KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 29, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 SEPTEMBER 2012



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 
28 SEPTEMBER 2012

subtema:  JANGAN KAMU MEMBERIKAN BARANG YANG KUDUS KEPADA ANJING

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di rumah Tuhan, untuk menikmati berkat-berkat Tuhan.

Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menunjukkan 3 hal tentang orang Lewi, kepada para imam yang melayani di Tabernakel;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang Lewi mengikuti Tuhan.

Mari kita memperhatikan keterangan yang pertama.
Keterangan:
I.     PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.

Matius 7: 28-29
(7:28) Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
(7:29) sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.
Berarti, di mulut Yesus terdapat pengajaran yang benar, sehingga orang-orang yang mendengarkan pengajaran Yesus menjadi takjub. Itulah kesan dari orang-orang yang mendengar pengajaran-Nya.

Adapun pengajaran-pengajaran itu, antara lain;
1.    Hal penghakiman (Matius 7: 1-5).
2.    Hal yang kudus dan berharga (Matius 7: 6).
3.    Hal pengabulan doa (Matius 7: 7-11).
4.    Jalan yang benar (Matius 7: 12-13).
5.    Hal pengajaran yang sesat (Matius 7: 15-23).
6.    Dua macam dasar (Matius 7: 24-27).

Minggu lalu kita sudah melihat pengajaran yang pertama, yaitu hal menghakimi.
Perlu kita mengetahui, kita tidak boleh menghakimi 3 hal yaitu;
-      Jangan menghakimi diri sendiri (1 Korintus 4: 3).
-      Jangan menghakimi orang lain (Roma 14: 4).
-   Jangan menghakimi iblis setan dengan kata-kata hujat, melainkan harus menggunakan “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus” (Yudas 1: 9).

Tiba saatnya kita memperhatikan pengajaran yang kedua.
HAL YANG KUDUS DAN BERHARGA

Matius 7: 6
(7:6) "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Dalam ayat 6 ini, ada 2 hal yang dinyatakan;
A.   Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing.
B.   Jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi.

Mari kita perhatikan, keterangan;
A.   Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing
Terlebih dahulu kita memperhatikan keadaan anjing, supaya kita mengetahui mengapa Allah melarang untuk memberikan barang yang kudus kepada anjing.

Tabiat-tabiat anjing.
1.   Amsal 26: 11
(26:11) Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.

Anjing kembali ke muntahnya.
Berarti; apa yang telah dimuntahkan oleh anjing, itu dijilat kembali.
Ini digambarkan seperti orang bebal, yang mengulangi kebodohannya.
Mengulangi kesalahan adalah perbuatan bodoh dari orang-orang bebal.
Bebal, artinya; sukar mengerti, sehingga tidak mau berubah, lebih menyukai dosa kejahatan = bodoh.

Lebih rinci kita perhatikan dalam ...
2 Petrus 2: 20-22
(2:20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
(2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

Saudaraku, tadi dikatakan; anjing kembali ke muntahnya, digambarkan seperti orang bebal.
Mereka telah bertobat karena pengenalan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran, tetapi akhirnya terlibat lagi di dalamnya = telah mengenal jalan kebenaran, tetapi akhirnya berbalik dari jalan kebenaran itu. Itu adalah orang yang bebal.

2.   Lukas 16: 21
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Tabiat anjing yang kedua; menjilat borok.
Borok gambaran dari kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan yang menjijikkan.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini, justru itu yang disukai anjing, sehingga anjing tersebut terus-menerus menjilat-jilat borok Lazarus.  

Amsal 26: 17
(26:17) Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain, seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.
Pertengkaran itu gambaran dari borok, sebab kalau ikut campur bahkan menyukai segala sesuatu yang tidak baik, seperti pertengkaran, itu sama dengan menangkap / memegang telinga anjing yang sedang berlalu.
Sudah tahu itu borok tetapi dijilat = sudah tahu itu pertengkaran tetapi masih ikut campur, itulah tabiat anjing.

Hati-hati, kalau di situ ada borok, jangan dijilat, jangan ikut campur. Kecuali diminta untuk berdoa, silahkan berdoa untuk mereka yang sedang bertengkar, supaya terjadi perdamaian. Kalau hal ini pernah terjadi, jangan diulangi lagi.

3.   Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu disebut serigala yang buas.
Serigala yang buas = anjing hutan.

Kisah Para Rasul 20: 28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Terlebih dahulu saya beritahu: Sidang jemaat yang menjadi satu kawanan, tergembala dalam satu kandang satu gembala, itu diperoleh lewat darah anak domba.
Saudara perlu tahu, saudara tergembala, itu semua karena pengorbanan Yesus Kristus, karena darah Yesus Kristus, itu bukan suatu kebetulan.

Kisah Para Rasul 20: 29-30
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
(20:30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.

Akhirnya Rasul Paulus menyerahkan sidang jemaat di Efesus kepada seorang penilik / seorang gembala yang bertanggung jawab.
Namun, sebelum meninggalkan Efesus, Rasul Paulus berpesan supaya berhati-hati kepada serigala-serigala (anjing hutan) yang ganas, itulah nabi-nabi palsu yang mengajarkan ajaran-ajaran palsu.

Jadi, anjing hutan itu tabiatnya mengajarkan ajaran palsu.
Dimana letak ajaran palsu itu?

YANG PERTAMA
Matius 7: 20-22
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

-      Mereka hanya bernubuat.
Bernubuat, berarti; menafsirkan bahasa lidah, pekerjaan mereka hanya sebatas di situ.
Bandingkan dengan firman nubuatan: itulah pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan / firman Tuhan tersingkap, maka segala sesuatu yang terselubung di dalam hati tersingkap.
Kalau hanya menafsirkan bahasa lidah / bernubuat, tetapi tidak menyampaikan firman nubuatan / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan (yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa), itulah yang disebut nabi-nabi palsu.

-      Mengusir setan.
= melepaskan orang yang kerasukan setan.
Mengusir setan itu baik, tetapi tidak boleh hanya sebatas mengusir setan.
Kalau setan sudah diusir dari seseorang, maka harus ada tindakan selanjutnya, yaitu orang yang dilepaskan tersebut, dibawa masuk ke dalam ruangan suci, tempat pengudusan, supaya tergembala dalam satu kandang satu gembala dan tekun dalam 3 macam ibadah utama, sesuai dengan 3 macam alat yang ada di dalam ruangan suci = mengerjakan keselamatan.

Kalau hanya sebatas mengusir setan, itu adalah ajaran palsu, sebab setelah seseorang dilepaskan dari kuasa kegelapan, iblis setan, seharusnya orang yang dilepaskan itu dibawa masuk ke ruangan suci, tempat pengudusan, yaitu kandang penggembalaan, supaya tergembala dengan baik, menjadi satu kawanan di dalam satu kandang, satu gembala, tidak liar.

Dalam injil Markus, ketika 12 murid diutus, Yesus telah membekali mereka yang diutus / memberi kuasa kepada mereka yang diutus, tetapi tidak boleh hanya sebatas mengusir setan semata.

-      Mengadakan banyak mujizat
Mengadakan banyak mujizat, itu baik, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, harus ditindak lanjuti, dengan kata lain, umat Tuhan harus berada di dalam ruangan suci / tempat pengudusan = tergembala dalam kandang penggembalaan.

Kalau hanya mencari mujizat-mujizat semata, dalam kitab Wahyu 13: 1-4, binatang yang keluar dari dalam laut juga mengadakan mujizat-mujizat, tetapi kalau seseorang tidak tergembala dalam satu kandang penggembalaan, akan menjadi sombong, kata-kata hujat keluar dari mulut mereka.

OLEH SEBAB ITU, DARI APA YANG SUDAH KITA TERIMA MALAM INI, KITA DAPAT MENGETAHUI TABIAT-TABIAT ANJING, TERMASUK ANJING HUTAN / SERIGALA, SESUAI DENGAN PERNYATAAN FIRMAN TUHAN: DARI BUAHNYALAH KAMU AKAN MENGENAL MEREKA. ITULAH BUAHNYA. JANGAN TERTIPU LAGI DENGAN HAMBA TUHAN YANG HANYA BERNUBUATHANYA MENGUSIR SETAN, DAN MENGADAKAN BANYAK MUJIZAT, NAMUN NABI-NABI PALSU TIDAK MELANJUTKAN PELAYANAN MEREKA SAMPAI MASUK KE DALAM RUANGAN SUCI / TEMPAT PENGUDUSAN, SUPAYA DOMBA-DOMBA TERGEMBALA DENGAN BAIK DALAM SATU KANDANG, SATU GEMBALA.

Matius 7: 23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tuhan tidak pernah mengenal serigala buas, itulah anjing hutan.
Sekalipun mereka mengadakan banyak mujizat, mengusir setan dan bernubuat, itu bukanlah ukuran, bukan jaminan untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

YANG KEDUA
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Hamba-hamba Tuhan / gembala sidang yang tidak mau menyampaikan firman Tuhan dengan jelas dan murni, tidak berani menyatakan kesalahan sidang jemaatnya, disebut anjing-anjing bisu.
Ciri-ciri mereka;
-      mereka berbaring
-      melamun
-      dan suka tidur saja
Berbaring untuk melamun, kemudian suka tidur saja = malas = hamba yang jahat (Matius 25: 24).

Coba saudara perhatikan di dalam satu gereja;
-      Bila seorang gembala tidak berani menegor kesalahan sidang jemaat dengan firman yang keras dan tajam, pasti gembala tersebut hanya suka berbaring dan melamun, dan mereka hanya suka tidur saja.
-      Demikian juga sidang jemaat, kalau hanya berbaring melamun = pengikut-pengikut nabi-nabi palsu (anjing-anjing bisu yang tidak bisa menyalak).
Orang seperti ini, sukar ditegor, apabila ia ditegor, ia pasti melawan / berontak, sama seperti nabi-nabi palsu, yang disebut anjing hutan, terbiasa membisu, terbiasa berbaring dan melamun, sehingga ketika menyalak, dia juga menyalak (sidang jemaat memberontak / melawan).

Jikalau ada diantara sidang jemaat berbuat sesuatu yang salah, gembala sidang harus berani menegor sidang jemaatnya. Jangan hanya berbaring melamun dan tidur saja.
Gembala yang baik, harus memperhatikan domba-dombanya (sidang jemaat), jangan dibiarkan dalam kesalahannya, supaya tidak sama dengan anjing hutan.
Demikian juga sidang jemaat, jangan tersinggung apabila ditegor oleh firman pengajaran, yang rahasianya dibukakan, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa (firman yang tajam).

Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Anjing-anjing hutan di sini, disebut anjing-anjing pelahap, karena mereka hanya mencari laba lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Mencari laba = mencari untung.

Kalau kita perhatikan di sini, mereka mengambil jalannya masing-masing hanya untuk mencari laba, maksudnya di sini adalah: membuat jadwal di dalam kandang penggembalaan, sehingga dengan demikian, dia dengan bebas mengambil pelayanan di luar (mencari uang) = mengambil jalan masing-masing, sementara domba-domba berada di dalam kandang penggembalaan, sedangkan dia melayani di luar kandang penggembalaan, itu bukanlah jalannya Tuhan, melainkan jalan masing-masing.
Seorang gembala yang baik bertanggung jawab terhadap kawanan domba dalam kandang penggembalaan, berbeda dengan gembala upahan, ketika melihat serigala, ia lari meninggalkan kawanan domba tersebut (Yohanes 10: 11-14).

Yesaya 56: 12
(56:12) "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"

Karena mereka disebut anjing pelahap, pekerjaan mereka hanyalah makan dan minum.

Ciri-ciri anjing hutan / serigala di tengah-tengah ibadah pelayanan
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Keadaan nabi-nabi palsu; menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala = serigala yang buas, berbulu domba.

Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
-      Mereka bertanduk dua sama seperti anak domba.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini, ketika ia berbicara seperti seekor naga.
Artinya; berbicara penuh dengan dusta, penuh dengan tipu daya = ajaran palsu.

Serigala berbulu domba, duduk menyamar, tetapi bukan untuk menjadi domba.
Namun yang membedakan serigala berbulu domba dari anak domba adalah; jika berbicara, ia seperti seekor naga, penuh dengan tipu daya dan kepalsuan = menyampaikan firman yang palsu, ajarannya palsu.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena kita tergembala dengan baik oleh pengajaran mempelai / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, dalam satu kandang, satu gembala.

Saudaraku, perlu mendoakan gembala sidang; supaya tidak mengurangi dan menambahi pengajaran, dan juga supaya tidak bersikap palsu.

-      Serigala berbulu domba, berarti; penuh dengan kemunafikan = di luar dan di dalam tidak sama.

Kembali kita memeriksa
Matius 7: 6
(7:6) "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Jangan memberikan barang yang kudus kepada anjing.
Kalau ada larangan untuk jangan memberikan barang yang kudus kepada anjing, itu karena sifat tabiat anjing itu sendiri, yaitu; anjing kembali menjilat muntahnya, sesuai dengan apa yang sudah kita dengar pada malam ini.

Roma 7: 12
(7:12) Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.

Firman Tuhan itu kudus (2 Petrus 2: 21).
Jangan salah mengerti tentang hukum Tauratnya, sebab penekanannya di sini bukan pada hukum Taurat, melainkan berbicara tentang; betapa kudusnya firman Tuhan itu.

Roma 11: 16
(11:16) Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, karena firman Tuhan itu kudus, maka sudah seharusnya saya dan saudara kudus, karena menerima firman Tuhan yang kudus.

Tetapi ada larangan jangan memberi barang yang kudus / firman Allah kepada anjing, karena sifat tabiat anjing, yaitu kembali menjilat muntahnya. 
Sekalipun firman Allah itu kudus, namun anjing tidak akan pernah menghargai kekudusan
Sekalipun firman Allah disampaikan dengan jelas / dengan benar, hari ini ia mengatakan “amin”, tetapi selesai ibadah,  satu langkah dari gereja kembali lagi menjilat muntah, kembali lagi menjilat borok, disertai tipu daya dan dusta.

Saya harapkan seluruh sidang jemaat, khususnya imam-imam, jangan ada dusta di dalam mulut.
Dalam kitab Yakobus dikatakan; kalau orang tidak salah dalam perkataan, berarti ia sempurna.
Berarti; semakin kita meminimalisir dosa dusta, seseorang semakin sempurna.
Dusta disebut juga penyembahan berhala.

Sebagai contoh.
Lukas 13: 31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

Herodes disebut juga si serigala = anjing hutan.

Tadi dikatakan ada larangan jangan beri barang yang kudus (firman Tuhan) kepada anjing, mari kita buktikan?
Matius 2: 2-3
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, berarti Yesus adalah barang yang kudus.
Tetapi setelah Yesus lahir / firman yang menjadi manusia, Herodes yang disebut si serigala itu, terkejut, tidak menyangka ada barang yang kudus.
Terkejut = tidak menyangka lahirnya Yesus Kristus sebagai barang yang kudus, karena Yesus adalah firman yang menjadi manusia.
Berbanding terbalik dengan orang majus, ada kerinduan untuk menyembah Tuhan dengan segala ketulusannya.

Matius 2: 8
(2:8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."

Ini bukanlah penyembahan yang tulus dari Herodes, si serigala, ini merupakan tipu daya.
-      Satu pihak, dari pihak orang majus, mereka rindu menyembah Tuhan dengan ketulusan.
-      Satu pihak, dari pihak Herodes ada keinginan untuk menyembah, tetapi penyembahan yang palsu.

Matius 2: 16
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Herodes tidak menerima kelahiran Yesus Kristus, itu sebabnya dia membunuh semua anak-anak di Betlehem, yang berumur dua tahun ke bawah.
Sekalipun orang-orang majus telah menyatakan barang yang kudus kepada Herodes, yaitu kelahiran Yesus Kristus, Herodes tidak terima, justru terkejut, tidak menyangka, itu dilihat dari penyembahannya yang tidak tulus.
Karena dia merasa tertipu, dia membunuh anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dia ketahui dari orang-orang majus.

Herodes tidak terima kehadiran barang kudus, sekalipun ia tahu bahwa itu adalah barang yang kudus, tetap saja ia tidak mau menerima. Itulah sebabnya ada larangan: Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, karena Tuhan mengetahui, bahkan jauh lebih tahu tentang keadaan seseorang, terlebih keadaan anjing.

Bagaimana dengan kita? Kita sudah menerima Firman Allah sebagai barang yang kudus, tetapi justru ditolak, buktinya ditolak; kembali pada tabiatnya, dan ketika tabiat itu ditegor / dikoreksi:
-      Dia terkejut.
Terkejut = tidak menerima tegoran, karena sudah terbiasa berbaring melamun dan suka tidur saja = kerohanian yang tertidur.
-      Kemudian, ada keinginan untuk menyembah tetapi tidak dengan ketulusan hati = tipu daya.

Itu sebabnya, ada larangan “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing”, bukan berarti Tuhan pilih kasih, bukan berarti Tuhan tidak mau menolong orang yang berdosa, jangan salah paham, sebab anjing tetaplah anjing, tidak akan pernah berubah menjadi domba.

Ketika disampaikan tentang kelahiran Yesus / firman yang menjadi manusia (barang yang kudus), seseorang yang bertabiat anjing akan terkejut, bergejolak.
Sebaliknya, kalau seseorang hidup suci, ia tidak tekejut, ia tidak bergejolak, ketika menerima barang yang kudus.

Biarlah kita datang menyembah di bawah kaki Tuhan, dengan hati yang tulus ikhlas, sebab tulus itu adalah tabiat dari merpati.
Merpati itu adalah gambaran dari kuasa Roh-El Kudus, yang turun ke atas Yesus Kristus, setelah baptisan air.
Tuluslah menyembah pada malam ini, kemudian jangan terkejut ketika tabiat saudara dibongkar, tidak perlu gelisah, ketika dinyatakan barang kudus / firman menjadi manusia, tenang saja, beri diri dibongkar. BONGKAR, BONGKAR, BONGKAR TABIAT LAMA!
Mari kita menyembah dengan tulus supaya Roh Kudus memenuhi kita sekaliannya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang