IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 26 OKTOBER 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 171)
Subtema: RAMBUT (KETUNDUKAN)
MENYINARKAN KEMULIAAN LAKI-LAKI (KEPALA)
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena Tuhan baik masih memberi
kesempatan bagi kita untuk mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja. Dan kesempatan
yang Tuhan berikan ini merupakan panjang sabar Tuhan bagi kita, dan itu adalah
suatu kemurahan yang harus kita hargai, kita gunakan dengan sebaik-baiknya
untuk Tuhan, supaya kita boleh memperoleh kemuliaan yang kekal.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY
YUSUF.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera,
imam di On. (41:51) Yusuf memberi
nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah
membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua
diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak
dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-
Yang sulung bernama Manasye.
-
Yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya,
mari kita menyimak arti rohani dari kedua nama anak laki-laki Yusuf, dimulai
dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya;
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Kita masih
memperhatikan tentang: KESUKARAN YUSUF.
Adapun
kesukaran Yusuf dibagi dalam tiga fase.
-
Fase yang pertama: Yusuf tinggal bersama-sama dengan
saudara-saudaranya (Kejadian 37).
- Fase yang
kedua: Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: Yusuf berada di dalam penjara
(Kejadian 40).
Kita masih
berada pada fase yang kedua, yaitu: “Yusuf
tinggal di rumah Potifar.”
Kejadian
39:6B
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun
selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok
parasnya.
“Adapun
Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Ketentuan
firman Tuhan terhadap sidang mempelai Tuhan ialah “Manis sikapnya dan elok
parasnya.”
Mengapa
demikian? Karena mempelai perempuan Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.
Efesus
5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Sidang
jemaat dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman, tujuannya; untuk
menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut
atau yang serupa itu. Pendeknya: supaya jemaat kudus dan tak bercela.
Dengan
demikian, tergenapilah apa yang menjadi ketentuan dari mempelai perempuan
Tuhan, yaitu kudus dan tidak bercela.
Kolose
1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari
perbuatanmu yang jahat, (1:22)
sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya,
untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dahulu
kehidupan kita sebagai bangsa kafir ialah hidup jauh dari Allah, tetapi
sekarang telah diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh
kematian-Nya. Tujuannya: Untuk menempatkan kita kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya.
Perhatikan
kalimat: “Diperdamaikan-Nya, di dalam
tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya.”
Pernyataan
ini menunjukkan bahwa apabila tubuh jasmani kita juga turut menanggung penderitaan,
dengan demikian, kehidupan dari gereja Tuhan, termasuk kehidupan muda remaja,
menjadi hidup kudus, tidak bercacat, dan tidak bercela. Maka, sengsara salib
aniaya karena firman, itu tidak asing bagi kita di tengah-tengah pengikutan
kita kepada Tuhan di dalam ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”
Serang dan Cilegon.
Sengsara
salib harus menyatu dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian, kehidupan
muda remaja menjadi suatu kehidupan yang tidak bercacat, tidak bercela atau
kerut atau yang serupa itu, dengan kata lain kudus dan tidak bercela. Itulah
ketentuan firman Tuhan terhadap mempelai perempuan Tuhan.
Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam
iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau
digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah
dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah
menjadi pelayannya.
Yang
terpenting di sini ialah:
1. “Bertekun
dalam iman.”
Segala
kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, biarlah kita
tekuni dengan iman.
2. “Tetap
teguh dan tidak bergoncang.”
Sekalipun
ada aniaya, ada sengsara salib sebagai ujian, tetap teguh, tidak bergoncang.
3. “Jangan
mau digeser dari pengharapan Injil.”
Pengharapan
Injil, menunjuk; Pengajaran Mempelai yang melabuhkan gereja Tuhan, kehidupan
pemuda remaja, dibawa masuk sampai kepada Ruangan Maha Suci, kota segiempat,
Yerusalem baru.
Jadi,
pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat, melabuhkan kita sampai ke Ruangan Maha
Suci, itulah Yerusalem baru, kota segiempat.
Wahyu
21:15-16
(21:15) Dan ia, yang berkata-kata dengan aku,
mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta
pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. (21:16)
Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan
ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya
dan lebarnya dan tingginya sama.
Kota kudus,
Yerusalem baru, bentuknya empat persegi, berarti; panjangnya dan lebarnya dan
tingginya sama.
Jikalau
dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada RUANGAN MAHA SUCI, di mana
panjang dan lebar dan tingginya itu sama, yakni; 10 (sepuluh) hasta x 10
(sepuluh) hasta x 10 (sepuluh) hasta = 1000 (seribu) hasta.
Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman,
tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan
Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di
bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Rasul Paulus
adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel.
Sebagai
bukti (fakta) yang bisa kita pegang dari apa yang dinyatakan Rasul Paulus pada Kolose
1: 23.
2 Korintus
11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan
cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Ayat ini
menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan PENGAJARAN
MEMPELAI.
2 Korintus
12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal
itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan
penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang
Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu,
entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu
tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu,
-- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak
boleh diucapkan manusia.
Ayat ini
menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan PENGAJARAN
TABERNAKEL.
Rasul Paulus
diangkat oleh Tuhan ke tingkat yang ketiga dari sorga, dalam susunan
Tabernakel, menunjuk kepada; Ruangan Maha Suci. Dengan demikian, Rasul Paulus
adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan pengajaran Tabernakel.
Kesimpulannya:
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah seiring dan sejalan, tidak
boleh terpisahkan.
Ukuran untuk
menjadi mempelai adalah pola Tabernakel. Sebaliknya, pola Tabernakel adalah
patron atau ukuran supaya kita layak menjadi mempelai wanita Tuhan.
Untuk
menjadi mempelai wanita Tuhan, ukurannya bukan pengertian manusia, bukan
perasaan, bukan pandangan manusia, tetapi yang menjadi ukuran adalah Pengajaran
Tabernakel dalam Terangnya Mempelai, atau Pengajaran Mempelai dalam Terangnya
Tabernakel.
Pengajaran
Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk membentuk gereja Tuhan atau
kehidupan muda remaja untuk dibawa ke dalam rencana Allah yang besar, yaitu
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi mempelai wanita
Tuhan, itulah kota kudus, Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, yang
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Itulah
sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini (Wahyu 21:2).
2 Petrus
3:11-14
(3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur
secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (3:12) yaitu kamu yang menantikan dan
mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api
dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang
baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan
semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan
tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Sambil
menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, yaitu kota kudus, Yerusalem
baru, kita harus berusaha untuk hidup suci dan saleh, tujuannya; supaya kita
kedapatan tidak bercacat, tidak bernoda di hadapan-Nya dalam perdamaian dengan
Dia.
2 Petrus
3:15
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita
sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus,
saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang
dikaruniakan kepadanya.
Panjang
sabarnya Tuhan adalah suatu kesempatan bagi kita untuk beroleh selamat.
Waktu yang
tersisa ini adalah kesempatan untuk kita gunakan sebaik-baiknya sebagai
kemurahan hati Tuhan bagi kita. Waktu yang tersisa ini tinggal sedikit, jangan
sampai kita gunakan untuk berburu daging seperti Esau, sehingga ketika dia
kembali untuk mencari hak kesulungan itu, dia ditolak, sebab dia sudah
kehilangan kesempatan.
Kesempatan
yang Tuhan berikan untuk beribadah melayani di tengah-tengah ibadah itu sendiri
merupakan panjang sabar Tuhan, kemurahan hati Tuhan, jangan dipermain-mainkan
dengan berbuat suatu kejahatan dan kenajisan, dengan segala perbuatan yang
sia-sia, perbuatan yang diwariskan dari nenek moyang.
Waktu yang
sisa ini kita gunakan sebaik-baiknya sebagai panjang sabarnya hati Tuhan.
Tetapi yang pasti, saat ini kita telah dibentuk oleh Pengajaran Mempelai dan
Pengajaran Tabernakel yang membawa hidup kita masuk dalam rencana Allah yang
besar, yakni menjadi mempelai wanita Tuhan.
Efesus 1:3-4
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani
di dalam sorga. (1:4) Sebab di dalam
Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya.
Di dalam
Yesus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan
tak bercacat di hadapan-Nya, berarti; masuk menjadi mempelai wanita Tuhan.
Jadi, mempelai wanita Tuhan itu adalah orang-orang pilihan Tuhan dari sebelum
dunia dijadikan.
Inilah
berkat rohani di dalam sorga yang kita terima dari Allah sebagai berkat yang
tiada taranya lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Sungguh
heran berkat rohani di dalam sorga yang dikaruniakan kepada kita di dalam
Kristus Yesus. Puji Tuhan...
Kidung Agung
4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan
domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak
kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3)
Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan
belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan
senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah
dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah
bunga bakung. (4:6) Sebelum angin
senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan
ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau
cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.
Mempelai
laki-laki memuji mempelai perempuan-Nya, sebab mempelai perempuan itu sungguh
amat cantik.
Cantik, sama
dengan; elok parasnya, berarti; tidak terdapat cacat cela, tidak bercacat,
tidak bercela.
Mempelai
perempuan itu tidak bercacat dan tidak bercela, sehingga mempelai laki-laki
memuji mempelai perempuan-Nya.
Adapun
kecantikan mempelai perempuan yang menjadi perhatian dari mempelai laki-laki
ialah:
1.
Mata.
2. Rambut.
3. Gigi.
4. Bibir.
5. Mulut.
6. Pelipis.
7. Leher.
8.
Buah dada.
Selanjutnya
kita akan melihat delapan perkara yang menjadi kelebihan dari mempelai
perempuan tersebut.
Minggu yang
lalu kita sudah memperhatikan tentang “mata” dari mempelai perempuan.
Sedikit saya tambahkan:
-
Segala kesusahan di hati, itu terpancar di dalam mata.
- Segala
kesenangan di dalam hati juga terpancar di dalam mata.
-
Segala sesuatu yang ada di dalam hati, semuanya
terpancar di dalam mata.
“Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius
5:8).
Sekarang
kita akan melihat tentang rambut.
Tentang: RAMBUT
MEMPELAI PEREMPUAN.
Kidung Agung
4:1B
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Rambut jelas
ada di kepala dan menudungi (menutupi) kepala, sedangkan kepala adalah tempat
untuk menyimpan segala kepikiran-kepikiran kita di hadapan Tuhan. Maka
sekarang, sudah saatnya kepala ini kita gunakan untuk menyimpan segala
kepikiran-kepikiran kita kepada Allah. Singkirkan segala sesuatu yang tidak
baik di dalam kepala.
Sebagai contoh.
Wahyu 7:3-4
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi
atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah
kami pada dahi mereka!" (7:4)
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Jumlah
mereka yang telah dimeteraikan ialah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu)
orang, inilah inti dari mempelai wanita Tuhan, sedangkan meterai Allah itu ada
pada dahi mereka.
Lebih rinci
kita melihat tentang; METERAI ALLAH PADA DAHI.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Di dahi
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dimeteraikan (ditulis) nama-Nya
dan nama Bapa-Nya.
Hal yang
senada dalam Wahyu 22.
Wahyu 22:3-4
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta
Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya, (22:4)
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi
mereka.
Di dalam
kota Yerusalem baru ada takhta Allah dan ada takhta Anak Domba, sehingga
hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya. Dua tiga orang berkumpul di dalam
nama Tuhan, Tuhan ada di tengah-tengah mereka, berarti ibadah ini adalah takhta
Allah.
Kemudian,
nama-Nya tertulis di dahi mereka. Mereka itu adalah hamba-hamba Tuhan yang
telah dimeteraikan, yaitu mereka yang beribadah di dalam Yerusalem baru.
Wahyu 3:12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan
sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ;
dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku,
yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang
baru.
Di dahi
mempelai wanita Tuhan tertulis nama Allah dan nama kota Allah -- yaitu
Yerusalem baru --, dan nama-Nya yang baru.
Kesimpulannya:
Nama Allah dan firman-Nya, maupun pribadi-Nya, tidak terpisahkan dari
pikiran mempelai wanita Tuhan. Itu saja yang terdapat dalam segala
kepikiran-kepikiran dari mempelai wanita Tuhan, tidak lebih, tidak kurang. Di
dalam pikiran mempelai wanita Tuhan tidak ada yang najis, tidak ada yang jahat,
tidak ada kemunafikan, tidak ada sesuatu yang menjebak dan menyesatkan orang
lain, sehingga jatuh di dalam berbagai-bagai dosa, selain nama Allah, nama kota
Allah dan nama-Nya yang baru, dan firman Tuhan tidak terlepas dari pikiran
mempelai wanita Tuhan. Itulah rambut yang terkait langsung dengan kepala.
Demikian juga
dengan hati dan pemikiran kaum muda remaja harus tertulis nama-Nya, harus
tertulis nama Tuhan. Firman-Nya harus termeterai di dalam loh daging, ditukik
di dalam hati kita, supaya kehidupan kita ini menjadi surat Kristus, supaya
kehidupan kita ini menjadi surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh
setiap orang. Baik perkataan dapat dibaca dikenal, baik pergerakan, solah
tingkah sekecil apapun, dapat dibaca dikenal oleh Tuhan, menjadi suatu
kesaksian yang besar dan luar biasa untuk membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan,
sehingga kita bersama-sama digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel, yang berkuasa membentuk kehidupan muda remaja untuk dibawa masuk
dalam rencana Allah yang besar, yaitu menjadi mempelai Tuhan.
Sekali lagi
saya tandaskan; rambut terhubung langsung dengan kepala.
Kita kembali
membaca Kidung Agung 4.
Kidung Agung
4:1B
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan
kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Perhatikan
kalimat: “Rambutmu bagaikan kawanan
kambing.”
Mengapa
dikatakan “kambing”, bukan “domba” ? Jawabnya; domba adalah kata yang digunakan
untuk menyebut umat-Nya, yakni Israel, sedangkan kambing, menunjuk kepada;
bangsa kafir atau di luar Israel.
Kalau
dikatakan: “Rambutmu bagaikan kawanan
kambing”, berarti; bangsa kafir juga beroleh kesempatan sebagai kemurahan
Tuhan untuk menjadi bagian dari mempelai wanita Tuhan.
Kita kembali
memperhatikan: “Rambutmu bagaikan kawanan
kambing.”
Kecantikan
dari mempelai perempuan terkait erat dengan rambut yang panjang.
1 Korintus
11:2-3
(11:2) Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala
sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang
kuteruskan kepadamu. (11:3) Tetapi
aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki
ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala
dari Kristus ialah Allah.
Jemaat di
Korintus harus tahu dengan pasti, yaitu:
1.
Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah
Kristus.
2. Kepala dari
perempuan ialah laki-laki (suami).
3.
Kepala dari Kristus ialah Allah.
Dan gereja
Tuhan, termasuk kehidupan muda remaja GPT “BETANIA”, harus tahu tentang kepala.
Mengapa harus demikian?
1 Korintus
11:5
(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa
atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya,
sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
“Tiap perempuan yang tidak bertudung,
menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.”
Kalau
perempuan tidak bertudung, perempuan tidak berambut panjang, sama dengan;
perempuan yang dicukur rambutnya, dan itu menghina kepala.
Tadi saya
sudah sampaikan di atas: Rambut terhubung langsung dengan kepala. Jadi,
perempuan harus berambut panjang, harus bertudung. Perempuan tidak boleh
rambutnya dicukur atau pendek rambutnya, karena rambut pendek, sama dengan;
menghina kepalanya, menghina suaminya.
1 Korintus
1:6-7
(11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi
kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi
perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur,
maka haruslah ia menudungi kepalanya. (11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan
gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan
laki-laki.
Adalah
keharusan bagi seorang perempuan (isteri) untuk menudungi kepalanya atau
berambut panjang, tujuannya; untuk menyinarkan kemuliaan laki-laki atau sang
suami.
1 Korintus
11:15
(11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi
perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada
perempuan untuk menjadi penudung.
Adalah
kehormatan bagi perempuan jika ia berambut panjang, sebab rambut diberikan
kepada perempuan untuk menjadi penudung, maksudnya ialah untuk menyinarkan
kemuliaan laki-laki.
Praktek
rambut panjang.
1 Petrus
3:1-5
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri,
tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat
kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan
isterinya, (3:2) jika mereka
melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (3:3) Perhiasanmu janganlah secara
lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau
dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah;
mereka tunduk kepada suaminya,
Rambut
panjang adalah
gambaran dari ketundukan seorang isteri kepada suaminya.
Jadi,
praktek rambut panjang adalah tunduk kepada suami, itulah kepala.
Kehidupan
muda remaja atau gereja Tuhan harus menunjukkan ketundukannya kepada Kristus,
yang adalah Kepala, Dialah suami. Itulah praktek rambut panjang; tunduk kepada
Kristus, karena Dialah Kepala dari gereja Tuhan, kepala dari sidang jemaat.
Kita ini,
gereja Tuhan adalah sidang jemaat, adalah tubuh-Nya, sedangkan Kristus adalah
Kepala, adalah suami.
Mari kita
tunjukkan ketundukan kita kepada Kristus, sebagai Kepala. Maka, kalau seorang
isteri mencukur rambutnya, itu merupakan penghinaan kepada suami. Kalau isteri
tidak tunduk kepada suami itu adalah penghinaan besar di hadapan Tuhan.
Demikian juga gereja Tuhan kalau tidak tunduk kepada suami, itu merupakan
penghinaan besar kepada Kristus, sebagai kepala.
Seringkali
kita menunjukkan rasa ketidaktundukan ini kepada Tuhan, lewat sikap, tingkah
laku, lewat perkataan dan perbuatan. Seringkali kita merasa sudah tunduk kepada
Kristus, sebagai Kepala, tetapi hal-hal yang kecil seringkali kita abaikan,
dengan demikian tanpa sadar kita sudah menunjukkan ketidaktundukan itu kepada
Kristus, sebagai Kepala.
Saya ini
seringkali memberi nasihat kepada kaum muda remaja, tetapi harus
berulang-ulang. Sebenarnya tanpa sadar sedang menunjukkan rasa ketidaktundukan
kepada Kristus, sebagai Kepala, dan itu adalah penghinaan besar kepada Tuhan.
Jadi, kalau
kaum muda remaja tidak dengar-dengaran kepada pemimpin jemaat itu adalah
penghinaan besar kepada Kristus sebagai Kepala. Kalau pemuda remaja tidak
dengar-dengaran, sama dengan menghina Kristus, Kepala.
Efesus
5:22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, (5:23) karena
suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh. (5:24)
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri
kepada suami dalam segala sesuatu.
Ketundukan
seorang isteri kepada suaminya, sama seperti ketundukannya kepada Kristus dalam
segala hal, demikian juga jemaat harus tunduk kepada Kristus, sebagai Kepala,
sebagai suami. Ketundukan gereja Tuhan, ketundukan sidang jemaat, kepada
Kristus sebagai Kepala, sebagai suami, harus di dalam segala hal, bukan
sebagian hal, lahir maupun batin.
Kehidupan
muda remaja harus hormat kepada orang tua, ayah dan ibu, yang sudah
melahirkanmu. Tetapi soal ketundukan dari pada gereja Tuhan, termasuk pemuda
remaja, itu harus nyata kepada Kristus dalam segala hal.
Misalnya,
kalau kita sudah mengembalikan sepersepuluh, tidak boleh mengabaikan yang lain,
yaitu; keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Harus tunduk dalam segala
hal.
Kita kembali
memperhatikan 1 Petrus 3.
1 Petrus
3:3-5
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah,
yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4)
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah;
mereka tunduk kepada suaminya,
Ketundukan
seorang isteri -- ketundukan dari kehidupan muda remaja -- kepada Kristus merupakan
salah satu perhiasan rohani yang sangat berharga dan berarti bagi Tuhan. Dan
ketundukan ini merupakan perhiasan manusia batiniah atau perhiasan rohani yang berasal
dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
Tiada
seorang pun berharga dan berarti sekalipun ia memiliki perhiasan yang lahiriah,
umpama pakaian yang indah-indah, umpama memiliki batangan emas, umpama memiliki
ini dan itu (mengepang-ngepang rambut), itu boleh-boleh saja, namun hal itu
tidaklah membuat seseorang berharga di mata Tuhan. Tetapi yang membuat
seseorang menjadi berharga adalah ketundukan dari kehidupan muda remaja kepada
Kristus, sebagai Kepala.
Bukan
kemampuanmu, bukan pengetahuan dan pengertian di dalam suatu bidang, sehingga
engkau menjadi berarti dan berharga, tidak, melainkan ketundukan.
Mari kita
sama-sama membuktikan bahwa kita berarti dan berharga di mata Tuhan, karena
kita memiliki perhiasan rohani yang sangat berharga dan berarti, itulah
ketundukan, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram. Memang
seorang perempuan harus lemah lembut, seorang perempuan harus tenteram, tertib
hidupnya.
Di manapun
kita berada harus lemah lembut, di manapun kita berada hidupnya harus tentram.
Perempuan yang kasar dan arogan, ia tidak cocok menjadi perempuan. Demikian
juga gereja Tuhan, kalau kita arogan di hadapan Tuhan; tidak cocok menjadi
mempelai wanita Tuhan.
Tuhan sudah
menciptakan segala jenis binatang, tetapi Adam tidak melihat satu dari binatang
itu untuk dijadikan sebagai pendamping yang sepadan. Adam melihat bebek, tidak
cocok untuk menjadi pendamping yang sepadan. Adam melihat singa dan beruang,
tidak cocok untuk menjadi pendamping yang sepadan. Apalagi ular, tidak cocok
untuk menjadi pendamping yang sepadan.
Oleh sebab
itu, Yesus harus mati di atas kayu salib untuk membangun gereja Tuhan untuk
selanjutnya dibawa sebagai mempelai perempuan Tuhan. Demikian halnya Adam; dia
harus tidur, supaya pada saat dia tidur nyenyak, Tuhan mengadakan operasi
besar-besaran dengan pedang yang amat tajam, menusuk amat dalam, lalu dari
operasi itu Tuhan mengambil satu tulang rusuk, dan dari tulang rusuk inilah
dibangunkan seorang perempuan menjadi pendamping yang sepadan. (Kejadian
2:18-20).
Jadi, kalau
pemuda remaja tidak tenteram, tidak lemah lembut, hidup penuh dengan arogansi, maka
tidak layak, tidak pantas untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan (tidak
sepadan).
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada
Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu
berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Ketundukan
seorang isteri “Sama seperti Sara taat kepada Abraham.” Tunduk, berarti;
taat, sama seperti Sara taat kepada suaminya, bahkan menamai suaminya tuan.
Berarti, di dalam ketaatan itu, Sara mengambil rupa sebagai seorang hamba, Sara
tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Tuan itu
tidak diperintah, tetapi memerintah. Tetapi kalau kita taat, pasti mengambil
rupa sebagai hamba, berarti; melayani.
Dalam bahasa
Yunani, hamba adalah “Doulos”, artinya; tidak ada hak untuk dirinya,
selain tuannya.
Filipi 2:6-7
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia.
Yesus
meninggalkan sorga yang mulia, berarti melepaskan kemuliaan-Nya pada saat Ia
turun ke dunia ini. Kemudian mengosongkan diri-Nya sendiri, dan “mengambil
rupa seorang hamba”, dan menjadi sama dengan manusia, melayani selama
3.5 (tiga setengah) tahun bersama dengan murid-murid.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib.
Dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan “taat sampai
mati”, bahkan sampai mati di kayu salib, inilah gambaran seorang hamba
yang setia kepada tuannya.
Seorang
hamba yang bertanggung jawab adalah seorang hamba yang setia. Taat sampai mati,
berarti; setia.
Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia
adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Sekalipun
Yesus adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya.
Pendeknya:
Taat adalah pribadi yang tidak bersungut-sungut, tidak ngomel di dalam memikul sebuah tanggung jawab. Inilah seorang hamba
yang bertanggung jawab dan setia di hadapan tuannya.
Berarti,
saat menderita, Ia tidak berhenti di tengah jalan, tetapi taat dari apa yang
telah diderita-Nya, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel. Mari kita buktikan
diri untuk taat kepada Dia.
Jangan kita
persalahkan situasi kondisi lalu membela diri. Bela diri itu adalah warisan
dari nenek moyang, itulah pencak silat. Tetapi taat dari apa yang telah
diderita itu adalah warisan dari salib di Golgota. Jangan menjadi pendekar
sakti di bumi, sebab sesakti-saktinya pendekar di bumi, itu tidak ada artinya,
masih di bawah dari kehidupan seorang hamba yang taat kepada tuannya, itu jauh
lebih berharga di mata Tuhan.
Kita ini
mengerti firman, tetapi masih suka membela diri, menyucikan diri kepada si A,
si B, si C (sesama), tetapi sampai kapan pun orang semacam ini tidak pernah
benar di mata Tuhan. Jangan menjadi kehidupan muda remaja yang pencundang.
Dalam
ketundukan ada tanda ketaatan dan mengambil rupa seorang hamba. Yesus,
sekalipun Dia adalah Anak, Dia sudah menghambakan diri kepada Allah, bahkan Ia
belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, berarti; tidak ngomel
dan bersungut-sungut di tengah-tengah penderitaan-Nya.
Kalau ada
tawaran yang disuguhkan dunia ini, jangan berhenti untuk tetap taat dari apa
yang diderita, jangan bergeser dari Pengharapan Injil, jangan menjadi pendekar
sakti di bumi.
Milikilah
sikap seorang hamba, dimulai dari ketundukan, lalu hidup dalam ketaatan, sebab
tidak mengambil rupa seorang tuan, melainkan mengambil rupa seorang hamba untuk
melayani tuannya. Biarlah Tuhan memuji kehidupan muda remaja, sebagai mempelai
wanita Tuhan, dengan sebutan: “Rambutmu
bagaikan kawanan kambing.”
Tuhan Yesus
baik. Tak terselami pengertian-Nya. Kasih sayang dan kasih setia-Nya nyata
untuk menolong kehidupan muda remaja yang mungkin hari-hari ini sudah semakin
jauh dari Tuhan, sudah tidak lagi menunjukkan ketaatan, tidak ada lagi
ketundukkan kepada Kristus sebagai Kepala, dengan lain kata; menghina kepala.
Sekarang kembalilah kepada Tuhan, Dia Gembala Agung, dan sudah waktunya kita
membuka ladang yang baru bagi Dia.
Sudah cukup
bagi kita untuk melakukan kesenangan dunia, saatnya bagi kita membuka ladang
yang baru.
Kita kembali
membaca ...
Kidung Agung
4:1b
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
“Kawanan kambing”, menunjuk;
kehidupan yang tergembala.
Biarlah
kehidupan kita ini terus berada di dalam penggembalaan ini, sampai akhirnya
kita dibawa kepada suatu penggembalaan yang lebih besar dan yang sempurna,
yakni; Yerusalem yang baru.
Tidak
mungkin kita berada di dalam penggembalaan yang besar kalau kita tidak
tergembala di bumi ini. Dahulu kita tidak mengerti soal penggembalaan, kita
hanya mengerti soal ibadah, ibadah bagus tetapi harus tergembala.
Jadi di sini
kita melihat Yesus Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan-Nya soal
kawanan kambing, berarti bangsa kafir
juga diberi kesempatan untuk tergembala, untuk akhirnya berada dalam
penggembalaan yang besar yang berskala internasional, Yerusalem yang baru.
Kehidupan
yang tergembala ...
Mazmur
23:1-2
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku. (23:2) Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air
yang tenang;
Tergembala
berarti ada kaitannya dengan:
1.
Rumput yang hijau.
2.
Air yang tenang.
Maka kalau
berbicara tentang penggembalaan harus ada dan nyata dua hal, yakni: “Rumput
yang hijau”, harus ada “Air yang tenang.”
Kalau tidak
ada rumput hijau, dan tidak ada air yang tenang, tanda bahwa itu bukan
penggembalaan. Itu sebabnya tadi saya katakan banyak orang Kristen, gereja
Tuhan di hari-hari terakhir ini (pemuda remaja), tidak mengerti soal
penggembalaan, hanya mengerti soal
ibadah.
Memang harus
beribadah tetapi kerohanian (tubuh, jiwa, roh) harus tergembala, sebab
tergembala terkait erat dengan dua hal, yakni:
1.
Rumput yang
hijau,
itulah firman penggembalaan.
Perlu untuk
diketahui secara singkat;
- Firman
penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja ialah; tentang study Yusuf dari kitab Kejadian
37,39, dst.
- Firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab adalah dari kitab Rut
(untuk sekarang ini Rut).
- Firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan adalah dari kitab Kolose (untuk
sekarang ini Kolose 3:9; jangan saling mendustai).
- Firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu adalah dari kitab Wahyu (untuk
sekarang ini Wahyu 11:1-2).
Jadi
kalau tergembala, berarti; pemberitaan Firman Allah selalu ada mata rantai dan
mata rantai ini akan terus membawa kita sampai kepada Yerusalem yang baru. Mata
rantai pemberitaan firman Allah, sebagai Firman Penggembalaan ini tidak boleh
terputus, itulah rumput hijau yang disediakan oleh seorang gembala kepada
kawanan kambing, itulah kehidupan yang tergembala. Berarti; seorang gembala
hanya ada satu, maksudnya, pemberitaan Firman Allah tidak boleh dialihkan
kepada seorang yang bukan gembala.
Kawanan
berarti kehidupan yang tergembala, yang butuh rumput hijau. Maka di dalam suatu
penggembalaan itu tidak hanya berhenti sampai asas-asas pertama, ajaran
tentang Kristus yaitu percaya, kemudian mengaku dosa dan bertobat, lalu dibaptis
air, lalu kepenuhan Roh Kudus. Memang dalam semua perkara itu ada
mujizat apabila terjadi penumpangan tangan, terjadi pengusiran setan, yang
sakit sembuh.
Tetapi
tidak berhenti sampai disitu harus beralih kepada perkembangannya yang penuh
berada di dalam RUANGAN SUCI untuk kita digembalakan oleh firman penggembalaan,
dengan mata rantai yang tidak terputus karena mata rantai ini suatu kelanjutan
untuk membawa kita sampai kepada Yerusalem yang baru.
Jadi
harus mengerti soal firman penggembalaan tidak boleh hanya asal beribadah, lalu
setiap minggu gembalanya ganti-ganti, itu bukan firman penggembalaan.
Kita
bersyukur dengan kalimat “kawanan kambing” berarti bangsa kafir
diberi kesempatan untuk tergembala di hadapan Tuhan, menikmati rumput yang
hijau.
2.
Air yang
tenang,
menunjuk kepada; Roh El Kudus yang memberi tuntunan dan pimpinan-Nya.
Kalau kehidupan kita
berada di dalam pimpinan dan tuntunan Roh El Kudus maka otomatis kita ini
menjadi suatu kehidupan muda remaja yang tenang.
Lihat saja antara
Esau dan Yakub, Esau adalah kehidupan yang sibuk berburu daging dan kesukaannya
tinggal di padang, tidak tenang. Sebaliknya Yakub adalah seorang yang tenang
suka tinggal di kemah, suka tinggal di rumah Tuhan.
Jadi kalau kita
berada di dalam kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan), dengan kata lain memberi
diri dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus, kita ini akan menjadi suatu
kehidupan yang tenang, menyingkir dari kesibukan dunia, menyingkir dari
kesenangan dunia, menyingkir dari hiruk pikuk dunia yang menghanyutkan dan
membinasakan kerohanian dari anak-anak Tuhan.
Sudah jelas,
mau tidak mau kita harus menjadi suatu kehidupan yang tergembala, menjadi
kawanan kambing, untuk apa? Supaya kehidupan kita ini menjadi suatu kehidupan
yang taat, sebab rambut dari pada mempelai perempuan itu disebut bagaikan kawanan
kambing yang bergelombang, yang turun dari pegunungan Gilead. Jadi jelas
ketundukan dan ketaatan itu tidak terlepas dari penggembalaan.
Tidak ada
satu ilmu apapun di dunia ini yang membuat seseorang menjadi taat kepada Tuhan
Yesus Kristus, yang adalah Kepala, selain tergembala dalam satu penggembalaan
dengan baik.
Kehidupan
muda remaja, harus memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus supaya menjadi suatu
kehidupan yang tenang, jangan sibuk berburu daging, waktunya sekarang membuka
ladang yang baru, menyesal sebelum penyesalan datang. Menyesal sekarang adalah
waktu yang tepat, tetapi menyesal di waktu Tuhan datang itu penyesalan yang
tidak ada artinya, itu bukan waktu yang tepat untuk menyesal.
Kidung Agung
4:1b
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh
cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan
kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Keindahan
dari rambut mempelai perempuan ini digambarkan seperti kawanan kambing
yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead, berarti ditandai dengan
pengalaman kematian.
Jadi dengan
ketundukan pemuda remaja itu adalah keindahan rambut dari mempelai perempuan,
dan keindahan ini harus ditandai dengan pengalaman kematian. Bergelombang turun
dari pegunungan Gilead, itu adalah pengalaman Yesus Kristus di dalam tanda
kematian-Nya.
Rambut yang
panjang menjadi satu perhatian yang besar dari Mempelai Laki-Laki di sorga,
biarlah juga kehidupan kita ini juga mendapat perhatian dari Tuhan, berharga
dan berarti, menunjuk suatu kehidupan yang tunduk kepada Kristus sebab Dia
adalah Kepala.
Pendeknya; “Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead”, biarlah itu nyata dalam kehidupan
pemuda remaja. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang