KITAB KOLOSE
(Seri: 65)
Subtema: JANGAN SALING MENDUSTAI SUPAYA TIDAK ADA KEMUNAFIKAN.
Shalom.
Selamat
malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita
masing-masing, pribadi lepas pribadi.
Biarlah
kiranya Tuhan melawat setiap kehidupan kita lewat pembukaan Firman Tuhan, sebab
itu kita memohon dengan segala kerendahan hati, supaya kiranya kita layak
menikmati pembukaan firman dari Tuhan.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada, kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:
9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia
baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Khaliknya;
“Jangan lagi kamu saling mendustai.”
Berarti,
antara satu dengan yang lain jangan saling mendustai, tetapi marilah kita
menampilkan atau menunjukkan hati kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan dan
sesama dengan cara berkata jujur, sebab semua perkataan-perkataan yang keluar
dari mulut berasal dari dalam hati.
Jadi, untuk
menampilkan hati kita kepada Tuhan dan sesama itu dengan cara berkata jujur.
Pendeknya:
Dengan berkata jujur, tidak saling mendustai, menunjukkan bahwa seseorang tidak
hidup di dalam kepalsuan.
Kita
berbicara kepada orang lain tidak hanya dengan mulut (perkataan), tetapi dengan
semua perbuatan, dengan semua tindakan, dengan semua sikap, prilaku, solah tingkah,
itu juga disebut dengan tulisan yang terbuka, yang merupakan kesaksian
perkataan. Oleh sebab itu, jangan lagi saling mendustai satu dengan yang lain,
tetapi mari kita tampilkan hati kita kepada Tuhan, tampilkan hati kita kepada
sesama dengan cara berkata jujur.
Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada
yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati
yang bercabang.
Yang
dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi
hatinya bercabang, berarti; hatinya tidak semanis mulutnya.
Pendeknya:
Mulutnya tidak sama dengan hatinya, jelas ini menunjuk kepada; orang yang
munafik.
Lukas 12: 1
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang banyak
telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar,
pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap
ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
Yesus
berkata-kata kepada muridnya: “Waspadalah
terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”
Berarti,
ragi orang Farisi adalah kemunafikan.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG PERTAMA.
Matius 23:
13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup
pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk
dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
Oleh karena
kemunafikan dari orang-orang Farisi, pintu-pintu Kerajaan Sorga tertutup bagi
orang lain.
Kalau kita
sadar akan hal ini: Jangan diulangi untuk hidup di dalam kemunafikan.
Orang-orang
Farisi senantiasa merintangi orang-orang yang berusaha untuk masuk Kerajaan
Sorga. Mengapa demikian? Sebab mereka menyadari bahwa mereka sendiri tidak
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi Tuhan
membuka pintu sorga bagi sidang jemaat di Filadelfia, sebab jemaat di
Filadelfia mempunyai dua kelebihan penting yang paling menonjol:
1.
Mereka menuruti Firman Allah.
2.
Tidak menyangkal nama Tuhan.
Sekalipun
kekuatan mereka tidak seberapa.
Tetapi
orang-orang Farisi senantisa merintangi orang-orang untuk masuk Kerajaan Sorga,
karena mereka menyadari diri bahwa mereka sendiri tidak masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Berarti;
kemunafikan ini bukanlah dosa biasa, tetapi kemunafikan ini adalah dosa yang
bisa menutup pintu sorga bagi orang lain.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEDUA.
Matius 23:
14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan
rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa
yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih
berat.]
Oleh karena
kemunafikan dari orang-orang Farisi:
1.
Menelan rumah janda-janda.
2.
Mengelabui mata orang dengan doa yang
panjang-panjang.
Kita lihat
mengenai; JANDA-JANDA.
Yakobus 1:
26-27
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya. (1:27) Ibadah
yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya
dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Menganggap
dirinya beribadah tetapi tidak mengekang lidah, ia menipu diri sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya.
Tetapi
ibadah yang murni, ibadah yang tidak bercacat cela ialah mengunjungi
janda-janda dalam kesusahan mereka.
Kalau Tuhan
masih memberi kesempatan bagi kita untuk membawa PPT (Pengajaran Pembangunan
Tabernakel) dalam setiap kunjungan-kunjungan kita, itu artinya kita harus
mengerti kesusahan mereka, kesusahan orang lain, supaya Kristus menjadi Kepala,
menjadi suami atas mereka.
Yesaya 62: 4
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan
suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi",
tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu
"yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu
akan bersuami.
Kalau
Kristus yang menjadi Kepala, maka kita berkenan kepada-Nya, dan disebut juga
dengan negeri yang bersuami, senantiasa berada di tengah-tengah keramaian kota.
Maka kita
harus bersyukur, kalau Tuhan mempercayakan kita untuk membawa Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) di manapun kita dalam setiap kunjungan-kunjungan,
biarlah kita mengerti kesusahan mereka, supaya senantiasa menempatkan Kristus,
sebagai Kepala dan suami sehingga menjadi kehidupan yang berkenan, senantiasa
berada di dalam keramaian kota.
Janda, sama
dengan; sunyi, tidak berada dalam keramaian kota, tidak berkenan kepada Tuhan =
tidak bersuami.
Kemunafikan
orang-orang Farisi selain menelan rumah janda-janda, mereka juga: MENGELABUI
MATA ORANG DENGAN DOA YANG PANJANG-PANJANG.
Matius 6: 5
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah
berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan
berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan
raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Janganlah
berdoa seperti orang munafik, sebab mereka mengucapkan doanya:
-
Dengan berdiri dalam rumah ibadat, dengan kata lain;
berdoa tetapi dalam penonjolan diri.
-
Berdiri pada tikungan-tikungan jalan raya, tujuannya;
supaya mereka dilihat oleh orang lain.
Sebetulnya,
tujuan orang munafik berdoa bukan karena mereka terbeban untuk orang lain,
melainkan untuk dilihat orang lain atau mencari pujian dan hormat dari orang
lain, bukan untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KETIGA.
Matius 23:
15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan
dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi
penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Orang-orang
munafik mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mencari satu orang saja
menjadi penganut agama mereka, tetapi akhirnya orang yang bertobat ini menjadi
penghuni neraka, karena kejahatannya dua kali lipat dari orang-orang munafik
itu sendiri.
Praktek kemunafikan orang-orang Farisi.
Matius 23:
16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta,
yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah
demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat. (23:19) Hai
kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah
yang menguduskan persembahan itu?
Orang-orang
Farisi melayani tetapi mereka terikat dengan perkara-perkara lahiriah, antara
lain:
1. Terikat
dengan emas di Bait Suci, berarti; mengabaikan kesucian, tidak terikat
dengan kesucian.
2. Terikat
dengan persembahan di atas mezbah, berarti; tidak terikat dengan mezbah,
tidak terikat dengan ibadah pelayanan, sama dengan; mengecilkan ibadah dan
pelayanan.
Pelayanan
yang demikian menunjukkan bahwa mereka itu adalah:
1.
Orang-orang buta.
2.
Orang-orang bodoh.
Perlu untuk
diketahui:
-
Orang buta menuntun orang
buta, maka kedua-duanya akan jatuh ke jurang yang sama.
Sebab itu, seorang
hamba Tuhan harus menjadi Kaki Dian Emas, menjadi pelita untuk menuntun sidang
jemaat, tetapi orang buta menuntun orang buta jatuh ke dalam jurang maut yang
sama.
-
Orang bodoh memimpin orang
bodoh, maka tidak dapat memberi jalan keluar dari setiap masalah.
Tetapi kita
patut bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga,
yang telah melayakkan kita, memperkenankan kita untuk menikmati pembukaan
rahasia firman, sehingga ketika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, kita
bisa melihat Kerajaan Sorga terbuka dan kita melihat keindahan, suasana
sorgawi, melihat segala sesuatu yang ada di dalamnya, tinggal tunggu waktu;
apakah kita terus bertahan sampai dengan kesudahannya, bertahan dengan waktu
yang tersisa ini, atau tidak?
Kita juga
patut bersyukur oleh karena pembukaan rahasia firman Tuhan, kita memperoleh
hikmat dan pengertian dari sorga, sehingga kita tahu membedakan antara yang
baik dan yang jahat. Bahkan lebih dari itu, kita tahu membedakan ibadah
pelayanan yang benar dan berkenan dengan ibadah pelayanan yang tidak berkenan
di hati Tuhan. Yang pasti, pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah
hikmat Allah dan kekuatan Allah.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEEMPAT.
Matius 23:
23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Membawa
persembahan persepuluhan tetapi orang-orang Farisi mengabaikan apa yang
terpenting dalam hukum Taurat, yaitu:
1. Keadilan.
2. Belas
kasihan.
3. Kesetiaan.
Kalau kita
melakukan firman satu sisi, yakni mengembalikan milik Tuhan (persembahan
persepuluhan), kita juga harus memperhatikan “keadilan, belas kasihan dan
kesetiaan.”
Yang satu
harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Perhatikan
tiga perkara ini.
-
Keadilan. Berarti
harus adil di hadapan Tuhan, misalnya; di dalam mengikuti Tuhan, kita
menggunakan waktu dengan baik. Kalau waktu kita lebih banyak untuk kepentingan
daging, itu tidak adil.
- Belas kasihan. Sudah diberi umur
panjang, diberi kesehatan, diberi kesempatan untuk beribadah, diberi kesempatan
untuk melayani pekerjaan Tuhan, diberi kemauan, juga mendapat upah dari
pekerjaan sesuai dengan belas kasihan Tuhan, maka biarlah kita senantiasa hidup
di dalam belas kasihan itu terhadap orang lain.
- Kesetiaan. Banyak orang
menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Kesetiaan
seseorang menunjukkan bahwa ia seorang yang bertanggung jawab.
Persamaannya.
Matius 23:
24
(23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk
kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya
kamu telan.
Nyamuk
ditapiskan dari dalam minuman, tetapi unta yang di dalamnya ditelan.
Artinya;
dosa kecil dibersihkan, tetapi dosa besar, dosa yang banyak itu dibiarkan di
dalam (bertahan dengan dosa besar).
Jangan
sampai kita membersihkan diri dari dosa kecil, tetapi mengabaikan dosa besar,
dengan kata lain bertahan dengan dosa besar.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KELIMA.
Matius 23:
25
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan
pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan
dan kerakusan.
Cawan dan
pinggan dibersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan
rampasan dan kerakusan, sama dengan; menikmati rampasan dan kerakusan.
-
Rampasan, sama dengan;
mengambil yang bukan miliknya.
-
Kerakusan, sama dengan; tidak
puas dengan yang ada, tidak merasa cukup dengan yang ada.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEENAM.
Matius 23:
27-28
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran. (23:28)
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata
orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
Kemunafikan
orang Farisi sama seperti kuburan; di luarnya dilabur atau dicat putih bersih,
tetapi di dalamnya penuh dengan tulang-tulang busuk, penuh dengan kotoran.
Artinya; di
sebelah luarnya tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalamnya penuh
dengan kemunafikan atau hatinya bercabang pada yang jahat.
Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi
dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KETUJUH.
Matius 23:
29
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam
nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
Orang-orang
Farisi membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.
Matius 23:
30-31
(23:30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman
nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan
nabi-nabi itu. (23:31) Tetapi dengan
demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan
pembunuh nabi-nabi itu.
Mereka
berkata: “Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu”, tetapi dengan membangun
makam dan memperindah tugu-tugu, tanpa sadar sebetulnya mereka telah bersaksi
bahwa mereka adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Di atas tadi
saya sudah tandaskan: Kesaksian itu bukan hanya dari mulut (perkataan), tetapi
juga dari tindakan dan perbuatan.
Memperindah
tugu, menunjukkan bahwa; mereka hidup di dalam penyembahan berhala.
1 Samuel 15:
22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN
itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada
mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada
korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah
sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah
berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia
telah menolak engkau sebagai raja."
Kedegilan
itu sama dengan penyembahan berhala, sekalipun tidak mendirikan terafim,
sekalipun tidak mendirikan tugu.
Jadi,
sekalipun mereka berkata: “Jika kami
hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam
pembunuhan nabi-nabi itu”, tetapi dengan memperindah tugu, menunjukkan
bahwa; mereka hidup dalam penyembahan berhala, menduakan hati Tuhan, hati
bercabang. Mulutnya berkata manis, tetapi hatinya bercabang.
Kemudian,
membangun makam, menunjuk; orang yang senantiasa menjamah apa yang najis, sama
dengan hanya mengerjakan apa yang najis. Makam, sama dengan; kuburan bagi orang
yang sudah mati.
Yang benar
adalah orang mati harus mengubur orang mati, tidak ada sangkut paut orang mati
dengan orang hidup. Jadi, jangan kita sibuk dengan perbuatan orang yang mati.
Yang diukur
oleh buluh pengukur adalah Bait Allah. Mengapa? Karena di dalamnya ada Roh
Allah, sehingga oleh Roh Allah tersebut, kita boleh bekerja, melayani Tuhan di
tengah-tengah ibadah itu sendiri, ada aksi (kegiatan) dan ada akselerasi
(percepatan, cekatan dalam melayani Tuhan), sebab itu; biarlah orang mati
mengubur orang mati.
Kita sudah
menerima dan melihat pemaparan dengan tujuh kemunafikan dari orang Farisi.
Kemunafikan
terjadi karena mulut tidak sesuai dengan hatinya; mulut berkata manis, tetapi
hatinya bercabang, seperti itulah orang-orang Farisi di dalam pelayanan mereka.
Sebab itu; jangan lagi saling mendustai satu dengan yang lain, baik itu
perkataan, baik itu tindakan perbuatan, solah tingkah, gerak-gerik sekecil
apapun.
Kita sudah
lihat dampaknya begitu fatal sekali;
-
yang pertama saja:
Menghambat orang masuk sorga. Kalau masih ada kemunafikan, berarti menghambat
orang lain masuk sorga. Kalau sebagai gembala, saya dan isteri saya, munafik,
berarti; menghambat sidang jemaat masuk sorga.
Jangan munafik lagi,
tetapi tampilkan hati ini dengan berkata jujur, sebab semua perkataan itu
berasal dari dalam hati. Jangan lagi saling mendustai. Kalau kita melihat
kelemahan orang lain, doakan, jangan manfaatkan kelemahan orang lain, sebab
kemunafikan itu menghambat orang lain masuk sorga.
-
Kemunafikan yang
terakhir juga fatal sekali: Berkata tidak membunuh para nabi-nabi jika
hidup pada zaman nenek moyang, tetapi dengan membangun makam nabi dan
memperindah tugu nabi, itu sudah menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan
pembunuh. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh...1 Yohanes 3:15.
Kita sedikit
harus malu dengan dosa masa lalu. Jangan bertahan. Hormati nikah suci, tetap
pertahankan hubungan intim dengan Tuhan, supaya tidak terputus dan supaya tidak
terjadi banyak penyangkalan yang merugikan banyak hal. Ketika sudah terjadi
banyak penyangkalan, hilanglah damai sejahtera.
Kalau saya
masih bisa berdiri untuk menyampaikan Firman Tuhan, itu adalah kemurahan.
Jangan sampai karena penyangkalan ini, kita tidak mendapatkan Firman Tuhan.
Matius 5: 34-36
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; (5:36) janganlah
juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jangan kita
bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi apapun juga. Jika ya, katakan: ya,
jika tidak, katakan: tidak, dengan kata lain; ya di atas ya, tidak di atas
tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat, itulah Iblis atau Setan.
Yohanes 8:
44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu
dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia
sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab
ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Kalau
seseorang berdusta, dia adalah anak Iblis atau Setan, sebab iblis / setan
adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Jalan keluarnya.
Lukas 12: 1
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang
banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai
mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah
terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
“Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada
murid-murid-Nya.”
Di antara
ribuan kerumunan orang, perhatian Yesus pertama-tama tertuju kepada 12 (dua
belas) murid.
Matius 13:
9-11
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!" (13:10) Maka
datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau
berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Tanda
perhatian Tuhan kepada 12 (dua belas) murid adalah kepada mereka diberi karunia
untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada kerumunan orang banyak
tidak. Itulah tanda perhatian Tuhan.
Maka kita
terus berdoa, yang pertama adalah supaya Tuhan senantiasa membukakan rahasia
firman. Kalau rahasia firman terbuka, maka pintu-pintu yang tertutup akan
terbuka, termasuk rahasia Kerajaan Sorga akan terbuka, dan kita akan melihat
segala kekayaan-kekayaan sorgawi, dan kita akan melihat segala
keindahan-keindahan yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Tinggal
tunggu waktu; apakah kita bertahan, setia, adil dan hidup dalam belas
kasihan? Tuhan sudah memperlihatkan suasana Sorga, keadaan sorga, tinggal
kita setia atau tidak, bertahan dengan waktu yang tersisa ini atau tidak?
Itulah
perhatian Tuhan kepada 12 (dua belas) murid, yaitu kepada mereka dibukakan
rahasia firman, tetapi kepada kerumunan dengan jumlah ribuan orang hanya bentuk
perumpamaan.
Berarti,
kalau saya ambil kesimpulannya: Kita ini adalah kehidupan murid-murid yang
sangat diperhatikan oleh Tuhan. Hari-hari ini kita semakin merasakan betapa
indahnya suasana sorga oleh karena perhatian Tuhan yang luar biasa. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment