IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,
03 OKTOBER 2019
KITAB RUT
(Seri: 67)
Subtema: FIRMAN & ROH ALLAH
MEMPERSATUKAN ANGGOTA TUBUH (MEMPELAI TUHAN)
Shalom.
Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita,
memenuhi tempat ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan
yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada.
Kita mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena Tuhan memungkinkan kita
untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab
dari KITAB RUT.
Rut 2:11
(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang
kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu
sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah
kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
Rut menerima pujian dan penghormatan dari Boas.
Amsal 29:23
(29:23) Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah
hati, menerima pujian.
Keangkuhan merendahkan orang, tetapi
orang yang rendah hati menerima pujian dan penghormatan dari Tuhan.
Pujian dan penghormatan yang kita terima merupakan pengakuan Tuhan atas
kehidupan kita masing-masing.
Amsal 15:33
(15:33) Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan
hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Kerendahan hati seseorang mendahului kehormatan.
Biarlah kita semua menjadi suatu kehidupan yang rendah hati dan mau
merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, teramat lebih imam-imam (yang sudah
melayani pekerjaan Tuhan).
Demikian juga halnya Yesus, Anak Allah, menerima pujian dan penghormatan
dari Allah Bapa.
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan." (2:7) Karena itu
bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah
menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
Yesus, Anak Allah, menerima pengakuan langsung dari Bapa sebagai pujian dan
penghormatan, sebab Dia adalah “batu yang
telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan.”
Artinya; sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
1 Petrus 2:4
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu,
yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat
di hadirat Allah.
Batu yang memang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu, tetapi dipilih
dan dihormat di hadirat Allah.
Kesimpulannya: Kerendahan hati mendahului pujian dan kehormatan.
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai
batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu
imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah.
Ganjaran dari kerendahan hati dipergunakan sebagai batu hidup.
Biarlah kiranya kita semua dipergunakan sebagai batu hidup.
Tugas dari batu hidup:
1.
Untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus.
2.
Untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:11
(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang
kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu
sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah
kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
Kalau Rut mendapat pujian dan penghormatan dari Boas, itu karena Rut
memiliki kesaksian yang baik di tengah-tengah kota Betlehem.
Biarlah kiranya kita menjadi suatu kehidupan dengan kesaksian yang baik di
tengah-tengah kita beribadah dan melayani kepada Allah Abraham, Ishak, Yakub
(Allah yang hidup).
Betlehem, artinya; rumah roti, berarti; kita yang sudah mempunyai kebenaran, sudah
selayaknya dengan rela merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama. Sementara
kita sudah memiliki kebenaran dari sorga, tetapi tidak dengan rela merendahkan
diri di hadapan Tuhan, tidak dengan rela merendahkan diri satu dengan yang
lain, apalagi di tengah-tengah kita beribadah dan melayani Tuhan (di tengah
keramaian kota), sama artinya menipu diri sendiri.
Kita yang sudah mempunyai kebenaran sudah seharusnya merendahkan diri di
hadapan Tuhan dan sesama, seperti apa yang akan kita perhatikan dalam 1 Korintus 12.
1 Korintus 12:21-25
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan:
"Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada
kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." (12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling
lemah, yang paling dibutuhkan. (12:23)
Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang
tidak elok, kita berikan perhatian khusus. (12:24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang
elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota
yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, (12:25) supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi
supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Kaki mendapat penghormatan khusus dari anggota tubuh yang lain, mengapa
demikian? Karena kaki mau berada di tempat yang paling rendah dan hina, mau
merendahkan diri dan mau dikecilkan, untuk menopang anggota-anggota tubuh yang
lain. Sebab itu, walaupun kepala berada (berkedudukan) di tempat yang tinggi,
kepala tidak boleh berlaku sombong kepada kaki, yang kedudukannya berada di
tempat yang paling rendah dan hina.
Tujuan merendahkan diri satu dengan yang lain: “Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh.”
-
Dalam
1 Korintus 12:21, Kepala tidak boleh berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau”, berarti;
yang dihindari adalah roh kesombongan.
-
Kemudian,
dalam 1 Korintus 12:15, kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi
benarkah ia tidak termasuk tubuh?, berarti; yang dihindari adalah roh minder.
Roh minder, sama dengan; rendah diri --
bukan merendahkan diri --, dan itu adalah dosa.
Kesimpulannya: Yang dihindari supaya jangan
terjadi perpecahan dalam anggota tubuh Kristus adalah:
1.
Roh
kesombongan.
2.
Roh
minder.
Kita melayani Tuhan memang harus dengan rendah hati supaya mendapat pujian
dan penghormatan dari Tuhan, kemudian harus menghindar dari roh kesombongan dan
roh minder (roh tidak percaya diri).
Setiap orang yang melayani Tuhan akan diperlengkapi dengan Roh Tuhan,
diperlengkapi dengan karunia-karunia serta jabatan-jabatan Roh-El Kudus, maka
setiap orang yang melayani Tuhan tidak perlu minder. Jika seseorang sudah
melayani Tuhan, tetapi masih tetap minder, berarti ia tidak percaya dengan
Tuhan, serta merendahkan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus yang
dipercayakan untuk memperlengkapi dan menolong kehidupannya. Tetapi juga jangan
menjadi sombong, dengan lain kata bermegah jika dipercayakan karunia-karunia
dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, karena memang Tuhanlah yang memperlengkapi
umat pilihan-Nya.
Yohanes 13: 4-7
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (13:5) kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (13:6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (13:7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa
yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya
kelak."
Yesus menanggalkan jubah-Nya, mengikat pinggang-Nya, kemudian mengisi
sebuah basi (bokor) dengan air. Selanjutnya, Ia mencuci kaki murid-murid-Nya
satu per satu dan tidak ada yang terlewatkan.
Yohanes 13: 8
(13:8) Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan
membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Meskipun pekerjaan mencuci kaki tampaknya rendah dan hina, tetapi demi
terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, Yesus rela mengerjakannya, Yesus rela
merendahkan diri serendah-rendahnya, Yesus rela menghinakan diri.
-
Arti
menanggalkan jubah adalah rela melepaskan kemuliaan-Nya.
-
Arti
mengikat pinggang adalah mengambil rupa seorang hamba.
-
Arti
cuci kaki adalah penetapan Tuhan atas gereja-Nya untuk menjadi anggota
tubuh-Nya secara permanen. Singkatnya, mencuci kaki ini merupakan suatu meterai
untuk masuk dalam tubuh Kristus.
Yohanes 13: 12-15
(13:12) Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan
pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? (13:13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat,
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. (13:14)
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamu pun wajib saling membasuh kakimu; (13:15)
sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Yesus, yang adalah Tuhan dan Guru, telah memberi teladan kepada murid-murid
dalam hal mencuci kaki, demikian juga murid-murid harus berbuat sama seperti
yang telah Ia perbuat.
Kalau Yesus, yang adalah Guru dan Tuhan, mau membasuh kaki murid-murid,
maka di hari-hari terakhir ini, gereja Tuhan wajib untuk saling membasuh kaki,
karena kita sudah melihat teladan yang ditinggalkan oleh Yesus bagi kita.
Biarlah hal itu terjadi.
Namun untuk mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Yesus -- dalam hal membasuh kaki --, dibutuhkan penyangkalan diri dan kerendahan hati. Dari atas turun ke
bawah, yakni tempat yang rendah, dibutuhkan penyangkalan diri dan kerendahan
hati.
Sebagaimana tadi kepala berkedudukan di tempat yang tinggi, juga tangan
kedudukannya lebih tinggi dari pada kaki, tetapi supaya terwujudnya dalam hal
saling membasuh kaki ini, maka dibutuhkan penyangkalan diri dan kerendahan hati
setiap pribadi lepas pribadi.
Biarlah kita semua saling membasuh kaki, maka yang diperlukan adalah
penyangkalan terhadap diri dan kerendahan hati. Kalau kita tetap sombong (tegak
terus), tidak ada penyangkalan dan tidak saling rendah hati, maka sampai kapan
pun tidak akan terjadi pembasuhan kaki antara yang satu dengan yang lain,
dengan lain kata; tidak akan terwujud kesatuan tubuh.
Oleh sebab itu, diperlukan penyangkalan terhadap diri, berarti; jangan
bermegah, jangan sombong, jangan keras hati, juga diperlukan kerendahan hati,
supaya sesama anggota-anggota tubuh saling membasuh kaki.
Ibrani 13: 11-12
(13:11) Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya
dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa,
dibakar di luar perkemahan. (13:12)
Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan
umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.
Tubuh binatang-binatang yang dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa
dibakar di luar perkemahan, demikianlah Yesus meninggalkan sorga yang mulia,
turun ke dunia ini, Dia telah menderita di luar pintu gerbang. Salib Yesus
ditancapkan di bukit Golgota, di luar pintu gerbang, tujuannya; untuk
menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.
Ibrani 13: 13
(13:13) Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di
luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.
Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung
kehinaan-Nya, berarti; diperlukan penyangkalan diri dan kerendahan hati, dengan
satu tujuan: supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, yakni; Mempelai Wanita
Tuhan.
Di luar perkemahan, berarti; menyangkal diri, tidak mempertahankan
harga diri, tidak mempertahankan keakuan, tidak mempertahankan roh egosentris
(kepentingan diri) dan tidak mempertahankan kesombongan, melainkan merendahkan
hati untuk menanggung kehinaan, demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang
sempurna.
Jadi, untuk pergi kepada-Nya diperlukan penyangkalan diri dan kerendahan
hati...Puji Tuhan..
Dalam susunan Tabernakel, Injil Yohanes
13 dan Injil Yohanes 14 terkena
pada PETI PERJANJIAN.
Peti perjanjian terbuat dari kayu penaga, yang disalut dengan emas bagian luar
dan dalamnya, artinya; sifat-sifat manusiawi ditutup dengan sifat-sifat Ilahi,
baik lahir maupun batin.
-
Kayu penaga, menunjuk; sifat manusia daging.
-
Emas, menunjuk; kesucian dan kemurnian Ilahi.
Kemudian, TABUT PERJANJIAN terdiri dari dua bagian:
1.
Peti dari Tabut Perjanjian, menunjuk; gereja Tuhan
yang sempurna, yakni mempelai wanita Tuhan.
2.
Tutupan grafirat dengan dua kerub di atasnya, menunjuk; Tuhan
Yesus Kristus, yang adalah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, yang
mengayomi dan melindungi mempelai wanita-Nya.
Pendeknya, TABUT PERJANJIAN berbicara tentang dua hal:
1. Ibadah dan pelayanan
2. Hubungan nikah atau penyatuan antara tubuh
dengan kepala.
- Tubuh -> Gereja Tuhan / Mempelai Wanita Tuhan.
- Kepala -> Kristus / Mempelai Pria Sorga
Kita akan memperhatikan yang mewakili Yohanes
13.
Yohanes 13: 5-8
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah
basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang
terikat pada pinggang-Nya itu. (13:6)
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau hendak membasuh kakiku?" (13:7)
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang,
tetapi engkau akan mengertinya kelak." (13:8) Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh
kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Yohanes 13, yang diwakili ayat 5-8,
itu terkait dengan air basuhan atau Firman.
Kita akan memperhatikan yang mewakili Yohanes
14.
Yohanes 14: 16-18, 26
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia
tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (14:18) Aku tidak akan meninggalkan
kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. (14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14, yang diwakili ayat
16-18, 26, itu terkait dengan Roh Allah.
Sesudah selesai membasuh kaki murid-murid dengan air pada Yohanes 13,
selanjutnya kita melihat pekerjaan dari Roh Allah pada Yohanes 14.
Kesimpulannya: Firman Allah dan Roh Allah bekerja sama untuk menyempurnakan
gereja Tuhan atau terwujud kesatuan tubuh, yang disebut dengan tubuh Mempelai.
Yohanes 13: 31-35
(13:31) Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus:
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
(13:32) Jikalau Allah dipermuliakan
di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan
mempermuliakan Dia dengan segera. (13:33)
Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan
mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke
tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya
sekarang juga kepada kamu. (13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
mengasihi. (13:35) Dengan
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Dari persoalan air basuhan
atau firman Allah, yang
ditekankan adalah hal MENGASIHI SESAMA, supaya kita saling mengasihi satu
dengan yang lain, sebab Yesus sendiri sudah memberi contoh teladan kepada
murid-murid.
Kalau kita saling mengasihi satu dengan yang lain, maka orang akan
mengetahui bahwa kita adalah murid-murid.
Kelebihan dari murid-murid: Kepada orang lain Yesus memberi (berkata-kata)
dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada murid-murid Yesus menceritakan rahasia
Kerajaan Sorga. Sehingga oleh karena pembukaan rahasia firman ini, kita melihat
dalam Yohanes 6, murid-murid
bertahan untuk menikmati roti hidup, roti yang turun dari sorga, itulah tubuh
Yesus yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib. Sedangkan orang-orang yang
berbondong-bondong karena mujizat, akhirnya satu per satu menyingkir, seperti
yang tertulis dalam Yohanes 6: 66,
mereka tidak sanggup akan apa yang disampaikan oleh Yesus, Anak Allah, yang
menyatakan bahwa Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga, mereka
semua bersungut-sungut, lalu akhirnya meninggalkan Yesus, kecuali 12 (dua
belas) murid Yesus.
Yohanes 14: 23-31
(14:23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (14:24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti
firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan
dari Bapa yang mengutus Aku. (14:25)
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; (14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh
Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu. (14:27) Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu. (14:28)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku
datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan
bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada
Aku. (14:29) Dan sekarang juga Aku
mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila
hal itu terjadi. (14:30) Tidak
banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan
ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. (14:31) Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan
bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku,
bangunlah, marilah kita pergi dari sini."
Dari persoalan Roh Allah, yang ditekankan adalah hal MENGASIHI
ALLAH.
Oleh Roh Allah itu, akan memberi kemampuan bagi kita untuk mengasihi Allah.
Kalau kita memiliki Roh Allah, kita tidak akan mungkin berkata: "Terkutuklah Yesus!", sebaliknya
kalau seseorang tidak memiliki Roh Allah, ia tidak mungkin dapat mengaku,
bahwa: "Yesus adalah Tuhan".
Jadi;
-
Persoalan
air basuhan, yakni; firman Allah, penekanannya adalah untuk mengasihi sesama = penyatuan antara
anggota-anggota tubuh.
-
Persoalan
Roh Allah, penekanannya adalah untuk
memberi kepada kita kemampuan di dalam hal mengasihi
Tuhan = penyatuan antara tubuh dengan kepala.
Firman Allah dan Roh Allah bekerja sama untuk menyempurnakan gereja Tuhan
atau terwujudnya kesatuan tubuh.
Matius 22: 36-40
(22:36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?" (22:37) Jawab
Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (22:38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (22:39) Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Hukum yang terutama dan yang pertama ialah mengasihi Tuhan Allah dengan
segenap hati, dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi.
Hukum yang kedua ialah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Berarti; apa yang dirasakan oleh orang lain, kita juga turut merasakannya,
itulah yang dimaksud mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Kalau
kita rasa sakit mencubit tubuh (daging) sendiri, maka jangan kita mencubit
orang lain, sebaliknya, kalau orang lain
bersukacita, kita juga harus turut merasakan sukacita yang dialaminya, itu
mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri.
Dalam hal mengasihi ini tidak boleh berlaku munafik, tidak boleh pura-pura,
maka dimulai dari hukum yang terutama dan yang pertama, yaitu mengasihi Tuhan
Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, barulah selanjutnya
terwujud di dalam hal mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Matius 22: 40
(22:40) Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Pada kedua hukum inilah, yaitu mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama,
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi, bagaikan TUTUPAN GRAFIRAT
dengan dua kerub di atasnya yang menutup peti perjanjian, sehingga Allah Bapa
dan Allah Roh Kudus (dua saksi besar) tidak lagi melihat kekurangan dari gereja
Tuhan, tidak lagi melihat hukum dosa dan hukum Taurat.
Kembali kita melihat Rut 2.
Rut 2: 11
(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang
kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada
mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan
tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau
kenal.
Boas mengenal pribadi Rut dengan lengkap, sehingga Boas memberi pujian dan
penghormatan terhadap Rut, sekalipun ia adalah bangsa kafir, bangsa Moab.
Alasan Rut mendapat pujian dari Boas.
1.
Rut tetap menghormati atau mengasihi
Naomi, mertuanya itu, walaupun suaminya sudah mati.
Tidak
sedikit orang Kristen mengasihi mertuanya karena ada pasangannya, tetapi Rut
tidak seperti itu; dia tetap mengasihi Naomi, mertuanya, sekalipun suaminya
(anak Naomi) sudah mati.
Jadi, sudah
sangat terbukti bahwa Rut mengasihi
sesama seperti mengasihi diri sendiri, itu adalah tanda bahwa Rut telah
mengalami penyucian oleh air dan firman Allah.
2.
Rut rela meninggalkan ibu bapanya dan
tanah kelahirannya, serta pergi ke suatu bangsa yang tidak dikenalnya, itulah
bangsa Israel.
Dengan lain
kata, Rut telah mengasihi Tuhan
(Allah Israel) dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatannya.
Bukan
perkara mudah untuk meninggalkan ibu bapa dan tanah kelahiran, lalu pergi ke
suatu bangsa yang tidak dikenal, itu tidak mudah.
Sedikit kesaksian: Sebelum saudari Sara berada
bersama-sama dengan kita di tempat ini, dia masih bertanya-tanya dalam hatinya,
“Apakah penggembalaan ini (Gpt “Betania”
Serang & Cilegon) benar atau tidak?” Lalu tidak lama kemudian, saya
langsung menelepon dia dan meyakinkan dia, bahwa kesaksian dari saudara Yesaya
itu benar; “Kalau memang mau datang,
datanglah, dengan catatan mau menerima segala kesederhanaan, makan minum
sederhana, tempat tinggal sederhana.” Setelah mendengar pernyataan saya,
dia senang sekali, dia yakin.
Tetapi di sini kita melihat, Rut tidak seperti
itu; sekalipun tidak ada seseorang yang meyakinkan dirinya, dia rela
meninggalkan bapa ibunya, dia rela tinggalkan tanah kelahirannya, itulah bangsa
Moab, untuk pergi ke suatu negeri yang tidak dikenal, itulah bangsa Israel,
dengan demikian; ia telah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa,
akal budi dan kekuatannya.
Berarti, dalam hal ini, Roh Tuhan berkuasa penuh
untuk menolong Rut di dalam hal mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa, akal budi dan kekuatannya.
Matius 19: 27-28
(19:27) Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus:
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi
apakah yang akan kami peroleh?" (19:28)
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu
penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas
takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Upah meninggalkan bapa ibunya dan meninggalkan tanah kelahirannya, untuk
mengikut Tuhan adalah: pada waktu
penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
maka kita akan duduk di atas 12 (dua belas) takhta untuk menghakimi 12 (dua
belas) suku Israel.
12 (dua belas) rasul hujan awal dan 12 (dua belas) rasul hujan akhir yang
akan memimpin gereja hujan awal dan gereja hujan akhir, sebab 12 (dua belas)
rasul akan duduk di atas 12 (dua belas) takhta untuk menghakimi kedua belas
suku Israel.
Matius 19: 29
(19:29) Dan setiap orang yang karena nama-Ku
meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa
atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali
lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Setiap orang, yang karena mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal
budi dan kekuatannya, yaitu orang-orang yang telah meninggalkan segala
sesuatunya, maka ia akan menerima kembali 100 (seratus) kali lipat, berarti;
akan memperoleh hidup yang kekal = 100 kali lipat.
Mengasihi Tuhan, berarti meninggalkan:
1.
Rumahnya.
2.
Saudara
laki-laki, saudara perempuan.
3.
Bapa
ibunya.
4.
Anak-anaknya.
5.
Ladangnya.
Dengan meninggalkan 5 perkara di atas, berarti seseorang telah mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatannya, maka tidak hanya
menerima kembali 100 (seratus) kali lipat, tetapi juga memperoleh hidup yang
kekal.
Kalau saudara memperoleh penambahan 10 (sepuluh) persen saja dari gaji yang
saudara terima, itu pasti membuat saudara bahagia. Tetapi di sini tidak
dikatakan 10 (sepuluh) persen, melainkan menerima kembali 100 (seratus) kali
lipat, berarti 100 (seratus) persen, tidak ada kurang.
Dalam Rut 2: 11, Boas berkata: "Telah dikabarkan orang kepadaku
dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah
suamimu mati dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu
serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.”
Mari kita lihat PEMBUKTIANNYA.
Rut 1: 16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ
jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun
mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum
aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku
dari engkau, selain dari pada maut!"
Rut tetap berpaut kepada Naomi, ia tidak mau berpulang kepada bangsanya.
Pernyataan Rut kepada Naomi dibagi dalam tiga bagian.
-
Yang
Pertama: “ke mana engkau pergi, ke situ
jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.”
-
Yang
Kedua: “bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku.”
-
Yang
Ketiga: “di mana engkau mati, aku pun
mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.”
Jika pernyataan Rut dikaitkan dengan KASIH:
-
Pernyataan
yang pertama, “ke mana engkau pergi, ke
situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam”, berbicara tentang kasih fileo; kasih kepada sesama manusia.
-
Pernyataan
yang kedua, “bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku”, berbicara tentang kasih Agape; kasih kepada Tuhan.
Praktek kasih Agape adalah tidak terpisah dari kasih Allah, selain maut
(kematian) yang memisahkan. Sebagaimana perkataan Rut kepada Naomi (mertuanya):
“ ... jikalau sesuatu apa pun memisahkan
aku dari engkau, selain dari pada maut!”
Yohanes 21: 15
(21:15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon
Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada
mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
Yesus bertanya kepada Simon Petrus untuk yang pertama kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi
Aku lebih dari pada mereka ini?”, lalu Simon Petrus menjawab: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau”
Yohanes 21: 16
(21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus
kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Pertanyaan Yesus yang pertama sudah dijawab dengan jelas dan Petrus berkata: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”, tetapi Yesus kembali bertanya untuk yang kedua kalinya dengan pertanyaan yang sama: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Mengapa Yesus bertanya? Apakah Tuhan
itu bodoh? Tidak, sebab Tuhan tahu segala sesuatu, termasuk isi hati dari Simon
Petrus.
Yohanes 21: 17
(21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati
Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi
Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Hal yang sama kembali ditanyakan kepada Simon Petrus untuk yang ketiga
kalinya. Padahal pertanyaan pertama sudah dijawab, dan pertanyaan kedua juga
dijawab dengan jawaban yang sama: “Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”, tetapi pertanyaan yang
sama untuk yang ketiga kalinya kembali Tuhan tanyakan kepada Simon Petrus.
Mengapa Yesus bertanya kepada Simon Petrus sampai tiga kali ? Karena Yesus
tahu bahwa Simon Petrus belum mengasihi Tuhan dengan kasih Agape (lebih dari
yang lain). Yang Tuhan tuntut adalah kasih Agape; mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, dengan lain kata,
mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya, bukan kasih pura-pura, bukan kasih
fileo, bukan kasih eros.
Pada saat Yesus bertanya untuk yang ketiga kalinya, “sedihlah hati Simon
Petrus.” Mengapa? Karena Tuhan tahu bahwa Simon Petrus belum mampu
mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
Simon Petrus ini terkadang berlaku konyol; belum apa-apa, dia merasa bisa.
Pada waktu malam terakhir mereka berada dalam perjamuan, Yesus dengan
terang-terangan memberitahukan kepada murid-murid dan berkata: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu
karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu
akan tercerai-berai.”
Tetapi Simon Petrus merasa hebat, dia berkata: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali
tidak”.
Mendengar hal itu, Yesus berkata kembali kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam
ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Namun Simon Petrus masih merasa hebat di dalam hal kasih Agape, dengan berkata:
“Sekalipun aku harus mati bersama-sama
Engkau, aku takkan menyangkal Engkau”.
Tuhan tahu segala sesuatu, Tuhan tahu isi hati kita, Tuhan tahu sejauh mana
kita menyerah kepada Tuhan. Kita tidak bisa berlaku munafik. Rut adalah bangsa
Moab, bangsa kafir, tetapi sudah terbukti di dalam hal mengasihi Tuhan dan di
dalam hal mengasihi sesama, dia tidak berlaku munafik;
-
Rut
terpaut dengan Naomi, dia tidak mau terpisah, selain maut yang memisahkan,
menunjuk; KASIH KEPADA SESAMA.
-
Rut
meninggalkan bapa ibunya, meninggalkan segala sesuatu yang dia punya, dan itu
terbukti dengan pernyataannya kepada Naomi: “Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”, menunjuk; KASIH
KEPADA TUHAN.
Kalau kita mengasihi Tuhan dengan kasih Agape, maka Tuhan nyatakan suatu
penggembalaan yang luar biasa. Yesus adalah Gembala Agung. Daud sendiri
menuliskan pengalamannya dalam Mazmur 23,
“TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.”
Orang yang mengasihi Tuhan dengan kasih Agape adalah kehidupan yang
tergembala, baik tubuh, jiwa, rohnya tergembala dengan baik. Dan selanjutnya,
Daud berkata; “Takkan kekurangan aku.” Maksudnya; baik perkara jasmani
maupun perkara rohani dicukupkan (diberkati dengan limpah).
Ingat: Kehidupan yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap akal budi dan kekuatan, itulah kasih Agape, adalah kehidupan yang
tergembala, baik lahir dan batin.
Tetapi apabila orang itu belum mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, kehidupan semacam ini tidak akan menjadi
suatu kehidupan domba yang tergembala sampai kapan pun, dengan lain kata; tidak
pernah dengar-dengaran. Ingatlah akan hal itu, saya sudah mengatakannya.
Yohanes 21: 18-19
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau
masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan
tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang
tidak kaukehendaki." (21:19)
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati
dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada
Petrus: "Ikutlah Aku."
Namun pada akhirnya, Simon Petrus rela mati di dalam hal memuliakan Tuhan,
di dalam hal mengasihi Tuhan.
Suatu pelajaran yang baik dan indah yang dapat kita petik dari pribadi Rut,
yang adalah bangsa kafir, namun;
-
Oleh
air basuhan, yakni; firman Allah
memberi kemampuan bagi dia untuk mengasihi
sesama.
-
Oleh Roh Allah memberi kemampuan bagi dia
untuk mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, jiwa, akal budi dan kekuatannya.
Roma 2: 6-11
(2:6) Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya, (2:7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat
baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (2:8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan
sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (2:9) Penderitaan dan kesesakan akan
menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi
dan juga orang Yunani, (2:10) tetapi
kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat
baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. (2:11) Sebab Allah tidak memandang bulu.
Upah yang diterima oleh setiap orang, baik bangsa kafir maupun bangsa
Yahudi, yaitu: hidup kekal kepada mereka
yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan
ketidakbinasaan, tetapi sebaliknya murka
dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat
kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
Singkatnya: Setiap orang akan menerima upah sesuai dengan apa yang diperbuatnya,
sebab Allah tidak memandang bulu untuk membalaskan kemurahan-Nya kepada setiap
orang. Baik bangsa Yahudi maupun bangsa kafir sama-sama menerima upah yang
sama, apabila dengan tekun mencari Tuhan.
Rut mendapat upah. Dari pelajaran yang kita petik, kita juga akan mendapat
upah kalau kita -- yang adalah bangsa
kafir -- mau belajar seperti Rut, yang adalah bangsa kafir, mendapat pujian
dan penghormatan dari Boas rohani -- Tuhan
Yesus Kristus --, karena ia mampu mengasihi Tuhan dengan segenap hati,
segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, dan juga mengasihi sesama seperti
diri sendiri.
Jadi;
-
Injil
Yohanes 13 terkait dengan air firman.
-
Injil
Yohanes 14 terkait dengan Roh Allah.
Sehingga firman Allah dan Roh Allah bekerja sama untuk mempersatukan
anggota tubuh Kristus, menyempurnakan gereja Tuhan.
Jangan lagi sibuk mencari kepentingan diri, tetapi biarlah kita;
-
Bertekun
berbuat baik.
-
Tekun
mencari kemuliaan.
-
Tekun
mencari kehormatan.
-
Dan
tekun mencari ketidakbinasaan.
Maka Tuhan akan membalaskan kepada setiap orang, baik Yahudi maupun bangsa
kafir sebab Tuhan tidak memandang bulu. Tuhan tahu setiap orang. Tuhan mengenal
setiap orang. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang
Supaya terwujud KESATUAN TUBUH
dibutuhkan PENYANGKALAN DIRI dan KERENDAHAN HATI
Jangan bermegah. Jangan sombong. Jangan keras hati.
supaya sesama anggota tubuh saling membasuh kaki
No comments:
Post a Comment