KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 30, 2019

KEBAKTIAN PERSEKUTUAN: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) KARIMUN, 24 Juli 2019 (Sesi 1)



KEBAKTIAN PERSEKUTUAN: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) KARIMUN,
24 Juli 2019 (Sesi 1)

Tema: DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN (Kisah Para Rasul 13: 22)

Subtema: BERKENAN DI HATI TUHAN KARENA DENGAR-DENGARAN.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita, memenuhi ruangan ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Oleh sebab itu, mari kita mohon dengan segala kerendahan hati, kiranya Tuhan membukakan firman-Nya, kemurahan hati-Nya bagi kita sekaliannya, supaya kehadiran kita malam ini tidak menjadi sia-sia, seberapa pun kita yang hadir malam ini.

Saya mengucap syukur berterimakasih kepada Tuhan; oleh karena perkenanan Tuhan, kita telah dimungkinkan untuk melangsungkan Kebaktian Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) yang pertama kali diselenggarakan di Tanjung Balai, Karimun ini, semua karena kemurahan Tuhan.

Kami dari rombongan GPT “BETANIA” berjumlah 10 (sepuluh) orang bersama-sama melayani dengan saudara di tempat ini, semua karena kemurahan Tuhan. Kami berangkat pukul 02.30 WIB pagi tadi, Tuhan beri kesehatan, Tuhan beri kekuatan, fisik yang prima, semua karena kemurahan Tuhan.

Saya juga tidak lupa menyapa hamba-hamba Tuhan yang hadir, mulai dari Bp. Pdt. Sihombing, pertemanan kami berlangsung sampai hari ini, di manapun kami berada, beliau terus berada mendukung. Saya juga menyapa hamba-hamba Tuhan yang lain di Tanjung Balai, Karimun; Bp. Pakpahan bersama ibu, serta di tengah-tengah kita juga ada Pdt. El Roy Manalu, sahabat saya, juga bersama-sama malam ini Pdt. Yohanes Suyatno, dan juga hamba-hamba Tuhan yang lain yang tidak bisa saya sebut satu per satu, saya ucapkan terimakasih untuk perhatian saudara yang terus bersama-sama di dalam melayani pekerjaan Tuhan ini.
Kita semua saling melengkapi satu dengan yang lain. Saya tidak merasa lebih dari saudara, tetapi kita masing-masing diperlengkapi oleh Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan bagi kita.
Terimakasih kepada panitia GSJP di Tanjung Balai, Karimun yang sudah menyelenggarakan acara ini, Tuhan memberkati saudara, Tuhan membalaskan berlipat-lipat ganda.

Tema yang akan kita perhatikan malam ini, sudah terpampang di hadapan saudara, yaitu dari Kisah Para Rasul 13: 22,Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku.
Kisah Para Rasul 13: 22
(13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Singkatnya: Daud berkenan di hati Tuhan.

Berkaitan dengan itu, segera saja kita melihat; PERISTIWA BAGAIMANA DAUD BETUL-BETUL BERKENAN DI HATI TUHAN.
1 Samuel 16: 1, 3, 5-13
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." (16:3) Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu." (16:5) Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. (16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:10) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." (16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." (16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." (16:13) Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Dari semua anak-anak Isai, Daudlah yang dipilih Tuhan menjadi raja atas Israel.

Kita baca kembali ayat 6-9.
1 Samuel 16: 6-9
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." (16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."

Awalnya Isai memperlihatkan ketiga anak-anaknya yang tertua;
-       Yang pertama; Eliab.
-       Yang kedua; Abinadab.
-       Yang ketiga; Syama.
Lalu Samuel berpikir bahwa Tuhan akan memilih salah satu dari ketiganya, tetapi kenyataannya: Tuhan menolak ketiga-tiganya, bahkan sampai kepada anak Isai yang ketujuh. Mengapa demikian? Sebab manusia melihat apa yang di depan mata, yaitu paras yang menarik (rupawan), dan melihat perawakan yang tinggi, terlihat gagah, hebat dan kuat, tetapi Tuhan melihat hati.
Pendeknya: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah.

Sebelumnya, Daud tidak masuk hitungan, sebab yang dikuduskan tadi hanyalah anak pertama sampai anak ketujuh, Daud tidak ada di situ. Tetapi justru pilihan itu jatuh kepada Daud.

Pertanyaannya: MENGAPA DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN? MENGAPA TUHAN MEMILIH DAUD?
Kisah Para Rasul 13: 22
(13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Kalau Daud berkenan di hati Tuhan, itu karena “Daud melakukan segala kehendak Tuhan”, dengan lain kata; mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan.
Jadi, bukan karena pekerjaan kita banyak, bukan karena persembahan dan korban kita banyak, bukan, tetapi karena dia melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.

1 Samuel 13: 14
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Tuhan memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan Tuhan menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, yaitu Daud.
Samuel mengatakan hal itu kepada Saul, karena Saul tidak mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya.

Sekarang kita akan memeriksa; APA YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA SAUL?
Ada dua perintah Tuhan kepada Saul.
YANG PERTAMA.
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Saul diurapi untuk menjadi raja atas umat Israel, maka sebagai yang diurapi, sebagai tampuk pimpinan, Saul harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.

1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

Setelah diurapi, selanjutnya Samuel memerintahkan Saul untuk pergi ke Gilgal dan ia akan menunggu Samuel tujuh hari lamanya, sebab Samuel akan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Tujuannya: Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Saul di dalam rangka penyelamatan umat Israel atas musuh-musuh di sekitarnya.
Ini adalah perintah yang pertama yang harus dilakukan oleh Saul. Itulah tugas seorang pemimpin, tampuk pimpinan; bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat-Nya dari musuh-musuh di sekitarnya, itu sebabnya Tuhan mengurapi Saul.
Pendeknya: Di dalam 1 Samuel 10: 8, Saul menerima perintah/Saul mendapat perintah dari Samuel.

Sekarang, mari kita melihat; PELAKSANAANNYA.
1 Samuel 13: 5-9
(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:6) Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab rakyat memang terdesak -- maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; (13:7) malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar. (13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (13:9) Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.

Saul tidak menunggu Samuel, sebaliknya; Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan itu kepada Tuhan. Berarti Saul tidak mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya, Saul tidak melakukan kehendak Allah, menunjukkan bahwa; Saul tidak dengar-dengaran.

“Kalau seorang imam, seorang pelayan Tuhan (hamba Tuhan) tidak dengar-dengaran di hadapan Tuhan, maka ia suka mendahului kehendak Tuhan.”
Sementara keberhasilan dari seorang pelayan Tuhan (hamba Tuhan) tidak dilihat dari pekerjaannya yang banyak, tidak dilihat dari korban dan persembahannya yang banyak, tetapi letak keberhasilan dari seorang hamba Tuhan, (seorang pelayan Tuhan/seorang imam) di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan adalah dengar-dengaran.
Biar seorang imam melakukan banyak pekerjaan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi jikalau ia tidak memiliki roh dengar-dengaran, ia tidak berkenan di hati Tuhan.

Hosea 8: 1
(8:1) Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.

Bangsa Israel melangkahi perjanjian Tuhan dan mendurhaka terhadap pengajaran Tuhan, dengan lain kata; bangsa Israel tidak dengar-dengaran.

Hosea 8: 2-3
(8:2) Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!" (8:3) Israel telah menolak yang baik -- biarlah musuh mengejar dia!

Kalau tidak dengar-dengaran, biar kita berseru-seru; Tuhan tidak akan mendengar seruan doa.
Sidang jemaat juga harus perhatikan firman ini dengan sungguh-sungguh. Firman ini bukan hanya untuk hamba Tuhan, tetapi juga kepada setiap kita yang hadir malam ini.

Hosea 8: 4
(8:4) Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.

Perhatikan kalimat:
-       Bangsa Israel telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan Tuhan.
-       Bangsa Israel mengangkat pemuka, tetapi tanpa setahu Tuhan.
Mengapa demikian? Karena mereka tidak dengar-dengaran.
Orang yang tidak dengar-dengaran; suka mendahului kehendak Tuhan.

Jangan kita ukur kelayakan pelayanan kita dengan persembahan yang banyak. Yang pasti, jika seorang hamba Tuhan  tidak dengar-dengaran, sebanyak apapun korban yang telah dipersembahkan, ia tidak berkenan kepada Tuhan, sehingga Saul pun tidak berkenan di hati Tuhan.
Malam ini secara khusus kita akan melihat PRIBADI SAUL, sebagai perbandingan dari pribadi Daud sebagai pribadi yang berkenan di hati Tuhan.

Hosea 8: 11
(8:11) Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.

memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa”, artinya; pelayanan yang banyak justru memperbanyak dosa, kalau seorang hamba Tuhan tidak dengar-dengaran.

Ayo, kita belajar dari apa yang sudah kita dengar malam ini. Biarlah sudut pandang, cara berpikir, mindset yang lama, diubahkan oleh firman Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.

Mari kita kembali membaca 1 Samuel 13.
1 Samuel 13: 10-13
(13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran." (13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.

Samuel memerintahkan Saul untuk pergi ke Gilgal, dan ia akan menunggu Samuel tujuh hari lamanya, sebab Samuel akan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, tujuannya; untuk mengetahui kehendak Tuhan di dalam rangka menghadapi Filistin, musuh-musuh di sekitarnya.
Berarti; kita tidak bisa menghadapi musuh dengan mengandalkan kemampuan kita.

Sekarang kita melihat Keluaran.
Keluaran 28: 30
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.

Urim dan Tumim, dua batu undian, ada dalam tutup dada pernyataan keputusan pada baju efod yang dipakai oleh seorang imam besar. Kegunaannya: Untuk mencari kehendak Tuhan.

Berarti ketika Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, menunjukkan bahwa Saul megabaikan Urim dan Tumim, dengan kata lain; mengabaikan kehendak Tuhan. Orang yang mengabaikan kehendak Tuhan; ia lebih suka mengandalkan kemampuannya, kekuatannya, pengertiannya, seperti Saul.
Berarti, hukum Taurat itu sangat melekat sekali di dalam dirinya, dengan demikian; Saul tidak hidup di dalam kasih karunia dan kemurahan Tuhan.

Hukum Taurat, menunjuk; perjanjian yang pertama, artinya; ibadah dan pelayanan yang dijalankan bersifat Taurat atau bersifat lahiriah.
Contoh ibadah Taurat: mulut memuliakan Tuhan, mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama dengan; tubuh jasmani dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi manusia batiniahnya (manusia dalamnya, manusia rohaninya) tidak dipersembahkan kepada Tuhan.

Lebih jauh kita melihat tentang; URIM & TUMIM.
Keluaran 28: 30
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.

Posisi dari Urim dan Tumim ada di atas jantung imam besar, dan imam besar itu harus tetap membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya di hadapan Tuhan.

Yesus, Anak Allah, Dia Imam Besar yang telah mengadakan pendamaian terhadap dosa. Kemudian seorang prajurit  menombak lambung Yesus sampai menembusi jantungnya, segera mengalir keluar darah dan air.
Seorang imam besar, seorang hamba Tuhan membawa keputusan untuk sidang jemaat di atas jantungnya.

Tetapi tadi kita melihat: Saul menganggap enteng kehendak Tuhan, dia lebih mengandalkan kekuatannya di dalam melayani pekerjaan Tuhan, sehingga Saul tidak berkenan di hati Tuhan. Sekalipun pekerjaannya banyak, korban dan persembahannya banyak, tetap saja Saul tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Dia berpikir setelah dia melakukan pekerjaan yang banyak itu, sebagaimana dengan apa yang kita kerjakan malam ini, kita merasa kita sudah hebat, tetapi kalau kita tidak dengar-dengaran, Samuel berkata:  Perbuatanmu itu bodoh”, apa yang engkau lakukan itu tidak ada artinya.

Ketika Saul mengabaikan kehendak Tuhan, menunjukkan bahwa; Saul mengabaikan Yerusalem baru, kota segiempat, sebab tutup dada pernyataan keputusan itu bentuknya segiempat, di situlah ditaruh Urim dan Tumim di atas jantung hati seorang imam besar itu. Mengabaikan Yerusalem baru, kota segiempat, selama seribu tahun berada pada Allah, dekat dengan hati-Nya, kelak turun ke atas bumi yang baru, sesuai dengan Wahyu 21: 2, 9-10.
Pendeknya: Saul bukanlah jantung hati Tuhan, dengan lain kata; Saul tidak berkenan di hati Tuhan.

Ciri-ciri tidak berkenan di hati Tuhan.
1 Samuel 13: 5-6
(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:6) Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit -- sebab rakyat memang terdesak -- maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
1 Samuel 13: 11-12
(13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."

Saul bertindak sesuai dengan apa yang dia lihat dan apa yang dipikirkan oleh manusia daging.
Saul tidak melihat (tidak memandang) kepada salib dan tidak memikirkan hati Tuhan.
Itu yang membuat kita (orang Kristen) menjadi gagal; tidak dengar-dengaran.

Memang tadi kita melihat bahwa musuh yang dihadapi Israel sebanyak pasir di tepi laut; menakutkan. Tetapi untuk menghadapi yang menakutkan ini tidak boleh menggunakan mata dan pikiran manusia daging. Kalau kita menggunakan mata dan pikiran, serta hati manusia daging, itu yang akan membuat kita ragu dan goyah.
Sebenarnya, di dalam melayani Tuhan; kita harus memikul salibnya dan senantiasa menyenangkan hati Tuhan.
Tetapi Saul justru hidup menurut perasaan manusia daging dengan segala egoismenya.

1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. (13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

Akhirnya: Tuhan tidak mengokohkan kerajaan Saul atas Israel, dan di sisi lain; Tuhan telah memilih Daud menjadi raja atas Israel.
Kalau tidak dengar-dengaran; seorang hamba Tuhan telah ditolak oleh Tuhan sekalipun dia tetap melayani Tuhan.

Di pasal 13, Saul telah ditolak. Tetapi jika kita melihat sampai pasal 17 pun, saat peperangan antara Israel dengan Goliat (Filistin), Saul masih tetap menjadi raja, tetapi sebetulnya Tuhan sudah memilih Daud.
Jadi, kalau kita tidak dengar-dengaran di dalam melayani Tuhan, Tuhan sebetulnya sudah menolak, sekalipun kita masih tetap berada di tengah-tengah ibadah pelayanan itu.
Hal ini harus diperhatikan, harus dicamkan dengan baik: Ukuran kelayakan kita untuk layak melayani Tuhan, bukan dari pengertian kita.

Sebetulnya, TUHAN TELAH MEMBERI JAMINAN KEPADA SAUL. Mari kita selidiki hal ini.
1 Samuel 10: 1B
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri: (10:2) Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu? (10:3) Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur. (10:4) Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari mereka. (10:5) Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi.

Tanda bahwa Tuhan telah mengurapi Saul sebagai raja, sebagai jaminan Allah bagi Saul.
TANDA PERTAMA: Saul merasakan kuasa dari kasih Allah, sebab ayah Saul tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi kuatir mengenai Saul (ayat 2). Ini adalah KASIH BAPA.

TANDA KEDUA: Saul merasakan kuasa dari FIRMAN ALLAH, sebab Saul telah menerima dua ketul roti (ayat 3-4)
Dua ketul roti, menunjuk; pemecahan roti sebanyak dua kali dalam Perjanjian Baru.
-       Pemecahan roti yang pertama: Lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang, sisa dua belas bakul.
-       Pemecahan roti yang kedua: Tujuh roti dan beberapa ikan untuk empat ribu orang, sisa tujuh bakul potongan roti.
Wujud pemecahan roti:
-       Wujud dari pemecahan roti yang pertama: Yesus, Anak Allah, menderita sengsara di atas kayu salib.
Tujuan dari sengara salib:
1.     Dosa kita ditanggung-Nya.
2.     Kuasa Iblis telah dipatahkan, sebab Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu.
3.     Musuh yang terakhir telah Ia kalahkan, yaitu maut.
-       Wujud pemecahan roti yang kedua: Yesus datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang sempurna.

Angka lima pada pemecahan roti yang pertama, menunjuk; korban Kristus.
Angka tujuh pada pemecahan roti yang kedua, menunjuk; kesempurnaan.

Lewat Pengajaran Mempelai  inilah, kita mengerti wujud pemecahan roti yang pertama dan wujud dari pemecahan roti yang kedua, dan kalau kita sudah mengerti wujud kedua pemecahan roti ini, mengapa kita ragu lalu akhirnya bertindak dengan kemampuan kita sendiri?

TANDA KETIGA: Saul merasakan kuasa dari ROH TUHAN sebab Saul akan kepenuhan bersama-sama dengan para nabi itu (Ayat 5)
Tanda kepenuhan itu; berubah menjadi manusia lain. Manusia lain, artinya; manusia dengan tabiat Ilahi, itulah pribadi Yesus Kristus.

Selanjutnya kita perhatikan ayat 7.
1 Samuel 10: 7
(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.

Apabila ketiga tanda itu terjadi kepada Saul, Samuel berkata: “lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu”, artinya; apa saja yang dapat kita kerjakan, kita kerjakan saja untuk Tuhan, sebab Allah akan menyertai kita dengan ajaib.
Tuhan akan menyertai secara ajaib apa saja yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan, asal terlebih dahulu dengar-dengaran dan tiga tanda ini ada dalam kehidupan kita. Hal inilah yang membuat saya juga berani datang ke tempat ini. Semata-mata bukan karena keinginan saya, tetapi Tuhan taruh suatu beban di bahu saya untuk saya pikul bersama-sama dengan panitia penyelenggara di tempat ini.
Tetapi sayang, semua yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia diabaikan oleh Saul, akhirnya Tuhan menolaknya, Saul tidak berkenan di hati Tuhan.

Kita sudah melihat, bahwa; Saul mengabaikan perintah Tuhan yang pertama, sekarang kita akan melihat perintah Tuhan yang kedua; apakah Saul akan melakukannya atau justru menolaknya juga?

Ada dua perintah Tuhan kepada Saul.
YANG KEDUA.
1 Samuel 15: 1-3
(15:1) Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN. (15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."

Sebetulnya Saul sudah ditolak oleh Tuhan di saat Saul menolak perintah Tuhan yang pertama, namun di sini kita melihat Samuel berkata kepada Saul: “Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN”
Berarti, Tuhan masih tetap berkemurahan kepada Saul. Berarti, sabarnya Tuhan dengan luar biasa masih berlaku atas Saul.
Demikian juga kepada kita; kesabaran Tuhan juga masih berlaku kepada kita masing-masing sampai malam ini. Jangan abaikan itu.

Perintah berikutnya yang harus dikerjakan oleh Saul:
-       Menumpas habis orang Amalek, mulai dari rajanya sampai rakyaknya, baik laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu,
-       sampai menumpas habis ternak mereka tanpa mengenal belas kasihan.
Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Saul. Kepercayaan itu masih berlaku atas Saul, suatu kesempatan yang harus kita gunakan.

Keluaran 17: 14
(17:14) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."

Untuk memasuki tanah perjanjian sebagai milik pusaka mereka, maka bangsa Israel akan; “menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit
Itu perintah Musa kepada Yosua, dan itu juga yang diperintahkan Samuel kepada Saul.

Lebih jauh kita melihat tentang perintah ini.
Ulangan 25: 17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; (25:18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Orang Amalek menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun, dan semua orang lemah pada barisan belakang bangsa Israel dihantam oleh Amalek.
Barisan belakang, menunjuk; orang yang letih lesu, berbeban berat. Tuhan sangat memperhatikan orang yang kecil dan hina, Tuhan sangat memperhatikan hamba Tuhan yang mau memikul salibnya.
Tetapi justru yang kecil dan hina itu dihantam oleh orang Amalek, itulah sebabnya perintah ini harus dilaksanakan oleh Saul.

Tadi kita sudah melihat perintah, sekarang mari kita lihat; PELAKSANAANNYA.
1 Samuel 15: 7-9
(15:7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir. (15:8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang. (15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.

Saul membiarkan Agag, raja Amalek, hidup, tetapi rakyatnya ditumpas dan mengambil binatang yang berharga dan tambun, tetapi binatang yang tidak berharga ditumpas habis. Berarti, Saul setengah hati melaksanakan firman itu.

Berdasarkan perintah Tuhan:
-       Agag, raja Amalek, hingga semua rakyatnya harus ditumpas habis.
-       Binatang yang tambun maupun yang kurus bangunnya juga harus ditumpas habis.
Tetapi justru yang terjadi:
-       Saul menyelamatkan Agag, raja Amalek, tetapi menumpas segenap rakyat Amalek.
-       Saul membiarkan rakyat itu mengambil binatang yang tambun dan menumpas yang kurus.
Inilah tanda bahwa Saul setengah hati dalam melakukan firman.

1 Samuel 15: 10-11
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (15:11) "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.

Pendeknya: Saul tidak melaksanakan firman Tuhan, sehingga;
-       Tuhan menyesal menjadikan Saul raja.
-       Tidak berhenti sampai di situ: “Maka sakit hatilah Samuel

Tetapi Samuel juga manusia yang masih punya rasa. Jadi, kalau kita menyakiti hati seorang hamba Tuhan (gembala sidang), saya kira hamba Tuhan masih punya rasa yang bisa sakit hati. Hati-hati, sebab Yesus adalah Gembala Agung.

1 Samuel 15: 17
(15:17) Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?

Samuel berkata kepada Saul: “Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri
Saul sendiri yang mengatakan hal itu -- dalam 1 Samuel 9: 21 -- waktu dia hendak diurapi: “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin?
Dahulu Saul rendah hati, tetapi setelah menjadi raja tidak lagi rendah hati (lupa diri), maka pernyataan itu diingatkan kembali oleh Samuel.

Dari awal melayani kita rendah hati dan selamanya tetap rendah hati. Orang kecil, orang hina, diangkat menjadi raja, imam, melayani Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan harus dengan rendah hati. Malam ini Tuhan ingatkan kita semua kembali akan hal ini.

Sebetulnya Saul berasal dari suku Benyamin, suku yang paling kecil dan hina, tetapi Tuhan mengangkat Saul menjadi kepala atas 12 (dua belas) suku Israel. Kemudian, Tuhan telah mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, artinya; Saul harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat Israel dari tangan-tangan musuh di sekitarnya. Itu harus dia ingat, tidak boleh lupa dengan perjanjian semula.

1 Samuel 15: 18-19
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"

Saul tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya, sama artinya; tidak dengar-dengaran.
Pendeknya, kembali lagi Saul tidak dengar-dengaran

1 Samuel 15: 20-21
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."

Tanda apabila seseorang tidak dengar-dengaran
1.     Suka membenarkan dirinya.
Saul merasa mendengar suara Tuhan, dan berkata: “Aku memang mendengarkan suara TUHAN”.
Tidak dengar-dengaran, tetapi merasa dengar-dengaran. Banyak imam-imam yang seperti ini, banyak anak Tuhan seperti ini, banyak juga hamba Tuhan seperti ini.
2.     Suka berdalih atau mencari alasan.
Satu kali kita beralasan, besok Setan akan menyediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat, lebih benar, dan lebih masuk akal, oleh sebab itu; jangan suka mencari alasan, baik terhadap gembala, baik terhadap siapa saja. Kalau ya katakan: ya, kalau tidak katakan: tidak.

1 Samuel 15: 22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Samuel berkata kepada Saul: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN?” Jawabnya: Tidak sama.
Sebab yang membuat kita berkenan kepada Tuhan ialah kalau kita memiliki roh dengar-dengaran.

Sesungguhnya;
-       “mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan”
Dengar-dengaran itu lebih baik dari pada korban sembelihan (itulah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk). Walaupun jiwa hancur, hati patah dan remuk, namun itu tidak menjadi berarti kalau tidak dengar-dengaran.
-       “memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan”
Lemak itu bagaikan memuji Tuhan dengan luar biasa, tetapi tidak ada artinya memuji Tuhan dengan luar biasa (kegirangan) kalau tidak memperhatikan firman Tuhan. Biarpun seseorang hingga meloncat-loncat saat memuji Tuhan, tetapi jika ia tidak mau dengar firman Tuhan, tidak mau memperhatikan firman Tuhan, semuanya menjadi tidak berarti.

Malam ini kita sudah diluruskan oleh Tuhan. Jangan ikuti cara Saul yang membenarkan diri dan mencari alasan, dengan berkata: “Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku”.
Tetapi biarlah kita berjuang untuk mempertahankan roh dengar-dengaran dan memperhatikan firman Tuhan.

1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Ada dua hal yang harus diketahui di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.
1.     Pendurhakaan (pemberontakan) setara dengan dosa bertenung.
Bertenung, artinya; mencari petunjuk dari roh-roh atau arwah-arwah, mencari petunjuk kepada yang bukan dari Tuhan, seperti paranormal, kartu-kartu, dan lain sebagainya. Hati-hati. Jangan asal enak saja melayani pekerjaan Tuhan.
2.     Kedegilan (kekerasan hati) setara dengan dosa menyembah berhala dan terafim.
Degil (keras hati) sama seperti tanah yang berbatu-batu. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, dia tumbuh sebentar saja, mengapa? Karena tidak berakar, tanahnya sedikit sekali. Ketika ada ujian, dia murtad, karena benih firman itu tumbuh, namun tidak berakar di hatinya, sehingga tidak bertahan saat ujian datang.
Menomorsatukan keras hati dari pada firman Tuhan, itu adalah berhala.

Ini harus diperhatikan oleh kita semua yang hadir, di dalam melayani pekerjaan Tuhan, supaya dengan demikian kita dapat mengetahui; mana yang murni dan mana yang tidak murni. Jangan kita berkata: “Saya murni dan engkau tidak murni”, tetapi biarlah firman itu yang menunjuk hati nurani kita, membuktikan; mana yang murni dan mana yang tidak murni.
Maka ketika Saul membenarkan diri, Samuel tahu. Jadi, Tuhan tahu mana yang murni dan mana yang tidak murni, mana yang berkenan di hati Tuhan dan mana yang tidak berkenan di hati Tuhan.
Sekalipun Daud tidak terkenal, di sisi lain Saul terkenal dan berkenan di hati Tuhan. Bukan karena dia terkenal, maka dia berkenan, tidak, dan belum terkenal, masih disembunyikan, maka tidak berkenan, tidak, itu salah.
Ukurannya adalah Tuhan, ukurannya adalah firman. Milikilah hati nurani yang baik, itu adalah alarm terakhir. Pertahankan hati nurani, hati kecil ini. Kalau memang salah katakan: Ya, salah, kalau memang benar, katakan: Ya, benar, akui saja. Tidak ada artinya terlihat gagah oleh mata manusia, tetapi tidak diakui Tuhan.

1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Biar melayani pekerjaan Tuhan dengan jerih lelah tetapi kalau tidak dengar-dengaran; ia ditolak oleh Tuhan.
Itulah ending, akhir dari pelayanan Saul di hadapan Tuhan; berakhir dengan ironis. Diawali dengan Roh, namun diakhiri dengan daging.
Kesimpulannya: Karena Saul menolak firman Tuhan, maka Tuhan menolak Saul sebagai raja.

1 Samuel 15: 24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

Setelah Tuhan menolak Saul menjadi Raja, berkatalah Saul kepada Samuel “Aku telah berdosa.
Padahal tadi Samuel sudah menunjuk dosanya karena -- Saul membiarkan Agag, raja Amalek hidup dan mengambil jarahan yang tambun, membinasakan yang kurus bangunnya --, tetapi Saul masih mengelak, masih berdalih, dan masih membenarkan diri. Tetapi ketika Samuel berkata: “Ia telah menolak engkau sebagai raja”, barulah Saul  mengaku dosanya. Ini adalah suatu kekeliruan yang seharusnya tidak perlu terjadi, sebab pengakuan dosa Saul ini terlambat.

Kepercayaan Tuhan adalah kesempatan, oleh sebab itu; gunakanlah dengan baik selagi masih ada kesempatan.
Saya pun menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan itu. Karena saya pernah menyakiti hati Tuhan, maka saya gunakan kesempatan itu dengan baik. Tuhan baik kepada kita semua, sebab kita masih diberi kesempatan.
-       Isteri yang kurang tunduk, masih diberi kesempatan untuk berubah.
-       Suami yang berlaku kasar, masih diberi kesempatan untuk mengasihi isteri.
-       Anak yang masih kurang hormat kepada orang tua, masih diberi kesempatan.
-       Imam-imam yang kurang sungguh-sungguh melayani pekerjaan Tuhan, juga masih diberi kesempatan.
Tuhan Yesus baik.  Tuhan mendidik kita dengan segala kesabaran-Nya. Dia memang yang melukai, tetapi ia juga yang membebat kita.

Sebetulnya Saul tidak takut kepada Tuhan, tetapi takut kepada rakyatnya. Selanjutnya berkata; “sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.”
Banyak model hamba Tuhan seperti ini; takut sidang jemaat kabur sebab perpuluhannya besar.

Jangan takut terhadap jemaat yang miskin dan kaya. Jangan takut, sebab kita ini melayani Tuhan, bukan melayani manusia.

1 Samuel 15: 25-26
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN." (15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."

Seharusnya, yang benar adalah; dengan atau tanpa Samuel, Saul harus tetap menyembah Allah, tetapi di sini kita melihat Saul berkata: “kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN
Pendeknya: Saul menyembah Allah karena ada maunya, karena ada kepentingannya, dan ini adalah suatu kesalahan.

1 Samuel 15: 27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. (15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.

Saul mengoyakkan punca jubah Samuel, seperti itulah akhirnya Tuhan mengoyakkan kerajaan Israel atas Saul. Habis sudah kepercayaan Tuhan.
Di bawah punca jubah itu ada bergantung giring-giring dan buah delima, namun itu terkoyak, berarti;
-    Sudah habis kesempatan untuk bergantung kepada Tuhan.
-    Sudah habis kesempatan untuk menikmati pelayanan imam besar. Habis sudah, tidak diberi kesempatan.
Sekarang ini, kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan melayani, sebagai panjang sabarnya Tuhan. Marilah kita manfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan ini.

1 Samuel 15: 30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."

Untuk yang kedua kali Saul meminta supaya Samuel tetap bersama dengan Saul, supaya ia tetap menyembah kepada Tuhan.
Tetapi ada lagi yang paling menggelikan di hati, Saul berkata: “tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel”, ini menunjukkan bahwa; Saul gila hormat.
Hati-hati yang melayani dengan gila hormat. Layanilah Tuhan tanpa kepentingan ini dan itu. Dengan adanya atau tidak adanya Samuel, Saul dan kita harus tetap menyembah Tuhan Allah yang hidup tanpa syarat.

1 Samuel 15: 31
(15:31) Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN.

Lalu kembalilah Samuel, dan Saulpun sujud menyembah kepada Tuhan.
Di pihak lain, Samuel kembali, tetapi bukan karena Saul, namun dia ingin menggenapi perintah Tuhan.

1 Samuel 15: 32-33
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat." (15:33) Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.

" Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.” Karena Saul tidak menggenapi firman Tuhan, maka Samuellah yang menggenapi firman Tuhan. Maka kalau kita perhatikan 1 Samuel 3: 19, “Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.” Tidak ada satupun firman yang gugur dalam hidup Samuel, dia genapi semua firman untuk menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit.

Semua yang menghalangi perjalanan rohani kita dalam memikul salib harus dihapuskan. Genapilah firman dalam diri kita masing-masing. Tidak ada satu pun dari ayat firman ini yang gugur, seperti pribadi Samuel yang semakin besar dan semakin nyata pemakaian Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang