KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, February 1, 2025

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JANUARI 2025

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JANUARI 2025


KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:11

(Seri 7))


Subtema: BAHASA KEKAFIRAN


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. 


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania lewat online / live streaming / video internet baik itu dari Youtube, maupun dari Facebook dan media sosial lainnya.  Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan hati TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.


Selanjutnya mari kita sambut dari STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Maleakhi 2:11 --- Perikop: “TUHAN memarahi Israel karena kawin campur dan perceraian.

(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.


Yehuda berkhianat dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab...

  • Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN.

  • Yehuda telah menjadi suami anak perempuan allah asing.

Peristiwa tersebut ditulis oleh nabi-nabi TUHAN secara khusus ditulis dalam kitab Ezra dan kitab Nehemia.


Malam ini kita masih membahas…

Tentang: YEHUDA TELAH MENJADI SUAMI ANAK PEREMPUAN ALLAH ASING.

Nehemia 13:23

(13:23) Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab.


Nehemia juga melihat kesalahan yang lain, yaitu; beberapa orang Yahudi memperistri:

  • Perempuan-perempuan Asdod.

  • Perempuan-perempuan Amon.

  • Perempuan-perempuan Moab.

Pendeknya, menikah dengan anak perempuan "allah asing"   disebutlah itu pasangan yang tidak seimbang (tidak sepadan), sebagaimana yang tertulis dalam 2 Korintus 6:14 --- Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Jadi saudara, ketika orang-orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asod, Amon atau Moab, disebutlah itu pasangan yang tidak seimbang.


Nehemia 13:24

(13:24) Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.


Dari pasangan yang tidak seimbang ini, akhirnya, lahirlah anak-anak yang tidak tahu berbicara bahasa Yahudi, kecuali berbahasa Asdod, Moab dan Amon, disebutlah itu bahasa kafir.


Kita lihat terlebih dahulu: BAHASA KAFIR

Matius 26:69 --- Perikop: “Petrus menyangkal Yesus”

(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." (26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." (26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.


Bahasa kafir sifatnya menyangkal TUHAN dan KASIH-NYA, seperti Simon Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.


PENYANGKALAN YANG PERTAMA

"Aku tidak tahu apa yang engkau maksud." (ayat 69-70)

Artinya: sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu


Dampak negatifnya:

  • Masalahnya tidak pernah selesai / tidak dapat menyelesaikan masalahnya baik kepada TUHAN maupun sesama (orang-orang yang ada disekitarnya), bahkan belum selesai dengan dirinya sendiri.

  • Tidak peduli dengan pekerjaan TUHAN sekalipun pekerjaan TUHAN ada di depan mata

Itulah sebabnya saya sampaikan; bahasa kafir sifatnya menyangkal TUHAN dan menyangkal kasih-Nya.


PENYANGKALAN YANG KEDUA

"Aku tidak kenal orang itu" (ayat 71-72)

Artinya: tidak mengakui TUHAN dan kedaulatan-Nya dengan cara berdusta.

Jadi, dusta dijadikan sarana untuk tidak mengakui TUHAN dan kedaulatan-Nya.

Saudara, banyak orang Kristen hidup seperti ini, tidak mau mengakui kebaikan dan kemurahan TUHAN, bahkan tidak tahu mengucap syukur, sama seperti Petrus tidak mau mengakui kasih TUHAN selama 3½ tahun hidup bersama dengan Yesus.


Kita tahu bahwa…

  • Petrus adalah seorang nelayan biasa dan penjala ikan, lalu dijadikan seorang penjala manusia (penjala jiwa) (Matius 4:18-20).

  • Saat Petrus tenggelam, Yesus menurunkan tangan dan menangkat Petrus (Matius 14:28-33).

  • Yesus mendoakan Petrus dan imannya supaya jangan gugur saat menghadapi pencobaan (Lukas 22:31-32)


Tetapi di sini kita melihat, penyangkalan Petrus yang kedua, ia berkata: "Aku tidak kenal orang itu", padahal ia bersama-sama dengan TUHAN selama 3½ dan selama itu juga ia merasakan kebaikan dan kemurahan TUHAN, pertolongan-pertolongan TUHAN --- itukan bahasa kekafiran yang sifatnya tidak mengakui TUHAN dan tidak mau mengakui kasih-Nya TUHAN. Mungkin mulut kita tidak menyangkal pribadi Yesus seperti penyangkalan Petrus yang kedua ini, tetapi seringkali hati ini menyangkal Yesus dan kasih-Nya dan berkata; “aku tidak kenal orang itu.”

Kemudian, masih banyak lagi kasih TUHAN yang tidak diakui oleh Simon Petrus selama 3½ tahun bersama dengan Yesus.


PENYANGKALAN YANG KETIGA

"Aku tidak kenal orang itu" (ayat 73-74).

Namun diawali dengan mengutuk dan bersumpah.

  • Mengutuk, menunjukkan Petrus belum putus dari kutuk nenek moyang, disebut juga dengan dosa warisan / dosa turunan, sebab apa yang keluar dari mulut, berasal dari dalam hati manusia (Matius 15:18).

Jadi, kutuk disebutlah itu dosa warisan atau dosa turunan.

  • Bersumpah, menunjukkan bahwa hati Petrus telah dikuasai oleh iblis / setan.

Matius 5:33-37

(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. (5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Jadi jelas, bersumpah menunjukkan bahwa hati Petrus telah dikuasai oleh iblis setan. Seharusnya, anak-anak TUHAN yang senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib di Golgota; tidak boleh bersumpah, katakan "ya" di atas "ya", "tidak" di atas "tidak", apapun resikonya, tanggung sendiri. 

Itulah kehidupan orang-orang yang percaya; senantiasa mengarahkan hidupnya kepada salib, dia akan selalu berkata: “ya” di atas “ya” dan “tidak” di atas “tidak”, apapun resikonya.


Tetapi lihatlah, Simon Petrus berkata: “aku tidak kenal orang itu”, namun diawali dengan bersumpah menunjukkan bahwa Simon Petrus hatinya dikuasai oleh iblis setan.


Demikianlah adanya bahasa kafir, penuh dengan drama penyangkalan seperti Simon Petrus menyangkal TUHAN dan kasih-Nya sebanyak tiga kali. Jadi, sekali lagi saya sampaikan: bahasa kekafiran itu sifatnya menyangkal TUHAN dan kasih-Nya, menyangkal kebenaran dan kemurahan-Nya. 


Kita  baca dulu….

1 Yohanes 2:22

(2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.


Antikris adalah pendusta sebab ia menyangkal Yesus yang adalah Kristus.

Kristus = kepala = pemimpin.


Mengapa antikris menyangkal Yesus Kristus sebagai Kepala?

Jawabnya sangat jelas sekali dalam…

2 Tesalonika 2:3-4

(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.


Jadi sudah sangat jelas sekali antikris ini adalah pendusta, sebab ia menyangkal Yesus Kristus yang adalah kepala / pemimpin. Mengapa mereka menyangkal Yesus sebagai Kepala? Karena, menjelang kedatangan TUHAN pada kali yang kedua, murtad dan durhaka akan tampil itulah antikris, mereka satu kali akan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Dan satu kali mereka akan duduk di Bait Allah dan menyatakan diri sebagai Allah.

Itu sebabnya, pada saat antikris menjadi raja, mereka akan memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kekuasaannya dengan kekerasan. 


Perlu untuk mengingatkan kita sekaliannya: apa yang sedang terjadi ini sudah mengarah kepada pemerintahan tunggal, termasuk dagang yang terjadi, bisnis yang terjadi, usaha yang sedang terjadi ini, semua sedang mengarah kepada pemerintahan tunggal. Itu sebabnya, antikris yang disebut juga pendusta, karena mereka menyangkali Yesus sebagai kepala, mereka satu kali ingin tampil sebagai kepala, pada saat mereka menjadi raja. Saat itu mereka memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasa dengan kekerasan, mereka ingin tampil menjadi kepala atas seisi dunia ini.


Maka kalau kita perhatikan dalam…

Lukas 22:25

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.


Pada saat antikris menjadi raja dalam pemerintahan tunggal tadi, mereka disebut sebagai pelindung-pelindung, dengan kata lain; menjadi pelindung tunggal seperti yang ditampilkan oleh TUHAN Yesus sebagai kepala.

Itulah sebabnya, mereka menyangkali Kristus sebagai kepala / pemimpin, karena mereka mempunyai keinginan untuk menjadi kepala atas tubuh.  TUHAN Yesus sudah menyampaikan hal tersebut kepada murid-murid dan kalau ada orang yang terseret dengan lain kata; menjadi bagian dari tubuh antikris, itu bukan salah TUHAN, karena sesungguhnya TUHAN sudah memberitahukan hal itu kepada kita, seperti TUHAN memberitahukan hal itu kepada murid-murid.


Says sedikit bersaksi tentang mimpi saya. Sebetulnya saya ingin menyampaikan mimpi ini secara pribadi, tetapi tidak apalah, karena mimpi memang harus diterangkan, sesuai dengan Yeremia 23:28 --- Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.


Dua hari yang lalu saya bermimpi, dalam mimpi itu saya bersama dengan isteri (ibu rohani), kami membawa salah satu anak kami, kemungkinan itu Markh Mikha, ke satu tempat keramaian tetapi tidak dikatakan itu mol, tetapi semacam ini. Dalam suasana hiruk-pikuk, keramaian, orang-orang yang berdesak-desakan, tiba-tiba ada suara lalu memanggil seorang pemuda. Jelas nama itu di panggil, tetapi saya tidak mau menyebutkan siapa. Begitu nama itu dipanggil, isteri saya gambaran dari gembala, berkta: “ayo kita cepat” orang itu sudah dipanggil, mari kita cepat-cepat menyingkir.

Kalau saudara merasa itu salah satu dari anggota keluarga saudara, cepat-cepat sampaikan kepada dia, dan kalau saya sampaikan mimpi ini, itu tanda kasih sayang. Bisa saja saya diam, tidak perlu memberitahukan, itu artinya saya tidak peduli. Tetapi saya harus memberitahukan ini sesuai dengan Firman TUHAN Allah.

Pendeknya, orang ini sudah mulai diseret oleh roh antikris. Antikris memang wujudnya belum tampil, tetapi rohnya sudah tampil dan roh itu sudah memanggil dia, karena orang itu tidak ada lagi hatinya untuk tergembala.

Jadi, sekali lagi saya sampaikan, kalau saudara merasa itu ada di tengah-tengah saudara, perhatikanlah itu. Sampaikan kepada dia: apa yang saya lihat dan apa yang saya dengar dari TUHAN ini, saya tidak tambahi dan tidak kurangi. 


Mari kita menyingkir dan jangan ada di dalam penyangkalan, jangan gunakan bahasa kafir, karena bahasa kekafiran sifatnya menyangkal kebenaran dan kasih TUHAN. Itu sebabnya, bangsa kafir, sebelum mengenal TUHAN, dengan mudah sekali diseret kepada penyembahan berhala, dengan mudah sekali jatuh dalam dosa percabulan; hidup di dalam kelimpahan oleh hawa nafsu dari perempuan Babel (1 Korintus 12:2).


Kita akan bandingkan dengan Yesus Kepala, Dialah penyelamat tubuh,

Ayat referensinya ada dalam….

Efesus 5:23

(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.


Yesus Kristus adalah kepala jemaat, dan tugasnya; menyelamatkan tubuh (gereja-Nya).

Hal itu selaras dengan pengakuan dari perempuan Samaria yang mengatakan dan mengaku kepada TUHAN Yesus: “….apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." (Yohanes 4:25). Setelah mendengar pengakuan tersebut, selanjutnya kata Yesus kepada perempuan Samaria tersebut: "Akulah Dia” --- Akulah Kristus / kepala, Akulah penyelamat tubuh (Yohanes 4:26).


2 Korintus 5:18-19

(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.


Kepada seorang hamba TUHAN yang diutus, kepadanya dipercayakan…

  • Pelayanan pendamaian.

  • Berita pendamaian.

Dengan demikian, kita tahu dengan pasti bahwa Yesus Kristus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia 2000 tahun yang lalu, sebab Dia adalah seorang Pengantara, Dia adalah Imam Besar Agung.

Demikian juga dengan seorang hamba TUHAN di tengah-tengah pengutusannya, dipercayakan; pelayanan pendamaian dan juga berita pendamaian


Kalau perempuan Samaria yang notabennya hidup dalam kenajisan percabulan; menerima pribadi Yesus Kristus sebagai kepala, yang tugasnya adalah penyelamat tubuh, maka, kita juga seyogyanya menerima pribadi Yesus sebagai kepala, sebab Dia adalah penyelamat tubuh, Dia telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia 2000 tahun yang lalu. 


Sehingga, kalau kita perhatikan lagi dalam….

2 Korintus 5:21

(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Jadi saudara, lihatlah, ketika Yesus menyelamatkan tubuh; Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena cinta-Nya kepada saya dan saudara, supaya di dalam pribadi Yesus kita semua dibenarkan Allah.


Singkat kata, Yesus Kristus adalah kepala dan penyelamat tubuh (jemaat). Namun, anak-anak yang lahir dari rahim perempuan-perempuan allah asing atau yang lahir dari pasangan yang tidak seimbang, tidak tahu berbicara kasih, kecuali dengan menggunakan bahasa kekafiran yang sifatnya menyangkal kebenaran itulah pribadi TUHAN dan menyangkal kasih dan kemurahan-Nya.

Lihatlah bangsa kafir sebelum mengenal TUHAN, betul-betul mudah sekali diseret kepada berhala dan hidup dalam kenajisan percabulan. Bukankah itu penyangkalan terhadap TUHAN dan kasih-Nya? Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.


Kalau tadi kita sudah melihat bahasa kekafiran, sekarang kita akan melihat: BAHASA YAHUDI.

Bahasa Yahudi adalah bahasa kasih


Hal itu dapat kita buktikan dalam…

Yohanes 18:28-31 --- Perikop: “Yesus di hadapan Pilatus”

(18:28) Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. 18:29) Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" (18:30) Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" (18:31) Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."


Orang-orang Yahudi tidak mau membunuh Yesus karena mereka berpegang teguh pada hukum Taurat. Tetapi anehnya mereka membawa / menyerahkan Yesus kepada Pilatus untuk selanjutnya dihukum mati.

Ini bukan bahasa kasih, ini adalah bahasa kafir yang penuh dengan kemunafikan.


Jadi saudara, bahasa kafir itu penuh dengan kemunafikan. Contoh (jangan kita tersinggung) terlihat seperti berpihak kepada TUHAN tetapi membuat orang lain tidak bahagia, seperti berpihak kepada penggembalaan tetapi penuh dengan justifikasi, jangan seperti itu. Lihatlah orang-orang Yahudi ini, mereka tidak mau membunuh Yesus karena mereka seolah-olah berpegang teguh kepada hukum Taurat, tetapi anehnya, mereka menyerahkan Yesus kepada Pilatus, maksudnya; supaya Yesus dijatuhi hukuman mati, itu bukan bahasa kasih saudara, itu bahasa kafir dan bahasa kafir ini penuh dengan kemunafikan. Dan kalau itu adalah kita, dan kita seperti berada dikeadaan bangsa Yahudi pada waktu itu, ayo kita  minta ampun kepada TUHAN, mari kita menangis sejadi-jadinya,  jangan kita seperti ini.


Praktek kemunafikan:

Orang-orang Yahudi membawa Yesus kepada Pilatus untuk diadili, tetapi mereka tidak mau masuk ke gedung pengadilan, dengan lain kata tidak mau menajiskan diri dengan perkara yang ada di dalam gedung tersebut, sebab mereka hendak makan Paskah.

Jadi, untuk makan Paskah, seseorang harus tahir, tidak boleh menajiskan diri dengan banyak perkara, dengan banyak pengadilan-pengadilan di bumi ini, memang itu betul,  tetapi yang mereka lakukan adalah kemunafikan. Ini bukan bahasa kasih, ini bahasa kekafiran, sedangkan bahasa kekafiran penuh dengan kemunafikan.


Tidak mau membunuh Yesus karena berpegang kepada hukum Taurat, tetapi menyerahkan Yesus kepada Pilatus untuk dijatuhi hukuman mati, bukankah itu kemunafikan? Kemudian, ada lagi, mereka tidak mau masuk ke gedung pengadilan terkait dengan makan Paskah, karena untuk makan Paskah seseorang tidak boleh menajisakan diri, mereka harus tahir, tetapi ini kemunafikan. Inilah bahasa kekafiran, ternyata penuh dengan rekayasa kemunafikan. 


Yohanes 18:33-34

(18:33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" (18:34) Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"


Bahasa Yahudi adalah bahasa kasih yang keluar dari dalam hati yang tulus.

Kita semua adalah orang Yahudi rohani; sudah semestinya menggunakan bahasa kasih dengan hati yang tulus. 


Yohanes 18:35-36

(18:35) Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" 18:36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."


Selanjutnya, di sini kita perhatikan, bahasa kasih adalah bahasa yang menciptakan damai sejahtera, sebab bahasa kasih; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan sebagaimana pernyataan Yesus kepada Pilatus: Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.


Saudara, adakalanya kalau kita jengkel langsung cepat-cepat menunjuk dosa orang lain, itu bukan bahasa kasih. Kalau bahasa kasih itu menciptakan damai sejahtera, menciptakan suasana yang kondusif bukan kacau balau.

Tadi malam waktu rapat persiapan Paskah PPT, saya rasakan suasana tidak kondusif karena menggunakan bahasa kafir, bukan bahasa kasih (bahasa Yahudi), sehingga saling menuduh (menyalahkan orang lain) dan saling membela diri.

Tetapi, bila anak TUHAN terbiasa untuk berpegang teguh kepada Firman dan biasa dipimpin oleh Roh TUHAN dan tidak mengabaikan kasih, maka, bila ia menggunakan bahasa kafir, bahasa kafir itu akan menyiksa dirinya sehingga secepatnya ia datang untuk berdamai kepada TUHAN.


Ingat, TUHAN datang dengan kebenaran disertai dengan kasih dan kemurahan, sehingga di dalam dirinya ada pengampunan; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Apakah saudara bisa mengerti apa yang disampaikan oleh TUHAN? Apakah saudara mengerti apa yang dimaksud oleh Roh TUHAN malam ini saudara?

Mengertilah apa yang TUHAN maksud, mengertilah apa maunya Roh TUHAN, mengertilah apa yang menjadi keinginan dari kasih dari Sorga, jangan gunakan lagi bahasa kafir, selain bahasa kasih, karena itulah bahasa anak-anak TUHAN; menciptakan damai sejahtera.


Kemarin dua anak TUHAN bertengkar. Yang satu seorang imam, usianya lebih tua, dengan seorang pemuda juga; adiknya, yang umurnya jauh lebih muda darinya. Justru yang lebih tua menendang ember, akhirnya yang muda jengkel juga dan uring-uringan, tidak mau beribadah, keduanya sama-sama tidak menggunakan bahasa kasih.

Jadi, bahasa kafir itu sifatnya menyangkal TUHAN dan kasih-Nya, jangan kita seperti itu lagi ya saudaraku.


Saudara, di atas tadi Nehemia melihat orang-orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Moab dan perempuan-perempuan Amon, sehingga disebutlah itu pasangan yang tidak seimbang. Kemudian, dari pasangan yang tidak seimbang itu lahirlah anak-anak yang tidak tahu berbicara bahasa Yahudi, yakni; bahasa kasih, mereka hanya tahu menggunakan bahasa kekafiran, sifatnya menyangkal kebenaran dan menyangkal kasih TUHAN.


Ingat, TUHAN datang dengan kebenaran disertai dengan kasih. Kalau TUHAN datang dengan kebenaran-Nya, tidak disertai dengan kasih dan kemurahan-Nya, habislah orang berdosa. Tetapi lihatlah bahasa kafir, sifatnya menyangkal kebenaran serta kasih dan kemurahan-Nya; bodoh sekali bukan. Bukanlah bangsa kafir hidup oleh karena kemurahan TUHAN? Bukanlah manusia hidup oleh karena kemurahan TUHAN? TUHAN beri nafas hidup, umur panjang, kesehatan, kekuatan, stamina yang prima, tujuannya tidak lain tidak bukan, supaya kita dapat untuk menghadap TUHAN, beribadah dalam ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itulah yang disebut menggunakan bahasa kasih; tidak menyangkali TUHAN dan kasih-Nya. 


Sekarang kita bandingkan dengan: PASANGAN YANG SEIMBANG

YANG PERTAMA

Keluaran 2:1-2 --- Perikop: “Musa lahir dan diselamatkan”

(2:1) Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; (2:2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.


Seorang laki-laki dari Lewi menikah dengan seorang perempuan dari Lewi. Pendeknya, Lewi menikah dengan Lewi.

Artinya: seorang hamba TUHAN menikah dengan seorang hamba TUHAN, atau seorang imam menikah dengan seorang imam, inilah yang disebut pasangan yang seimbang.

Imam-imam, kalau mau mencari pasangan, carilah pasangan yang seimbang. Semestinya, pelayan menikah dengan pelayan, jangan menikah dengan orang awam. Alkitab melarang keras seorang hamba TUHAN menikah dengan orang awam. 


Perlu untuk diketahui:

Jangan sampai karena satu pernikahan seseorang tidak lagi menjadi hamba TUHAN, dengan lain kata; turun dari pelayanan, itu salah. Karena, jika seorang hamba TUHAN tidak menikah dengan seorang hamba TUHAN, itu sangat riskan dan resikonya berat sekali. Resikonya; 

  • Pelayanan menjadi timpang.

  • Nikah menjadi tidak karu-karuan, karena tidak satu hati, satu visi, satu misi dan satu tujuan, walaupun mungkin tercukupi dengan gaji sebulan, atau nampaknya tercukupkan oleh karena bisnisnya, tetapi yang pasti nikah itu tidak karu-karuan. Tetapi, kalau hamba TUHAN menikah dengan hamba TUHAN, pasti sehati, satu visi, satu misi, satu tujuan dalam nikahnya. 

Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh saudara.


Jadi saudara hati-hati, sekali lagi saya sampaikan; menikah itu memang harus, tetapi jangan karena pernikahan tidak menjadi hamba TUHAN, karena satu pernikahan, tidak melayani TUHAN, itu juga salah, karena nanti riskan sekali, resikonya berat.


Singkat kata, Lewi harus menikah dengan Lewi, karena…

  • Nikah bukan ajang permainan.

  • Nikah tidak bisa dijadikan kelinci percobaan.


Lihat nikah-nikah di dunia ini, misalnya di negara maju; benua Amerika, benua Eropa, nikah itu seringkali dijadikan sebagai kelinci percobaan; ajang permainan. Orang berani selingkuh, dengan dasar pemikiran, satu kali akan berhenti, itu berarti; nikah sudah dijadikan ajang permainan, kelinci percobaan. Nikah tidak boleh dijadikan kelinci percobaan, ajang permainan-permainan manusia yang busuk.


Jadi, Lewi harus menikah dengan Lewi, menjadi pasangan yang seimbang, tetapi, jangan karena pernikahan juga turun dari pelayanan, itu juga salah; jangan engkau pertuhankan pasangan hidupmu, engkau manja-manjakan pasangan hidupmu, itu salah.


Dampak positif Lewi menikah dengan Lewi: Lahirlah seorang anak (Keluaran 2:2)

Seorang anak berbicara tentang anak rohani / sidang jemaat karena dikatakan cantik.

Sidang jemaat atau anak TUHAN harus elok dan cantik. Tubuh Kristus itu cantik. Dengan terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, maka disebutlah itu keadaan elok, cantik, maka seorang anak itu berbicara tentang anak rohani / sidang jemaat. 


Apabila seorang hamba TUHAN menikah dengan seorang hamba TUHAN, maka nikah itu menjadi teladan yang cantik dalam sidang jemaat, sehingga, pelayanan menjadi indah dan nikah pun menjadi indah.

Jadi pelayanan yang indah dan nikah yang indah = kemurnian dalam pelayanan dan kemurnian dalam nikah. Sebaliknya, nikah yang tidak seimbang:

  • Merusak pekerjaan TUHAN (pekerjaan TUHAN tidak indah)

  • Merusak masa depan, tandanya; 

  1. Lahir generasi yang tidak tahu berbahasa kasih, Hal itu dijelaskan dalam Nehemia 13:24 --- Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.

  2. Serta pikiran disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus sebagaimana dalam Nehemia 13:27 --- Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia terhadap Allah kita karena memperisteri perempuan-perempuan asing?


Singkat kata, apabila hamba TUHAN menikah dengan seorang hamba TUHAN = menikah tanpa masalah. 

Kalau pasangan yang tidak seimbang; penuh masalah, nikah yang tidak seimbang; merusak pekerjaan TUHAN dan kita sudah melihat masalah itu tadi; tidak tahu bahasa kasih, kemudian tidak setia, itukan masalah. Tetapi, apabila hamba TUHAN menikah dengan seorang hamba TUHAN = menikah tanpa masalah untuk melahirkan suatu suasana yang indah. Dan kalaupun ada masalah; Lewi akan datang kepada TUHAN, karena dia tahu kedudukannya sebagai Lewi dan Firman Allah akan menjawab dan menyelesaikan semua pasangan yang seimbang itu. 

Itulah bedanya nikah yang tidak seimbang dengan nikah yang seimbang.


Lihat pasangan yang tidak seimbang, yang satu tahu kedudukannya sebagai Lewi, tetapi pasangan yang tidak seimbang tidak tahu kedudukannya sebagai apa dihadapan TUHAN, dan ketika ia diajak berdamai dengan TUHAN; tidak akan bisa. Ini adalah pelajaran yang baik. Jadi mutlak, Lewi menikah dengan Lewi = menikah tanpa masalah, kalaupun ada masalah ia tahu kedudukannya sebagai hamba TUHAN, maka dia akan datang berdamai dengan TUHAN, TUHAN akan menyatakan Firman-Nya untuk menyelesaikan masalah nikah itu. Tidak mungkin nikah aman-aman saja, tidak ada nikah yang tidak diuji, semua nikah akan diuji sebagaimana dalam pujian Psallo nomor 8, judul: “TUHAN TETAPKAN LANGKAH KAMI”

*BAIT*

Banyak sandungan yang terjadi, di dalam dunia fana ini

Tiada nikah yang, tak teruji oleh pengaruh yang tak suci

*REFF*

Tuhan tetapkan, langkah kami, dalam menempuh jalan suci

Biar firman tuhan yang menjadi, wujud yang nyata dalam kami


Perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, jangan diabaikan, baik untuk pemuda/pemudi, apalagi yang sudah dalam nikah.


Keluaran 32:25-26

(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka -- (32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.


Di sini kita melihat, bangsa Israel berada dalam satu problem / masalah yang begitu pelik (berat) dihadapan TUHAN yaitu; mereka jatuh dalam penyembahan berhala (menyembah patung lembu emas), ini masalah berat bukan masalah ringan. Akan tetapi, di sini kita melihat; Lewi dapat menyelesaikan masalah dengan pasti, karena Lewi tahu dengan pasti kepada siapa dia harus memihak. Jadi saudara, jangan memihak kepada yang lain, biarpun itu saudara daging; anak, orangtua, saudara laki-laki atau saudara perempuan.


Saudara datang kepada gembala = memihak kepada TUHAN. Sebab Yesus adalah Gembala Agung.

Jadi, kalau ada dalam satu masalah besar, jangan datang kepada manusia, biarpun itu dekat dengan engkau. Datanglah dan berpihak kepada TUHAN, TUHAN akan menyelesaikan semua masalah. Beda dengan sebelas suku yang lain, ia tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Tetapi masalah yang berat ini, dapat diselesaikan, karena Lewi tahu kedudukannya sebagai apa dihadapan TUHAN, ia datang kepada TUHAN dan TUHANpun datang kepada mereka untuk menyelesaikan masalahnya.


Kita tahu Yesus adalah Gembala Agung, jadi datanglah kepada TUHAN. Tetapi anehnya, seringkali kita bertanya kepada manusia. Mau menikah tanya manusia, bukan tanya TUHAN. Merencanakan nikah tanya si “A” atau si “b” bukan tanya TUHAN, menganggap TUHAN lebih kecil, karena merasa gembalanya terlalu kecil dan hina. 


Kemudian, orang-orang Yahudi, sebagai berikut:

Kalau dilihat; tidak mau masuk ke gedung pengadilan dengan lain kata; tidak mau menajiskan diri dengan banyak perkara. Kalau dilihat; tidak mau menajiskan dirinya karena mau mempersiapkan diri untuk makan Paskah, tetapi kalau dalam masalah datang kepada manusia, kan aneh, kemunafikan semacam ini luar biasa.


Lihat bangsa Israel tadi, menangis; tidak mau menajiskan diri. Saudara dengan Firman; menangis, tetapi jangan itu dijadikan satu senjata. Kalau itu saudara jadikan senjata, itu kemunafikan. Kalau ada masalah datang kepada TUHAN, jangan tanya manusia, nanti dibodoh-bodohi, sehingga tidak bisa memberikan yang terbaik kepada TUHAN, Gembala Agung. 

Ingat, nikah tidak boleh dijadikan ajang permainan dan kelinci percobaan. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah yang suci, tempatkan Kristus sebagai kepala. 


Keluaran 32:27

(32:27) Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."


Suku Lewi menyandang pedang, artinya; melayani dalam kebenaran.

Kemudian, dengan pedang / kebenaran, suku Lewi membunuh, antara lain: saudaranya, temannya, tetangganya.
Ketiganya-tiganya (saudara, teman dan tetangga) 🡪 orang-orang yang terdekat, yaitu; daging dengan segala keinginannya.


Jadi, daging dengan segala keinginannya, itu harus dibunuh. Musuh dalam selimut harus dibunuh; tidak boleh pakai perasaan. Itu yang seringkali saya sampaikan; sudah melihat saudaranya salah; dibiarkan, dengan lain kata; tidak mau dinasehati dengan tegas. Atau mungkin tidak tinju-tinjuan, tetapi mulutnya menyakiti orang lain; dibiarkan begitu saja, itu tidak baik, itu belum berpihak kepada TUHAN, kepada Gembala. Kalau kita berpihak kepada TUHAN, masalah pasti selesai termasuk daging dengan segala keinginannya, yang terdekat dengan kita pasti terbunuh habis.


Kita harus berpihak kepada TUHAN, tidak boleh berpihak kepada siapapun, entah itu anak, orangtua, tidak boleh berpihak kepada perasaan dagingnya. Kalau salah ya salah, jangan jerumuskan orang disekitar kita dengan kebodohan. 


Keluaran 32:28

(32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.


Singkat kata, Lewi memiliki roh dengar-dengaran. Kunci sukses adalah dengar-dengaran, di situ ada hidup dan ada masa depan. Jadi, roh dengar-dengaran itulah letak keberhasilan.


Sekarang kita bandingkan dengan: PASANGAN YANG SEIMBANG

YANG KEDUA

Keluaran 2:1-2 

(2:1) Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; (2:2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.


Seorang Lewi kawin dengan Lewi disebutlah itu pasangan yang seimbang. Lalu seorang Lewi melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Musa. Di sini memang tidak disebutkan namanya Musa, tetapi dalam Keluaran 2:10 --- Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

Kita tahu dengan pasti, Musa adalah pelepas bangsa Israel, ia juga adalah seorang pemimpin (kepala).

Saudara, yang menjadi seorang kepala bagi seorang yang percaya, bagi gereja TUHAN adalah TUHAN Yesus Kristus, Dia adalah pelepas manusia dari perhambaan dosa dan segala ikatan apapun. Jadi, pendeknya, satu kepala untuk satu tubuh.


1 Korintus 12:12

(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.


Tubuh adalah satu walaupun anggotanya banyak. Demikian juga Kristus (kepala) adalah satu.


Efesus 5:23

(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.


Kristus adalah kepala, Dialah penyelamat tubuh dari kebinasaan dan dari antikris.

 

Wahyu 13:1

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.


Binatang yang keluar dari dalam laut 🡪 antikris.

Wujudnya: dari binatang ini:

  • Bertanduk 10, di atas tanduknya terdapat 10 mahkota.

Bicara soal mahkota, berarti bicara soal kemenangan, tetapi sebetulnya ini adalah akal-akalan dari antikris.

  • Berkepala 7 dan pada kepala-kepala itu tertulis nama-nama hujat.


Saudara lihatlah antikris, bertanduk 10, tetapi kepalanya 7. Kemudian, pada kepala-kepala antikris tertulis nama-nama hujat. 


Wahyu 13:6

(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.


Antikris kepalanya tujuh, dan pada kepalanya itu tertulis nama-nama hujat yaitu:

  • Menghujat Allah

  • Menghujat nama-Nya 

  • Menghujat kemah kediaman-Nya = menghujat Roh Allah dengan segala kegiatan-kegiatannya.

Jadi jelas sekali, Kristus adalah kepala atas tubuh, Dialah penyelamat tubuh atas antikris yang berkepala tujuh.


Saudara, kalau kita belajar dari pasangan yang seimbang; Lewi dengan Lewi, lahir seorang anak laki-laki, bukan hanya cantik tetapi namanya Musa, dia kepala / pemimpin / gembala, dialah penyelamat tubuh, pelepas itu. Jadi, jangan menghendaki pasangan yang tidak seimbang baik secara jasmani maupun secara rohani.

  • Secara rohani; seringkali kita diseret kepada berhala-berhala yang bisu.

  • Secara jasmani; seorang pelayan laki-laki mencari perempuan yang hanya dari sisi lahiriah tetapi bukan pelayan. Demikian juga pelayan perempuan; mencari laki-laki dari sisi lahiriahnya, bukan dari sisi rohani. Ini pasangan yang tidak seimbang, yang dilahirkan masalah, masa depan rusak.

Hal ini tidak boleh dianggap enteng saudara, itulah perlunya kita tergembala dengan sungguh-sungguh. Kita tidak bisa menyelamatkan kehidupan ini dengan kekutan, kemampuan dan kelebihan yang kita punya. 


Malam ini kita sudah diberkati dan dilawat oleh TUHAN dan oleh lawatan-Nya kita boleh merasakan uluran tangan kasih-Nya, yang berkuasa mengubahkan kehidupan kita masing-masing dan TUHAN memberi kemenangan kepada kita semua.


1 Korintus 15:57

(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.


TUHAN telah memberi kemenangan kepada kita sekaliannya oleh pribadi Yesus Kristus dan salib-Nya. Amin. 



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment