IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 AGUSTUS 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 164)
Subtema: PENGAJARAN MEMPELAI & PENGAJARAN
TABERNAKEL ADALAH UPAH BESAR YANG TANPA BATAS
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan
bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita, memenuhi tempat perhimpunan ibadah
pemuda remaja malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa
anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan, terkhusus pemuda remaja di
manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati sekaliannya.
Oleh sebab itu, lewat doa kita
memohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya bagi kita
sekaliannya.
Segera saja kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari STUDY YUSUF.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan
oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51)
Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan
kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-
Yang sulung bernama Manasye.
-
Anak kedua bernama Efraim.
Selanjutnya, kita akan
memperhatikan arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai
dari yang sulung, yaitu Manasye.
MANASYE, artinya; Allah telah
membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Tentang: YUSUF
LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas
tiga fase.
-
Fase yang pertama: “Ketika
Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
-
Fase yang kedua: “Pada saat
Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf
berada di dalam penjara” (Kejadian 40).
Itulah tiga fase di mana Yusuf
mengalami kesukaran-kesukarannya.
Kita masih memperhatikan fase yang
kedua.
FASE YANG KEDUA: Pada
saat Yusuf tinggal di rumah Potifar.
Kejadian 39: 4-5
(39:4) maka Yusuf mendapat
kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya
kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
(39:5) Sejak ia memberikan kuasa
dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati
rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala
miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Perhatikan kalimat: “ia boleh melayani dia”, artinya: Yusuf dipercaya untuk melayani Potifar.
Selanjutnya, rumah dan segala
milik Potifar diserahkan kepada kekuasaan Yusuf, dan sejak kuasa itu diberikan
kepada Yusuf, Tuhan pun memberkati rumah Potifar.
Di mana ada hadirat Tuhan, di situ
ada berkat. Selama tabut perjanjian ada di rumah Obed-Edom, selama itu pun
rumah Obed-Edom diberkati dengan limpah ruah, seperti yang tertulis dalam 2 Samuel 6: 12, “tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang
Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya”
Pendeknya, berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah
maupun yang di ladang.
-
Di rumah = di dalam.
-
Di ladang = di luar rumah atau
pekerjaan di luar rumah.
Sebelumnya, Potifar tidak menduga
hal ini, di mana dia diberkati dengan luar biasa oleh Tuhan, baik rumahnya
diberkati, baik ladangnya diberkati oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, terlebih dahulu
kita memperhatikan ayat 1.
Kejadian 39: 1
(39:1) Adapun Yusuf telah
dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala
pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah
membawa dia ke situ.
Yusuf dibawa ke Mesir oleh orang
Ismael, lalu dijual di sana.
Dengan demikian, satu sisi kita
melihat: Dari hasil penjualan Yusuf kepada Potifar, orang Ismael mendapat
keuntungan yang besar berupa sejumlah uang (upah) yang besar. Namun sangat
disayangkan, dengan menjual Yusuf, mereka telah kehilangan kesempatan yang
besar, karena keuntungan atau upah yang mereka (orang Ismael) terima sifatnya terbatas. Ketika uang habis, keuntungan
atau upah pun habis, namun hatinya tetap kosong, tidak pernah dipuaskan oleh
firman Allah, karena kehilangan kesempatan yang besar, itulah pengajaran firman.
Berbicara tentang Yusuf, berarti berbicara tentang Firman Pengajaran Mempelai.
Inilah kehidupan orang Kristen
yang tidak sungguh-sungguh, hanya memikirkan keuntungan atau mendapat upah
dengan memperjual-belikan Injil.
Banyak orang Kristen mengejar upah,
mengejar keuntungan yang besar, sampai rela meninggalkan ibadah, menjauhkan
diri dari kesempatan yang besar untuk mendengar firman Tuhan
(memperjual-belikan Injil), padahal upah dan keuntungan yang dikejar itu
terbatas sifatnya, dan akhirnya ia kehilangan kesempatan dan keuntungan yang
besar, itulah firman pengajaran.
Sebetulnya, ada dua upah yang besar yang akan kita peroleh di dalam
mengikuti Tuhan.
YANG PERTAMA.
1 Korintus 3: 11-14
(3:11) Karena tidak ada
seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah
diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (3:12)
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, (3:13) sekali kelak pekerjaan
masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu. (3:14) Jika
pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
Upah atau keuntungan yang dimaksud
oleh Firman Allah di sini ialah kalau rumah, yaitu kehidupan rohani kita, dapat
menembus api atau kuat ketika diuji oleh
api.
Sebaliknya jika rumah atau
kehidupan rohani kita tidak tahan uji oleh api, dengan lain kata rumah itu
terbakar, akan mengalami kerugian yang besar. Rumah yang mengalami kerugian
yang besar, itulah rumah yang dibangun dengan kayu, rumput kering dan jerami.
-
Kayu menunjuk manusia daging.
-
Rumput kering menunjuk hidup tanpa persekutuan
dengan Tuhan.
-
Jerami menunjuk tidak memiliki Tuhan.
Sedangkan rumah atau kehidupan
rohani yang dimaksud di sini ialah rumah yang dibangun dengan emas, perak, batu
permata.
-
Emas adalah gambaran dari sifat-sifat Ilahi, berarti; murni,
tidak dapat dipengaruhi oleh yang tak suci.
-
Perak, berarti; berdiri di atas kebenaran, menunjuk umat
ketebusan (kehidupan yang sudah ditebus), yaitu milik kepunyaan Allah sendiri.
-
Batu permata berbicara tentang gereja Tuhan
yang akan dipermuliakan.
Wahyu 21: 19-20
(21:19) Dan dasar-dasar
tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu
yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah,
dasar yang keempat batu zamrud, (21:20)
dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar
yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang
kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang
kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
Dua belas batu permata adalah dasar dari tembok Yerusalem baru.
Yerusalem baru menunjuk kepada mempelai wanita Tuhan, kehidupan yang
dipermuliakan (berada dalam kemuliaan).
Kesimpulannya, dua belas batu
permata berbicara tentang kemuliaan Tuhan atas gereja Tuhan.
Oleh sebab itu, orang Kristen
janganlah melewatkan kesempatan untuk mencari keuntungan rohani, dengan lain
kata, jangan menyia-nyiakan pengajaran firman Allah yang berkuasa untuk membawa
kehidupan gereja Tuhan sampai kepada kemuliaan.
Keluaran 28: 15, 17, 21
(28:15) Haruslah engkau
membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama
dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain
ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya
haruslah engkau membuatnya. (28:17)
Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata:
permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; (28:21) Sesuai dengan nama para anak
Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada
tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku
dari yang dua belas itu.
Dua belas batu permata tatahan ada
pada tutup dada dan pada tiap-tiap permata harus ada diukirkan seperti meterai,
nama salah satu suku dari yang dua belas itu, itu menunjuk kepada dua belas rasul hujan akhir.
Tugas dari dua belas rasul hujan
akhir adalah memerintah gereja hujan akhir, yakni gereja yang akan terangkat dalam kemuliaan, itulah batu permata yang dapat menembusi api.
Pengajaran firman yang kita terima
dalam setiap pertemuan ibadah, terkhusus untuk firman penggembalaan Ibadah
Pemuda Remaja yaitu tentang Study Yusuf, itu merupakan kesempatan yang besar, upah yang besar untuk sampai dipermuliakan, dengan lain kata
dapat menembusi api.
Orang Ismael, saudagar dari
Midian, membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya di sana untuk mencari dan
mendapatkan upah atau keuntungan dengan berupa sejumlah uang, namun itu
bukanlah upah yang abadi, itu hanyalah keuntungan yang terbatas, karena mereka
melepaskan kesempatan, yaitu pengajaran firman, dan akhirnya kehilangan
kesempatan untuk diubahkan oleh pengajaran firman Allah.
Jika di dalam pemikiran orang
Kristen hanya mencari berkat-berkat saja, maka pada akhirnya ia harus melewati
hukuman api neraka, sebab walaupun memperoleh sejumlah uang yang besar dari
hasil penjualan, tetapi keuntungan itu sifatnya terbatas; habis uang, habis
upah, dengan kata lain terbakar hangus karena tidak dapat menembusi api, namun pengajaran firman kekal sampai
selama-lamanya.
Bangunan yang terbuat dari emas,
perak dan batu permata adalah bangunan yang dapat menembusi api, itulah upah
yang besar, upah yang tanpa batas.
Sedangkan bangunan dari kayu,
jerami dan rumput kering akan terbakar hangus, tidak dapat menembusi api,
dengan kata lain tidak lepas dari hukuman api neraka, karena mereka kehilangan
kesempatan yang besar dengan melepaskan pengajaran firman, sehingga mendapat
kerugian yang besar, tidak mendapat upah.
1 Korintus 3: 12-15
(3:12) Entahkah orang
membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput
kering atau jerami, (3:13) sekali
kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia
akan mendapat upah. (3:15)
Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia
sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Kedatangan Tuhan akan nampak
dengan api, maka setiap bangunan atau pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api.
Bangunan yang terbuat dari kayu,
rumput kering dan jerami sudah pasti terbakar, artinya tidak dapat menembusi
api. Pengikutan orang Kristen yang hanya sebatas diberkati; akan terbakar oleh
api, itulah bangunan yang terbuat dari kayu, rumput kering dan jerami.
Sebetulnya, ada dua upah yang besar yang akan kita peroleh di dalam
mengikuti Tuhan.
YANG KEDUA.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf mendapat
kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya
kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
Kembali kita memperhatikan
kalimat: “ia boleh melayani dia”,
maksudnya; Yusuf dipercaya untuk melayani Potifar.
Kalau kita dipercaya untuk melayani pekerjaan Tuhan ini adalah upah yang jauh
lebih besar dari segala-galanya dan lebih mulia dari upah yang ada di atas muka
bumi ini.
1 Korintus 9: 16-18
(9:16) Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu
adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. (9:17) Kalau andaikata aku melakukannya
menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. (9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan
Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita
Injil.
Upah yang lebih besar ialah
dipercaya untuk melayani pemberitaan injil tanpa upah = upah tanpa batas.
Sejumlah uang yang kita terima,
sekalipun jumlah uang yang besar, nanti itu akan ada batasnya. Habis uang,
habis upahnya. Tetapi kalau seseorang dipercaya untuk melayani pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan
percayakan, disebutlah upah tanpa batas,
sebab yang kita layani adalah Tuhan yang bertakhta di dalam kerajaan yang
kekal, tanpa batas, unlimited.
Ibrani 8: 5-7
(8:5) Pelayanan mereka
adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti
yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (8:6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat
suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari
perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. (8:7) Sebab, sekiranya perjanjian yang
pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
Saat ini kita telah menerima
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, dengan demikian ibadah pelayanan
kita di atas muka bumi ini adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga = pelayanan dengan upah tanpa batas.
Keuntungan melayani dengan upah
tanpa batas, yang menjadi pengantara ialah Imam Besar Agung, tanpa cacat cela
atau noda atau kerut atau yang serupa itu, Ia yang benar dijadikan dosa supaya
kehidupan kita dibenarkan, Dia rela jadi korban, penuh dengan kasih karunia,
kasih karunia tanpa batas.
Dahulu kita tidak mengenal Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, tetapi sekarang kita sudah menerima
Pengajaran Mempelai, kita sudah menerima Pengajaran Tabernakel, berarti ibadah
dan pelayanan kita adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga,
inilah pelayanan dengan upah tanpa batas.
Oleh sebab itu, janganlah kita
menjalankan ibadah dengan cara ibadah yang pertama, yang tidak mengandung
janji, itulah ibadah Taurat, ibadah lahiriah, di mana upah yang diterima adalah
terbatas, tetapi biarlah kita menjalankan ibadah pelayanan menggunakan pola
Tabernakel, sesuai dengan gambaran dan bayangan yang ada di dalam Kerajaan
Sorga, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, menerima upah dengan tanpa batas.
Itulah upah yang dimaksud menurut
firman Allah, bukan upah menurut manusia atau menurut aturan gerejawi.
Wahyu 22: 3-5
(22:3) Maka tidak akan ada
lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya, (22:4)
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di
sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan
Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya.
Ada dua kegiatan di dalam Kerajaan
Sorga:
1.
Hamba-hamba Tuhan
beribadah.
2.
Hamba-hamba Tuhan
memerintah atau melayani sebagai raja sampai selama-lamanya.
Berarti, ibadah dan pelayanan di
dalam Kerajaan Sorga = ibadah dan pelayanan dengan upah tanpa batas, sampai
selama-lamanya, unlimited.
Tabernakel itu adalah merupakan
miniatur dari Kerajaan Sorga, maka kalau kita sudah mengerti Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, yang merupakan bayangan dan gambaran dari
apa yang ada di sorga, tetapi dengan
sengaja meninggalkan ibadah dan
pelayanan hanya karena mencari upah atau keuntungan dengan jumlah besar
uang di luaran sana, sama dengan bunuh
diri.
Dampak positif melayani tanpa batas.
Kejadian 39: 4-8
(39:4) maka Yusuf mendapat
kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas
rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam
rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang
Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya,
baik yang di rumah maupun yang di ladang. (39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan
dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari
makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Yusuf dibeli oleh Potifar dan ia
telah menjadi berkat yang besar di rumah Potifar. Dengan demikian, Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sasarannya adalah kehidupan nikah dan
rumah tangga, bahkan sampai kepada pemerintahan. Mengapa demikian? Sebab
Potifar adalah seorang pejabat tinggi, tepatnya seorang kepala pegawai istana
Firaun.
Jadi, jikalau Pengajaran Mempelai
turut campur di dalam hal mengatur nikah, mengatur rumah tangga, bahkan
pemerintahan, maka hikmat sorgawi yang akan mengatur semuanya, sehingga berkat
Tuhan ada atas segala milik Potifar.
Berkat Tuhan ada atas segala milik
Potifar, baik yang di rumah, itulah di dalam, maupun yang di ladang, itulah
sidang jemaat yang ada di luaran sana, juga diberkati oleh Tuhan.
Kalau Pengajaran Mempelai
diijinkan turut campur mengatur kehidupan nikah, turut campur untuk mengatur
rumah tangga kita masing-masing, maka:
-
kehidupan nikah di dalam rumah
tangga diberkati,
-
dan kehidupan ladang di luar rumah
tangga juga diberkati.
Dengan segala kerelaan hati, kita
ijinkan Pengajaran Mempelai turut campur mengatur kehidupan nikah kita
(hubungan kita dengan Tuhan), turut campur mengatur di dalam rumah tangga kita,
maka hikmat sorgawi akan mengatur segala-galanya. Berkat atas rumah tangga,
berkat atas kehidupan nikah, berkat atas pemerintahan akan terasa sampai ke
luar.
Dalam 1 Korintus 3: 9, Rasul
Paulus berkata: “kami adalah kawan
sekerja Allah; kamu adalah ladang
Allah, bangunan Allah.”
Ladang menunjuk kepada pekerjaan
Tuhan yang di luar, yakni sidang jemaat (kehidupan) di luar penggembalaan ini.
Mari kita lihat; KEHIDUPAN YANG DI
LUAR.
Yohanes 10: 3
(10:3) Untuk dia penjaga
membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Domba-domba dituntun keluar, yaitu
domba-domba yang dengar-dengaran. Kalau kita dengar-dengaran, maka gembala akan
menuntun kita ke luar, menjadi kesaksian.
Tuhan sudah mempercayakan kepada
kita PPT, yaitu Pengajaran Pembangunan Tabernakel sebagai sarana untuk membawa
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel yang kita peroleh dari Tuhan,
untuk selanjutnya dibawa keluar.
Siapa yang turut dibawa ke luar?
Itulah kehidupan yang dengar-dengaran. Kalau tidak dengar-dengaran, tidak boleh
ikut ke luar, sebab tidak menjadi contoh teladan nantinya.
Yohanes 10: 9
(10:9) Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar
dan menemukan padang rumput.
Kehidupan yang tergembala menjadi
berkat, baik di dalam maupun di luar penggembalaan.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena
kasih setia-Nya besar, kekal, untuk selama-lamanya.
Yohanes 10: 16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba
lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun
juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu
kawanan dengan satu gembala.
Yesus adalah Gembala yang baik,
Dia bukan hanya menggembalakan yang di dalam, yakni bangsa Israel, tetapi Dia
juga menggembalakan yang di luar, yakni bangsa kafir, sehingga nanti Israel
bersatu dengan bangsa kafir, itulah berkat di dalam dan berkat di luar.
Inilah beban yang Tuhan taruh di
atas pundak kita masing-masing untuk kita saling melengkapi, bergandengan
tangan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, tidak boleh sibuk dengan urusan
sendiri, tidak boleh sibuk dengan kepentingan diri sendiri lagi, melainkan kita
harus memikirkan apa yang telah dikerjakan oleh Yesus, Dialah Gembala Agung.
Dia juga memikirkan yang ada di luar, supaya bangsa Israel dan kita, sebagai
bangsa kafir, menjadi satu kawanan tuntunan dari pada Gembala Agung. Yesus
Kristus Gembala Agung.
Betapa bijaksananya pribadi
Potifar ini sehingga ia memberikan kuasa kepada Yusuf atas seluruh miliknya,
baik yang ada di dalam rumah, maupun yang ada di luar, di ladang, sehingga
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel turut campur mengatur segala
sesuatu, baik kehidupan nikah maupun rumah tangga, sehingga hikmat sorgawi
turun mengatur segala-galanya.
Berlakulah bijaksana, ijinkanlah
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel mengatur kehidupan kita
masing-masing, mengatur kehidupan pemuda remaja sebagai anak, supaya nanti
hikmat Tuhan yang mengatur segala sesuatunya, hikmat sorgawi akan turun dalam
kehidupan kita, akan turun di di dalam rumah tangga kita masing-masing.
Terima kasih kepada salib di
Golgota, terima kasih kepada Gembala Agung, terimakasih kepada Pengantara yang
luar biasa, sebab Dia tampil sebagai Imam Besar Agung untuk mengadakan pendamaian
dosa di tengah ibadah pelayanan ini. Mengapa? Karena ibadah pelayanan kita di
atas muka bumi ini adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga,
sehingga oleh-Nya kita boleh mendapat upah dengan upah yang tidak terbatas.
Siapa yang menyangka sebelumnya,
kalau akhirnya kita diberkati lebih dari apa yang kita pikirkan oleh Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini, sama halnya dengan Potifar, dia tidak
menduga diberkati dengan luar biasa oleh Tuhan, baik rumahnya diberkati, baik ladangnya
diberkati oleh Tuhan.
Jangan lagi kita berpikiran pendek
(terbatas); hanya karena uang, kita tinggalkan Pengajaran Mempelai dan
Pengajaran Tabernakel, jangan.
Kesempatan ini gunakan untuk
menolong kehidupan kita sampai nanti dibawa kepada kemuliaan yang kekal,
Yerusalem baru; semua bangunnya terbuat dari emas, kemudian dasarnya terbuat
dari dua belas batu permata, sudah menembusi api, melewati segala ujian
rintangan halangan, berarti; tidak ada sungut-sungut di dalam melayani Tuhan,
di dalam melayani pekerjaan Tuhan, dan di dalam berkorban, baik tenaga,
pikiran, waktu, uang bahkan materi pun sudah dapat menembusi api. Tetapi kalau
hari ini kita tidak dapat menembusi api, maka api neraka yang akan menjadi
hukumannya, itulah bangunan kayu, rumput kering, dan jerami.
Kita bersyukur kepada Tuhan, sebab
Tuhan Yesus baik. Kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment