KITAB KOLOSE
(Seri: 66)
Subtema: MENGURANGKAN KATA “BEBAS”,
MENAMBAHKAN KATA “RABA”
Shalom.
Puji Tuhan, pertama-tama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena kasih
dan kemurahan-Nya, kita dilayakkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan
malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada. Kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan dengan rendah hati supaya
Tuhan membukakan rahasia firman-Nya untuk memberkati, memulihkan kehidupan
kita.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena
kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
“Jangan lagi kamu saling mendustai”,
berarti antara yang satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi
sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan
dan sesama dengan cara berkata jujur, sebab perkataan-perkataan yang keluar
dari mulut berasal dari dalam hati.
Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada
yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang
bercabang.
Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis,
tetapi hatinya bercabang, berarti; hatinya tidak semanis mulutnya, dengan lain
kata; hidup dalam kepalsuan.
CONTOHNYA.
Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari
dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia
berbicara seperti seekor naga.
“Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut ialah
bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menggambarkan sosok hamba
Tuhan atau pelayan Tuhan. Tetapi yang sangat membingungkan kita, sekaligus
membuat kita terheran-heran ialah apabila ia berbicara seperti seekor naga,
berarti; perkataannya tidak sesuai dengan wujudnya.
Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa; binatang yang keluar
dari dalam bumi, tidak lain tidak bukan adalah nabi-nabi palsu.
Berkaitan dengan itu, kita perhatikan Matius 7.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya
mereka adalah serigala yang buas.
Sesungguhnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas, tetapi mereka
datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan menyamar seperti domba,
berarti; perkataannya tidak sesuai dengan wujudnya, karena apabila nabi-nabi
palsu berbicara, persis seperti seekor naga, dalam Perjanjian Lama disebut
ular.
Kejadian 3: 1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik
dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman
ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
“Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat.”
Cerdik tetapi tidak tulus, sama dengan; licik. Licik, berarti; perkataannya
penuh dengan perkataan dusta.
Sebagai bukti, ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?” Dalam hal ini, ular itu telah berkata dusta, sebab firman
Allah telah dipelintir dengan segala kelicikannya.
Kita BANDINGKAN dengan Kejadian 2:
16
Kejadian 2: 16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini
kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas,
Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.”
Hal ini bertolak belakang dengan perkataan ular kepada perempuan itu.
Tanggapan perempuan terhadap
perkataan ular.
Kejadian 3: 2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Perempuan itu berkata kepada ular: “Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan”, selanjutnya ia berkata: “tetapi tentang buah pohon yang ada di
tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati”
Sekarang kita BANDINGKAN tanggapan perempuan itu dengan apa yang
disampaikan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan perempuan itu.
Kejadian 2: 16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Setelah kita bandingkan;
-
tanggapan
perempuan itu kepada ular itu dalam Kejadian
3: 2-3,
-
dengan
perintah dan larangan Tuhan kepada Adam dan Hawa dalam Kejadian 2: 16-17,
maka kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa; perempuan itu telah
mengurangkan dan menambahkan firman Allah.
-
Perempuan
itu mengurangkan kata “bebas”
dari apa yang diperintahkan Tuhan Allah.
-
Perempuan
itu menambahkan kata “raba”
dari apa yang dilarang oleh Tuhan kepada Adam dan perempuan itu.
Selanjutnya kita akan membaca Kejadian 3.
Kejadian 3: 4
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati”
Maksud dari perkataan ular itu ialah supaya perempuan itu makan dari buah
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, dengan lain kata supaya perempuan
itu melanggar apa yang dilarang oleh Tuhan Allah.
Singkatnya:
-
Apa
yang diperintahkan oleh Tuhan Allah
kepada Adam dan isterinya justru dilarang
oleh ular.
-
Apa
yang dilarang oleh Tuhan Allah kepada
Adam dan isterinya justru diperintahkan
oleh ular itu untuk dilakukan.
Dalam hal ini, Iblis atau Setan bertolak belakang dengan cara kerja Allah
di dalam penyelamatan manusia.
Kalau kita bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, berarti kita
sama dengan bapa pendusta, yaitu Iblis atau Setan yang bertolak-tolakan dengan
cara kerja Tuhan di dalam penyelamatan manusia.
Hal ini harus dipahami. Harus diingat. Tidak boleh diabaikan dan tidak
boleh dilupakan.
2 Korintus 6: 11-12
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus
terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang
luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di
dalam hati kamu.
Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus berkata: “hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, maksudnya adalah
keberadaan dari jemaat di Korintus ini ada tempat yang luas dalam hati Rasul
Paulus. Tetapi sebaliknya, untuk pemberitaan Injil hanya tersedia tempat yang
sempit di dalam hati jemaat di Korintus.
Sebetulnya, Tuhan sangat memperhatikan sidang jemaat di Korintus, tetapi
cara hidup dari sidang jemaat di Korintus ini bertolak belakang dengan cara
kerja Allah.
2 Korintus 6: 13
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata
seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!”, maksudnya ialah supaya ada
hubungan timbal balik, sebab Tuhan telah membuka hati selebar-lebarnya bagi
sidang jemaat di Korintus, bahkan sidang jemaat di Korintus ada di dalam hati
Tuhan. Demikian halnya sidang jemaat di Korintus harus membuka hati untuk Tuhan
dan firman Allah ada di dalam hati mereka.
Pada ayat 14-16, di situ kita dapat melihat praktek bertolak-tolakan antara
sidang jemaat di Korintus dengan Tuhan.
Kalau kita melayani Tuhan dengan sehati sepikir, seiya sekata, melayani
Tuhan satu Roh dan satu Tuhan, maka pekerjaan besar akan terjadi, sebab kalau
kita bersatu, kita kuat. Tetapi andaikata ada satu di antara kita
bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, maka tidak ada yang bisa
kita kerjakan, sebab itu; tidak boleh egois, tidak boleh gengsi, jangan malu
merendahkan diri saat melayani pekerjaan Tuhan. Belajar untuk menempatkan Kristus
sebagai Kepala. Hal ini harus dimengerti.
Lebih baik kita mengabaikan kepentingan pribadi supaya nama Tuhan
dipermuliakan, dari pada bertahan dengan sifat manusiawi tetapi kita tidak
memperoleh apa-apa. Apa untungnya kita mempertahankan harga diri? Tidak ada,
kita tidak akan mendapat apa-apa dan tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Kejadian 3: 2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
-
Perempuan
itu mengurangkan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah, yakni kata “bebas”,
dengan lain kata; melenyapkan kebebasan.
-
Perempuan
itu menambahkan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah, yakni kata “raba”, dengan
lain kata; boleh meraba, boleh menyentuhnya.
Keterangan: Perempuan MENGURANGKAN
kata “BEBAS”
Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon
dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat.
Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dan pohon kehidupan,
inilah hal yang diperintahkan oleh
Tuhan Allah kepada Adam dan Hawa untuk dimakan buahnya dengan bebas. Sedangkan
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal yang dilarang untuk dimakan buahnya.
Kita akan melihat PERINCIANNYA satu per satu.
-
Pohon
yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya, menunjuk; ROH ALLAH.
-
Pohon
kehidupan, menunjuk; FIRMAN ALLAH.
Berarti, kalau perempuan itu mengurangkan apa yang diperintahkan oleh Tuhan
Allah, sama artinya;
-
membatasi
kebebasan dari pekerjaan Roh Allah,
-
serta
membatasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah dalam kehidupan kita.
Ini adalah suatu hal yang keliru.
Tentang: PEKERJAAN ROH ALLAH.
1 Tesalonika 5: 12-19
(5:12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu
menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu
dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (5:13)
dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena
pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. (5:14) Kami juga menasihati kamu,
saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah
mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap
semua orang. (5:15) Perhatikanlah,
supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah
senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
(5:16) Bersukacitalah
senantiasa. (5:17) Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu. (5:19) Janganlah
padamkan Roh,
Nasihat-nasihat penting untuk kita perhatikan dengan baik:
YANG PERTAMA:
1.
Menghormati
pemimpin jemaat dan menjunjung pemimpin jemaat dalam kasih karena pekerjaan
mereka.
2.
Hiduplah
selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
YANG KEDUA:
1.
Tegorlah
mereka yang hidup dengan tidak tertib.
2.
Hiburlah
mereka yang tawar hati.
3.
Belalah
mereka yang lemah.
4.
Sabarlah
terhadap semua orang.
YANG KETIGA: Perhatikanlah supaya jangan membalas kejahatan dengan
kejahatan, sebaliknya berusaha untuk berbuat baik terhadap sesama = berusaha
untuk hidup di dalam kasih karunia Allah (kemurahan yang besar), sehingga
terlepas dari hukum taurat.
YANG KEEMPAT: Bersukacitalah senantiasa.
YANG KELIMA: Tetaplah berdoa.
YANG KEENAM: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Kristus Yesus bagi kamu.
Itulah nasihat-nasihat yang harus kita perhatikan. Tetapi syarat untuk
dapat melakukan keenam hal di atas adalah “janganlah padamkan Roh”. Jangan
padamkan Roh Allah untuk kita bisa melakukan keenam perkara di atas. Puji
Tuhan...
Lebih meningkat lagi tentang kebebasan dari pekerjaan Allah ini.
Efesus 4: 30-32
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. (4:31) Segala kepahitan, kegeraman,
kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan. (4:32)
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu.
Kebebasan dari pekerjaan Roh Allah lebih meningkat lagi, yaitu: “janganlah
kamu mendukakan Roh Kudus Allah”, yang telah memeteraikan kita
menjelang hari penyelamatan.
Syaratnya:
-
Segala
kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, bahkan segala
kejahatan, hendaklah dibuang dari antara kita.
-
Hendaklah
kita ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra, dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita
sekaliannya.
Inilah kebebasan dari pekerjaan Roh Kudus.
Meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus. Oleh sebab itu, jangan
mendukakan Roh Kudus Allah yang telah dimeteraikan kepada kita menjelang hari kedatangan
Tuhan pada kali yang kedua, yang sudah tidak lama lagi.
Kemudian, meningkat lagi di dalam injil Lukas 12.
Lukas 12: 10
(12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak
Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak
akan diampuni.
Kalau kita masih menentang Anak Allah saat ini dengan sikap, tindak tanduk
yang kurang sopan, kurang rendah hati, masih ada pengampunan atas kita. Tetapi
barangsiapa menghujat Roh Allah, ia tidak akan diampuni.
Saya tidak ragu mengatakan: Suatu kerugian yang besar kalau kita membatasi
pekerjaan dari Roh Allah. Ijinkan Roh Allah itu manunggal, berkarya dalam
kehidupan kita. Bukankah kehidupan kita ini adalah Bait Allah? Fungsinya adalah
sebagai tempat Roh Allah berdiam. Kalau Roh Allah berdiam dalam Bait Allah,
maka oleh Roh itu ada kegiatan-kegiatan di dalamnya, ada aktivitas, ada aksi
dan ada akselerasi (percepatan), tidak berlambat-lambat dalam melayani
pekerjaan Tuhan.
Jangan batasi pekerjaan dari Roh Kudus dengan cara:
1.
Jangan
padamkan Roh Allah.
Jangan
padamkan Roh Kudus dengan menunda-nunda pekerjaan Tuhan. Kalau kita melihat
pekerjaan Tuhan untuk segera dikerjakan, kerjakanlah.
2.
Jangan
mendukakan Roh Allah.
Daging itu
mati, Roh yang menghidupkan, oleh sebab itu; jangan hidup menurut hawa nafsu
dan keinginan daging. Mengapa? Supaya Roh Kudus jangan berduka. Di mana ada
kematian, di situ Roh Kudus berduka. Kalau hidup menurut daging, maka Roh Kudus
berduka, tetapi sebaliknya; kalau kita mau diajar dalam segala hal oleh karena pengurapan
itu, maka tentu kita menjadi cekatan, sama seperti belalang yang berbaris
dengan teratur, sama artinya; menyukakan Roh Kudus, menyukakan Pemimpin.
3.
Jangan
menghujat Roh Allah.
Kalau kita
menghujat Roh Allah, maka tidak akan ada lagi pengampunan.
Kalau kita membatasi pekerjaan dari Roh Kudus itu adalah sesuatu hal yang
merugikan diri kita sendiri.
Dalam hal ini, perempuan itu banyak mengalami kekeliruan, bukan hanya
kekeliruan kecil, tetapi kekeliruan besar.
Tentang: PEKERJAAN FIRMAN ALLAH.
Dalam Kejadian 1: 1-31, langit
dan bumi dan segala isinya diciptakan oleh Firman Allah. Berarti kalau kita
membatasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah, itu adalah kebodohan besar.
Firman Allah yang membentuk kehidupan kita, sehingga pada akhirnya segambar serupa
dengan Allah, sama mulia dengan Tuhan.
Kejadian 1: 31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Kalau Firman Allah membentuk kita, maka semuanya baik, tidak ada yang tidak
baik, mulai dari pada bentuk kehidupan rohani kita baik, wujud rohani kita
baik, perkataan kita semua baik, perbuatan baik, solah tingkah akan terlihat
baik, dalam hal melayani pekerjaan Tuhan juga semua baik, tidak asal-asalan dan
tidak terpaksa.
Kemudian, pekerjaan dari Firman Allah ini tidak tanggung-tanggung, karena
Firman Allah berkuasa di dalam hal membentuk kehidupan rohani kita sampai
akhirnya kembali kepada wujud yang semula, segambar serupa dengan Allah, tanpa
cacat cela.
Jangan kita bosan mendengar firman. Jangan batasi kebebasan dari pekerjaan
Firman Allah. Kalau pun ada teguran untuk membentuk kehidupan rohani kita,
ijinkan saja, jangan batasi, supaya kita dibentuk kembali, sampai akhirnya segambar serupa dengan Allah,
kembali kepada wujud semula.
Sesudah kita mendengar firman Tuhan, dengan tandas saya sampaikan: Mari
kita bersikap bijaksana, memperhatikan dengan baik apa yang sudah kita terima
malam ini. Jangan membatasi pekerjaan dari Roh Allah dan jangan membatasi
kebebasan pekerjaan dari Firman Allah.
Keterangan: Perempuan MENAMBAHKAN
kata “RABA”
Berarti, boleh meraba atau boleh menyentuhnya. Apa yang boleh diraba atau
disentuhnya?
Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon
dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat.
Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dan pohon kehidupan,
inilah hal yang diperintahkan oleh
Tuhan Allah kepada Adam dan Hawa untuk dimakan buahnya dengan bebas. Sedangkan
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal yang dilarang untuk dimakan buahnya.
Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, menunjuk; hukum Taurat.
Tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat, itu adalah hukum Taurat. Sebab
memang, di dalam hukum Taurat, jelas di situ dikatakan: mengasihi sesama -- itulah orang yang mengasihi --, tetapi
membenci musuh, sama dengan; tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat.
Itu sebabnya, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal
yang dilarang untuk dimakan buahnya, tetapi justru perempuan itu melanggar
larangan Allah, dengan menambahkan kata “raba”, dengan kata lain; boleh
merabanya, boleh menyentuhnya, arti rohaninya untuk masa sekarang ialah; boleh
berbuat baik, boleh juga berbuah jahat, sama dengan; boleh berada di bawah
hukum Taurat.
Matius 5: 38, 43
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata
dan gigi ganti gigi. (5:43)
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu.
Hukum Taurat itu:
-
“Mata ganti mata dan gigi ganti gigi”,
artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Sejauh mana kejahatan orang,
sejauh itu kita membalas kejahatan orang.
-
“Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu”, artinya; tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat.
Inilah yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan buahnya, supaya jangan
binasa.
Ijinkanlah kebebasan dari pekerjaan Roh Allah, dan ijinkanlah kebebasan
dari pekerjaan Firman Allah, tetapi jangan kita makan buah pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat, lepaskan diri dari hukum Taurat, jangan
meraba / menyentuhnya, dengan lain kata, jangan hidup di dalamnya . Jangan lagi
kita menjalankan ibadah menurut hukum Taurat.
Menjalankan ibadah secara Taurat, berarti; menjalankan ibadah secara
lahiriah, yaitu mulut memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan, sama
dengan; mempersembahkan tubuh jasmani di tengah ibadah, tetapi manusia batinnya
tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Kalau kita menikmati buah ibadah semacam
ini, maka berujung kepada maut.
Tadi malam saya berbincang-bincang dengan ibu gembala: Kalau saja keluarga
Allah sidang jemaat GPT-BETANIA mengerti kasih karunia, maka kita limpah dengan
ucap syukur. Mengapa? Karena sejauh ini, Tuhan telah menggembalakan kita dengan
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Mungkin hari ini masih terdapat
kekurangan di sana dan sini, tetapi yang pasti, kita sudah berada di jalur yang
benar, tinggal kita mau merubah sikap.
Berbeda dengan mereka yang di luar Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel, ibadah tidak berpola Kerajaan Sorga, sehingga mereka tidak tahu
ujung dari ibadah mereka ke mana arahnya. Kalau arah ibadah pelayanan ini tidak
berujung pada pesta nikah Anak Domba, maka berjuta kali kita berkorban, berjuta
kali terjadi mujizat di tengah-tengah ibadah yang sedang kita jalankan, semua
tidak ada artinya, karena arah dari ibadah pelayanannya tidak jelas bermuara ke
mana. Inilah yang patut kita syukuri, tetapi terkadang kita anggap kecil,
anggap remeh kasih karunia itu.
Ayo, jangan batasi kebebasan dari Roh Allah dan jangan batasi kebebasan
dari pekerjaan Firman Allah. Perhatikan apa yang dilarang oleh Tuhan dan jangan
melanggarnya, dengan mengurangkan kata “bebas”. Kemudian, yang tidak boleh
dilupakan, jangan sampai kita juga
menambahkan kata “raba”, jangan kita meraba dan menyentuh hukum Taurat; tahu
yang baik dan tahu yang jahat, sebab ibadah semacam ini berujung kepada maut.
Malam ini kita buktikan di bawah kaki salib Tuhan. Kita buktikan kebebasan
dari pekerjaan Firman Allah dan kebebasan dari pekerjaan Roh Allah atas
kehidupan kita pribadi lepas pribadi, besar kecil, tua muda, laki-laki
perempuan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang
jangan membatasi pekerjaan firman Allah dengan mengurangkan kata "bebas"
jangan membatasi pekerjaan Roh Allah dengan menambahkan kata "raba"
supaya jangan melanggar perintah dan larangan Allah
jangan membatasi pekerjaan Roh Allah dengan menambahkan kata "raba"
supaya jangan melanggar perintah dan larangan Allah
No comments:
Post a Comment