)
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; (12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Menghajar dan menyesah adalah bentuk didikan dari Tuhan
kepada kita, sebagai orang yang dikasihi-Nya dan orang yang diakui-Nya sebagai
anak.
Maka, sidang jemaat sebagai anak-anak Tuhan, jangan
kita anggap enteng didikan Tuhan dan jangan putus asa dan kecewa apabila kita
diperingatkan-Nya.
Ibrani 12: 7
(12:7)
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak.
Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Didikan yang kita terima adalah tanda bahwa Tuhan
memperlakukan kita sebagai anak yang dikasihi-Nya.
Perlu untuk diketahui: Tidak ada anak yang tidak
dididik oleh ayahnya.
Ibrani 12: 8
(12:8)
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap
orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Kalau sidang jemaat bebas dari ganjaran, dengan lain
kata menolak didikan Tuhan, putus asa terhadap peringatan-peringatan Tuhan,
berarti dia bukan anak Tuhan, dia bukan orang yang diakui sebagai anak, melainkan
dia adalah anak-anak gampang, anak yang lahir di luar nikah, berarti; tidak
sah.
Jadi, orang yang diakui sebagai anak adalah orang yang
mau menerima didikan Tuhan.
Sebab itu, mari kita dengan rendah hati menerima
didikan ini, jangan kita merasa sudah mengerti firman Tuhan, tetapi kita harus
mau menerima peringatan-Nya, kita harus selalu menerima didikan Tuhan.
Menerima didikan bukan berarti karena kita tidak tahu
firman. Didikan itu memang harus terus berlangsung kepada seorang yang
diakui-Nya sebagai anak.
Lebih jauh kita melihat Ayub 5.
Ayub 5: 17
(5:17)
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu
janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Teguran demi teguran yang kita alami (yang kita
terima), itu semua merupakan didikan dari Yang Mahakuasa.
Jenis teguran itu banyak, misalnya; jatuh sakit,
tiba-tiba terjadi kecelakaan, bisnis usaha macet, tiba-tiba terjadi PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja), cukup lama menganggur, itu merupakan teguran demi
teguran / didikan Tuhan.
Teguran-teguran semacam ini bisa saja terjadi atas
seijin Tuhan, karena itu merupakan cara Tuhan mendidik manusia.
Sebab itu; jangan anggap enteng didikan Tuhan. Kalau
pun jenis-jenis teguran itu sedang terjadi dalam kehidupan kita, jangan lekas
putus asa dan kecewa.
Perhatikanlah apa yang sudah kita terima dari Tuhan
malam ini, supaya kita berlaku bijaksana, sehingga tidak terjadi lagi kegagalan
demi kegagalan.
Amsal 3: 11-13
(3:11)
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan
akan peringatan-Nya. (3:12) Karena
TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak
yang disayangi. (3:13) Berbahagialah
orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
Tuhan kembali menghimbau, supaya kita jangan menolak
didikan Tuhan dan jangan kita bosan akan peringatan-peringatan-Nya, sebab oleh karena
didikan Tuhan itulah seseorang mendapat hikmat dan memperoleh kepandaian.
Sama seperti orang yang sudah mengikuti jenjang
pendidikan;
- mulai dari
PAUD, TK, Sekolah Dasar (SD),
- meningkat
lagi pendidikannya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP),
- meningkat
lagi di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),
- meningkat
lagi sampai kepada Perguruan Tinggi.
Dengan mengikuti jenjang pendidikan ini, kita mendapat
hikmat dan memperoleh kepandaian.
Dengan mengikuti pendidikan, seseorang mendapatkan
kepandaian dan hikmat. Dengan mengikuti pendidikan, pasti ada sesuatu yang
sudah ia peroleh, baik itu kepandaian, baik itu hikmat atau pun pengetahuan,
dan lain sebagainya.
Sebab itu; pengalaman yang sedang terjadi, itu
merupakan guru yang terbaik, yang selalu mendidik kehidupan kita, sehingga kita
mendapatkan pengetahuan, mendapatkan kepandaian, mendapatkan hikmat dari sorga.
Kalau didikan itu dari Tuhan, maka kita mendapat hikmat
dari Tuhan. Kalau didikan itu dari bumi, maka kita mendapatkan pengetahuan dari
bumi. Itu sebabnya, seorang anak harus mengikuti pendidikan mulai dari
pendidikan dasar sampai tertinggi.
Kita semua sudah banyak menerima teguran-teguran, dan
jenis teguran itu berbeda-beda kepada setiap orang, dan itulah cara Tuhan
mendidik kita supaya mendapat hikmat dan kepandaian dari sorga, sebab itu;
jangan lekas bersungut-sungut, sebab sungut-sungut itu adalah suara daging dan
kebodohan.
Amsal 3: 14-15
(3:14)
karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi
emas. (3:15) Ia lebih
berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat
menyamainya.
Kelebihan dari hikmat dan kepandaian yang kita peroleh
dari Tuhan:
1.
Keuntungannya melebihi keuntungan perak.
2.
Hasil dari hikmat dan kepandaian melebih emas.
3.
Hikmat dan kepandaian lebih berharga dari
pada pertama.
4.
Apapun yang kita inginkan tidak dapat
menyamai hikmat dan kepandaian dari sorga.
Jangan kita anggap enteng didikan Tuhan. Jangan juga
kita putus asa dan kecewa kalau selalu diperingatkan, sebab dengan cara itulah
Tuhan mendidik kita, sehingga kita mendapat hikmat, kepandaian, serta pengetahuan
dari sorga, dan kita sudah melihat kelebihan-kelebihannya luar biasa.
Berbanding terbalik dengan orang bodoh: Bagi orang
bodoh, emas, perak, batu permata jauh lebih berharga dari pada didikan Tuhan.
Bagi orang bodoh, perkara lahiriah lebih berharga dari salib Kristus.
Tetapi bagi kita, hikmat dan kepandaian yang berasal
dari didikan Salib, jauh lebih berharga dari segala-galanya, tidak ada yang
menyamainya.
Mari kita lihat; PENGALAMAN DARI SI PENULIS AMSAL.
1 Raja-Raja 3: 5, 9-12
(3:5)
Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu
malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan
kepadamu." (3:9) Maka
berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan
bahwa Salomo meminta hal yang demikian. (3:11)
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal
yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa
musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, (3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan
sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati
yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang
pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti
engkau.
Salomo meminta hikmat dan pengertian, bukan meminta
yang lain-lain;
- dia tidak
meminta umur panjang dari Tuhan,
- dia tidak
meminta kekayaan dari Tuhan,
- dia tidak
meminta nyawa musuh dari Tuhan,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum /
menyelesaikan setiap masalah.
Inilah pengalaman Salomo yang ia tuangkan dan tuliskan
dalam Amsal 3.
Orang yang berhikmat, orang yang pandai, orang yang
memperoleh pengetahuan dari sorga, bagi dia, hikmat itu sendiri lebih berharga
dari emas, perak dan batu permata. Itu sebabnya ketika Tuhan menawarkan satu
permintaan, Salomo tidak meminta yang lain-lain, selain meminta hikmat dan
pengertian untuk memutuskan hukum.
Kegunaan
hikmat:
Dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.
Orang bodoh tidak dapat membedakan antara yang baik dan
yang jahat, sekalipun ia memperoleh emas, perak dan batu permata.
Hal-hal itu semua tidak dapat memberi pengertian, tidak
dapat mengajari kita untuk dapat mebedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Untuk apa kaya, tetapi tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
jahat? Orang semacam ini tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Betapa berharganya hikmat itu, sebab dengan demikian,
Salomo paham menimbang perkara untuk menghakimi dosa. Hanya orang yang
berhikmatlah dapat menimbang perkara untuk menghakimi setiap dosa.
Amsal 3: 16-18
(3:16)
Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan
dan kehormatan. (3:17)
Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera
semata-mata. (3:18) Ia menjadi pohon
kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan
disebut berbahagia.
Salomo tidak meminta kekayaan, Salomo tidak meminta
umur panjang, Salomo tidak meminta nyawa musuh, tetapi Salomo meminta hikmat
dari Tuhan, maka Tuhan memberikan hikmat kepada dia, dan oleh karena hikmat
inilah;
-
umur panjang ada di tangan kanannya.
- di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan
Kalau kita mengejar musuh, kita tidak akan mendapat
kehormatan. Kalau kita mengejar kekayaan, kita menjadi miskin. Kalau kita terus
berjuang dengan cara sendiri, melatih badani, kita tidak mendapat umur panjang,
tidak mendapat hidup kekal dari sorga. Kalau kita mengejar itu semua, justru
semua itu lari dari kita dan Tuhan jauh dari kehidupan kita.
Tetapi kalau kita mencari hikmat, maka umur panjang ada
di tangan kanannya. Kalau kita mengejar hikmat, di tangan kirinya kekayaan.
Kalau kita mengejar hikmat, di tangan kirinya ada kehormatan, musuh lari dari
kita.
Berlakulah bijaksana. Jangan anggap enteng didikan
Tuhan. Teguran-teguran yang sudah kita alami, jangan kita abaikan begitu saja,
kemudian jangan lekas-lekas putus asa ketika kita diperingatkan-Nya, supaya
dari didikan itu kita mendapat hikmat dan kepandaian, dan oleh karena hikmat
itu, maka umur panjang, kekayaan, kehormatan menjadi bagian kita.
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebaliknya, kalau kita mengejar uang,
uang akan lari, tetapi juga Kerajaan Sorga tidak kita dapatkan.
Itulah sebabnya saya fokus menyerahkan diri untuk
melayani Tuhan dalam penggembalaan ini, karena hikmat adalah kekayaan, di dalam
hikmat ada umur panjang dan kehormatan.
Mari kita doakan terus supaya Tuhan terus bukakan
rahasia firman-Nya, itulah hikmat sorgawi.
Kisah Para Rasul 7: 22
(7:22)
Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa
dalam perkataan dan perbuatannya.
Orang yang memiliki hikmat, berkuasa dalam perkataan
dan berkuasa dalam perbuatannya.
- Contoh perkataan yang berkuasa: Ya di atas ya,
tidak di atas tidak, sama dengan; berkata-kata dengan benar.
Kalau memang kita salah, kita akui salah,
jangan kita membenarkan diri karena gengsi, karena malu. Kalau kita tidak
mengakui dosa, kita jadikan Tuhan pendusta dan firman-Nya tidak ada dalam
kehidupan kita...1 Yohanes 2:8-10.
- Contoh perbuatan yang berkuasa: Menjadi surat
Kristus dan menjadi surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap
orang.
Jika berkuasa dalam perkataan dan berkuasa dalam
perbuatan, dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan.
Kita patut bersyukur atas setiap teguran-teguran,
semuanya itu merupakan didikan dari Tuhan, semuanya itu adalah pengalaman
hidup, dan pengalaman itu merupakan guru yang terbaik untuk mendidik kehidupan
kita, sehingga terjadilah pertumbuhan rohani yang sehat, hidup rohani kita
semakin dewasa, semakin bijaksana dalam
menjalankan roda kehidupan ke depan maupun dalam melayani pekerjaan Tuhan. Di
atas segalanya biarlah nama Tuhan yang dipermuliakan. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment