KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 29, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 AGUSTUS 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 AGUSTUS 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri:248)
 
Subtema: YUSUF LUPA KEPADA RUMAH BAPANYA
 
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia dalam kita menikmati sabda Allah. 
Tidak lupa saya menyapa umat Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, baik dalam maupun luar negeri dimanapun anda berada. Sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Secepatnya kita menyambut firman penggembalaan untuk ibadah pemuda remaja itulah study Yusuf.
 
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Sebelum datang tahun kelaparan, tepatnya pada masa tujuh tahun kelimpahan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
Anak yang sulung diberi nama Manasye, sedangkan anak yang kedua diberi nama Efraim.
Tentang nama yang telah diberikan oleh Yusuf kepada kedua orang anak laki-lakinya itu, ternyata terkandung suatu makna dan suatu maksud didalamnya.
Jadi nama yang diberikan oleh Yusuf kepada kedua orang anak laki-lakinya itu, bukan hanya sebatas untuk penyebutan tetapi nama itu betul-betul mengandung makna dan ada suatu maksud di dalamnya.
 
Selanjutnya kita akan mengikuti penjelasan tentang arti rohani kedua anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung yakni MANASYE.
Manasye artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali kepada;
1.       Kesukaran yang dialaminya
2.       Kepada rumah Yakub, bapanya.
 
Pendeknya, Yusuf telah melupakan seluruh kesukaran yang dialaminya, mula-mula Yusuf melupakan kejahatan-kejahatan, kemudian kebencian-kebencian dari saudara-saudaranya. Kisah itu ditulis dengan lengkap pada Kejadian 37.
 
Kemudian arti Manasye berikutnya, ialah Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali kepada rumah Yakub bapaknya.
Sekilas pandang kita melihat arti yang kedua dari Manasye, seolah-olah Yusuf adalah anak durhaka, yang benar-benar melupakan ayahnya, rumah bapaknya, sama seperti Malin Kundang. Tetapi sesungguhnya, lebih dari apa yang kita tahu, sebab hati Yusuf sungguh mulia. 
 
Untuk mengetahui itu, maka pertama-tama kita harus melihat suatu rahasia dibalik ungkapan-ungkapan yang terkandung pada nama-nama Manasye tersebut dalam…
Kejadian 45:4-5 nah ini, ayatnya juga sama 4 dan 5 judulnya; “Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.”
Pada akhirnya Yesus pun akan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia dan itu juga terjadi dan dialami oleh Yusuf.
(45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Perkataan Yusuf pada ayat 4: “Akulah Yusuf saudara mu yang kamu jual ke Mesir” selanjutnya pada ayat 5 Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kamu menjual aku kesini.”
Pendeknya, perkataan-perkataan Yusuf kepada saudara-saudaranya, menunjukkan bahwa Yusuf sangatlah mengerti rencana Allah dan ia hidup dan menghidupi rencana Allah tersebut. 
 
Kemudian, adapun kelebihan dari orang-orang yang mengerti rencana Tuhan di dalam dirinya; ia tidak bersungut-sungut dan tidak berbantah-bantahan, terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam dirinya atas seijin Tuhan, entahkah itu di dalam keadaan susah maupun senang. Mengapa? karena ia mengerti rencana Tuhan.
Pendeknya, orang yang mengerti rencana Tuhan tidak perlu bersungut-sungut, apalagi berbantah-bantahan kepada Tuhan. 
 
Kejadian 45:8
(45:8) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Berarti, kalau Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya, hal itu terjadi atas seijin Tuhan. Dari hal ini kita dapat melihat bahwasanya segala rencana-rencana Allah dan segala perbuatan-perbuatan-Nya sungguh heran dan ajaib, sehingga membuat hati kita menjadi takjub.
 
Oleh sebab itu, kita tidak boleh melihat suatu peristiwa hanya dari satu sisi, tetapi kita harus melihat peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam hidup kita dari sisi yang lain. Dengan kata lain, cerita hidup setiap orang harus dilihat dari sisi perspektif atau dari dimensi lain, panjang, lebar, tinggi dan luasnya.
Kalau kita lihat hanya dari sisi perasaan manusia daging, di situlah seringkali manusia bersungut-sungut, bahkan nanti berbantah-bantahan kepada rencana Tuhan, dan itu seringkali terjadi atas kehidupan kita, teramat lebih sebelum kehidupan kita ini dipanggil oleh Tuhan bukan? 
 
Syarat untuk hidup di dalam rencana Allah.
Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kamu menjual aku kesini”, kalimat ini menunjukkan bahwasanya:
a.        Yusuf tidak egois.
b.       Yusuf tidak mencari dan tidak hanya memiliki dan tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.
 
Mari secepatnya kita hubungkan ayat ini pada apa yang disampaikan, diajarkan oleh Rasul Paulus di tengah-tengah sidang jemaat di Filipi.
Filipi 2:1-4
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
 
Perlu untuk diketahui, yakni; di dalam Kristus ada lima hal yaitu;
1.       Ada nasehat, itu sebabnya ia disebut penasihat ajaib.
2.       Ada penghiburan kasih, ini berlaku bagi orang yang menyangkal diri dan memikul salib, sebab kasih Allah dinyatakan di atas kayu salib di bukit Golgota.
3.       Ada persekutuan roh, sebagaimana Tuhan menghimpunkan kita di tengah ibadah pemuda remaja sebagai kegiatan Roh.
Pendeknya, ibadah pelayanan di hadapan Tuhan itu merupakan kegiatan
Pendeknya, ibadah pelayanan di hadapan Tuhan itu merupakan kegiatan Roh atau persekutuan Roh.
4.       Ada kasih mesra, kegunaannya; terjalin kesatuan dan persatuan, tidak terjadi perpecahan diantara anggota-anggota tubuh, sekalipun berbeda-beda.
5.       Ada belas kasihan, ini dialami oleh orang-orang yang mengerti keberadaan orang lain.
 
Tetapi di dalam hidup gereja TUHAN atau di dalam hidup anak-anak TUHAN juga harus terdapat 5 hal, supaya terjadi keseimbangan, yaitu;
1.       Sehati
2.       Sepikir
3.       Satu kasih
4.       Satu jiwa
5.       Satu tujuan
 
Praktek supaya lima hal ini ada terdapat di dalam hidup gereja TUHAN (hidup anak-anak TUHAN);
-          Tidak mencari kepentingan sendiri.
-          Tidak mencari puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih utama daripada diri sendiri.
 
Pendeknya, janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi harus memperhatikan kepentingan orang lain juga. Pemuda remaja atau sidang jemaat TUHAN dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang dan Cilegon, perlu untuk terus mendoakan saya, supaya kehidupan saya sebagai gembala sidang/pemimpin sidang jemaat, senantiasa memperhatikan kepentingan dari sidang jemaat. Jadi kita semua harus saling mendoakan untuk saling memperhatikan, satu dengan yang lain.
 
Kemudian ...
Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
 
Dan akhirnya, hendaklah kita semua dalam hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yaitu; tidak mempertahankan segala milik kepunyaan-Nya atau rela meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya itu, antara lain:
-          Yesus rela meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
-          Yesus rela meninggalkan rumah-nya di surga.
-          Bahkan sebagai Anak, Yesus rela meninggalkan bapa-Nya.
Seperti Yusuf, rela meninggalkan rumahnya dan rela meninggalkan Yakub bapanya, ada suatu kesamaan yang sangat kuat dan konkret antara Yusuf dengan pribadi Yesus, Anak Allah. Pendeknya, Yusuf adalah gambar dan bayangan dari pribadi Yesus Kristus.
 
Itu sebabnya diatas tadi saya sudah nyatakan; kita tidak boleh melihat ungkapan Yusuf tentang arti yang kedua dari pada anak yang pertama itulah Manasye yaitu; ia telah melupakan rumah bapanya. Kita tidak boleh melihat artinya itu dalam satu sisi, tetapi kita harus melihat arti rohani yang terkandung di dalam nama Manasye dari sisi perspektif, dari sudut dimensi yang lain, yakni; panjang, lebar, tinggi dan luas.
Jangan kita melihat rencana Allah di dalam diri kita hanya dari satu sudut pandang atau dari sisi kita sendiri, kalau kita melihat rencana Allah dari sudut pandang sisi perasaan manusia daging, disitulah kita seringkali bersungut-sungut, berbantah-bantahan, uring-uringan, sampai memberontak kepada TUHAN. Tetapi lihatlah Yusuf, memberi nama kepada anak sulung laki-lakinya Manasye, yang artinya; ia telah melupakan kesukaran-kesukaran di masa lalu, kemudian ia telah melupakan rumah bapanya, menunjukkan bahwa Yusuf bukan orang yang egois.
 
Itu sebabnya ketika Allah menyatakan rencananya di dalam diri Yusuf, sedikitpun ia tidak bersungut-sungut, Yusuf tidak berbantah-bantahan dengan sesamanya dengan saudaranya.
Jadi kita harus melihat rencana Allah di dalam diri kita dari sudut perspektif, panjang, lebar, tinggi dan luas (dimensi lain), supaya jangan kita merasa jadi pahlawan.
 
Sekali lagi saya ungkapkan; ada suatu kesamaan yang sangat kuat, yang sangat konkret antara Yusuf dengan pribadi Yesus Anak Allah. Pendeknya Yusuf adalah gambaran dan bayangan dari pribadi Yesus Kristus, sebab Firaun sendiri telah menamai Yusuf; Zafnat Paaneah, artinya; penyelamat dan penebus dunia sesuai dengan Kejadian 41:45.
Jadi, karena Yusuf mengerti akan hal itu, maka iapun, ketika Tuhan menyatakan rencana yang besar itu, Yusuf sama sekali tidak bersungut-sungut dan tidak berbantah-bantahan terhadap saudara-saudaranya yang telah menjual dia ke Mesir.
 
Yusuf diculik dan dicuri dari negeri Ibrani dan dibawa ke Mesir dan dijebloskan ke liang tutupan tanpa dosa, itu perjalanan salib. Demikian juga Yesus, dari surga turun ke bumi, itu perjalanan salib.
Namun, sedikitpun Yusuf tidak bersungut-sungut terhadap rencana Tuhan dan dibuktikan, iapun tidak berbantah-bantahan kepada saudara-saudaranya yang telah menjual dia sebagai budak di Mesir.
 
Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
 
Pada saat meninggalkan rumah bapanya di surga, Yesus harus mengorbankan diri-Nya sendiri atau Yesus harus mengosongkan diri-Nya/menghampakan diri-Nya sendiri. Demikian halnya dengan Yusuf, ia tidak memikirkan dirinya sendiri, ia tidak memikirkan nasibnya, kepentingan dirinya sendiri, itu dibuktikan dengan pernyataannya di dalam Kejadian 45:5; “janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kamu menjual aku kesini.”
 
Untuk mengosongkan atau menghampakan diri itu bukan perkara yang mudah. Bayangkan kalau orang kaya, orang mulia, mengosongkan diri / menghampakan diri, itu bukan suatu perkara mudah, tetapi itu harus diterima oleh Yesus, demikian juga dengan Yusuf.
 
Tujuan untuk menghamparkan diri atau mengosongkan diri
1.       Mengambil rupa seorang hamba.
2.       Menjadi sama dengan manusia
Kalau Yesus tidak mengosongkan dirinya atau tidak menghambakan dirinya, maka dua hal ini tidak mungkin nyata di dalam diri Yesus. Maka saya dan sidang jemaat kaum muda remaja, kita juga harus mengosongkan diri, menghampakan diri, supaya dua hal ini nyata di dalam diri kita masing-masing.
Jadi sudah sangat jelas Yesus Kristus, ada kesamaan yang konkret, kuat dengan Yusuf.
 
Perincian tentang:  MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA.
Biarlah kiranya kita semua mengambil rupa seorang hamba, jangan mengambil rupa seorang tuan, yang hanya bisa mengatur. Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang
Sebab itu, biar kita semua betul-betul mengambil rupa seorang hamba dan bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan rela menjadi korban, itu rupa hamba.
 
Dahulu, sebelum kita mengenal kebenaran yang sejati atau tepatnya sebelum kita terpanggil di dalam TUHAN, kita seringkali rupa tuan, mengingini untuk dihormati orang lain, tapi justru kita menjadi suatu kehidupan yang rendah, serendah-rendahnya.
Sebab itu, jangan lagi kita keliru di dalam hal bertindak dan bersikap, namun biarlah kita menjadi suatu kehidupan yang bijaksana oleh pengertian surgawi. Secepatnyalah mengambil rupa seorang hamba, bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan rela dikorbankan untuk tebusan, pendamaian, bagi banyak orang dimanapun kita ada.
Itulah yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah, ketika Dia turun ke dunia ini sesuai dengan nubuatan para nabi secara khusus nubuatan nabi Yesaya.
 
Yesaya 42:1 perikop: “hamba TUHAN.”
Pendeta belum tentu hamba TUHAN, tetapi hamba kebenaran sudah pasti hamba TUHAN.
(42:1) Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
 
Singkat kata, seorang hamba TUHAN yang dipilih dan yang berkenan kepada Allah, ia melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, serta berada dalam pimpinan dan pengaruh yang besar dari Roh Tuhan yang suci, di dalam hal menyatakan hukum-hukum Allah atau kebenaran yang sejati, kepada bangsa-bangsa.
 
Melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, dalam pimpinan roh TUHAN. dalam pengaruh yang besar dari roh TUHAN yang suci saudara, untuk selanjutnya, ia menyatakan kebenaran menyatakan hukum-hukum kepada semua bangsa dimanapun ia ada, itu hamba TUHAN, itu rupa hamba.
 
Yesaya 41:2
(42:2) Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
 
Arti ayat ini jelas berbicara tentang pengalaman kematian.
Jadi, seorang hamba ketika melayani TUHAN dan melayani pekerjaan tuhan harus benar-benar di berada di dalam tanda pengalaman kematian, daging tidak bersuara, daging tidak berteriak.
Ketika berada dalam rencana TUHAN tidak bersungut-sungut, bahkan tidak berbantah-bantahan dengan sesamanya persis seperti Yusuf. Yusuf adalah bayangan dan gambaran yang konkret dari TUHAN Yesus, yang mengambil rupa sebagai hamba. Itu sudah dinubuatkan sebelumnya, jauh sebelum Yesus tampil ke dunia ini oleh nabi Yesaya.
Biarlah kiranya kita menggenapi nubuatan-nubuatan para nabi, jikalau memang kita mengambil rupa seorang hamba.
 
Yesaya 41:3-4
(42:3) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. (42:4) Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
 
Seorang yang mengambil rupa hamba, setia menyatakan hukum.
 
Kuasa dari seorang hamba yang setia.
1.       Memberi pengharapan kepada orang, sehingga orang tidak berputus asa.
2.       Memberi kesempatan kepada orang lain untuk menjadi terang.
 
Jadi, sumbu yang pudar tidak dipadamkan, ada kesempatan untuk menjadi terang. Itu hamba TUHAN yang setia, betul-betul berkuasa. Hamba TUHAN yang setia menyatakan hukum-hukum Allah, menyatakan kebenaran yang sejati dimanapun ia berada. Mengapa demikian? sebab dimulutnya ada pengajaran.
 
Biar semua mencari seorang hamba TUHAN dimana dimulutnya ada pengajaran. Kalau hamba TUHAN sibuk bicara tentang perkara di bawah, perkara lahiriah, perkara duniawi, itu bukan pengajaran yang mendatangkan. Tetapi, kita harus bijaksana, kita harus mencari seorang hamba TUHAN di mulutnya ada pengajaran, ada di didikan dari pengajaran yang datang dari mulut hamba TUHAN itu.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kalau seorang hamba TUHAN sibuk berbicara perkara lahiriah, perkara duniawi, perkara dibawah, itu bukan pengajaran yang mendidik, justru menimbulkan kefasikan, kecongkakan, bagi setiap orang yang mendengarkan, merusak iman dari sidang jemaat, sebagaimana dalam 2 Timotius 2:16- 19, juga masih banyak ayat-ayat yang lain.
 
Kaum muda remaja, jangan orang lain menganggap engkau rendah karena engkau muda, tetapi sekalipun muda, dewasalah dalam bersikap, bijaksanalah dalam bersikap, teramat lebih mencari pengajaran yang ada didalam mulut seorang hamba TUHAN.
 
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
 
Pengajaran yang benar ada dalam mulut seorang hamba TUHAN seorang hamba, seorang pelayan TUHAN yang mengambil rupa seorang hamba.
Syaratnya sehingga pengajaran itu ada di dalam diri seorang pelayan TUHAN yang mengambil rupa seorang hamba:
-          Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
-          Mengikuti contoh teladan dari TUHAN di tengah-tengah pelayanannya, yaitu di pelayanannya itu ada dalam damai sejahtera, penuh dengan kejujuran di hadapan TUHAN.
Jadi di tengah-tengah pelayanan itu, ia membawa damai sejahtera dan hidup dalam kejujuran.
 
Dampaknya: banyak orang berbalik dari kesalahannya, banyak orang bertobat.
Jadi kalau damai sejahtera ada di tengah-tengah ibadah pelayanan dari seorang hamba TUHAN, kemudian kejujuran juga menyertai seorang hamba TUHAN di tengah-tengah pelayanannya, pasti banyak orang bertobat, pasti banyak orang berbalik dari kesalahannya.
Sebab itu hamba TUHAN harus jujur di tengah pelayanan, jujur terhadap hati nurani, jujur kepada TUHAN, jujur kepada sidang jemaat, jujur kepada sesama, pasti pelayanannya berkuasa, sehingga banyak orang berbalik dari kesalahannya, banyak orang bertobat.
 
Maleakhi 2:7
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
 
Singkat kata, bibir seorang hamba memelihara pengetahuan.
Jadi sudah sangat jelas, tidak ada kecurangan terdapat pada bibirnya, jangan sampai hamba TUHAN melayani hanya untuk mencari keuntungan, berarti dibibirnya ada kecurangan, itu bukan pengetahuan. Tetapi, bibir seorang hamba memelihara pengetahuan dan banyak orang mencari pengajaran dari mulutnya, karena pengajaran yang keluar dari mulutnya itu mendidik dan oleh kuasa dari didikan ini, banyak orang meninggalkan kesalahannya, berbalik dari kesalahannya, bertobat sungguh-sungguh, bertobat 100%.
Itulah tugas dari seorang pelayan TUHAN yang mengambil rupa seorang hamba.
 
 
Tadi Yesus hamba TUHAN, sekarang umat pilihan, Israel, hamba TUHAN.
Yesaya 41: 8-9, perikop: “Israel hamba TUHAN.”
Yesus adalah hamba TUHAN dan oleh karena pengurapannya kita dipilih, berarti menjadi hamba TUHAN. Dipilih = hamba TUHAN.
(41:8) Tetapi engkau, hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi; (41:9) engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau";
 
Singkat kata, seorang hamba ia telah dipilih dan dikasihi oleh TUHAN, berarti tidak ditolak, tetapi diakui oleh TUHAN.
Jadi, kehidupan yang dipanggil dan dipilih itulah hamba TUHAN, itulah Israel, itulah umat TUHAN milik kepunyaan Allah. Dialah hamba TUHAN yang dikasihi, ia tidak ditolak, tetapi berkenan.
 
Yesaya 42:1
(42:1) Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
 
Jadi hamba TUHAN adalah tangan TUHAN.
 
Lebih tepatnya di ayat …
Yesaya 41: 10
(41:10) janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
 
Hamba TUHAN adalah tangan kanan Tuhan yang memberi kemenangan.
Jadi Yesaya 42: 1; hamba TUHAN adalah perpanjangan tangan TUHAN, tetapi lebih jelasnya lagi dalam Yesaya 41: 10; hamba TUHAN adalah tangan kanan TUHAN yang memberi kemenangan kepada sidang jemaat.
Jadi sidang jemaat membutuhkan hamba TUHAN yang dijadikan sebagai tangan kanan TUHAN, yang memberi kemenangan, maka tentu saja di mulutnya ada pengajaran yang mendidik.
 
Sikap sidang jemaat, kanak-kanak dan dewasa berbeda, kalau dia kanak-kanak maka yang dikejar adalah yang lahiriah; berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, sensasi-sensasi, termasuk tanda-tanda heran, mujizat-mujizat kesembuhan, itu tidak salah, harus terjadi. Itu awal TUHAN memperkenalkan diri-Nya kepada kanak-kanak rohani.
Tetapi kalau sudah dewasa, menyikapi pelayanan orang pilihan, itulah hamba TUHAN, dengan; pengajaran yang ada di mulut hamba TUHAN itu, sebab sepatah kata saja berkuasa menyembuhkan orang sakit. Itu sikap orang dewasa.
Jadi beda dengan sikap kanak-kanak rohani, bersikaplah dewasa, kaum muda bersikaplah bijaksana, yang kita tunggu dari pelayanan dari seorang pilihan, hamba TUHAN, itulah tangan kanan yang memberi kemenangan adalah; dimulutnya ada pengajaran yang mendatangkan didikan, untuk secepatnya memberi pertumbuhan dan kedewasaan penuh.
 
Sebagaimana dengan malaikat ketujuh jemaat di Asia kecil, memberi kemenangan kepada ketujuh sidang jemaat tersebut. Ketujuh sidang jemaat itu penuh dengan kelemahan, diawali dari sidang jemaat Efesus, diakhiri dengan sidang jemaat di Laodikia, semuanya perlu dengan kelemahan. Tetapi oleh karena seorang hamba TUHAN, mulutnya ada pengajaran, dialah tangan kanan TUHAN yang memberi kemenangan terhadap dosa.
Terlalu banyak kelemahan dari sedang jemaat termasuk ketujuh sidang jemaat di Asia kecil, dibalik kelebihannya ada kelemahannya masing-masing.
 
Wahyu 1:20.
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
 
Jadi, ketujuh bintang pada tangan kanan TUHAN ialah malaikat ketujuh Jemaat yaitu; hamba-hamba TUHAN yakni pemimpin-pemimpin, gembala-gembala, yang memberi kemenangan terhadap sidang jemaat.
 
Demikian juga ketujuh bintang yang ada di tangan kanan TUHAN, itulah malaikat ketujuh sidang jemaat, gembala, memberi kemenangan kepada ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil, antara lain;
1.       Jemaat di Efesus.
Kelemahannya adalah; meninggalkan kasih yang semula walaupun terlihat hebat dalam pelayanan, tetapi TUHAN berkata pada Wahyu 2:5; “... sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh.”
Jadi, melayani TUHAN tetapi meninggalkan kasih semula, kejatuhannya dalam sekali.
2.       Jemaat di Smirna.
Kelemahannya adalah; dikuasai ketakutan, tidak punya keberanian dan keyakinan untuk melangkah.
3.       Jemaah di Pergamus. (Wahyu 2: 12-17)
Kelemahannya adalah sangat jelas, menerima ajaran Bileam dan ajaran Nikolaus.
4.       Jemaah di Tiatira. (Wahyu 2:18-29)
Kelemahannya adalah “… karena engkau membiarkan wanita Isebel.”
5.       Jemaat di Sardis (Wahyu 3:1- 6)
Tidak ada satupun kelebihan daripada sidang jemaat di Sardis.
6.       Jemaat Filadelfia (Wahyu 3:7)
Kelemahan itu tidak nampak dengan jelas.
7.       Jemaat di Laodikia (Wahyu 3:14-22)
Kelemahan; mengikuti Tuhan dalam keadaan suam, tidak dingin, tidak panas, akhirnya dimuntahkan oleh TUHAN, sangat menjijikkan. Ludah atau muntahan, suatu yang sangat menjijikkan dan itu yang menajiskan seseorang.
 
Ini kelemahan dari tujuh sidang jemaat, tetapi oleh karena ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN, itulah malaikat ketujuh sidang jemaat, memberi kemenangan kepada tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Jadi sudah jadi sudah sangat jelas, Yesaya 42; Yesus hamba TUHAN yang juga memberi kemenangan, memberi pengharapan, memberi kesempatan untuk menjadi terang kepada sidang jemaat.
Memiliki pengharapan, tidak putus asa, memberi kesempatan kepada sidang jemaat menjadi kesaksian, menjadi contoh, menjadi terang, itu juga kemenangan. Demikian juga di dalam Yesaya 41, bangsa Israel adalah umat pilihan Tuhan mereka adalah hamba TUHAN, mereka adalah tangan kanan TUHAN yang memberi kemenangan. Mengapa? Karena di mulut mereka ada pengajaran, ada didikan yang memberi kemenangan, sebagaimana malaikat ketujuh sidang jemaat, memberi kemenangan.
 
 Kelemahan yang terdapat didalam diri sidang jemaat, itu kekalahan, tapi puji Tuhan akhirnya oleh karena kemenangan yang diberikan oleh tangan kanan TUHAN, tujuh sidang jemaat di Asia kecil menjadi kaki dian dengan tujuh pelita yang bernyala-nyala. Sudah sangat jelas antara Yesaya 42 = Wahyu 1:20, tidak perlu ragu lagi.
Itu rupa hamba, Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani, bahkan rela korban menjadi korban tebusan dan korban pendamaian untuk sesamanya. Dia harus mengosongkan diri dengan satu tujuan; supaya dapat mengambil rupa hamba. Tiadalah mungkin TUHAN Yesus mengambil rupa seorang hamba, kalau tidak terlebih dahulu menghampakan, mengosongkan diri. Setelah kita melihat ungkapan-ungkapan ini, maka betapa kita harus mengangkat dua jempol kepada pribadi Yusuf.
 
Saya berharap anak-anak TUHAN, pemuda remaja, juga tidak tertutup tertutup kemungkinan umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman ibadah lewat live streaming, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada, ikutilah pemberitaan firman ini.
Tadi kita sudah melihat, Yesus mengosongkan diri, menghambakan diri, dengan satu tujuan; supaya Dia mengambil rupa seorang hamba. Jangan sesekali mengambil rupa seorang tuan, mencari pujian dan mencari kehormatan, tetapi harus mengambil rupa seorang hamba, di mulutnya ada pengajaran yang mendatangkan didikan, didikan inilah yang memberi kemenangan.
Jadi hamba TUHAN adalah tangan kanan TUHAN yang memberi kemenangan kepada sidang jemaat.
 
Mari kita melihat ...
Perincian tentang: MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Yang pertama.
TUHAN dengan rahmat dan kasih karunia-Nya, Dia telah menyatakan isi hati-Nya kepada kita, camkanlah itu.
 
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Singkat katanya, Yesus Kristus telah datang ke dalam dunia sebagai manusia, jelas hal ini berbicara tentang Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, yang dihubungkan langsung dengan sengsara dan kematian Yesus di atas kayu salib.
Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk mungkin untuk tour atau berwisata, itu hal yang tidak mungkin, mustahil, mengapa? karena dunia tidaklah lebih indah dari pada surga. Pemandangan surgawi lebih indah dari pemandangan yang ada di atas dunia. Seindah-indahnya pemandangan dunia ini, tidak lebih indah dari pemandangan di dalam kerajaan surga.
Jadi Yesus datang sebagai manusia ke dalam dunia, sudah jelas, pasti, dihubungkan dengan salib.
Singkat kata, manusia Yesus ketika datang ke dalam dunia ini terhubung langsung dengan salib di Golgota.
 
Lebih rinci dalam ungkapan berikutnya…
2 Yohanes 1:7
(1:7) Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
 
Camkanlah hal ini yaitu; tidak mengakui pribadi Yesus sebagai manusia yang telah mati di kayu salib adalah; kepala dan ekor ular naga merah padam paham, si penyesat, antikristus.
-          Si penyesat itulah nabi-nabi palsu itulah ekor naga merah padam.
-          Antikristus itulah kepala ular naga merah padam.
Ketika Yesus datang ke dalam dunia ini sebagai manusia, bukan untuk wisata, jelas Yesus mati di kayu salib jadi manusia Yesus terhubung langsung dengan salib.
 
Jadi, si penyesat atau nabi palsu serta antikris itu bekerjasama, bersinergi, berkolaborasi, karena antikris dan nabi palsu itu adalah pekerjaan dari iblis atau setan. Jadi mutlak kita harus mengakui; Yesus datang menjadi sama dengan manusia.
Berarti di tangga ibadah dan pelayanan ini, kita bukan sedang asik-asikan, bukan sedang mencari kepentingan diri, tetapi betul-betul kita datang untuk menyangkal diri, memikul salib atau dengan kata lain memberitakan salib dimanapun kita ada.
 
2 Yohanes 1:8
(1:8) Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.
 
Pengajaran salib yang kita terima sebagai didikan memberi upah sepenuhnya, apa upah sepenuhnya? kerajaan surga, kemuliaan surgawi, itu upah penuh.
Kalau separuh upah itu hanya berkat-berkat lahiriah, berkat-berkat jasmani, tetapi TUHAN Yesus melayani di tengah dunia ini selama tiga tahun setengah, Dia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, tidak berhenti di tengah jalan, hanya sibuk dengan tanda-tanda heran, sensasi, tidak, tetapi taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Diberkati secara jasmani itu upah, misalnya orang bekerja, tanggal satu terima gaji/upah, tapi tidak kekal, belum penuh. Ubah penuh; kerajaan surga.
 
2 Yohanes 1:9
(1:9) Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
 
Naik bukan turun, kepala bukan ekor, berarti jelas ini menunjukkan Gunung Sion, itulah pengantin perempuan mempelai anak Domba.
Hatiku terharu dengan pengertian surgawi ini, maka saya sungguh heran melihat betapa luar biasa pribadi Yusuf ini, jelas gambar dan bayangan dari pribadi yang konkret dari pribadi Yesus Kristus.
Jadi sudah sangat jelas; menerima pengajaran salib ia akan naik bukan turun, ia akan kepala bukan ekor, jelas itu menunjuk gunung Sion, mempelai perempuan TUHAN.
 
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib, inilah Yesus sebagai manusia yang setia. Setia menyangkal diri, setia memikul salib, itu manusia Yesus.
Bagaimana dengan respon apa yang sudah kita terima ini? Jadilah suatu kehidupan yang setia di hadapan TUHAN.
 
Perincian tentang: MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Yang kedua.
Ibrani 4:15
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
 
Sebagai Imam Besar agung, ia telah merasakan kelemahan-kelemahan manusia, sebab Ia telah menjadi manusia.
Jadi Yesus harus menjadi manusia sebagai Imam Besar, untuk apa? supaya Ia bisa merasakan kelemahan-kelemahan manusia itu sendiri.
Tidak ada artinya seorang hamba TUHAN dalam pelayanannya, kalau dia tidak mengerti kelemahan orang lain, kalau tidak merasakan kelemahan orang lain, kalau dia hanya sibuk bicara tentang teori kemakmuran, pengajaran prosperity.
 
Kemudian perhatikan baik-baik, “… Ia telah dicobai hanya tidak berbuat dosa.”
Ibrani 5:1
(5:1) Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
 
Imam itu harus menjadi pengantara antara manusia dengan Allah, dengan kata lain harus menjadi pendamaian terhadap dosa manusia.
Konsekuensinya; rela menjadi korban, rela mempersembahkan persembahan dan korban bakaran karena dosa manusia.
 
Ibrani 5:2
(5:2) Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
 
Kemudian tugas dari seorang imam adalah; ia harus mengerti antara lain;
-          Orang-orang yang jahil.
-          Orang-orang yang sesat.
Berarti tidak membiarkan orang dalam dosa jahil, kemudian tidak membiarkan orang dalam kesesatannya. Peduli dengan orang jahil, peduli dengan orang yang sesat.
 
Kalau hamba TUHAN sibuk dengan teori kemakmuran, pengajaran prosperity, mau sesat, mau dalam kebingungan, dia tidak perlu, dibiarkan, biarpun jemaatnya seorang rentenir akan dibiarkan, yang penting uang. Biar sidang jemaatnya sudah nikah berkali-kali, tetap saja dipercayakan untuk melayani, ia tidak peduli dengan kesesatan, tidak peduli dengan orang jahil.
Tetapi seorang imam besar, seharusnya ia mengerti keadaan dari orang-orang jahil, orang-orang sesat.
 
Ibrani 5:7
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
 
Dari pembacaan ini, jelas sebagai Imam Besar Agung, Ia telah mengadakan pendamaian terhadap dosa.
Konsekuensinya; Dia rela menjadi korban, untuk memperdamaikan dosa manusia.
Kita bersyukur kepada TUHAN, Ia telah mengosongkan diri untuk menjadi sama dengan manusia.
Singkat kata, dari perincian tentang menjadi sama dengan manusia adalah memahami orang lain, mengerti orang lain, itu maksud dan tujuan sehingga ia harus menjadi dengan manusia.
 
Jadi, kita ini sebagai manusia harus mau mengerti satu dengan yang lainnya, mau memahami peduli dengan sesama, kecuali kalau rupanya hewan, binatang, yang tidak perlu peduli dengan sesama manusia. Tetapi kalau rupa kita sama dengan manusia, berarti harus mengerti, harus memahami.
Kalau Yesus datang ke dunia ini hanya sebagai Tuhan 100%, tidak menjadi manusia 100%, maka Dia tidak akan memahami tentang kemanusiaan. Tetapi Yesus adalah Allah 100%, tetapi Dia juga manusia Ilahi 100%. Itu sebabnya, Dia memahami orang jahil, memahami orang-orang yang sesat.
 
Demikianlah pribadi Yusuf…
Kejadian 45:1-2
(45:1) Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.  (45:2) Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
 
Setelah orang-orang Mesir itu diusir dari empat itu, tidak ada lagi orang lain di situ, kecuali dia dengan saudara-saudaranya, menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seizin Istana Firaun.
 
Tangisan dari pada Yesus jelas terlihat di dalam Matius 23, bagaimana pelayanan dari pada ahli Taurat, orang Farisi, yang hanya mementingkan dirinya sehingga banyak orang yang disesatkan. Mereka itu menobatkan satu orang. tetapi dibuatnya dua kali lipat lebih jahat dan akhirnya diakhiri dengan keluhan Yesus sebagai Kepala gereja.
Dia tampil seperti induk ayam, yang berusaha mengumpulkan anak-anaknya, tetapi anak-anaknya itu mengambil jalannya masing-masing, itulah keluhan Yesus terhadap Yerusalem, itulah tangisan Yesus terhadap Yerusalem.
Demikianlah Yusuf dia menangis sejadi-jadinya.
 
TUHAN Yesus sedang menangis melihat keberadaan manusia sekarang ini, terlalu banyak orang Kristen mengaku dirinya sebagai anak TUHAN, mengaku dirinya sebagai orang yang percaya, tapi sedikitpun tidak mau mengerti isi hati TUHAN. Ini tangisan TUHAN, ini keluhan TUHAN, terhadap Yerusalem.
 
Kejadian 45: 3
(45:3) Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
 
Nanti semua orang akan meratapi Dia, orang yang menikam Diapun akan meratapi Dia.
Betapa hebatnya TUHAN membuat orang bertobat, betapa hebatnya TUHAN membuat orang menjadi takut dan gemetar menghadapi kedatangan Dia.
 
Apa buktinya, apa ciri orang yang takut dan gentar menghadapi kedatangan TUHAN? Saat ini dia bertekun dan setia menyangkal diri dan memikul salibnya.
 
Kejadian 45:4
(45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
 
Dalam Filipi 2:1; di dalam Kristus ada persekutuan.
 
Kejadian 45:5
(45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Yusuf mengerti rencana TUHAN di dalam dirinya, didalam hidupnya, sebab sudah sangat jelas dari ungkapan ini; “janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini.” Ungkapan berikutnya; “untuk memelihara kehidupanlah, Allah menyuruh aku mendahului kamu.” Yusuf sangat peduli keselamatan jiwa dari saudara-saudaranya,
 
Tuhan itu peduli, Dia mengerti akan segala persoalan yang kita hadapi.
 
Kejadian 45:6-7
(45:6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
“Sebagian besar akan tertolong.”
Yusuf tidak hanya peduli dengan dirinya, melainkan dia peduli tentang keselamatan jiwa-jiwa saudara-saudaranya.
Inilah pribadi Yusuf, itu sebabnya dia memberi nama kepada anak laki-laki yang sulung; Manasye, artinya; dia telah melupakan kesukaran-kesukarannya, kemudian melupakan rumah bapanya.
Kita melihat arti kedua ini dari satu sisi, kita akan katakan; “Yusuf ini anak durhaka”, karena dia melupakan rumah bapanya. Tetapi kita tidak boleh melihat rencana-rencana TUHAN yang dinyatakan di dalam diri kita, dalam satu sisi, dalam satu sudut pandang, tetapi kita harus melihat dari sudut pandang yang lain, sudut pandang perspektif, dimensi lain.
Dengan demikian, kita memiliki cara berpikir yang luas, tidak sempit, karena kerajaan surga itu luas.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang