KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 29, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 04 JULI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 04 JULI 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 4)
 
Subtema: NABI-NABI PALSU MENGERJAKAN KUASA (PEKERJAAN) ANTIKRIS
 
Selamat malam. Salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh kemurahan TUHAN, kita masih diizinkan oleh TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, semua karena kemurahan TUHAN. Kita bersyukur, karena situasi kondisi yang ada, maka mau tidak mau, pemerintahan kita mengeluarkan peraturan PPKM, dimulai dari tanggal 3 Juli sampai dengan tanggal 20 Juli. Kita berdoa, supaya ibadah ini terus berlangsung, bahkan sampai TUHAN dipermuliakan.
Sebenarnya, tanda-tanda ini sudah jelas mengarah kepada antikris, sebab pada akhirnya nanti, satu kali masa, antikris akan berkuasa di atas muka bumi ini menjadi diktator ganas seperti binatang buas, secara khusus pada pertengahan tujuh masa -- yakni 3.5 (tiga setengah) tahun -- mereka berkuasa di atas muka bumi ini; pada saat itu, pembinasa keji ini akan menghentikan korban sehari-hari, dan tanda-tandanya sudah mulai terlihat.
Jadi, di mana pun anda berada, bukan saja sidang jemaat, secara khusus GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, maupun jemaat di Bandung dan di Malaysia, tetapi secara menyeluruh saya sampaikan kepada saudara yang sedang mengikuti pemberitaan Firman malam ini; waspadalah, mulai dari malam ini dan seterusnya, biarlah kita mulai sungguh-sungguh lagi menyerahkan diri kepada TUHAN, sungguh-sungguh menjalankan ibadahnya kepada TUHAN, supaya nyata nanti penyertaan, pembelaan, pertolongan, dan perlindungan dari TUHAN, baik dilindungi dari wabah Corona (virus Covid-19), termasuk varian-varian yang lebih ganas lagi. Darah salib menjadi pertolongan, sebab yang lain-lain tidak bisa kita harapkan, walaupun kita harus mensukseskan program pemerintah; di dalam nama TUHAN Yesus Kristus, saya menyatakan hal ini.
 
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya kiranya TUHAN bukakan rahasia Firman-Nya bagi kita malam ini.
 
Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu adalah dari Wahyu 13, dan sekarang kita memasuki berkat yang baru, yaitu Wahyu 13:12, setelah kita diberkati dari Wahyu 13:11, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi
Wahyu 13:11-12
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Binatang kedua yang keluar dari dalam bumi à  Nabi-nabi palsu.
Buktinya: Binatang itu kelihatannya bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi anehnya, ketika berbicara, ia berbicara seperti seekor naga, artinya; seluruh perkataan yang keluar dari mulut binatang itu didorong oleh Setan.
 
Prakteknya ada 2 (dua), Yang Pertama: Menyampaikan Firman yang ditambahkan.
Artinya; seorang hamba TUHAN menyampaikan satu dan dua ayat Firman TUHAN, lalu ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, dan silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya. Tujuan menyampaikan Firman yang ditambahkan ialah untuk memperlengkapi dan menyempurnakan satu dan dua ayat Firman yang disampaikan itu.
Sebetulnya, hal ini tidak masuk akal, karena Firman yang ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua tidak mungkin menyempurnakan ayat-ayat Firman Allah yang begitu suci dan sempurna, mulia dan agung, karena itu merupakan pribadi Yesus, Anak Allah sendiri. Tiadalah mungkin dongeng menyempurnakan pribadi Yesus Kristus yang agung dan mulia.
Misalnya: Satu atau dua ayat yang disampaikan ditambahkan dengan cerita si kancil, cerita si buaya, cerita si kura-kura, dan lain sebagainya. Memang, pemberitaan Firman semacam ini dapat memuaskan telinga si pendengar, sesuai dengan 2 Timotius 4:3-4.
 
Prakteknya ada 2 (dua), Yang Kedua: Menyampaikan Firman yang dikurangkan.
Artinya; pengajaran salib atau pengajaran Firman Allah yang benar dan murni diganti (dikurangkan) dengan 2 (dua) hal:
1.      Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin (harus kaya), atau jemaat tidak boleh sedikit tetapi harus banyak. Akhirnya, hal ini bertentangan dengan Firman TUHAN, kalau kita kaitkan dengan kisah Elia; dia hanya menghadapi satu jemaat dan satu anak Sekolah Minggu, berbanding terbalik dengan Musa, di mana dia menghadapi 2-3 juta sidang jemaat yang dipimpin dalam perjalanan di padang gurun untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan.
2.      Tanda-tanda heran atau sibuk mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadahnya. Kemudian, sibuk untuk mengadakan sensasi-sensasi, misalnya;
-          Jemaat diajar untuk ketawa-ketiwi dalam roh.
-          Jemaat diajar untuk rubuh-rubuh atau tumbang atau segera menjatuhkan diri ke lantai setiap kali hamba TUHAN itu menumpangkan tangannya ke sidang jemaat.
-          Bahkan jemaat diajar untuk muntah-muntah.
Hal ini diyakini sebagai manifestasi Roh Kudus, sebagai syarat untuk dipenuhkan oleh Roh Kudus. Jadi, sudah sangat bertentangan dengan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Ketika Firman yang dikurangkan diterapkan di tengah ibadah pelayanan, nampaknya memang sungguh dahsyat, sebab dapat menyedot perhatian seantero dunia.
Misalnya; ajaran ibadah pelayanan dari Toronto Blessing, di mana sidang jemaat diajar muntah-muntah, sidang jemaat rebah rubuh ke lantai, sidang jemaat diajar sampai ketawa-ketiwi. Rupanya ajaran Toronto Blessing yang sampai ke Indonesia itu diadopsi oleh hamba-hamba TUHAN yang tidak mempunyai pengalaman, dan menerapkannya di Indonesia; itu tidak masuk di akal. Tetapi kita di hari-hari terakhir ini, harus sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran yang benar dan murni.
 
Hal ini berkali-kali saya sampaikan, supaya umat TUHAN di atas muka bumi ini betul-betul paham tentang ajaran dari guru-guru palsu, nabi-nabi palsu dalam 2 (dua) praktek:
-          Yang pertama: Ditambahkan.
-          Yang kedua: Dikurangkan.
 
Sekarang, kita akan melihat PRAKTEK FIRMAN YANG DIKURANGKAN, dalam Injil Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
 
Nabi-nabi palsu (guru-guru palsu) disebut juga dengan serigala berbulu domba. Mereka hadir dengan sebuah penyamaran, tampil seperti anak domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas (serigala yang ganas).
 
PRAKTEK FIRMAN YANG DITAMBAHKAN.
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
 
Nabi-nabi palsu sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara dalam setiap kali mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah dalam sebuah penggembalaan mereka.
1.      Sibuk bernubuat atau menyampaikan Firman TUHAN.
2.      Sibuk mengusir Setan.
3.      Sibuk mengadakan banyak mujizat.
Ketiga perkara itu semua dilakukan “demi nama TUHAN”, bukan demi nama siapa-siapa.
 
Namun, kita perhatikan ayat 23.
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Tetapi kenyataannya, sekalipun mereka sibuk mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib, namun pada hari TUHAN, pada saat itu TUHAN berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” Kemudian, TUHAN kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Singkatnya: Nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu -- disebut serigala berbulu domba --, nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, tidak terdaftar di dalam Kerajaan Sorga. Itu sebabnya, selanjutnya Yesus berkata kepada mereka: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”, dengan lain kata; keluar dari dalam Kerajaan Sorga. Awalnya, mereka sudah berada di dalam Kerajaan Sorga, awalnya sudah ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi rupanya, pelayanan mereka tidak berkenan kepada TUHAN, sebab TUHAN berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
 
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan berarti setelah melakukan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN atau menyerukan nama TUHAN lalu masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 
Bukan berarti kalau sibuk mengadakan Firman yang dikurangkan di tengah ibadah dan pelayanan lalu masuk dalam Kerajaan Sorga, tetapi sebaliknya, siapa yang melakukan kehendak Bapa di Sorga, dialah yang berkenan dan berhak untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, sesuai dengan Injil Matius 26:42, Yesus harus minum cawan Allah, Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, dengan demikian; jadilah kehendak Allah, atau kehendak Allah terlaksana oleh karena sengsara salib.
Singkat kata: Penghubung langit dengan bumi adalah sengsara salib, kehendak Allah Bapa, bukan Firman yang dikurangkan, bukan mujizat-mujizat, bukan tanda-tanda heran, bukan sensasi-sensasi. Saya berharap, saudara semakin bijaksana dan semakin dewasa menyikapi Firman Allah yang kita terima malam ini.
 
Tetapi, konsekuensi yang akan diterima oleh guru-guru palsu tersebut ialah hukuman sudah tersedia bagi mereka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam Wahyu 22:18-19.
 
Sekarang, kita akan memasuki berkat yang baru. Kita berdoa, kiranya permohonan kita naik di hadirat TUHAN, sehingga TUHAN membukakan firman-Nya dan meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Kita akan memasuki berkat yang baru, yaitu Wahyu 13:12 bagian A.
 
Wahyu 13:12A
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Artinya, binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi -- yakni nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu, atau pemimpin-pemimpin rohani yang palsu -- akan mengerjakan seluruh kuasa (pekerjaan) dari binatang yang pertama, yakni antikris -- secara rinci terdapat di dalam Wahyu 13:1-7 --.
 
Mari kita simak Wahyu 13:1-7 ayat per ayat, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Binatang yang pertama, yang keluar dari dalam laut à Antikris.
Singkatnya: Antikris keluar dari dalam laut atau air yang banyak.
 
Kita akan melihat AIR YANG BANYAK, di dalam Wahyu 17.
Wahyu 17:1-3,15
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." (17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:15) Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
 
Laut atau air yang banyak, itulah bangsa-bangsa atau rakyat banyak, yang berasal dari berbagai-bagai kaum bahasa dan bangsa di bumi ini, namun yang hatinya telah diduduki (telah dikuasai) oleh perempuan Babel -- yang disebut pelacur besar itu --, dengan kata lain; hati mereka telah melacur = berzinah atau menduakan hati TUHAN
 
Pertanyaannya: Bagaimana caranya sehingga hati bangsa-bangsa atau hati orang banyak diduduki perempuan Babel?
Jawabnya akan kita lihat dalam Wahyu 17:4.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Jawabnya: Cara sehingga hati bangsa-bangsa (orang banyak) diduduki oleh perempuan Babel itu dapat dilihat dari tampilan dari perempuan Babel.  
 
Tampilan dari perempuan Babel, ditampilkan dengan 2 (dua) hal:
YANG PERTAMA: Perempuan Babel itu memakai kain ungu dan kain kirmizi.
Menunjukkan bahwasanya perempuan Babel itu seolah-olah berada di tengah-tengah ibadah pelayanan, yang ditandai dengan;
1.      Pakaian ungu à Kemuliaan.
2.      Pakaian kirmizi à Tanda sengsara.
Pendeknya; seolah-olah perempuan Babel ini dipermuliakan oleh TUHAN sesudah melewati sengsara.
 
Kemudian, adapun pakaian dari perempuan Babel itu dihiasi dengan emas, permata, dan mutiara, artinya; seolah-olah perempuan Babel itu diperlengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus.
Perhatikan baik-baik: Tipuan semacam ini akan mudah untuk memperdayakan lautan dunia ini, memperdayakan orang banyak dunia ini.
 
Tampilan dari perempuan Babel, ditampilkan dengan 2 (dua) hal:
YANG KEDUA: Di tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas.
Menunjukkan; seolah-olah perempuan Babel itu mempersembahkan persembahan ukupan kepada TUHAN, dengan lain kata;  seolah-olah perempuan Babel (perempuan sundal) memimpin ibadah-ibadah orang banyak (atau bangsa-bangsa) dalam suatu ibadah yang digiring pada puncaknya, yakni doa penyembahan.
 
Sekarang, kita akan bandingkan dengan Imam Besar Agung ketika memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini.
Wahyu 8:3A
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
 
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas atau cawan emas. Jelas, malaikat ini menunjuk pribadi Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini, dengan kata lain; ketika Imam Besar Agung tampil di tengah-tengah ibadah pelayanan, Ia tampil untuk melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa-dosa umat-Nya.
 
Wahyu 8:3B-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 
Sebagai Imam besar Agung, Yesus tampil untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai pada puncak ibadah, yakni doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah.
Pendeknya: Puncak ibadah di bumi adalah doa penyembahan yang akan membawa kita naik sampai ke takhta Allah, bagaikan asap dupa kemenyan naik di hadirat Allah.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan Matius 4, dengan perikop: “Pencobaan di padang gurun
Matius 4:3-10
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
 
Yesus dicobai oleh Iblis sebanyak 3 (tiga) kali:
-          Ayat 3-4, ujian yang pertama. Hal itu terkait dengan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci = Persekutuan yang mendalam dengan Yesus, Anak Allah, lewat Firman Allah dan perjamuan suci, sebab pada ayat 4 dengan jelas Yesus berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
-          Ayat 5-7, ujian yang kedua. Hal itu terkait dengan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian = Persekutuan yang erat dengan Allah Roh El Kudus dan menjadi terang, sebab pada ayat 5 kita melihat Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Bubungan Bait Allah, itulah menara gereja, menara yang paling tinggi, itu berbicara tentang persekutuan dengan Allah Roh-El Kudus dan menjadi terang.
-          Ayat 8-10, ujian yang ketiga. Hal itu terkait dengan Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah di atas muka bumi = Persekutuan yang kuat dengan kasih Allah Bapa.
 
Bukti bahwasanya doa penyembahan adalah puncak ibadah, pada ayat 8-9, di situ kita melihat; Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, dan dari sana, Iblis memperlihatkan kepada Yesus, semua kerajaan dunia dan kemegahannya. Kemudian, semuanya itu akan diberikan kepada Yesus, dengan syarat; Yesus harus sujud menyembah kepada Iblis.
 
Tetapi, mari kita melihat ayat 10, Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Dari jawaban ini, kita mengetahui dengan jelas, bahwasanya Yesus Kristus hidup di dalam penyembahan yang besar, sebab Ia terlepas dari daya tarik bumi; Ia tidak tertarik dengan kerajaan dunia dan kemegahan yang diperlihatkan oleh Iblis kepada-Nya. Hal itu dibuktikan dengan perkataan Yesus kepada Iblis, yaitu: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Dari jawaban ini, kita dapat mengetahui, bahwa Yesus benar-benar hidup di dalam doa penyembahan yang besar, sebagai puncak ibadah di atas muka bumi ini; Ia terlepas dari daya tarik bumi.
Kalau seseorang sudah hidup (berada) pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, maka ia akan terlepas dari daya tarik bumi, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah.
 
Di tangan saya ada pena; kalau pena ini saya lempar ke atas, maka pada akhirnya ia akan jatuh ke bawah. Termasuk segala perkara, kalau saya lempar ke atas, maka pada akhirnya akan jatuh ke bawah; sekalipun saya lempar sekuat-kuatnya ke atas, tetapi pada akhirnya akan jatuh ke bawah, karena adanya daya tarik bumi.
Tetapi ada satu perkara yang terlepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan; dia naik di hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah. Jadi, kalau ibadah kita sudah berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, maka tidak tergiur lagi, tidak tertarik lagi dengan daya tarik bumi, itulah kerajaan bumi dan kemegahan-kemegahan yang ada di bumi ini.
 
Jadi, jelas; Yesus adalah mezbah dupa besar; hidup di dalam doa penyembahan besar, untuk memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini.
 
Kemudian, mari kita memperhatikan ayat 1 dan 11.
Matius 4:1,11
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
 
Sebagai seorang hamba TUHAN, guru-guru, pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN, harus hidup dalam Roh Allah yang besar untuk menjaga tahbisan dari seorang hamba TUHAN. Dan TUHAN akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga hamba TUHAN tersebut, sehingga tahbisan hamba TUHAN tersebut tertuju kepada TUHAN, tidak kepada dunia dan kerajaannya, tidak tertuju kepada dunia dan kemegahannya, dengan lain kata; tidak tertarik lagi dengan daya tarik di bumi.
 
Pendeknya, kembali saya sampaikan: Puncak dari ibadah di atas muka bumi adalah doa penyembahan. Kuasanya ialah memimpin kita sampai ke takhta Allah. Sedangkan harta kekayaan tidak mampu membawa kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga; justru sebaliknya, dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, suatu kali nanti akan dihancurkan, diganti dengan langit dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
 
Bukti Yesus adalah Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai puncaknya.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Ada dua perkara yang kita temukan ketika Yesus mati di atas kayu salib:
-          Yang Pertama: Yesus berseru pula dengan suara nyaring = Penyahutan Yesus Kristus di hadapan Allah Bapa sebagai doa penyembahan.
-          Yang Kedua: Lalu Yesus menyerahkan nyawa-Nya = Penyerahan diri Yesus sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, tidak taat kepada kehendak yang lain -- tidak taat kepada kehendak daging dan keinginannya, tidak taat pada kehendak Setan dengan segala tipu muslihatnya --.
 
Pendeknya: Penyembahan, sama artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, bukan lagi kepada kehendak yang lain -- yakni daging dan Setan --.
Biarlah kita taat kepada kehendak Allah, berarti tidak lagi taat kepada kehendak daging, tidak taat kepada kehendak Setan; itulah kehidupan seseorang bilamana ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan. Inilah bukti bahwa Yesus memimpin ibadah-ibadah kita di atas muka bumi ini sampai kepada puncaknya; dan kita patut bersyukur kepada TUHAN.
 
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
 
Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Ini adalah suatu peristiwa yang ajaib; suatu peristiwa yang sangat mengherankan bagi kita sekaliannya, di mana tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
 
Mari kita lihat penggenapan Matius 27:51 ini di dalam Ibrani 10.
Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
 
Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung yang begitu mulia; Dia juga tampil sebagai Kepala atau Pemimpin Rumah TUHAN yang bertanggung jawab. Apa buktinya? Sebagai Imam Besar Agung dan Kepala rumah TUHAN yang bertanggung jawab, Ia telah mengalami perobekan daging, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga dengan demikian, Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup (kekal) bagi kita.
 
Jadi, sudah sangat jelas; asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN akan menembusi sampai ke takhta Allah, itulah yang membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN Yesus Kristus, Dia tampil sebagai Imam Besar Agung yang begitu mulia; Dia tampil sebagai Kepala Rumah TUHAN yang bertanggung jawab, Dia memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan, untuk selanjutnya membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Itu sebabnya, kalau kita beribadah di atas muka bumi ini, biarlah kiranya kita dipimpin oleh Imam Besar Agung dan dipimpin oleh Kepala Rumah TUHAN yang bertanggung jawab, sehingga ibadah ini betul-betul ibadah sorgawi dari Allah, bukan ibadah dengan cara ibadah bumi dan ibadah laut. Kalau TUHAN Yesus sebagai Imam Besar dan sebagai Kepala Rumah TUHAN yang bertanggung jawab tampil di tengah-tengah ibadah-ibadah di bumi ini, maka kita;
-          tidak akan mungkin menjalankan ibadah bumi, itulah ibadah dari pada nabi-nabi palsu.
-          Tidak mungkin menjalankan ibadah laut, itulah ibadah dari pada antikris.
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena kita menjalankan ibadah dengan pola Tabernakel sorgawi.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Wahyu 17.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara. Ini adalah tampilan yang pertama dari perempuan Babel (perempuan sundal), di mana ia;
-          Memakai pakaian dari kain ungu à kemuliaan.
-          Dan memakai kain kirmizi à sengsara salib.
Artinya; seolah-olah ia tampil di tengah-tengah ibadah dengan kemuliaan setelah melewati berbagai-bagai sengsara.
Kemudian, pakaian dari kain ungu dan kain kirmizi itu dihiasi dengan emas, permata dan mutiara; jadi, seolah-olah perempuan itu diperlengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, sehingga dengan demikian, cara ibadah pelayanan semacam ini mudah menyedot perhatian dari seantero dunia, menyedot perhatian lautan dunia (orang banyak yang datang dari berbagai suku dan kaum).
 
Kemudian, tampilan yang kedua dari perempuan Babel (perempuan sundal) ialah di tangannya ada suatu cawan emas.
Di tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas, tetapi isi dari cawan emas itu adalah;
1.      Segala kekejian.
2.      Segala kenajisan percabulannya.
 
Berbanding dengan malaikat yang kuat -- itulah pribadi Yesus Kristus, yang tampil sebagai Imam Besar agung dan mulia, melayani ibadah-ibadah di bumi -- di mana di tangannya ada cawan, tetapi kepada-Nya diberikan banyak kemenyan untuk selanjutnya dibakar; Dia Kepala rumah TUHAN yang bertanggung jawab, sebab Dia memimpin ibadah kita sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, untuk selanjutnya dibawa ke takhta Allah.
 
Kemudian, kita perhatikan ayat 5.
Wahyu 17:5
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
 
Kemudian, perempuan Babel itu dijuluki sebagai;
-          Ibu dari wanita-wanita atau gereja-gereja pelacur.
-          Ibu dari kekejian bumi.
Intinya: Cawan emas di tangan perempuan Babel itu, isinya ada 2 (dua):
1.      Segala kekejian.
2.      Kenajisan percabulannya.
 
Selanjutnya, kita akan mengikuti penjelasan dari kedua hal di atas.
Tentang: SEGALA KEKEJIAN.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Di sini kita melihat: Ketika antikris berkuasa di atas muka bumi ini, mereka akan menghapuskan korban sehari-hari, lalu menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
 
Korban sehari-hari yang dihapuskan, antara lain;
Yang Pertama: Korban sembelihan à Suatu ibadah dan pelayanan yang seharusnya dihubungkan dengan salib. Tetapi pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, korban sembelihan ini akan dihentikan; ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib akan dihentikan.
Yang Kedua: Korban santapan à Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni yang harus kita nikmati. Tetapi pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, mereka akan menghapuskan korban santapan, menghapuskan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, dengan demikian, tergenapilah Amos 8:11, di mana suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan, dan bukan kehausan akan air minum, melainkan lapar haus akan mendengarkan Firman TUHAN; sehingga pada saat itu, rebah dan lesulah anak-anak dara yang cantik serta rebah dan lesulah teruna-teruna, dan tidak akan bangkit-bangkit sampai selama-lamanya = Binasa. Tidak bangkit, berarti; mati, binasa, sampai selama-lamanya.
Oleh sebab itu, selagi hari masih siang -- artinya, selagi masih ada kesempatan untuk mengumpulkan Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni itu --, mari kita kumpulkan, kita hargai, kita junjung setinggi-tingginya. Mari kita hargai Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus (PPT).
Dan hal itu akan berlangsung selama satu kali tujuh masa (satu kali tujuh tahun) yang memuncak pada pertengahan tujuh masa yang kedua, yakni 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya pembinasa keji (antikris) akan berdiri di tempat kudus.
 
Kembali kita membaca Wahyu 17.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Sekarang, marilah kita melihat isi yang kedua dari cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel, yaitu kenajisan percabulannya.
 
Tentang: KENAJISAN PERCABULAN.
Orang yang berlaku cabul, jelas itu adalah kehidupan yang dikuasai oleh roh najis. Mari kita melihat, siapakah orang yang seperti itu di dalam Ibrani 12.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Kenajisan percabulan = Nafsu rendah.
Contoh: Esau berani menjual hak kesulungannya demi sepiring sop kacang merah; ini berbicara tentang kenajisan percabulan. Setiap orang yang hidup di dalam kenajisan percabulan, menunjukkan bahwa dia hidup di dalam nafsu yang rendah.
 
Kejadian 25:34
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
 
Esau menjual hak kesulungannya demi semangkok kacang merah, menunjukkan bahwa; Esau memandang ringan hak kesulungan, itulah ibadah dan pelayanan.
 
Sekarang, kita akan melihat bagaimana sisi kehidupan Esau dan Yakub dari sejak rahim ibunya -- itulah Ribka --, dan sampai akhirnya keduanya (Esau dan Yakub) dilahirkan oleh Ribka.
Kejadian 25:25-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
 
Di sini kita melihat; sisi hidup Esau sangat berbeda sekali dengan sisi hidup Yakub.
-          Sisi hidup dari ESAU: Esau lahir dengan tubuhnya berwarna merah, kemudian seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu, nampaknya begitu indah.
-          Sedangkan dari sisi YAKUB: Yakub lahir dengan bersih, klimis, tidak ada apa-apa, tetapi lihatlah; ketika ia lahir, tangannya memegang tumit Esau, artinya; ia sangat mendambakan hak kesulungan yang dimiliki Esau (abangnya), dia sangat mendambakan ibadah dan pelayanan. Lahir di bumi dengan tidak membawa apa-apa, tetapi mendambakan merindukan di tangannya ada ibadah, di tangannya ada pelayanan.
Jadi, sisi hidup Esau dan Yakub sungguh berbeda.
 
Saya juga seringkali memperhatikan orang-orang yang baru dibaptis, orang-orang yang lahir baru; sesudah dibaptis, apakah dia mendambakan ibadah dan pelayanan, atau apakah di tangannya ia memegang ibadah dan pelayanan? Hal itu langsung saya perhatikan.  Jangan sampai sidang jemaat setelah dibaptis, namun tidak nampak di tangannya memegang ibadah dan pelayanan.
Tetapi lihatlah, sisi hidup kedua kakak beradik ini; sungguh bertolak-belakang.
-          Esau tubuhnya berwarna merah dan berjubah bulu; nampaknya indah.
-          Sedangkan Yakub lahir bersih, klimis, tidak ada apa-apa, tetapi luar biasa; tangannya memegang tumit Esau.
 
Anak-anak TUHAN, sidang jemaat, keluarga Allah (keluarga besar) GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, peganglah ibadah dan pelayananmu. Dambakanlah suatu ibadah dan pelayanan selama engkau hidup di atas muka bumi ini, selama hayat dikandung badanmu. Rindukanlah ibadah dan pelayanan dengan rindu yang mendalam di mil-mil perjalanan rohani kita di akhir zaman ini.
 
Kita lanjut memperhatikan sisi hidup Esau dan Yakub.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
 
Sisi hidup ESAU: Seorang yang pandai berburu daging. Ada 15 (lima belas) perbuatan-perbuatan daging di dalam Galatia 5:19-21. Ciri-ciri orang yang sibuk berburu daging ialah suka tinggal di padang.
 
Mari kita lihat padang dunia ini di dalam suratan 1 Yohanes.
1 Yohanes 2:15-17
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (2:17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
 
Semua yang ada di dalam padang dunia ini, antara lain;
1.      Keinginan daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
2.      Keinginan mata.
3.      Keangkuhan hidup.
Dan ketiga hal tersebut tidaklah berasal dari Bapa, melainkan berasal dari dunia. Itulah kehidupan dari sisi Esau.
 
Sekarang, kita akan melihat dari sisi YAKUB: Yakub adalah seorang yang tenang, berarti; tidak gelisah, tidak takut, tidak kuatir soal apa yang akan dimakan, yang akan diminum, dipakai, tidak kuatir soal masa depan.
Kemudian, orang yang tenang dapat menguasai diri, sebab dia hidup dalam doa penyembahan, sesuai dengan 1 Petrus 4:7, Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, tujuannya adalah supaya kamu dapat berdoa. Adapun tingkatan-tingkatan doa, sesuai 1 Timotius 2:11 adalah:
1.      Yang pertama ialah doa permohonan; memohon atau meminta-minta apa saja.
2.      Tingkatan yang kedua adalah doa syafaat.
3.      Tingkatan doa yang ketiga ialah ucapan syukur.
4.      Kemudian, puncak doa adalah doa penyembahan.
Jadi, supaya kita dapat berdoa dan sampai kepada puncaknya, maka jadilah tenang, berarti; tidak takut, tidak kuatir akan masa depan, tidak kuatir akan apa yang akan diminum, dimakan, dipakai, dengan demikian; kita mampu untuk hidup dalam doa dan sampai pada puncak doa, itulah doa penyembahan. Itulah Yakub. Demikianlah perbedaan antara Yakub dan Esau.
 
Ciri-ciri kehidupan yang tenang ialah suka tinggal di kemah.
Kalau kita perhatikan nubuatan Yesaya 2:2-3, gunung Sion disebut juga rumah Allah Yakub. Di dalam rumah Allah Yakub ada 2 (dua) hal:
1.      Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
2.      Ibadah dan pelayanan dari Yerusalem.
Itulah orang yang tenang.
 
Selanjutnya, kita perhatikan Kejadian 25:28.
Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Kita tidak hanya membutuhkan kasih sayang dari TUHAN, tetapi yang terutama kita butuhkan dari TUHAN adalah kasih setia TUHAN. Tidak cukup hanya kasih sayang dari TUHAN, tetapi kita butuh kasih setia TUHAN.
 
Lihatlah; Ishak sayang kepada Esau hanya karena Esau senantiasa membawa daging buruannya. Pendeknya; sayang itu hanya sebatas hubungan daging.
Tetapi Ribka kasih kepada Yakub, apa maksudnya? Mari kita lihat nubuatan ini yang juga dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 9.
 
Roma 9:11
(9:11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, -- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya --
 
Perhatikan: Panggilan dan pilihan itu sudah ditentukan oleh TUHAN dari sejak rahim ibu, dengan lain kata; kita dibentuk, kita ditenun oleh dua tangan TUHAN yang berkuasa dari sejak rahim ibu.
 
Roma 9:12-13
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," (9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
 
Allah sangat mengasihi Yakub, Allah sangat mengasihi gunung Sion, sebab di dalam gunung Sion ada 2 (dua) perkara;
1.      Pengajaran Firman Allah.
2.      Pelayanan dari Yerusalem.
 
Jadi, dari sejak lahir, sudah terlihat; sekalipun Yakub klimis, bersih, tidak ada apa-apanya, tetapi tangannya memegang tumit Esau. Yang sudah dilahirkan kembali lewat baptisan air -- bayangan dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya --, maka hak kesulungan -- itulah ibadah dan pelayanan sudah harus nyata di tanganmu. Ibadah pelayanan itu engkau harus rindukan, engkau dambakan di dalam perbuatan -- itulah tanganmu --. Jangan sampai sudah dibaptis, sudah lahir baru, tetapi tangan kananmu tidak memegang tumit, hanya karena tangan kirimu sibuk memegang perkara-perkara duniawi.
Itulah arti (wujud) dari Ribka kasih kepada Yakub.
 
Roma 9:14
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
 
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Jawabnya adalah “Allah adil”. Mustahil jika Allah tidak adil.
 
Roma 9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
 
TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa Ia mau menaruh belas kasih. TUHAN bermurah hati kepada siapa Ia mau bermurah hati. Jadi, semata-mata kita menjalankan ibadah ini bukan karena hasil usaha. Ibadah ini tidak kita kerjakan dengan kekuatan kita, tetapi ibadah ini kita kerjakan dengan segenap penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah = doa penyembahan; itulah kemurahan hati TUHAN.
 
Kita sudah melihat, bahwa di dalam Wahyu 13:12, Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankan oleh binatang yang kedua -- itulah guru-guru palsu -- di depan mata antikris, dan kita sudah melihat pekerjaan dari antikris pada Wahyu 13:1, binatang yang pertama, yang keluar dari dalam laut, itulah antikris. Jadi, laut, itulah air yang banyak, sudah dijelaskan tadi.
Kita akan melihat pekerjaan dari antikris yang selanjutnya dikerjakan oleh guru-guru palsu di depan mata antikris itu sendiri. Kita berdoa, supaya TUHAN tolong dan berkati kita kembali mengenai pekerjaan dari antikris yang akhirnya dikerjakan oleh guru-guru palsu, pemimpin-pemimpin rohani yang palsu, dan itu sudah sedang terjadi di hari-hari terakhir ini.  
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang