IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 31 AGUSTUS 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 165)
Subtema: AGUNGLAH
RAHASIA IBADAH
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan
bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita.
Saya tidak lupa menyapa pemuda
remaja, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan
firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun
anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu, mari kita memohon
kemurahan Tuhan lewat pembukaan firman-Nya terjadi malam ini kepada kita
sekaliannya.
Segera kita memperhatikan
(memeriksa) firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan
oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51)
Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku." (41:52) Dan
kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang 7 (tujuh) tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-
Yang sulung bernama Manasye.
-
Anak yang kedua bernama Efraim.
Kita akan memperhatikan arti
rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung,
yaitu: MANASYE.
Manasye, artinya; Allah telah
membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap 2 (dua) perkara;
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
TENTANG: Yusuf
lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf itu dibagi
dalam 3 (tiga) fase.
- Fase yang pertama: Ketika Yusuf tinggal bersama saudara-saudaranya
(Kejadian 37).
-
Fase yang kedua: Pada saat
Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: Ketika Yusuf
berada di dalam penjara (Kejadian 40).
Kita masih memperhatikan fase yang
kedua: PADA SAAT YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39: 4-6
(39:4) maka Yusuf mendapat
kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas
rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam
rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati
rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala
miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. (39:6) Segala miliknya diserahkannya
pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur
apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan
elok parasnya.
Sejak Potifar memberikan kuasa
kepada Yusuf atas segala miliknya, maka berkat Tuhan ada atas segala milik
Potifar, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Jadi, intinya di sini ialah Yusuf
menjadi berkat yang besar bagi Potifar.
Biarlah dengan kehadiran kita di
tengah ibadah pelayanan ini menjadi berkat yang besar terhadap sidang jemaat.
Demikian halnya dengan kehadiran kita di mana saja kita berada, baik di tempat
perkuliahan, baik di tempat pekerjaan, di manapun komunitas kita berada,
kiranya kehadiran kita di tengah-tengah sesama kita menjadi berkat yang besar.
Jangan bergantung kepada manusia, tetapi kita harus mendatangkan berkat yang
besar dalam keadaan situasi kondisi apapun.
Adapun berkat Tuhan atas segala
milik Potifar, antara lain:
- Yang di rumah, artinya; Pengajaran Mempelai
sasarannya adalah nikah dan rumah tangga, bahkan dampaknya sampai kepada
pemerintahan, sebab Potifar adalah pejabat tinggi di dalam pemerintahan,
sedangkan Yusuf adalah gambaran dari Pengajaran Mempelai.
-
Yang di ladang, menunjuk; pekerjaan yang di
luar, yakni sidang jemaat yang di luar penggembalaan ini.
Berarti, jika Pengajaran Mempelai turut campur dalam urusan nikah dan rumah
tangga, maka berkat yang luar biasa akan terasa sampai di luar. Mengapa
demikian? Sebab hikmat dari sorga
yang mengatur segala sesuatunya, sehingga Potifar tidak usah lagi mengatur
apa-apa pun selain dari makanannya sendiri.
Pendeknya; menerima dan mengikuti
Pengajaran Mempelai bagaikan memikul
Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian, yakni:
1. PETI dari Tabut
Perjanjian, menunjuk sidang mempelai wanita Tuhan (gereja yang sempurna).
2. TUTUP PENDAMAIAN
dengan kedua kerub di atasnya, menunjuk Allah Tri Tunggal, yaitu Tuhan Yesus
Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.
-
Tutup pendamaian, menunjuk YESUS, ALLAH ANAK.
- Kerub (yang pertama), menunjuk ALLAH BAPA.
-
Kerub (yang kedua), menunjuk ALLAH
ROH KUDUS.
Pengertian rohani Tabut Perjanjian.
2 Samuel 6: 2
(6:2) Kemudian bersiaplah
Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya,
untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN
semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.
Arti rohani dari Tabut Perjanjian:
1.
Takhta Allah (hadirat Allah), menunjuk ibadah dan pelayanan. Seperti malam ini kita
beribadah dan melayani, dimana Allah berhadirat, Allah bertakhta di
tengah-tengah ibadah ini.
2.
Hubungan nikah antara Kristus (sebagai Mempelai Pria) dengan sidang jemaat (sebagai
mempelai wanita-Nya) berdasarkan kasih, itulah hubungan intim antara tubuh
dengan Kepala, disebut juga dengan persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Perlu untuk diketahui: TAKHTA
ALLAH dan HUBUNGAN NIKAH itu merupakan rahasia
besar.
Jadi;
- Ibadah yang merupakan takhta Allah adalah sebuah rahasia besar.
- Hubungan kita dengan Tuhan yang disebut juga dengan hubungan nikah
(hubungan intim) adalah rahasia besar.
Hal ini harus diketahui oleh
pemuda remaja, harus diketahui oleh anak-anak Tuhan, umat Tuhan di hari-hari
terakhir ini.
Singkatnya, ada dua rahasia besar,
yaitu:
1. Takhta Allah,
itulah ibadah pelayanan.
2. Hubungan nikah
(hubungan intim) antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang
jemaat sebagai Mempelai Wanita-Nya berdasarkan kasih.
Karena kedua-duanya merupakan
rahasia besar, maka Tabut Perjanjian itu harus
dipikul oleh para imam dan harus
diikuti oleh gereja Tuhan (sidang jemaat), tanpa terkecuali pemuda remaja.
Jangan sampai kita tidak mengikuti dua rahasia besar ini.
Rasanya saya tidak
membesar-besarkan dan tidak melebih-lebihkan jika saya mengatakan; kalau sekarang ini kita sedang memikul Tabut Perjanjian dan sedang
mengikuti Tabut Perjanjian, dan itu adalah kasih karunia yang dianugerahkan
kepada kita semua (pilihan Tuhan).
Jadi, kalau kita ada dalam ibadah
pelayanan malam ini, itu bukanlah suatu kebetulan, sebab kita semua adalah
pilihan Tuhan.
Bersama-sama kita menyimak kedua
rahasia besar tersebut, dimulai dengan: TAKHTA
ALLAH.
TAKHTA ALLAH, menunjuk ibadah dengan
segala rahasia yang terdapat di dalamnya.
1 Timotius 3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah
rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Sesungguhnya, “agunglah rahasia
ibadah kita”, atau mulialah rahasia ibadah kita ini.
Adapun rahasia ibadah itu ialah:
YANG PERTAMA: “Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia.”
Berarti; berada dalam tanda
PENGALAMAN KEMATIAN Yesus Kristus.
Filipi 2: 6-8
(2:6) yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, (2:7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. (2:8)
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Mati, sama dengan; mulut tertutup
(tidak berbicara), arti rohaninya; daging tidak bersuara lagi, dengan lain kata
tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Jangan sampai kita berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan tetapi tanpa pengalaman kematian, itu berarti
ibadah tersebut adalah ibadah asal-asalan, tidak agung (tidak mulia).
Beribadah tetapi tidak masuk dalam
tanda pengalaman kematian, ibadah semacam ini adalah ibadah yang tidak
mempunyai daya tarik, karena sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita.
Oleh sebab itu mari kita
perhatikan; jalan yang ditempuh Yesus untuk menjadi manusia dan mati di kayu
salib.
Filipi 2: 5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, (2:7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Diawali dengan meninggalkan sorga
yang mulia, sama artinya tidak lagi
mempertahankan harga diri.
Terutama yang sudah melayani Tuhan
sesuai karunia jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, kalau memang betul-betul
mau melayani Tuhan dan mau mengetahui betapa agungnya rahasia ibadah itu, maka
pertama-tama haruslah kita menanggalkan harga diri, tidak lagi mempertahankan
harga diri.
Kalau melayani namun masih tetap
mempertahankan harga diri, berarti orang semacam ini belum mengerti tentang
agungnya rahasia ibadah itu, belum mengerti mulianya rahasia ibadah itu.
Wujud yang terlihat ketika seseorang tidak mempertahankan harga diri:
1. “mengosongkan diri-Nya sendiri”, artinya;
berada di titik nol, sama artinya; tidak bernilai, dengan lain kata; tidak
bermegah atas apa yang kita punya dan atas kelebihan-kelebihan yang ada.
Kalau Tuhan memberikan
kepercayaan untuk memiliki harta, kekayaan, mempunyai apapun di dunia ini,
jangan bermegah. Kemudian kalau mempunyai kelebihan, potensi, punya pendidikan
yang tinggi, punya keahlian di bidang apa saja, jangan bermegah, jangan
sombong, tetap berada di titik nol, kosong... Puji Tuhan...Haleluya..
2. “mengambil rupa seorang hamba”, artinya; melayani Tuhan disertai
dengan kerendahan hati, berarti; melayani Tuhan tanpa kepentingan diri (tidak
ada maksud-maksud yang lain).
Berbeda dengan orang yang
mengambil rupa seorang tuan, melayani hanya untuk mencari pujian dan hormat
dari manusia.
Adapun rahasia ibadah itu ialah:
YANG KEDUA: “Yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat.”
Menunjuk kepada PENGALAMAN
KEBANGKITAN Yesus Kristus.
1 Korintus 15: 4-9
(15:4) bahwa Ia telah
dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci; (15:5)
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas
murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan
dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah
meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia
menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari
semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang
lahir sebelum waktunya. (15:9) Karena aku adalah yang
paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul,
sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Yesus mati, lalu bangkit
pada hari yang ketiga, selanjutnya Ia menampakkan diri kepada:
1.
Kefas dan 12 (dua belas) murid-murid, serta lebih dari 500 (lima ratus)
saudara-saudara.
2.
Yakobus dan semua rasul.
3.
Yang terakhir menampakkan diri
kepada Rasul Paulus.
Ketika Yesus menampakkan diri-Nya
kepada Rasul Paulus, di sini dikatakan: “Sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya”
Anak yang lahir sebelum waktunya
adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 (tiga puluh tujuh) atau
lebih awal dari hari perkiraan lahirnya seorang bayi, itulah bayi prematur.
Bayi prematur itu tidak berdaya, tidak mempunyai kemampuan, tidak mempunyai
kekuatan, sebab; tangan dan kakinya tidak berdaya untuk digerakkan.
Paulus merasa diri tidak berdaya,
merasa tidak mempunyai kemampuan, merasa tidak mempunyai kekuatan, bahkan Paulus merasa tidak layak, merasa
sebagai orang yang paling berdosa, orang paling hina, itu sebabnya Paulus
berkata: “Aku adalah yang paling hina
dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul”, tetapi sekalipun
demikian, kepadanya dipercayakan jabatan Rasul, itu adalah kemurahan, sama
dengan yang tidak layak menjadi layak.
1 Korintus 15: 9-10
(15:9) Karena aku adalah yang
paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul,
sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10)
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi
bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Paulus merasa hina, merasa tidak
layak, tetapi kepadanya dipercayakan jabatan rasul, itu semua karena kasih
karunia atau kemurahan hati Tuhan.
Kita semua adalah bangsa kafir,
orang berdosa, orang yang dahulu hidup jauh dari Tuhan, yang dahulu tidak
mengenal ibadah dan pelayanan sesuai dengan Efesus 2, tetapi kalau
akhirnya Tuhan membawa kita untuk berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
ini, itu adalah kemurahan dari hati Tuhan, sama seperti bayi yang lahir sebelum
waktunya (bayi prematur).
Dengan demikian, agunglah rahasia
ibadah kita ini, sebab lewat ibadah ini, kita boleh mengenal pengalaman Yesus
di dalam tanda kematian-Nya dan kita boleh mengenal pengalaman Yesus di
dalam tanda kebangkitan-Nya.
Sekalipun Paulus merasa diri hina,
tetapi kepadanya dipercayakan pemberitaan injil. Sekalipun dia merasa tidak
layak, kepadanya dipercayakan jabatan rasul. Sungguh, agunglah rahasia ibadah
kita ini.
Bukankah kita ini adalah orang
berdosa, penuh dengan cacat cela karena segala perbuatan dosa kejahatan dan
dosa kenajisan. Kita adalah bangsa Kafir, yang tidak layak, tetapi kita
dipercaya untuk duduk diam mendengar firman, bahkan dipercaya untuk melayani
sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus, bukankah itu adalah
kemurahan Tuhan? Itu adalah kasih karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh sombong, justru seharusnya semakin bersyukur
disertai dengan kerendahan hati, dan takut kepada Tuhan. Dengan demikian
agunglah rahasia ibadah ini.
Selanjutnya di sini kita
perhatikan: Rasul Paulus tidak menyia-nyiakan kasih karunia yang dianugerahkan
oleh Allah kepadanya. Apa buktinya? Dia bekerja lebih keras dari orang lain,
namun oleh karena kasih karunia itu sendiri.
Jadi, kalau sampai hari ini kita
dapat bertahan, serta dimampukan untuk melayani pekerjaan Tuhan, itu semua
karena kasih karunia, kemurahan yang dianugerahkan oleh Tuhan, bukan
semata-mata karena kemampuan kita, bukan semata-mata karena kecakapan kita,
bukan semata-mata karena potensi yang kita miliki, tetapi kita mampu berdiri di
takhta Allah lewat ibadah dan pelayanan ini, semua karena kasih karunia, dan
oleh karena kasih karunia inilah, kita didorong, kita diberi kemampuan,
sehingga kita mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang mulia ini.
Jangan sia-siakan kasih karunia
itu. Biarlah kita semakin sungguh-sungguh di dalam hal mengangkat dua tangan,
karena kita merasa tidak mampu dan tidak layak, maka nanti Tuhan akan turun
tangan dan memberi kemampuan yang ajaib dalam melayani Tuhan.
Kembali kita memperhatikan 1
Timotius 3: 16.
1 Timotius 3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya
agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Adapun PENGALAMAN KEMATIAN dan
KEBANGKITAN Tuhan Yesus Kristus dibenarkan atau disaksikan oleh:
1. Roh Allah.
Kalau kematiannya
palsu, maka kebangkitannya palsu. Apa bukti kebangkitan yang palsu? Beribadah
dan melayani tetapi masih terikat dengan dosa kejahatan dan masih terikat
dengan dosa kenajisan.
Sebaliknya, kalau
kematiannya benar, maka kebangkitannya sudah pasti benar, dan yang menjadi
saksinya adalah Roh Allah. Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Roh
Allah menyelidiki seluruh hati manusia.
Manusia bisa kita
tipu, tetapi Roh Allah menyelidiki hati dan pikiran manusia. Jangan
bersandiwara dalam melayani Tuhan, kita tidak bisa bermain-main dalam beribadah
dan melayani Tuhan.
Yang belum menghargai
ibadah, maksudnya belum masuk di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan yang
benar, biarlah malam ini datang, sekaligus minta ampun di hadapan Tuhan, dan
berjanji untuk tidak lagi bermain-main, sebab kedatangan Tuhan sudah semakin
dekat.
Kita sekarang ada di
dalam, tetapi kalau pada hari Tuhan kita berada di luar, apa artinya semuanya
ini? Semua menjadi kesia-siaan, pengorbanan menjadi kesia-siaan.
2. Hamba-hamba Tuhan atau
malaikat-malaikat Tuhan.
Hamba Tuhan serta
penggembalaan ini juga menjadi saksi atas pengalaman kematian dan kebangkitan
yang kita alami sampai saat ini. Jadi, semua ada dalam pantauan penggembalaan
ini, tidak boleh bermain-main, sebab disaksikan oleh malaikat Tuhan, disaksikan
oleh penggembalaan.
Kalau kehidupan pemuda
remaja bersungut-sungut, tidak terima dengan pantauan penggembalaan, maka akan
rugi sendiri.
Selanjutnya; pengalaman kematian
dan kebangkitan itu “diberitakan kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”, yaitu bangsa kafir.
Yang menjadi umat pilihan adalah
bangsa Israel, dan di luar umat pilihan adalah bangsa kafir. Tetapi oleh
kematian dan kebangkitan Yesus, kita yang adalah bangsa kafir mendapat
kemurahan.
Bayangkan kalau Yesus tidak ada
dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan, kita ini bagaikan binatang
buas; terkam sana, terkam sini, tetapi puji Tuhan, bangsa kafir mendapat
kemurahan oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Selanjutnya, “dipercayai di dalam dunia”, berarti; selama kita masih ada di dalam
dunia ini, kita harus yakin dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus. Jangan yakin dengan harta dan kekayaan, jangan yakin dengan pendidikan
yang tinggi, tetapi kita harus yakin dan percaya, bahwa pengalaman kematian dan
kebangkitan Yesus sanggup memberi pertolongan, sanggup memelihara kehidupan
kita, sampai masa depan kita indah dengan ajaib.
Kalau dahulu kita percaya kepada
harta, kekayaan, tetapi sekarang, selama kita masih tinggal di dunia ini,
biarlah kita percaya dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus
yang sanggup memelihara, sanggup melindungi, sanggup memberkati kehidupan kita
dengan ajaib seperti bangsa Israel di tanah Kanaan. Jadi betul sekali; agunglah
rahasia ibadah ini.
Adapun rahasia ibadah itu ialah:
YANG KETIGA: “Diangkat dalam kemuliaan.”
Setelah Yesus mati, hari ketiga Ia
bangkit, dan masih berada di bumi selama 40 (empat puluh) hari, kemudian
DIPERMULIAKAN saat Ia terangkat naik ke sorga.
Sekali lagi saya tandaskan;
agunglah rahasia ibadah kita ini.
Ibrani 12: 28
(12:28) Jadi, karena kita
menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur
dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya,
dengan hormat dan takut.
Karena Yesus dipermuliakan di
dalam keabadian, yaitu kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita
bertindak dengan dua hal.
1. Mengucap syukur.
Banyak orang Kristen mengucap syukur manakala ia diberkati, manakala dia
mendapat upah, manakala dia mendapat keuntungan besar atau kecil dan lain
sebagainya. Ucapan syukur seperti ini tidak salah, tetapi tidak berhenti sampai
di situ; dalam susah juga harus tetap mengucap syukur, saat menyangkal diri dan
memikul salib juga tetap mengucap syukur.
Jadi, rasanya
tidak berlebihan jika saya mengatakan: Tidak sia-sia kita datang dan beribadah
untuk tergembala di tempat ini.
2. Beribadah kepada Allah.
Berarti, terlepas dari berhala-berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu
yang melebihi dari Tuhan, misalnya; meninggalkan Tuhan atau ibadah dan
pelayanan hanya karena pekerjaan, hanya karena kesibukan, hanya karena
perkara lahiriah, itu adalah berhala.
Syarat mengucap syukur dan
beribadah kepada Allah.
a. Menurut cara
yang berkenan kepada Tuhan.
Berarti; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tiga macam
ibadah pokok adalah ibadah yang turun dari sorga, dari Allah, bukan ibadah
buatan tangan manusia.
Adapun ibadah
yang berkenan itu ialah;
- Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
- Tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
- Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
b. Dengan hormat dan takut.
Artinya; beribadah dan melayani
kepada Tuhan di dalam kekudusan, tidak bermain-main dengan dosa kejahatan dan
tidak bermain-main dengan dosa kenajisan. Berarti; menjunjung tinggi kehormatan
Allah di dalam Kristus Yesus, lewat Korban-Nya.
Jangan sampai kita menganggap
ringan ibadah dan pelayanan, seperti anak-anak Imam Eli (Hofni dan Pinehas),
bermain-main dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Ibrani 12: 22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah
datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi
dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak
sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah
menjadi sempurna, (12:24) dan kepada
Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan,
yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Ibadah yang berkenan disertai
hormat dan takut ialah:
1. BERADA DI BUKIT SION. Berarti, berada;
- Di kota Allah yang hidup, menunjuk; ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan
yang ada di dalamnya, berjalan dengan baik, sesuai dengan tuntunan dari Kristus
sebagai Kepala.
- Yerusalem sorgawi.
Galatia 4:22-26, Sara adalah perempuan yang merdeka, menunjuk; Yerusalem sorgawi.
Merdeka artinya;
terlepas dari perhambaan atau perbudakan dosa, dan Sara melahirkan Ishak yakni;
anak yang dijanjikan. Dengan demikian, Allah menggenapi janji-Nya, apabila
Gereja Tuhan mengalami kemerdekaan dari dosa.
2. Datang kepada
beribu-ribu malaikat, artinya; ada
sukacita tanda kemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh si seteru
(musuh).
Adapun musuh (seteru)
itu, antara lain;
- DAGING dengan segala hawa nafsunya, yang adalah musuh dalam selimut.
- SETAN, itulah roh jahat dan roh najis.
- DUNIA dengan arusnya yang menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari
anak-anak Tuhan.
3. Datang kepada jemaat anak-anak sulung, artinya; menghargai ibadah dan pelayanan, sebab ibadah dan pelayanan ini
adalah hak kesulungan, milik pusaka yang diwariskan Tuhan kepada kita.
Dampak positif
menghargai hak kesulungan (ibadah dan pelayanan) adalah namanya terdaftar di
sorga. Berarti sebaliknya, kalau seseorang tidak menghargai hak kesulungan,
tidak menghargai ibadah dan pelayanan, namanya tidak terdaftar di sorga.
Ibadah yang berkenan
adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Mengikuti Ibadah Raya Minggu,
tetapi tidak mengikuti Ibadah Doa Penyembahan, atau sebaliknya datang beribadah
Pendalaman Alkitab tetapi minggu depan tidak datang Ibadah Raya Minggu, itu
sama dengan tidak menghargai hak kesulungan, dan orang semacam ini namanya
tidak akan pernah terdaftar di sorga.
Kalau saudara merasa
apa yang saya sampaikan ini bohong, saudara bisa coba untuk tidak tekun dalam
tiga macam ibadah pokok, tetapi kalau saudara yakin untuk menghargai hak
kesulungan, maka tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, pasti nama terdaftar
di sorga, dengan demikian agunglah rahasia ibadah kita ini. Saudara bisa
membuktikannya.
4. Datang kepada Allah. Siapa yang datang
kepada Allah? Itulah orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sebab
Allah yang berkuasa menghakimi semua orang.
Kelemahan hukum
Taurat:
-
Menunjuk-nunjuk dosa, sama artinya
menghakimi sesama.
-
Tidak mengampuni dosa.
5. Datang kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna. Siapa yang datang kepada hal itu? Itulah orang-orang yang senantiasa
menyangkal dirinya dan memikul salibnya, karena salib Yesus berkuasa menebus
dosa, dan kasih-Nya itu akan mengampuni dosa kita, dan kasih-Nya berfungsi
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
6. Datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, artinya; hidup di dalam kasih karunia dan kemurahan, dengan demikian
agunglah rahasia ibadah kita ini.
Yesus adalah
Pengantara perjanjian baru, Dialah yang sudah menggenapi perjanjian yang
pertama, menggenapi hukum Taurat, sehingga dengan demikian kita hidup dalam
kasih karunia dan kemurahan.
7. Datang kepada darah
pemercikan, yang lebih kuat dari pada darah Habel. Ketika Kain
membunuh adiknya, (Habel) darah Habel berteriak kepada Allah dari tanah, darah
itu menceritakan betapa jahatnya perbuatan Kain. Darah itu menceritakan
peristiwa terjadinya pembunuhan yang dialami oleh Habel.
Tetapi kalau kita
datang kepada ibadah yang berkenan, berarti datang kepada darah pemercikan,
yang lebih kuat dari pada darah Habel. Sekalipun darah Habel itu luar biasa,
tetapi darah pemercikan lebih berkuasa dari pada darah Habel.
1 Petrus 1: 2
(1:2) yaitu orang-orang
yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh
Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas
kamu.
Ketika menerima percikan darah
Yesus, kita boleh mengalami kasih karunia, kita boleh mengalami damai
sejahtera melimpah atas kita, berarti darah pemercikan lebih berkuasa dari
pada darah Habel.
Apa itu darah pemercikan? Orang
lain yang berdosa, tetapi kita yang harus menanggungnya = sengsara tanpa dosa,
itulah percikan darah.
Setiap orang yang beribadah kepada
Tuhan harus mengalami percikan darah. Maka, setiap orang yang beribadah kepada
Tuhan, tentang percikan darah itu tidak asing lagi bagi dia.
Percikan darah Yesus ini lebih
dahsyat dari darah Habel. Walaupun darah Habel bisa teriak dan menceritakan
peristiwa terjadinya pembunuhan itu, tetapi darah pemercikan Yesus lebih
berkuasa, sehingga kita boleh menikmati kasih karunia, kita boleh menikmati
damai sejahtera yang melimpah atas kita.
Kalau hanya bercerita atau
bersaksi, itu bagaikan darah Habel yang berteriak menceritakan perbuatan Kain
membunuh Habel, tetapi lebih dari pada itu, kita harus mengalami percikan
darah.
Kalau hanya bercerita, bersaksi
bahwa Tuhan Yesus baik, itu tidak salah, tetapi ada lagi yang lebih berkuasa,
apabila telah mengalami percikan darah, (percikan darah Yesus); orang lain yang
bersalah, kita yang harus menderita, tetapi oleh karena percikan ini, kita
limpah kasih karunia dan limpah damai sejahtera.
Jadi, mana yang lebih berkuasa;
darah Habel atau percikan darah Yesus? Tentu percikan darah Yesus yang lebih
berkuasa...puji Tuhan.. Haleluya..
Agunglah rahasia ibadah ini.
Dahulu kita tidak mengerti apa-apa, sehingga mudah sekali diseret kepada
berhala, mudah diseret dalam dosa kejahatan, mudah diseret dalam dosa
kenajisan, tetapi malam ini kita sudah mengerti; betapa agungnya rahasia ibadah
kita ini.
Inilah yang harus dipikul oleh
para imam, ini juga yang harus diikuti sidang jemaat tanpa terkecuali, pemuda
remaja. Jangan ikuti cara yang lain. Puji Tuhan ... Haleluya.
Ijinkanlah Pengajaran Mempelai ini
turut campur mengatasi nikah (hubungan kita dengan Tuhan), dan akhirnya nanti
berkatnya sampai ke luar (di ladang), sampai kepada pemerintahan, karena hikmat
dari sorga turut mengurus segala sesuatunya, sehingga Potifar juga tidak perlu
lagi mengurus apa-apa di dalam rumahnya, kecuali mengurus soal makannya saja.
Tuhan pasti urus kehidupan kita,
Tuhan pasti pelihara kehidupan kita, lewat Pengajaran Mempelai. Hanya satu yang
harus kita urus: NIKMATI FIRMAN ALLAH DALAM SETIAP PERTEMUAN-PERTEMUAN IBADAH
INI.
Pendidikan diurus oleh Tuhan.
Pekerjaan diurus oleh Tuhan. Masa depan diurus oleh Tuhan. Penyakit ditanggung
dan diurus oleh Tuhan. Kebutuhan diurus oleh Tuhan. Hanya satu yang perlu kita
urus, yaitu soal makan minum Firman Allah, itulah makan minum yang harus kita
nikmati dalam setiap pertemuan ibadah ini.
Agunglah rahasia ibadah. Jangan
bermain-main lagi dalam beribadah. Ijinkan Pengajaran Mempelai mengurusi hidup,
nikah kita, pelayanan kita, nanti Tuhan yang urus, nanti Tuhan yang pelihara,
nanti Tuhan yang cukupkan, nanti Tuhan yang bela dan berkati dengan limpah.
Perhatikanlah soal makan dan
minum, jangan sampai kita tidak mengurusi soal makan dan minum, jangan sampai
kita tidak menikmati firman Allah sebagai makanan rohani kita sekaliannya.
Terbuktilah, bahwasanya; agunglah
rahasia ibadah ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment