IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 SEPTEMBER 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 167)
Subtema: RAHASIA TERBESAR ADALAH MEGA PROYEK ALLAH.
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena Tuhan berkemurahan bagi kita.
Saya tidak
lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, pemuda remaja, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun kita
berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Segera kita terima
firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dengan segala kerendahan
hati, dengan segala kelemahlembutan dari STUDY
YUSUF.
Kejadian 41:
50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh
Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51)
Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku." (41:52) Dan
kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya:
"Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang 7 (tujuh) tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki.
-
Yang sulung bernana Manasye.
-
Anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya,
kita akan menyimak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut,
dimulai dari anak yang sulung, yaitu; MANASYE.
Manasye,
artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara,
yaitu:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Kita masih
memperhatikan tentang; KESUKARAN YUSUF.
Adapun
kesukaran Yusuf dibagi dalam 3 (tiga) fase.
- Fase yang
pertama: Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya (Kejadian
37).
- Fase yang
kedua: Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: Ketika Yusuf berada di dalam
penjara (Kejadian 40).
Kita masih
berada pada FASE YANG KEDUA, yaitu: “Pada
saat Yusuf tinggal di rumah Potifar.”
Kejadian 39:
4-5
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia
boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala
miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala
miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf,
sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di
rumah maupun yang di ladang.
Rumah dan
segala milik Potifar diserahkan kepada kekuasaan Yusuf, sehingga berkat Tuhan
ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Singkatnya:
Jika Pengajaran Mempelai dibiarkan turut campur dalam urusan rumah tangga dan
nikah, maka firman Allah -- itulah hikmat
sorgawi -- yang mengatur semuanya, sehingga berkat Tuhan yang besar ada
atas segala milik kita sekaliannya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Pendeknya:
Rumah dan ladang Potifar diberkati oleh Tuhan dengan berkat yang luar biasa.
-
Rumah, menunjuk; nikah
yang diberkati. Tandanya: ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, itulah
yang disebut nikah yang suci, dengan lain kata; tubuh dan kepala menjadi satu.
Kesatuan tubuh tidak
terganggu oleh hal-hal yang tak suci, tidak terganggu oleh pengaruh-pengaruh
yang tidak baik, itu tanda bahwa rumah diberkati. Bukankah kehidupan kita ini
adalah bait Allah, tempat Roh Allah berdiam?
- Ladang, menunjuk;
ibadah dan pelayanan yang diberkati. Tandanya: ada sukacita dan sorak-sorai
kemenangan, berarti; berkemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh tiga
seteru, itulah;
Ø
Dunia dengan arusnya yang
menghanyutkan.
Ø
Daging dengan segala hawa
nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
Ø
Iblis Setan, yakni demonstrasi
dari pada roh-roh jahat dan roh-roh najis.
Dengan
kemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh tiga seteru ini; ada sukacita,
ada sorak-sorai kemenangan bagi kehidupan muda remaja.
Yusuf adalah
gambaran dari firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, inilah
yang harus dipikul oleh para imam dan yang harus diikuti oleh gereja Tuhan -- termasuk kehidupan muda remaja --
bagaikan Tabut Perjanjian yang dipikul para imam, yang memang suku Lewi,
sehingga gereja Tuhan -- termasuk pemuda
remaja -- yang mengikuti Tabut Tuhan diberkati oleh Tuhan dengan berkat
yang luar biasa.
Tabut
Perjanjian
terdiri dari dua bagian:
1. PETI dari
tabut, menunjuk; gereja Tuhan atau mempelai wanita Tuhan.
2. TUTUP
GRAFIRAT dengan dua kerub di atasnya, menunjuk; Allah Trinitas, yakni Tuhan
Yesus Kristus.
- Tutup
grafirat,
menunjuk; Yesus, Anak Allah.
- Kerub (pertama),
menunjuk; Allah Bapa.
- Kerub (kedua),
menunjuk; Allah Roh-El Kudus.
Sekarang,
kita memperhatikan 2 Samuel.
2 Samuel 6:
2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan
dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut
dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta
di atas kerubim.
Arti rohani
dari Tabut Perjanjian ialah:
1.
Takhta Allah atau hadirat Allah.
2.
Hubungan nikah.
Mari kita
lihat PERINCIAN ARTI ROHANI TABUT PERJANJIAN.
-
Takhta Allah, menunjuk; ibadah
dan pelayanan, sebab Allah bertakhta di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang
kita usahakan ini. Dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama Tuhan, di
tengah-tengahnya Tuhan ada, berarti; ibadah dan pelayanan ini adalah takhta
Allah, hadirat Allah.
-
Hubungan nikah, berarti; hubungan
antara Kristus, sebagai Mempelai Pria, dengan gereja Tuhan, sebagai mempelai
wanita-Nya berdasarkan kasih.
Kesimpulannya:
Memikul Tabut Perjanjian sama artinya memperhatikan dua rahasia besar, yakni:
1.
Ibadah dan pelayanan.
2.
Hubungan nikah.
Kedua-duanya
merupakan rahasia besar yang memang harus dipikul oleh para imam dan yang
memang harus diikuti oleh gereja Tuhan termasuk pemuda remaja di hari-hari
terakhir ini.
Tentang: RAHASIA IBADAH.
1 Timotius
3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia
ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Lewat ibadah
pelayanan yang sedang kita usahakan sekarang ini, kita mendapat pengertian
tentang tiga hal yang telah dialami oleh Yesus Kristus, yaitu;
1.
pengalaman Yesus dalam tanda kematian,
2. pengalaman
Yesus dalam tanda kebangkitan,
3.
pengalaman Yesus dalam tanda kemuliaan-Nya.
Itulah
sebabnya Rasul Paulus menuliskan kepada Timotius, bahwa: “agunglah rahasia ibadah kita”
Tanpa ibadah
dan pelayanan, kita tidak akan pernah mengenal dan mengerti pengalaman Yesus
dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Sebab itu;
mari kita memperhatikan, menghargai ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan
ini, kita junjung tinggi lebih dari segalanya. Maka saya berani mengatakan:
Kalau kehidupan pemuda remaja, kehidupan orang Kristen tidak beribadah, tidak
tergembala; tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Karena apabila seseorang
tidak mengerti tentang pengalaman kematian, tidak mengerti tentang pengalaman
kebangkitan, dan tidak akan dipermuliakan di dalam Kerajaan Sorga.
Ibadah dan
pelayanan dalam penggembalaan ini harus kita alami, termasuk Ibadah Pemuda
Remaja malam ini. Jangan pengertian kita menjadi tumpul oleh karena ilah zaman.
Jangan pikiran kita menjadi picik oleh karena situasi kondisi lingkungan yang
mungkin tidak mendukung kita dalam hal beribadah dan melayani Tuhan.
Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi
tiga bagian.
BAGIAN
PERTAMA: “Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia”
Kalimat ini
berbicara tentang pengalaman Yesus di dalam tanda kematian-Nya.
Mari kita
lihat; PEMBUKTIANNYA.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib.
Dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib, sama dengan; setia.
Pendeknya:
Pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya membawa kehidupan muda remaja menjadi
suatu kehidupan yang setia.
Berarti,
kalau kehidupan muda remaja tidak mengenal pengalaman Yesus di dalam tanda
kematian-Nya, maka ia tidak akan pernah menjadi suatu kehidupan yang setia di
hadapan Tuhan.
Maka,
patutlah kita bersyukur kepada Tuhan; Lewat ibadah yang Tuhan percayakan,
termasuk Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini, kita boleh mengenal pribadi Yesus,
kita boleh mengerti pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya.
Dan oleh
karena pengalaman kematian Yesus ini, kita boleh dibawa menjadi suatu kehidupan
muda remaja yang setia kepada Tuhan, berarti; tanpa kematian Yesus, kehidupan
muda remaja tidak akan mungkin setia. Sekalipun dia mempunyai pengetahuan yang
luar biasa, pendidikan yang tinggi, bahkan memiliki pengertian pengetahuan
tentang alam semesta, itu semua tidak akan cukup membawa dia untuk menjadi
suatu kehidupan yang setia dihadapan Tuhan.
Wahyu 1: 4-5
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di
Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang
ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh
roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (1:5)
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit
dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia,
yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh
darah-Nya --
Yesus
Kristus adalah Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang
mati.
Jelas
sekali; kehidupan muda remaja akan menjadi suatu kehidupan yang setia kalau ia
mengerti dan mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya.
Sebab pada ayat
4; Yesus, Anak Allah, dinyatakan sebagai pribadi yang ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang.
Lebih jauh
kita melihat, memeriksa hal ini pada ayat 8.
Wahyu 1: 8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega,
firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang, Yang Mahakuasa."
Yesus
Kristus berkata: “Aku adalah Alfa dan
Omega”, kemudian dilanjutkan dengan kalimat: “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”
Lebih rinci
kita memperhatikan pribadi Yesus sebagai “Alfa
dan Omega”, juga sebagai “yang ada
dan yang sudah ada dan yang akan datang”, dalam ayat 17-18.
Wahyu 1:
17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku
di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan
kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal
dan Yang Akhir, (1:18) dan
Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup,
sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Yesus
kembali menyatakan diri-Nya sebagai “Yang
Awal dan Yang Akhir”.
-
Yang Awal, sama dengan; ALFA.
-
Yang Akhir, sama dengan; OMEGA.
Kemudian
dilanjutkan dengan “Yang Hidup. Aku telah
mati, namun lihatlah, Aku hidup”.
-
Yang Hidup, sama dengan; yang ada.
- Telah mati,
sama dengan; yang sudah ada.
-
Hidup, sama dengan; yang akan
datang.
Kalau kita
cermati dengan teliti: Dari Alfa sampai dengan Omega, atau dari awal
sampai dengan akhir, jembatannya adalah YESUS MATI DI ATAS KAYU SALIB.
Jadi betul
sekali, bahwa; pengalaman kematian ini membawa kehidupan muda remaja menjadi
suatu kehidupan yang setia, itu tidak bisa dipungkiri. Maka, kalau kehidupan
muda remaja menolak pengertian tentang pengalaman Yesus dalam tanda
kematian-Nya, tanpa sadar dia sudah menunjukkan jati dirinya sebagai kehidupan
yang tidak setia.
Manusia
melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Dalam Ibadah
Doa Penyembahan, 24 September 2019, dengan jelas Tuhan mengajari kita untuk
tidak bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan, tetapi masih saja ada yang
bertolak-tolakan dengan penggembalaan ini, karena masih ada yang membawa
hatinya masing-masing, bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan dalam rangka
penyelamatan umat-Nya. Sangat mengerikan sebetulnya.
Tetapi saya
tidak berhenti untuk terus berdoa, baik yang kecil besar, tua muda, supaya
jangan bertolak-tolakan. Karena kalau hanya menangis saat dengar firman, itu
hanya sebatas terharu seperti Orpa, tidak mau berpaut dengan firman, tidak mau
sejalan dengan firman, tidak mau melangkah bersama dengan firman, itu tidak ada
artinya.
Seringkali
kita terharu, tetapi akhirnya lupa dengan firman, karena terbawa emosi, terbawa
pikiran, terbawa perasaan, terbawa situasi oleh karena harga diri, belum bisa
membuktikan diri sebagai pribadi yang setia, mengapa? Karena belum masuk dalam
pengalaman kematian yang benar. Hanya mengerti, tetapi belum praktek.
Jangan
habiskan waktu dengan sia-sia, sementara kita sudah mengerti tentang pengalaman
kematian Yesus ini.
Dampak positif menjadi Saksi yang setia: “Yesus,
Anak Allah, memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Yesus tampil
sebagai Tuhan yang berkemenangan atas maut dan kerajaan maut. Dengan penampilan
tersebut, gereja Tuhan memiliki kekuatan yang maksimal, sehingga gereja Tuhan
senantiasa berkemenangan atas maut dan kerajaan maut, dengan lain kata; lepas
dari penghukuman yang kekal, karena Yesus, Anak Allah, pribadi Yang Setia,
memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Kalau kita
sadari; sebenarnya kita semua (kehidupan muda remaja), bahkan sidang jemaat GPT
“BETANIA”, adalah kehidupan yang mendapat perhatian yang besar dari sorga,
berkatnya limpah begitu rupa, kebaikan-Nya dinyatakan begitu rupa, tetapi
kadang kebaikan-Nya itu kita abaikan begitu saja.
Wahyu 2: 10
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus
engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu
ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama
sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Di sini juga
dijelaskan mengenai jemaat di Smirna, bahwa; untuk menjadi setia, harus sampai
masuk dalam pengalaman kematian. Dan oleh karena kesetiaan dari gereja Tuhan
(kesetiaan kehidupan muda remaja GPT “BETANIA”), maka akan dikaruniakan mahkota
kehidupan.
Sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di atas kayu salib.
Pelayanan
Yesus selama 3.5 (tiga setengah) tahun bukan hanya sebatas mengadakan mujizat,
bukan hanya sebatas menyembuhkan yang sakit, bukan hanya sebatas mengusir
Setan, dan bukan hanya sebatas berkat-berkat semata, tetapi akhir dari
pelayanan Yesus adalah sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, berarti; setia.
Sekali lagi
saya tandaskan: Kita patut bersyukur, lewat Ibadah Pemuda Remaja ini, Tuhan
memperkenalkan kepada kita tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya,
sehingga kita digiring, dibawa menjadi suatu kehidupan muda remaja yang setia.
Kehidupan yang setia juga akan menjadi kehidupan yang berkemenangan; lepas dari
maut, kerajaan maut dan kuasa maut. Setelah lepas dari kuasa maut, selanjutnya kepadanya
diberikan mahkota kehidupan, berarti; hidup kekal dalam kemuliaan yang
kekal.
Tuhan
memperlihatkan itu semua kepada kita, kurang apa baiknya Tuhan? Coba saudara
renungkan. Jangan renungkan dengan pikiran dan perasaan manusia daging -- sehingga semua yang rohani menjadi tidak ada
artinya --, tetapi renungkan dengan hati yang tulus dan pikiran yang
bijaksana, maka di situ kita bisa merasakan bahwa Tuhan Yesus baik.
Jangan
seperti Hawa; selalu terbawa perasaan, sebab itu; bersikaplah seperti
laki-laki. Jangan laki-laki tetapi bersifat seperti perempuan, itu perasaan -- hawa nafsu perasaan daging --.
Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi
tiga bagian.
BAGIAN
KEDUA: “yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat”
Ini
berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kebangkitan-Nya.
1 Korintus
15: 5-8
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas
dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus,
kemudian kepada semua rasul. (15:8)
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku,
sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Sesudah
kebangkitan Yesus Kristus, Ia menampakkan diri-Nya kepada:
1.
Kefas dan kepada kedua
belas murid-Nya.
2. Kepada lebih
dari lima ratus saudara sekaligus.
3. Yakobus, kemudian
kepada semua rasul.
4.
Rasul Paulus.
Jadi,
sesudah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada malaikat-malaikat-Nya.
Yang
terakhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Anak yang
lahir sebelum waktunya, disebutlah; bayi prematur. Kalau dilahirkan dengan
sistem prematur, berarti sebetulnya; kakinya belum berdaya, tangannya belum
berdaya, seluruh anggota tubuhnya belum berdaya. Namun kepada kehidupan yang
tidak berdaya seperti inilah, Tuhan menampakkan diri yaitu: kepada Paulus, lalu
diangkat ke tingkat yang ketiga yang disebut Firdaus, dan pada saat itu Tuhan
karuniakan kepadanya jabatan rasul.
Maka dengan
demikian, Rasul Paulus berkata: “Ia
menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya”, sebetulnya tidak layak, tetapi dilayakkan oleh Tuhan. Inilah
kuasa kebangkitan itu.
Kita
dipanggil dari kegelapan dosa, kemudian dijadikan suatu kerajaan, imam-imam
bagi Allah untuk memerintah sebagai raja di bumi, itu adalah suatu kedudukan
yang sangat tinggi dan istimewa. Orang yang berdosa dipanggil untuk menjadi
imamat rajani, yang tidak layak menjadi layak, itu adalah kemurahan, seperti
kemurahan yang dialami oleh Rasul Paulus, sehingga digambarkan seperti “kepada anak yang lahir sebelum waktunya”.
Kebangkitan
Yesus ini menjadikan kita imamat rajani, melayani sesuai dengan karunia-karunia,
melayani sesuai dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan di
tengah-tengah pertemuan ibadah, itu adalah kemurahan.
Tetapi
terkadang, ada hal yang unik setelah saya amat-amati: Diberikan suatu kedudukan
yang tinggi dan istimewa, tetapi kedudukan ini kurang dihargai, sama halnya
dengan berada di istana kerajaan, tetapi lebih suka berada di kuburan dan
berprofesi menjadi penggali kuburan, bukankah ini hal yang aneh?
Kalau
berprofesi sebagai penggali kuburan, maka tidak lama dia akan terkubur sendiri
di kuburan itu, dengan kata lain; binasa.
Berusahalah
untuk menikmati dan mengerti firman, jangan bermasa bodo, supaya kita
mendapatkan balasannya dari Tuhan; diberkati, dipelihara dan yang pasti menjadi
kehidupan yang setia, kemudian nanti dipercaya suatu kedudukan yang tinggi dan
istimewa. Sejauh mana kita menghargai kemurahan Tuhan, sejauh itulah Tuhan
menyatakan kemurahan-Nya, seperti apa yang dialami oleh Rasul Paulus. Tuhan
berkemurahan kepada siapa Ia berkemurahan, Tuhan mengeraskan hati-Nya kepada
orang yang keras hati.
Dalam
beribadah dan melayani, teramat lebih di dalam hal mendengar firman, juga harus
menghargai kemurahan supaya Tuhan semakin melimpahkan kasih karunia-Nya.
Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi
tiga bagian.
BAGIAN
KETIGA: “diangkat dalam kemuliaan”
Selama 40
(empat puluh) hari di bumi setelah kebangkitan-Nya, akhirnya Yesus
dipermuliakan pada saat Dia naik terangkat ke sorga.
Ibrani 1:
3-4
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, (1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama
seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama
mereka.
Sesudah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, selanjutnya Yesus dipermuliakan; Ia naik
diangkat ke sorga, duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, lebih tinggi dari
pada malaikat-malaikat. Tetapi, perlu untuk diketahui; di mana Yesus berada, di
situ pun kita berada.
Kita
bersyukur kepada Tuhan: Oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, kita
diijinkan beribadah dan lewat ibadah ini kita boleh mengenal pengalaman Yesus
dalam tiga hal, itulah pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan
kemuliaan-Nya. Kesimpulannya: Agunglah rahasia ibadah ini.
Jangan
sampai kita mengecilkan ibadah, karena Tuhan sendiri yang berkata: “agunglah rahasia ibadah kita”, mulialah
rahasia ibadah kita ini. Kalau Tuhan sendiri mengatakan seperti itu, maka kita
harus mengakuinya dengan segala kerelaan, harus mengakuinya dengan
sesadar-sadarnya, karena itu adalah kemurahan, tidak boleh bermegah, tidak
boleh sombong.
Kita kembali
membaca 1 Timotius 3.
1 Timotius
3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah
kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan
dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat,
diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai
di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Adapun
pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya:
-
“dibenarkan dalam
Roh”
Kematian-Nya itu
dibenarkan oleh Roh Allah, sebab Roh Allah yang telah membangkitan Yesus dari
antara orang mati.
Kita bersyukur,
kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, itu adalah tanda bahwa kita
berada dalam suasana kebangkitan Yesus Kristus, yang terlebih dahulu diawali
dengan kematian yang benar, supaya kebangkitannya tidak palsu, dengan demikian
kita melayani Tuhan dalam kesucian dan dalam kebenaran.
- “disaksikan oleh malaikat-malaikat”
Pengalaman kematian,
kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus disaksikan oleh malaikat-malaikat,
yaitu; 12 (dua belas) murid – yang adalah
12 (dua belas) rasul --, dan yang terakhir kepada Rasul Paulus.
- “diberitakan oleh malaikat-malaikat kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”
Selanjutnya,
pengalaman kematian dan kebangkitan, serta kemuliaan itu, diberitakan oleh
malaikat-malaikat itu sendiri, diberitakan oleh 12 (dua belas) rasul itu
sendiri kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah bangsa
kafir.
Kemudian,
kita perhatikan kalimat: “yang dipercayai di dalam dunia, diangkat
dalam kemuliaan”
Kata
“dipercayai” dan “kemuliaan”, menunjukkan bahwa; Yesus adalah TABERNAKEL
SEJATI.
Percaya, menunjuk kepada;
PINTU GERBANG. Yesus adalah pintu gerbang Kerajaan Sorga. Kalau kita percaya
kepada Yesus, itu adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jangan percaya kepada harta, kekayaan, uang, jabatan, dan kedudukan yang
tinggi, serta yang lain-lain. Jelas bahwa; Yesus adalah Tabernakel sejati.
Kurang apa
baiknya Tuhan itu? Ia menyatakan isi hati-Nya yang paling dalam, memperkenalkan
pengalaman-Nya dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Kalau kita
boleh mengenal segala sesuatu di dalam dunia ini -- misalanya; kedudukan, jabatan --, itu tidak masalah sejauh itu
adalah hal yang positif, tetapi jangan sampai kita percaya bahwa itu adalah
pintu gerbang Kerajaan Sorga, tetapi biarlah kita percaya bahwa Yesus
benar-benar pintu gerbang sorga.
Kemuliaan, menunjuk kepada;
RUANGAN MAHA SUCI, berarti; Yesus adalah Mempelai Pria Sorga, sedangkan gereja
Tuhan adalah mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih. Dan oleh karena
kasih-Nya yang besar dan tak terbatas inilah yang membawa kita dari kematian
oleh karena kehinaan dosa sampai akhirnya mengangkat dan mempermuliakan kita.
Sekali lagi
saya sampaikan: Agunglah rahasia ibadah kita, sebab Yesuslah Tabernakel sejati.
Kalau Tuhan
menyatakan bahwa: “agunglah rahasia
ibadah kita”, maka kita harus terima dengan rela hati, kita harus terima
dengan sesadar-sadarnya. Dan kalau Tuhan menyatakan: “agunglah rahasia ibadah kita”, jangan kita kecilkan ibadah dan
pelayanan, jangan kita anggap enteng.
Tentang: RAHASIA NIKAH.
Efesus 5: 32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Hubungan
nikah antara Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, dengan sidang jemaat,
sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih.
Sebelum
Tuhan dengan dua tangan-Nya yang kuat menarik kita dari dunia ini untuk dibawa
mendekat kepada-Nya, dengan kata lain; sebelum mengenal Pengajaran Mempelai dan
Pengajaran Tabernakel, mungkin kita sudah mengenal Dia mulai dari Sekolah
Minggu, mulai dari Ibadah Remaja, di mana kita diajarkan dan diperkenalkan,
bahwa;
-
Tuhan Yesus baik, dan memang itu baik.
- Tuhan
memberkati kehidupan manusia yang percaya kepada-Nya, itu betul, tidak salah.
-
Tuhan punya kuasa untuk mengadakan mujizat, itu juga
betul.
Tetapi tidak
dikatakan bahwa itu semua (perkara itu) adalah rahasia besar.
Pengertian
kita janganlah hanya sebatas “Tuhan Yesus baik” dan “Tuhan Yesus memberkati”, PENGERTIAN
KITA HARUS SAMPAI KEKPADA HUBUNGAN NIKAH, sebab hubungan nikah merupakan
rahasia terbesar yang kedua, setelah rahasia ibadah.
Kita harus
mengetahui, bahwa hubungan gereja Tuhan dengan Kristus adalah hubungan nikah,
dimana Yesus Kristus adalah Mempelai Pria Sorga, sedangkan sidang jemaat adalah
Mempelai wanita-Nya berdasarakan kasih.
Efesus 5: 31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging.
Supaya
rahasia nikah ini nyata, maka laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, demikian
juga dengan Yesus, Anak Allah: Dia telah meninggalkan keindahan sorgawi, Dia
telah meninggalkan kemuliaan-Nya, Dia melepaskan harga diri-Nya, Dia melepaskan
segala sesuatu yang Dia miliki, dan turun ke dunia ini supaya terwujud hubungan
nikah rohani, sehingga laki-laki dan perempuan itu tidak lagi menjadi dua
tetapi sudah menjadi satu (tubuh dengan kepala adalah satu).
Inilah
rencana Tuhan, rencana yang terbesar; tubuh dan kepala menyatu.
Kalau kita
boleh mengerti dan mengenal penyatuan tubuh dan kepala, itu karena kita telah
menerima rahasia terbesar yang kedua, itulah rahasia nikah.
Betul sekali
bahwa; rahasia terbesar yang kedua adalah rahasia nikah, sebab itulah sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Itulah arah ibadah dan
pelayanan kita di atas muka bumi, tidak yang lain-lain. Camkanlah itu dengan
baik. Pengertian ini janganlah bergeser dari pemikiran kita, tetapi biarlah
pengertian ini tertulis bagaikan patam yang melekat pada serban seorang imam
besar.
Peristiwa
yang sangat heroik sekali, yaitu: manakala Dia meninggalkan sorga-Nya yang
begitu indah, Dia tidak mempertahankan harga diri-Nya (melepaskan
kemuliaan-Nya), sebab itu; marilah kita pergi kepada Dia, meninggalkan
perkemahan, untuk menderita bersama dengan Dia, bagaikan salib yang ditancapkan
di bukit Golgota -- bukan di Yerusalem
--.
Efesus 4:
9-12
(4:9) Bukankah "Ia telah naik"
berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga
yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ia telah
naik, berarti bahwa; Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah untuk
memenuhkan segala sesuatu. Turun = Mati, Naik = Bangkit.
“Turun” dan
“naik”, menunjuk; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus, tujuannya; untuk memenuhkan segala sesuatu.
Bayangkan,
Dia harus korbankan segala-galanya, Dia harus tinggalkan keindahan sorgawi, Dia
harus lupakan kemuliaan-Nya untuk memenuhkan segala sesatu, ini adalah suatu
peristiwa yang sangat heroik, suatu peristiwa yang sangat mengagumkan, yang
sangat membuat kita terpesona dan sungguh luar biasa. Tidak ada perbuatan yang
seperti ini, selain Yesus sendiri, Dia harus meninggalkan sorga-Nya yang indah,
kemuliaan-Nya dilepaskan, turun ke dunia ini, rela menderita, dan mati di atas
kayu salib untuk memenuhkan segala sesuatu.
Jadi, oleh
sebab itu bukan kita yang mengasihi Dia, tetapi Dia yang mengasihi kita
terlebih dahulu. Jadi, jangan salah mengerti, dan supaya kita mengerti akan hal
ini, maka kita tidak akan bermegah dalam segala perkara, dalam segala hal yang
kita kerjakan.
“untuk memenuhkan segala sesuatu”, yaitu
untuk memberikan 5 (lima) jabatan kepada orang-orang kudus, antara lain:
1. Jabatan
rasul.
2. Jabatan
nabi.
3. Jabatan
penginjil.
4. Jabatan
gembala.
5. Jabatan
guru.
Tuhan sudah
memenuhkan segala sesuatu dengan memberikan 5 (lima) jabatan, tujuannya: untuk
memperlengkapi orang-orang kudus, yakni bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, dengan lain kata; supaya terwujudnya kesatuan
tubuh.
Tubuh itu
satu, sekalipun anggota-anggotanya banyak. Anggota yang banyak ini harus
dipersatukan; sehingga dua menjadi satu, itulah rahasia nikah, menyatu
berdasarkan kasih. Tetapi pekerjaan di dalam hal penyatuan ini tidak semudah
apa yang dipikirkan manusia, karena dalam ibadah pelayanan pun belum tentu kita
seiring sejalan, seiya sekata, sebab itu; Tuhan meninggalkan sorga-Nya, turun
ke bumi dan rela mati untuk memenuhkan segala sesuatu, Ia memberikan 5 (lima)
jabatan bagi orang-orang kudus, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus.
Pembangunan
tubuh Kristus, berarti berbicara tentang kesatuan tubuh. Ini adalah proyek
Allah, dan proyek Allah ini adalah suatu proyek yang besar, mega proyek dari
antara semua mega proyek yang ada di bumi ini. Ini bukan proyek kecil, bukan
proyek biasa, melainkan proyek Allah yang besar, yang harus kita perhatikan
dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan
muda remaja tidak cukup hanya mendengar firman yang selalu berbicara diberkati
dan diberkati, kehidupan muda remaja tidak cukup hanya dengar firman guyon
guyon, kehidupan muda remaja juga harus mengerti proyek Allah, yaitu soal
nikah, berarti; berbicara tentang, penyatuan anggota tubuh yang berbeda-beda,
dan harus belajar untuk menyatukan diri antara anggota tubuh yang satu dengan
anggota tubuh yang lain.
Kalau Yesus,
yang adalah Mempelai Pria Sorga, telah meninggalkan segala sesuatu, maka ini
pun pantas untuk diteladani.
Lihat saja,
mengapa ada bertolak-tolakan dalam ibadah pelayanan? Karena masing-masing
membawa hatinya, mempertahankan keakuannya. Entah apa keuntungannya keakuan itu
dipertahankan, saya tidak mengerti.
Tetapi mulai
sekarang, kita belajar untuk mengerti dan mengenal rencana Allah, proyek Allah
yang besar ini. Haleluya..
Efesus 4: 13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Pekerjaan
pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus itu terjadi sampai kita semua mencapai
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sama dengan;
sepadan. Inilah yang disebut kedewasaan penuh, inilah pekerjaan pelayanan,
inilah pembangunan tubuh.
Allah
menciptakan manusia -- Adam --, lalu
Tuhan melihat tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Lalu Tuhan Allah
membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara, tetapi
baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Dia lihat
bebek, tidak cocok jadi pendamping yang sepadan. Dia lihat ayam, tidak cocok
jadi pendamping yang sepadan. Apalagi ular, tidak cocok jadi pendamping yang
sepadan.
Sebab itu;
Dia harus meninggalkan sorga-Nya, turun ke bumi, mati dan bangkit, memenuhkan
segala sesuatu, memperlengkapi orang-orang kudus, memberikan lima jabatan, bagi
pekerjaan pelayanan proyek Allah yang besar, bagi pembangunan tubuh Kristus
proyek Allah yang besar ini, sampai kita kepada satu titik, yaitu; dewasa
rohani, berarti; sepadan dengan Dia.
Binatang
tidak pantas berdampingan/menjadi penopang bagi Adam, sebab itu; Adam harus
tidur nyenyak, lalu diadakan operasi besar-besaran. Setelah diadakan operasi
dengan pedang roh yang tajam menusuk amat dalam, dari situ diambillah satu tulang
rusuk. Dari satu tulang rusuk inilah dibangunkanlah seorang perempuan, lalu
dibawa kepada Adam, mempelai laki-laki, menjadi suatu hubungan yang sepadan.
Lewat proyek
Allah yang besar ini, kehidupan kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan, dengan demikian kita
harus mengakui nats firman Allah yang mengatakan; agunglah rahasia nikah ini.
Lewat mega
proyek ini, kita dibawa kepada kedewasaan penuh, sama dengan; tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, dengan kata lain; sepadan.
Untuk menjadi pasangan Kristus, kualitas rohani mempelai wanita harus sederajat
(se-kualitas) dengan kerohanian dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
Betul-betul;
pesta nikah ini adalah mega proyek Allah. Jangan sampai kita tidak mau tahu.
Ajaran ini bukan untuk golongan tertentu, bukan untuk golongan orang tua saja,
karena semua berhak masuk dalam pesta nikah Anak Domba...Puji Tuhan..Haleluya..
Efesus 4: 15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah
Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Pembangunan
itu bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Arah dari
ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah supaya terwujudnya kesatuan
tubuh Kristus, pesta nikah Anak Domba, maka pertumbuhan itu harus mengarah
kepada Kristus, yang adalah Kepala.
Bagaimana
kita menyikapi mega proyek Allah ini; apakah biasa-biasa atau kita antusias?
Kalau kita
antusias, belajarlah untuk menghargai rahasia nikah, bijaksanalah mulai dari
sekarang, bersikaplah dewasa, seperti kuasa firman yang mendewasakan rohani
kita untuk menjadi sepadan, sekualitas, sederajat dalam hal rohani dengan
Mempelai Laki-Laki Sorga. Tidak ada yang mustahil.
Kita bertanya:
Mungkinkah kita bisa menjadi kehidupan
yang rohani? Jawabnya sederhana: Bisa.
Semua tergantung penyerahan. Mungkinkah
kerohanian kita sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga? Jawabnya;
Mungkin.
Tidak ada
yang mustahil, tergantung penyerahan kita kepada Tuhan.
Kalau
bertahan dengan kehendak sendiri, sudah pasti tidak mungkin. Tetapi kalau
menyerah, semuanya mungkin, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan.
Siapa yang
masih mengeraskan hati, angkatlah dua tanganmu, minta ampun kepada Tuhan, akui
bahwa: “Aku masih belum menyerah dan
masih bertahan dengan kehendakku sendiri, masih bertahan dengan keinginanku
sendiri. Saya belum mengerti rahasia nikah ini.” Akui dan minta ampunlah
kepada Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment