KEBAKTIAN PERSEKUTUAN: PENGAJARAN
PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) KARIMUN,
24 Juli 2019 (Sesi 1)
Tema: DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN (Kisah Para Rasul 13: 22)
Subtema: BERKENAN DI HATI TUHAN KARENA
DENGAR-DENGARAN.
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita,
memenuhi ruangan ini.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Oleh sebab
itu, mari kita mohon dengan segala kerendahan hati, kiranya Tuhan membukakan
firman-Nya, kemurahan hati-Nya bagi kita sekaliannya, supaya kehadiran kita
malam ini tidak menjadi sia-sia, seberapa pun kita yang hadir malam ini.
Saya
mengucap syukur berterimakasih kepada Tuhan; oleh karena perkenanan Tuhan, kita
telah dimungkinkan untuk melangsungkan Kebaktian Persekutuan Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) yang pertama kali diselenggarakan di Tanjung
Balai, Karimun ini, semua karena kemurahan Tuhan.
Kami dari
rombongan GPT “BETANIA” berjumlah 10 (sepuluh) orang bersama-sama melayani
dengan saudara di tempat ini, semua karena kemurahan Tuhan. Kami berangkat
pukul 02.30 WIB pagi tadi, Tuhan beri kesehatan, Tuhan beri kekuatan, fisik
yang prima, semua karena kemurahan Tuhan.
Saya juga
tidak lupa menyapa hamba-hamba Tuhan yang hadir, mulai dari Bp. Pdt. Sihombing,
pertemanan kami berlangsung sampai hari ini, di manapun kami berada, beliau
terus berada mendukung. Saya juga menyapa hamba-hamba Tuhan yang lain di
Tanjung Balai, Karimun; Bp. Pakpahan bersama ibu, serta di tengah-tengah kita
juga ada Pdt. El Roy Manalu, sahabat saya, juga bersama-sama malam ini Pdt.
Yohanes Suyatno, dan juga hamba-hamba Tuhan yang lain yang tidak bisa saya
sebut satu per satu, saya ucapkan terimakasih untuk perhatian saudara yang
terus bersama-sama di dalam melayani pekerjaan Tuhan ini.
Kita semua
saling melengkapi satu dengan yang lain. Saya tidak merasa lebih dari saudara,
tetapi kita masing-masing diperlengkapi oleh Tuhan sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan bagi kita.
Terimakasih
kepada panitia GSJP di Tanjung Balai, Karimun yang sudah menyelenggarakan acara
ini, Tuhan memberkati saudara, Tuhan membalaskan berlipat-lipat ganda.
Tema yang
akan kita perhatikan malam ini, sudah terpampang di hadapan saudara, yaitu dari
Kisah Para Rasul 13: 22, “Aku
telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku”.
Kisah Para
Rasul 13: 22
(13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat
Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah
mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang
melakukan segala kehendak-Ku.
Singkatnya:
Daud berkenan di hati Tuhan.
Berkaitan
dengan itu, segera saja kita melihat; PERISTIWA BAGAIMANA DAUD BETUL-BETUL
BERKENAN DI HATI TUHAN.
1 Samuel 16:
1, 3, 5-13
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah
Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan
pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara
anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." (16:3) Kemudian undanglah Isai ke
upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus
kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu." (16:5) Jawabnya: "Ya, benar! Aku
datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan
datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan
Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara
pengorbanan itu. (16:6) Ketika
mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di
hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan
yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi TUHAN melihat hati." (16:8)
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi
Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama
lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:10) Demikianlah Isai menyuruh
ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai:
"Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." (16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu
semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari." (16:12) Kemudian
disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya
elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah
dia." (16:13) Samuel mengambil
tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah
saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.
Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Dari semua
anak-anak Isai, Daudlah yang dipilih Tuhan menjadi raja atas Israel.
Kita baca
kembali ayat 6-9.
1 Samuel 16:
6-9
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat
Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri
yang diurapi-Nya." (16:7)
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau
perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia
yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati." (16:8) Lalu Isai
memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel
berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel
berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
Awalnya Isai
memperlihatkan ketiga anak-anaknya yang tertua;
-
Yang pertama; Eliab.
- Yang kedua; Abinadab.
-
Yang ketiga; Syama.
Lalu Samuel
berpikir bahwa Tuhan akan memilih salah satu dari ketiganya, tetapi
kenyataannya: Tuhan menolak ketiga-tiganya, bahkan sampai kepada anak Isai yang
ketujuh. Mengapa demikian? Sebab manusia melihat apa yang di depan mata, yaitu
paras yang menarik (rupawan), dan melihat perawakan yang tinggi, terlihat
gagah, hebat dan kuat, tetapi Tuhan melihat hati.
Pendeknya:
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah.
Sebelumnya,
Daud tidak masuk hitungan, sebab yang dikuduskan tadi hanyalah anak pertama
sampai anak ketujuh, Daud tidak ada di situ. Tetapi justru pilihan itu jatuh
kepada Daud.
Pertanyaannya:
MENGAPA DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN? MENGAPA TUHAN MEMILIH DAUD?
Kisah Para
Rasul 13: 22
(13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah
mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku
telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan
segala kehendak-Ku.
Kalau Daud
berkenan di hati Tuhan, itu karena “Daud melakukan segala kehendak Tuhan”,
dengan lain kata; mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan.
Jadi, bukan
karena pekerjaan kita banyak, bukan karena persembahan dan korban kita banyak,
bukan, tetapi karena dia melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
1 Samuel 13:
14
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan
tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah
menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa
yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Tuhan
memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan Tuhan menunjuk dia menjadi raja
atas umat-Nya, yaitu Daud.
Samuel
mengatakan hal itu kepada Saul, karena Saul tidak mengikuti apa yang
diperintahkan Tuhan kepadanya.
Sekarang
kita akan memeriksa; APA YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA SAUL?
Ada dua perintah Tuhan kepada Saul.
YANG
PERTAMA.
1 Samuel 10:
1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi
minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata:
"Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?
Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya
dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN
telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:
Saul diurapi
untuk menjadi raja atas umat Israel, maka sebagai yang diurapi, sebagai tampuk
pimpinan, Saul harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan Israel dari tangan
musuh-musuh di sekitarnya.
1 Samuel 10:
8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului
aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari
lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang
harus kaulakukan."
Setelah
diurapi, selanjutnya Samuel memerintahkan Saul untuk pergi ke Gilgal dan ia
akan menunggu Samuel tujuh hari lamanya, sebab Samuel akan mempersembahkan
korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Tujuannya:
Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Saul di dalam rangka
penyelamatan umat Israel atas musuh-musuh di sekitarnya.
Ini adalah
perintah yang pertama yang harus dilakukan oleh Saul. Itulah tugas seorang
pemimpin, tampuk pimpinan; bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat-Nya dari
musuh-musuh di sekitarnya, itu sebabnya Tuhan mengurapi Saul.
Pendeknya:
Di dalam 1 Samuel 10: 8, Saul menerima perintah/Saul mendapat perintah
dari Samuel.
Sekarang,
mari kita melihat; PELAKSANAANNYA.
1 Samuel 13:
5-9
(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul
untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang
pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka
bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:6) Ketika dilihat orang-orang
Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab rakyat memang terdesak -- maka larilah
rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; (13:7) malah ada orang Ibrani yang
menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul
masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar. (13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya
sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang
ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (13:9) Sebab itu Saul berkata:
"Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia
mempersembahkan korban bakaran.
Saul tidak
menunggu Samuel, sebaliknya; Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan itu kepada Tuhan. Berarti Saul tidak mengikuti apa yang
diperintahkan Tuhan kepadanya, Saul tidak melakukan kehendak Allah, menunjukkan
bahwa; Saul tidak dengar-dengaran.
“Kalau seorang imam, seorang pelayan Tuhan
(hamba Tuhan) tidak dengar-dengaran di hadapan Tuhan, maka ia suka mendahului
kehendak Tuhan.”
Sementara
keberhasilan dari seorang pelayan Tuhan (hamba Tuhan) tidak dilihat dari
pekerjaannya yang banyak, tidak dilihat dari korban dan persembahannya yang
banyak, tetapi letak keberhasilan dari seorang hamba Tuhan, (seorang pelayan
Tuhan/seorang imam) di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan adalah
dengar-dengaran.
Biar seorang
imam melakukan banyak pekerjaan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi
jikalau ia tidak memiliki roh dengar-dengaran, ia tidak berkenan di hati Tuhan.
Hosea 8: 1
(8:1) Tiuplah sangkakala! Serangan laksana
rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku
dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
Bangsa
Israel melangkahi perjanjian Tuhan dan mendurhaka terhadap
pengajaran Tuhan, dengan lain kata; bangsa Israel tidak dengar-dengaran.
Hosea 8: 2-3
(8:2) Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya
Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!" (8:3) Israel telah menolak yang baik -- biarlah musuh mengejar
dia!
Kalau tidak
dengar-dengaran, biar kita berseru-seru; Tuhan tidak akan mendengar seruan doa.
Sidang
jemaat juga harus perhatikan firman ini dengan sungguh-sungguh. Firman ini
bukan hanya untuk hamba Tuhan, tetapi juga kepada setiap kita yang hadir malam
ini.
Hosea 8: 4
(8:4) Mereka telah mengangkat raja,
tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi
dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat
berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.
Perhatikan
kalimat:
-
Bangsa Israel telah mengangkat raja, tetapi
tanpa persetujuan Tuhan.
-
Bangsa Israel mengangkat pemuka, tetapi
tanpa setahu Tuhan.
Mengapa
demikian? Karena mereka tidak dengar-dengaran.
Orang yang
tidak dengar-dengaran; suka mendahului kehendak Tuhan.
Jangan kita
ukur kelayakan pelayanan kita dengan persembahan yang banyak. Yang pasti, jika
seorang hamba Tuhan tidak
dengar-dengaran, sebanyak apapun korban yang telah dipersembahkan, ia tidak
berkenan kepada Tuhan, sehingga Saul pun tidak berkenan di hati Tuhan.
Malam ini
secara khusus kita akan melihat PRIBADI SAUL, sebagai perbandingan dari pribadi
Daud sebagai pribadi yang berkenan di hati Tuhan.
Hosea 8: 11
(8:11) Sungguh, Efraim telah memperbanyak
mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
“memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu
menjadikan mereka berdosa”, artinya; pelayanan yang banyak justru
memperbanyak dosa, kalau seorang hamba Tuhan tidak dengar-dengaran.
Ayo, kita
belajar dari apa yang sudah kita dengar malam ini. Biarlah sudut pandang, cara
berpikir, mindset yang lama,
diubahkan oleh firman Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Mari kita
kembali membaca 1 Samuel 13.
1 Samuel 13:
10-13
(13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban
bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi
salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata
Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku
melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada
waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di
Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar
lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum
memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu
mempersembahkan korban bakaran." (13:13)
Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Samuel
memerintahkan Saul untuk pergi ke Gilgal, dan ia akan menunggu Samuel tujuh
hari lamanya, sebab Samuel akan mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan kepada Tuhan, tujuannya; untuk mengetahui kehendak Tuhan di dalam
rangka menghadapi Filistin, musuh-musuh di sekitarnya.
Berarti;
kita tidak bisa menghadapi musuh dengan mengandalkan kemampuan kita.
Sekarang
kita melihat Keluaran.
Keluaran 28:
30
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan
keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di
atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap
membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.
Urim dan Tumim,
dua batu undian, ada dalam tutup dada pernyataan keputusan pada baju efod yang
dipakai oleh seorang imam besar. Kegunaannya: Untuk mencari kehendak Tuhan.
Berarti
ketika Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan, menunjukkan bahwa Saul megabaikan Urim dan Tumim, dengan kata
lain; mengabaikan kehendak Tuhan. Orang yang mengabaikan kehendak Tuhan; ia
lebih suka mengandalkan kemampuannya, kekuatannya, pengertiannya, seperti Saul.
Berarti,
hukum Taurat itu sangat melekat sekali di dalam dirinya, dengan demikian; Saul
tidak hidup di dalam kasih karunia dan kemurahan Tuhan.
Hukum
Taurat, menunjuk; perjanjian yang pertama, artinya; ibadah dan pelayanan yang
dijalankan bersifat Taurat atau bersifat lahiriah.
Contoh
ibadah Taurat: mulut memuliakan Tuhan, mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya
jauh dari Tuhan, sama dengan; tubuh jasmani dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi
manusia batiniahnya (manusia dalamnya, manusia rohaninya) tidak dipersembahkan
kepada Tuhan.
Lebih jauh
kita melihat tentang; URIM & TUMIM.
Keluaran 28:
30
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan
keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di
atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap
membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.
Posisi dari
Urim dan Tumim ada di atas jantung imam besar, dan imam besar itu harus tetap
membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya di hadapan Tuhan.
Yesus, Anak
Allah, Dia Imam Besar yang telah mengadakan pendamaian terhadap dosa. Kemudian
seorang prajurit menombak lambung Yesus
sampai menembusi jantungnya, segera mengalir keluar darah dan air.
Seorang imam
besar, seorang hamba Tuhan membawa keputusan untuk sidang jemaat di atas
jantungnya.
Tetapi tadi
kita melihat: Saul menganggap enteng kehendak Tuhan, dia lebih mengandalkan
kekuatannya di dalam melayani pekerjaan Tuhan, sehingga Saul tidak berkenan di
hati Tuhan. Sekalipun pekerjaannya banyak, korban dan persembahannya banyak,
tetap saja Saul tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Dia berpikir
setelah dia melakukan pekerjaan yang banyak itu, sebagaimana dengan apa yang
kita kerjakan malam ini, kita merasa kita sudah hebat, tetapi kalau kita tidak
dengar-dengaran, Samuel berkata: “Perbuatanmu itu bodoh”, apa yang engkau
lakukan itu tidak ada artinya.
Ketika Saul
mengabaikan kehendak Tuhan, menunjukkan bahwa; Saul mengabaikan Yerusalem baru,
kota segiempat, sebab tutup dada pernyataan keputusan itu bentuknya segiempat,
di situlah ditaruh Urim dan Tumim di atas jantung hati seorang imam besar itu.
Mengabaikan Yerusalem baru, kota segiempat, selama seribu tahun berada pada
Allah, dekat dengan hati-Nya, kelak turun ke atas bumi yang baru, sesuai dengan
Wahyu 21: 2, 9-10.
Pendeknya:
Saul bukanlah jantung hati Tuhan, dengan lain kata; Saul tidak berkenan di hati
Tuhan.
Ciri-ciri tidak berkenan di hati Tuhan.
1 Samuel 13:
5-6
(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul
untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang
pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka
bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:6) Ketika dilihat orang-orang
Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab rakyat memang terdesak --
maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan
perigi;
1 Samuel 13:
11-12
(13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah
kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu
berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah
ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar
lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan
belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan
korban bakaran."
Saul
bertindak sesuai dengan apa yang dia lihat dan apa yang dipikirkan oleh manusia
daging.
Saul tidak
melihat (tidak memandang) kepada salib dan tidak memikirkan hati Tuhan.
Itu yang
membuat kita (orang Kristen) menjadi gagal; tidak dengar-dengaran.
Memang tadi
kita melihat bahwa musuh yang dihadapi Israel sebanyak pasir di tepi laut;
menakutkan. Tetapi untuk menghadapi yang menakutkan ini tidak boleh menggunakan
mata dan pikiran manusia daging. Kalau kita menggunakan mata dan pikiran, serta
hati manusia daging, itu yang akan membuat kita ragu dan goyah.
Sebenarnya,
di dalam melayani Tuhan; kita harus memikul salibnya dan senantiasa
menyenangkan hati Tuhan.
Tetapi Saul
justru hidup menurut perasaan manusia daging dengan segala egoismenya.
1 Samuel 13:
13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu
itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang
diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas
orang Israel untuk selama-lamanya. (13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang
yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas
umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN
kepadamu."
Akhirnya:
Tuhan tidak mengokohkan kerajaan Saul atas Israel, dan di sisi lain; Tuhan
telah memilih Daud menjadi raja atas Israel.
Kalau tidak
dengar-dengaran; seorang hamba Tuhan telah ditolak oleh Tuhan sekalipun dia
tetap melayani Tuhan.
Di pasal
13, Saul telah ditolak. Tetapi jika kita melihat sampai pasal 17 pun, saat
peperangan antara Israel dengan Goliat (Filistin), Saul masih tetap menjadi
raja, tetapi sebetulnya Tuhan sudah memilih Daud.
Jadi, kalau
kita tidak dengar-dengaran di dalam melayani Tuhan, Tuhan sebetulnya sudah
menolak, sekalipun kita masih tetap berada di tengah-tengah ibadah pelayanan
itu.
Hal ini harus diperhatikan, harus dicamkan
dengan baik: Ukuran kelayakan kita untuk layak melayani Tuhan, bukan dari
pengertian kita.
Sebetulnya,
TUHAN TELAH MEMBERI JAMINAN KEPADA SAUL. Mari kita selidiki hal ini.
1 Samuel 10:
1B
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi
minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata:
"Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?
Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan
menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu,
bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri: (10:2) Apabila engkau pada hari ini
pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di
dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu:
Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak
memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu,
katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu? (10:3) Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke
pohon tarbantin Tabor, maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang
laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel; seorang membawa tiga ekor anak
kambing, seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur. (10:4) Mereka akan memberi salam
kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari
mereka. (10:5) Sesudah itu engkau
akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin. Dan
apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan
nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan
kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi.
Tanda bahwa Tuhan telah mengurapi Saul
sebagai raja, sebagai jaminan Allah bagi Saul.
TANDA
PERTAMA: Saul merasakan kuasa dari kasih Allah, sebab ayah Saul tidak
memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi kuatir mengenai Saul (ayat 2). Ini
adalah KASIH BAPA.
TANDA KEDUA:
Saul merasakan kuasa dari FIRMAN ALLAH, sebab Saul telah menerima dua ketul
roti (ayat 3-4)
Dua ketul
roti, menunjuk; pemecahan roti sebanyak dua kali dalam Perjanjian Baru.
-
Pemecahan roti yang pertama: Lima roti dan dua ikan
untuk lima ribu orang, sisa dua belas bakul.
-
Pemecahan roti yang kedua: Tujuh roti dan beberapa
ikan untuk empat ribu orang, sisa tujuh bakul potongan roti.
Wujud
pemecahan roti:
-
Wujud dari pemecahan roti yang pertama: Yesus, Anak
Allah, menderita sengsara di atas kayu salib.
Tujuan dari sengara
salib:
1. Dosa kita
ditanggung-Nya.
2. Kuasa Iblis
telah dipatahkan, sebab Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di
atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu.
3. Musuh yang
terakhir telah Ia kalahkan, yaitu maut.
-
Wujud pemecahan roti yang kedua: Yesus datang pada kali
yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang sempurna.
Angka lima pada
pemecahan roti yang pertama, menunjuk; korban Kristus.
Angka tujuh pada
pemecahan roti yang kedua, menunjuk; kesempurnaan.
Lewat
Pengajaran Mempelai inilah, kita
mengerti wujud pemecahan roti yang pertama dan wujud dari pemecahan roti yang
kedua, dan kalau kita sudah mengerti wujud kedua pemecahan roti ini, mengapa kita ragu lalu akhirnya bertindak
dengan kemampuan kita sendiri?
TANDA
KETIGA: Saul merasakan kuasa dari ROH TUHAN sebab Saul akan kepenuhan
bersama-sama dengan para nabi itu (Ayat 5)
Tanda
kepenuhan itu; berubah menjadi manusia lain. Manusia lain, artinya; manusia
dengan tabiat Ilahi, itulah pribadi Yesus Kristus.
Selanjutnya
kita perhatikan ayat 7.
1 Samuel 10:
7
(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah
apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.
Apabila
ketiga tanda itu terjadi kepada Saul, Samuel berkata: “lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu”, artinya; apa saja
yang dapat kita kerjakan, kita kerjakan saja untuk Tuhan, sebab Allah akan
menyertai kita dengan ajaib.
Tuhan akan
menyertai secara ajaib apa saja yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan, asal
terlebih dahulu dengar-dengaran dan tiga tanda ini ada dalam kehidupan kita.
Hal inilah yang membuat saya juga berani datang ke tempat ini. Semata-mata
bukan karena keinginan saya, tetapi Tuhan taruh suatu beban di bahu saya untuk
saya pikul bersama-sama dengan panitia penyelenggara di tempat ini.
Tetapi
sayang, semua yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia diabaikan oleh Saul,
akhirnya Tuhan menolaknya, Saul tidak berkenan di hati Tuhan.
Kita sudah
melihat, bahwa; Saul mengabaikan perintah Tuhan yang pertama, sekarang kita
akan melihat perintah Tuhan yang kedua; apakah Saul akan melakukannya
atau justru menolaknya juga?
Ada dua perintah Tuhan kepada Saul.
YANG KEDUA.
1 Samuel 15:
1-3
(15:1) Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku
telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel,
umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN. (15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa
yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek
menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah
orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas
kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan,
kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun
keledai."
Sebetulnya
Saul sudah ditolak oleh Tuhan di saat Saul menolak perintah Tuhan yang pertama,
namun di sini kita melihat Samuel berkata kepada Saul: “Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas
Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN”
Berarti,
Tuhan masih tetap berkemurahan kepada Saul. Berarti, sabarnya Tuhan dengan luar
biasa masih berlaku atas Saul.
Demikian
juga kepada kita; kesabaran Tuhan juga masih berlaku kepada kita masing-masing
sampai malam ini. Jangan abaikan itu.
Perintah
berikutnya yang harus dikerjakan oleh Saul:
-
Menumpas habis orang Amalek, mulai dari rajanya
sampai rakyaknya, baik laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak
yang menyusu,
-
sampai menumpas habis ternak mereka tanpa
mengenal belas kasihan.
Tuhan masih
memberikan kesempatan kepada Saul. Kepercayaan itu masih berlaku atas Saul,
suatu kesempatan yang harus kita gunakan.
Keluaran 17:
14
(17:14) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan
ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan
kepada Amalek dari kolong langit."
Untuk
memasuki tanah perjanjian sebagai milik pusaka mereka, maka bangsa Israel akan;
“menghapuskan sama sekali ingatan kepada
Amalek dari kolong langit”
Itu perintah
Musa kepada Yosua, dan itu juga yang diperintahkan Samuel kepada Saul.
Lebih jauh
kita melihat tentang perintah ini.
Ulangan 25:
17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang
Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; (25:18) bahwa engkau didatangi mereka
di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam
mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan
Allah.
Orang Amalek
menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun, dan semua orang
lemah pada barisan belakang bangsa Israel dihantam oleh Amalek.
Barisan
belakang, menunjuk; orang yang letih lesu, berbeban berat. Tuhan sangat
memperhatikan orang yang kecil dan hina, Tuhan sangat memperhatikan hamba Tuhan
yang mau memikul salibnya.
Tetapi
justru yang kecil dan hina itu dihantam oleh orang Amalek, itulah sebabnya
perintah ini harus dilaksanakan oleh Saul.
Tadi kita
sudah melihat perintah, sekarang mari kita lihat; PELAKSANAANNYA.
1 Samuel 15:
7-9
(15:7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai
dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir. (15:8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi
segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang. (15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing
domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak
domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya
itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang
ditumpas mereka.
Saul
membiarkan Agag, raja Amalek, hidup, tetapi rakyatnya ditumpas dan mengambil
binatang yang berharga dan tambun, tetapi binatang yang tidak berharga ditumpas
habis. Berarti, Saul setengah hati melaksanakan firman itu.
Berdasarkan
perintah Tuhan:
-
Agag, raja Amalek, hingga semua rakyatnya harus
ditumpas habis.
-
Binatang yang tambun maupun yang kurus bangunnya juga
harus ditumpas habis.
Tetapi justru
yang terjadi:
-
Saul menyelamatkan Agag, raja Amalek, tetapi menumpas
segenap rakyat Amalek.
-
Saul membiarkan rakyat itu mengambil binatang yang
tambun dan menumpas yang kurus.
Inilah tanda
bahwa Saul setengah hati dalam melakukan firman.
1 Samuel 15:
10-11
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel,
demikian: (15:11) "Aku
menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik
dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah
Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
Pendeknya:
Saul tidak melaksanakan firman Tuhan, sehingga;
-
Tuhan menyesal menjadikan Saul raja.
-
Tidak berhenti sampai di situ: “Maka sakit hatilah Samuel”
Tetapi
Samuel juga manusia yang masih punya rasa. Jadi, kalau kita menyakiti hati
seorang hamba Tuhan (gembala sidang), saya kira hamba Tuhan masih punya rasa
yang bisa sakit hati. Hati-hati, sebab Yesus adalah Gembala Agung.
1 Samuel 15:
17
(15:17) Sesudah itu berkatalah Samuel:
"Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri,
telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi
engkau menjadi raja atas Israel?
Samuel
berkata kepada Saul: “Bukankah engkau,
walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri”
Saul sendiri
yang mengatakan hal itu -- dalam 1
Samuel 9: 21 -- waktu dia hendak diurapi: “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan
bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin?”
Dahulu Saul
rendah hati, tetapi setelah menjadi raja tidak lagi rendah hati (lupa diri),
maka pernyataan itu diingatkan kembali oleh Samuel.
Dari awal
melayani kita rendah hati dan selamanya tetap rendah hati. Orang kecil, orang
hina, diangkat menjadi raja, imam, melayani Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan
harus dengan rendah hati. Malam ini Tuhan ingatkan kita semua kembali akan hal
ini.
Sebetulnya
Saul berasal dari suku Benyamin, suku yang paling kecil dan hina, tetapi Tuhan
mengangkat Saul menjadi kepala atas 12 (dua belas) suku Israel. Kemudian, Tuhan
telah mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, artinya; Saul harus bertanggung
jawab untuk menyelamatkan umat Israel dari tangan-tangan musuh di sekitarnya.
Itu harus dia ingat, tidak boleh lupa dengan perjanjian semula.
1 Samuel 15:
18-19
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan
pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek,
berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (15:19) Mengapa engkau tidak
mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan
apa yang jahat di mata TUHAN?"
Saul tidak
melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya, sama artinya; tidak
dengar-dengaran.
Pendeknya,
kembali lagi Saul tidak dengar-dengaran
1 Samuel 15:
20-21
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku
memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh
TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu
sendiri telah kutumpas. (15:21)
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Tanda apabila seseorang tidak
dengar-dengaran
1.
Suka
membenarkan dirinya.
Saul merasa
mendengar suara Tuhan, dan berkata: “Aku
memang mendengarkan suara TUHAN”.
Tidak
dengar-dengaran, tetapi merasa dengar-dengaran. Banyak imam-imam yang seperti
ini, banyak anak Tuhan seperti ini, banyak juga hamba Tuhan seperti ini.
2. Suka berdalih atau mencari alasan.
Satu kali kita
beralasan, besok Setan akan menyediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat,
lebih benar, dan lebih masuk akal, oleh sebab itu; jangan suka mencari alasan,
baik terhadap gembala, baik terhadap siapa saja. Kalau ya katakan: ya, kalau
tidak katakan: tidak.
1 Samuel 15:
22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN
itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti
kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih
baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari
pada lemak domba-domba jantan.
Samuel
berkata kepada Saul: “Apakah TUHAN itu
berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada
mendengarkan suara TUHAN?” Jawabnya: Tidak sama.
Sebab yang
membuat kita berkenan kepada Tuhan ialah kalau kita memiliki roh dengar-dengaran.
Sesungguhnya;
-
“mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan”
Dengar-dengaran itu
lebih baik dari pada korban sembelihan (itulah jiwa yang hancur, hati yang
patah dan remuk). Walaupun jiwa hancur, hati patah dan remuk, namun itu tidak
menjadi berarti kalau tidak dengar-dengaran.
- “memperhatikan lebih baik dari pada lemak
domba-domba jantan”
Lemak itu bagaikan
memuji Tuhan dengan luar biasa, tetapi tidak ada artinya memuji Tuhan dengan
luar biasa (kegirangan) kalau tidak memperhatikan firman Tuhan. Biarpun
seseorang hingga meloncat-loncat saat memuji Tuhan, tetapi jika ia tidak mau
dengar firman Tuhan, tidak mau memperhatikan firman Tuhan, semuanya menjadi
tidak berarti.
Malam ini
kita sudah diluruskan oleh Tuhan. Jangan ikuti cara Saul yang membenarkan diri
dan mencari alasan, dengan berkata: “Aku
memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN
kepadaku”.
Tetapi
biarlah kita berjuang untuk mempertahankan roh dengar-dengaran dan
memperhatikan firman Tuhan.
1 Samuel 15:
23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama
seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah
berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia
telah menolak engkau sebagai raja."
Ada dua hal
yang harus diketahui di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.
1.
Pendurhakaan (pemberontakan)
setara dengan dosa bertenung.
Bertenung, artinya;
mencari petunjuk dari roh-roh atau arwah-arwah, mencari petunjuk kepada yang
bukan dari Tuhan, seperti paranormal, kartu-kartu, dan lain sebagainya.
Hati-hati. Jangan asal enak saja melayani pekerjaan Tuhan.
2. Kedegilan (kekerasan
hati) setara dengan dosa menyembah berhala dan terafim.
Degil (keras hati)
sama seperti tanah yang berbatu-batu. Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu, dia tumbuh sebentar saja, mengapa? Karena tidak berakar, tanahnya
sedikit sekali. Ketika ada ujian, dia murtad, karena benih firman itu tumbuh,
namun tidak berakar di hatinya, sehingga tidak bertahan saat ujian datang.
Menomorsatukan keras
hati dari pada firman Tuhan, itu adalah berhala.
Ini harus
diperhatikan oleh kita semua yang hadir, di dalam melayani pekerjaan Tuhan,
supaya dengan demikian kita dapat mengetahui; mana yang murni dan mana yang
tidak murni. Jangan kita berkata: “Saya
murni dan engkau tidak murni”, tetapi biarlah firman itu yang menunjuk hati
nurani kita, membuktikan; mana yang murni dan mana yang tidak murni.
Maka ketika
Saul membenarkan diri, Samuel tahu. Jadi, Tuhan tahu mana yang murni dan mana
yang tidak murni, mana yang berkenan di hati Tuhan dan mana yang tidak berkenan
di hati Tuhan.
Sekalipun
Daud tidak terkenal, di sisi lain Saul terkenal dan berkenan di hati Tuhan.
Bukan karena dia terkenal, maka dia berkenan, tidak, dan belum terkenal, masih
disembunyikan, maka tidak berkenan, tidak, itu salah.
Ukurannya
adalah Tuhan, ukurannya adalah firman. Milikilah hati nurani yang baik, itu
adalah alarm terakhir. Pertahankan hati nurani, hati kecil ini. Kalau memang
salah katakan: Ya, salah, kalau
memang benar, katakan: Ya, benar,
akui saja. Tidak ada artinya terlihat gagah oleh mata manusia, tetapi tidak
diakui Tuhan.
1 Samuel 15:
23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti
dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau
sebagai raja."
Biar
melayani pekerjaan Tuhan dengan jerih lelah tetapi kalau tidak dengar-dengaran;
ia ditolak oleh Tuhan.
Itulah ending, akhir dari pelayanan Saul di
hadapan Tuhan; berakhir dengan ironis. Diawali dengan Roh, namun diakhiri
dengan daging.
Kesimpulannya:
Karena Saul menolak firman Tuhan, maka Tuhan menolak Saul sebagai raja.
1 Samuel 15:
24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku
telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi
aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Setelah
Tuhan menolak Saul menjadi Raja, berkatalah Saul kepada Samuel “Aku telah berdosa.”
Padahal tadi
Samuel sudah menunjuk dosanya karena -- Saul
membiarkan Agag, raja Amalek hidup dan mengambil jarahan yang tambun,
membinasakan yang kurus bangunnya --, tetapi Saul masih mengelak, masih
berdalih, dan masih membenarkan diri. Tetapi ketika Samuel berkata: “Ia telah menolak engkau sebagai raja”,
barulah Saul mengaku dosanya. Ini adalah
suatu kekeliruan yang seharusnya tidak perlu terjadi, sebab pengakuan dosa Saul
ini terlambat.
Kepercayaan
Tuhan adalah kesempatan, oleh sebab itu; gunakanlah dengan baik selagi masih
ada kesempatan.
Saya pun
menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan itu. Karena saya pernah menyakiti
hati Tuhan, maka saya gunakan kesempatan itu dengan baik. Tuhan baik kepada
kita semua, sebab kita masih diberi kesempatan.
-
Isteri yang kurang tunduk, masih diberi kesempatan
untuk berubah.
- Suami yang
berlaku kasar, masih diberi kesempatan untuk mengasihi isteri.
- Anak yang
masih kurang hormat kepada orang tua, masih diberi kesempatan.
-
Imam-imam yang kurang sungguh-sungguh melayani
pekerjaan Tuhan, juga masih diberi kesempatan.
Tuhan Yesus
baik. Tuhan mendidik kita dengan segala
kesabaran-Nya. Dia memang yang melukai, tetapi ia juga yang membebat kita.
Sebetulnya
Saul tidak takut kepada Tuhan, tetapi takut kepada rakyatnya. Selanjutnya
berkata; “sebab telah kulangkahi titah
TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku
mengabulkan permintaan mereka.”
Banyak model
hamba Tuhan seperti ini; takut sidang jemaat kabur sebab perpuluhannya besar.
Jangan takut terhadap jemaat yang miskin
dan kaya. Jangan takut, sebab kita ini melayani Tuhan, bukan melayani manusia.
1 Samuel 15:
25-26
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah
bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada
TUHAN." (15:26) Tetapi jawab
Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau,
sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau,
sebagai raja atas Israel."
Seharusnya,
yang benar adalah; dengan atau tanpa Samuel, Saul harus tetap menyembah Allah,
tetapi di sini kita melihat Saul berkata: “kembalilah
bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN”
Pendeknya:
Saul menyembah Allah karena ada maunya, karena ada kepentingannya, dan ini
adalah suatu kesalahan.
1 Samuel 15:
27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka
Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. (15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan
dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah
memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.
Saul
mengoyakkan punca jubah Samuel, seperti itulah akhirnya Tuhan mengoyakkan
kerajaan Israel atas Saul. Habis sudah kepercayaan Tuhan.
Di bawah
punca jubah itu ada bergantung giring-giring dan buah delima, namun itu
terkoyak, berarti;
- Sudah
habis kesempatan untuk bergantung kepada Tuhan.
- Sudah
habis kesempatan untuk menikmati pelayanan imam besar. Habis sudah, tidak
diberi kesempatan.
Sekarang
ini, kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan melayani, sebagai panjang
sabarnya Tuhan. Marilah kita manfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan ini.
1 Samuel 15:
30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa;
tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para
tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan
aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."
Untuk yang
kedua kali Saul meminta supaya Samuel tetap bersama dengan Saul, supaya ia
tetap menyembah kepada Tuhan.
Tetapi ada
lagi yang paling menggelikan di hati, Saul berkata: “tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua
bangsaku dan di depan orang Israel”, ini menunjukkan bahwa; Saul gila
hormat.
Hati-hati
yang melayani dengan gila hormat. Layanilah Tuhan tanpa kepentingan ini dan
itu. Dengan adanya atau tidak adanya Samuel, Saul dan kita harus tetap
menyembah Tuhan Allah yang hidup tanpa syarat.
1 Samuel 15:
31
(15:31) Sesudah itu kembalilah Samuel
mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN.
Lalu
kembalilah Samuel, dan Saulpun sujud menyembah kepada Tuhan.
Di pihak
lain, Samuel kembali, tetapi bukan karena Saul, namun dia ingin menggenapi
perintah Tuhan.
1 Samuel 15:
32-33
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari
Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab
pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat." (15:33) Tetapi kata Samuel:
"Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah
ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel
mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
" Sesudah itu Samuel mencincang Agag
di hadapan TUHAN di Gilgal.” Karena Saul tidak menggenapi firman Tuhan,
maka Samuellah yang menggenapi firman Tuhan. Maka kalau kita perhatikan 1 Samuel 3: 19, “Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari
firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.” Tidak ada satupun firman yang
gugur dalam hidup Samuel, dia genapi semua firman untuk menghapuskan ingatan
kepada Amalek dari kolong langit.
Semua yang
menghalangi perjalanan rohani kita dalam memikul salib harus dihapuskan.
Genapilah firman dalam diri kita masing-masing. Tidak ada satu pun dari ayat
firman ini yang gugur, seperti pribadi Samuel yang semakin besar dan semakin
nyata pemakaian Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang