IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 AGUSTUS 2019
KITAB KOLOSE
(Seri: 61 )
Subtema: SALING MENGASIHI
SUPAYA JANGAN SALING MENDUSTAI
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera. Bahagia kiranya
memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan,
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat Live Streaming Youtube, Facebook di
manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita semua, dan firman itu
sekaligus membawa kita rendah di kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Dia,
sampai akhirnya benar-benar tingkat rohani kita betul-betul sudah berada pada
puncaknya, yaitu doa penyembahan. Berarti tunduk dan takluk kepada kehendak
Allah, tidak lagi takluk dan tunduk
kepada keinginan sendiri, supaya di atas segalanya nama Tuhan
dipermuliakan.
Itulah puncak rohani, berada dalam doa penyembahan,
berarti takluk dan tunduk kepada kehendak Allah, tidak takluk dan tunduk kepada
kehendak diri sendiri. Demikianlah kiranya sampai akhirnya ada suatu
persekutuan yang indah, itulah nikah suci, sampai kita betul-betul menghormati
nikah suci itu. Hubungan intim dengan Tuhan tidak terganggu, itu adalah nikah
suci dengan Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat
di Kolose.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling
mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia
baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Khaliknya;
Kalimat yang harus kita perhatikan di sini adalah: “Jangan lagi kamu saling mendustai.”
Berarti, antara satu dengan yang lain jangan saling
mendustai, tetapi mari kita berkata jujur, supaya kita jangan menyakiti hati
Tuhan dan supaya kita jangan menyakiti hati sesama dengan perkataan dusta itu.
Perkataan dusta menyakiti hati Tuhan dan menyakiti
hati sesama.
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu
dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia
sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab
ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Satu dari tiga tabiat Iblis atau Setan yang paling
mendasar ialah dusta.
Iblis atau Setan adalah bapa pendusta, maka kalau
seseorang berkata dusta, tanpa disadari ia telah menunjukkan dirinya sebagai
anak Iblis atau Setan, itu sebabnya orang yang berkata dusta menyakiti hati
Tuhan dan menyakiti hati sesama.
Matius 5: 34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; (5:36) janganlah juga
engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37)
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si
jahat.
Jangan kita bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi
apapun untuk meyakinkan orang lain, tetapi jika ya, hendaklah katakan: ya, jika
tidak, hendaklah katakan: tidak, dengan lain kata: ya di atas ya, tidak di atas
tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat, itulah Iblis atau
Setan. Karena Setan adalah bapa pendusta, berarti orang yag berdusta adalah
anak Setan.
Contoh bila seseorang masih dikuasai oleh roh dusta.
1 Yohanes 4: 20
(4:20) Jikalau seorang berkata:
"Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka
ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Jika seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, tetapi ia membenci saudaranya, maka ia adalah
pendusta.
Mengapa saya katakan orang semacam ini pendusta? “ … karena barangsiapa tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya.”
Yang kelihatan saja tidak ia kasihi, bagaimana mungkin
ia mengasihi Allah yang tidak kelihatan itu? Inilah dasar saya mengatakan bahwa
seseorang berkata mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya, dia adalah pendusta. Orang yang semacam ini suka
menyakiti hati Tuhan dan suka menyakiti hati sesama.
Berapa banyak kita menyakiti hati Tuhan? Berapa banyak
kita menyakiti hati isteri, menyakiti hati suami, menyakiti hati anak,
menyakiti hati orang tua, menyakiti hati sesama yang lain?
1 Yohanes 4: 21
(4:21) Dan perintah ini kita terima
dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya.
“Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
Perintah ini kita terima dari Dia; barangsiapa
mengasihi Allah, dia wajib mengasihi sesama, supaya dia jangan menjadi
pendusta. Perintah ini harus kita terima dengan mutlak, sebab perintah ini
berasal dari Allah, supaya kita jangan menjadi pendusta.
Kata “perintah”,
berarti harus dilaksanakan oleh semua orang yang mendengar.
Tujuannya: supaya ternyata kita tidak berdusta di
hadapan Allah.
Yohanes 8: 37-42
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu
adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena
firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. (8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan
demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (8:39) Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa
kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya
kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan
oleh Abraham. (8:40) Tetapi yang
kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan
kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang
demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. (8:41)
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak
dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." (8:42) Kata Yesus kepada mereka:
"Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar
dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan
Dialah yang mengutus Aku.
Orang-orang Yahudi mengaku dan berkata:
-
“Bapa kami ialah
Abraham.”
-
Kemudian berkata lagi: “Kami tidak dilahirkan dari zinah.”
-
Selanjutnya mereka berkata: “Bapa kami satu, yaitu Allah.”
Pengakuan orang-orang Yahudi ini menunjukkan bahwa
mereka itu seolah-olah memiliki iman dari Abraham dan seolah-olah mereka hidup
dari kasih Allah Bapa, tetapi kenyataannya mereka
berusaha untuk membunuh Yesus.
Kalau mereka memang hidup dengan memiliki iman
Abraham, mereka tidak akan berusaha untuk membunuh, sebab Abraham tidak
melakukan hal itu. Dan kalau mereka memang memiliki kasih dari Allah Bapa,
mereka tidak akan berusaha membunuh, karena kasih itu mengampuni kesalahan.
Kesimpulannya; orang-orang Yahudi adalah pendusta, dan
mereka itu adalah keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah.
Mengaku anak Abraham, seolah-olah memiliki iman dari
Abraham dan mengaku anak Allah Bapa, seolah-olah memiliki kasih dari Allah
Bapa, namun ternyata mereka adalah pendusta, karena mereka berusaha untuk membunuh
Yesus.
Maka sekarang kita membaca lagi Yohanes 8: 44
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu
dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh
manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia
tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Oleh sebab itu, Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu.”
Apa yang dimaksud “keinginan-keinginan
bapamu”? Iblis atau Setan adalah pembunuh
dari sejak semula, yaitu sejak di taman Getsemani, di mana Iblis berusaha
membunuh Adam dan Hawa dengan segala kata-kata dusta dan kelicikannya.
1 Yohanes 3: 14-15
(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah
berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara
kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. (3:15) Setiap orang yang membenci
saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa
tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
Ada dua hal yang perlu kita ketahui:
1.
Barangsiapa tidak mengasihi sesamanya, ia tetap di
dalam maut (binasa).
2.
Setiap orang yang membenci sesamanya adalah seorang
pembunuh, sedangkan seorang pembunuh tidak memiliki hidup yang kekal, berarti
maut (binasa).
Sekarang pertanyaannya: Mengapa orang-orang Yahudi
tetap dikuasai oleh roh dusta atau menjadi pendusta?
Jawabnya: karena mereka menolak perintah Allah, yaitu untuk saling mengasihi.
Mari kita lihat sebagai pembuktiannya.
Yohanes 8: 37, 43
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu
adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku
tidak beroleh tempat di dalam kamu. (8:43)
Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat
menangkap firman-Ku.
Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus
karena firman Allah tidak beroleh tempat di dalam hati mereka. Inilah bukti
bahwa orang-orang Yahudi menolak
perintah Allah, yaitu untuk saling mengasihi.
Yohanes 8: 47
(8:47) Barangsiapa berasal dari
Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak
mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."
Jadi, orang-orang Yahudi tidak mendengar firman Allah,
alasannya karena mereka tidak berasal dari Allah, itu sebabnya Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu.”
Andaikata mereka betul-betul Anak Allah sesuai dengan
pengakuan mereka: “Bapa kami satu, yaitu
Allah”, maka mereka akan mendengarkan perintah Allah dari sejak semula,
yaitu untuk saling mengasihi.
Tetapi kenyataannya, pada ayat 47, orang Yahudi
tidak mendengarkan firman Allah, karena memang pada dasarnya mereka tidak
berasal dari Allah, mereka bukan anak-anak Allah, melainkan anak Setan.
Kalau dia anak Setan, pasti dia mendengar bapanya,
yaitu Setan. Kalau dia Anak Allah, pasti mendengar Bapanya, yaitu perintah dari
Allah Bapa untuk saling mengasihi.
Yohanes 8: 38, 40
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa,
itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu
dengar dari bapamu." (8:40)
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang
mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah;
pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Akibat tidak mendengar firman Allah adalah orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus, berarti melakukan seperti apa yang
mereka dengar dari Iblis atau Setan.
Anak Setan harus mendengar bapanya, yaitu Setan. Anak
Allah harus mendengar perkataan Allah sebagai Bapa, yaitu untuk saling
mengasihi. Tidak mungkin anak Setan mendengarkan perkataan Allah Bapa, dan
tidak mungkin Anak Allah mendengarkan perkataan Setan.
Barulah kita menyadari diri sekarang; mana yang
disebut anak Setan, mana yang disebut Anak Allah. Dengan kita mendapatkan
pengertian dari Sorga, barulah kita merasa malu. Kalau hati nurani saudara
tidak malu, ini perlu dipertanyakan. Hidup dalam dusta (membunuh), tidak
mengasihi, tetapi tidak merasa malu (muka tebal) = tidak waras.
Kalau seseorang berkata mengasihi Tuhan, tetapi
hatinya tersirat dengan yang jahat dan yang najis, itu adalah dusta. Jangan
kita menyucikan diri dan membenarkan diri sambil menangis, namun hati tersirat
kepada yang jahat dan yang najis, itu dusta, menyakiti hati Tuhan dan hati
sesama.
Dan apabila seseorang hidup di dalam dusta tidak
memiliki hidup yang kekal (binasa). Barangsiapa mau terlepas dari kebinasaan,
jangan saling mendustai lagi: ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih
dari pada itu anak Setan.
Oleh sebab itu, supaya kita jangan saling mendustai
satu dengan yang lain, dan supaya kita tidak saling menyakiti hati sesama dan
tidak menyakiti hati Tuhan, mari kita lihat jalan keluarnya.
Jalan keluarnya.
1 Yohanes 3: 11
(3:11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya,
yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
Berita yang kita dengar dari mulanya, yaitu: “Bahwa kita harus saling mengasihi”, inilah perintah Allah dari semula.
Mari kita sesuaikan dengan kisah dari injil Yohanes
8.
Yohanes 8: 38, 40
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa,
itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu
dengar dari bapamu." (8:40)
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang
mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah;
pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Yesus berkata kepada orang Yahudi:
- “Apa yang Kulihat pada Bapa,
itulah yang Kukatakan.”
-
“Aku, seorang
yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah”
Jadi Yesus, Anak Allah, melakukan segala sesuatu bukan
atas dasar kehendak-Nya, tetapi melakukan segala sesuatu atas dasar apa yang Dia lihat dan atas dasar apa yang Dia dengar dari Allah yang mengutus-Nya
ke bumi.
Inilah perintah yang harus kita dengar dari semula,
dan Yesus sudah melakukannya. Yesus disalib bukan kehendak-Nya, itu adalah
kehendak Allah Bapa.
Mengapa Yesus, Anak Allah disalib? Karena Dia
melakukan sesuai dengan apa yang Dia lihat dan sesuai dengan apa yang Dia
dengar dari Bapa. Jadi Yesus adalah Anak Allah 100%.
Ayo, belajar untuk melakukan sesuatu hal sesuai dengan
apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari Allah. Jangan suka mendahului
supaya tidak terjadi banyak kesalahan, juga supaya tidak menjadi pendusta yang
menyakiti Tuhan dan sesama.
Jangan juga kita merasa sudah mengerti lebih dahulu.
Dengar sekalipun sudah mengerti. Lihat sekalipun sudah tahu. Itu yang
terpenting, itu tanda bahwa kita adalah Anak Allah. Melakukan tanpa mendengar,
bekerja tanpa melihat, itu namanya sok tahu, merasa lebih hebat, sehingga
kesalahan tidak terhindarkan, yang sifatnya menyakiti hati Tuhan dan sesama.
Yohanes 8: 42
(8:42) Kata Yesus kepada mereka:
"Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar
dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Apa yang Yesus lakukan bukan atas kehendak-Nya
sendiri, Yesus datang ke dalam dunia ini untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa, sebab Yesus, Anak
Allah melihat dan mendengar dari Allah Bapa.
Anak-anak Tuhan secara rohani, yaitu sidang jemaat
yang telah dilahirkan lewat pengalaman kematian dan kebangkitan (baptisan), belajarlah melakukan sesuai dengan apa yang
kita dengar dan kita lihat dari Bapa, supaya ternyata kita jangan menjadi
pendusta dan tidak salah di hadapan Tuhan dan sesama.
Apalagi seorang imam, pelayan Tuhan, marilah kita
melakukan karena kehendak Bapa, supaya kita jangan menjadi pendusta, supaya
kita jangan saling menyakiti hati Tuhan dan menyakiti hati sesama.
Inilah yang benar, dari sinilah kita mengetahui bahwa
Yesus betul-betul Anak Allah, dan dari firman inilah kita mengetahui apakah
kita Anak Allah atau anak Setan?
Sekarang kita akan memeriksa tentang melihat dan tentang mendengar.
Tentang: MELIHAT.
1 Yohanes 4: 19
(4:19) Kita mengasihi, karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita.
“Kita mengasihi, karena Allah
lebih dahulu mengasihi kita”, kalau kita melakukan hal
ini, sama dengan melihat untuk selanjutnya melakukannya.
Tentang: MENDENGAR.
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum
cawan Allah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung,
sehingga dengan demikian kehendak Allah jadi.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung
(meminum cawan Allah), itulah kehendak Allah. Dan kalau kita melakukan ini,
sama dengan mendengar Allah Bapa (dengar-dengaran).
Oleh sebab itu, saat Yesus mendengar kehendak Bapa,
Yesus berkata: “Ya Bapa”, tidak ada
kata tidak, tidak ada penolakan. Dia tidak menolak apa yang Dia dengar =
dengar-dengaran.
Supaya kita jangan saling mendustai, mari kita
melakukan sesuai dengan apa yang kita lihat dan sesuai dengan apa yang kita
dengar dari Dia.
Yesus betul-betul Anak Allah, dan Dia tidak menolak
perintah Allah Bapa. Jadi itu bukan perintah baru, itu sudah perintah lama yang
harus kita kerjakan untuk saling mengasihi. Jangan saling mendustai lagi di
antara kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment