KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 30, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 12 JUNI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 12 JUNI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 237)
 
Subtema: DITEBUS UNTUK MENJADI MILIK KEPUNYAAN ALLAH
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia memerintah DI dalam kehidupan kita masing-masing.
Tidak lupa juga saya menyapa umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri di mana pun anda berada.
 
Selanjutnya, marilah kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya pembukaan Firman TUHAN terjadi meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi di mana pun kita berada, sehingga kedatangan kita tidak menjadi percuma, tidak menjadi sia-sia; bahkan sebaliknya, Firman itu betul-betul menjadi berkat yang besar, sehingga kita boleh melihat keheranan TUHAN Yesus di dalam hidup kita masing-masing, di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
Oleh sebab itu, kehidupan muda remaja tidak boleh lagi bermain-main, namun biarlah kehidupan kita belajar dari pribadi Yusuf; betul-betul memperhatikan waktu-waktu, sehingga semua hari-hari yang dia lalui sesuai dengan rencana Allah dalam kehidupannya, sampai pada satu titik; dia menjadi penebus dan penyelamat dunia.
 
Kita akan segera memperhatikan STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41, dan kembali kita membaca ayat 45, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
Kejadian 41:45
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Setelah Yusuf dilantik sebagai mangku bumi atau sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir, selanjutnya di sini kita perhatikan; Firaun memberi nama baru kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah, sebuah istilah Mesir yang artinya penyelamat dunia atau penebus dunia. Sesungguhnya, nama baru tersebut selaras (seiras) dengan pengalaman hidup, serta lika-liku yang dilalui oleh Yusuf.
 
Terkait dengan pengalaman hidup yang dilalui oleh Yusuf, kita akan membaca Kejadian 45, dengan perikop: “Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya”.
Kejadian 45:1
(45:1) Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
 
Setelah kedatangan dari saudara-saudaranya untuk yang kedua kalinya, pada akhirnya Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, tepatnya pada kunjungan yang kedua dari Kanaan ke Mesir.
Kalau Yusuf mau memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, menunjukkan bahwasanya; Yusuf mau menerima keberadaan dari saudara-saudaranya; sama seperti ia pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Kalau kita mau memperkenalkan diri kepada seseorang, dengan kata lain; kita mau menerima keberadaan orang lain itu di dalam diri kita masing-masing.
 
Kejadian 45:2
(45:2) Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
 
Setelah memperkenalkan dirinya, menangislah Yusuf sejadi-jadinya di hadapan saudara-saudaranya. Bagi kita, hal ini menunjukkan dua hal tentang Yusuf:
YANG PERTAMA: Yusuf adalah pribadi yang rendah hati dan bertanggung-jawab, sama seperti Rasul Paulus banyak mencucurkan air mata, karena ternyata dia adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati dan tidak lalai di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN;
-          tidak lalai mengajarkan dari hal Firman TUHAN,
-          tidak lalai memberitakan dari hal Firman TUHAN,
-          dan tidak lalai bersaksi dari hal Firman TUHAN.
Untuk perkara itu, dia banyak mencucurkan air mata; itu adalah tanda kerendahan hati.
YANG KEDUA: Yusuf adalah pribadi atau sosok yang sangat peduli dan sangat mengerti orang lain.
 
Jadi, tangisan itu menunjukkan kepada kita bahwa;
1.      Yusuf adalah orang yang rendah hati, hatinya sudah hancur, itulah tanah yang baik, lemah lembut dan rendah hati.
2.      Kemudian, Yusuf adalah pribadi atau sosok yang sangat peduli dan sangat mengerti orang lain.
 
Kejadian 45:3
(45:3) Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
 
Kemudian, pada saat Yusuf memperkenalkan dirinya, di sini kita melihat: Saudara-saudaranya tidak dapat berkata-kata lagi, sebab mereka takut dan gemetar terhadap Yusuf.  
Berarti, situasi pada saat itu berbanding terbalik dengan tempo dulu (masa lalu), tepatnya kurang lebih 22 (dua puluh dua) tahun yang silam, ketika Yusuf masih tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya di rumah Yakub, ayah mereka. Pada waktu itu, saudara-saudaranya tidak menghormati, tidak menghargai Yusuf, bahkan Yusuf sangat dibenci karena iri hati saudara-saudaranya itu. Jadi, berbanding terbalik.
 
Pendeknya: Saudara-saudara Yusuf takut dan gemetar karena bayang-bayang pada masa lalu.
 
Kejadian 45:4
(45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
 
-          Untuk yang pertama kali, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Marilah dekat-dekat.
-          Kemudian, Yusuf berkata lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
Perkataan Yusuf tersebut menunjukkan bahwasanya; darah Yesus benar-benar mengalir di dalam diri Yusuf, dengan lain kata; Yusuf senantiasa menghargai dan menjunjung tinggi korban Kristus.
 
Jadi, pada ayat 4 ini, untuk yang pertama kalinya, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Marilah dekat-dekat. Oleh darah salib Kristus, yang “jauh” menjadi “dekat”. Itu sebabnya, saya katakan; perkataan ini menunjukkan bahwa darah Yesus mengalir dalam diri Yusuf. Kemudian, perkataan yang kedua, Yusuf berkata lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir”.
Singkat kata: Perkataan-perkataan Yusuf kepada saudara-saudaranya itu menunjukkan bahwa darah salib Kristus mengalir di dalam diri Yusuf. Sebab, kalau kita perhatikan Efesus 2:13-14, yang “jauh” menjadi “dekat” itu terjadi oleh karena darah salib.
 
Kejadian 45:5
(45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Selanjutnya, Yusuf kembali berkata kepada saudara-saudaranya: Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Artinya; orang yang benar-benar mengerti rencana Allah dan benar-benar hidup dalam rencana Allah yang besar, maka kehidupan (orang) yang seperti ini ...
-          Tidak akan menaruh rasa dendam.
-          Tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Pendeknya: Tidak dikuasai oleh roh kebencian dan tidak ada kepahitan.
 
Kalau kita mengerti rencana TUHAN, maka segala sesuatu yang tidak enak bagi diri kita, semuanya adalah berkat. Jadi, bukan hanya yang “enak” bagi diri kita disebut “berkat”, tetapi yang “tidak enak” pun, baik itu kesusahan, penderitaan, pergumulan, kesulitan, itu semua “berkat”.
Dan kalau kita mengerti itu adalah rencana Allah, maka di dalam diri kita ini tidak ada dendam, tidak ada kebencian, tidak ada kepahitan; tidak dikuasai roh kebencian dan kepahitan oleh karena kesusahan pada masa lalu.
 
Kejadian 45:6
(45:6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
 
Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, yakni suatu kelaparan yang hebat, namun bukan kelaparan akan makanan dan bukan pula kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Allah, sesuai dengan nubuatan Amos 8:11-14.
 
Jadi, hal itu harus diperhatikan sesuai dengan mimpi dari Potifar sebanyak dua kali.
-          Mimpi yang pertama: Muncullah 7 (tujuh) lembu yang gemuk dari sungai Nil; sesudah itu, muncul pula 7 (tujuh) lembu yang kurus, lalu menghabisi 7 (tujuh) lembu yang gemuk.
-          Mimpi yang kedua -- pada malam yang sama --: Muncullah 7 (tujuh) bulir gandum yang berisi dan bernas; sesudah itu, muncullah 7 (tujuh) bulir yang kosong, lalu menghabisi 7 (tujuh) bulir yang bernas itu.
Jadi, arti dari kedua mimpi itu sama. Walaupun dua kali bermimpi, tetapi arti kedua mimpi itu sama.
Artinya; Suatu kali nanti, akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelimpahan besar-besaran. Sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, akan menyusul 7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat, sesuai dengan nubuatan Amos 8:11-14, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan lapar akan makanan, bukan haus karena minuman, tetapi lapar haus karena mendengarkan Firman TUHAN, sehingga yang terjadi pada saat itu;
-          Orang-orang akan mengembara dari laut ke laut.
-          Sesudah itu, orang-orang akan menjelajah dari Utara ke Timur.
Tujuannya adalah untuk mencari Firman TUHAN.
Tetapi justru, mereka tidak akan mendapatkan Firman TUHAN, sebaliknya, mereka akan rebah dan lesu dan tidak akan bangkit-bangkit, mengapa?
YANG PERTAMA: Karena pada saat mereka mengembara dari laut ke laut, yang mereka temukan adalah ajaran antikris. Tetapi puji TUHAN, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, kita ini betul-betul menjalankan ibadah sorgawi di bumi ini (ibadah dari sorga turun di bumi).
-          Kita tidak sibuk menjalankan ibadah laut; tidak sibuk bicara soal kelimpahan, tidak sibuk bicara soal keberhasilan, dengan kata lain; di tengah-tengah ibadah, kita tidak dikuasai oleh roh jual beli (roh antikris).
-          Kemudian, di tengah ibadah ini kita tidak sibuk menjalankan ibadah bumi, artinya; tidak sibuk bicara soal mujizat, tidak sibuk bicara soal tanda-tanda heran, tidak sibuk bicara soal mengadakan banyak keajaiban-keajaiban.
Tetapi betul-betul, kita sibuk menjalankan ibadah di bumi seperti ibadah di sorga; mencari Kerajaan Sorga serta kebenarannya. Kebenarannya itu ada di dalam sorga sekarang, itulah pribadi Yesus yang mati di kayu salib.
Jadi, jangan sampai kita ada di dalam suasana sorga, tetapi yang kita cari bukan kebenaran yang sejati, sebaliknya menjalankan ibadah laut dan ibadah bumi, itu adalah suatu ibadah yang keliru di hadapan TUHAN.
Selanjutnya, selain mengembara, YANG KEDUA: Mereka juga menjelajah dari Utara ke Timur, sehingga yang mereka temukan pada waktu itu adalah ajaran setan-setan, yang sudah menunggangi nabi-nabi palsu, itulah pemberitaan Firman TUHAN yang ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong; itu adalah ajaran setan-setan dari nabi-nabi palsu.
Sehingga, ketika mereka menemukan dua ajaran itu -- yaitu ajaran antikris dan ajaran setan-setan --, tentu saja mereka akan rebah dan lesu, tidak bangkit-bangkit, dengan lain kata; binasa.
 
Oleh sebab itu, sudah sepatutnyalah kita bersyukur kepada TUHAN dan berterima-kasih setinggi-tingginya kepada Dia yang sudah membawa kita kepada sebuah ibadah yang berasal dari sorga. Kita tidak menjalankan ibadah bumi dan ibadah laut; bersyukurlah.
Yang ada ini akan berlalu nanti; jadi, saudara jangan terlena di bumi ini, supaya saudara juga jangan berlalu bersama dengan bumi ini.
 
Kejadian 45:7
(45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
Sesungguhnya, Yusuf dijual ke Mesir untuk;
-          Untuk menjamin kelanjutan keturunan manusia di bumi ini.
-          Untuk memelihara hidup manusia di bumi ini.
 
Jadi;
-          Yang menjamin kelanjutan dari anak cucu manusia di atas muka bumi ini bukan ibadah laut -- yang berbicara soal kelimpahan --, tetapi kebenaran yang sejati.
-          Kemudian, yang memelihara hidup manusia di bumi ini bukan ibadah bumi -- itulah tanda-tanda heran yang diadakan oleh nabi-nabi palsu --, melainkan kita menjalankan ibadah sorgawi, serta kebenaran yang ada di dalamnya. Di dalam Kerajaan Sorga ada kebenaran, itulah Pribadi Yesus yang mati di kayu salib.
Jadi, jangan tertipu lagi dengan tipu muslihat dari pada guru-guru palsu, di mana mereka melayani dengan cap hati mereka sendiri.
 
Kesimpulannya: Dari Kejadian 45:1-7, Yusuf dijadikan sebagai korban -- ditumbalkan sebagai korban -- untuk penebusan dan penyelamatan terhadap hidup manusia di bumi ini, dengan demikian; pengalaman hidup Yusuf yang penuh dengan dinamika, penuh dengan lika-liku, dan bermacam-macam kesulitan dan penderitaan yang dihadapi oleh Yusuf selaras dengan nama baru yang diberikan oleh Firaun kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah.
Akhir kata, kita dapat mengambil kesimpulan: Pengalaman hidup Yusuf ini merupakan bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus.
 
Marilah kita buktikan itu sejenak di dalam 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah” Berucap syukur oleh karena kemurahan hati TUHAN, itulah yang dinyatakan Rasul Paulus kepada Timotius, sesuai dengan judul atau perikop dari pada tulisannya yang dikirim kepada Timotius.
Mengucap syukurlah, karena kita ada sebagaimana ada karena kasih karunia. Coba, andaikata seperti pengalaman dari pada bangsa Israel di padang gurun pada waktu mereka menyembah patung lembu emas itu, sampai nyatalah nyanyian berbalas-balasan. Apa nyanyian berbalas-balasan? Tidak menang tidak kalah.
 
Kalau dikaitkan dengan 2 (dua) perkara lain, “tidak menang tidak kalah” persamaannya adalah;
Yang Pertama: Tidak hidup, tidak mati. Berarti, setengah mati dong hidup ini.
Yang Kedua: Tidak dingin, tidak panas = Suam. Kalau pengikutan suam itu dipertahankan, akhirnya sama seperti jemaat di Laodikia yang memperkayakan diri dengan harta, dengan uang yang ada. Tetapi justru sebaliknya, di hadapan TUHAN, mereka itu ...
1.      Melarang, malang, miskin.
2.      Buta.
3.      Telanjang.
 
Lalu, setelah Musa melihat bangsa itu bernyanyian berbalas-balasan karena lembu emas, pada saat itulah Musa membantingkan, memecahkan 2 (dua) loh batu yang berisikan 10 (sepuluh) hukum, yang ada di tangannya. Karena, kalau Musa datang kepada bangsa Israel dengan tetap mempertahankan 2 (dua) loh batu yang berisikan 10 (sepuluh) hukum yang dia bawa, maka yang mati adalah bangsa Israel.
Karena, sudah jelas; di dalam loh batu itu, tertulis hukum yang pertama; Akulah TUHAN, Allahmu ... Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun ... Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Kalau ini dipertahankan, maka yang mati adalah bangsa Israel.
Tetapi puji TUHAN, dua loh batu itu akhirnya dipecahkan, supaya bangsa Israel mengalami penebusan dan diselamatkan; itulah pekerjaan penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, di mana Dia telah memecahkan segenap hidup-Nya supaya kita terlepas dari maut oleh karena ibadah Taurat (ibadah lahiriah). Jadi, penebusan yang kita alami, itu karena kasih karunia.
 
Mari kita baca dan memperhatikan 1 Timotius 1 ini.
1 Timotius 1:15
(1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa”, dengan demikian; Kristus Yesus adalah penyelamat dunia atau pun penebus dunia. Pendek kata: Yesus Kristus dijadikan sebagai korban untuk penebusan terhadap dosa dunia, dijadikan sebagai korban untuk menyelamatkan seisi dunia.
 
1 Timotius 1:16
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
 
Selanjutnya, di sini kita perhatikan: Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya terhadap orang-orang berdosa.
Demikian halnya dengan Yusuf; ia sabar menghadapi segala macam kesulitan, segala macam kesusahan dan penderitaan yang dia derita, sampai akhirnya tibalah pada satu titik, yaitu dia tampil sebagai penyelamat dunia atau pun penebus dunia.
 
Sabar-sabar saja, sampai kita betul-betul mengalami penebusan, dan akhirnya menjadi contoh teladan. Kalau sudah mengalami penebusan, maka harus menjadi contoh teladan. Imam-imam harus menjadi contoh teladan, baik lahir maupun batin.
 
1 Timotius 1:17
(1:17) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
 
Sampai pada akhirnya, Yusuf dipermuliakan menjadi kuasa atau menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir. Demikian juga Kristus Yesus; bagi Dialah hormat kemuliaan, sebab Dialah Raja segala zaman, Dialah Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa.
 
Jadi, jelas, nama yang diberikan oleh Firaun kepada Yusuf selaras dengan pengalaman hidup Yusuf itu sendiri. Itulah sedikit tentang Zafnat-Paaneah.
 
Kita kembali memperhatikan Kejadian 41:45.
Kejadian 41:45
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Selain memberi nama baru, Firaun juga memberi Asnat, anak Potifera, imam di On, kepada Yusuf sebagai isterinya. Sebenarnya, hal ini merupakan satu paket, menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Jadi, nama baru, sekaligus memberi Asnat sebagai isterinya, itu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan; sebenarnya seperti itu. Dan itu bukan suatu kebetulan; setelah Firaun memberi nama baru, yakni Zafnat-Paaneah, lalu Firaun juga memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepada Yusuf sebagai isterinya, itu bukan suatu kebetulan, tetapi itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
 
Setelah saya amat-amati, saya teliti dengan seksama, dan Roh TUHAN memberi pengertian yang memantapkan dan meneguhkan hati saya, maka itu sebabnya saya katakan: Kalau Firaun memberi nama baru, selanjutnya memberi Asnat, anak Potifera, imam di On, sebagai isteri Yusuf, itu bukan suatu kebetulan, tetapi itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dan itu juga akan dialami oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus Yesus.
 
Kita akan memperhatikan dalam Efesus 4, dengan perikop: “Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda”.
Efesus 4:7
(4:7) Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
 
Rasul Paulus menuliskan hal ini kepada jemaat di Efesus, yaitu: Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Inilah yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
 
Apa maksud dari ayat 7 ini? Marilah kita perhatikan ayat 8-9.
Efesus 4:8-9
(4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." (4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
 
Yesus telah mengerjakan penebusan itu lewat kematian dan kebangkitan-Nya 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
Naik dan turun, itu adalah pengalaman kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus.
 
Efesus 4:10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
 
Lewat kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, Ia telah memenuhkan segala sesuatunya, antara lain; Ia memberikan 5 (lima) jabatan, yakni; jabatan rasul, jabatan nabi, jabatan penginjil, jabatan gembala, dan jabatan guru (pengajar).
Tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus, hamba-hamba TUHAN, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN;
-          Bagi pekerjaan pelayanan.
-          Bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian, terwujudlah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, disebutlah itu tubuh Mempelai.
 
Jadi, jelas; ayat 8-9, itulah pekerjaan penebusan lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Kemudian, tujuan dari kematian dan kebangkitan itu adalah untuk memenuhkan segala sesuatu, termasuk memberikan 5 (lima) jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna, itulah tubuh Mempelai.
 
Efesus 4:13-14
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
 
Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Ini berbicara gereja TUHAN yang sudah bertumbuh dan dewasa rohani.
 
Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Gereja yang sudah dewasa bukan lagi anak-anak, berarti; tidak mudah lagi diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu.
 
Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
 
Singkat kata: Kedewasaan rohani menunjukkan bahwasanya kita tidak lagi kanak-kanak secara rohani, tidak lagi mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu. Sebaliknya, di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala, Dialah Kerajaan Sorga dan Mempelai Pria Sorga.
 
Jadi, sama saja; Efesus 4:7-15 sama dengan Kejadian 41:45.
Pada Kejadian 41:45, Setelah diberikan nama baru, yakni Zafnat-Paaneah kepada Yusuf -- di mana artinya adalah penyelamat dunia atau pun penebus dunia --, selanjutnya Firaun juga memberikan Asnat, anak dari Potifera, imam di On sebagai isterinya, sebagai milik kepunyaannya.
Juga Efesus 4:7-15, dalam pembagiannya;
-          Ayat 8-9, itu adalah pekerjaan penebusan oleh Yesus Kristus 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
-          Lalu, ayat 13-15, itu berbicara soal kedewasaan dari gereja TUHAN yang akhirnya menjadi milik kepunyaan Allah.
 
Kita bandingkan hal yang senada dan yang terjadi di dalam kitab Wahyu 5, dengan perikop: “Kitab yang dimeterai dan Anak Domba”.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
 
Di sini kita melihat: Anak Domba telah dipermuliakan, tetapi tanda penyembelihan itu masih nyata.
 
Hal ini harus menjadi suatu pelajaran yang baik bagi kita: Untuk dipermuliakan, maka tanda penyembelihan itu harus nyata. Jadi, melayani TUHAN itu tidak boleh instan; melayani pekerjaan TUHAN juga tidak boleh instan; sampai kelak dipermuliakan pun, tanda penyembelihan itu harus ada. Kalau pengalaman kematiannya benar, maka kebangkitannya juga pasti benar, sampai kelak dipermuliakan.
 
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
 
Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Singkatnya: Terjadi penebusan terhadap mereka dari tiap-tiap suku, tiap-tiap bahasa, tiap-tiap kaum dan bangsa oleh darah Anak Domba. Atau, dengan lain kata; Anak Domba telah disembelih, lalu terjadilah penebusan dari tiap-tiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Jadi, ayat 9 ini adalah penebusan terhadap tiap-tiap suku, bahasa, kaum dan bangsa.
 
Setelah terjadi penebusan, selanjutnya Allah membuat mereka menjadi suatu kerajaan. Singkatnya; mereka yang ditebus menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, itulah imamat rajani. Jadi, setelah penebusan, selanjutnya, mereka mereka yang ditebus itu dijadikan sebagai imamat rajani, milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi, “penebusan”, selanjutnya kehidupan yang ditebus dijadikan sebagai “milik kepunyaan Allah” itu adalah satu paket, satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kita harus mengetahui hal ini.
 
Jadi, kita ditebus untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah suami. Kemudian, gereja TUHAN sebagai tubuh-Nya, mempelai perempuan-Nya, sebagai isteri-Nya, milik kepunyaan-Nya sendiri.
Sesuai dengan nubuatan Hosea; Dialah suami dalam keadilan dan kebenaran, Dialah suami yang bijaksana. Baik juga dalam kitab Yesaya; Dia lupakan aib kejandaan, Dia lupakan dosa masa lalu.
 
Coba kita perhatikan; kehidupan yang ditebus itu yang selanjutnya dijadikan milik kepunyaan Allah, di dalam 1 Petrus 2.
1 Petrus 2:9-10
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (2:10) kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
 
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih yang sudah ditebus tadi, imamat yang rajani -- dijadikan menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam bagi Allah untuk memerintah di atas muka bumi ini --, bangsa yang kudus, umat (milik) kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, menjadi milik kepunyaan-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Itulah milik kepunyaan Allah; ditebus dengan darah, sesudah penghancuran terhadap tubuh Kristus.
Jadi, tentu saja kita mengucap syukur kepada TUHAN, lewat pemahaman atau pengertian yang kita peroleh dari sorga ini.
 
Jadi;
-          Nama baru, itulah Zafnat-Paaneah, yang artinya; penebusan dan penyelamatan terhadap dunia,
-          Kemudian, sekaligus diberikan Asnat, anak dari Potifera, imam di On,
itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena pada dasarnya TUHAN mendambakan saya dan saudara (kaum muda remaja) untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, sehingga penebusan yang dikerjakan oleh Yesus 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib, lewat kematian dan kebangkitan-Nya, tidak menjadi sia-sia.
Jadi, jangan sia-siakan hidupmu, karena engkau sangat berharga bagi TUHAN.
 
Untuk yang ketiga kalinya, kita kembali membaca dan memperhatikan Kejadian 41:45.
Kejadian 41:45
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Lihat: Asnat, anak Potifera, imam di On. Berarti, Asnat ini asli orang Mesir, bukan orang Israel. Jadi, Asnat ini betul-betul asli bangsa Mesir, bukan bangsa Israel.
 
Jadi, dari sini, kita dapat mengambil kesimpulan ...
Syarat untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua), YANG PERTAMA.
Kita perhatikan 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan ada lagi noda kekafiran” Kita ini adalah bangsa kafir dengan segala kenajisan dari bangsa kafir itu sendiri, kemudian hidup dalam penyembahan berhala; itulah noda kekafiran, itulah kenajisan dari bangsa kafir. Sebelum mengenal Allah, bangsa kafir ...
1.      Hidup dalam penyembahan berhala.
2.      Hidup dalam kenajisan.
Jangan ada lagi noda kekafiran; oleh sebab itu, perhatikanlah ayat 14-16.
 
2 Korintus 6:14-16
(6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.
 
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Jangan masuk dalam nikah, di mana di dalam nikah itu kita menjadi pasangan yang tidak seimbang.
Jangan gampangkan nikah itu; hanya karena dia ganteng, hidungnya mancung sebelah, matanya kebiru-biruan, rambutnya pirang, tinggi, putih, lalu engkau kepincut dengan mudahnya. Bukan itu ukurannya, sebab itu bukanlah jaminan.
Atau sebaliknya, seorang pemuda melihat perempuan yang rambutnya pirang, padahal karena dicat merah, akhirnya tertipulah dia. Lalu, mata perempuan itu biru, padahal perempuan itu sedang memakai softlens; lalu, tangannya kemerahan-merahan, padahal sedang memakai kutek; jangan tertipu, itu adalah kepalsuan, dan itu bukanlah jaminan.  
 
Harus menjadi pasangan yang seimbang dengan TUHAN. Demikian juga, walaupun Asnat itu bangsa kafir, bangsa Mesir, bukan bangsa Israel, tetapi dia adalah anak imam di On, dia adalah puteri dari seorang imam yang sudah mengenal Allahnya Israel.
Jadi, diwajibkan janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang; artinya; lepaskanlah diri dari noda kekafiran. Walaupun kita bangsa kafir, lepaskan diri dari noda kekafiran, yaitu berhala dan kenajisan.
 
-          Kebenaran dan kedurhakaan, itu bukan pasangan yang seimbang.
-          Terang dan gelap, itu bukan pasangan yang seimbang.
-          Kristus dan Belial, itu bukan pasangan yang seimbang, itu berlawanan.
-          Orang-orang yang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya dengan Kristus, itu bukan pasangan yang seimbang, itu berlawanan. Keluarlah dari noda kekafiran itu.
-          Bait Allah dengan berhala, itu juga bukan pasangan yang seimbang. Kita adalah Bait Allah yang hidup menurut Firman Allah.
Oleh sebab itu, jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang, berarti; lepaskan diri dari noda kekafiran, keluarlah dari noda kekafiran.
 
Kalau kita keluar dari noda kekafiran, maka jaminannya ada 4 (empat), sesuai dengan pernyataan Allah:
1.      Aku akan diam bersama-sama dengan mereka.
2.      Dan hidup di tengah-tengah mereka.
3.      Dan Aku akan menjadi Allah mereka.
4.      Dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Singkat kata: Menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, asal kita keluar dari noda kekafiran itu.
 
Kita ini adalah Bait Allah; oleh sebab itu, jangan hidup dalam penyembahan berhala.
Yang di Serang, perhatikan; jangan main HP (gawai) sampai larut malam. Yang di Cilegon, perhatikan; jangan main HP (gawai) sampai larut malam. Gunakan waktu dengan baik, sebab kita adalah Bait Allah, tidak ada kaitannya dengan berhala; keluarlah dari sana. Gunakan waktu istirahat yang baik, supaya bisa mempersiapkan diri untuk tetap menjadi Bait Allah, lewat pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan.
 
2 Korintus 6:17
(6:17) Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu.
 
Singkat kata: Jangan kita menjamah apa yang najis, supaya pada akhirnya kita diterima sebagai milik kepunyaan Allah sendiri. Lepaskan diri dari noda kekafiran;
-          Yang pertama; lepaskan diri dari penyembahan berhala.
-          Yang kedua; jangan menjamah apa yang menajiskan.
Selanjutnya, TUHAN akan menerima kita untuk selanjutnya dijadikan sebagai milik kepunyaan Allah.
 
Itulah syarat pertama bagi bangsa kafir untuk menjadi milik kepunyaan Allah, yaitu lepaskan diri dari noda kekafiran. Ada 2 (dua) pokok noda kekafiran;
1.      Penyembahan berhala. Sebelum mengenal TUHAN, betul-betul bangsa Israel mudah sekali ditarik kepada berhala bisu.
2.      Kenajisannya. Karena jelas, kalau terjadi pemupukan daging, maka ujung-ujungnya daging menjadi takhtanya roh najis.
 
Jangan lagi menjamah apa yang najis. Jangan lagi hidup dalam penyembahan berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
-          Kalau pekerjaan nomor satu, lalu TUHAN nomor dua; itu berhala. Prakteknya; meninggalkan ibadah dan pelayanan.
-          Kalau HP (gawai) nomor satu, ibadah nomor dua; itu berhala juga.
-          Kalau kesibukan di dunia ini nomor satu, ibadah pelayanan nomor dua; itu berhala juga.
Lepaskan diri dari berhala dan jangan menjamah apa yang najis, artinya; perbuatan hidup kita jangan lagi dalam kenajisan.
 
Terkait dengan hal itu, maka kita akan dituntun oleh Roh TUHAN untuk membaca Mazmur 24, sehingga jelas ayat itu menjelaskan ayat itu sendiri.
Kita perhatikan Mazmur 24, dengan perikop: “Kedatangan Raja kemuliaan dalam Bait Allah” Kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja di atas segala raja untuk bertakhta di dalam Bait Allah. Bagaimana caranya?
 
Mazmur 24:1
(24:1) Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
 
TUHANlah yang empunya dunia, serta manusia yang mendiami dunia ini. Pendeknya: Kita ini adalah milik kepunyaan Allah sendiri.
Rupanya, sebagai ciptaan Allah yang termulia, manusia adalah milik kepunyaan Allah sendiri. Kalau kita memang betul-betul milik kepunyaan Allah, maka kita harus menjadi pasangan yang seimbang dari Allah, berarti; lepaskan diri dari noda kekafiran tadi, yaitu berhala dan kenajisan, karena ternyata kita ini (ciptaan Allah) adalah milik kepunyaan Allah; ingat itu.
 
Mazmur 24:2
(24:2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
 
Dasar kita untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua):
1.      Kerendahan hati. Permukaan laut adalah titik terendah, titik nol, itulah kerendahan hati; itulah dasar kita untuk menjadi pasangan yang seimbang.
2.      Kelimpahan kasih karunia, sehingga dengan demikian, kita tegak di hadapan TUHAN. Apa kelimpahan kasih karunia? Sama seperti sungai-sungai yang mengalir, tidak pernah menjadi kering, itulah kelimpahan kasih karunia.
 
Jadi, kembali saya katakan: Dasar kita untuk menjadi milik kepunyaan Allah adalah;
1.      Kerendahan hati
2.      Kelimpahan kasih karunia.
Hargailah kemurahan TUHAN, supaya engkau tegak di atas muka bumi ini, sama seperti kelimpahan dari sungai-sungai yang tidak pernah kering, supaya engkau tegak di hadapan TUHAN. Orang yang menghargai kemurahan adalah orang yang selalu tegak berdiri, dia tidak pernah jatuh; itulah orang yang menghargai kemurahan, menghargai kelimpahan kasih karunia.
 
Mazmur 24:3-4
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
 
Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Gunung TUHAN adalah gunung Sion, itulah milik kepunyaan Allah. Siapa yang menjadi milik kepunyaan Allah? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
 
Syarat untuk menjadi milik kepunyaan Allah:
Yang Pertama: Bersih tangannya.
Berarti, perbuatan hidupnya bersih, terlepas dari noda kekafiran.
Yang Kedua: Murni hatinya.
Murni, berarti; tidak tercampur dengan hal-hal yang tidak suci. Kemudian, datang beribadah dan melayani tidak ada motif-motif, tidak ada kepentingan, tidak mencari keuntungan, bukan untuk menonjolkan diri, bukan untuk pamer-pamer; murni hatinya.
Ayo, melayani harus dengan murni hati, sebab itu adalah milik kepunyaan Allah, itulah roh yang ada di dalam diri mempelai perempuan TUHAN; milikilah roh itu, yaitu murni hatinya.
Yang Ketiga: Tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
Kalau bekerja, jangan ada tipu-tipu.
-          Sebentar lagi ada yang diwisuda menjadi sarjana akuntansi; kalau bekerja nanti di akunting, jangan sampai angka nol nya gelinding ke kantongnya, satu pun jangan. Jangan pura-pura lupa, sebab itu adalah penipuan.
-          Yang bekerja di laundry; saking hematnya, akhirnya tidak bersih, itu adalah penipuan. Yang bekerja di laundry hanya diberikan busa-busa sedikit, lalu disemprot wangi-wangian, itu adalah penipuan.
-          Yang bekerja di pabrik; jangan banyak tidur, sebab itu adalah penipuan. Ketika orang lain bekerja, namun engkau banyak tidur terus, itu penipuan.
Bekerja apa saja, dalam hal apa saja, jangan bawa dirimu kepada penipuan; itulah roh yang dimiliki oleh mempelai perempuan, milik kepunyaan Allah.
Yang Keempat: Tidak bersumpah palsu.
Berarti, “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”, lebih dari pada itu, itu adalah perkataan Setan.
 
Ini adalah syarat untuk menjadi milik kepunyaan Allah; lepaskan dirimu dari noda kekafiran -- itulah berhala dan kenajisan --, supaya kita layak untuk menjadi pasangan yang seimbang dengan Allah dalam kemuliaan-Nya.
 
Selain itu, ada bonus bagi yang menjadi milik kepunyaan Allah, kalau lepas dari noda kekafiran. Apa itu?
Mazmur 24:5
(24:5) Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
 
Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN ... Inilah yang layak untuk menerima berkat dari TUHAN ... Dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia; Dia juga layak menerima keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
 
Itu adalah bonus, tetapi bukan itu yang utama. Yang utama adalah melepaskan diri dari noda kekafiran. Kalau bonus, pasti ditambahkan; tetapi, carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semua ditambahkan. Berkat itu hanyalah bonus saja, tetapi bukan itu yang utama. Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, itulah yang harus kita cari, bukan bonusnya.
Oleh sebab itu, selama kita hidup di bumi, selama kita menjalankan ibadah di bumi, janganlah kita menjalankan ibadah di laut dan ibadah bumi, melainkan ibadah sorga yang turun di bumi, karena di dalamnya ada kebenaran, itulah pribadi Yesus yang mati di kayu salib.
 
Jadi, kemuliaan itu harus ada tanda penyembelihan, itulah tanda mencari Kerajaan Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya.
Jangan susah-susah untuk mengerti hal ini; oleh sebab itu, janganlah pikiran ini dikacaukan oleh guru-guru palsu. Saya tidak tunjuk siapa itu guru palsu, tetapi melenceng dari apa yang sudah kita terima, itu palsu. Oleh sebab itu, berpegang teguhlah kepada Pengajaran Pembangunan Tabernakel (Tubuh Kristus). Pengajaran pembangunan tubuh Mempelai (Tabernakel).
 
Syarat untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua), YANG KEDUA.
Kita akan memperhatikan Roma 11, dengan perikop: “Israel tersandung, bangsa-bangsa lain selamat” Berarti, selama bangsa Israel mengeraskan hati, itu adalah kesempatan bagi kita semua.
Roma 11:11
(11:11) Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.
 
TUHAN izinkan Israel tersandung, supaya bangsa kafir juga mendapatkan keselamatan, supaya bangsa kafir juga berhak untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. Kalau andaikata bangsa Israel tidak tersandung ya bangsa Israel saja yang menjadi milik kepunyaan Allah, lalu bagaimana dengan nasib kita yang adalah bangsa kafir?
 
Roma 11:12-13
(11:12) Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. (11:13) Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, (11:14) yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka.
 
Perlu untuk diketahui:
1.      Pelanggaran dari bangsa Israel itu merupakan kekayaan bagi bangsa kafir.
2.      Kekurangan mereka adalah kekayaan bagi bangsa kafir.
3.      Teramat lebih kesempurnaan bangsa Israel adalah merupakan kekayaan bagi bangsa kafir.
 
Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi, itulah bangsa kafir. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ... Jadi, Rasul Paulus ini adalah rasul untuk bangsa kafir, rasul yang ketiga-belas, yang dikhususkan untuk bangsa kafir.
... Aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Kalau lewat pelayanan pemberitaan Injil bangsa kafir selamat, maka itu akan memicu kecemburuan bagi bangsa Israel.
 
Jadi, sebetulnya, bukankah ini unik sekali? Bangsa Israel diizinkan tersandung. Kemudian, dalam kesempatan yang lain, Rasul Paulus diutus untuk melayani bangsa kafir. Ketika bangsa kafir melepaskan diri dari noda kekafiran, akhirnya diterimalah menjadi milik kepunyaan Allah, dengan demikian; timbullah kecemburuan bangsa Israel untuk kembali kepada TUHAN, karena pada dasarnya, Israel adalah milik kepunyaan Allah sendiri (umat pilihan).
Jadi, uniklah cara TUHAN ini supaya baik bangsa pilihan maupun bangsa kafir kembali kepada Allah; sangat unik sekali, tidak terselami oleh akal pikiran manusiawi. Tetapi, kita harus tabah-tabah saja, dan diperlukan iman orang-orang kudus.
 
Roma 11:17-18
(11:17) Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, (11:18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
 
Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan -- ini adalah perumpamaan ketika bangsa Israel tersandung; sama seperti beberapa cabang telah dipatahkan -- dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya -- tunas liar, itulah bangsa kafir dicangkokkan kepada pohon zaitun --  dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah.
Kalau tunas liar dicangkokkan kepada pohon zaitun, itu kan kemurahan? Kita ini kan bangsa kafir (tunas liar) tetapi mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah; itu adalah kemurahan.
 
Janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Kehidupan yang sudah mendapatkan kemurahan, jangan bermegah, jangan merasa lebih dari bangsa Israel. Kita ini adalah bangsa kafir, tidak akan melebihi bangsa Israel; ingat itu.
Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
 
Bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kita. Tunas liar yang dicangkokkan, itu adalah kemurahan, yang ditopang oleh akar pohon zaitun yang penuh getah.
Yesus dalam pengorbanan-Nya, itu bagaikan getah yang pahit, dan itu adalah kemurahan. Pohon dan akarnya, itu adalah pribadi Yesus yang penuh getah. Getah itu rasanya pahit; itulah pengalaman Yesus di atas kayu salib untuk menebus bangsa kafir. Penebusan pada bangsa kafir, ini adalah kemurahan; jangan bermegah, karena kita hanyalah tunas liar.
 
Roma 11:19-20
(11:19) Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. (11:20) Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
 
Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan -- bangsa Israel tersandung --, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas; itu adalah pemikiran bangsa kafir. Tetapi ingat ayat 20: Baiklah! Mungkin saja itu bisa terjadi; mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman, bukan berdasarkan pilihan. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
Kalau kita hidup di dalam kemurahan, mendapat bagian dari anggota tubuh Kristus dan menjadi milik kepunyaan Allah; jangan sombong, tetapi takutlah akan TUHAN, hargailah kemurahan. Itulah syarat kedua.
 
Asnat, anak Potifera, imam di On, di Mesir, itu adalah bangsa kafir. Menghargai kemurahan, jangan sombong, takutlah kepada TUHAN Yesus, takutlah berbuat dosa; bencilah kejahatan itu.
 
Roma 11:21
(11:21) Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.
 
Bangsa kafir tidaklah lebih utama dari pada bangsa Israel. Oleh sebab itu, kita ini hidup oleh karena kemurahan TUHAN saja; jangan sombong supaya jangan dipatahkan, tetapi takutlah kepada TUHAN. Hidup ini hanya karena kemurahan.
 
Roma 11:22
(11:22) Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.
 
Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata dengan tandas kepada jemaat di Roma.
1.      Perhatikanlah kemurahan Allah.
2.      Perhatikanlah kekerasan-Nya.
 
Perhatikanlah kemurahan TUHAN. Siapa yang memperhatikan kemurahan TUHAN? Yaitu mereka yang hidup (beroleh) kemurahan; kalau tidak, ya dipotong juga.
Jangan pernah bermegah. Jangan sombong, tetapi takutlah akan TUHAN. Kalau engkau diberkati, puji TUHAN; tinggal bersyukur, jangan sombong, karena semua adalah karena kemurahan TUHAN.
 
Lihatlah ayat 23 ...
Roma 11:23
(11:23) Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.
 
Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali ... Jadi, hanya sementara waktu saja, supaya bangsa Kafir mendapat kemurahan, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.
Jadi, bangsa kafir tidaklah lebih utama dari bangsa Israel. Dan kalau kita juga mendapat bagian di dalam TUHAN, itu hanya karena kemurahan TUHAN saja. Orang yang sudah mendapatkan kemurahan TUHAN, maka harus menghargai kemurahan; hidup di dalam kemurahan hati TUHAN.
 
Inilah dua syarat pokok untuk menjadi milik kepunyaan Allah, seperti Asnat, anak perempuan Potifera, yang merupakan bangsa kafir asli.
Ingat, kembali saya sampaikan: Orang yang sudah mendapatkan kemurahan harus menghargai kemurahan, supaya tetap berada di dalam kemurahan itu sendiri.
 
Saya tambahkan sedikit ayat lagi, dari 1 Korintus 15, dengan perikop: “Kebangkitan Kristus
1 Korintus 15:8-9
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. (15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. (15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.
 
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Setelah Yesus bangkit, Dia menampakkan diri kepada semua rasul. Dan yang terakhir, Ia menampakkan diri juga kepada Paulus, dan peristiwa itu dilukiskan sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya, berarti disebutlah itu bayi prematur; tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, itulah bayi prematur. Kepalanya saja tidak bisa digerakkan, kakinya pun tidak bisa digerakkan, tangannya tidak bisa digerakkan; tidak berdaya.
Tetapi sekalipun Paulus yang digambarkan sebagai bayi prematur -- dengan lain kata; suatu kehidupan yang tidak berdaya --, namun TUHAN tetap menampakkan diri-Nya kepada Paulus; itu adalah kemurahan. Jika TUHAN menyatakan diri-Nya kepada kita yang tidak berdaya ini, itu adalah kemurahan.
 
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul ... Lebih jelas lagi, Rasul Paulus menyadari diri sebagai pribadi yang paling hina dari antara semua rasul. Kemudian, Rasul Paulus berkata: Bahkan tidak layak disebut rasul, tidak layak untuk menerima jabatan rasul.
Mengapa dia mengatakan hal itu? Karena sebelum terpanggil dan menerima jabatan rasul, Rasul Paulus itu adalah penganiaya jemaat.  Kemudian, di dalam kitab Timotius dikatakan bahwa dia adalah sama seperti binatang buas, yang ganas. Saudara tahu apa itu binatang buas? Tidak malu berkelamin di depan manusia, tidak malu melakukan sesuatu yang tidak benar; itulah binatang buas.
 
Tetapi oleh karena kasih karunia Allah, oleh karena kemurahan TUHAN, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang. Jadi, kita ada sebagaimana kita ada sekarang, itu adalah karena kemurahan hati TUHAN.
-          Diberi kesempatan untuk beribadah lewat ibadah Kaum Muda Remaja, itu adalah kemurahan hati TUHAN.
-          Lewat ibadah pemuda remaja ini, kita menerima pemberitaan Firman dari Allah, dari sorga, berada di tengah perhimpunan Ibadah Pemuda Remaja, itu adalah kemurahan TUHAN.
-          Kita mengerti Kerajaan Sorga dan rahasia Kerajaan Sorga, itu adalah kemurahan TUHAN.
-          Kita boleh menerima penyucian dan rela disucikan, itu adalah kemurahan.
-          Bahkan sampai sempurna, itu adalah kemurahan TUHAN.
-          Kita diberkati lahir maupun batin, itu adalah kemurahan TUHAN.
-          Kita mendapat pekerjaan, itu karena kemurahan TUHAN.
-          Bekerja sambil kuliah, itu kemurahan TUHAN.
-          Menerima gaji setiap bulan, mendapat hasil dari pekerjaannya, itu adalah kemurahan TUHAN.
-          Diberi nafas hidup, itu kemurahan TUHAN.
Intinya: Kita ada sebagaimana ada, itu karena kemurahan TUHAN, hal itu tidak bisa kita pungkiri.
Semuanya tidak ada yang kebetulan di atas muka bumi ini; oleh sebab itu, hargailah kemurahan TUHAN.
 
Dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Kemurahan yang dia terima tidak sia-sia. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kemurahan TUHAN.
 
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua ... Ciri-ciri orang yang menghargai kemurahan adalah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; melayani TUHAN lebih giat, melayani pekerjaan TUHAN lebih giat.
Jangan giat untuk daging, tetapi untuk yang rohani tidak giat; itu adalah orang yang tidak menghargai kemurahan, ini adalah orang yang salah kaprah, tidak tahu apa-apa soal kemurahan. Tetapi ciri-ciri orang yang menghargai kemurahan adalah bekerja lebih giat untuk TUHAN, berarti; tidak usah diatur-atur.
 
... Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Hargailah kemurahan TUHAN, dengan bekerja lebih keras, lebih giat untuk TUHAN dan pekerjaan TUHAN, supaya kasih karunia atau kemurahan TUHAN tetap menyertai kita.
Jadi, orang yang sudah menerima kemurahan, maka harus menghargai kemurahan, maka nanti kemurahan itu pada akhirnya tetap
menyertai kita, sampai layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
 
Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya. Biarlah kita semua betul-betul menghargai kemurahan TUHAN, supaya orang lain juga percaya kepada TUHAN Yesus Kristus yang penuh dengan belas kasihan, penuh dengan kemurahan, supaya orang lain juga mendapatkan kemurahan. Kalau kita menghargai kemurahan, maka orang lain juga mendapat kemurahan.
 
Tidak lama lagi ada nanti pemuda yang datang dari Ambon akan bergabung ke tempat ini. Tetapi saya ragu, bukan ragu kepada dia, tetapi terhadap orang yang di sekitarnya nanti; apabila nanti dia satu rumah, lalu melihat yang di sekitarnya di dalam satu rumah itu pemalas semua, inilah keraguan saya. Tetapi saya tetap berdoa; jangan sampai dia tersandung dengan contoh-contoh yang ada di sekitarnya.
Banyak orang yang akan mau datang ke tempat ini, kita doakan terus, lewat pemberitaan Injil lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, teristimewa di tanah air dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab itu, hargailah kemurahan TUHAN; itulah syarat yang kedua untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Jadi sudah sangat jelas; nama baru yang diberikan Firaun, yakni Zafnat-Paaneah, merupakan satu paket (satu kesatuan) dengan Firaun memberikan Asnat, anak perempuan dari Potifera, imam di On. Apa imam di On? Berarti, sudah percaya kepada Allahnya Israel, tandanya;
-          Lepas dari noda kekafiran, itulah berhala dan kenajisan.
-          Kemudian, menghargai kemurahan, berarti; jangan sombong, tetapi takutlah kepada TUHAN, jangan berani berbuat dosa.
Amin…
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang