IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 05
OKTOBER 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 168)
Subtema: BERADA DI
UJUNG KAKI SALIB TUHAN SUPAYA TERJADI KELEPASAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia bagi kita,
kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa kehidupan muda remaja,
bahkan hamba Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan
lewat live streaming, video internet,
Youtube, Facebook di mana pun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita lewat
lawatan firman Allah yang akan dibukakan malam ini.
Kita berdoa, kita mohon dengan segala kerendahan hati,
supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, Tuhan melawat
kita sekaliannya.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang STUDY
YUSUF.
Kejadian 41:50-52
(41:51)
Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah
telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan kepada anaknya yang
kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku
mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi
Yusuf dua orang anak laki-laki.
-
Yang sulung bernama: Manasye.
-
Yang kedua bernama: Efraim.
Selanjutnya, marilah kita menyimak arti rohani kedua
nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE,
artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara,
yaitu:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase:
-
Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan
saudara-saudaranya.” (Kejadian 37).
-
Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara” (Kejadian 40)
Sekarang ini posisi kita masih berada di dalam FASE
YANG KEDUA: KETIKA YUSUF BERADA DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:4-6
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih
tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas
rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam
rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang
Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya,
baik yang di rumah maupun yang di ladang. (39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan
dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari
makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Sejak Potifar memberi kuasa kepada Yusuf atas segala
miliknya, maka berkat Tuhan ada atas miliknya baik yang di rumah maupun yang di
ladang, diberkati oleh Tuhan dengan berkat yang luar biasa.
Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan: Jikalau
Pengajaran Mempelai turut campur dalam urusan rumah tangga dan kehidupan nikah,
maka firman Allah, yaitu hikmat sorgawi, yang mengatur semuanya sehingga berkat
Tuhan yang besar ada atas milik kita, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Pendeknya: Rumah dan ladang Potifar diberkati oleh
Tuhan dengan berkat yang luar biasa.
-
Rumah,
menunjuk; nikah yang diberkati oleh Tuhan.
Tandanya: Ada suatu persekutuan yang indah
dengan Tuhan, yang disebut dengan nikah suci, dengan lain kata; tubuh dan
kepala menjadi satu, ini menunjuk kepada; kehidupan yang tidak mau dipengaruhi
oleh hal-hal yang tak suci, baik itu dosa kejahatan maupun dosa kenajisan.
-
Ladang,
menunjuk; ibadah pelayanan yang diberkati dengan luar biasa oleh Tuhan.
Tandanya: Ada sukacita dan sorak sorai
kemenangan, berarti; bebas dari dosa yang ditimbulkan oleh tiga seteru, itulah;
1.
Daging
dengan segala hawa nafsunya.
2.
Dunia
dengan arusnya.
3.
Iblis
atau setan.
Sedangkan Yusuf
adalah gambaran dari Firman Pengajaran Mempelai yang harus dipikul oleh
imam-imam dan yang harus diikuti oleh gereja Tuhan termasuk pemuda remaja,
bagaikan Tabut Perjanjian yang dipikul oleh para imam, yang memang suku Lewi,
sehingga gereja Tuhan diberkati oleh Tuhan dengan luar biasa.
Kejadian 39:6
(39:6) Segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak
usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf
itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Dengan bantuan Yusuf, Potifar tidak usah lagi mengatur
apapun selain dari makanannya sendiri.
Artinya: Jikalau gereja Tuhan memberi kesempatan kepada
Pengajaran Mempelai untuk turut campur dalam mengurus segala sesuatunya, maka
Pengajaran Mempelai akan memberkati dengan luar biasa, sebab Pengajaran
Mempelai akan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan, segala yang
dibutuhkan oleh kehidupan pemuda remaja.
Dampak
positif memberi kesempatan kepada Pengajaran
Mempelai untuk turut campur mengurus segala sesuatu yang kita perlukan:
Kehidupan pemuda remaja tidak sibuk lagi memikirkan ini dan itu, sebab segala
sesuatu telah disediakan oleh Pengajaran Mempelai.
Yang perlu kita pikirkan saat ini hanya satu, yaitu
sibuk mengurus makanan sendiri, yakni firman Allah sebagai makanan rohani kita
masing-masing. Soal keperluan, soal kebutuhan berilah kuasa kepada Firman
Pengajaran Mempelai untuk turut campur mengurus segala keperluan, mengurus
segala apa yang kita butuhkan, sebab firman itu menyediakan yang tidak ada menjadi
ada.
Sebagai contoh: Perempuan Kanaan, yang disebut juga
perempuan Siro-Fenisia.
Matius 15:21-23
(15:21) Lalu Yesus pergi dari
situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (15:22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah
itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku
perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (15:23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu
murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia
mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Perempuan Kanaan memohon belas kasihan Tuhan karena
anaknya kerasukan setan dan sangat menderita karena setan itu.
Pada waktu ia memohon belas kasihan, murid-murid merasa
terganggu, itu sebabnya mereka berkata kepada Yesus: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak."
Setelah dia memohon belas kasihan, selanjutnya kita
akan melihat JAWABAN YESUS kepada perempuan itu.
Matius 15:24
(15:24) Jawab Yesus: "Aku
diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Jawab Yesus kepada perempuan itu: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel."
Jawaban Yesus di sini tidak sesuai dengan harapan dari
perempuan Kanaan.
Ketika kita berada dalam kesesakan, lalu kita memohon
belas kasihan Tuhan, namun seringkali kita mendapat jawaban yang tidak sesuai
dengan harapan kita. Tetapi walaupun kita mendapatkan jawaban yang tidak sesuai
dengan harapan, jangan segera kecewa dan jangan putus asa (jangan putus harap)
jangan patah arang dalam berharap kepada Tuhan, jangan tersandung supaya jangan
menjadi batu sandungan kelak.
Matius 15:25
(15:25)
Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,
tolonglah aku."
Tetapi di sini kita melihat, setelah perempuan itu
mendapat jawaban dari Yesus, justru perempuan itu berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Ini menunjukkan bahwa perempuan
itu tidak patah arang, tidak putus asa (tidak putus harap) tidak kecewa dan
tidak bersungut-sungut terhadap jawaban Tuhan. Dia tetap berharap terhadap
belas kasihan Tuhan.
Saat ini, kita datang dengan membawa segala pergumulan
kita masing-masing, untuk memohon belas kasihan Tuhan lewat ibadah malam hari
ini.
Kalau jawaban yang kita dapatkan tidak sesuai dengan
harapan, jangan putus asa, jangan patah arang, jangan kecewa, dan jangan
tersandung, jangan sakit hati terhadap keadaan yang kita alami sekarang,
tetaplah menaruh harap kepada belas kasihan Tuhan. Pendeknya, jangan cengeng di
dalam hal mengikuti Tuhan.
Matius 15:26-27
(15:26) Tetapi Yesus menjawab:
"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing."
Jawaban Yesus untuk yang kedua kali kepada perempuan
itu: "Tidak patut mengambil roti
yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Dalam
hal ini, Yesus menggambarkan perempuan Kanaan ini seperti anjing.
Jawaban Yesus yang kedua ini semakin jauh dari harapan
perempuan Kanaan itu. Justru perempuan Kanaan, yang notabene adalah bangsa
kafir, digambarkan seperti anjing.
Ada
tiga tabiat anjing yang paling mendasar:
Tabiat Anjing Pertama.
2 Petrus 2:22
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang
dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya,
dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
“Anjing kembali lagi ke
muntahnya”, artinya: kembali mengulangi kesalahan yang sama.
Tabiat yang lama terus
terulang dan berulang, dosa masa lalu diulangi terus menerus, tidak ada rasa
bosan, tidak ada rasa jenuh, tidak ada rasa capek. Tidak berhenti mengulangi
dosa yang sama. Tidak ada rasa malu dan tidak ada rasa jijik ketika menjilat
muntahnya kembali. Ini tabiat dari pada anjing yang paling pertama sekali.
Kalau ada di antara kita
seperti itu, hati-hati, karena lebih baik jika mereka tidak pernah mengenal
jalan kebenaran.
Kalau kehidupan pemuda
remaja sudah sempat mengenal Pengajaran Mempelai, lalu meninggalkan atau
mengecilkan perintah kudus, bahkan menginjak-injak, itu sangat berbahaya
sekali.
Ada
tiga tabiat anjing yang paling mendasar:
Tabiat Anjing Kedua.
Lukas 16:21
(16:21) dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan
anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Malahan
anjing-anjing datang dan menjilat boroknya, artinya:
Bangsa Kafir suka dengan
kelemahan orang lain.
Kalau seseorang suka
dengan kelemahan orang lain, orang semacam ini pandai sekali membaca situasi,
membaca kondisi, membaca keadaan yang ada. Maka insting dari anjing itu kuat
sekali dan begitu cepat untuk memanfaatkan keadaan, situasi, kondisi. Itulah
kelemahan anjing yang kedua.
Ada
tiga tabiat anjing yang paling mendasar:
Tabiat Anjing Ketiga.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan
yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika
melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga
serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Serigala disebut juga
dengan anjing hutan. Pekerjaan dari pada si serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba,
merusak penggembalaan sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala.
Jangan ada satu pun di
antara kita yang menjadi batu sandungan, baik lewat perkataan, perbuatan,
sikap, solah tingkah. Jangan menjadi batu sandungan supaya orang tidak
tersandung. Itu adalah tabiat anjing yang ketiga; menjadi batu sandungan di
dalam penggembalaan.
Kalau menjadi batu
sandungan di dalam penggembalaan, sama dengan; merusak rencana Allah.
Dengan tabiat yang semacam ini, BAGAIMANA RESPON DARI
PEREMPUAN KANAAN ITU?
Matius 15:27
(15:27) Kata perempuan itu: "Benar
Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Jawaban perempuan Kanaan itu: "Benar Tuhan”, artinya; dia mengakui dan membenarkan semua
yang dinyatakan oleh Yesus. Dia menyadari bahwa tabiat dari pada bangsa kafir
sama seperti anjing;
-
Menjilat
muntahnya, artinya kembali mengulangi kesalahan yang
sama.
-
Menjilat
boroknya, yaitu menyukai kelemahan orang lain.
-
Bahkan sama seperti serigala atau anjing hutan; menerkam dan
mencerai-beraikan kawanan domba.
Itu semua dibenarkan dan diakui oleh perempuan Kanaan.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Kalau Tuhan datang
lewat firman-Nya, lalu mengoreksi semua kesalahan kita, apakah kita segera
mengakui kesalahan ?
Tetapi di sini kita melihat; ketika Yesus menyatakan
keadaan dari pada bangsa kafir, perempuan Kanaan itu berkata: “Benar Tuhan”, menunjukkan bahwa dia
mengakui segala kesalahannya, mengakui bahwa dia adalah bangsa kafir yang hidup
dalam penyembahan berhala dan dalam kenajisan. Dia tidak mengelak, tidak lari
dari kenyataan, dia akui dengan segenap hati.
Mengakui kesalahan merupakan suatu sikap yang terpuji,
bukan suatu sikap yang hina. Bersikaplah seperti laki-laki, jangan seperti anak
kecil. Apa kesukaan dari anak kecil? Bermain petak umpat, main sembunyi-bunyi
(tidak mau mengakui kesalahan).
Orang yang tidak mau mengakui kesalahan, kesukaannya
adalah membenarkan diri kepada sesama. Sudah salah, tetapi masih berdalih dan
membenarkan diri kepada orang lain. Orang yang semacam ini sampai kapan pun
tidak akan pernah berubah.
Kita harus lebih mendengar kebenaran firman Tuhan dari
pada mendengar orang yang suka membenarkan dirinya.
Belajarlah seperti perempuan Kanaan; mengakui semua
kesalahannya tepat seperti apa yang dikatakan Yesus kepadanya. Orang yang mau
mengakui kesalahan di hadapan Tuhan adalah orang yang mau menghargai pembukaan
rahasia firman.
“Anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
Remah-remah di sini, menunjuk kepada; pasal demi pasal
firman Tuhan dan ayat demi ayat firman Tuhan yang disampaikan.
1 Korintus 14:24-25
(14:24)
Tetapi
kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang
baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; (14:25) segala rahasia yang terkandung
di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan
mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman, berkuasa untuk
menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dengan lain kata;
dosa dibongkar dengan tuntas.
Dalam hal ini, perempuan Kanaan itu betul-betul
menghargai pembukaan rahasia firman, itu sebabnya dengan mudah sekali dia mau
mengakui segala kekurangan-kekurangannya di hadapan Tuhan.
Kita bersyukur kepada Tuhan; kalau bangsa kafir yang
digambarkan seperti anjing, mau menghargai pembukaan rahasia firman, berarti
sama artinya mau mengakui segala kekurangan-kekurangannya demi belas kasihan
dari pada Tuhan.
Praktek
menghargai pembukaan rahasia firman (remah-remah yang jatuh dari meja tuannya).
Matius 15:25
(15:25) Tetapi perempuan itu mendekat
dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Perempuan Kanaan itu mendekat dan menyembah Dia.
Artinya; mau berada di ujung kaki salib Tuhan, merendahkan diri
serendah-rendahnya.
Seringkali kita berkata: “Aku butuh firman”, tetapi tidak mau mendekat dan tidak mau datang
di ujung kaki salib Tuhan.
Tetapi praktek yang benar adalah mendekat, lalu sujud
menyembah di kaki salib Tuhan.
Bukankah kita semua membutuhkan belas kasihan Tuhan?
Supaya sembuh dari sakit, selesai dari pergumulan, Tuhan tolong pendidikan
kita, dan masih banyak lagi masalah persoalan yang belum selesai. Oleh sebab
itu, biarlah kita mendekat dan datang dengan segala kerendahan hati di kaki
salib Tuhan, seperti Maria.
Kalau datang di kaki salib Tuhan, berarti; menyingkir
dari segala kesibukan dunia. Tidak ada orang yang mendekat di kaki salib,
tetapi satu sisi dia sibuk dengan dunia.
Yang benar adalah Maria telah mengambil bagian yang
terbaik; mendekat dan merendahkan diri di kaki Tuhan saat mendengar firman
Tuhan, itulah yang Tuhan mau. Sementara Marta; sibuk dengan perkara lahiriah,
dia tidak sibuk untuk datang mendekat dan merendahkan diri di kaki salib Tuhan
untuk mendengar firman, dan orang yang semacam ini suka mempersalahkan Tuhan
dan mempersalahkan sesama.
Pilih mana: Belas kasihan Tuhan untuk lepas dari
penderitaan, atau tetap dengan harga diri yang dipertahankan tetapi menderita?
Kalau pilih menderita, berarti bodoh.
Lukas 10:38
(10:38) Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
“Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.”
Kalau seseorang sibuk atau pandai dalam hal urusan
lahiriah, bukan berarti pelayanannya berkenan. Jadi, jangan saudara melihat
orang yang sibuk di gereja, lalu pelayanan semacam ini berkenan kepada Tuhan,
belum tentu, bukan itu ukurannya.
Lukas 10:39-40
(10:39) Perempuan itu mempunyai
seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan
dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati
Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan
aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
Di sini kita melihat; dua pribadi yang sangat berbeda
sekali.
Marta
seorang yang sangat sibuk dengan urusan-urusan yang lahiriah, tetapi dia tidak
mau merendahkan diri saat mendengar firman Tuhan. Orang yang sibuk dengan
perkara lahiriah adalah orang yang tidak mau merendahkan diri saat dengar
firman. Lihat orang dunia, mengapa dia tidak mau mendekat untuk menyembah
Tuhan? Karena dia sibuk, persis seperti Marta yang sibuk, sehingga dia tidak
berada di kaki salib untuk mendengar firman.
Tetapi di sisi lain; Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan
Tuhan. Orang yang merendahkan diri saat mendengarkan firman adalah orang yang
menyingkir dari kesibukan dunia. Kalau seseorang sibuk dengan perkara lahiriah,
ia adalah orang yang sombong, orang yang tidak mau merendahkan diri untuk
menghargai firman.
Kalau seseorang tidak beribadah karena pekerjaan, itu
adalah sikap yang arogan, suatu keangkuhan di hadapan Tuhan. (belum rendah
hati). Jika dia rendah hati, maka sudah pasti dia butuh firman.
Lukas 10:40
(10:40)
sedang
Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah
Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku."
Orang yang sibuk dengan perkara lahiriah; suka
mempersalahkan Tuhan dan suka mempersalahkan sesama.
Orang yang tidak mau menghargai firman Tuhan; suka
mengatur gembala, suka mengatur pelayanan, tanda bahwa ia tidak rendah hati.
Dan orang yang tidak rendah hati, sampai kapan pun ia tidak akan menghargai
firman Tuhan. Itulah pribadi Marta.
Lukas 10:41-42
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya:
"Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak
perkara, (10:42) tetapi hanya satu saja
yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan
diambil dari padanya."
Sebetulnya hanya satu yang perlu, yaitu memilih bagian
yang terbaik; mendekat dan merendahkan diri di kaki salib saat dengar firman
Tuhan.
Orang yang sibuk dengan perkara lahiriah adalah sebuah
sinyal yang harus kita ketahui dengan cepat, bahwa; dia sedang dikuasi roh
kekuatiran. Kalau saja dia tidak kuatir, maka dia akan percaya kepada firman,
dia akan memberi kesempatan kepada Pengajaran Mempelai untuk mengurus segala kebutuhannya,
mengurus segala keperluannya, karena firman itu mengadakan yang tidak ada
menjadi ada dari sejak semula.
Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih
bagian yang terbaik, duduk dekat di kaki salib, merendahkan diri saat
mendengarkan firman Tuhan, itulah bagian yang tidak akan diambil dari padanya.
Merendahkan diri saat mendengar firman adalah suasana
sorga, itulah bagian yang terbaik. Suasana sorga tidak akan diambil dari orang
yang merendahkan diri saat mendengar firman.
Pilih mana: Dunia dan segala isinya atau suasana
Kerajaan sorga? Kalau kita sibuk mencari uang, uang lari, dan kita jauh dari
Tuhan. Tetapi kalau kita sibuk mencari Kerajaan Sorga dengan cara merendahkan
diri untuk mendengarkan firman, maka semuanya akan ditambahkan, berkat-berkat Tuhan
akan menyusul (mengikuti).
Percayalah kepada firman, percayalah kepada perkataan
Tuhan, jangan percaya kepada perkataan manusia.
Hanya satu yang perlu : Sibuk mengurus makanan sendiri seperti Potifar
dan Maria.
Hasilnya.
Matius 15:28
(15:28) Maka Yesus menjawab dan
berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu
seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Yesus berkata: “Hai
ibu, besar imanmu.” Perempuan Kanaan dipanggil dengan sebutan “ibu.”
Ibu, menunjuk; seorang gembala. Tugas dari seorang
gembala: Mengasuh dan merawati sidang jemaat.
Setelah perempuan Kanaan ini membuktikan diri sebagai
seorang ibu, maka Yesus sendiri berkata: “Hai
ibu, besar imanmu”, tidak berhenti sampai di situ, Yesus kembali berkata: “jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."
Iman tanpa perbuatan; nol. Orang yang beriman harus
bertindak. Setelah melihat tindakan dari perempuan Kanaan itu, Yesus berkata: “jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”,
jadilah seperti iman, kemudian seketika itu juga anaknya sembuh, dengan kata
lain; terjadi kelepasan dan penderitaan.
Banyak roh-roh yang membuat kita menderita, menyiksa
kehidupan muda remaja.
-
Roh kikir itu membuat kehidupan muda
remaja menderita. Sementara orang lain sudah berkorban untuk pekerjaan Tuhan,
namun orang itu bertahan dengan kikirnya, dan itu membuatnya menderita.
-
Roh dusta juga membuat seseorang akan
menderita.
-
Roh yang menimbulkan kejahatan dan
kenajisan juga menyebabkan seseorang menderita.
Setiap orang yang mengalami kerasukan setan, pasti akan
menderita oleh karena setan.
Tetapi seketika itu juga, anak dari perempuan Kanaan
itu sembuh. Jadi, untuk pelepasan, tidak perlu saya mengadakan
demonstrasi-demonstrasi, seperti yang dikehendaki oleh Naaman kepada nabi
Elisa. Asal saja kita mau mendekat di
ujung kaki salib Tuhan, menyembah, merendahkan diri saat dengar firman, maka
terjadi kelepasan, terjadi kesembuhan.
Intinya: Tuhan akan memulihkan kehidupan kita
masing-masing.
Markus 7:29-30
(7:29)
Maka
kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah
sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." (7:30) Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu
berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
“didapatinya anak
itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.” Terjadi
kelepasan, berarti; sudah sembuh dari penyakit. Jadi, yang membuat sakit itu adalah setan.
Sekarang, pilih mana; mau menderita dengan penyakit
atau mau segera mengakui segala kekurangan kita? Siapa yang mau mengalami
kesembuhan malam ini, akui segala kekurangan-kekurangan, jangan bertahan. Untuk
apa bertahan tetapi penyakitan? Lebih baik mengakui kesalahan tetapi lepas,
terjadi pemulihan, terjadi kesembuhan, Tuhan berikan kesehatan, supaya kita
terus dipakai oleh Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Kalau terjadi kelepasan, sakit sembuh. Kalau sakit
sembuh, Tuhan bisa pakai tubuh kita ini yang selanjutnya dipersembahkan sebagai
persembahan yang hidup, kudus dan berkenan, itulah ibadah yang sejati.
Ijinkanlah firman Tuhan mengurus keperluanmu,
kebutuhanmu, karena firman itu sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Yang penting bagi kita sekarang adalah sibuk mengurus firman Allah sebagai
makanan rohani sampai terjadi kelepasan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Dengan mendekat di ujung kaki salib Tuhan,
menyembah, merendahkan diri saat dengar firman,
maka terjadi kelepasan, terjadi kesembuhan.
No comments:
Post a Comment