KEBAKTIAN
PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB
Bersama
dengan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT)
di GPT
FILADELFIA BATU-AJI BATAM, 26 JULI 2019
KITAB RUT
(Seri: 58)
Subtema: BAPA YANG BAIK MEMBERIKAN
PENYATAAN ALLAH
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai
Pria Sorga, yang telah memungkinkan kami untuk boleh berdiri menghadap takhta
kasih karunia di dalam hal menyampaikan firman Tuhan di tengah Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan Suci dalam penggembalaan GPT
Filadelfia Batu Aji - Batam.
Terimakasih
untuk kepercayaan yang Tuhan percayakan kepada kami, kepada bapak gembala; Bp.
Pdt El Roy Manalu, bersama ibu gembala.
Juga tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada para imam-imam,
pelayan-pelayan Tuhan, tanpa terkecuali sampai kepada seluruh sidang jemaat
yang ada di tempat ini, yang hadir pada saat malam hari ini.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook, di mana pun anda berada.
Dan
selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan lewat kerendahan
hati kita, supaya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Sebelum kita
memperhatikan firman Tuhan, ada baiknya saya memperkenalkan diri; nama saya
Daniel Untung Sitohang, gembala sidang GPT “BETANIA” Serang
& Cilegon, bersama di tengah saudara ada isteri saya (ibu Gembala), bersama
dengan pemuda remaja, sebagai tim GPT “BETANIA” yang sedang
diutus beberapa hari yang lalu untuk bersekutu dalam Kebaktian Persekutuan
Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) selama 2 (dua) hari dengan 3 (tiga)
sesi, di Tanjung Balai, Karimun dengan panitia penyelenggara bapak Pdt. Martua
Sihombing di GSJPdI Karimun.
Saya
bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Bp. Pdt. El Roy adalah rekan hamba Tuhan,
sekaligus sahabat saya yang sudah menuntun perjalanan kami dari Batam sampai
kepada Tanjung Balai, Karimun, sampai akhirnya Tuhan kembali mempercayakan kami
untuk melayani di tempat ini, di dalam hal menyampaikan firman Tuhan, tentu
karena kemurahan Tuhan, bukan karena gagah hebat kami.
Firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab di penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon adalah dari KITAB RUT.
Maka itu
juga yang akan saya sampaikan dalam kesempatan malam ini. Kita berdoa, kita
berharap kiranya Tuhanlah yang memberkati kita malam ini. Terimalah keberadaan
kami, terimalah karunia dan jabatan yang Tuhan percayakan kepada kami di dalam
hal menyampaikan firman Tuhan. Tentu karunia dari setiap hamba Tuhan berbeda,
tetapi saling melengkapi, tidak saling sikut menyikut tentunya, tidak saling
menjatuhkan, maka terimalah keberadaan kami dan kekurangan kami. Terimakasih
Bp. Pdt. El Roy sudah mempercayakan kami untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Rut 2:10
(2:10) Lalu
sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata
kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga
tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
“Lalu sujudlah
Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah.”
Dalam hal
ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah ia mendapatkan jaminan dan
bekal dari Boas pada ayat 8-9.
Boas rohani,
menunjuk; pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria
Sorga.
Sujud
menyembah dengan muka sampai ke tanah adalah tanda kedewasaan Rut.
Dewasa,
artinya; telah meninggalkan sikap kanak-kanak atau telah akil balig.
Berkaitan
dengan itu, segera kita perhatikan Galatia 4.
Galatia
4:1-2
(4:1) Yang
dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun
ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala
sesuatu;
(4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan
sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
Selama
seorang ahli waris belum akli balig --
dengan kata lain masih kanak-kanak rohani --, sedikit pun ia tidak berbeda
dengan seorang hamba.
Hamba di
sini, menunjuk; hamba dosa atau budak dosa, maksudnya; belum lepas dari dosa
dan kelemahan-kelemahannya. Kehidupan semacam ini berada di bawah perwalian dan
berada di bawah pengawasan, maksudnya; belum dipercaya untuk menjadi ahli waris
Kerajaan Sorga, sama artinya; kepadanya belum dipercayakan untuk melayani
pekerjaan Tuhan.
Praktek belum
akil balig.
YANG
PERTAMA.
Galatia 4:3
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk
juga kepada roh-roh dunia.
“Takluk juga kepada roh-roh dunia”
Roh-roh
dunia ialah roh antikris, berarti; lebih mencintai Mamon dari pada Tuhan.
Tandanya:
Menyangkal baik Bapa maupun Anak, sama artinya; menyangkal salib Kristus di
tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan kepada dia.
Kalau
seseorang masih belum akil balig, masih kanak-kanak rohani; dia masih berada di
bawah perwalian, dia masih berada di bawah pengawasan, artinya; belum
dipercayakan kepada dia untuk melayani pekerjaan Tuhan, sebab kalau kita
perhatikan praktek yang pertama; ia masih takluk kepada roh-roh dunia, itulah
roh antikris, artinya; lebih cinta kepada uang dari pada Tuhan.
Praktek
belum akil balig.
YANG KEDUA.
Galatia 4:5
(4:5) Ia diutus
untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya
kita diterima menjadi anak.
“takluk kepada hukum Taurat”
Hukum
Taurat, menunjuk; perjanjian yang pertama, berarti; menjalankan ibadah maupun
pelayanannya masih dalam bentuk lahiriah. Misalnya; mulut memuliakan Tuhan,
tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama dengan; mempersembahkan tubuh jasmani di
tengah ibadah pelayanan, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada
Tuhan, itu ibadah lahiriah, itulah orang yang takluk kepada hukum Taurat.
Praktek
belum akil balig.
YANG KETIGA.
Galatia 4:8
(4:8) Dahulu,
ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah
yang pada hakekatnya bukan Allah.
“memperhambakan diri kepada allah-allah yang
pada hakekatnya bukan Allah”
Dengan lain
kata; hidup di dalam penyembahan berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang
melebihi dari Tuhan, misalnya;
- Meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena; pekerjaan,
usaha, bisnis, dan kesibukan-kesibukan yang lain, serta karena perkara-perkara
lahiriah lainnya.
- Kekerasan
hati.
-
Kebenaran diri sendiri.
Setelah kita
melihat tiga praktek kehidupan kanak-kanak rohani atau belum akil balig, maka
sekarang kita bandingkan dengan; KEHIDUPAN YANG SUDAH DEWASA ROHANI atau TELAH
AKIL BALIG.
Galatia
4:6-7
(4:6) Dan karena
kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (4:7)
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak,
maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Siapa yang
ingin menjadi anak-anak Tuhan? Siapa yang rindu menjadi ahli waris Kerajan
Sorga?
Ayo, berarti
sudah harus akil balig, dengan lain kata; harus tinggalkan sifat kanak-kanak,
harus meningkat dewasa rohani, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi
bulan yang kita lalui, bahkan tahun berganti tahun, harus terjadi pertumbuhan
rohani yang sehat sampai dewasa, puncaknya, menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Di sini
dikatakan: Bukan lagi hamba dosa,
berarti sama dengan; dewasa rohani. Mengapa? Sebab Roh Tuhan berkuasa di dalam
kehidupan kita. Anak Tuhan yang dewasa rohani, dia hidup dalam Roh, dan oleh
Roh itu, akan mendorong hati kita untuk berseru kepada Tuhan: “Ya Abba, Ya
Bapa” dalam setiap perkara dan dalam
segala sesuatu, tidak sedetik pun terpisah dari Tuhan Yesus Kristus Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga.
ABBA,
artinya; Bapa yang baik, Bapa yang mengasihi anak-anaknya.
Bukti Bapa yang baik.
Matius
7:9-10
(7:9) Adakah
seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (7:10)
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
-
Bapa yang baik tidak memberi “batu” apabila
anaknya meminta “roti.”
-
Bapa yang baik tidak memberikan “ular” apabila
anak-anaknya meminta “ikan.”
Pendeknya:
-
Bapa yang baik memberikan roti dan ikan
kepada anak-anaknya.
-
Bapa yang baik tidak akan memberikan batu dan ular kepada anak-anaknya.
Tuhan Yesus
baik, kita akui Dia Abba, Ya Bapa, Dia Bapa yang baik mengasihi anak-anak-Nya.
Mari kita
memperhatikan satu per satu tentang kata: BATU, ULAR, ROTI, IKAN.
TENTANG:
BATU.
Batu, menunjuk;
Hukum Taurat dengan segala ketentuan-ketentuannya.
Kelemahan
dari hukum Taurat ada dua, yaitu:
1.
Mengasihi sesama, tetapi membenci
musuh, tahu yang baik, tetapi tahu berbuat yang jahat.
2.
Menunjuk-nunjuk dosa, artinya;
tidak mengampuni orang yang bersalah, sama dengan; membalas kejahatan dengan
kejahatan.
Sebagaimana
kita melihat dalam peristiwa dalam Yohanes 8: Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat
zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada
Yesus: "Rabi, perempuan ini
tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat
memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian."
Itulah
kelemahan dari hukum Taurat, maka Tuhan tidak memberi batu apabila anaknya
meminta roti, sebab Dia adalah Abba, Ya Bapa, dengan lain kata; Bapa yang
mengasihi anak-anak-Nya.
TENTANG:
ULAR.
Ular,
menunjuk; Iblis atau Setan.
Mari kita
liat; TABIAT IBLIS ATAU SETAN.
Yohanes 8:44
(8:44) Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran,
sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata
atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Oleh Roh Tuhan, hati kita terdorong untuk berkata: “Ya Abba, Ya Bapa”,
tetapi di sini dikatakan kepada orang-orang Yahudi: “Iblislah yang menjadi
bapamu”, tentu hal ini tidak kita inginkan terjadi dalam kehidupan kita
pribadi lepas pribadi.
Tabiat yang
paling mendasar dari Iblis atau Setan ada tiga:
1. “Pembunuh manusia” dari sejak semula,
bertentangan dengan tabiat Allah Bapa, yaitu; KASIH.
2. “Tidak hidup di dalam kebenaran”,
bertolak belakang dengan tabiat Allah Anak, yaitu; menyangkal diri dan memikul
salib. Kebenaran yang sejati teletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi
KEBENARAN.
3. “Bapa pendusta”, bertolak belakang dengan
tabiat dari Allah ROH KUDUS.
TENTANG:
ROTI.
Roti,
menunjuk; Firman Allah.
Yesus adalah
roti hidup, roti yang telah turun dari sorga. Ia telah menyerahkan, Ia telah
memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga dengan demikian
kita boleh menikmati roti hidup, roti yang turun dari sorga.
TENTANG:
IKAN.
Ikan,
menunjuk; Roh Kudus.
Kegunaan Roh
Kudus di dalam kehidupan gereja Tuhan ialah menolong kita dalam segala perkara.
1 Yohanes
2:27
(2:27) Sebab di
dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya.
Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya
mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar,
tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu,
demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Kalau kita
hidup di dalam Roh Tuhan, maka Roh Tuhan itu akan mengajar kita dalam segala
perkara, dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
Kita
bersyukur kepada Tuhan; Dia Abba Bapa yang baik, mengerti kehidupan
anak-anak-Nya, sebagai ahli waris Kerajaan Sorga. Bukti Dia Bapa yang baik: Dia
tidak memberi batu dan ular apabila anaknya meminta roti dan ikan. Itulah
kehidupan dari anak-anak Tuhan yang sudah memuncak sampai kepada kedewasaan
rohani.
Lebih jauh
kita melihat; KEHIDUPAN YANG DEWASA ROHANI.
1 Korintus
13:11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak,
aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti
kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku
menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Rasul Paulus
berkata: “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat
kanak-kanak itu”
Sifat
kanak-kanak yang dimaksud adalah:
1.
Berkata-kata seperti kanak-kanak.
2. Merasa
seperti kanak-kanak.
3.
Berpikir seperti kanak-kanak.
Contoh
BERKATA-KATA SEPERTI KANAK-KANAK.
1 Korintus
13:1
(13:1) Sekalipun
aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Dapat
berkata-kata dengan semua bahasa
manusia, kemudian dapat berkata-kata dengan bahasa malaikat, dengan bahasa yang tinggi-tinggi, dengan bahasa yang intelektual di dalam
meyampaikan firman Tuhan, tetapi tidak mempunyai kasih, maka hamba Tuhan
semacam ini, sama dengan; gong yang
berkumandang dan canang yang
gemerincing.
Kalau gong
dipukul, dia akan mengeluarkan bunyi atau suara. Kemudian dipukul kembali akan
tetap mengeluarkan bunyi atau suara yang sama, dia tidak akan mengeluarkan
bunyi atau suara yang berbeda-beda, demikian halnya dengan canang yang
gemerincing, karena kedua-duanya adalah alat musik yang tidak berjiwa.
Mari kita
melihat; ALAT MUSIK YANG TIDAK BERJIWA.
1 Korintus
14:6-7
(14:6) Jadi,
saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh,
apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan
Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? (14:7)
Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi,
seperti seruling dan kecapi — bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah
yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi
yang berbeda?
Orang lain
tidak dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan oleh seruling atau kecapi,
kalau kedua alat ini tidak mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda. Mengapa
alat musik ini tidak mengeluarkan suara yang berbeda? Karena dia (seruling dan
kecapi) adalah alat musik yang tidak berjiwa.
Sama halnya
dengan seorang hamba Tuhan; di saat menyampaikan firman Tuhan dengan semua
bahasa manusia, dengan semua bahasa malaikat, dengan semua bahasa yang
tinggi-tinggi, bahasa intelektual di dalam menyampaikan firman Tuhan, tetapi jika
ia tidak punya kasih, berarti; berkata-kata sama seperti kanak-kanak.
Tidak
mempunyai kasih, artinya; hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan kepada sidang
jemaat:
1.
Tanpa penyataan Allah.
2. Tanpa
pengetahuan.
3. Tanpa
nubuat.
4.
Tanpa pengajaran.
Hamba Tuhan
yang semacam ini sama dengan alat musik yang tidak berjiwa.
Tidak berjiwa, artinya; tidak peduli dengan jiwa orang lain, tidak
peduli dengan jiwa sidang jemaat.
Apa artinya
bahasa intelektual, apa artinya semua bahasa manusia dia ketahui, bukan hanya
bahasa Inggris, bukan hanya bahasa batak, bukan hanya bahasa Indonesia, bukan
hanya bahasa Spanyol, dan lain sebagainya, apa artinya itu semua, kalau hamba
Tuhan tidak mengerti jiwa dari sidang jemaat, baik besar kecil, tua muda,
laki-laki perempuan yang dilayani oleh hamba Tuhan itu? Maka dikatakanlah
kehidupan hamba Tuhan semacam ini; berkata-kata seperti kanak-kanak. Kalau kita
bicara, tetapi tidak mengerti jiwa orang lain, itulah yang disebut berkata-kata
seperti kanak-kanak.
Tentang: TANPA PENYATAAN
ALLAH.
Penyataan
Allah harus disampaikan oleh seorang hamba Tuhan, gembala sidang, kepada sidang
jemaat yang dia layani, supaya sidang jemaat menjadi dewasa rohani, berarti;
dapat memahami isi hati Tuhan, memahami jiwa orang lain.
2 Korintus
12:1-2
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun
demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan
yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat
belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar
tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat
ke tingkat yang ketiga dari sorga.
Rasul Paulus
memberitahukan kepada sidang jemaat di Korintus tentang penglihatan-penglihatan
atau penyataan-penyataan yang dia terima dari Tuhan, ketika dia diangkat ke
tingkat yang ketiga dari sorga.
Dalam
pengajaran Tabernakel, tingkat yang ketiga dari sorga, menunjuk; RUANGAN MAHA
SUCI.
Di dalam
Ruangan Maha Suci teradapat satu alat yang terutama dari semua alat yang ada di
dalam Tabernakel, yaitu TABUT PERJANJIAN.
Tabut
Perjanjian terdiri dari dua hal:
1. Peti
dari Tabut.
2. Tutupan
grafirat dengan dua kerub di
atasnya.
Arti rohani
dari Tabut Perjanjian ialah:
1.
Takhta Allah, menunjuk; ibadah dan pelayanan.
2. Hubungan nikah antara Kristus, sebagai Mempelai pria
Sorga, dan gereja Tuhan, sebagai mempelai wanitanya, berdasarkan kasih. Hubungan
nikah, sama dengan; hubungan suami isteri, hubungan intim antara tubuh dengan
kepala.
2 Korintus
12:4
(12:4) ia
tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan,
yang tidak boleh diucapkan manusia.
Pada saat
Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga, di situ ia mendengarkan kata-kata
yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh manusia, inilah yang
disebut dengan logat ganjil atau bahasa Roh.
Logat
ganjil, bahasa Roh itu adalah hasil dari hubungan nikah yang suci antara tubuh
dengan kepala.
Kalau kita
menghormati nikah suci (hubungan intim antara tubuh dengan kepala), di situ
akan terjadi kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh
siapapun -- itulah bahasa roh (bahasa
lidah/logat ganjil) --, kecuali
orang itu yang melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan.
Itulah hasil
dari hubungan intim (nikah suci): Ada kata-kata yang tak terkatakan,
mengucapkan bahasa lidah, bahasa Roh, logat ganjil.
Jadi, bahasa
Roh itu merupakan hasil dari hubungan intim (nikah suci), berarti; tubuh dengan
kepala tidak berpisah lagi, hasilnya adalah bahasa Roh, bahasa lidah, kata-kata
yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh siapa pun, kecuali orang
itu dan Tuhan yang mengerti bahasa itu. Maka, nikah suci tidak boleh diganggu
oleh orang lain.
Berarti
dapat kita simpulkan: Penyataan Allah, itulah firman Pengajaran Mempelai dalam
Terangnya Tabernakel.
Jadi,
seorang hamba Tuhan jangan hanya mengucapkan: “sikaraba, sikaraba”, atau mengucapkan satu ayat, lalu dia hanya
fokus kepada bahasa malaikat, bahasa manusia, bahasa yang tinggi-tinggi
(intelektual), tetapi tidak mau berusaha untuk mengerti jiwa-jiwa dari sidang
jemaat.
Yang Tuhan
mau adalah supaya hamba Tuhan itu menyampaikan penyataan Allah. Apa penyataan
Allah? Itulah firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, yang
dibutuhkan oleh gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, supaya ada hubungan
intim antara tubuh dengan kepala. Mempertahankan nikah suci, baik nikah jasmani
dan juga nikah rohani.
Firman
pengajaran Mempelai dalam terangnya Taberenakel bertujuan untuk membawa kita
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, dan kelak masuk dalam
perjamuan malam kawin Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini.
Sasaran
akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini bukan soal berkat,
mujizat, perkara-perkara lahiriah. Tidak. Sasaran akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini adalah masuk dalam kesatuan tubuh yang sepurna,
disebutlah tubuh mempelai, kelak berada di dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Itu akhir dari perjalanan rohani kita, bukan berkat-berkat. Kalau kita cari
Kerajaan Sorga, maka berkat mengikuti dan ditambahkan.
Ayo,
tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, jangan hanya Ibadah Raya Minggu.
Saya
menghimbau kepada yang sudah tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, tekunlah
sungguh-sungguh. Lewat Ibadah Pendalaman Alkitab, nanti bapak gembala, yang
saudara kasihi, akan menyatakan penyataan-penyataan Allah, itulah Firman Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, supaya kita tetap mempertahkankan nikah
suci.
Dalam nikah
suci inilah menghasilkan nyanyian baru --
logat ganjil, bahasa Roh --, bukankah itu yang Tuhan mau? Jangan
menggunakan bahasa yang lama, sebab yang Tuhan mau adalah nyanyian baru, logat
ganjil, bahasa Roh.
2 Korintus
11:2
(11:2) Sebab aku
cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan
kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci
kepada Kristus.
Rasul Paulus
terbeban sekali terhadap sidang jemaat di Korintus, dia berkata: “aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.”
Dalam hal
ini, betul-betul, bahwa; pengalaman Rasul Paulus bersama dengan Yesus di
tingkat yang ketiga adalah untuk menerima penyataan Allah.
Jangan
saudara berpikir, bahwa; “Rasul Paulus
itu bukan Pengajaran Mempelai”, Rasul Paulus adalah Pengajaran Mempelai.
Dia menyampaikan firman dalam bentuk penyataan-penyataan Allah, dan itu
terbukti dari tulisannya dalam 2
Korintus 11:2, Rasul Paulus berjuang betul mempertunangkan sidang jemaat di
Korintus kepada satu laki-laki dan membawa mereka sebagai perawan suci kepada
Kristus.
Inilah tugas
dari seorang hamba Tuhan terhadap sidang jemaat yang dia layani.
Itu
sebabnya, Rasul Paulus juga memesankan kepada anak rohaninya, itulah Timotius,
dengan tandas berkata: “Awasilah dirimu
sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan
berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang
mendengar engkau.”
Bertekunlah
di dalamnya, itulah yang menyelamatkan jiwa hamba Tuhan tersebut dan
menyelamatkan jiwa-jiwa yang dilayaninya.
Saudara
harus bersyukur kepada Tuhan, sebab saudara digembalakan oleh Pengajaran
Mempelai di penggembalaan GPT ”BETANIA” dan GPT Filadelfia, di sini
diterapkan Pengajaran Mempelai. Hari-hari ini Setan berusaha untuk menyesatkan
gereja Tuhan dengan bayak ajaran-ajaran yang tidak jelas arah dari perjalanan
rohaninya mau dituntun ke mana.
Saudara
harus bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dengan tidak terhingga, apalagi
imam-imam yang adalah milik kepunyaan Allah
Lebih rinci
kita melihat tentang; PERAWAN SUCI yang merupakan hasil dari penyataan Allah.
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku
melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan
Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya
dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara
dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan
suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik
kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian
baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak
seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus
empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
144.000
(seratus empat puluh empat) ribu orang yang berdiri di bukit Sion tersebut
menyanyikan suatu nyanyian baru, menunjuk; logat ganjil atau bahasa Roh atau
bahasa lidah, yang merupakan hasil dari hubungan intim, hasil dari hubungan
nikah yang suci antara sidang jemaat dengan Tuhan.
Nikah suci
itu bukan saja berumah tangga, tetapi hubungan kita dengan Tuhan begitu intim,
lalu menghasilkan nyanyian baru, logat ganjil atau bahasa lidah, bahasa roh.
Wahyu 14:4
(14:4) Mereka
adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Syarat untuk
mempertahankan hubungan intim atau nikah suci: 144.000 (seratus empat puluh
empat) ribu orang tersebut tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.
Perempuan-perempuan
yang dimaksud di sini adalah perempuan-perempuan yang tertulis di dalam kitab
Wahyu, yaitu:
1.
Perempuan Izebel.
2.
Perempuan Babel.
TENTANG: Perempuan Izebel.
Tidak
mencemarkan diri dengan perempuan Izebel, artinya; menolak ajaran Izebel,
sekalipun Izebel mengaku dirinya adalah seorang nabiah. Dengan menolak ajaran
Izebel, sama artinya; mempertahankan Kristus sebagai Kepala.
Perempuan
tidak boleh menjadi kepala. Maka, kalau dari tadi saya perhatikan, mulai dari
pelayan pemimpin pujian di sini adalah seorang suami. Mengapa bapak gembala
menempatkan seorang pelayan pemimpin pujian adalah seorang suami? Karena bapak
gembala di tempat ini ingin mempertahankan diri dalam kesucian nikah, tetap
mempertahankan Kristus Kepala, itu maksud dan tujuannya, tidak ada yang lain.
Jangan saudara salah mengerti, kalau saudara melihat di tempat lain ada
perempuan bisa mengajar, bisa memimpin, bisa menjadi kepala, itu di tempat
lain.
Tetapi
kebenaran yang sejati tidak boleh diubah, yaitu; Kristus sebagai Kepala. Ayo,
tolak ajaran yang sifatnya seperti ajaran Izebel, berarti; tetap menempatkan
Kristus sebagai Kepala.
Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah pengajaran yang murni.
Pengajaran
yang murni ini perbandingannya adalah satu dengan empat ratus nabi-nabi Baal,
itulah nabi Elia yang berhadapan dengan empat ratus nabi-nabi Baal pada zaman
Izebel, itulah kemurnian dari Pengajaran Mempelai, betapa sucinya penyataan
Allah ini, betapa murninya Pengajaran Mempelai ini.
TENTANG: Perempuan Babel.
Babel adalah
tempat bersembunyinya segala jenis dosa kenajisan, burung yang najis, itu
perempuan Babel.
Di atas tadi
saya sudah katakan:
-
Perjalanan rohani kita ini berakhir dalam pesta kawin
Anak Domba di dalam Wahyu 19:6-7.
- Tetapi ternyata, di dalam Wahyu 19:18-20,
terdapat juga pesta burung-burung, dosa kenajisan yang paling dibenci.
Pertanyaan
kepada gereja Tuhan yang harus kita jawab di hadapan Tuhan ialah: Kita mau
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus (perjamuan kawin Anak Domba) atau masuk
dalam perjamuan tubuh Babel (pesta burung-burung)?
Kalau
saudara berlaku bijaksana, bapak ibu yang saya kasihi di dalam Kristus Yesus,
tentu saudara mengharapkan penyataan Allah, itulah Pengajaran Mempelai dalam
Terangnya Tabernakel, yang akan membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh, itulah
tubuh Mempelai, kelak bersanding dengan Dia dalam Perjamuan kawin Anak Domba.
Lepaskan
diri dari kecemaran-kecemaran dua perempuan tadi, yaitu; perempuan Izebel dan
perempuan Babel. Lepaskan diri dari segala percabulan, lepaskan diri dari dosa
kenajisan.
Sekarang,
kita sudah didewasakan oleh Firman, kita sudah akil balig supaya kita menjadi
ahli waris, masuk dalam pesta nikah Anak Domba, ini tujuan Tuhan yang terutama.
Jadi,
saudara jangan salah mengerti kalau bapak gembala di sini mungkin saja ada
ketegasan. Ketegasan bapak gembala, tidak lain tidak bukan, supaya kita akil
balig, dewasa rohani, supaya kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jangan
terkesima terhadap hamba Tuhan yang sepertinya intelek, tetapi tidak ada
isinya, tidak mengerti jiwa sidang jemaat yang dilayani. Yang terutama adalah
penyataan Allah, sebab tanpa penyataan Allah, berarti; berkata-kata seperti
kanak-kanak.
Maka, Rut
ini adalah pribadi yang dewasa secara rohani, sampai akhirnya masuk dalam pesta
nikah, menikah dengan Boas Rohani, Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai
Pria Sorga yang kita kasihi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment