KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, January 31, 2022

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 OKTOBER 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 OKTOBER 2021
 
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 10)
 
Subtema: KERAJAAN YANG TIDAK TERGONCANGKAN SEBAGAI MILIK PUSAKA
 
Selamat malam bagi kita semua. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing pribadi lepas pribadi, dan kita pun sejahtera dalam menikmati sabda Allah yang disampaikan malam ini.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
 
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan TUHAN supaya kiranya TUHAN oleh pembukaan firman yang dinyatakan betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Maka, sidang jemaat TUHAN yang di Bandung, di Malaysia, juga yang mengikuti ibadah lewat online agar mempersiapkan roti dan anggur supaya nanti bersama-sama kita boleh menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus; itu tandanya saudara digembalakan dengan sungguh-sungguh.
 
Kita segera sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci, di dalam Rut 4, dengan perikop: “Rut menjadi isteri Boas.”
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Boaslah yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati; sebab penebusan atas tanah milik pusaka Elimelekh, pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Tetapi di dalam hal penebusan atas tanah Elimelekh, Boas juga turut memperoleh Rut, menantu Naomi yang sudah menjadi janda.
 
Pertanyaannya: MENGAPA RUT TURUT UNTUK DITEBUS?
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
 
Rut turut ditebus oleh Boas dengan maksud untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusakanya. Berarti, oleh penebusan yang dikerjakan Boas, maka silsilah Elimelekh dan Mahlon tidak terputus.
Mahlon adalah suami Rut, perempuan Moab. Mahlon adalah anak sulung yang dilahirkan Naomi bagi Elimelekh, suaminya yang sudah mati itu.
 
Dengan demikian, janji Firman Allah tergenapi, yakni kehidupan yang hina, dina, papah, serta kehidupan yang masih banyak ditandai dengan kelemahan-kelemahan mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusakanya sampai selama-lamanya. Ini adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita secara khusus bangsa kafir.
 
Terkait dengan “tanah yang menjadi milik pusaka”, mari kita baca ayat 6.
Rut 4:6
(4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Penebus pertama tidak siap untuk menebus tanah Elimelekh serta Rut, perempuan Moab itu. Alasannya adalah penebus pertama itu tidak mau merusakkan milik pusakanya sendiri, dengan kata lain; penebus pertama itu sangat menghormati milik pusakanya sendiri.
 
Tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka jauh lebih berharga dan jauh lebih mulia dari segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini, sebagaimana halnya dengan Nabot; dia rela mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan tanah warisan nenek moyang yang menjadi milik pusakanya untuk selama-lamanya.
 
Mari kita kembali melihat kisah Nabot di dalam 1 Raja-Raja 21, dengan perikop: “Kebun anggur Nabot
1 Raja-Raja 21:1-3
(21:1) Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. (21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." (21:3) Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"
 
Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, dan kedudukannya persis di samping istana Ahab, raja Israel yang di Samaria.
Di sisi lain Ahab pun menginginkan kebun anggur Nabot itu, sehingga secepatnya dia memberi tawaran yang menggiurkan kepada Nabot, yaitu:
1.      Diganti dengan kebun anggur yang lebih baik.  Hal ini berbicara tentang kedudukan yang berasal dari dunia, yang menjadi bagian dari manusia duniawai; namun tentu saja hal ini tidak akan lebih baik, tidak akan lebih manis, tidak akan lebih menarik dari kemuliaan dan keagungan dari Kerajaan Sorgawi.
2.      Bayaran uang dengan harga yang tinggi. Berarti, ditawarkan bayaran uang dengan harga yang sangat fantastis.
Bagaimana dengan saya dan saudara? Selama kita hidup di dunia dalam menjalankan roda kerohanian ini, apabila ada tawaran yang fantastis dan menggiurkan dalam bentuk gaji yang besar dan menggiurkan, apakah dengan tawaran itu kita akan meninggalkan ibadah dan pelayanan ini? Tetapi perlu untuk diketahui, Nabot tidak tergiur dengan tawaran-tawaran yang sangat luar biasa itu.
 
Kemudian, untuk kedua tawaran tersebut Nabot berkata kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"
Adapun pernyataan Nabot kepada Ahab mengandung makna dua hal kepada kita:
-          Yang pertama: Bagi Nabot, tanah air Sorgawi jauh lebih berharga dari kedua hal yang ditawarkan oleh Ahab kepada Nabot.
-          Yang kedua: Bagi Nabot, TUHAN Allah Israel jauh lebih mulia dari pada raja Ahab, sebab TUHAN Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja; Dialah yang menjadi milik pusaka kita sekaliannya.
Jadi, ibadah dan pelayanan ini sudah seharusnya jauh lebih berharga dari tawaran-tawaran dunia sekalipun tawaran itu memang sangat menggiurkan. Kemudian, Tuhan Yesus Kristus sudah seharusnya lebih mulia dari segala-galanya yang ada di atas muka bumi ini, lebih mulia dari raja dunia ini, sebab Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja.
 
Lewat peristiwa ini, ADA BANYAK HAL YANG HARUS KITA PELAJARI, yang akan kita perhatikan dalam Ibrani 12.
Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, (12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
 
Malam ini kita sudah datang menghadap TUHAN Allah lewati Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci = Datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup disebut juga dengan Yerusalem sorgawi.
 
Datang ke bumi Sion, ke kota Allah, Yerusalem sorgawi, sama artinya dengan:
YANG PERTAMA: Datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.
Manakala kita menghadapi banyak persoalan dan pergumulan di atas muka bumi ini, dan apabila kita sudah dihimpit oleh banyaknya kesulitan yang membuat kita tidak tahu bagaimana untuk mencari jalan keluarnya, maka sebaiknya kita harus datang ke bukit Sion, kota Allah, Yerusalem Sorgawi.
Sebaiknya kita memang harus berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, karena ibadah dan pelayanan adalah suatu kumpulan yang meriah, sebab ketika kita datang menghadap TUHAN dan berada di tengah pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan, di situ ada jalan keluar bagi kita sekaliannya untuk kita dapat menghadapi segala persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang menghimpit kehidupan kita masing-masing, sehingga akhirnya ada sukacita dan kebahagiaan Sorgawi yang kita rasakan.
 
YANG KEDUA: Datang kepada jemaat anak-anak sulung.
Siapa anak-anak sulung? Anak-anak sulung adalah suatu kehidupan yang namanya terdaftar di Sorga, dengan lain kata; namanya tertulis dalam kita kehidupan Anak Domba Allah yang disembelih.
Jadi, perlu saya tegaskan: tidak mungkin nama seseorang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, atau tidak mungkin nama seseorang terdaftar di sorga, kalau dia tidak datang ke bukit Sion, kota Yerusalem sorgawi, kalau dia jauh dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini, kalau dia tidak datang (tidak berada) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
YANG KETIGA: Datang kepada Allah yang menghakimi semua orang.
Kalimat ini menunjukkan kepada kita, bahwasanya; orang yang datang ke bukit Sion, berada di tengah ibadah dan pelayanan adalah orang yang tidak mau menghakimi sesamanya, melainkan menyerahkan segala persoalannya kepada TUHAN, sebab Dialah hakim yang berhak menghakimi semua orang.
Jadi, sudah jelas: Orang yang beribadah adalah orang yang rendah hati dan mau mengalah, karena dia mau menyerahkan segala persoalannya kepada TUHAN Allah yang berhak menghakimi setiap orang.
 
YANG KEEMPAT: Datang kepada roh-roh orang yang benar yang telah menjadi sempurna.
Manusia terdiri dari tiga hal -- itulah yang disebut tritunggal manusia -- yaitu; tubuh, jiwa dan roh. Sedangkan, motor pengerak dari setiap perkataan dan perbuatan manusia adalah roh manusia itu sendiri. Maka, kalau kita ada di tengah ibadah dan pelayanan maka roh kita ini dikuasai oleh roh-roh orang benar sehingga baik perkataan maupun perbuatan tindakan kita semua menjadi benar.
 
YANG KELIMA: Datang kepada Yesus, Dialah Pengantara perjanjian baru.
Pengantara, berarti; Dialah Pribadi yang sudah mengadakan dan mengerjakan pendamaian terhadap dosa manusia di atas kayu salib. Inilah keuntungan kalau berada di tengah ibadah dan pelayanan, itulah bukit Sion, kota Allah, Yerusalem sorgawi -- atau tanah air Sorgawi yang dijanjikan kepada kita sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya --, yaitu mengalami pendamaian atas dosa.  Tidak mungkin orang mau berdamai dengan Allah, kalau dia tidak mau beribadah dan melayani kepada TUHAN; itu adalah sesuatu yang mustahil.
Orang dunia berkata: “Mengasihi tidak hanya berada di dalam rumah TUHAN”, sekilas pengertian itu benar, tetapi setelah dikaji dengan seksama dan dikaji dengan begitu dalam, maka dapatlah kita mengerti, bahwa yang benar adalah kita semua harus datang ke bukit Sion, kota Yerusalem Sorgawi, supaya kita semua mengalami pendamaian tehadap dosa dan kita semua berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama. Ini adalah pelajaran yang baik, terkait dengan peristiwa Nabot yang mempertahankan milik pusakanya di hadapan Ahab, raja Israel yang di Samaria itu.
 
Sebagai ayat pendukung dari “datang kepada Yesus, Dialah Pengantara perjanjian baru”, maka kita akan membaca Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang baru
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
 
Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, berarti; Yesus adalah Tabernakel sejati. Oleh sebab itu, ibadah pelayanan kita di bumi ini harus selalu dikaitkan dengan Tabernakel, itu adalah pola dari Kerajaan Sorgawi.
Kita tidak perlu membuat Tabernakel dalam bentu fisik; dari benda-benda, kayu, emas dan sebagainya, tetapi kita harus membuat Tabernakel yang rohani dan kita harus belajar dari Tabernakel sejati itulah Yesus Kristus; itu sebabnya, ibadah ini harus dihubungkan dengan Tabernakel sejati.
 
Ibrani 9:12
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Untuk mengerjakan pendamaian terhadap dosa, Yesus telah mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib untuk pengampunan dosa manusia.
-          Kalau pengantara pada Perjanjian Lama: Seorang imam besar Harun harus membawa darah domba jantan dan darah anak lembu. Kemudian, dia mengadakan tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian dan di depan peti perjanjian itu baik dengan darah lembu jantan maupun dengan domba jantan.
-          Tetapi, pengantara Perjanjian Baru: Pribadi Yesus Kristus, Dia Imam Besar Agung; yang melayani, berdoa, dan yang sudah mengerjakan pendamaian terhadap dosa manusia dengan darah-Nya sendiri,
 
Ibrani 9:13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
 
Darah Anak Domba, itulah darah yang tidak bercacat, yang berkuasa untuk menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga dengan demikian kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Tanda bahwa hati nurani telah disucikan oleh darah Anak Domba adalah kita dapat beribadah kepada TUHAN. Kalau hati nurani seseorang belum disucikan, maka dia tidak pernah bisa menghargai ibadah dan pelayanan.
 
Ibrani 9:15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
 
Yesus adalah pengantara perjanjian baru, sebab Dia telah mempersembahkan darah-Nya sendiri, bukan darah anak domba, bukan darah lembu jantan muda, tetapi Dia telah menumpahkan darah-Nya di atas kayu salib, sehingga kehidupan yang terpanggil menerima bagian kekal, yaitu tanah air Sorgawi yang dijanjikan itu, sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Kalau kita renungkan; sesungguhnya, kebaikan TUHAN Yesus ini tiada taranya dan kasih-Nya tiada batasnya.
 
YANG KEENAM: Datang kepada darah pemercikan.
Imamat 16:14-15
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali. (16:15) Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.
 
Singkat kata: Terjadi tujuh kali percikan darah di atas Tutup Pendamaian dan tujuh kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian, baik dengan darah lembu jantan maupun dengan darah domba jantan.
-          Tujuh kali percikan darah di atas Tutup Pendamaian, artinya: Sengsara yang dialami Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga bagi sidang jemaat-Nya sebagai mempelai perempuan-Nya.
-          Tujuh kali percikan darah di muka peti, artinya: Sengsara sebagai penyucian yang dialami oleh gereja TUHAN untuk mencapai kesempurnaan sebagai mempelai wanita TUHAN.
Intinya: Tujuh kali percikan darah, baik yang di atas Tutup Pendamaian maupun yang di depan Tabut Perjanjian, itu berbicara soal sengsara tanpa dosa. Tujuannya adalah supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaannya. Ini adalah jalan satu-satunya supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaan, dan ini adalah penyucian terakhir.
 
-          Darah Anak Domba sudah menyucikan kita supaya kita bertobat,
-          selanjutnya mengalami penyucian oleh baptisan air,
-          lanjut disucikan kembali oleh Firman Allah,
-          dan penyucian terakhir adalah tujuh kali percikan darah baik di atas tutup pendamaian maupun di depan Tabut Perjanjian.
Inilah penyucian supaya gereja TUHAN mencapai kesempurnaannya.
 
Beberapa waktu lalu saya pernah memperhatikan handphone seseorang, tetapi tiba-tiba dia semprot saya dengan kata-kata pedas; dari situ saya tahu bahwa dia tidak suka disucikan. Itu baru penyucian, tetapi belum penyucian terakhir, sebab penyucian terakhir adalah tujuh kali percikan darah, itulah sengsara tanpa dosa.
Bagaimana dengan kita dalam melayani TUHAN? Apakah masih tetap membawa hati masing-masing atau sudah menyerahkan hati ini kepada TUHAN untuk secepatnya dibentuk oleh TUHAN? Ini adalah pertanyaan besar.
Ketika Firman TUHAN datang untuk menyucikan, namun kita justru marah-marah, bagaimana mungkin orang semacam ini bisa mencapai kepada kesempurnaan? Karena untuk mencapai kesempurnaan, seseorang harus mengalami sengsara tanpa dosa, itulah tujuh kali percikan darah. Oleh sebab itu, mulai sekarang bijaksanalah untuk menjalankan hidup rohani di hadapan TUHAN, dengan mengalami (menerima) tujuh kali percikan darah, itulah sengsara tanpa dosa, tujuannya supaya mengalami penyucian untuk mencapai kesempurnaan.
 
Kita kembali untuk membaca Ibrani 12.
Ibrani 12:25
(12:25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
 
Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Jagalah supaya kita jangan menolak Allah, yang berfirman dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita sekaliannya. Jangan tolak Firman Allah yang disampaikan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, sebab firman itu adalah Allah sendiri.
 
Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Jika bangsa Israel tidak luput dari hukuman karena menolak Firman Allah pada waktu itu, terlebih-lebih masa sekarang ini. Berarti, kalau kita menolak Firman TUHAN, maka kita juga tidak luput dari penghukuman kekal, yaitu kebinasaan.
 
Kita datang beribadah bukan saja memuji TUHAN dengan bernyanyi dan bertepuk tangan, tetapi juga memuji TUHAN dengan cara mendengar firman. Kalau bangsa Israel tidak luput dari hukuman karena mereka menolak Firman Allah selama empat puluh tahun di padang gurun, terlebih-lebih untuk masa sekarang ini juga tidak luput dari masa kebinasaan. Jadi, jangan berpikir bahwa TUHAN tidak akan membalaskan dan menghukum orang yang menolak dan tidak menghargai firman.
Oleh sebab itu, sungguh-sungguh perhatikan Firman TUHAN; jangan pura-pura datang beribadah, tidak ada artinya. Kalau bangsa Israel tidak luput dari hukuman karena mereka menolak firman yang turun dari Sorga, lebih-lebih masa sekarang, karena perjalanan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun itu gambaran dan bayangan dari perjalanan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini yang juga harus dengar firman TUHAN, tidak boleh ditolak.
 
Ibrani 12:26-27
(12:26) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." (12:27) Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
 
Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi … Waktu TUHAN turun di atas gunung Sinai dan berfirman kepada bangsa Israel, waktu itu suara-Nya sangat menggoncang bumi sampai jiwa mereka juga terguncang. Tetapi, sekarang, Allah berfirman kepada kita, tujuannya untuk memberikan firman janji, yaitu Kerajaan Sorga, itulah kerajaan yang tidak tergoncang sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Itu sebabnya, peristiwa antara Nabot dengan Ahab ada kaitannya dengan Ibrani 12:22-26.
Singkat kata: Allah menjanjikan tanah air Sorgawi, yakni kerajaan yang tak tergoncangkan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
 
Jadi, mulai dari sekarang, sudah seharusnya kita mengucap syukur dan berterimakasih kepada Dia, karena kita ini adalah kehidupan yang terpanggil untuk datang menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, dan itu adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita sekaliannya, bagaikan kita datang ke gunung Sion, kota Allah Yerusalem sorgawi.
Jika kita berada di tengah ibadah dan pelayanan, sama artinya berada di pra Kerajaan Sorga. Berarti, mutlak kita harus datang kepada Dia; datang ke bukit Sion, kota Allah Yerusalem Sorgawi = Mutlak harus datang beribadah. Ibadah adalah pra kerajaan Sorga, asal kita setia untuk tekun menantikan Dia.
Oleh sebab itu, masing-masing kita harus mempertahankan tanah warisan nenek moyang sebagai milik pusaka kita masing-masing.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Tetapi sekarang Ia memberikan janji, yaitu kerajaan yang tak tergoncangkan, itulah yang menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Jadi, kita mutlak harus datang menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Hanya orang yang bodoh dan orang yang tidak mengerti rencana TUHAN yang berani meninggalkan ibadah dan pelayanan demi perkara lahiriah, padahal TUHAN datang ke dunia ini untuk mengadakan pemisahan, sehingga TUHAN berkata: Musuh orang adalah seisi rumahnya.
Oleh sebab itu, kalau tergembala lepaskan ikatan pengertianmu dari kutuk nenek moyang dan ikuti aturan penggembalaan supaya hidup kita masing-masing menjadi baik.
 
Dari pembacaan Ibrani 12:26-27 dapat kita simpulkan: Waktu Allah tampil di hadapan bangsa Israel di atas gunung Sinai, suara-Nya betul-betul menggelegar dan menggoncang bumi, tetapi sekarang Allah berfirman untuk memberikan janji, yaitu Kerajaan Sorga, kerajaan yang tidak tergoncangkan, dan itulah yang menjadi milik pusaka untuk selama-lamanya.
Singkat kata: Allah menjanjikan tanah air Sorgawi, yakni kerajaan yang tak tergoncangkan sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya, sebab suatu kali nanti, langit dan bumi akan berlalu (akan digoncangkan) supaya Firman Allah tergenapi, dan laut pun tidak ada lagi, lalu diganti dengan Yerusalem Sorgawi, kota kudus, yang turun dari Allah, itulah pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
 
Wahyu 12:28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
 
Karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan sebagai milik pusaka yang diwariskan kepada kita untuk selama-lamanya, maka tindakan kita di atas muka bumi ini dan di hadapan Allah adalah:
Yang pertama: Mengucap syukur.
Biarlah kiranya ucapan syukur kita kepada Allah bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat TUHAN, menjadi ucapan syukur yang berbau harum dan menyenangkan hati TUHAN, yaitu dalam segala susah maupun senang senantiasa mengucap syukur.
 
Yang kedua: Beribadah kepada Allah.
Beribadah kepada Allah dengan cara yang berkenan kepada-Nya, yaitu; ibadah-ibadah di atas muka bumi ini harus dikaitkan dengan Tabernakel Sorgawi dan dijalankan dengan hormat dan takut.
Kalau ibadah dikaitkan dengan dunia dan perasaan manusia daging, serta perkara lahiriah, disebutlah itu ibadah bumi dan ibadah laut. Ibadah semacam itu tidak mungkin berkenan kepada TUHAN.
 
Jadi, ibadah yang berkenan adalah ibadah yang dikaitkan dengan kerajaan Sorga, ibadah yang dikaitkan dengan Tabernakel Sorgawi, sehingga terlepas dari;
-          ibadah bumi, itulah ibadah yang dikerjakan nabi-nabi palsu,
-          dan ibadah laut, itulah ibadah yang dikerjakan antikris, yang sibuk berbicara soal harta kekayaan.
 
Beribadah harus dengan cara yang berkenan dan dengan hormat dan takut, berarti tidak boleh ibadah sembarangan;
-          tidak boleh menjalankan ibadah dengan cara yang Taurat,
-          tidak boleh datang beribadah dengan asal-asalan atau sesuka hati seolah-olah yang penting orang lain melihat,
-          tidak boleh beribadah hanya untuk mencari pujian dan hormat bagi diri sendiri,
tetapi kita datang beribadah kepada TUHAN harus dengan hormat dan takut.
-          Beribadah dengan keadaan ngantuk, itu bukan orang yang hormat dan takut.
-          Beribadah untuk mencari pujian dan hormat untuk diri sendiri, itu juga bukan kehidupan yang hormat dan takut kepada TUHAN.
Kita harus beribadah kepada TUHAN dengan cara hormat dan takut; oleh sebab itu, jangan pernah merasa diri benar, jangan pernah merasa diri ini suci, jangan pernah merasa diri sempurna.
 
MENGAPA KITA HARUS MENGERJAKAN INI SEMUA? Jawabnya: Karena Allah telah berfirman, dan di dalam firman itu Dia menjanjikan Kerajaan Sorga.
 
Kembali kita perhatikan tentang “KEBUN ANGGUR NABOT.”
1 Raja-Raja 21:3-4
(21:3) Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!" (21:4) Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan.
 
Di sini kita melihat penampilan dari dua sikap hati yang berbeda.
YANG PERTAMA: Penampilan dari Nabot dengan sikap yang kuat dan teguh hati, yaitu; dia tetap mempertahankan kebun anggurnya, itulah tanah milik pusaka yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Dia kuat dan teguh hati, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh tawaran-tawaran yang menggiurkan.
Dunia ini memberikan tawaran yang sangat menggiurkan; kalau kita tidak berlaku bijaksana seperti lima gadis yang bijaksana, maka kita tidak akan pernah menantikan Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
YANG KEDUA: Sikap yang lain itulah sikap yang ditunjukkan oleh Ahab.
-          Kesal hati = Panas hati = Mudah jengkel = Tidak mempunyai kasih.
-          Gusar = Hati yang tidak tenang. Ini merupakan tanda bahwa dia tidak mempunyai keteguhan hati, tidak mempunyai pendirian yang kuat; itulah orang gusar, bimbang, dan akhirnya mendua hati. Oleh sebab itu, sekali berpegang kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel maka tetap untuk selama-lamanya.
-          Menelungkupkan mukanya di tempat tidur = Putus asa.  Tanda orang yang putus asa: Tidak mau makan = Menolak Firman Allah yang disampaikan sebagai makanan rohani.
 
1 Raja-Raja 21:5-8
(21:5) Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?" (21:6) Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu." (21:7) Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu." (21:8) Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.
 
Pada akhirnya Izebel mengetahui keadaan dari pada Ahab, suaminya itu. Maka pada saat itu, Izebel berkata kepada Ahab: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?” Sesudah mengatakan itu, Izebel kembali berkata kepada Ahab: “Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."
 
Dari perkataan Izebel kepada Ahab suaminya, ada dua hal yang paling menonjol sebagai tanda penghiburan, antara lain:
YANG PERTAMA: Izebel berkata: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?
Perkataan ini menunjukkan bahwa orang semacam ini seringkali memanfaatkan kedudukan dan kekuasaannya untuk mencari kesenangan diri sendiri. Orang semacam ini bangga dengan kedudukan dan jabatan di dunia ini, karena bagi dia itu adalah cara yang terbaik untuk menyenangkan dan melampiaskan hawa nafsu dagingnya. Kekuasaan semacam ini memang memberikan penghiburan, tetapi ini adalah penghiburan yang palsu.
YANG KEDUA: Izebel berkata: Bangunlah”, jelas ini menunjuk kepada kebangkitan, tetapi kebangkitan yang palsu.
Jadi, ukuran kebangkitan bukan dilihat dari kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, atau harta kekayaan, uang yang banyak. Jangan sampai kita berpikir; setelah seseorang beribadah kepada TUHAN, lalu dia terberkati, dan itu digunakan sebagai ukuran kebangkitan. Itu adalah kebangkitan palsu, itu penghiburan dari kebangkitan yang palsu.
 
Setelah ia menyatakan dua hal sebagai tanda penghiburan kepada Ahab, suaminya itu, tindakan Izebel berikutnya adalah …
1 Raja-Raja 21:9-10
(21:9) Dalam surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:10) Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati."
 
Tindakan berikutnya dari pada Izebel adalah menulis surat kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang ada di Yizreel, kemudian dimeteraikan dengan cincin meterai raja Ahab. Betapa liciknya Izebel ini mengirim surat kepada tua-tua dan pemuka-pemuka di Yizreel dengan menggunakan cincin meterai raja Ahab.
 
Adapun isi dari surat kepada tua-tua dan pemuka-pemuka adalah "maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.”
Puasa = Tidak makan dan tidak minum, sama artinya; menghukum daging. Berarti, tulisan yang dikirim oleh Izebel dengan meterai raja kepada tua-tua dan pemuka-pemuka orang Yizreel itu adalah tulisan yang sifatnya licik atau berbau kelicikan, penuh dengan kepalsuan, karena dikait-kaitkan dengan salib Kristus.
 
1 Raja-Raja 21:11-13
(21:11) Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. (21:12) Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:13) Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.
 
Isi berikutnya dari surat itu adalah dua orang dursila duduk menghadapi Nabot untuk dijadikan sebagai saksi-saksi palsu, sebab dalam hukum Taurat dikatakan: dengan dua atau tiga saksi suatu perkara dianggap sah. Tetapi yang menjadi saksi di sini adalah dua orang dursila, menunjukkan seolah-olah pengadilan ini adalah pengadilan yang benar dan berkenan kepada TUHAN.
Hal itu telah tergenapi dan sudah dialami oleh Tuhan Yesus Kristus; ketika Dia diadili di hadapan pengadilan Agama, di hadapan imam besar Kayafas, di situ ada saksi-saksi berarti dua saksi palsu.
 
Kemudian, isi selanjutnya dari surat itu: Sesudah itu bawalah Nabot ke luat dan lemparlah dia dengan batu sampai mati.
Apa yang dinyatakan oleh Izebel ini harus dikerjakan oleh tua-tua dan pemuka-pemuka di Yizreel, supaya selanjutnya Nabot ini dihukum mati dengan cara dilempari dengan batu. Namun, andaikata pemuka-pemuka dan tua-tua tahu Firman TUHAN dan berpegang teguh pada ajaran Firman Allah yang murni dan benar, maka dia akan secepatnya menolak isi surat dari pada Izebel ini. Kalau nanti pada akhirnya mereka melakukan hukuman rajam, yaitu melempari dengan batu, menunjukkan bahwa mereka masih berada atau hidup di bawah hukum Taurat. 
 
Betapa hebatnya Izebel ini memutarbalikkan fakta dan begitu hebatnya Izebel ini mempengaruhi tua-tua dan pemuka-pemuka di kota Yizreel itu; demikian juga nabi-nabi palsu, betapa hebatnya mereka merusak akal sehat manusia. Izebel ini gambaran dari nabi-nabi palsu, kalau kita perhatikan di dalam Amsal 7:4-5.
Perlu untuk diketahui;
-          nabi-nabi palsu adalah ekor dari ular naga merah padam.
-          sedangkan, tua-tua dan pemuka-pemuka adalah kepala dari ular naga merah padam, itulah antikris.
Jadi, suatu kali nanti, nabi-nabi palsu dan antikris akan bekerja sama untuk menghabisi anak-anak TUHAN yang menjunjung tinggi korban Kristus, menghabisi anak-anak TUHAN yang betul-betul menghargai milik pusaka yang diwariskan nenek moyangnya kepadanya. Singkat kata: Kehidupan anak-anak TUHAN yang terus berpegang teguh kepada janji Allah, itulah tanah air Sorgawi yang dijanjikan itu, suatu kalu nanti akan menjadi sasaran dari nabi-nabi palsu yang bekerja sama dengtan antikris. Ingat itu saudaraku.
 
Jika ikut TUHAN, maka ada pemeliharaan, tetapi kita juga akan menghadapi pencobaan yang begitu berat, itulah pada saat antikris berkuasa di atas muka bumi selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Namun bagi mereka yang tetap berpegang teguh pada janji Allah, maka TUHAN akan pelihara, TUHAN akan lindungi, TUHAN akan selamatkan, karena Setan hanya bisa membunuh tubuh dan darah, tetapi dia tidak akan bisa membinasakan jiwa saudara.
 
Kita lihat SIKAP dari pada pemuka-pemuka dan tua-tua di kota Yizreel itu.
1 Raja-Raja 21:11
(21:11) Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka.
 
Tua-tua dan pemuka-pemuka melakukan tepat seperti apa yang dituliskan oleh Izebel kepada mereka. Jadi, jelas; ekor dari ular naga merah padam -- itulah nabi-nabi palsu -- akan bekerja sama dengan kepala dari ular naga merah padam -- itulah antikris, yaitu tua-tua dan pemuka-pemuka, pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa --.
 
1 Raja-Raja 21:12-13
(21:12) Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:13) Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.
 
Kemudian, di sini kita memperhatikan: Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat, menunjukkan seolah-olah ibadah itu dihubungkan dengan salib.
Lalu mereka menyuruh Nabot duduk di paling depan di hadapan rakyat, berarti diadili. Kemudian, sesudah itu, dalam pengadilan tampillah dua orang-orang dursila sebagai saksi-saksi palsu. Kemudian, orang-orang dursila naik saksi terhadap Nabot di hadapan orang-orang di kota Yizreel: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja."
Persis seperti yang dialami oleh Yesus Kristus ketika Dia diadili di pengadilan agama di hadapan Mahkamah Agama, diadili oleh imam besar Kayafas. Setelah tampilnya orang-orang dursila menjadi saksi-saksi palsu, saat itu kebencian semakin bertambah-tambah terhadap pribadi Yesus. Selanjutnya imam besar Kayafas bertanya kepada Yesus: “Jadi Engkau adalah Raja orang Yahudi?” Yesus berkata: “Engkau sendiri yang mengatakannya.” Setelah mendengar jawaban itu, secepatnya imam besar Kayafas mengoyakkan jubahnya.
 
Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Hal ini juga merupakan nubuatan dimana Yesus telah menggenapi hukum Taurat/hukum rajam. Hukum rajam itu berlaku pada masa hukum Taurat; dimana orang yang bersalah dilempari sampai mati.
Hukum Taurat telah digenapi Yesus Kristus di atas kayu salib; Dia dibawa keluar kota dan di luar pintu gerbang kota Yerusalem, tepatnya di bukit Golgota dan di situlah Dia mengenapi hukum Taurat. Oleh sebab itu, kita juga untuk datang menghadap Dia tidak boleh mempertahankan harga diri.
 
Ibrani 13:11-13
(13:11) Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. (13:12) Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. (13:13) Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.
 
Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan kehidupan saya dan saudara.
Yesus tidak mati di Yerusalem tetapi Dia dibawa sampai keluar pintu gerbang Yerusalem, dibawa ke atas bukit Golgota, lalu disalibkan di sana untuk menguduskan kehidupan saya dan saudara. Maka, bayangan ini dan gambaran secara rohani harus nampak di dalam kehidupan kita.
Wujudnya adalah marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan, berarti jangan mempertahankan harga diri. Baru diperiksa handphone sedikit berbicara kepada saya seperti bukan kepada gembalanya, saya heran namun saya tidak terlalu pusing dengan perkataan itu karena saya sangat mengenal lahir batinnya dan saya harus menghadapi siapapun saudara dengan sabar.
 
Marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya, berarti jangan kita datang beribadah namun masih mempertahankan harga diri. Kalau kita datang beribadah kepada TUHAN harus rela menanggung kehinaan, berarti tidak lagi mempertahankan harga diri dan egosentris itulah kepentingan diri. Kemudian, demi kebun anggur itulah tanah air Sorgawi yang diwariskan sebagai milik pusaka kita selama-lamanya, kita perlu untuk menjadi kehidupan yang rendah hati demi kerajaan kekal. Oleh sebab itu, untuk apa kita pertahankan harga diri tetapi tidak memperoleh kerajaan Sorga, itu adalah hal yang merugikan.
Malas, ogah-ogahan beribadah, tidak peduli dengan pemberitaan firman itu juga kesombongan.
 
Kita kembali untuk membaca 1 Raja-Raja 21.
1 Raja-Raja 21:14
(21:14) Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: "Nabot sudah dilempari sampai mati."
 
Masa kesesakan sebagai puncak gelap malam itu akan terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini. Maka, orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada janji firman -- itulah tanah air Sorgawi yang diwariskan sebagai milik pusaka -- akan menghadapi ini, tidak bisa tidak. Oleh sebab itu, ibadah kita harus memuncak.
 
1 Raja-Raja 21:15-16
(21:15) Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati." (21:16) Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
 
Nabot mati terbunuh karena dirajam/dilempari dengan batu, dan setelah mendengar berita itu Izebel berkata kepada Ahab suaminya: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu." Ini adalah kebangkitan palsu dan kebangkitan palsu semacam ini akan terjadi.
Cerita ini adalah nubuat itu sebabnya TUHAN menyatakan dan mengemukakannya kepada kita malam ini.
 
Kita membaca 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN.”
2 Tesalonika 2:3
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (2:5) Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu?
 
Sebelum TUHAN datang haruslah datang dahulu …
-          Murtad itulah mengundurkan diri dari salib Kristus atau meninggalkan TUHAN/meninggalkan ibadah dan pelayanan karena kesibukannya, pekerjaannya, atau segala sesuatu yang disuguhkan dunia.
-          Manusia durhaka itulah antikris atau pemberontak, pendusta; menyangkali TUHAN dan menyangkali salib-Nya, namun pada akhirnya akan binasa juga setelah lewat tiga tahun setengah mereka berkuasa.
 
Mereka itu adalah lawan yang selalu meninggikan diri; berlaku fasik, sombong dan mereka juga menyatakan diri sebagai allah yang harus disembah. Bahkan dia berkuasa di rumah TUHAN dan menyatakan diri sebagai Allah.
 
Pada ayat 5 Rasul Paulus mengatakan pada jemaat di Tesalonika yaitu hal itu kerap kali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersam-sama dengan kamu. Berarti, kita harus ingat peristiwa Nabot dan Ahab ini, dan hal itu harus terjadi dan tidak bisa tidak. Sebab, Izebel telah berkata kepada Ahab “bangunlah”, tetapi itu merupakan kebangkitan palsu karena pada akhirnya mereka binasa juga.
 
Tadi Izebel berkata kepada Ahab “bangunlah”, sekarang kita lihat dari sisi yang lain.
1 Raja-Raja 21:17-18
(21:17) Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya: (21:18) "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
 
Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia … Setelah melihat peristiwa itu TUHAN Yesus campur tangan. Jadi, TUHAN tidak biarkan kita mati konyol.
Kepada Elia TUHAN berkata: "Bangunlah”, ini kebangkitan yang benar dari seorang hamba TUHAN, sidang jemaat, umat TUHAN di tengah ibadah pelayanan.
 
Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Untuk sementara waktu nanti antikris berkuasa dan duduk di Bait Allah dan menyatakan diri sebagai allah yang harus disembah, tetapi sebetulnya hanya untuk sesaat lamanya. Demikian juga Ahab saat berada di kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, hanya sesaat saja. Sesaat Ahab berada di kebun anggur Nabot dan di sana TUHAN datang, kemudian berfirman kepada Elia “bangunlah”, lalu TUHAN ceritakan semuanya.
Sekarang Ahab ada di kebun anggur Nabot, sama dengan antikris; memang nanti akan menduduki Bait Allah tetapi hanya sesaat waktunya, karena TUHAN nanti akan datang menjadi pembela bagi kita semua. Percayalah; Dia tidak berubah dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya, Dia tetap setia walaupun kita tidak setia, tetapi belajarlah dari kesetiaan TUHAN.
 
1 Raja-Raja 21:19-20
(21:19) Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu." (21:20) Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
 
Tanda kebangkitan yang benar:
1.      Mempunyai pendirian yang benar, kuat dan teguh hati = Berdiri di atas korban Kristus.
2.      Menyampaikan hal yang benar tanpa ragu-ragu.
Itulah kebangkitan yang benar -- yang datangnya dari TUHAN -- yang dialami oleh nabi Elia.
Sementara, kebangkitan yang palsu itulah yang dialami oleh Ahab hanya sesaat lamanya, setelah itu dia akan dihukum dan dibinasakan.
 
Ingat: Jika kematiannya benar, maka kebangkitannya benar. Tetapi, jika kematiannya palsu, maka kebangkitannya juga palsu.
Banyak orang yang datang kepada TUHAN seperti bersuasana kebangkitan tetapi tidak mengalami kematian, itu adalah kebangkitan palsu; melayani tetapi hanya untuk mencari pujian dan hormat, sehingga tidak ada keubahan.
 
CIRI KEBANGKITAN PALSU.
1 Raja-Raja 21:2
(21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."
Ciri kebangkitan yang palsu, yaitu: Kebun anggur -- itulah bukit Sion, kota Allah yang kudus, Yerusalem baru -- diganti sebagai kebun sayur.
 
Ulangan 11:10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
 
Kebun sayur à Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Jika kalau kebun anggur berubah menjadi kebun sayur, ini merupakan gambaran dari kehidupan yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, berarti hidup dengan jerih payah = Jauh dari kemurahan, tidak mengenal kasih karunia.
 
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
 
Terkutuklah orang yang:
-          hanya menaruh pada manusia dan kekuatannya serta jerih payahnya,
-          dan yang hatinya jauh dari TUHAN!
Itulah gambaran dari kebun sayur.
 
Jika saja seseorang tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya, pasti dia akan mengandalkan TUHAN dan berharap pada belas kasih-Nya dan kemurahan hati-Nya. Tetapi, apabila seseorang jauh dari TUHAN maka tentu saja orang semacam ini akan mengandalkan manusia dan kekuatannya; andalkan engkongnya, neneknya, tulangnya, tidak lagi mengandalkan TUHAN Yesus. Orang semacam ini adalah orang yang terkutuk.
 
Oleh sebab itu, jangan kita bersaksi dengan kesaksian yang salah, contohnya dikit-dikit cerita “saya sih mengandalkan TUHAN, saya sih tidak mengandalkan manusia, tetapi saya hanya cerita kalau anak saya dokter loh”, itu adalah kesaksian palsu.
Kalau anak-anak TUHAN duduk satu dengan yang lain harus ceritakan firman, itulah salib Kristus. Sebab; kita tidak mendapat apa-apa dari apa yang disuguhkan oleh dunia ini, karena sifatnya sementara saja. Biarlah hati kita terpaut dengan hati TUHAN, oleh sebab itu andalkanlah TUHAN dalam segala perkara.
 
GAMBARAN DARI ORANG YANG MENGANDALKAN MANUSIA DAN KEKUATANNYA.
Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
 
Gambaran dari orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, yaitu:
1.      Seperti semak bulus di padang belantara, ini adalah gambaran dari kehidupan yang tidak berarti.
2.      Tidak akan mengalami datangnya keadaan baik, berarti tidak akan mengalami pembaharuan.
3.      Ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Padang gurun itu; gersang, tandus, kering-kering, itu merupakan gambaran dari kehidupan yang tidak ada persekutuan dengan TUHAN seperti ranting menjadi kering dan tidak menghasilkan buah. Kehidupan yang kering seperti ini sudah dekat dengan kutuk pembakaran untuk selanjutnya dilemparkan ke dalam api neraka. Itulah akhir dari kehidupan dari nabi palsu dan antikris; dekat dengan kutuk pembakaran.
 
Ayub 38:8-9
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
 
Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
Ini merupakan kehidupan yang tidak terikat dengan penggembalaan; liar, tidak tergembala.
 
Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya, berarti menjadi kehidupan yang seorang diri = Tidak mendapatkan kemurahan dari TUHAN; selalu mengandalkan kekuatannya dan hidup dari jerih payah saja. Itulah tempat tinggal kehidupan yang tidak tergembala; liar, tidak terikat dengan penggembalaan.
 
Ulangan 11:10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. (11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
 
Perbedaan kultur atau wilayan daerah Mesir dan tanah Kanaan.
Yang pertama: MESIR; yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
Yang kedua: TANAH KANAAN; bergunung dan berlembah, jelas itu berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Kemudian, kalau secepatnya hidup dalam kematian dan kebangkitan yang benar itu, maka; mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit, berarti hidup dalam kemurahan saja = Tidak perlu mengandalkan jerih payah manusia.
 
Tanah Mesir adalah tanah dataran; tidak mengenal kasih dan kemurahan, tidak mengenal kematian dan kebangkitan.
Tetapi, tanah Kanaan Sorgawi adalah kehidupan yang mengenal pegunungan dan lembah, berarti mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitannya. Dan kalau secepatnya kalau menyatu dengan kebangkitan yang benar, maka kita hidup dalam kemurahan = Mendapat atau menikmati air sebanyak hujan yang turun dari langit. Sebab; tidak mungkin kita airi benih yang kita taburkan di atas gunung dengan cara turun ke lembah lalu bawa air ke atas. Tetapi, kalau kita menyatu dengan kematian dan kebangkitan Yesus, maka kita menyatu dalam kemurahan TUHAN saja.
 
Percayalah terhadah Firman Allah, dan jangan andalkan manusia dan kekuatannya lagi.
Jangan sudah tahu bahwa keluarga salah -- jalannya tidak benar dan dengan ketidakbenaran itu mendapatkan uang, lalu diluruskan juga tidak mau -- kemudian kita masih berkata “abangku masih ada kebenarannya.” Mulai dari sekarang kita harus insaf dari kebodohan-kebodohan semacam ini dan kalau kita sudah insaf kuatkan orang lain, itu adalah kesaksian yang hidup.
 
Kita lihat suasana kebangkitan yang benar.
Yeremia 17:7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
 
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ini adalah gambaran dari kehidupan yang secepatnya menyatu dengan pengalam Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Dia digambarkan seperti pohon yang ditanamkan di tepi air; merambatkan akar-akaranya ke tepi batang air, berarti selalu mendapatkan kemurahan-kemurahan dari TUHAN atau hidup dalam kemurahan. Kemudian, mampu menghadapi segala jenis ujian dan cobaan, daunnya tetap hijau atau tidak mudah panas hati, kemudian tidak takut dan kuatir dalam tahun kering.
Saat ini dunia sedang diguncang oleh sampar korona busuk sehingga; pemerintahan dalam suatu negara diguncang, ekonomi diguncang, nikah juga diguncang, tetapi kehidupan yang sudah hidup dalam kemurahan TUHAN tidak khawatir di dalam tahun kering, seperti sekarang ini. Percayalah.
 
Saya selalu berkata kepada sidang jemaat “sungguh-sungguh saja beribadah, tidak perlu engkau hitung gajimu berapa banyak dan berapa besar, tidak perlu bergantung kepada gajimu yang besar ataupun yang kecil.” Gaji kecil kalau diberkati oleh TUHAN tetap sisa banyak, dan itu yang saya lihat dari antara kita; sampai saat ini bisa sisa dan bisa mengirim kepada orang tua masing-masing di kampung halaman. Kemudian juga tau-tau punya; mobil, rumah, sepeda motor, dan masih banyak lagi, padahal kalau dihitung-hitung gajinya tidak cukup, inilah orang yang menaruh pengharapan dan mengandalkan TUHAN; tinggal di Kanaan Sorgawi
 
… dan yang tidak berhenti menghasilkan buah, mulai dari buah pertobatan, buah Roh Kudus sampai kepada buah keselamatan.
 
Kesimpulannya: Raja Ahab tidak dapat memahami betapa berharganya tanah air Sorgawi yang dijanjikan/diwariskan kepada kita sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya, sehingga dia menggantikan kebun anggur dengan kebun sayur. Oleh sebab itu, jangan gantikan ibadah dan pelayanan hanya karena kesibukan di dunia ini.
 
Kita akan melihat beberapa CONTOH YANG KELIRU; di dalam hal memandang tanah air Sorgawi yang dijanjikan oleh TUHAN Allah sebagai milik pusaka.
CONTOH PERTAMA: Abraham.
Kita membaca Kejadian 17, dengan perikop: “Sunan sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham.”
Kejadian 17:15
(17:15) Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
 
TUHAN berfirman kepada Abraham supaya Abraham jangan menyebut Sarai, tetapi “Sara.” Ini adalah kehidupan yang sudah dibaharui, dan merupakan gambaran dari baptisan air di masa sekarang.
 
Kejadian 17:16
(17:16) Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
 
Inilah jani TUHAN kepada Abraham; dari rahim Sara akan lahir anak yang diberkati oleh TUHAN, sehingga dia layak menjadi ibu atas bangsa-bangsa; ibu atas raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.
 
BAGAIMANA SIKAP ABRAHAM MENDENGAR JANJI BERKAT TUHAN KEPADA ABRAHAM?
Kejadian 17:17
(17:17) Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
 
Tertunduklah Abraham dan tertawa, ini menunjukkan sikap yang kurang percaya kepada TUHAN.
Jangan kita menertawakan apa yang dijanjikan TUHAN, sebab janji Firman Allah adalah “Ya” dan “Amin”; “Alif” dan “Ya.”
 
Lalu Abraham berkata dalam hatinya: Mungkinkah seorang laki-laki yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Kemudian, mungkinkah Sara, isterinya itu yang telah berumur sembilan puluh tahun melahirkan seorang anak?
Perlu untuk diketahui: Tiada yang mustahil bagi TUHAN, dan tiada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya kepada TUHAN.
 
Kejadian 17:18
(17:18) Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
 
Abraham berkata kepada TUHAN dalam hati: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Sedangkan, janji TUHAN tidak lewat Ismael. Ini adalah contoh bapa yang belum mengerti tentang janji TUHAN pada waktu itu.
Dahulu juga kita sama seperti Abraham; tidak mengerti janji TUHAN., padahal janji Firman Allah adalah “Ya” dan “Amin”, kemudian janji Firman Allah mengandung warisan, itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka. Yang mewarisi janji TUHAN bukanlah Ismael; sebab dia bukan anak janji, dan yang menjadi anak janji adalah Ishak.
 
Kejadian 17:19
(17:19) Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
 
Ishaklah anak janji, dan kepada dialah tanah air Sorgawi diwariskan.
 
CONTOH KEDUA: Ishak.
Kita membaca dalam Kejadian 27, dengan perikop: “Yakub diberkati Ishak sebagai anak sulung.”
Kejadian 27:1
(27:1) Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." (27:2) Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku.
 
Mata Ishak sudah kabur sebab dia sudah tua, dan pada saat itulah dia berkata kepada Esau: "Anakku. Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku.” Ishak sedang mempersiapkan suatu pekara karena dia tidak tahu kapan dia akan mati atau dipanggil TUHAN.
 
Kejadian 27:3-4
(27:3) Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang; (27:4) olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
 
Ishak juga belum terlalu paham dan mengenal tentang janji TUHAN, itu sebabnya dia perintahkan Esau untuk mengolah makanan --karena Ishak betul-betul suka dengan daging buruan seperti Esau --, setelah itu nanti dipersembahkan dan Ishak akan memberkati Esau lalu menyatakan janjinya.
 
Setelah saya amati, berarti kesalahan Ishak ini merupakan kutuk nenek moyang juga. Sebab; Abraham salah dan Ishak juga salah yaitu kurang paham atau kurang sempurna untuk mengenal janji TUHAN pada waktu itu.
Kita juga dahulu sebelum terpanggil dan berada di bukit Sion -- kota Allah Yerusalem Sorgawi di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini -- juga sama. Jadi, tidak usah heran, apalagi mengata-ngatai mereka, sebab mereka adalah tokoh iman; Bapa iman.
 
CONTOH KETIGA: Yakub.
Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anak-anak yang lain, tetapi pilihan TUHAN jatuh kepada Yehuda; itulah yang menjadi nenek moyang dari pada raja Daud dan nenek moyang Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah singa dari suku Yehuda; Dia adalah tunas Daud.
 
Kita berterima kasih kepada Dia; Yesus Kristus Kepala Gereja dan Mempelai Sorgawi yang kita nanti-nantikan.
 
CONTOH KEEMPAT: Yusuf.
Kita membaca Kejadin 48, dengan perikop: “Yakub memberkati Manasye dan Efraim.” Manasye dan Efraim ini adalah kedua anak laki-laki Yusuf yang dilahirkan oleh Asnat, anak dari Potifera, imam di On.
Kejadian 48:5
(48:5) Maka sekarang kedua anakmu yang lahir bagimu di tanah Mesir, sebelum aku datang kepadamu ke Mesir, akulah yang empunya mereka; akulah yang akan empunya Efraim dan Manasye sama seperti Ruben dan Simeon.
Yakub jelas berkata kepada Yusuf: Mansye dan Efraim akulah yang empuya mereka.
 
Jika baca dalam Kejadian 28:6-22; di situ delapan kali nama Yakub disebut menjadi Israel. Jadi, Manasye dan Efraim ini juga nanti akan disebut sebagai keturunan dari Israel. Kita juga Israel namun Israel secara rohani, itu semua karena kemurahan TUHAN.
 
Kejadian 48:17-19
(48:17) Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. (48:18) Katanya kepada ayahnya: "Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya." (48:19) Tetapi ayahnya menolak, katanya: "Aku tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa."
 
Pada saat Yakub yang sudah tidak dapat melihat itu memberikati kedua anak dari pada Yusuf;
-          Tangan kanannya jatuh ke kepala Efraim.
-          Sementara, tangan kiri Yakub jatu ke tangan Manasye.
Padahal pada ayat sebelumnya Yusuf dengan sengaja menarik Efraim untuk menghadap Yakub dan berada di sebalah kiri tangan Yakub, lalu menarik Manasye untuk menghadap Yakub dan berada di sebelah tangan kanan Yakub, sehingga dengan demikian Yakub dengan mudah menumpangkan tangannya. Tetapi, sebaliknya; Yakub menaruh tangan kanannya kepada Efraim dan tangan kiri kepada Manasye, berarti bersilang.
Ketika Yakub melakukan itu, Yusuf berkata: "Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya." Pernyataan dari pada Yusuf yang dia kemukakan kepada Yakub, menunjukkan bahwa dia belum mengerti janji Allah.
 
Kita lihat; ketika Yosua melanjutkan tongkat estafet dari tangan Musa, lalu membawa bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian yang diwariskan ke nenek moyang bangsa Israel -- Abraham, Ishak, Yakub -- dan menjadi milik pusaka untuk selama-lamanya. Kemudian, Tanah Kanaan itu dibagi-bagikan kepada dua belas suku Israel; dari timur sampai ke barat dan dari utara sampai selatan, tepatnya …
-          sembilan setengah di sebalah barat
-          dan dua setengah disebelah timur, itulah sebelah sungai Yordan menjadi milik pusaka mereka.
Berarti; tepat seperti yang dikatakan Allah kepada Musa, dan Musa menyampaikan kepada Yosua, dan Yosua melakukannya tepat seperti yang dikatakan Musa kepada dia.
 
Yusuf mendapat dua bagian tanah warisan sebagai milik pusaka, yaitu:
-          satu untuk Efraim
-          dan dua untuk Mansye.
Sedangkan, Lewi tidak mendapat tanah warisan sebagai milik pusaka, sebab milik pusaka mereka adalah TUHAN Allah.
Sehingga;
-          sembilan setengah di sebelah barat, di tanah Kanaan,
-          dan dua setengah di sebelah timur, di sungai Yordan.
Berarti; tetap jumlahnya dua belas. Inilah cara TUHAN, begitu unik.
 
Lihatlah; Abraham, Ishak, Yakub maupun Yusuf diluruskan tentang hal janji yang diwariskan itu kepada mereka.
Kalau kita melihat pada waktu Ishak menyatakan janji berkat itu; Ribka sang isteri dan ibu dari dua anak laki-laki dari pada Ishak itu, secepatnya mengerjakan apa yang diperintahkan Ishak kepada Esau dan dia mengolah dari anak kambing domba dan setelah diolah dengan makanan yang terbaik Yakub diperintahkan untuk menghadap Ishak, lalu Yakub berkata: “… nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat.”
Tetapi, Ribka sang isteri yang begitu hebat, dia adalah ibu -- gambaran dari seorang gembala -- berkata: "Akulah yang menanggung kutuk itu …” Yesus telah menanggung kutuk di atas kayu salib sehingga pengertian kita tentang janji TUHAN diluruskan sampai hari ini.
 
Saya sungguh berbahagia, sebab betapa dalamnya isi hati TUHAN dibeberkan pada malam ini bagi kita.
Ahab tidak bisa menghargai kebun anggur sebagai milik pusaka, tetapi Nabot -- gambaran dari gereja TUHAN yang menjunjung korban Kristus -- menghargai ibadah dan pelayanan itulah tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka yang diwariskan.
Saya berharap setelah malam ini kita diluruskan oleh salib Kristus, maka kita juga harus mau diluruskan, artinya: Gunung Sioan, kota Allah Yerusalem Sorgawi, itulah ibadah dan pelayanan ini jauh lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Itu sebabnya, untuk yang kesekian kali TUHAN berbicara tentang kebun anggur Nabot kepada kita karena TUHAN mau menyatakan rencananya dan TUHAN mau supaya kita semua berada di dalam rencana Allah yang luar biasa ini.
 
Ingat; setelah kehidupan mereka diluruskan dan mereka juga mau untuk diluruskan, buktinya kita dapat lihat dalam Ibrani 18:8-17.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang