IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 JULI 2019
KITAB KOLOSE
(Seri: 60)
Subtema: ROH
DUSTA ADALAH PINTU GERBANG MAUT
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi tempat perhimpunan ibadah ini
dan memenuhi setiap hati kita yang kosong, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming video internet, Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita merendahkan diri, memohon belas kasihan Tuhan supaya
Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
“Jangan lagi kamu saling mendustai,” berarti;
antara yang satu dengan yang lain jangan saling mendustai, sebab dusta adalah
dosa yang sangat mengerikan, dusta membawa seseorang kepada kematian.
Matius
5:34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; (5:36) janganlah juga
engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika
ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si
jahat.
Jangan
bersumpah demi apapun, “jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak”, dengan
lain kata; ya di atas ya dan tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu
berasal dari si hajat.
Pendeknya:
Setiap orang yang berkata dusta berasal dari si jahat, yaitu Iblis atau Setan.
Yohanes 8:44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu
ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapa segala dusta.
Satu dari
tiga tabiat yang paling mendasar dari Iblis atau Setan adalah dusta, sebab
Setan adalah bapa segala dusta.
Jadi, sudah
sangat jelas bahwa; dusta adalah dosa yang membawa kehidupan seseorang sampai
kepada pintu gerbang maut.
Sebagai
contoh, di sini kita akan melihat detik-detik kematian dari pada Ahab, raja
Israel.
1
Raja-Raja 22:32-37
(22:33) Segera sesudah para panglima pasukan
kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari
padanya. (22:34) Tetapi seseorang
menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel
di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi
keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah
luka." (22:35) Tetapi
pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di
dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu
petang. Darahnya mengalir dari lukanya ke dalam palung kereta. (22:36) Kira-kira pada waktu matahari
terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara itu:
"Masing-masing ke kotanya, masing-masing ke negerinya! (22:37) Raja sudah mati!" Maka
pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria.
Raja
Ahab mati ketika berada di dalam peperangan memerangi orang-orang Aram.
Kematian dari pada raja Ahab ini tidak lain tidak bukan disebabkan oleh karena
roh dusta.
Jadi,
seperti apa yang sudah saya katakan di atas tadi: Dosa dusta akan membawa
kehidupan seseorang sampai kepada pintu gerbang maut, sebagaimana kita sudah
melihat detik-detik kematian dari raja Ahab saat memerangi orang Aram.
1
Raja-Raja 22:1-4
(22:1) Tiga tahun lamanya orang tinggal aman
dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel. (22:2) Pada tahun yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada
raja Israel. (22:3) Berkatalah raja
Israel kepada pegawai-pegawainya: "Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead
sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak
merebutnya dari tangan raja negeri Aram." (22:4) Lalu katanya kepada Yosafat: "Maukah engkau pergi
bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?" Jawab Yosafat kepada raja
Israel: "Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan
kudamu."
Ahab, raja
Israel, dan Yosafat, raja Yehuda, bersepakat untuk memerangi raja Aram, yaitu
untuk merebut kembali Ramot-Gilead dari tangan orang Aram.
1 Raja-Raja
22:5-6
(22:5) Tetapi Yosafat berkata kepada raja
Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN." (22:6) Lalu raja Israel mengumpulkan
para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia
kepada mereka: "Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau
aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah! Tuhan akan
menyerahkannya ke dalam tangan raja."
Tetapi
sebelum berperang, Yosafat meminta kepada Ahab untuk bertanya terlebih dahulu
kepada Tuhan.
Sebelum kita
memerangi musuh di tengah-tengah ibadah pelayanan, memang sebaiknya kita
bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan.
Kemudian
Ahab pun bertanya kepada 400 orang nabi-nabinya, lalu 400 nabi-nabi mengawal
dan berkata: "Majulah! Tuhan akan
menyerahkannya ke dalam tangan raja."
1 Raja-Raja
22:10
(22:10) Sementara raja Israel dan Yosafat, raja
Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di
suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi
itu bernubuat di depan mereka,
Pada saat
itu, Ahab dan Yosafat duduk masing-masing di atas takhtanya di suatu tempat
pengirikan, sedang semua nabi -- 400 (empat ratus) nabi -- itu bernubuat di
depan mereka.
1 Raja-Rajay
22:11-12
(22:11) maka Zedekia bin Kenaana membuat
tanduk-tanduk besi, lalu berkata: "Beginilah firman TUHAN: Dengan
ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka." (22:12) Juga semua nabi itu
bernubuat demikian, katanya: "Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan
beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."
Zedekia bin
Kenaana, salah satu dari 400 (empat ratus) nabi itu membuat tanduk-tanduk besi,
lalu berkata: “Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai
engkau menghabiskan mereka", juga semua nabi itu bernubuat demikian,
bernubuat yang sama seperti Zedekia bin Kenaana.
Tanggapan
dari raja Yosafat, raja Yehuda setelah mendengar nabi-nabi itu bernubuat:
1 Raja-Raja
22:7
(22:7) Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak
adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat
meminta petunjuk?"
Setelah
mendengar nabi-nabi itu bernubuat, Yosafat bertanya kepada Ahab: “Tidak adakah lagi di sini seorang nabi
TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"
Kalimat ini
menjelaskan kepada kita, bahwa; Yosafat belum mendapat petunjuk dari Tuhan,
dengan lain kata; Yosafat tidak yakin dengan 400 nabi jemaat tersebut.
Perlu untuk
diketahui: Kehidupan yang dengar-dengaran dapat membedakan perkataan yang benar
dari Tuhan dan perkataan yang bukan dari Tuhan.
Sebab itu;
biasakan untuk mempertahankan roh dengar-dengaran supaya roh dengar-dengaran
itu tidak berduka, biasakan untuk memiliki hati nurani, jangan biasakan untuk
melawan hati nurani.
1 Raja-Raja
22:8-9
(22:8) Jawab raja Israel kepada Yosafat:
"Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk
TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang
baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla."
Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian." (22:9) Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana,
katanya: "Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"
Ahab
memberitahukan seorang nabi, yaitu Mikha, tetapi dia benci kepadanya. Namun
karena Yosafat meminta dengan sangat, maka Ahab pun memanggil nabi Mikha.
1 Raja-Raja
22:13-15
(22:13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu,
berkata kepadanya: "Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat
meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah
seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik."
Suruhan itu
juga menghasut Mikha, dan dia berkata: “nabi-nabi
itu sudah sepakat”
Jadi, apa
yang disampaikan bukan menurut kata Tuhan, melainkan kesepakatan antara yang
satu dengan yang lain.
Ada 400
(empat ratus) nabi, seharusnya 400 (empat ratus) nabi ini masing-masing
bergumul, lalu dalam pergumulan itu mereka akan mendengar dan melihat apa yang
mereka dengar dan mereka lihat, lalu mereka akan sampaikan. Tetapi rupanya di
sini, apa yang mereka sampaikan kepada raja Ahab, bukan menurut apa yang mereka
dengar dan mereka lihat, melainkan karena adanya kesepakatan yang telah dibuat.
1 Raja-Raja
22:14-15
(22:14) Tetapi Mikha menjawab: "Demi TUHAN
yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang
akan kukatakan." (22:15)
Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: "Mikha,
apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami
membatalkannya?" Jawabnya kepadanya: "Majulah dan engkau akan
beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."
Setelah
Mikha sampai, Ahab bertanya dan berkata: "Mikha,
apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami
membatalkannya?"
Jawab Mikha:
"Majulah dan engkau akan beruntung,
sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."
Mikha
menjawab dan mengatakan hal itu persis seperti apa yang dikatakan oleh suruhan
raja itu, meramalkan yang baik-baik seperti 400 (empat ratus) nabi sepakat
meramalkan yang baik bagi raja. Dia mengatakan hal itu sesuai dengan hasutan
nabi-nabi tersebut, maka dia (Mikha) meramalkan yang baik saja, tetapi
perkataan itu bukan dari Tuhan.
1 Raja-Raja
22:16
(22:16) Tetapi raja berkata kepadanya: "Sampai
berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku
tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?"
Ahab tahu
apa yang dikatakan oleh Mikha itu bukan dari Tuhan melainkan karena hasutan
atau permintaan dari pada suruhan itu, seperti 400 (empat ratus) nabi-nabi
bersepakat untuk mengatakan hal-hal yang baik, sehingga Ahab sangat marah
sekali.
1 Raja-Raja
22:17
(22:17) Lalu jawabnya: "Telah kulihat
seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak
mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya
tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat."
Karena Mikha
dipaksa untuk berkata sesuai dengan apa yang dia dengar dan yang dia lihat dari
Tuhan, maka akhirnya Mikha berkata: “Telah
kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang
tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya
tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat."
Artinya:
Ahab akan mati bila dia maju memerangi Ramot-Gilead, dan oleh karena kematian
raja Ahab, maka umat Israel sebagai kawanan domba Allah akan tercerai-berai.
1 Raja-Raja
22:18
(22:18) Kemudian raja Israel berkata kepada
Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia
menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?"
Mikha sudah
memberi nubuat yang baik sesuai dengan keinginan raja Ahab, tetapi raja Ahab
marah dan memaksa Mikha untuk berkata sesuai dengan apa yang didengar dan
dilihat dari Tuhan. Akhirnya, Mikha menyampaikan yang sesungguhnya, yaitu bahwa
raja Ahab akan mati, sehingga umat Israel sebagai kawanan domba Allah akan
tercerai-berai. Tetapi setelah Mikha selesai mengatakan apa yang dia lihat dan
dengar dari Tuhan, justru Ahab kembali marah-marah.
Banyak di
antara kita yang juga seperti ini; marah ketika kebenaran dinyatakan, tetapi
juga marah ketika dipermainkan. Orang semacam ini, kehidupannya tidak jelas.
Pendeknya:
Ahab tidak percaya dengan perkataan atau nubuatan dari nabi Mikha, dia sangat
benci dengan perkataan yang benar.
1 Raja-Raja
22:19-23
(22:19) Kata Mikha: "Sebab itu dengarkanlah
firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan
segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah
kiri-Nya. (22:20) Dan TUHAN
berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia
tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata
begitu. (22:21) Kemudian tampillah
suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya.
TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22:22)
Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya.
Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula.
Keluarlah dan perbuatlah demikian! (22:23)
Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua
nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka
kepadamu."
Mikha
memberitahukan kepada Ahab sesuai dengan apa yang dia dengar dan apa yang dia
lihat dari Tuhan, lalu dia sampaikan kepada Ahab, yaitu bahwa mulut 400 (empat
ratus) nabi-nabi itu dikuasai atau penuh dengan roh dusta.
1 Raja-Raja
22:24
(22:24) Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana,
ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: "Mana boleh Roh TUHAN pindah
dari padaku untuk berbicara kepadamu?"
Mendengar
perkataan itu, Zedekia bin Kenaana salah seorang dari nabi itu menampar Mikha,
serta berkata: “Mana boleh Roh TUHAN
pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?", dia geram sekali dengan
nubuatan Mikha, padahal apa yang disampaikan oleh nabi Mikha, sesuai dengan apa
yang dia dengar, sesuai dengan apa yang dia lihat.
Tiga
golongan -- ahli-ahli Taurat, tua-tua,
dan imam-imam kepala dari bangsa Israel -- benci kepada Yesus, Anak Allah,
padahal Dia diutus ke bumi dan melakukan kehendak Allah Bapa sesuai dengan apa
yang Dia dengar, sesuai dengan apa yang Dia lihat dari Bapa-Nya. Bahkan dalam Injil Yohanes 10; orang-orang Yahudi
berusaha untuk membunuh Yesus, hanya karena Yesus berkata kepada mereka sesuai
dengan apa Yesus dengar, sesuai dengan apa yang Yesus lihat. Orang-orang Yahudi
lebih suka dengan roh dusta, mereka menolak salib Kristus, menolak kebenaran
yang sejati.
Kesimpulannya:
Ahab mati saat berperang melawan orang Aram oleh karena roh dusta.
“Dusta akan
menghantar kehidupan seseorang sampai kepada pintu gerbang maut.” Andai saja
Ahab, raja Israel, mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh nabi Mikha, niscaya
dia akan selamat, tetapi dia benci kepada nabi Mikha, dia benci kepada salib
Kristus.
Mengapa saya
katakan: Ketika Ahab benci kepada nabi Mikha, sama dengan; benci kepada salib?
Sebab Mikha bernubuat sesuai dengan apa yang dia dengar, sesuai dengan apa yang
dia lihat dari Tuhan. Kebenaran yang sejati hanya terletak di atas salib, dan
itu terjadi sesuai dengan apa yang Dia dengar, sesuai dengan apa yang Dia lihat
dari Allah Bapa.
Ini
pelajaran penting bagi kita, supaya hati kita lebih condong untuk
dengar-dengaran kepada firman nubuatan yang datang dari sorga, dari Allah turun
ke bumi. Prakteknya adalah sangkal diri, pikul salib.
Kalau memang
Tuhan ajar kita untuk menyangkal diri dan memikul salib, kenapa kita tolak?
Kenapa kita harus benci kepada yang benar?
Praktek lebih suka kepada roh dusta.
1 Raja-Raja
22:6
(22:6) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi,
kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada
mereka: "Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau
aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah! Tuhan akan
menyerahkannya ke dalam tangan raja."
Ahab
mengumpulkan 400 (empat ratus) nabi, kemudian bertanya kepada mereka.
Jangan kita
mengatur kebenaran dari sorga, tetapi biarlah kebenaran itu yang akan menuntun
kehidupan kita sampai masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi di hari-hari
terakhir ini, banyak orang Kristen perilakunya persis seperti Ahab, dia tidak
mau datang kepada kebenaran yang sejati. Sebaliknya, orang-orang Kriten hendak
mengatur kebenaran (Firman Allah).
2 Timotius
4:1-4
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang
akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan
sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: (4:2) Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demi
penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya: “Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
Itu yang
benar, inilah kebenaran yang datang dari sorga, inilah yang dikerjakan oleh
Yesus Anak Allah di atas kayu salib.
Dan itu
dilakukan oleh Yesus Anak Allah demi
penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya.
- “demi
penyataan-Nya”,
menunjuk kepada; Firman Pengajaran dalam Terangnya Tabernakel, berkuasa untuk
membawa kita sampai kepada nikah suci. Mari kita menghargai dan menghormati
nikah suci, supaya tidak terjadi penyangkalan-penyangkalan di dalam diri kita
masing-masing, di dalam mengikuti Tuhan.
-
“demi
kerajaan-Nya”,
menunjuk kepada; ibadah dan pelayanan.
1 Raja-Raja
4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang
tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan
guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Di hari-hari
terakhir ini, orang tidak akan dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka
akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya masing-masing. Tujuannya: untuk
memuaskan keinginan telinganya.
Memang,
ketika firman yang “ditambahkan” dan firman yang “dikurangkan”
itu disampaikan, sepasang telinga ini betul-betul dipuaskan sekali, bagaimana
tidak;
-
Firman yang ditambahkan, berarti; menyampaikan
satu dua ayat lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita
isapan jempol, takhayul-takhayul, dan lain sebagainya.
- Firman yang dikurangkan, berarti; berita salib
dikurangkan atau diganti dengan dua hal, yaitu:
1. Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh
miskin, harus kaya, itu saja yang disampaikan. Bagaimana tidak sepasang telinga
ini tidak disenangkan.
2. Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat, tetapi
salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Seperti perkataan
ular kepada Yesus pada saat Yesus berpuasa: “perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti", ini adalah perkataan mujizat, dan
perkataan mujizat semacam ini akan memuaskan sepasang telinga yang mendengarkan.
Itulah yang terjadi di hari-hari ini.
Oleh sebab
itu; di hari-hari ini kita harus semakin sungguh-sungguh, jangan saling
mendustai.
1 Raja-Raja
4:4
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Persis
seperti raja Ahab; memalingkan telinga dari kebenaran dan membukanya bagi
dongeng.
Perhatikanlah
hal ini dengan sungguh-sungguh, jangan kita menjadi sama seperti Ahab di
hari-hari terakhir ini, yang memalingkan telinga dari kebenaran salib, namun
memberikan telinga kepada pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
1 Raja-Raja
22:34
(22:34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan
menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan
baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar!
Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."
Oleh karena
roh dusta itu, seseorang akan lebih mudah terkena bidikan anak panah si jahat.
Mari kita
pertahankan kebenaran yang sejati yang datang dari sorga dari Allah, supaya
kita tidak mudah terkena bidikan dari pada anak panah si jahat. Kalau kita
lebih suka mendengar roh dusta, maka akan mudah sekali diperdaya oleh anak
panah si jahat.
Iblis Setan
mempunyai senjata yang luar biasa, itulah anak panah si jahat, yang akan
membidik orang yang menyukai roh dusta. Kalau saudara tidak lebih suka
mendengarkan kebenaran salib, maka orang yang semacam inilah yang akan mendapat
bidikan dan sasaran dari pada panah dari si jahat. Sasaran anak panah dari si
jahat adalah orang yang lemah, yang tidak suka mendengar firman nubuatan,
firman para nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Maka, tidak
sedikit anak-anak Tuhan begitu kena bidikan anak panah si jahat; ia langsung
mendengar suara yang lahiriah, mendengar suara yang asing, suara daging, suara
Setan, roh jahat, roh najis, sampai kehidupannya benar-benar jauh dari Tuhan.
Seharusnya,
kalau kita sudah menanggalkan pakaian yang lama dan mengenakan pakaian yang
baru, kalau sudah berada di tengah ibadah dan pelayanan, harusnya lebih suka
mendengar firman nubuatan.
Tetapi di
sini kita melihat; ada di dalam kerajaan, tetapi lebih suka dengan suara asing
(roh dusta/roh palsu), akhirnya dengan mudah sekali terkena bidikan anak panah
si jahat.
“seseorang menarik panahnya dan menembak
dengan sembarangan saja”
Bukankah seorang
prajurit dengan sembarangan saja menembakkan anak panahnya? Berarti, memang;
orang yang tidak suka dengan firman nubuatan, mudah sekali menjadi sasaran
empuk dari pada anak panah si jahat itu.
Kehidupan
yang lemah itu, belum saja ia dibidik, tetapi dia sudah kena panah si jahat,
itulah yang sedang terjadi di hari-hari terakhir ini, sangat memperihatinkan
sekali.
1 Raja-Raja
22:25
(22:25) Tetapi Mikha menjawab: "Sesungguhnya
engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain
untuk menyembunyikan diri."
Mikha
menjawab Zedekia: "Sesungguhnya
engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain
untuk menyembunyikan diri."
Artinya:
menyembunyikan dosanya di antara kamar-kamar kenajisan, itulah kehidupan yang
menyukai roh dusta.
Dusta akan
membungkus semua dosa kejahatan, membungkus semua dosa kenajisan, sampai kita
dihantar kepada pintu gerbang maut.
JALAN
KELUARNYA
supaya kita tertolong: Jangan saling mendustai antara satu dengan yang lain.
1 Raja-Raja
22:5, 7
(22:5) Tetapi Yosafat berkata kepada raja
Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN." (22:7) Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak
adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya
kita dapat meminta petunjuk?"
Ayat 5 ini menunjukkan
bahwa; Yosafat, raja Yehuda, adalah seorang yang dengar-dengaran, menghargai
firman nubuatan, dia menolak segala dusta.
Ayat 7 menjelaskan kepada
kita bahwa; Yosafat tidak yakin dengan roh dusta. Jangan yakin dan percaya
kepada hal-hal yang sifatnya menyukakan daging, tetapi percayalah kepada berita
salib, firman nubuatan.
Jangan
sampai saudara tidak suka dengan seseorang, hanya karena saudara lebih suka
mendengar hal yang lahiriah. Jangan sampai ada di antara kita yang tidak suka
dengan kesucian.
Kalau
saudara lebih suka mendengar yang palsu, yang lahiriah, maka; biar kita dekat,
tetapi jauh sekali rasanya di dalam hal melayani Tuhan bersama-sama.
1 Raja-Raja
22:8
(22:8) Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih
ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN.
Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang
aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat:
"Janganlah raja berkata demikian."
Kata
Yosafat: "Janganlah raja berkata
demikian."
Berarti,
Yosafat ini lebih suka mendengar firman nubuatan, lebih suka kepada kebenaran
yang sejati, walaupun harus menyangkal diri dan memikul salibnya.
Jangan kita
sekali-kali menolak kebenaran yang sejati, berarti kita harus mengakui
pengakuan dari seorang nabi yang jujur.
1 Raja-Raja
22:32-33
(22:32) Segera sesudah para panglima pasukan
kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: "Itu pasti raja Israel!"
Lalu majulah mereka untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak. (22:33) Segera sesudah para panglima
pasukan kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka
undurlah mereka dari padanya.
Kalau kita
lebih menyukai firman nubuatan, maka musuh mundur dari pada kita, walaupun kita
berhadapan langsung dengan musuh.
Roh dusta
itu tidak sanggup mengalahkan musuh dari kehidupan kita masing-masing. Musuh
dan roh dusta akan dengan mudah
dikalahkan asal kita berpihak kepada firman nubuatan yang benar dan
murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Mari kita
menghargai firman nubuatan, mari kita menghargai firman para nabi, mari kita
menghargai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang berkuasa untuk
menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, sama dengan; dosa
dibongkar dengan tuntas. Jangan sampai kita menolaknya.
Kalau kita
menyukai firman nabi, musuh mundur dan roh dusta tidak berkuasa atas kehidupan
kita masing-masing. Janganlah kita saling mendustai satu dengan yang lain, baik
lahir maupun batin, karena roh dusta akan menghantar kehidupan seseorang sampai
kepada pintu gerbang maut.
Karena kita
sudah menanggalkan tabiat yang lama, sekarang kita sudah mengenakan pakaian
yang baru, ada di tengah-tengah takhta kerajaan, beribadah dan melayani Tuhan
Yesus Kristus. Jangan kita saling mendustai satu dengan yang lain, baik lahir
maupun batin. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment