IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 03 AGUSTUS 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 162)
Subtema: HAMBA TUHAN MEMANDANG MILIK
PUSAKA.
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Kita bersyukur karena Tuhan baik,
karena kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya. Saya juga tidak lupa
menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan, yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41:
50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak
Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku." (41:52) Dan
kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya:
"Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-
Yang sulung bernama; Manasye.
-
Yang kedua bernama; Efraim.
Selanjutnya
kita akan melihat arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai
dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya;
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Tentang: Yusuf lupa kepada
kesukarannya.
Adapun
kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase:
-
Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal
bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
-
Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah
Potifar” (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam
penjara” (Kejadian 40).
Mari kita
memperhatikan FASE YANG KEDUA: KETIKA
YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:
1-2
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan
Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli
dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. (39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf,
sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah
ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
“Maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir
itu.”
Kalimat ini
menunjukkan bahwa; Yusuf menjadi hamba bagi Potifar, sebab Potifar memang telah
membeli Yusuf dari tangan orang Ismael, saudagar dari Midian itu.
Di dalam
kitab Wahyu 5: 9-10, di situ
dijelaskan bahwa; Yesus, Anak Allah, telah disembelih, sehingga oleh darah-Nya,
Ia telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Selanjutnya,
membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah kita.
Berbicara
tentang kerajaan imam (imamat rajani), menunjuk kepada; orang-orang yang
melayani Tuhan, itulah hamba Tuhan.
Kejadian 39:
2
(39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga
ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia
di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Sekalipun
Yusuf menjadi hamba bagi Potifar, tetapi Tuhan menyertai Yusuf. Tuhan juga
pernah menyertai bangsa Israel.
Ulangan 32:
8-9
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan
milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia,
maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah
umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Pertama-tama
kita harus mengetahui, bahwa; bagian
TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Ulangan 32:
10-12
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di
padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara.
Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji
mata-Nya. (32:11) Laksana
rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN
sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Tuhan yang
membawa bangsa I srael keluar
dari tanah Mesir, selanjutnya Tuhan sendiri yang menuntun mereka, tidak ada
allah asing menyertai bangsa Israel selama perjalanan 40 (empat puluh) tahun di
padang gurun.
Suasana
padang gurun:
1. “Di tengah-tengah ketandusan”, artinya;
kering-kering rohani. Dengan lain kata; tanpa persekutuan dengan Tuhan.
2. “Auman padang belantara”, artinya;
menghadapi ganasnya binatang buas, yaitu; hawa nafsu dan keinginan-keinginan
daging yang jahat.
Namun
sekalipun kita sudah melihat dua keadaan dari padang gurun tadi, Tuhan tetap
menyertai bangsa Israel, dengan bukti: Dikelilingi-Nya
dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
-
“Dikelilingi-Nya
dia”, ini adalah tabiat dari kasih Allah Bapa yang menyertai bangsa
Israel.
Untuk menghadapi
suasana padang gurun yang begitu ganas, kita butuh penyertaan dari kasih Allah
Bapa.
-
“Diawasi-Nya”,
ini adalah tabiat dari Firman Allah yang menyertai bangsa Israel.
Kebenaran yang
sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, itulah
tabiat dari Allah Anak, firman Allah yang senantiasa menyertai bangsa Israel,
sama artinya; menyangkal dirinya dan memikul salibnya di tengah-tengah
perjalanan rohani kita dalam mengikuti Tuhan.
-
“Dijaga-Nya
sebagai biji mata-Nya”, ini adalah tabiat dari Roh Allah yang
senantiasa menyertai bangsa Israel.
Demikianlah
bangsa Israel dikelilingi-Nya dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji
mata-Nya, sampai akhirnya bangsa Israel tiba di tanah Kanaan, tanah perjanjian
itu.
Ulangan 32:
8
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan
milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak
manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak
Israel.
Setelah
bangsa Israel berada di tanah perjanjian itu, Tuhan membagi-bagikan seluruh wilayah
tanah Kanaan kepada 12 (dua belas) suku Israel -- 12 (dua belas) anak Yakub -- sebagai milik pusaka mereka.
Sementara ayat 9 menunjukkan bahwa; bangsa Israel
adalah bangsa yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, milik
kepunyaan-Nya sendiri, sama artinya; bangsa Israel ini adalah hamba Tuhan.
Hamba Tuhan,
artinya; melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
Pertanyaannya:
Apa hubungan (korelasi) antara hamba
Tuhan dengan milik pusaka?
Jawabnya:
Tanah Ka naan yang sudah dibagi-bagikan sebagai milik
pusaka itu, tidak boleh dijual.
Berarti,
sebagai hamba Tuhan yang memperoleh bagian dari milik pusaka; yang memang
harus diusahakan dan dipelihara.
Syarat-syarat untuk mempertahankan milik
pusaka.
YANG
PERTAMA.
Bilangan 36:
7
(36:7) Sebab milik pusaka orang Israel tidak
boleh beralih dari suku ke suku, tetapi orang Israel haruslah masing-masing
memegang milik pusaka suku nenek moyangnya.
Milik pusaka
orang Israel itu tidak boleh beralih dari suku ke suku, masing-masing suku
harus mempertahankan milik pusaka suku nenek moyangnya.
Bilangan 36:
8-9
(36:8) Jadi setiap anak perempuan di antara
suku-suku orang Israel yang telah mewarisi milik pusaka, haruslah kawin dengan
seorang dari salah satu kaum yang termasuk suku ayahnya, supaya setiap orang
Israel mewarisi milik pusaka nenek moyangnya. (36:9) Sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih
dari suku ke suku, tetapi suku-suku orang Israel haruslah masing-masing
memegang milik pusakanya sendiri."
Seorang
perempuan yang telah mewarisi milik pusaka harus kawin dengan laki-laki yang
sama dengan suku ayahnya.
Bilangan 36:
10, 13
(36:10) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada
Musa, demikianlah diperbuat anak-anak perempuan Zelafehad. (36:13) Itulah perintah dan peraturan yang diperintahkan
TUHAN kepada orang Israel dengan perantaraan Musa di dataran Moab di tepi
sungai Yordan dekat Yerikho.
Milik pusaka
itu harus dipertahankan, tidak boleh dijual. Setiap masing-masing suku,
menerima bagian tanah wilayah mereka yang akhirnya menjadi milik pusaka yang
diwariskan kepada anak cucu turun temurun. Dan milik pusaka itu tidak boleh
beralih kepada suku-suku lain, maka seorang perempuan harus menikah dengan
laki-laki yang sama dengan suku ayahnya, supaya ia tetap menjadi ahli waris
milik pusaka ayahnya.
Itulah
perintah Tuhan yang telah disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel, sebelum
mereka memasuki tanah Kanaan, tanah perjanjian, yang akhirnya dibagi-bagi
kepada 12 (dua belas) suku Israel sebagai milik pusaka mereka.
Wahyu 19:
6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (19:7) Marilah
kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Perjalanan
rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada sebuah pesta nikah Anak Domba,
di mana Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang sempurna,
sedangkan gereja Tuhan yang sempurna menjadi mempelai wanita-Nya.
Tetapi perlu
untuk diketahui: Yesus adalah Tunas Daud, berasal dari suku Yehuda. Yehuda,
menunjuk; raja-raja, berarti; melayani penuh dengan kuasa.
Berarti, untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba
harus tetap berada di dalam pelayanan yang berkuasa, sebab milik pusaka itu
tidak boleh beralih kepada suku-suku lain.
Pertahankanlah
milik pusaka itu, sebab itulah korelasi antara milik pusaka dengan hamba Tuhan.
Yusuf
menjadi hamba bagi Potifar, tetapi Tuhan senantiasa menyertai Yusuf, seperti
Tuhan juga menyertai perjalanan bangsa Israel, dan bangsa Israel juga adalah
hamba Tuhan.
Syarat-syarat untuk mempertahankan milik
pusaka.
YANG KEDUA.
Yehezkiel
46: 16-17
(46:16) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kalau raja
itu memberi sesuatu pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang
anaknya, maka itu menjadi kepunyaan anaknya, dan milik ini menjadi pusaka
mereka. (46:17) Kalau ia
memberikan pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka
itu menjadi kepunyaannya sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja
itu; hanya anak-anak raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.
-
Kalau raja memberi milik pusakanya kepada anaknya, maka
itu menjadi milik pusaka anaknya, milik pusaka anak raja.
-
Jika raja memberi milik pusaka kepada hambanya, maka
tanah itu menjadi milik hambanya, tetapi hanya sampai kepada tahun pembebasan,
namun sesudah itu hanya anak-anak raja
yang berhak mewarisi milik pusaka itu, dengan kata lain; kembali diwariskan
kepada anak raja, tidak boleh beralih kepada suku-suku lain, apalagi kepada
hamba.
Yehezkiel
46: 18
(46:18) Dan janganlah raja itu mengambil
sesuatu dari milik pusaka rakyat, sehingga mereka terdesak dari
miliknya; hanya dari miliknya boleh ia mewariskan kepada anak-anaknya supaya jangan
seorang pun dari umat-Ku didesak dari miliknya."
Selanjutnya,
raja dilarang mengambil sesuatu dari milik pusaka rakyat, dengan lain kata;
umat Tuhan tidak boleh didesak dari milik pusakanya.
1 Raja-Raja
21: 1
(21:1) Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot,
orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana
Ahab, raja Samaria.
Nabot
memiliki kebun anggur di samping istana Ahab, raja Samaria.
1 Raja-Raja
21: 2-3
(21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot:
"Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur,
sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur
yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau
lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."
(21:3) Jawab Nabot kepada Ahab:
"Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek
moyangku kepadamu!"
Ahab
menginginkan kebun anggur Nabot, dan sebagai gantinya; Ahab ingin memberikan kebun
anggur yang lebih baik, bahkan akan membayarnya dengan harga yang memuaskan dan
menggiurkan.
Tetapi Nabot
menolak untuk menjual kebun anggurnya, sebab itu adalah milik pusaka nenek
moyang yang diwariskan kepadanya.
Seberapa pun
besar harga, sekalipun itu adalah nilai yang menggiurkan, bahkan sekalipun
diberikan kebun anggur yang lebih baik, namun Nabot tetap tidak mau menjual
kebun anggur itu, karena kebun anggur itu merupakan milik pusaka nenek moyang
yang diwariskan.
Alasan Ahab menginginkan
kebun anggur Nabot: Letaknya dekat dengan rumah Ahab.
Tujuan Ahab menginginkan
kebun anggur Nabot: Untuk menggantinya dengan kebun sayur.
Perbedaan
antara tanah Mesir dengan tanah Kanaan adalah:
-
Kalau tanah
Mesir dijadikan kebun sayur, itu karena tanah Mesir adalah tanah dataran.
Tetapi kerugian dari tanah dataran adalah kebun sayur harus disirami dengan kekuatan sendiri, di mana air diambil
dari sungai Nil untuk menyirami kebun sayur itu.
-
Sedangkan tanah
Kanaan itu bergunung dan berlembah, itu berbicara tentang; pengalaman
kematian dan kebangkitan.
Keadaan dari bangsa
Israel di tanah Kanaan itu ialah bergantung kepada sebanyak hujan turun dari
langit, artinya; bergantung pada kemurahan
Tuhan.
Itulah
perbedaan antara tanah Kanaan dengan tanah Mesir, perbedaan antara kebun anggur
dengan kebun sayur.
Kesimpulannya:
Ahab tidak menghargai ibadah dan pelayanan, serta kemurahan-kemurahan Tuhan.
Perlu untuk diperhatikan:
Ibadah dan
pelayanan ini adalah milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita.
Ibadah dan
pelayanan ini tidak boleh digantikan oleh harta, kekayaan, uang yang banyak,
pendidikan, pekerjaan, kesibukan dunia.
Ibadah dan
pelayanan ini tidak boleh digantikan oleh apa saja di muka bumi ini, sekalipun
itu terlihat menggiurkan sekali.
Jangan
sampai karena gaji yang menggiurkan, kita tinggalkan ibadah pelayanan.
Hati-hati.
Jangan
sampai karena harta dan kekayaan yang sangat menggiurkan, lalu kita tinggalkan
ibadah pelayanan. Hati-hati.
Jangan
sampai karena kesibukan-kesibukan di dunia ini, karena perkara lahiriah, lalu
ibadah dan pelayanan kita tinggalkan.
Kesimpulannya:
Tidak menghargai ibadah dan pelayanan, sama dengan; tidak menghargai kasih dan
kemurahan Tuhan.
Ibadah dan
pelayanan ini adalah kemurahan Tuhan, sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh
Tuhan kepada kita, yang tidak tergantikan oleh apapun, sekalipun itu
menggiurkan dan bernilai sangat tinggi.
Ahab anggap
enteng bahkan cenderung tidak menghargai milik pusaka; ia ingin mengganti kebun
anggur dan menjadikannya kebun sayur.
Berbeda
dengan Nabot; walaupun ditawarkan sesuatu yang menggiurkan, ia tidak mau
menjualnya, karena kebun anggur itu adalah milik pusakanya. Ini adalah tanda
bahwa Nabot menghargai dan mempertahankan milik pusaka nenek moyang yang
diwariskan kepadanya.
Sekali lagi
saya sampaikan dengan tandas kepada pemuda remaja, terkhusus kepada yang sudah
mengambil bagian dalam pelayanan: Ibadah
pelayanan tidak boleh diganti dengan apa pun di atas muka bumi ini. Tidak boleh
mengecilkan ibadah dan pelayanan. Tidak boleh mengecilkan kemurahan-kemurahan
dari Tuhan, sebab lewat ibadah ini kita sudah banyak menikmati kemurahan Tuhan.
Diberi umur
panjang, diberi nafas hidup, diberi pekerjaan, diberi kesehatan, diberi
kesempatan untuk beribadah, diberi kesempatan untuk melayani Tuhan (Raja di
atas segala raja), bukankah itu semua adalah kemurahan Tuhan? Selain itu, di
dalam penggembalaan ini, kita boleh mengalami penyucian dosa, sampai akhirnya
kita dibawa kepada hubungan intim, yaitu nikah yang suci, bukankah itu adalah
kemurahan Tuhan?
Maka, memang
ibadah pelayanan sebagai milik pusaka tidak tergantikan oleh apa pun, seperti
halnya Nabot yang tidak tergiur dengan tawaran yang sangat menggiurkan.
Kisah Para
Rasul 17: 26-28
(17:26) Dari satu orang saja Ia telah menjadikan
semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah
menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman
mereka, (17:27) supaya mereka mencari
Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia
tidak jauh dari kita masing-masing. (17:28)
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang
telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan
Allah juga.
Tuhan telah
menentukan musim-musim dan batas-batas kediaman manusia, dengan tujuan supaya
manusia;
1.
Mencari Tuhan.
2.
Menjamah Tuhan.
3.
Menemukan Tuhan.
Jika
dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel:
-
“Mencari
Tuhan”,
terkena pada; daerah HALAMAN, di mana terdapat dua alat di dalamnya.
1.
Mezbah Korban Bakaran, menunjuk;
pertobatan.
2.
Kolam Pembasuhan, menunjuk; baptisan
air. Berarti;
-
Satu di dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus...(Roma 6:3-6).
-
Pembaharuan.
-
Penyucian oleh mandi air dan firman.
- “Menjamah
Tuhan”,
terkena pada; RUANGAN SUCI, dengan tiga macam alat di dalamnya.
1. Meja
Roti Sajian,
berarti; menjamah atau melayani Tuhan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
2.
Pelita Emas, berarti;
menjamah atau melayani Tuhan lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.
Mezbah Dupa, berarti; menjamah
atau melayani Tuhan lewat Ibadah Doa Penyembahan.
-
“Menemukan
Tuhan”,
terkena pada; RUANGAN MAHA SUCI, di mana di dalamnya terdapat satu alat yang
terutama dari semua peralatan yang ada dalam Tabernakel, yaitu; Tabut
Perjanjian.
Tabut Perjanjian
terdiri dari dua bagian:
1.
Peti dari tabut
perjanjian itu sendiri.
2.
Tutup grafirat dengan dua kerub di
atasnya.
Pengertian
rohani dari Tabut Perjanjian:
1.
Takhta Allah, menunjuk; ibadah dan pelayanan.
2.
Hubungan nikah antara Kristus (Mempelai Pria Sorga)
dengan gereja Tuhan (sebagai mempelai wanita-Nya) berdasarkan kasih.
Sehingga
dengan demikian, kita sebagai gereja Tuhan sudah menemukan Tuhan.
Pertanyaannya:
Mengapa manusia harus melakukan tiga perkara di atas (mencari, menjamah,
menemukan Tuhan) ?
Sebab di
dalam Tuhan;
1.
Kita hidup.
2.
Kita bergerak.
3.
Kita ada.
Kita ada,
berarti harus bergerak. Kita bergerak karena hidup. Kita hidup, maka harus
bergerak. Kita bergerak, karena kita ada di atas muka bumi ini, yang merupakan
ciptaan/buatan tangan Allah yang disebut keturunan Allah juga.
Kisah Para
Rasul 17: 29
(17:29) Karena kita berasal dari keturunan Allah,
kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas
atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
Perlu untuk
diketahui, karena kita berasal dari keturunan Allah, maka kita tidak boleh
berpikir bahwa: Keadaan ilahi sama dengan emas, perak, batu, ciptaan kesenian dan
keahlian manusia.
Jangan sama
seperti pribadi Ahab; dia berpikir bahwa kebun anggur Nabot itu sama dengan
kebun anggur yang lain, atau sama dengan kebun sayur, atau sama dengan sesuatu
yang menggiurkan dari dunia ini, tidak.
Oleh sebab
itulah, Allah telah menentukan musim-musim bagi manusia dan batas-batas
kediaman manusia.
Ada musim
menabur dan ada musim menuai, ada saatnya mengalami kematian dan ada saatnya
kita harus mengalami kebangkitan, itu musim. Kemudian ada juga batas-batas yang
ditentukan bagi kita, supaya kita boleh mencari Tuhan, menjamah Tuhan dan
menemukan Tuhan.
Ada
musim-musim, ada batas-batas yang ditentukan untuk setiap manusia, maka jangan
kita serobot milik orang lain.
Jangan
sampai ibadah pelayanan -- sebagai milik
pusaka yang Tuhan percayakan -- kita samakan dengan segala sesuatu yang
menggiurkan di dunia ini.
Maka, setiap
orang tidak boleh berpikir, bahwa ibadah dan pelayanan bisa dijadikan sebagai
lahan bisnis untuk mencari keuntungan diri sendiri, karena ibadah dan pelayanan
adalah milik pusaka yang harus diusahakan.
2 Korintus
10: 12-13
(10:12) Memang kami tidak berani menggolongkan
diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan
diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan
dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka! (10:13) Sebaliknya kami tidak mau
bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas
daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada
kamu juga.
Rasul Paulus
tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas kerja
yang dipatok Allah, sampai akhirnya meluas kepada sidang jemaat.
Batas-batas
daerah kerja yang dipatok Allah, artinya: Tidak berani menggolongkan diri atau
membandingkan diri dengan orang-orang yang memujikan diri mereka sendiri,
dengan kata lain; tidak mau bermegah.
-
Bagian kita sebagai hamba Tuhan adalah melayani
pekerjaan Tuhan.
-
Bagian Tuhan adalah menentukan batas-batas bagi kita
semua.
Jangan kita
bekerja melampaui batas yang sudah dipatok. Kalau kita melayani dengan rendah
hati, maka pelayanan ini akan meluas sampai kepada sidang jemaat. Jadi, tidak
perlu sombong dan tidak perlu bermegah melampaui: batas daerah kerajaan sorga
yang dipatok Allah bagi kita.
Bukankah
Tuhan sudah membagi-bagikan seluruh wilayah Kanaan, berdasarkan ukuran-ukuran
dan batas-batasnya, sesuai dengan 12 (dua belas) suku Israel? Jangan keluar
dari batas-batas yang ditentukan oleh Tuhan. Tetaplah rendah hati, sebab ini
(ibadah dan pelayanan) adalah pekerjaan Tuhan, supaya pelayanan kita meluas,
dan diterima oleh umat Tuhan (sidang jemaat) di manapun berada.
Itulah hamba
Tuhan; memandang milik pusaka yang sudah dibagi-bagikan yang diwariskan. Jangan
tukar ibadah pelayanan, jangan tukar milik pusaka dengan yang lain, jangan
keluar dari situ, supaya pelayanan ini nanti meluas.
Kita harus
melayani dengan rendah hati, itu adalah kerinduan saya, sebagai gembala sidang,
yang juga merupakan kerinduan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya. Jangan ujung-ujungnya
nanti menempatkan diri sebagai seorang yang menentukan batas orang lain,
melainkan harus dengar-dengaran.
Kalau kita
melayani Tuhan dengan kerendahan hati yang penuh, maka nanti pelayanan ini akan
meluas dan dipakai Tuhan dengan luar biasa, itulah korelasi antara hamba Tuhan
dengan milik pusaka.
Belajar
dengar-dengaran. Ikuti batas-batas yang sudah ditentukan bagi kita, jangan
keluar dari batas yang sudah dipatok oleh Tuhan. Teta p
rendah hati dan dengar-dengaran.
2 Korintus
10: 14-15
(10:14) Sebab dalam memberitakan Injil Kristus
kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah
kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu. (10:15) Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh
orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap,
bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih
besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang
dipatok untuk kami.
Rasul Paulus
tidak melewati batas daerah kerja, tujuannya; supaya apabila iman dari sidang
jemaat makin bertumbuh, maka ia akan mendapat dan menerima penghormatan yang
lebih besar dibanding dengan daerah kerja yang dipatok untuk dia.
Tuhan
menghormati hamba-hamba Tuhan, jika melayani sesuai dengan batas-batas yang
dipatok oleh Tuhan. Penghormatan dari Tuhan kepada hamba Tuhan karena
pertumbuhan rohani sidang jemaat yang dilayani, itu jauh lebih berharga dari pada
hanya sebatas status dan predikat.
Tuhan Yesus
itu baik. Pengertian-Nya luar biasa diberikan kepada kita.
Kalau saya
renungkan; betapa pribadi Yusuf ini sungguh luar biasa. Dia hamba bagi Potifar,
tetapi Tuhan menyertai Yusuf, seperti Tuhan menyertai umat Israel, milik
kepunyaan-Nya (hamba Tuhan).
Setelah tiba
di Kanaan, seluruh wilayah tanah Kanaan dibagi-bagi menurut jumlah suku Israel,
sebagai milik pusaka. Dan milik pusaka itu harus dipertahankan, tidak boleh
beralih kepada suku-suku lain, supaya nanti pelayanan kita diterima. Kalau
pelayanan kita diterima dan iman mereka bertumbuh, kita mendapat penghormatan
dari Tuhan, dan itu jauh lebih berharga dari sebuah predikat atau status di
muka bumi ini.
Untuk apa
kita bermegah dan tidak mau tunduk? Tidak ada artinya.
Kesimpulannya:
Tuhan dan milik pusaka yang diwariskan kepada kita adalah bagian kita yang
tidak boleh beralih, tidak boleh digantikan dan tidak boleh dijual apa pun
alasannya.
Syarat-syarat untuk mempertahankan milik
pusaka.
YANG KETIGA.
Imamat 25:
23-28
(25:23) "Tanah jangan dijual mutlak, karena
Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.
(25:24) Di seluruh tanah milikmu
haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25:25)
Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari
miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang
terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. (25:26) Apabila seseorang tidak
mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu
untuk menebus miliknya itu, (25:27)
maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam
perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang
membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya. (25:28) Tetapi jikalau ia tidak mampu
untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan
orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah
itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya."
Kalau ada
orang jatuh miskin, lalu akhirnya dia menjual milik pusaka itu, maka tanah yang
dijualnya itu menjadi hak orang yang membelinya. Kemudian, apabila ia tidak
mampu untuk mengembalikan uang itu untuk mengambil tanah itu, maka tanah itu
tetap menjadi milik si pembeli, tetapi ia harus menunggu sampai tahun Yobel,
lalu setelah tiba tahun Yobel, tanah itu akan bebas dan kembali kepada dia, dan
orang itu boleh pulang ke tanah miliknya, sebab milik pusaka tidak boleh
beralih ke tangan orang lain. Tahun Yobel adalah tahun pembebasan.
Kisah Para
Rasul 13: 19-22
(13:19) Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di
tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan
mereka (13:20) selama kira-kira
empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim
sampai pada zaman nabi Samuel. (13:21)
Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul
bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. (13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi
raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud
bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala
kehendak-Ku.
Yobel
pertama ialah Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk membebaskan segala persoalan
orang Israel, tetapi Yobel kedua ialah Tuhan mengangkat raja Daud.
Yesus adalah tunas Daud, Raja di atas segala raja yang sudah turun ke bumi untuk membebaskan kita dari dosa. Kita ini manusia berdosa, dan Tuhan sudah membebaskan kita dari belenggu dosa. Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kehidupan kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya, itulah Yobel kedua; Yesus Raja di atas segala raja.
Kita miskin,
tidak mampu apa-apa, tetapi Tuhan sudah mengadakan pembebasan kepada kita
semua, asal kita bertahan di tengah ibadah pelayanan ini. Di dalam
ketidakmampuan ini, kita bergantung kepada kemurahan Tuhan saja, nanti Tuhan
yang akan membebaskan kita semua. Tunggulah tahun pembebasan itu. Jangan
tinggalkan ibadah pelayanan ini, tetapi bertahan terus sampai nanti tiba tahun
Yobel. Tuhan baik kepada kita semua.
Yehezkiel
47: 21-23
(47:21) "Tanah inilah kamu harus bagi-bagi di
antara kamu menurut suku-suku Israel. (47:22)
Dan kamu harus membagi-baginya menjadi milik pusaka di antara kamu dan
di antara orang-orang asing yang tinggal di antara kamu, yang melahirkan anak
di tengah-tengahmu dan mereka harus kamu anggap sama seperti orang Israel asli;
bersama-sama kamu mereka harus mendapat bagian milik pusaka di
tengah-tengah suku-suku Israel. (47:23)
Jadi kalau di tengah-tengah sesuatu suku ada tinggal orang asing, di situlah
kamu berikan milik pusakanya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Pada
dasarnya, kita semua adalah bangsa kafir (bukan bangsa Israel), tetapi kalau
sampai hari ini kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini -- kebun anggur Allah --, sebagai milik
pusaka yang diwariskan Tuhan kepada kita, itu adalah kemurahan Tuhan, itu
adalah sesuatu yang luar biasa, kemurahan yang dinyatakan oleh Tuhan bagi kita
sekaliannya.
Oleh sebab
itu; Jangan ada satu pun di antara kita menganggap enteng ibadah pelayanan ini.
Ingat: Semua hanya karena kemurahan Tuhan saja. Ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan kepada kita bangsa Kafir adalah kemurahan hati Tuhan.
Jadi, jangan
saudara merasa terpaksa berada di tengah ibadah pelayanan ini. Dapat menghadap
takhta Allah untuk beribadah kepada-Nya, itu adalah kemurahan. Melayani dengan
jerih lelah, jerih payah, itu juga karena kemurahan Tuhan. Kita adalah bangsa
kafir, bangsa asing, yang berada di tengah-tengah kemurahan Tuhan.
Pendeknya,
kembali saya tandaskan: Ibadah dan pelayanan adalah milik pusaka yang telah
diwariskan oleh Tuhan, yang harus kita pertahankan, seperti Adam dan Hawa
ditempatkan di taman Eden dengan satu tujuan, yaitu untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
Kejadian 2:
15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara
taman itu. (2:16) Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini
boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17)
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati."
Tuhan Allah
menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden dengan satu tujuan, yaitu untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu. Syaratnya: Harus mengikuti perintah dan
larangan Tuhan.
Inilah
keberadaan dari pada Yusuf di rumah Potifar, di mana ia menjadi hamba di rumah
Potifar, karena Potifar sudah membeli dia dari orang Ismael, saudagar dari
Midian, dan Tuhan menyertai Yusuf, seperti Tuhan juga pernah menyertai bangsa
Israel dalam perjalanan di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun.
Israel
adalah milik kepunyaan Allah, berarti hamba Tuhan. Setelah mereka tiba di tanah
Kanaan, seluruh wilayah Kanaan itu dibagi-bagi menurut 12 (dua belas) suku
Israel, menjadi milik pusaka yang diwariskan kepada mereka dan tidak boleh
beralih kepada suku-suku lain.
Perhatikanlah
itu dengan baik. Jangan keluar dari batas-batas yang sudah Tuhan tentukan.
Tetaplah melayani dengan rendah hati, supaya pelayanan ini meluas sampai
memenangkan banyak jiwa, sebab penghormatan dari Tuhan jauh lebih baik dari
pada hanya sebuah status dan predikat di atas muka bumi ini.
Yang sudah
berada di tengah ibadah pelayanan, itu adalah kemurahan. Ibadah pelayanan
bukanlah suatu keterpaksaan. Jangan jual ibadah pelayanan karena tergiur dengan
bayaran yang tinggi dan tawaran yang menarik, hati-hati. Perlu untuk diketahui,
kerajaan dunia dan kemegahannya, tidak dapat menggantikan ibadah dan pelayanan
sebagai milik pusaka yang telah diwariskan oleh Tuhan untuk kita pertahankan.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment