KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 29, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 25 APRIL 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 25 APRIL 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri:22)
 
Subtema: FIRMAN ALLAH AGUNG DAN MULIA, SUCI DAN BENAR
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN, anak-anak TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam, di tanah air, di Nusantara ini, maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, TUHAN memberkati kita sekaliannya, TUHAN kiranya juga hadir di sana untuk melawat keadaan saudara di sana, TUHAN memberkati saudara, memulihkan saudara di sana.
Dan selanjutnya, marilah kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya lewat pembukaan Firman Allah yang sebentar akan kita terima, betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita sekaliannya, menerangi hati dan pikiran kita sekaliannya, memulihkan segala sesuatu, sehingga ke depan, ibadah pelayanan dan nikah rumah tangga kita, keadaan kita jauh lebih baik, lebih benar, lebih suci dari sekarang. Di atas segalanya, tentu saja nama TUHAN dipermuliakan.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut”, tentu saja itu adalah antikris, gabungan (kombinasi) dari 3 (tiga) jenis binatang.
Jadi, bukan gabungan (kombinasi) dari 4 (empat) jenis binatang, tetapi gabungan (kombinasi) dari 3 (tiga) jenis binatang. Nanti, yang keempatnya, sesuai nubuatan Daniel 7, baru diceritakan nanti, tetapi tidak diceritakan secara rinci. Binatang yang keempat itu hanya diceritakan dalam bentuk; giginya besar dari besi dan kuat, melahap, dan sisanya nanti diinjak-injak.
Jadi, binatang yang keluar dari dalam laut, menurut hemat kami berdasarkan pelajaran dari guru-guru yang kami terima adalah bahwa satu binatang yang keluar dari dalam laut, itu adalah kombinasi (gabungan) dari 3 (tiga) jenis binatang, tetapi ada dalam satu wadah. Jadi, jangan sampai ada yang mengatakan bahwa binatang yang keluar dari dalam laut adalah kombinasi dari 4 (empat) jenis binatang; saya kira, itu salah total, karena ayatnya jelas di sini tertulis.
 
Saya bukan mau atau bukan sedang berperang dengan seorang hamba TUHAN, tetapi saya sedang menceritakan yang sebenarnya, bahwa itu merupakan kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang. Saya tidak sedang berperang dengan hamba TUHAN, tetapi saya sedang menyampaikan bahwasanya itu merupakan 3 (tiga) jenis binatang dalam satu tubuh, itulah macan tutul, beruang dan singa. Sedangkan naga itu adalah oknum lain yang memberikan kekuatannya, takhtanya dan kekuasaannya yang besar, sesuai dengan Wahyu 13:1-2. Ini hanya tambahan saja, sesuai dengan perikop yang ada, yaitu “binatang yang keluar dari dalam laut”.
 
Kita kembali fokus memperhatikan ayat 9-10.
Wahyu 13:9-10
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.
 
Wahyu 13:9-10 dibagi dalam 3 (tiga) bagian kalimat, dan seluruhnya kalimat tersebut diawali dengan kata “barangsiapa.
 
Tiga bagian kalimat dalam Wahyu 13:9-10 diawali dengan kata “barangsiapa”, YANG PERTAMA: BARANGSIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGAR!
Kita semua mempunyai sepasang telinga, bukan? Gunakanlah itu dengan baik dan benar untuk mendengarkan segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah, itulah Firman Allah Yang suci dan berkuasa.
Selanjutnya, kita akan melihat; apa buktinya bahwa FIRMAN ALLAH ITU BERKUASA, apa buktinya bahwa FIRMAN ALLAH ITU BEGITU SUCI DAN MULIA?
 
Sebelum saya lanjutnya, saya minta ampun lagi kepada TUHAN dengan perkataan saya yang di atas tadi; saya tidak sedang mengajak hamba TUHAN berperang, tidak, tetapi yang saya maksud adalah bahwa binatang yang keluar dari dalam laut itu benar-benar kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, bukan 4 (empat) jenis binatang. Sedangkan, oknum yang satu lagi, itulah naga, di mana ia betul-betul memberikan kekuatannya, takhtanya, dan kekuasaannya.
Kalau pun perkataan ini menyakitkan hamba TUHAN itu, mohon saya dimaafkan, supaya TUHAN memakai mulut saya ini sebagai penyambung mulut lidah bibir dari pada TUHAN di tengah ibadah pada sore petang malam ini.
 
Marilah kita lihat, bahwa Firman Allah itu betul-betul berkuasa dan heran, Firman Allah itu betul-betul suci dan mulia, apa buktinya?
Kita perhatikan dalam Injil Yohanes 1, dengan perikop: “Firman yang telah menjadi manusia”, atau firman yang pernah menjadi manusia.
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
 
-          Pada mulanya adalah firman.
-          Kemudian, pada kalimat yang kedua dikatakan, bahwasanya: Firman itu bersama-sama dengan Allah.
-          Sedangkan pada kalimat yang ketiga, ternyata; firman itu adalah Allah.
Jadi, yang diceritakan pada Yohanes 1:1-2, secara khusus adalah firman Allah.
 
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Segala sesuatu dijadikan oleh Firman dan tanpa Firman tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, yaitu firman. Kemudian, tanpa firman, tidak ada suatupun yang telah dijadikan dari segala yang telah dijadikan.
Pendeknya: Tanpa firman Allah, langit bumi dan segala isinya tidak mungkin tercipta. Dari sini saja, kita bisa melihat; betapa firman itu agung dan mulia.
 
Kita lihat kembali pembuktian selanjutnya, di mana Injil Yohanes 1:1 diulangi dan ditegaskan kembali dan diaminkan kembali oleh Rasul Paulus, kepada jemaat di Kolose 1, dengan perikop: “Keutamaan Kristus”. Perhatikanlah firman ini baik-baik, supaya kita diberkati oleh TUHAN, dan ibadah tidak sia-sia.
Kolose 1:15
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
 
-          Firman adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
-          Firman adalah yang sulung.
-          Firman adalah lebih utama dari segala yang diciptakan.
Rasul Paulus menceritakan tentang firman kepada jemaat di Kolose.
 
Hamba TUHAN juga tidak boleh sibuk menceritakan hal-hal yang lain. Kadang saya lihat dalam pemberitaan Firman TUHAN, hamba TUHAN hanya menyampaikan satu ayat, tetapi sibuk menceritakan si kancil, si kura-kura, si buaya, sibuk menceritakan perjalanannya ke Amerika, sibuk menceritakan perjalanannya ke Israel, sibuk menceritakan ini dan itu, seolah-olah dia sedang menyampaikan firman, padahal dia sedang menyampaikan kesombongannya. Itulah yang tidak disadari oleh banyak sidang jemaat di hari-hari terakhir ini.
 
Jadi, dalam pemberitaan firman itu, Rasul Paulus betul-betul menonjolkan pribadi dari firman, tidak ada yang lain. Saudara juga datang beribadah, biarlah hanya untuk menantikan pembukaan rahasia firman. Jangan mau dinina-bobokan oleh hamba-hamba TUHAN yang mengejar-ngejar nafsu orang muda, jangan, sebab kebodohan melekat pada hati orang muda.
 
SINGKAT KATA:
Yang Pertama: Firman adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
Kalimat ini ada kaitannya dengan kesempurnaan. Jadi, kalau mau sempurna, maka dengar firman. Tidak mungkin seseorang menjadi sempurna hanya karena cerita si kancil, si kura-kura, si buaya. Tidak mungkin sidang jemaat bisa sempurna hanya karena sibuk mendengarkan berita dari seorang hamba TUHAN yang sibuk menceritakan perjalanannya ke Amerika, yang sibuk menceritakan perjalanannya ke Israel, yang sibuk menceritakan segala unek-unek di hatinya; tidak mungkin sempurna, kalau hal itu menjadi isi pokok dari pemberitaan firman.
Yang Kedua: Firman adalah yang sulung.
Kalimat ini kaitannya dengan ibadah dan pelayanan. Ibadah dan pelayanan sekarang ini adalah hak kesulungan yang kita terima dari TUHAN; inilah milik pusaka yang diwariskan oleh TUHAN kepada kita.
-          Jangan sampai milik pusaka ini dijual hanya karena kesibukan.
-          jangan sampai milik pusaka yang diwariskan oleh TUHAN -- dari sorga dari Allah -- kepada kita dijual hanya karena bisnis.
-          jangan sampai milik pusaka ini dijual hanya karena sibuk menempuh pendidikan.
-          jangan sampai milik pusaka ini dijual hanya karena sibuk dengan perkara-perkara lahiriah,
Lihat itu ladang anggur Nabot; dia sama sekali tidak mau menjual milik pusaka yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Sekarang ini, kita berada di tengah-tengah kebun anggur Allah, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; inilah hak kesulungan yang kita terima, yang diwariskan oleh TUHAN dari sorga bagi kita di bumi ini, supaya kelak kita mewarisi Kerajaan Sorga.
Jadi, firman itu adalah yang sulung, dan kaitan dari kalimat yang kedua ini adalah ibadah dan pelayanan sebagai hak kesulungan. Tidak mungkin cerita isapan jempol membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Betapa firman itu agung dan mulia, bukan?
Yang Ketiga: Firman adalah lebih utama dari segala yang diciptakan.
Kalimat ini ada kaitannya dengan tahbisan dari seorang hamba TUHAN, tahbisan dari seseorang yang memegang jabatan imam di hadapan TUHAN.
Artinya, seorang hamba TUHAN, seorang imam-imam, seorang pelayan di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN ...
-          ia datang bukan untuk mencari keuntungan,
-          ia datang bukan untuk mencari kepentingan pribadi, kecuali kepentingan TUHAN,
-          ia datang bukan untuk mencari popularitas, ia datang bukan untuk mencari ketenaran dan sebagainya.
Jadi, jelas; firman itu lebih utama dari segala yang diciptakan, itulah tahbisan seorang imam di hadapan TUHAN; dia harus tahbiskan dirinya di hadapan TUHAN, bukan untuk kepentingan sendiri, bukan untuk kepentingan golongan, bukan untuk mencari popularitas, bukan supaya dia terkenal, bukan untuk mencari sensasi.
Firman itu agung dan mulia, suci dan mulia. Jangan ragu kepada firman yang disampaikan. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.
 
Berarti, sudah sangat jelas sekali: Kedudukan dari Firman Allah melebihi dari segala yang ada, melebihi dari harta, kekayaan, uang, gelar tinggi.
Jangan sampai diputar balik; seolah-olah yang lahiriah lebih utama dari firman. Jangan sampai kita datang dalam sebuah persekutuan ibadah pelayanan untuk mencari gedung yang mewah, untuk mencari timba; apakah timba itu sudah terkenal atau belum, seperti masa lalu dari pada perempuan Samaria. Tetapi oleh kemurahan TUHAN, kita mendapat suatu pengertian oleh Firman Allah, sehingga hati kita diterangi oleh Firman TUHAN.
 
Kolose 1:15
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
 
Firman adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Firman adalah yang sulung, Firman adalah lebih utama dari segala yang diciptakan,
Jangan sampai saudara putar balik hal ini. Jangan sampai yang ada ini lebih utama dari firman. Biarlah kiranya saudara datang di tengah ibadah hanya untuk mencari firman, bukan untuk melihat melihat perempuan-perempuan yang seksi dengan tamborin-tamborinnya.
Kita datang beribadah adalah untuk mencari firman, itulah yang lebih utama dari segala yang ada ini. Saudara datang bukan untuk melihat saya, tetapi saya dan saudara datang untuk mencari firman.
 
Kolose 1:16
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
 
Di dalam Firman Allah telah diciptakan segala sesuatu;
-          Yang ada di sorga dan yang ada di bumi.
-          Yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Apa itu yang tidak kelihatan? Udara; TUHAN yang menciptakan. Firman Allah menciptakan yang tidak kelihatan, termasuk udara.
-          Baik singgasana maupun kerajaan diciptakan oleh firman; baik pemerintah maupun penguasa diciptakan oleh firman. Jadi, pemerintahan yang ada sekarang, yang dipegang oleh Bapak Joko Widodo bersama dengan partnernya, Bapak Ma’ruf Amin, itu adalah dari TUHAN, oleh Firman TUHAN.
 
Namun, perlu untuk kita ketahui bersama:
-          Segala sesuatu diciptakan oleh firman.
-          Dan segala sesuatu diciptakan hanya untuk firman, segala sesuatu diciptakan itu untuk kepentingan firman.
 
Ayo ...
-          Jika saudara punya pakaian, biarlah itu untuk kepentingan firman.
-          Jika saudara punya rumah, biarlah untuk kepentingan firman.
-          Jika saudara punya kendaraan, entah itu motor dan mobil, biarlah itu untuk kepentingan firman.
-          Jika saudara punya tenaga untuk berkorban, biarlah itu untuk kepentingan firman.
-          Bahkan jika saudara punya harta dan uang, biarlah itu untuk kepentingan firman TUHAN.  
Jangan kalau saudara sudah diberkati, lalu putar lagi dengan otak. Ingat, segala sesuatu diciptakan oleh firman, namun ingat; segala sesuatu diciptakan untuk kepentingan firman.
 
Segala sesuatu diciptakan oleh firman, tetapi kepentingannya juga untuk firman. Jadi, ayo, kita semua harus belajar untuk menerima pengertian dari sorga; jangan bertahan dengan pengertian masing-masing.
 
Kolose 1:17
(1:17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Firman ada terlebih dahulu dari segala sesuatu, tidak mungkin langit dan bumi yang terlebih dahulu. Walaupun dalam kitab Kejadian 1:1 dikatakan “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, namun firman ada terlebih dahulu dari segala sesuatu, barulah segala sesuatu ada di dalam Firman.
 
Sekali lagi saya sampaikan:
-          Firman ada terlebih dahulu dari segala sesuatu.
-          Kemudian, segala sesuatu ada di dalam Firman Allah.
Dalam Kejadian 1:1, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Tetapi tidak mungkin langit bumi tercipta kalau bukan firman yang terlebih dahulu. Jadi, terlebih dahulu adalah firman, maka nanti segala sesuatu ada di dalam firman, tercipta oleh karena firman.
 
Berarti, gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya datang kepada Firman Allah, mengutamakan Firman Allah, dan hidup oleh karena Firman Allah.
Pendeknya: Gereja TUHAN harus dengan sungguh-sungguh bergantung kepada Firman Allah. Jangan bergantung kepada pekerjaanmu, usahamu, bisnismu, uangmu, hartamu, karena “segala yang ada” ada di dalam firman. Firman itu mempunyai daya cipta, karena firman itu berkuasa, firman itu begitu agung dan mulia.
Jangan ada di antara kita yang bergantung kepada harta, kekayaan, kedudukan, dan pendidikan yang tinggi, tetapi harus bergantung kepada firman.
 
Ini bukan hanya sebatas cerita. Dari dahulu kita sudah menjadi Kristen, tetapi setiap kali kita mendengar firman, kita anggap hanya sekedar “cerita”, tetapi sekarang tidak boleh lagi seperti itu. Kita ini diciptakan oleh firman, maka kita hidup harus oleh firman.
Singkat kata: Hidup ini harus bergantung kepada firman. Firman yang disampaikan di tengah ibadah bukan hanya sekedar pelengkap, bukan, melainkan supaya kita betul-betul bergantung kepada Firman Allah.
-          Kalau engkau punya harta, puji TUHAN, itu karena firman.
-          Kalau engkau punya uang, puji TUHAN, itu karena firman.
-          Kalau engkau diberi kesehatan, nafas hidup, lalu engkau bisa beraktifitas, itu karena firman.
-          Kalau engkau bisa kuliah, itu juga karena firman.
Tetapi ingat; itu semua harus kembali kepada kepentingan firman, supaya orang juga tahu (mengenal) Pengajaran Mempelai. Jadi, yang kita miliki adalah kembali kepada kepentingan firman.
 
Butuh biaya besar untuk live streaming ini, untuk cetak majalah, segala sesuatunya, sewa gedung gereja, butuh biaya besar, dan itu semua dari firman, oleh firman; saya belajar untuk mengerti akan hal itu. Kiranya contoh teladan itu saudara lanjutkan.
 
CONTOH: Seorang perwira -- agak menengah sedikit --, di mana bawahannya mengalami sakit, dan dia sangat mengasihi bawahan ini. Lalu, dia meminta kepada TUHAN: Sembuhkanlah bawahanku ini, TUHAN, karena dia sakit parah, mohon belas kasihanmu. Lalu Yesus berkata: "Aku akan datang menyembuhkannya." Namun, perwira menengah ini berkata: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Maka, atas dasar inilah, perwira itu berkata: “katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh”.
Jangankan firman yang panjang-panjang, tetapi hanya dengan sepatah kata saja, Firman Allah berkuasa untuk menyembuhkan anak buah perwira ini; itulah dasar dari perwira itu, sehingga dia yakin Firman Allah yang satu kata berkuasa untuk menyembuhkan.
 
Maka, saya terlalu heran melihat anak-anak TUHAN, orang Kristen, gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, datang menghadap TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi untuk mencari mujizat kesembuhan, mencari sensasi, lalu untuk melihat hamba TUHAN yang sibuk mengadakan sensasi dengan cara merubuhkan sidang jemaat, menjatuhkan sidang jemaat, lalu membuat sidang jemaat sampai muntah-muntah serta ketawa-ketiwi. Itu terlalu bodoh.
 
Sepatah kata saja, satu patah kata terucap dari mulut Allah, itu berkuasa untuk memberi kesembuhan; lahir maupun batin disembuhkan.
Saudara bisa memperhatikan hal itu di dalam Matius 7:7 dan Lukas 8:8. Mengapa harus ditulis pada Matius 7:7? Mengapa harus ditulis pada Lukas 8:8? Karena firman yang datang dari dalam, itu berkuasa lahir batin.
 
Singkat kata: Anak-anak TUHAN, orang-orang Kristen di hari-hari terakhir ini harus dengan sungguh-sungguh bergantung kepada firman. Jangan bergantung kepada harta, kekayaan, lalu engkau berfoya-foya di sana untuk menikmati sukacita dengan kekayaanmu. Hati-hati. Sementara semua yang ada adalah karena firman, tetapi ingat; segala yang ada ini adalah untuk kepentingan firman.
Kalau punya pangkat, itu karena firman, tetapi ingat; pangkatmu itu harus kembali untuk kepentingan firman. Kita harus bergantung kepada firman; jangan berfoya-foya. Kalau diberkati, jangan lupa bahwa itu karena firman; dan kalau kita sudah punya berkat, itu harus kembali kepada kepentingan firman.
 
Mari kita lihat SEBAGAI CONTOH, di dalam Injil Lukas 16, dengan perikop: Orang kaya dan Lazarus yang miskin. Ada perbandingan antara orang kaya dan Lazarus, orang miskin. Jadi, ada 2 (dua) golongan gereja dengan pengikutan yang berbeda-beda;
-          Orang kaya dengan caranya.
-          Orang miskin (Lazarus) dengan caranya.
 
Lukas 16:19
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
 
Orang kaya selalu berpakaian jubah ungu, juga berpakaian kain halus, menunjukkan bahwasanya orang kaya tersebut tidak jauh dari ibadah dan pelayanan.
Namun perhatikan, setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Memang, dia tidak jauh dari ibadah pelayanan, namun yang sangat disayangkan adalah setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Berarti, ia bukan bersukaria di dalam TUHAN, dengan kata lain;
-          dia tidak bersukaria di dalam Firman Allah,
-          dia tidak bersukaria di dalam Roh Allah,
-          dia tidak bersukaria di dalam kasih Allah.
Orang kaya itu hanya bersukaria di dalam kemewahan, sampai pesta pora.
Itu dari sisi orang kaya dalam pengikutannya kepada TUHAN.
 
Sekarang, kita bandingkan pengikutan dari sisi Lazarus, orang miskin.
Lukas 16:20-21
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
 
Di tengah-tengah penderitaan, di tengah-tengah pergumulan yang sangat hebat, di sini kita melihat; Lazarus menghargai Firman Allah.
Lazarus menghargai Firman TUHAN, sekalipun ia menghadap TUHAN di tengah-tengah penderitaan, di tengah-tengah kesulitan, di tengah-tengah pergumulan yang sangat hebat luar biasa.
 
-          Jangan sampai karena "kesulitan", hal itu dijadikan sebagai alasan untuk jauh dari TUHAN. Jangan coba-coba akal-akali TUHAN Yesus.
-          Jangan sampai karena “penderitaan”, lalu penderitaan itu saudara gunakan sebagai alasan untuk jauh dari Firman TUHAN; jangan saudara coba-coba akal-akali TUHAN.
-          Jangan sampai karena “pergumulan”, lalu pergumulan itu saudara jadikan alasan untuk jauh dari firman; jangan coba-coba akali TUHAN.
Engkau tidak boleh menipu TUHAN, karena penipu tidak masuk sorga. Apalagi kalau jauh dari firman, jauh dari TUHAN, karena bisnis, karena mengejar pendidikan, oooohh itu adalah penipu besar yang tidak masuk sorga. Ingat; penipu tidak masuk sorga.
 
Mengapa saya katakan; Lazarus menghargai firman di tengah kesulitan?
Sebab, di sini kita perhatikan: Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Lazarus ini betul-betul menghargai firman Allah sekalipun di tengah-tengah kesulitan yang hebat, sekalipun di tengah-tengah penderitaan yang luar biasa, sekalipun di tengah-tengah pergumulan yang sangat besar; tetapi pergumulan, kesulitan, penderitaan karena sakit, itu semua tidak bisa menghalangi dia untuk datang menghargai Firman Allah, tidak bisa menghalangi dia untuk menghilangkan rasa laparnya terhadap Firman Allah.
 
Kalau kita betul-betul mengalami rasa lapar dan haus kepada firman, maka kesulitan, kesusahan, penderitaan, pergumulan, sakit-penyakit tidak bisa menghalangi kita untuk datang mencari firman. Apalagi dengan alasan kecil-kecilan, misalnya karena kesibukan, itu tidak masuk akal.
 
Lihat: Lazarus berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Jadi, untuk menghilangkan rasa lapar, Lazarus harus memungut makanan yang tercecer dari meja orang kaya itu.
Makanan yang tercecer, disebut juga dengan; remah-remah, itulah firman Allah dalam bentuk pasal demi pasal, ayat demi ayat yang disampaikan di tengah-tengah ibadah pelayanan.
 
Kemudian, untuk menghilangkan laparnya itu, Lazarus harus berada di tengah-tengah penderitaan, Lazarus harus menepis pergumulan yang sangat hebat. APA ITU PERGUMULAN, KESULITAN, PENDERITAAN LAZARUS?
YANG PERTAMA: Lazarus adalah seorang pengemis. Pengemis = orang miskin = tidak ada uang. Namun sekalipun demikian, sekalipun tidak punya uang, tetapi itu tidak bisa menjadi penghalang untuk menghilangkan rasa laparnya.
Jadi, jangan saudara berkata “tidak ada ongkos”, pasti ada jalan keluarnya. Terlalu bodoh saya diakal-akali sidang jemaat yang berkata: “Tidak ada ongkos, Om”. TUHAN itu punya seribu satu macam cara; jadi, jangan bodoh. Jangan gunakan kebodohan saudara dijadikan sebagai alasan untuk membodohi TUHAN. TUHAN itu luar biasa bijaksana. Hamba TUHAN saja bijaksana, apalagi TUHAN Yesus; jadi, tidak usah pakai alasan.
YANG KEDUA: Badan Lazarus penuh dengan borok. Borok (luka-luka), itu adalah penderitaan. Tetapi seberat apapun borok, sesakit apapun penderitaan oleh karena borok, namun itu tidak bisa menghalangi Lazarus untuk menghilangkan rasa laparnya.
Jangan sampai karena borok, karena luka-luka, karena penderitaan -- menderita karena suami, menderita karena isteri, menderita karena anak, menderita karena orang tua, menderita karena ini dan itu --, lalu itu dijadikan alasan untuk tidak datang mencari Firman TUHAN; itu adalah kebodohan.
Tetapi bagi Lazarus tidak; borok penderitaan tidak bisa menjadi penghalang untuk datang mencari firman. Lazarus tahu bahwa firman itu agung dan mulia; Lazarus sadar bahwa dia diciptakan oleh firman, bukan karena siapa-siapa. Sekalipun dalam kesulitan, namun dia tetap sadar; dalam pergumulan, dia masih tetap sadar bahwa nafas hidupnya itu karena Firman Allah. Jangan sampai tidak sadar, seperti orang pingsan; mati tidak, hidup pun tidak; tidak tahu apa yang terjadi di sekitarnya.
Ada lagi yang lebih parah; kalau hanya penderitaan, hanya luka borok, memang itu berat, tetapi itu belum terlalu berat sebetulnya, tetapi yang lebih berat lagi, YANG KETIGA: Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Anjing-anjing datang, berarti; mendekat. Siapa anjing-anjing ini? Anjing-anjing, itu adalah gambaran dari bangsa kafir dengan segala noda kekafirannya, kenajisannya, kejahatannya, percabulannya, yang mendekat dan menggoda; bayangkan, ini adalah suatu pergumulan yang berat. Kalau kekafiran kenajisan mendekat, itu adalah pergumulan yang berat, lebih berat dari luka-luka borok-borok.
Tetapi dari bagian yang ketiga ini, ada lagi yang lebih berat, bahwa ternyata; anjing itu menjilat borok. Borok itu dijilat sampai bersih oleh anjing-anjing. Anjing ini sangat menyukai kelemahan orang lain.
Bayangkan, kalau orang lain mendekat, lalu kelemahan kita, kenajisan kita, kejahatan kita dijilat sampai bersih, apakah kita tidak tersanjung, tetapi ternyata itu dalam kebodohan. Ini adalah pergumulan yang berat; semua kelemahan kita dijilat habis, kejahatan kita dijilat habis, dusta kita dijilat habis, apa saja kelemahan kita dijilat habis; ini adalah tantangan yang berat sekali.
Kalau ada penjilat di tengah-tengah ini, tentu sangat susah menghadapi yang semacam ini. Kalau borok saja, itu melekat di tubuh kita, bisa datang kok mencari firman; tetapi kalau ada bangsa kafir dengan noda kekafiran yang menajiskan, lalu dia datang juga menjilat borok-borok kelemahan yang ada di dalam diri kita, itu sulit.
Tetapi sekalipun dalam pergumulan yang begitu berat; Lazarus tidak bisa dihalangi oleh anjing yang menjilat borok; dia datang untuk mencari firman, karena dia ingin menghilangkan rasa laparnya, rasa haus dahaganya. Jangan sampai ada di antara kita yang tidak membutuhkan firman. Jangan merasa diri hebat, padahal engkau sedang lemah, tidak berdaya.
 
Jadi, penderitaan dan pergumulan Lazarus ini, itu merupakan tantangan besar untuk ia datang mencari firman; tetapi sekalipun itu semua menjadi tantangan, namun dia tidak bisa dihalangi untuk menghargai firman.
Saya berharap, kita semua memiliki roh semacam ini. Jangan saudara dengar firman ini dan menganggapnya hanya sebatas (sekedar) cerita-cerita, seharusnya firman itu menjadi daging. Saya tahu, banyak orang Kristen seperti itu, yang datang hanya untuk mendengar cerita, akhirnya hidupnya tidak bisa berubah dari tahun ke tahun; usia sudah bertambah, tetapi tidak berubah, bukankah itu aneh?
 
Sekali lagi saya sampaikan: Sekalipun ada tantangan yang menghalangi karena pergumulan, karena penderitaan, karena sakit, kesulitan, dan lain sebagainya, namun itu tidak bisa menghalangi keinginan untuk menghilangkan rasa lapar Lazarus; sebaliknya, Lazarus itu memungut remah-remah yang tercecer dari meja orang kaya itu. Lazarus datang mencari firman, lalu dia memungut makanan yang tercecer dari meja orang kaya itu.
 
Seharusnya, firman Allah mendapat tempat pada meja hati kita masing-masing. Artinya; firman Allah itu yakni pasal demi pasal, ayat demi ayat yang telah disampaikan lalu kita dengar dengan sepasang telinga, seharusnya mendapat tempat pada meja hati kita masing-masing. Tetapi kenyataannya, kita melihat tadi; banyak makanan yang tercecer dari meja orang kaya itu, dan hal itu dimanfaatkan oleh Lazarus.
Bangsa kafir, itulah bangsa yang bukan Yahudi, bukan bangsa Israel, harus memanfaatkan kesempatan ini. Selagi bangsa Israel masih mengeraskan hati, ini adalah kemurahan bagi bangsa kafir. Kalau mereka sudah bertobat, mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat, maka tidak ada lagi kesempatan bagi kita bangsa Kafir; oleh sebab itu, manfaatkan kesempatan yang ada ini.
Bukannya kita menginginkan supaya bangsa Israel berperang terus, bukan; tetapi selagi masih ada kesempatan bagi kita oleh karena kekerasan hati mereka sesuai dengan yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 13-14, ini adalah kesempatan untuk memungut remah-remah yang tercecer dari meja hati mereka, sebab masih terlalu keras hati mereka, sehingga firman tidak mendapat tempat di dalam hati mereka, maka tercecerlah kepada bangsa kafir, itulah anjing-anjing tadi.
 
Pertanyaannya: APA YANG MENYEBABKAN MAKANAN ITU TECECER DARI MEJA ORANG KAYA?
Lukas 16:19
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
 
Seorang kaya selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus. Berarti, dia tidak jauh dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan, dia tetap berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau orang kaya ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu bagus, apalagi kalau dia menyadari bahwa hartanya, uangnya, hidupnya, nafasnya, pekerjaannya, kesehatannya diciptakan oleh firman. Lalu, kalau ada orang kaya yang sadar bahwa segala sesuatu itu adalah untuk kepentingan firman, maka itu lebih bagus lagi.
 
Tetapi sayangnya, sekalipun dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ternyata setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan, tidak bersukaria di dalam TUHAN. Jadi, dia berfoya-foya dengan kekayaannya, dia lupa TUHAN, membelakangi TUHAN, sehingga nanti bisa mengakibatkan banyaknya persundalan.
 
Tetapi ingat dan perhatikan: Yang sibuk bekerja, yang sibuk memiliki bisnis, yang sibuk punya usaha, ingat; kita tidak selamanya hidup di bumi ini. Ingat itu dan jangan lupa. Jadi, saudara tidak boleh terlena dengan sukaria di dalam kemewahan. Saudara harus hapuskan sukaria dalam kemewahan di dalam pikiran saudara. Mengapa saya katakan demikian?
 
Lukas 16:22
(16:22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
 
Kemudian matilah orang miskin itu ... Akhirnya mati, bukan? Jadi, saudara tidak bisa terlena di dunia ini. Terlalu bodoh jika manusia terlena di dunia ini, karena pada akhirnya, matilah orang miskin itu.
 
Matilah orang miskin itu, lalu dikubur, sesudah itu rohnya dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Intinya; akhirnya, dunia ini ditinggalkan, bukan? Saudara David, apakah bisa engkau bawa Pajeromu ke sorga? Tentu tidak. Saudara yang memiliki pekerjaan, saudara yang mempunyai uang, apakah bisa saudara bawa uangmu itu ke sorga? Semuanya pada akhirnya, segala sesuatu yang kita miliki, memang harus ditinggalkan.
 
Tetapi lihat, Lazarus ini mati, lalu dikubur, dan rohnya dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Mengapa harus pangkuan Abraham? Mengapa tidak pangkuan Adam? Karena Abraham adalah bapa orang percaya, bapa orang beriman.
Biarlah iman kita kepada firman iman memangku kita sampai selama-lamanya. Uang mu, harta mu, borok mu, penyakit mu, termasuk anjing-anjing tadi tidak bisa memangku kita. Yang memangku kita sampai selama-lamanya pada akhirnya nanti hanyalah firman iman.
Bukankah firman ini jelas? Jangan nanti saudara salahkan TUHAN Yesus di kala nanti saudara menderita; turun iman, turun kerohanian. Ingat; jangan persalahkan TUHAN, sebab kita sudah dengar firman malam ini.
 
Di sini dikatakan: Matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Maka, timbul pertanyaan di sini: Mengapa tidak langsung dibawa masuk ke sorga? Bukankah hal ini menjadi pertanyaan?
 
Tetapi marilah kita sedikit bergeser dari ayat ini, sebelum kita kembali fokus pada peristiwa ini. Kita sejenak akan melihat; mengapa tidak langsung dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Kok justru disebutkan ke pangkuan Abraham? Yang pasti, firman iman memangku kita selama-lamanya.
 
Saya berharap, sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, bahkan umat TUHAN yang sudah tekun mengikuti, ayo perhatikan sungguh-sungguh, sebab pikiran perasaan manusia daging harus diterangi oleh firman.
 
Kita akan melihat: MENGAPA TIDAK KE SORGA LANGSUNG?
Hal ini akan kita perhatikan di dalam Wahyu 20, dengan perikop: “Hukuman yang terakhir” Pada akhirnya, semua akan menerima penghukuman (penghakiman), bukan? Pada akhirnya memang akan begitu; diadili di hadapan hakim agung.
Wahyu 20:11
(20:11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
 
Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Suatu kali nanti, ada takhta putih. Dan nanti, firman itu duduk di atas takhta itu.
 
Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Hal ini sama dengan kisah Lazarus tadi, di mana pada akhirnya dia akan tinggalkan langit, bumi, dan segala isinya. Jadi, Lukas 16:22 sama dengan Wahyu 20:11.
 
Wahyu 20:12
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
 
Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, orang yang mati mulai dari zaman Lazarus sampai pada waktu Yesus itu, sampai nanti kepada hari penghakiman, berdiri di depan takhta itu.
 
Lalu dibuka semua kitab, di mana di dalam kitab itu, semua perjalanan hidup kita ditulis di situ.
-          Kapan kita jengkel, ditulis jam berapa, tanggal berapa.
-          Kapan anak berontak terhadap orang tua, ditulis jam berapa, tanggal berapa, hari apa, tahun berapa.
-          Kapan kita jengkel kepada gembala sidang, lalu dengan berani mengundurkan diri dari ibadah dan pelayanan, dan ujung-ujungnya sampai murtad, ditulis juga di situ. Biasanya, orang yang mengundurkan diri, lama-lama akan murtad; tetapi semoga yang mundur ini tetap bertahan.
-          Kemudian, ditulis lagi kapan dia memberontak, kapan dia berdusta, kapan dia mencuri miliknya TUHAN (sepersepuluh), semua itu ditulis di situ.
-          Mungkin sudah terjadi kesalahan, lalu dia bertobat, dan kemudian berbalik mengasihi TUHAN. Sejak kapan? Hal itu ditulis di situ.
-          Lalu, kalau ia jujur mengembalikan sepersepuluh karena sudah bertobat, juga ditulis di situ.
-          Ketika seseorang mulai mengerti kepentingan firman, juga ditulis di situ. Sudah mulai jujur, tidak lagi berdusta, ditulis juga di situ.
-          Atau sebaliknya, sudah menerima TUHAN, tetapi balik lagi mencemarkan diri, itu juga semua ditulis di situ.
Semua tanggal, hari, jam, waktu, semuanya ditulis. Riwayat hidup dan kelakuan setiap orang ada di situ. Itulah yang disebut “semua kitab”.
 
Sebagai contoh: Dalam Ester 6:1, Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Kalau saudara tidak bisa tidur, langsung saja baca Alkitab. Jangan begadang begitu saja, tetapi langsung baca alkitab saja, maka di situ ada jawaban mengapa saudara tidak bisa tidur.
Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. Demikianlah juga TUHAN di hadapan kita kelak, di mana Dia akan duduk di atas takhta putih. Semua riwayat dan kelakuan setiap hidup akan dibacakan, itulah “semua kitab”.
 
Tetapi, ada lagi “kitab lain”, yaitu kitab kehidupan Anak Domba yang telah tersembelih. Apa yang tertulis di dalamnya? Bukan lagi kelakuan, tetapi nama-nama orang yang terdaftar di sorga. Hal ini sudah disampaikan beberapa waktu lalu, bukan?
Nama-nama yang tertulis dalam kitab kehidupan adalah nama-nama yang terdaftar di sorga, itulah orang yang dengar-dengaran. Yesus adalah Gembala Agung, tetapi Dia memanggil domba-dombanya sesuai namanya, berarti; namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih itu.
 
Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Jadi, semua kitab kelak akan dibuka; maka, saudara tidak bisa menipu TUHAN. Manusia bisa menipu sesamanya, tetapi TUHAN tidak bisa, sebab segalanya tercatat.
-          Kapan seseorang berzinah, kapan seseorang bertobat, itu semua dicatat.
-          Kapan seseorang berdusta, kapan seseorang jujur, itu semua dicatat.
-          Kapan seseorang mencuri, lalu kapan seseorang mengakui pencuriannya, itu semua dicatat. Jangan sampai sudah mencuri tetapi tidak diakui, maka ia tidak akan masuk sorga.
 
Jadi, saudara jangan berpikir bahwa hidup ini gampang sekali. Memang gampang kalau kita mau pikul salib, tetapi susah kalau kita tolak salib. Salib itu yang memudahkan kita dalam segala sesuatu; salib yang mempermudah kita untuk masuk dalam Kerajaan Sorga. Jalan salib adalah akses besar untuk masuk sorga. Sempitlah jalan, sesaklah pintu; itu adalah jalan ke sorga. Tetapi lebarlah jalan menuju binasa.
 
Itulah yang dimaksud dengan “semua kitab” dan “kitab kehidupan”.
 
Wahyu 20:13-15
(20:13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. (20:14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. (20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
 
Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Jadi, orang-orang yang mati itu akan dihidupkan kembali untuk menghadap takhta putih; selanjutnya, setiap orang akan diadili.
Maka, saudara jangan pernah berpikir bahwa hidup ini sesuka hati saja; hati-hati. Kita ini hidup harus bergantung kepada firman. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.
 
Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, sebaliknya semua kelakuan buruk yang ditulis di dalam semua kitab, akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala, itulah kematian kedua.
Kematian yang pertama adalah kematian pada saat aniaya antikris. Mungkin ibadahnya belum memuncak sampai doa penyembahan, akhirnya masuk dalam aniaya, dan lehernya dipenggal, karena ia tidak mau menyembah patung binatang itu. Lalu sesudah lewat 3.5 (tiga setengah) tahun, dia dibangkitkan; ini adalah kebangkitan yang pertama, di mana mereka menjadi imamat rajani, memerintah di dalam kerajaan 1000 (seribu) tahun damai. Sesudah itu, untuk sesaat lamanya, barulah nanti ada takhta putih, penghakiman untuk segalanya, barulah di situ nanti ada kematian yang kedua dan kebangkitan yang kedua. Kebangkitan yang kedua adalah untuk dihakimi; sesudah dihakimi, maka yang selamat akan tetap dalam kebangkitan kekal, Yerusalem yang baru, tetapi yang tidak selamat akan berada pada kematian yang kedua, yaitu dilemparkan ke dalam api neraka untuk selama-lamanya.
 
Tetapi lihat Lazarus tadi; setelah langit bumi lenyap, artinya dia sudah tinggalkan langit dan bumi, selanjutnya dia dikubur, dan rohnya dibawa kepada pangkuan Abraham. Jadi, langit bumi ini akan berlalu, dilemparkan ke dalam lautan api neraka untuk selama-lamanya; mengalami kepanasan di sana selama-lamanya, bukan hanya 1000 (seribu) tahun, bukan 100 (seratus) tahun, tetapi selama-lamanya, forever, tidak ada pengampunan. Oleh sebab itu, hati-hati, kita harus bergantung kepada firman.
 
Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, tidak terdaftar di sorga, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. Yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga, maka selanjutnya ia dilemparkan ke dalam lautan api untuk selama-lamanya.
Saudara mungkin pernah terkena panas atau terbakar oleh panas api rokok -- bagi dia yang pernah merokok --, atau kalau dia suka (pernah) memasak di dapur mungkin dia pernah terkena panas api dapur ketika dia memasak, dan itu sakit bukan? Lalu, ketika tangan saudara kejepit, itu sakit bukan? Namun itu belum seberapa, karena panasnya api neraka tujuh kali lebih panas dari dapur api mana saja, termasuk lebih panas dari dapur api peleburan biji pelet baja Krakatau Steel. Jadi, jangan saudara anggap enteng hidup ini.
 
Untuk menunjang Wahyu 20:13-15 tadi, kita sambungkan dengan Wahyu 11.
Wahyu 11:18
(11:18) dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."
 
Telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi;
-          untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu,
-          dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.
Itulah penghakiman yang kedua.
 
Itu adalah Perjanjian Baru dalam kitab yang terakhir; sekarang, kita bandingkan dengan Nehemia.
Mengapa kita harus memperhatikan ini, sekalipun sedikit bergeser dari kisah dalam Lukas tadi? Supaya saudara paham bagaimana kisah hidup kita selanjutnya. Jangan saudara berpikir bahwa “hidup hanya satu kali”, lalu berfoya-foya dalam sukaria, dengan kemewahan. Saudara bodoh jika berpikir seperti itu, sebab itu adalah cara berpikir orang Kristen yang bodoh. Tetapi malam ini, hati dan pikiran kita sudah diterangi supaya kita menjadi bijaksana, bukan?
 
Kita akan memperhatikan Nehemia 7, dengan perikop: “Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan”, itulah dari Babel.
Nehemia 7:61-65
(7:61) Inilah orang-orang yang berangkat pulang dari Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adon dan Imer, tetapi mereka tidak dapat menyatakan apakah kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa Israel: (7:62) bani Delaya, bani Tobia, bani Nekoda: enam ratus empat puluh dua orang; (7:63) dan dari antara para imam: bani Habaya, bani Hakos, bani Barzilai. Barzilai itu memperisteri seorang anak perempuan Barzilai, orang Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai menurut nama keluarga itu. (7:64) Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah, tetapi karena itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam. (7:65) Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada seorang imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.
 
Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah ... Semoga nama kita, silsilah kita ada dan kita menjadi bagian dalam keluarga dari Kerajaan Sorga.
 
Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah, tetapi karena itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam. Jadi, yang tidak tertulis dalam kitab kehidupan adalah kehidupan yang tidak tahir (tidak suci) di hadapan TUHAN.
Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus, tidak boleh duduk makan bersama dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga, Ruangan Maha Kudus, sampai ada seorang imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.
 
Itulah yang tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, yaitu yang tidak tahir, kemudian yang tidak layak duduk makan bersama dengan TUHAN di dalam Kerajaan Sorga.
Setelah ditelusuri, tidak ada namanya di dalam silsilah itu. Mulai dari sekarang, biarlah kiranya oleh kuasa Firman Allah yang suci, mulia dan agung, kehidupan kita semua menjadi tahir. Tidak bisa kita tahir karena pengertian manusia daging, tidak bisa kita tahir karena motivator, tidak bisa. Kita suci hanya karena firman.
 
Itulah sedikit untuk menjawab pertanyaan “mengapa tidak langsung masuk sorga”. Jadi, terlebih dahulu menghadapi pengadilan nanti, barulah;
-          ada yang masuk sorga, itulah yang tertulis dalam kitab kehidupan,
-          juga ada yang dilemparkan ke dalam api neraka, itulah yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan.  
 
Barulah kita kembali untuk membaca Injil Lukas 16 tadi.
Lukas 16:23
(16:23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
 
Akhirnya, orang kaya itu juga mati. Apa maksudnya? Berarti Dia harus meninggalkan langit, bumi dan segala isinya, termasuk kemewahannya.
Jadi, saudara tidak boleh terlena dengan pendidikan yang tinggi, tidak boleh terlena dengan kedudukan yang tinggi, tidak boleh terlena dengan gelar yang tinggi, tidak boleh terlena dengan harta yang banyak, uang yang banyak, bisnis yang luar biasa; semuanya harus meninggalkan langit, bumi dan segala isinya. Ingat itu. Jadi, tidak usah bersungut-sungut; kembali saja ke firman, tidak usah pakai perasaan dalam mengikuti TUHAN.
 
Pada akhirnya, orang kaya itu juga mati, lalu dikubur; dari debu kembali ke debu. Tetapi untuk sementara, orang kaya ini menantikan hari penghakiman dengan menderita sengsara di alam maut; begitu mati, dikubur, tetapi dia langsung ditempatkan berada di alam maut.
 
-          Berbeda dengan Lazarus yang selalu bergantung kepada firman, tidak bisa dihalangi oleh kesulitan dan pergumulan dan penderitaan (sakit), setelah ia mati dan dikubur, selanjutnya rohnya dibawa oleh malaikat ke pangkuan Abraham.
-          Sementara orang kaya, setelah ia mati dan dikubur, selanjutnya rohnya dibawa ke alam maut; menderita sengsara di sana, untuk menantikan pengadilan takhta putih tadi.
Jadi, tetap Firman Allah yang menjadi hakimnya.
 
Dari alam maut, dari tempat sengsara panas itulah, ia memandang ke atas, dari jarak yang jauh, dilihatnyalah Lazarus duduk di pangkuan Abraham. Jadi, sorga itu hanya dilihat mata, hanya impian saja bagi orang kaya itu; pada akhirnya, sorga itu bukan menjadi pengalaman hidup dari orang kaya tersebut.
Sangat ironis sekali; semua menjadi sia-sia, semua menjadi percuma. Kalau kita tidak masuk sorga, walaupun kita berada di tengah ibadah, maka pengorbanan sia-sia, segala yang dikorbankan sia-sia, tenaga, pikiran, waktu, perhatian, segala yang ada sia-sia. Jadi, jangan sia-siakan segala yang kita bawa kepada TUHAN.
 
Orang kaya itu memandang dari jauh, barangkali dalam hatinya, ia berkata: “Enak ya Lazarus itu sejuk-sejuk, sedangkan aku kepanasan di sini.” Siapa yang mampu bertahan dalam kepanasan yang hebat, tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun? Siapa yang bisa bertahan? Tidak ada. Lihatlah, saking panasnya, kita akan melihat ayat selanjutnya.
 
Lukas 16:24
(16:24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
 
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Dari alam maut, orang kaya ini meminta (memohon) belas kasihan kepada Abraham, bapa beriman.
Mengharapkan belas kasihan yang dimaksud di sini adalah dia memohon kepada Abraham supaya Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan jarinya ke dalam air untuk menyejukkan lidah orang kaya itu, sebab dia mengalami sakit, dia mengalami panas yang hebat yang tidak tertahankan lagi.
 
Karena pengalaman sakit dan panas itu, dia memohon belas kasihan “kasihanilah aku”, kemudian dalam belas kasihan itu dia memohon supaya bapa Abraham menyuruh Lazarus untuk mencelupkan ujung jarinya, sebab ia kepanasan. Orang kaya itu ingin menerima kesejukan, tetapi tidak bisa. Sorga hanyalah khayalan bagi dia.
 
Singkat kata: Kalau sudah berada di alam maut, maka tidak ada lagi belas kasihan di sana. Belas kasihan berlaku bagi orang yang mau menggunakan kesempatan yang ada.
 
Lukas 16:25
(16:25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
 
Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, tetapi tidak memanfaatkan belas kasihan yang TUHAN berikan.
Sebetulnya, belas kasihan yang benar adalah selama ada waktu, selagi ada kesempatan, itu adalah belas kasihan TUHAN bagi kita, itu adalah panjang sabar; maka, manfaatkan sebaik mungkin, jangan terlena seperti orang kaya ini. Dia lupa bahwa langit bumi akan berlalu.
 
Singkat kata, untuk yang pertama: Kalau sudah berada di alam maut, maka tidak ada lagi belas kasihan dan pertolongan.
 
Lukas 16:26
(16:26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
 
Antara Lazarus yang berada di pangkuan Abraham dan orang kaya di alam maut, itu terbentang jurang yang tidak terseberangi oleh siapapun.
 
Jadi, karena terbentang jurang yang tidak terseberangi, maka dari mereka yang berada di pangkuan Abraham untuk berada ke alat maut, sebaliknya dari alam maut untuk berada ke pangkuan Abraham, tidak dapat menyeberang. Artinya, tidak ada lagi kesempatan untuk mendapatkan keselamatan. Kalau sudah ditempatkan di alat maut, maka tidak ada lagi kesempatan untuk memperoleh keselamatan, karena terbentang jurang yang tidak terseberangi antara pangkuan Abraham dengan alat maut. Antara bumi dengan sorga terbentang luas jaraknya, yang tidak bisa diukur oleh manusia.
 
Jarak bumi dengan planet lain masih bisa dihitung oleh ilmuan, oleh orang pandai di bumi ini. Tetapi jarak bumi dengan sorga tidak ada yang bisa menghitung dan mengukurnya; hanya karena belas kasihan saja.
Jadi, sekalipun jaraknya tidak terhitung, karena jaraknya begitu jauh, tetapi kalau kita mendapat belas kasihan, maka kita tertolong dan selamat. Yang kita butuhkan adalah panjang sabar dan belas kasihan TUHAN, itulah kesempatan yang TUHAN berikan hari ini. Biarlah kiranya otak dan pikiran kita ini terbuka, sehingga kita dapat memahami hal ini dengan baik.
 
Singkat kata, untuk yang kedua: Kalau sudah berada di alam maut, maka tidak ada lagi kesempatan untuk mendapatkan keselamatan.
 
Lukas 16:27-29
(16:27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (16:28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (16:29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
 
Singkat kata, untuk yang ketiga: Kalau sudah berada di alam maut, maka seruan tidak didengar lagi. Apa saja yang dimohonkan, tidak didengar lagi.
 
Tadi, orang kaya itu berkata: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia (Lazarus) ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Jadi, orang kaya ini memiliki pengalaman yang hebat dalam penderitaan; oleh sebab itu, dia memohon kepada Abraham supaya Lazarus ke rumah ayahnya, sebab di sana masih ada lima saudaranya, supaya mereka diperingatkan untuk sungguh-sungguh.
Tetapi Abraham tidak mendengarkan seruan itu, selain hanya berkata: “Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.” Jadi, kalau mau selamat, maka 5 (lima) saudaranya yang tinggal di rumah ayahnya itu haruslah mau menerima dan mendengar kesaksian Musa dan kesaksian para nabi.
 
Abraham itu bapa beriman; dia tahu, dia sudah imani firman yang dia terima dari sorga, dari Allah, maka dia sampaikan kepada orang yang ada di alam maut itu.
Tetapi lihatlah, kalau seseorang sudah masuk neraka, maka seharusnya ia dengar-dengaran, tetapi ini malah ngeyel. Oleh sebab itu, jangan tengil-tengil, lebih baik dengar-dengaran saja; jangan pernah merasa diri baik, jangan pernah merasa suci, jangan pernah merasa lebih benar dari orang lain.
 
Lukas 16:30
(16:30) Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
 
Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham ... Lihat, orang kaya itu sudah masuk alam maut, tetapi masih merasa diri lebih baik. Sudah salah, tetapi masih tetap membenarkan diri dan mempersalahkan Abraham, bukankah itu tidak masuk akal? Tetapi banyak orang Kristen yang seperti itu; sudah salah tetapi masih membenarkan yang salah. Dari mana orang salah bisa membenarkan orang yang salah, supaya menjadi benar?
 
Orang kaya itu berkata: “Tidak”, padahal dia saja sudah masuk alam maut. Abraham sudah imani firman, itu sebabnya dia masuk sorga; lalu pengalaman iman kepada firman, dia ceritakan, tetapi justru malah ngeyel. Sudah masuk neraka saja, orang kaya ini masih bodoh; luar biasa bodohnya.
Jangan tengil-tengil rohani; sudah salah, tetapi masih mau mengajari, masih mau bertahan kebodohannya, bahkan berkata “aku dapat lawan Setan.” Bagaimana seseorang bisa melawan Setan, padahal ia berada dalam kesalahan? Dengar firman saja, sudah cukup, titik, supaya selamat. Jangan kita miliki roh tengil.
 
Perhatikan kembali: Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham ... Padahal, Abraham itu adalah bapa orang beriman, lalu pengalaman itu dia ceritakan, tetapi hal itu tidak diterima oleh orang kaya tersebut, itu sebabnya dia berkata: Tidak, Bapa Abraham.
Lalu selanjutnya dia berkata: “ ... tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.” Maksudnya, kalau Lazarus yang dahulu mati, lalu hidup, bukankah itu bicara mujizat? Jadi, maksud orang kaya itu, kalau mujizat dinyatakan kepada saudaranya yang tinggal di rumah ayahnya, maka pastilah mereka bertobat.
Inilah pengertian gereja TUHAN di akhir zaman, pengertian bodoh gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, seperti tengilnya orang yang masuk di alam maut ini. Banyak hamba TUHAN tengil seperti tengilnya orang kaya yang masuk di alam maut ini, sehingga sidang jemaat pun menjadi tengil.
 
Itulah yang membuat saya kadang-kadang menjadi greget; sudah salah, tetapi masih membenarkan diri. Tidak ada pengalaman untuk memperoleh keselamatan, pengalaman yang dimiliki hanyalah kebinasaan, namun masih saja melawan yang memiliki pengalaman dengan firman iman; itu tidak masuk akal.
 
Tetapi apa kata Abraham? Dia tetap bicara tentang pengalaman keselamatan. Pengalaman keselamatan itu tetap dinyatakan oleh Abraham.
 
Lukas 16:31
(16:31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
 
Kembali tetap Abraham berkata: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.
 
Biarpun sejuta kali terjadi mujizat orang yang mati dihidupkan kembali, sejuta kali terjadi di depan mata, seseorang tetap tidak bisa diyakinkan, kecuali apabila ia mau menerima kesaksian Musa dan kesaksian para nabi.
 
Kiranya terbukalah hati dan pikiran kita. Bukan saja sidang jemaat di GPT “BETANIA” yang bersama-sama tatap muka, tetapi juga sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, umat TUHAN yang sudah tekun setia memberikan dirinya digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, baik saudara di tanah air, Nusantara, di dalam negeri, maupun saudara di luar negeri, di mana pun anda berada, perhatikan Firman TUHAN sungguh-sungguh. Perhatikan dan dengar kesaksian Musa, dengar kesaksian para nabi. Saya berharap, roh tengil itu tidak ada lagi.
 
Mengapa Abraham ini tetap bertahan kekeh dengan pengalamannya, yaitu bertahan dengan: kesaksian Musa dan kesaksian para nabi. Apa itu kesaksian Musa dan kesaksian nabi?
 
APA ITU KESAKSIAN MUSA?
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
 
Ibadah dan pelayanan di bumi ini harus merupakan gambaran dan bayangan dari ibadah pelayanan di sorga; oleh sebab itu, kita harus menggunakan pola sorgawi, itulah pola Tabernakel.
 
Singkat kata: Kesaksian Musa adalah Pengajaran Pembangunan Tabernakel atau Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Jadi, kita mutlak harus terima firman Pengajaran Pembangunan Tabernakel, firman Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus, sehingga ibadah pelayanan di bumi ini betul-betul gambaran dan bayangan atau pantulan dari ibadah pelayanan di sorga.
Terimalah firman Pengajaran Pembangunan Tabernakel, dan kita sudah menerimanya dari TUHAN, bukan? Biarlah kita bersyukur berterima kasih kepada TUHAN. Ini adalah kesaksian Musa; jangan diabaikan. Ini bukan sekedar cerita, melainkan harus mendarah daging, supaya selamat, sebab tidak cukup dengan mujizat orang mati dihidupkan, itu tidak cukup. Biar sejuta kali terjadi mujizat, namun seseorang tetap tidak bisa diyakinkan. Justru dengan mujizat, memicu terjadinya dosa kesombongan kefasikan di dalam diri seseorang, dari nafsu orang muda yang pernah saya sampaikan dalam ibadah lain.
Asal kita sabar dan bertekun, lama-lama kita pasti mengerti firman; tidak perlu menggerutu dan mengrundal-grundal, toh juga supaya kita selamat, itulah maksud TUHAN.
 
Ibrani 8:6-7
(8:6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. (8:7) Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
 
Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia ... Dia melayani sebagai Imam Besar, Dia melayani di Tabernakel yang sempurna, bukan lagi di Tabernakel lahiriah. Jadi, kita bukan lagi membangun Tabernakel yang lahiriah, melainkan kita sekarang sedang membangun Tabernakel yang sempurna, Tabernakel rohani, di situlah Yesus sebagai Imam Besar melayani dan berdoa. Itulah kesaksian Musa.
 
Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Itu sebabnya, kita tidak membangun Tabernakel Musa, tetapi kita membangun Tabernakel secara rohani, di mana yang menjadi Imam Besar Agung di situ ialah Yesus Kristus.
 
Kita perhatikan Ibrani 9, dengan perikop: “Tempat kudus di bumi dan di sorga” Ibadah pelayanan di bumi harus menjadi gambaran bayangan dari ibadah pelayanan di sorga; maka, terimalah kesaksian Musa, itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel (tubuh Kristus).
Ibrani 9:8
(9:8) Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.
 
Dengan ini Roh Kudus menyatakan ... Ini adalah Roh Kudus yang menyatakan, bukan lagi saya, Daniel, yang berbicara, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. Berarti, yang dibangun bukanlah kemah atau Tabernakel Musa secara lahiriah, tetapi yang dibangun adalah kemah secara rohani, supaya Yesus sebagai Imam Besar Agung  yang melayani di dalamnya. Inilah kesaksian Musa.
 
Lihat TABERNAKEL SEJATI.
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --  (9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang, hidup yang kedua, Yerusalem baru. Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, bukan yang dibangun oleh Musa, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini.
 
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya, Dialah Tabernakel sejati, Dia sudah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, ke dalam Ruangan Maha Suci, ke dalam Kerajaan Sorga, bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu. Pada waktu pembangunan Tabernakel, untuk mengadakan pendamaian dosa, seorang imam besar harus membawa darah domba jantan dan darah anak lembu., tetapi di sini kita melihat; Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Kelepasan yang kekal ada di dalam kerajaan Sorga, karena kita mau menerima kesaksian Musa, Tabernakel sejati, Yesus Kristus, yang sudah melintasi kemah yang lebih sempurna, di mana Ia telah menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib untuk memperdamaikan dosa kita. Itulah kesaksian Musa.
Jadi, tidak cukup dengan mujizat. Biar sejuta kali mujizat terjadi di depan mata; orang mati hidup sejuta kali berulang-ulang terjadi di depan mata, namun seseorang tetap tidak bisa diyakinkan. Maka, sidang jemaat di seluruh dunia, di mana pun berada, baik di dalam negeri, di tanah air, maupun di luar negeri, tidak boleh terkecoh dengan hamba TUHAN tengil. Jangan mau dibodoh-bodohi.
 
Ibrani 8:6
(8:6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
 
Sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, Tabernakel sorgawi, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, Ia telah mengadakan pendamaian terhadap dosa manusia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Itulah tentang kesaksian Musa.
 
Yesus Tabernakel sejati; kita dibangunkan di dalam-Nya menjadi tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh Mempelai. Itulah kesaksian Musa. Oleh sebab itu, terimalah firman Pengajaran Pembangunan Tabernakel, yang disingkat PPT, sehingga kita dibawa sampai kepada kekekalan. Seharusnya saudara bangga karena sudah menerima PPT; TUHAN sudah sahkan, negara juga sudah sahkan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT). Itu semua oleh karena firman, dan kembali untuk kepentingan firman.
 
APA KESAKSIAN PARA NABI?
Untuk mengetahui kesaksian para nabi, pertama-tama yang harus kita ketahui adalah tugas nabi. Tugas nabi adalah untuk bernubuat, artinya; menyingkapkan segala yang terselubung.
Singkat kata: Kesaksian para nabi ialah masuk dalam penyucian oleh Firman Allah, menerima penyucian firman, supaya dosa dibongkar dengan tuntas. Jangan sampai kita menolak penyucian firman. Kesucian itu bukan akhir. Kesucian adalah awal untuk sampai kepada kesempurnaan. Itulah tugas nabi, itulah kesaksian nabi.
 
CONTOH terjadinya penyucian oleh firman nabi.
Yohanes 4:15-19
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." (4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." (4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." (4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
 
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Perempuan Samaria ingin menghilangkan rasa dahaga.
Jadi, harus dimulai dari situ dahulu; berusahalah untuk menghilangkan rasa dahaga, maka kita akan tahu kesaksian nabi. Mulai dari sekarang, berusahalah untuk menghilangkan rasa dahaga, jangan haus dengan yang lain-lain lagi, apalagi kenajisan.
 
Untuk memberikan air itu, pertama-tama Yesus berkata kepada perempuan Samaria: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Sepintas kita melihat perkataan Yesus, seolah-olah TUHAN Yesus itu tidak tahu apa-apa, seperti hamba TUHAN bodoh yang tidak tahu apa-apa. Tetapi apa yang diucapkan oleh Yesus kepada perempuan Samaria, justru sebaliknya, justru menunjukkan bahwa dia adalah nabi, bukan karena dia bodoh.
 
Setelah mendengarkan pernyataan TUHAN Yesus, perempuan itu berkata kepada TUHAN Yesus: "Aku tidak mempunyai suami."
Setelah mendengar pernyataan perempuan itu, lalu Yesus kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami.
Jadi, kalau pada ayat 16, Yesus memerintahkan perempuan itu untuk pergi, lalu memanggil suaminya, bukan berarti Yesus tidak tahu apa-apa, tetapi Dia tahu semua. Itu sebabnya, setelah perempuan itu mengaku dengan jujur, barulah Yesus berkata: “Tepat katamu.
Yesus mengakui dia sebagai orang yang jujur dalam mengakui dosa. Kalau mengakui dosa, jangan setengah-setengah; tetapi jujur dan tuntaskan 100 % (seratus persen).
 
Yesus berkata kepada perempuan Samaria: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu." Perempuan itu sudah mempunyai lima suami sebelumnya, kemudian saat dia berbicara dengan Yesus, dia sedang bersama dengan satu laki-laki, berarti ada enam laki-laki. Inilah hausnya perempuan itu kepada kenajisannya.
Selanjutnya, Yesus berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar Selain Yesus mengatakan dia jujur, Yesus juga membenarkan dia. Biarlah TUHAN Yesus oleh firman-Nya yang membenarkan kita malam ini dan seterusnya. Jangan sesekali membenarkan diri, tetapi di dalam pengakuan dosa harus tuntas setuntas-tuntasnya.
Kalau ada saudara yang belum tuntas mengakui dosa, jangan keras hati, tetapi datanglah cepat-cepat untuk mengakui, dan menangislah, supaya engkau bisa merasakan kesaksian nabi dan kuasanya. Kalau engkau tidak mengakui, maka engkau tidak akan pernah mengakui kesaksian nabi dan seperti apa kuasanya.
 
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Singkat kata: Perempuan Samaria sudah melihat kuasa dari kesaksian nabi.
Kita harus merasakan kuasa dari kesaksian nabi. Jangan saudara keliru dalam melihat seorang nabi. Tugas nabi itu hanya bernubuat, menyingkapkan segala yang terselubung, berarti; mengadakan penyucian terhadap dosa. Kita harus menerima kesaksian nabi dengan menerima penyucian firman, supaya kita disucikan sekudus-kudusnya, sehingga kita merasakan kuasa dari kesaksian nabi itu sendiri.
Kalau tidak ada pengakuan, maka tidak akan bisa merasakan kuasa dari kesaksian nabi. Jangan bertahan dengan kebodohan, tetapi bertobatlah 100 % (seratus persen).
 
Sekarang kita akan melihat KEKELIRUAN dalam melihat nabi di dalam Yohanes 6.
Yohanes 6:2
(6:2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
 
Banyak orang berbondong-bondong mengikuti TUHAN karena mujizat yang diadakan oleh TUHAN Yesus Kristus. Apa mujizat yang diadakan Yesus? Itulah mujizat kesembuhan; yang sakit menjadi sembuh. Dan karena mujizat itu, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus.
Bagaimana saudara datang beribadah; apakah karena mujizat lalu datang beribadah? Kalau karena mujizat kita datang beribadah, maka sama dengan Injil Yohanes 6:2.
 
Yohanes 6:13-14
(6:13) Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. (6:14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
 
Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Inilah mujizat kedua yang Yesus adakan, di mana lima roti dan dua ikan dipecah-pecahkan untuk memberi makan 5000 (lima ribu) orang laki-laki, tidak terhitung perempuan dan anak-anak, lalu dari situ sisalah 12 (dua belas) bakul berisi penuh; inilah mujizat yang kedua.
Mujizat pertama adalah kesembuhan atas orang sakit; mujizat kedua adalah memberi makan 5000 (lima ribu) orang. Sesudah melihat mujizat yang kedua ini, apa yang dikatakan oleh orang banyak ini? "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia." Inilah adalah golongan atau kelompok yang tidak pernah mengenal kesaksian nabi dan tidak merasakan kuasa nabi.
 
Tugas nabi bukanlah untuk mujizat kesembuhan dan mujizat lain sebagainya. Tugas nabi adalah untuk menyingkapkan segala yang terselubung, mengadakan penyucian terhadap dosa; sehingga dosa dibongkar dengan tuntas setuntas-tuntasnya. Itulah tugas nabi.
Jadi, di sini mereka keliru melihat Yesus sebagai nabi. Hanya karena mujizat, lantas mereka berkata bahwa Yesus adalah nabi; itu salah.
 
Yohanes 6:15
(6:15) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
 
Kalau mengikuti TUHAN karena "mujizat", baik itu mujizat kesembuhan, maupun mujizat-mujizat yang lain, yang tidak ada menjadi ada -- seperti lima roti dan dua ikan -- , maka TUHAN Yesus tidak tertarik menjadi Raja atas orang semacam ini.
Kalau saudara mengikuti TUHAN hanya karena mujizat, maka Yesus tidak mau menjadi Raja atas saudara. Inilah yang tidak disingkapkan oleh banyak hamba TUHAN di atas muka bumi ini. Kalau yang sudah menyingkapkan ya puji TUHAN, tetapi masih banyak hamba TUHAN yang berlaku curang, tidak berani menyampaikan yang sebenarnya, dan membiarkan orang kaya tetap dalam kebodohannya. Tetapi kita tidak mau lagi dibodoh-bodohi, bukan? Karena tidak mau menjadi Raja atas orang yang pengikutannya karena mujizat. TUHAN hanya mau menjadi Raja kalau ia sudah mau menerima kesaksian nabi dan sekaligus satu paket menerima kuasa dari para nabi, barulah Ia mau menjadi Raja. Belum menerima penyucian kok sudah menginginkan Yesus menjadi Raja; mana mungkin Kepala bersatu dengan tubuh yang kotor. Jadi, harus terlebih dahulu disucikan. Terima dulu kesaksian nabi dan kuasanya, barulah Kepala dengan tubuh menyatu, Yesus mau menjadi Raja. Jadi, kita jangan berlaku konyol dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Tidakkah saudara melihat kewibawaan dari Firman Allah? Maka, jangan bodoh seperti di masa lalu lagi. Begitu agung dan mulia Firman Allah; begitu suci untuk menyucikan kita semua.
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar; maka, milikilah roh dengar-dengaran itu, supaya kepada siapa yang memiliki dan mempunyainya, maka akan diberikan sampai berkelimpahan, itulah suasana sorga.
 
1 (satu) jam 51 (lima puluh satu) menit kita mendengar firman, namun itu tidak terasa, karena TUHAN mengerti isi hati kita semua. Seperti itulah Maria yang “tidak merasa” lagi, dia duduk dekat kaki TUHAN dan terus dengar firman; sudah berlalu sejam, namun terus dengar firman; sudah berlalu satu jam setengah, namun terus dengar firman, karena dia sebagai orang yang berdosa merasakan Firman TUHAN itu menyentuh isi hatinya. Jangan sampai kita yang sudah tengil dan berdosa, namun tidak mau menerima sentuhan firman yang dibukakan.
 
Kita perhatikan Ibrani 1, dengan perikop: “Allah berfirman lewat perantaraan Anak-Nya
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
 
Pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, Allah berbicara lewat firman, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Segala kemuliaan hanya bagi firman, dan kita sudah melihat kemuliaan keagungan dari firman; betapa sucinya Firman Allah.
 
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Firman Allah telah menjadikan alam semesta, langit bumi dan segala isinya, langit bumi dengan segala gelar yang kita, terima, dengan segala harta kekayaan yang kita punya, itulah segala isinya, dan itu semua karena firman, tetapi harus kembali kepada kepentingan firman.
Jangan bertahan dengan kekerasan hati. Jangan coba-coba merasa diri lebih kuat dari firman, nanti firman yang keluar dari mulut Allah yang akan menghakimi.
 
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah ... Betapa sempurnanya Firman Allah; kalau kita mau menerima Firman Allah, maka kita juga nanti sempurna seperti Firman Allah.
 
... Menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Firman Allah menopang segala sesuatu, Firman Allah menopang hidup kita, Firman Allah menopang ibadah dan pelayanan kita, Firman Allah menopang nikah dan rumah tangga kita. Jangan coba-coba menikah tanpa ditopang oleh firman, maka habislah nikahmu nanti.
Ah, aku pintar sudah S4. Aku bisa mengatasi suamiku, aku bisa mengatasi isteriku. Eits, jangan salah, Setan lebih pintar dari kelicikanmu. Oleh sebab itu, biarlah firman menopang segala sesuatu yang ada, dan akhirnya kita juga ada ditopang di pangkuan bapa Abraham yang sudah mengimani firman.
Sesudah menopang segala sesuatu dengan firman-Nya, selanjutnya firman itu juga berkuasa; mengadakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali. Lazarus yang mati, lalu hidup kembali, itu karena firman.
 
Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa ... Jadi, firman nabi itu berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa. Jangan coba-coba berkata: “Engkau Rajaku, Engkau Allahku, Engkau ajaib bagiku, Engkau TUHAN bagiku”,  seperti puji-pujian yang dinaikkan. Tidak salah jika memuji TUHAN, tetapi itu terlalu muluk-muluk jika seseorang tidak mau menerima penyucian firman.
Tidak mau menerima kesaksian dan kuasa nabi, tidak mau menerima penyucian, tetapi tiba-tiba berkata: “Engkaulah segalanya, Engkaulah ya Allah sesembahanku, Engkaulah Rajaku.” Raja dari mana? Ingat: TUHAN tidak mau menjadi Raja, kalau seseorang tidak mau menerima kesaksian nabi dan kuasa nabi. Kalau ada hamba TUHAN yang berbantah dengan berita firman ini, maka lawanlah TUHAN Yesus, jangan lawan saya.
 
Jadi, kuasa dari firman adalah dia menopang, kemudian mengadakan penyucian terhadap dosa, barulah Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi. Barulah firman duduk di sebelah kanan yang Besar; itulah prosesnya.
Jadi, siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar Firman Allah, mengapa? Karena Firman Allah itu heran dan berkuasa, ajaib mulia dan agung; Firman Allah itu suci. Sampai akhirnya, oleh karena kuasa firman, kita dibawa naik sampai kepada kekekalan, duduk di sebelah kanan Yang Maha besar.
Lihatlah, begitu luar biasa kuasa firman, kalau kita mau terima dan dengar lalu firman itu ditempatkan di dalam hati. Jangan tercecer.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang