KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 27, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 FEBRUARI 2013



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 FEBRUARI 2013

Tema:  HAL BERDOA
            (Seri 33)

Subtema: PENGAMPUNAN TIADA BATAS

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur, malam hari ini kita boleh bersama-sama, lewat ibadah doa penyembahan. Namun sebelum merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, biarlah terlebih dahulu kita mendengarkan firman penggembalaan dari Matius 6: 5-13.

Tiba saatnya kita memperhatikan ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Bila menerima pengampunan dari Tuhan, berarti; harus mengampuni orang yang bersalah / orang yang berbuat dosa kepada kita sekaliannya = MENGAMPUNI KARENA DIAMPUNI.

Jadi, tidak cukup hanya menerima pengampunan dari Tuhan, tanpa mengampuni sesama, sebab bila menerima pengampunan tanpa mengampuni sesama = egosentris / mementingkan diri sendiri, tanpa mempedulikan orang lain. Hendaklah kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, dan itulah salah satu pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan, juga menjadi praktek bagi kita sekalian.

Memang tidak mudah untuk mengampuni orang yang bersalah, orang yang berbuat dosa kepada kita, tetapi kenyataannya, setiap orang yang memperoleh pengampunan, hendaklah mengampuni orang yang bersalah, sebab itulah kebenaran yang sejati.

Kita kaitkan dengan; SESEORANG YANG BERHUTANG PADA RAJA.
Matius 18: 21
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Di sini kita perhatikan; menurut Simon Petrus, mengampuni sesama itu hanya sebatas / sampai tujuh kali.
Tujuh kali = tujuh hari = satu minggu atau tujuh tahun.
Apakah kita hanya mengampuni sesama sebatas satu minggu? Tentu tidak, bukan!?

Oleh sebab itu, kita perhatikan; JAWABAN YESUS KRISTUS KEPADA SIMON PETRUS.
Matius 18: 22
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Pengampunan itu sampai TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, artinya; pengampunan yang tidak ada habis-habisnya = pengampunan yang sempurna.
Jadi, pengampunan itu tidak hanya sebatas tujuh kali. Kalau pengampunan itu hanya sebatas tujuh kali, berarti pengampunan terhadap sesama terbatas = hanya mengampuni orang yang tertentu.
Tetapi pengampunan yang tak terbatas / pengampunan yang sempurna adalah tujuh puluh kali tujuh kali.
Angka tujuh -> kesempurnaan.

Mari kita perhatikan; KETIKA TUHAN MEMBERI PENGAMPUNAN KEPADA BANGSA ISRAEL.
Daniel 9: 24
(9:24) Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
Pengampunan dari Allah kepada BANGSA ISRAEL, yaitu TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA = pengampunan yang sempurna, pengampunan yang tidak ada habis-habisnya.

Ketika Tuhan mengampuni bangsa Israel dengan kasih yang sempurna (kasih tanpa batas), ada ENAM HAL YANG TERJADI;
YANG PERTAMA: UNTUK MELENYAPKAN KEFASIKAN.
Berarti; dosa kefasikan itu lenyap, tidak muncul lagi di atas permukaan / tidak terlihat lagi dosa kefasikan.
Dosa kefasikan = dosa yang ditimbulkan oleh kesombongan seseorang.

Sedikit kesaksian.
Dua hari yang lalu, saya menerima telepon dari seorang anak Tuhan, yang dahulu pernah tergembala selama empat tahun di Serang dan Cilegon; dia bertanya tentang kabar saya, isteri dan anak saya.
Sepintas, pertanyaannya baik, tetapi nada / dialegnya menunjukkan kesombongannya. Kemudian, saya katakan kepadanya, supaya menjadi pribadi yang rendah hati dan jangan kikir, sebab kikir disebabkan oleh kesombongan seseorang. Lalu, dia mengelak dan kembali bertanya kepada saya mengenai kikir, kemudian saya katakan: “Tanyalah hatimu sendiri”.

Saya tambahkan sedikit lagi; dosa yang ditimbulkan oleh kesombongan adalah mengandalkan kekuatan diri sendiri / tidak berharap kepada Tuhan = jauh dari ibadah pelayanan.

YANG KEDUA: MENGAKHIRI DOSA.
Pengampunan yang sempurna (pengampunan tanpa batas); akan mengakhiri dosa.
Berarti; supaya dosa itu berakhir, bukan karena gagah kuatnya seseorang, bukan karena kecerdasan / kepintaran seseorang, tetapi oleh karena pengampunan yang sempurna / tanpa batas.
Kalau seseorang dengan kekuatan, kemampuan, kehebatan, kepintarannya mengakhiri dosa, mungkin saja hari ini dosa itu bisa berhenti, tetapi besok, dosa itu akan berlanjut lagi.

YANG KETIGA: UNTUK MENGHAPUSKAN KESALAHAN.
Berarti; pengampunan yang sempurna menghapuskan kesalahan, sehingga tidak terdapat lagi kesalahan-kesalahan, termasuk keteledoran-keteledoran, dan kelalaian-kelalaian.
Coba saja saudara perhatikan; ketika orang yang berbuat salah menerima hukuman, hari ini bisa saja dia berhenti berbuat dosa, tetapi besok ia akan mengulanginya lagi.
Saya tidak berdaya untuk menghapuskan kesalahan-kesalahan sidang jemaat, tetapi hanya oleh kasih yang sempurna (pengampunan tanpa batas); segala kesalahan berakhir, tidak terulang kembali, seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, untuk menghapuskan segala dosa manusia.

YANG KEEMPAT: UNTUK MENDATANGKAN KEADILAN YANG KEKAL.
Saudaraku, kalau tidak ada keadilan, maka yang lemah akan tertindas, dan orang yang tertindas lama kelamaan ia akan terpuruk, tetapi oleh karena kasih yang sempurna, terjadilah / terciptalah keadilan yang kekal, sehingga yang lemah tidak tertindas.
Kalau seseorang yang lemah dibiarkan dalam kelemahannya (dalam dosanya), maka selamanya ia tertindas (tidak mampu menghadapi dosa), sebaliknya kalau seorang yang lemah mendapat keadilan, ia tidak akan tertindas (Yesaya 11: 4).
Oleh sebab itu, sampai hari ini, di dalam kelemahan, kita diberi kesempatan untuk berada dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, itulah keadilan Tuhan bagi kita, supaya bebas dari penindasan.

YANG KELIMA: UNTUK MENGGENAPKAN PENGLIHATAN DAN NABI.
Artinya; untuk menggenapkan nubuatan-nubuatan firman Tuhan.
Jadi, apa yang sudah dinubuatkan oleh para nabi, itu akan tergenapi, sehingga kita yang memperoleh pengampunan dari Tuhan, (dengan kata lain, masih diberi kesempatan untuk beribadah dan melayani Tuhan di dalam rumah Tuhan), cepat atau lambat firman nubuatan itu akan tergenapi dalam kehidupan kita / firman menjadi daging (tinggal tunggu waktunya Tuhan), selama kita masih tetap dalam pengampunan yang sempurna, diberi kesempatan untuk beribadah melayani Tuhan.
                                                                                                                
YANG KEENAM: UNTUK MENGURAPI YANG MAHA KUDUS.
Kita lihat pengurapan yang diterima oleh Yesus Kristus.
Matius 26: 6-7
(26:6) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
(26:7) datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon orang Farisi (si kusta), Yesus diurapi, minyak wangi yang mahal itu dicurahkan di atas kepala Yesus oleh seorang perempuan.

Mari kita lihat kisah yang sama.
Lukas 7: 36-38
(7:36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Ternyata, yang mengurapi Yesus dengan minyak yang mahal adalah seorang perempuan, yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Kalau seseorang terkenal karena dosa, berarti dosanya itu luar biasa, sebab banyak orang yang berdosa, tetapi belum tentu terkenal.

Proses supaya pengurapan itu terwujud.
Lukas 7: 38
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa, menangis.
Saudaraku, menangis di sini, memberi arti rohani untuk kita sekarang adalah menyadari diri sebagai orang yang paling berdosa = bertobat.

Sebab kalau kita perhatikan ayat 39 ...
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Memang, perempuan yang meminyaki Yesus adalah seorang perempuan yang berdosa, sesuai dengan kata hati Simon si kusta.

Jadi, perempuan yang berdosa ini menyadari diri sebagai orang yang paling berdosa, oleh sebab itu dia menangis.
Kalau seseorang tidak menyadari diri sebagai orang yang paling berdosa, ia tidak akan menangis, seperti Simon si kusta.
Hanya orang yang menyadari diri sebagai orang berdosa, akan mudah hancur hati.
Berarti, supaya pengurapan itu terwujud, diawali dengan tangisan, yaitu: terlebih dahulu MENYADARI DIRI SEBAGAI ORANG YANG PALING BERDOSA.

Selanjutnya ...
Lukas 7: 38
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

-      MEMBASAHI KAKI YESUS DENGAN AIR MATANYA.
Membasahi kaki Yesus dengan air mata = membasuh kaki Yesus dengan air mata, artinya; disucikan oleh air firman Tuhan.

Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Setelah menyucikan / memandikannya dengan air dan firman Tuhan, maka sidang jemaat menjadi cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = jemaat kudus, tidak bercela.

Ayat yang sama, berkaitan dengan ayat ini.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Selain sidang jemaat menjadi cemerlang di hadapan Tuhan, setelah dibasuh oleh air firman Tuhan;
1.    MENGHADAP ALLAH DENGAN HATI YANG TULUS IKHLAS.
Berarti; di tengah-tengah ibadah pelayanan tidak ada kepura-puraan.
Menaikkan puji-pujian dengan tulus ikhlas, mendengar firman Tuhan dengan tulus ikhlas, segala sesuatu dalam ibadah pelayanan dilakukan dengan tulus ikhlas.
2.    MEMILIKI KEYAKINAN IMAN YANG TEGUH.
Tidak mudah goyah, tidak mudah terpikat dengan dosa, tidak mudah terpikat dengan roh jahat dan roh najis.

-      PEREMPUAN YANG BERDOSA MENCIUM KAKI YESUS.
Artinya; tersungkur di bawah kaki Yesus = hidup di dalam doa penyembahan = tinggal di dalam kasih Allah.
Kasih itu dapat dilihat ketika seseorang hanyut dan tenggelam di dalam doa penyembahan.

-      MEMINYAKI YESUS KRISTUS.
Akhirnya, terwujudlah pengurapan itu terhadap pribadi Yesus Kristus, setelah melewati proses, dimulai dari;
1.    menyadari diri, yaitu dilihat dari tangisannya.
2.    kemudian, membasahi kaki Yesus dengan air matanya
3.    selanjutnya, perempuan yang terkenal dengan dosanya mencium kaki Yesus
Inilah yang harus kita perhatikan dengan baik.
Minyak adalah gambaran dari urapan Roh-El Kudus.

SAYA TAMBAHKAN SEDIKIT LAGI TENTANG PENGAMPUNAN YANG SEMPURNA INI.
Daniel 9: 2
(9:2) pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.

Pada saat bangsa Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun, Yerusalem menjadi sunyi sepi dan Bait Allah menjadi puing-puing, namun hal ini terjadi atas seijin Tuhan, dengan kata lain bangsa Israel berada di dalam rancangan-rancangan-Nya.

Setelah genap tujuh puluh tahun itu, sebagai pengampunan yang sempurna ...
Yeremia 25: 12-14
(25:12) Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.
(25:13) Aku akan menimpakan kepada negeri ini segala apa yang Kufirmankan tentang dia, yaitu segala apa yang tertulis dalam kitab ini seperti yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa itu.
(25:14) Sebab mereka pun juga akan menjadi hamba kepada banyak bangsa-bangsa dan raja-raja yang besar, dan Aku akan mengganjar mereka setimpal dengan pekerjaan mereka dan setimpal dengan perbuatan tangan mereka."

Musuh mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatan mereka.
Berarti; BANGSA ISRAEL MENDAPATKAN / MENERIMA PEMBELAAN DARI TUHAN.
Jadi, orang yang menerima pengampunan yang sempurna, mendapatkan pembelaan dari Tuhan, di mana musuh mendapatkan hukuman yang setimpal = Tuhan memberi kemenangan bagi kita.

Yeremia 29: 10-11
(29:10) Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
(29:11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Kalau seseorang menerima sesuatu yang tidak baik, jangan kecewa, sebab Tuhan mempunyai rancangan-rancangan yang indah, sama seperti bangsa Israel ketika dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun.
Kalau segera kecewa karena menerima sesuatu yang tidak baik, itu berarti tidak mengerti rencana Tuhan.
Seseorang yang tidak mengerti rencana Tuhan sama seperti anak-anak, tetapi orang dewasa itu tanggap, peka, mengerti terhadap rencana Tuhan. Kalau dewasa pasti tanggap, artinya; mengerti maksud Tuhan.

Janji firman itu “ya” dan “amin”, cukup kita berkata: “Ya Tuhan Allah”, jangan menggunakan logika, itulah orang dewasa, yang mengerti masa depan.

Rancangan Tuhan adalah;
-      rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
-      untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan = masa depan yang cerah.

Yeremia 29: 12-13
(29:12) Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;

Tuhan menginginkan kita hidup dalam doa, itu adalah salah satu rancangan masa depan, sebab doa adalah nafas hidup.

Yeremia 29: 13-14
(29:13) apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
(29:14) Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. --

Inilah hasil dari pengampunan yang sempurna;
-      Kalau mencari ditemukan.
-      Kalau menanyakan dengan segenap hati, dijawab oleh Tuhan.
-      Memulihkan keadaan; segala sesuatu dipulihkan, hidup dipulihkan, ibadah pelayanan dipulihkan, nikah rumah tangga dipulihkan = berkat berkelimpahan.
-      Dikembalikan / berada di dalam kandang penggembalaan.
Tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala tidak liar = dipelihara oleh Tuhan.

Memang ketika kita melihat pada waktu bangsa Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun, sepertinya menyakitkan, tetapi sesungguhnya, itu adalah pengampunan yang sempurna, supaya menyadari segala kekurangan-kekurangan, seperti perempuan yang berdosa.
Jangan menyerah, jangan putus asa, jangan mudah kecewa, maju terus di dalam Tuhan. Tuhan bersama kita memberi kemenangan bagi kita sekalian. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Tuesday, February 26, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 24 FEBRUARI 2013


IBADAH RAYA MINGGU, 24 FEBRUARI 2013

Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 12)

Subtema: PERCAYA DAN BERHARAP KEPADA TUHAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita berada dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Segera kita menikmati firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu dari Mazmur 127: 1-5, namun secara khusus kita membaca ayat 3 saja.
Mazmur 127: 3
(127:3) Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.

Ada dua hal yang kita temukan dalam Mazmur 127: 3
1.    Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN,
2.    dan buah kandungan (anak) adalah suatu upah.

Keterangan: BUAH KANDUNGAN (ANAK) ADALAH SUATU UPAH
Kita kaitkan dengan perjanjian antara Allah dengan Abraham.
Kejadian 15: 1
(15:1) Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."

Abram menerima upah yang sangat besar, sesuai dengan janji firman Tuhan.
Janji ini adalah dari pihak Allah.

Kejadian 15: 5
(15:5) Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Upah yang besar itu; seperti bintang-bintang di langit banyaknya, sesuai dengan janji firman Tuhan.

Roma 4: 18
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham tetap berharap, bahkan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sesuai dengan janji firman Tuhan, dengan kata lain; akan menerima upah yang besar.

Apa yang dimaksud tidak ada dasar untuk berharap?
Ibrani 11: 12
(11:12) Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Di sini dikatakan; bahwa ABRAHAM dan SARA ISTERINYA SUDAH MATI PUCUK.
Jadi, pucuk / ujungnya hanya sampai pada Abraham = tidak ada lagi keturunan, inilah yang dimaksud tidak ada dasar untuk berharap, tetapi sekalipun demikian, ia tetap berharap dan percaya dengan janji firman Tuhan.
Oleh sebab itu, untuk menjadi pengikut Tuhan, jangan menggunakan logika dan perasaan hati.

Kembali kita memperhatikan Roma.
Roma 4: 19
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Kemudian hal yang luar biasa terjadi, yaitu: IMAN ABRAHAM TIDAK MENJADI LEMAH, WALAUPUN IA MENGETAHUI BAHWA TUBUHNYA SUDAH SANGAT LEMAH, karena usianya telah 100 tahun, di samping itu juga, rahim Sara telah tertutup.
Jadi, Abram betul-betul disebut mati pucuk = tidak ada dasar lagi untuk percaya dan berharap kepada Tuhan, tetapi iman Abraham tetap kuat walaupun tubuhnya lemah.

Sekarang, mari kita lihat; DARI PIHAK ABRAHAM.
Kejadian 15: 2
(15:2) Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."

Sekalipun tidak masuk akal, Abraham tetap percaya terhadap janji firman Tuhan, sehingga ia berkata: “Ya Tuhan Allah”.
Abram tetap percaya kepada janji firman, dia tidak menggunakan logika;
-       sekalipun tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah 100 tahun,
-       di samping itu juga, rahim Sara telah tertutup.

Kejadian 15: 6
(15:6) Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Kepercayaan Abram kepada janji firman Tuhan, diperhitungkan oleh Allah, sebagai kebenaran yang hakiki, kebenaran yang sejati.
Bagaimana saudaraku, apakah saudara tertarik dari kisah yang sangat luar biasa ini?
Jujur saja, banyak pasangan (suami-isteri) orang Kristen, ketika bertahun-tahun menikah belum juga dikaruniakan anak, mereka mulai ragu, tidak percaya terhadap Tuhan dan akhirnya putus asa, kecewa dan meninggalkan Tuhan, hal ini sangat disesalkan tentunya, sebab seharusnya berharap kepada Tuhan saja.

Sedikit kesaksian:
Saya masih ingat ketika Tuhan mengutus saya ke provinsi Banten (Serang dan Cilegon), pelayanan dimulai dari nol (belum ada jiwa yang tergembala).
Bagi manusia memang mustahil untuk membangun sebuah penggembalaan di daerah provinsi Banten, yang kita tahu, bahwa di provinsi Banten tidak bebas untuk beribadah, saya sebagai seorang hamba Tuhan, harus berharap dan percaya terhadap janji firman Tuhan, tidak menggunakan akal pikiran manusia.
Setelah berada di provinsi Banten, bertahun-tahun saya berjalan kaki dari rumah ke rumah, saya mengarungi perjalanan yang sangat jauh dan sangat melelahkan, namun akhirnya Tuhan memberi perhentian dari satu jiwa, dua jiwa, tiga jiwa, dan seterusnya sampai sekarang, bahkan Tuhan mempercayakan perkara-perkara yang lebih besar.
Seandainya saya menggunakan logika, semua ini tidak akan terwujud, saudara tidak akan bisa duduk di tempat ini, tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, tidak akan menghadapi takhta kasih karunia, lewat pengajaran mempelai.

Di sinilah iman itu dibenarkan, diperhitungkan oleh Tuhan, sama seperti Abram, panggilannya dimulai dari Ur-Kasdim, Tuhan menjanjikan tanah Kanaan, namun Abram tetap percaya sekalipun ia belum mengetahui tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan kepadanya, dan setelah sampai di tanah Kanaan, imannya diuji lagi, sebab Tuhan kembali menjanjikan upah yang besar. Dalam hal inipun, Abram tidak ragu terhadap janji firman Tuhan, sehingga ia kembali berkata: “Ya Tuhan Allah”, seperti yang sudah-sudah, Abram tidak menggunakan logika / akal pikiran manusia, ia lebih berharap dan percaya terhadap janji firman Tuhan.

Satu hal yang harus kita ketahui, yaitu; setelah berada di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada Abram, ternyata pada akhirnya tanah Kanaan mengalami kekeringan, sehingga terjadi kelaparan di seluruh negeri, kemudian pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing (pendatang).
Mesir adalah gambaran dari dunia.
Berarti; harus melalui arus pengaruh dunia yang menghanyutkan, di mana dunia ini memiliki daya tarik, yaitu;
1.    keinginan daging
2.    keinginan mata
3.    keangkuhan hidup
Namun akhirnya, Abram pun mampu melewati itu semua, ia pun meninggalkan Mesir, dan masih banyak lagi pergumulan-pergumulan yang harus dilalui oleh Abram, sampai akhirnya kembali ke tanah Kanaan, tanah perjanjian.

Demikian juga halnya perjalanan gereja Tuhan di hari-hari ini, untuk mencapai tanah Kanaan sorgawi, kita harus mampu melewati arus dan pengaruh dunia yang menghanyutkan. Oleh sebab itu, biarlah kita memiliki iman seperti iman Abram (Abraham); percaya dan berharap kepada Tuhan, sekalipun telah mati pucuk, sekalipun tidak masuk akal, namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, sebab oleh firman-Nya; yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali. Jangan menyerah, jangan putus asa, tetap maju bersama dengan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Friday, February 22, 2013

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 APRIL 2012


Shalom, selamat malam.
Mohon maaf, kami tidak bisa menerbitkan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman alkitab pada malam hari ini, karena satu dan lain hal, oleh sebab itu, kami akan menerbitkan firman yang lain (firman dari IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 APRIL 2012).


Tema:  YUSUF
            (Seri 34)

Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah pada sore hari ini. Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita, lewat firman Tuhan yang akan kita terima sore hari ini.

Kembali kita memperhatikan Kejadian 37.
Kejadian 37: 5
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.

Yusuf bermimpi dan mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya, berarti; YUSUF MENERIMA KARUNIA NABI.

Kisah Para Rasul 2: 17
(2:17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Akan terjadi pada hari-hari terakhir, di mana Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus-Nya atas semua manusia, sehingga;
-      Anak laki-laki dan perempuan akan BERNUBUAT.
-      Teruna-teruna akan mendapat PENGLIHATAN-PENGLIHATAN.
-      Orang-orang yang tua mendapat MIMPI.
Di hari-hari terakhir, sesuai dengan janji firman Tuhan, tiga karunia tersebut akan diperoleh manusia / anak-anak Tuhan.

Mari kita bandingkan tiga karunia tersebut dengan ...
Bilangan 12: 6
(12:6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.

Di dalam Kisah Para Rasul 2: 17, tiga karunia tersebut diawali dengan BERNUBUAT, sedangkan di dalam kitab Bilangan 12: 6, tiga karunia tersebut diawali dengan karunia NABI.
Artinya; TUGAS SEORANG NABI adalah BERNUBUAT.

Tetapi, seorang nabi yang bernubuat tidak terlepas dari 2 karunia yang lain, yaitu;
-      Karunia penglihatan = melihat keberadaan Allah.
-      Karunia mimpi = mendengarkan perkataan-perkataan Allah.

Berarti, seorang nabi yang bernubuat, terlebih dahulu melihat keberadaan Allah (itulah karunia penglihatan) dan terlebih dahulu mendengarkan perkataan-perkataan Allah (itulah karunia mimpi).

Tujuan nabi bernubuat;
-      Membangun.
-      Menghibur.
-      Menasihati

Sekarang, kembali kita perhatikan Kejadian 37.
Kejadian 37: 5-6
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:

Yusuf menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu = nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan itu dengan benar.

Kalau Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya, itu adalah sikap yang benar, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, apa pun konsekuensi yang harus diterima.
Itu sebabnya, Yusuf tidak segan-segan menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya.

Menceritakan firman Tuhan dengan benar, artinya; tidak menambahkan dan tidak mengurangkan firman Tuhan yang disampaikan.
Berarti, seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan, dibutuhkan keberanian / tidak boleh takut-takut menyampaikan kebenaran firman Tuhan.

-      MENAMBAHKAN FIRMAN TUHAN, artinya; menyampaikan firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, hukum-hukum manusia, dan sebagainya.
-      MENGURANGKAN FIRMAN TUHAN, artinya; menyampaikan firman Tuhan tanpa salib Kristus = tanpa firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, diganti dengan teori-teori kemakmuran dan tanda-tanda mujizat semata.
Teori-teori kemakmuran, berarti; orang Kristen tidak boleh miskin, orang Kristen harus kaya raya, tidak boleh serba kekurangan.

Kita perhatikan ...
Kejadian 37: 7-8
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.

Kita perhatikan di sini, sikap saudara-saudara Yusuf ketika Yusuf menceritakan mimpinya; saudara-saudara Yusuf SEMAKIN BENCI terhadap Yusuf.
Memang, tidak banyak orang yang menyukai firman nubuatan, karena mereka tidak suka dengan pemberitaan firman nubuatan, yang sifatnya mengoreksi, memeriksa bahkan menyucikan dosa.

Saudara-saudara Yusuf makin benci = MENOLAK YUSUF dan MENOLAK MIMPINYA.

Matius 13: 53-58
(13:53) Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.
(13:54) Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
(13:56) Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
(13:58) Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya, seperti Yusuf, memiliki karunia nabi, namun ia ditolak oleh saudara-saudaranya.

Ada dua hal terjadi jika tidak menghormati seorang nabi;
1.    MENOLAK.
Menolak setiap perkataan-perkataan yang disampaikan oleh Yesus, sekalipun itu benar.
2.    KECEWA.
= putus asa = tidak menaruh pengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus.

Bandingkan jika seseorang menyambut / menghormati seorang nabi.
Matius 10: 40-41
(10:40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
(10:41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan MENERIMA UPAH NABI.

Jika kita mengetahui seorang hamba Tuhan dipercaya karunia nabi, biarlah kita menyambut dia sebagai seorang nabi, sehingga kita akan menerima UPAH NABI.
Namun sebaliknya, jika kita sudah mengetahui seorang nabi namun tidak menerimanya sebagai nabi, maka ia tidak akan menerima upah nabi.

Saudara-saudara Yusuf tidak menerima upah nabi, karena tidak menerima Yusuf sebagai seorang nabi, ini sangat disayangkan dan sungguh berbahaya.
Tugas seorang nabi adalah bernubuat, berarti; membangun, menghibur dan menasihati. Tetapi kalau kita tidak menyambut seorang nabi; akan binasa / tidak menerima upah nabi.

Oleh sebab itu, saat mendengar firman Tuhan dibutuhkan kerendahan hati, tidak boleh mengeraskan hati, juga harus memperhatikannya, sampai firman itu mendarah daging, supaya kita menerima upah nabi.

1 Korintus 14: 39
(14:39) Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.

Usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia bernubuat = memperoleh upah nabi.

Syarat memperoleh upah nabi.
1 Korintus 14: 40
(14:40) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

Syaratnya; harus berlangsung dengan SOPAN dan TERATUR, ini adalah syarat mutlak.

Kalau saudara mendengar firman dengan sopan dan teratur, bukan berarti menyanjung tinggi si pembicara, melainkan menghargai firman nubuatan, supaya saudara menerima upah nabi.
Saat mendengar firman harus dengan sopan; sikap harus sopan, cara memperhatikan harus sopan, tidak dengan pura-pura, tidak dengan keras hati, saat duduk harus sopan dan teratur, baik di gereja maupun dimana saja.

Kalau kita terbiasa sopan dan teratur saat mendengar firman, maka di luar pun akan terbiasa dengan sopan dan teratur, mulai dari cara berbicara sopan dan teratur, cara berfikir sopan dan teratur, sudut pandang sopan dan teratur, cara melangkah sopan dan teratur, baik di rumah, di sekolah, di tempat kuliah, di tempat bekerja, bagaikan kehidupan yang dibangun oleh para nabi.

Efesus 2: 20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Bangunan yang dibangun oleh para nabi, bangunan itu akan menjadi bangunan yang rapi tersusun, sehingga menjadi bait Allah yang kudus.
-      Para nabi = firman nubuatan.
-      Rapi tersusun = sopan dan teratur.
-      Bait Allah yang kudus = hidup dalam kekudusan.
Tetapi bangunan yang dibangun oleh para nabi, harus dibangun di atas dasar yang benar, yaitu pribadi Yesus Kristus.

Sebagai persamaan dari 1 Korintus 14: 39-40, kita perhatikan 1 Korintus 14: 32-33.
1 Korintus 14: 32-33
(14:32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
(14:33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Karunia nabi harus takluk kepada nabi-nabi.
Artinya; untuk memperoleh upah nabi, harus takluk kepada nabi-nabi = TAKLUK KEPADA FIRMAN NUBUATAN.

Saudara harus bersyukur, kalau saya, sebagai gembala sidang, dipercaya untuk menyampaikan firman nubuatan.
Firman nubuatan itu harus kita banggakan.

MENGAPA SESEORANG YANG MEMPEROLEH KARUNIA NABI HARUS TAKLUK KEPADA NABI?
Karena Allah tidak menghendaki kekacauan, melainkan Allah menghendaki damai sejahtera, dan kita mengetahui bahwa damai sejahtera melampaui akal dan memelihara hati dan pikiran manusia itu sendiri.

Praktek sopan dan teratur.
1 Korintus 14: 34-35
(14:34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
(14:35) Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.

Untuk menerima karunia nabi / memperoleh upah nabi, harus sopan dan teratur, digambarkan seperti perempuan-perempuan dalam setiap pertemuan-pertemuan jemaat;
1.    HARUS BERDIAM DIRI.
Berdiam diri = tidak membuka mulut.

Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Tidak membuka mulut, berarti; dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya, digambarkan seperti;
-      anak domba yang dibawa ke pembantaian.
-      induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

SEDIKIT KESAKSIAN;
Mengenai induk domba yang digunting bulunya; ketika induk domba digunting bulunya, betul-betul mulutnya tidak bersuara, tidak mengembik, berdiam diri di depan orang yang menggunting bulunya.

MARI KITA REVIEW SEJENAK;
Mari kita perhatikan ke belakang, bagaimana ibadah pelayanan kita di hadapan Tuhan; saat dinasihati, dibangun, dihibur / ditegor oleh firman nubuatan, apakah mulut masih terbuka, bersungut-sungut, ngomel, menggerutu? Padahal Tuhan menegor lewat firman nubuatan supaya tidak lalai untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Sesungguhnya, jika kita berdiam diri dalam penindasan, maka karunia jabatan semakin dipertajam oleh Tuhan. Kalau kehidupan muda remaja mau menerima upah nabi, harus sungguh-sungguh; harus sopan dan teratur.

PENTING untuk diperhatikan;
Ketika Yusuf berada di rumah ayahnya, dia dibenci oleh 11 saudara-saudaranya, justru pada saat itulah dia bermimpi, menerima karunia nabi. Kemudian, dia dijual oleh saudara-saudaranya, sampai akhirnya berada di rumah Potifar. Ketika Yusuf berada di rumah Potifar, dia hanya melayani dengan baik. Akhirnya dia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara, justru pada saat itu Yusuf bermimpi, kembali menerima karunia nabi.
ARTINYA; SETIAP KALI KITA MENGALAMI PROSES ANIAYA KARENA FIRMAN, TAKLUK KEPADA FIRMAN NUBUATAN, DISITULAH TUHAN MEMPERTAJAM KARUNIA-KARUNIA DAN JABATAN YANG TUHAN PERCAYAKAN.
BERARTI, SEMAKIN KITA BERDIAM DIRI DALAM PENINDASAN, SEMAKIN KARUNIA JABATAN DIPERTAJAM OLEH TUHAN.
Oleh sebab itu saya sayangkan sekali, jika kehidupan muda remaja suka memberontak, ngomel dan menggerutu, sebab dengan sikap yang demikian, dia tidak akan pernah menerima upah nabi.

Betapa baiknya Tuhan kepada kita; Dia menumpahkan isi hati-Nya, rencana-Nya yang mulia bagi kita, kehidupan muda remaja.

2.    MENUNDUKKAN DIRI.
1 Petrus 3: 5-6
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Tunduk = TAAT, seperti Sara memanggil tuan kepada Abraham suaminya.
Taat, artinya; PATUH PADA AJARAN YANG BENAR = takluk kepada nabi = berusaha memperoleh karunia bernubuat.
Mereka yang tunduk, memiliki perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah / manusia di dalam, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram = sopan dan teratur.

Sebaiknya, kita semua hidup dengan ketundukan kepada Kristus sebagai Kepala, terlebih lagi perempuan-perempuan secara lahiriah; jangan kasar, sebab sikap seperti itu tidak cocok menjadi seorang perempuan.
Ketundukan seorang perempuan bisa terlihat, jika ia taat / patuh pada ajaran yang benar dan memiliki perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi / manusia di dalam, yang asalnya dari ROH YANG LEMAH LEMBUT dan TENTERAM.

1 Korintus 14: 36-37
(14:36) Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang?
(14:37) Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.

Kalau kita memperoleh karunia nabi, itu sudah keharusan sesuai dengan firman Tuhan, dan sebaliknya kalau kita memperoleh karunia nabi, kita harus sadar bahwa itu karena KEMURAHAN TUHAN.

Kita sangat bersyukur sore hari ini kita cukup diberkati oleh Tuhan. Jangan seperti saudara-saudara Yusuf, mereka membenci Yusuf.
Biarlah kita menerima upah nabi dengan syarat dan prakteknya adalah sopan dan teratur.

Hasilnya.
Matius 10: 41
(10:41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Hasilnya; menjadi seorang yang benar, sesuai dengan firman Tuhan, sehingga dengan demikian orang yang benar itu mampu;
-      MEMBANGUN sesamanya.
-      MENGHIBUR sesamanya.
-      MENASIHATI sesamanya.
Dengan demikian, kehidupan yang membangun, menghibur, menasihati = MENJADI KESAKSIAN, BUKAN LEWAT PERKATAAN, TETAPI LEWAT PERBUATAN YANG BENAR.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang