KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 27, 2022

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 OKTOBER 2022



 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 OKTOBER 2022
 
KITAB KOLOSE
PASAL 4
(Seri: 5)
 
Subtema: PUNCAK IBADAH MENGATASI PUNCAK PENCOBAAN
 
Selamat malam bagi kita semua; salam sejahtera, bahagia di dalam kita menikmati Sabda Allah, duduk diam mendengar Firman, seperti Maria.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook.
Selanjutnya, mari kita berdoa; dalam doa kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan kita, membawa hidup kita rendah di kaki salib, sujud menyembah kepada Dia, sebab Dialah Allah sesembahan kita sekaliannya, dengan lain kata; lepas dari berhala-berhala di bumi yang tidak bisa memberi jaminan keselamatan. Tetapi Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, yang sudah menebus kita sekaliannya oleh darah salib Calvari.
 
Mari kita sambut KITAB KOLOSE -- surat Paulus yang dikirim kepada jemaat di Kolose -- sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Kolose 4:2
(4:2) Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
 
Minggu lalu, TUHAN telah memberkati kita dari ayat 2 ini, terkait dengan bertekunlah dalam doa.
 
Malam ini kita memperhatikan tentang: Berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
Hal ini harus menjadi pengalaman kita. Dan pengalaman ini harus mendarah daging, tidak lekang dimakan waktu-waktu yang ada ini, tidak berubah atau tidak bisa digoyahkan oleh karena situasi kondisi yang kita hadapi di hari-hari terakhir ini.
Memang di hari-hari terakhir ini, keadaan dunia sudah semakin bergelora, sudah tidak nyaman lagi untuk didiami; maka oleh sebab itu, perhatikan segala sesuatunya supaya kita sekaliannya mendapatkan kemurahan dari TUHAN.
 
Sebelum kita melihat soal “berjaga-jaga” ini, saya mau sampaikan terlebih dahulu tentang: Pengalaman Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya sebelum Ia ditangkap atau diserahkan, sesuai dengan yang tertulis dalam Injil Matius 26.
-          Yang Pertama: Yesus diurapi di kampung Betania (Matius 26:6-13). Peristiwa yang pertama ini menunjuk kepada PENGHARAPAN.
-          Yang Kedua: Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya, disebut juga dengan perjamuan malam (Matius 26:26-29). Peristiwa yang kedua ini menunjuk kepada IMAN.
-          Yang Ketiga: Di Taman Getsemani (Matius 26:36-46). Peristiwa yang ketiga ini menunjuk kepada KASIH.
 
Terkait dengan “berjaga-jaga”, mari kita perhatikan Injil Matius 26, dengan perikop: “Di taman Getsemani
Matius 26:36
(26:36) Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
 
Yesus bersama-sama dengan murid-murid di taman Getsemani.

Matius 26:37-38
(26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
 
Secara khusus; Petrus, Yakobus dan Yohanes berjaga-jaga bersama dengan Yesus.

Matius 26:39
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
 
Yesus maju sedikit, berarti; terpisah dari Petrus, Yakobus dan Yohanes. Setelah memisahkan diri, lalu Yesus sujud dan berdoa.
 
Malam ini, oleh dua tangan TUHAN yang kuat, menarik kita bersama-sama dari tempat kita masing-masing untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan. Di tengah Ibadah Doa Penyembahan ini kita akan membawa hidup kita rendah di kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup. Itu karena kemurahan TUHAN; TUHAN himpunkan kita di malam ini untuk sujud dan berdoa.
 
Singkat kata: Dari peristiwa di taman Getsemani, Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya, kita menemukan dan dapat melihat tingkatan rohani:
-      Tingkatan rohani yang pertama: Ada pada ayat 36, berbicara soal kehidupan yang dibenarkan oleh IMAN.
-      Tingkatan rohani yang kedua: Ada pada ayat 37-38, berbicara soal hidup dalam PENGHARAPAN.
-      Tingkatan rohani yang ketiga: Ada pada ayat 39, berbicara soal hidup dalam KASIH, yakni sujud dan berdoa. Ini adalah tingkatan yang tertinggi.
 
Matius 26:40
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
 
Setelah sujud berdoa, Yesus kembali kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes, namun Yesus mendapati mereka sedang tertidur.
Tertidur, menunjukkan bahwasanya; manusia itu masih ditandai dengan kelemahan, dengan lain kata; belum sempurna adanya.
 
Terkait dengan “belum sempurna”, kita perhatikan 1 Korintus 13.
1 Korintus 13:8-10
(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. (13:9) Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. (13:10) Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
 
Kasih itu tidak berkesudahan = Kekal = Sempurna.
Oleh sebab itu, jika yang sempurna nanti tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

Jadi, sudah sangat jelas; ketika Petrus, Yakobus, Yohanes didapati sedang tertidur, menunjukkan bahwa manusia itu belum sempurna, karena hidup rohani mereka belum sampai kepada puncak ibadah, yaitu berjaga-jaga; sujud dan berdoa.
Tetapi kalau yang sempurna itu tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap; tidak mungkin tertidur, tidak mungkin lengah, tidak mungkin teledor, tidak mungkin menunda-nuda pekerjaan TUHAN, tidak mungkin bermasa bodoh.
Itulah sebabnya, berjaga-jagalah, berarti; sujud dan berdoa. Inilah tingkat rohani yang tertinggi, yaitu kasih, supaya apabila yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap, sesuatu yang tidak baik, yang tidak benar, yang tidak suci akan lenyap, termasuk yang sedang “tertidur” -- berarti; lengah, menunda-nunda pekerjaan, bermasa bodoh, tidak mau tahu --.
 
Lebih lengkap lagi kita perhatikan ayat 13.
1 Korintus 13:13
(13:13) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
 
Yang paling besar di antaranya adalah kasih. Berarti, kita semua harus berada pada tingkat ibadah tertinggi, yaitu doa penyembahan.
Tinggal di dalam kasih = Sempurna. Apabila yang sempurna itu tiba, maka nanti yang tidak sempurna itu akan lenyap.
 
Mungkin hari ini kerohanian kita sedang tertidur, sehingga banyak pekerjaan yang tertunda, bermalas-malasan, bermasa bodoh, tidak mau tahu dengan ibadah, hanya mau tahu dengan kepentingannya sendiri saja, bahkan akhirnya menjadi hamba uang, dan hidup hanya dalam kelimpahan, menjadi hamba terhadap kenajisan percabulan. Itulah dosa akhir zaman yang tidak bisa dipungkiri.
Itu sebabnya, kita harus berjaga-jaga dan mengucap syukur senantiasa, itulah puncak ibadah, prakteknya; sujud dan berdoa = Tinggal dalam kasih = Sempurna. Supaya apabila yang sempurna itu tiba, maka nanti yang tidak sempurna itu akan lenyap; kita tidak akan lagi bermasa bodoh, tidak lagi menunda pekerjaan TUHAN, tidak lagi mengabaikan apa yang baik, yang benar, yang suci dari TUHAN.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Injil Matius 26.
Matius 26:40
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
 
Hidup rohani kita harus sampai kepada tingkat berjaga-jaga selama satu jam.

Matius 26:41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
 
Berjaga-jagalah dan berdoalah.
 
Mari kita lihat soal BERDOA di dalam 1 Timotius 2.
1 Timotius 2:1
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
 
Tingkatan doa, antara lain:
1.      Doa permohonan. Sentralnya adalah apa yang kita inginkan atau apa yang kita kehendaki yang disampaikan lewat permohonan.
2.      Doa syafaat. Sentralnya adalah mendoakan bangsa-bangsa, negara, para pejabat tinggi, pemerintah-pemerintah dan lain sebagainya.
3.      Doa syukur. Sentralnya adalah mensyukuri atas segala sesuatu yang kita terima dari TUHAN.

Tetapi puncak dari pada doa adalah berjaga-jaga dan berdoa (Matius 26:41) = Hidup dalam doa penyembahan, sebagai tingkat ibadah yang tertinggi, dengan lain kata sebagai puncak ibadah.
 
Selanjutnya, mari kita perhatikan Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
Wahyu 14:1-2
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
 
Wahyu 14:1, berbicara soal gunung Sion, sebagai puncak ibadah = Tingkat ibadah yang tertinggi.
Sedangkan Wahyu 14:2, ada bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya, itu berbicara tentang doa penyembahan, wujud dari gunung Sion, tingkat ibadah yang tertinggi.
 
Singkatnya: Kita semua harus berjaga-jaga dan berdoa, artinya; ibadah kita harus memuncak sampai kepada penyembahan.
 
MANFAAT BERJAGA-JAGA (hidup dalam doa penyembahan).
Matius 26:41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
 
Manfaat doa penyembahan sebagai puncak ibadah ialah supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Kalau kita sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi -- atau disebut juga puncak ibadah, itulah doa penyembahan --, maka tidak jatuh dalam pencobaan.
 
TUHAN berkata dalam 1 Korintus 10:13A, Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia = Dicobai, tetapi tidak sampai tergeletak.
Berbeda dengan teruna-teruna dan anak dara yang cantik: Suatu kali nanti, pada saat TUHAN kirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan lapar dengan makanan, bukan haus dengan minuman, tetapi akan mendengarkan Firman TUHAN, pada saat itulah nanti mereka akan:
-      mengembara dari laut ke laut,
-      menjelajah dari Utara ke Timur,
untuk mencari Firman TUHAN. Tetapi pada saat itu juga nanti mereka akan rebah dan lesu, sampai akhirnya tidak bangkit-bangkit = Tidak mampu menghadapi pencobaan yang terjadi di atas muka bumi ini. Itu menunjukkan bahwa  ibadah mereka belum memuncak sampai kepada doa penyembahan.

Kemudian dalam 1 Korintus 10:13B, Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Jadi, sudah sangat jelas di sini: Berjaga-jagalah dan berdoalah, tujuannya; supaya kita jangan jatuh dalam pencobaan. Dan kalau pun ada pencobaan, kita mampu melewati segala persoalan, kita mampu mengatasi segala pencobaan yang terjadi di atas muka bumi ini, sebab ada jalan keluar.
 
Selama kita hidup di bumi, kita akan menghadapi pencobaan. Dan pencobaan yang kita alami, TUHAN katakan dengan tandas “adalah pencobaan-pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia” Berarti, dicobai tetapi tidak sampai rebah, tidak sampai tergeletak dan binasa.
Selama kita hidup di bumi, kita akan mengalami ujian; selama kita hidup di bumi, kita akan mengalami banyak pencobaan silih berganti; itu tidak bisa kita pungkiri dan tidak bisa kita tolak, itu harus kita hadapi, artinya; tidak boleh lari dari kenyataan, karena itu terjadi atas seizin TUHAN.
Tetapi yang pasti; tingkat ibadah atau tingkat rohani kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Sebab nanti, akan ada puncak pencobaan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia, di mana mereka akan memerintah dengan tangan besi, dan menjalankan kekuasaan dengan kekerasan (otoriter); itu adalah puncak pencobaan, itu adalah puncak kesesakan, itu adalah batu besar yang akan kita hadapi nanti.
Tetapi manakala ibadah kita memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka TUHAN memberi jalan keluar, sehingga kita mampu melewati segala pencobaan. Itulah manfaat dari pada doa penyembahan; berjaga-jagalah dan berdoa, supaya tidak jatuh dalam pencobaan.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Banyak pencobaan yang kita hadapi, dan itu harus kita hadapi; tidak boleh lari dari kenyataan, sebab ibadah harus tetap kita kerjakan. Kita semua harus sangkal diri dan pikul salib, tidak boleh lari dari kenyataan, supaya ibadah dibawa sampai puncaknya, sehingga manakala kita menghadapi puncak pencobaan, maka TUHAN beri jalan keluar, manakala ibadah kita sudah dibawa sampai kepada puncaknya.
Pencobaan akan memuncak, tetapi jangan lupa; ibadah kita harus memuncak, supaya ada jalan keluar. Itulah manfaat dari berjaga-jagalah. Jangan kita bermasa bodoh, jangan kita tidak mau tahu, jangan berpikir pendek hanya hidup sementara saja. Kalau berpikir pendek hanya hidup sementara saja disebutlah orang yang tidak berakal budi, yang sama seperti hewan (binatang) yang lahir untuk ditangkap, selanjutnya dimusnahkan.
 
TUHAN berikan pembukaan supaya kita memiliki pengertian. Dan oleh pengertian itu, kita menjadi bijaksana, berakal budi, tidak seperti binatang yang lahir untuk ditangkap dan dimusnahkan saja oleh nafas mulut Allah, tetapi kita tidaklah demikian.
Pencobaan boleh memuncak, tetapi ibadah juga harus memuncak, sehingga di situ ada jalan keluar.
 
Itulah baiknya TUHAN; Dia setia kepada kita sekaliannya. Kesetiaan Allah itu sudah dibuktikan oleh Anak Tunggal Bapa di atas kayu salib; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib (Filipi 2:8).
Yesus melayani di atas muka bumi tidak hanya sekedar menyembuhkan orang sakit, tetapi lebih dari pada itu; Dia rela mati di atas kayu salib, bahkan dia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = Setia kepada Bapa. Jadi, kita harus berjaga-jaga dan berdoa; itu adalah puncak ibadah, doa penyembahan.
 
Banyak pencobaan yang terjadi di bumi, dan puncaknya adalah pada saat antikris menjadi raja. Pencobaan boleh memuncak, tetapi ibadah juga harus memuncak supaya ada jalan keluar, sehingga kita mampu mengatasi segala persoalan yang ada terjadi di bumi ini, sampai kepada puncak pencobaan. Itulah manfaat doa penyembahan.
 
Pengertian ini jangan ditolak, sebab itu adalah hikmat, akal budi dan kebijaksanaan.
-      Hikmat itu membawa kita di jalan lurus.
-      Hikmat itu dapat membedakan antara yang tidak baik dan tidak baik.
-      Hikmat itu mengalahkan musuh.
Singkat kata: Hikmat itu kemuliaan. Percayalah.
 
Sekarang kita perhatikan Matius 24, dengan perikop: “Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu
Matius 24:15,21
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- (24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
 
Apabila antikris menjadi raja berkuasa atas seantero dunia, di situlah terjadi suatu siksaan yang dahsyat, disebutlah puncak pencobaan.
Tetapi percayalah; anak bangsamu, umat ketebusan TUHAN akan tetap mendapat penyertaan dari TUHAN (Daniel 12:1), sebab Allah itu setia; Dia tidak akan membiarkan kita sampai jatuh tergeletak.
 
Jadi, camkanlah apa yang sudah TUHAN katakan, dan TUHAN berfirman selalu tepat pada waktunya. Artinya, pemberitaan Firman TUHAN dalam penggembalaan GPT “BETANIA” sangat relevan sekali dengan kondisi keadaan yang ada sekarang ini.
 
Sedikit kesaksian: Saya bersama isteri dan anak menuju tempat ibadah ini dengan menggunakan transportasi online, yaitu Maxim. Saya kira, tidak ada istilah kebetulan di dalam hidup anak-anak TUHAN, umat TUHAN, apalagi hamba TUHAN.
Sementara dalam perjalanan, sang supir bercerita tentang ilmu dan pengetahuan yang dia dapat, di mana ia bisa membuat orang muntah darah dan lain sebagainya. Peristiwa itu dia lakukan di Medan; sebagai seorang yang bertanggung jawab di bidang safety di tempat dia bekerja, ada yang berlaku sombong, tinggi hati, angkuh. Akhirnya, orang yang sombong ini menjadi korban.
Mulai dari cerita itu, sampai akhirnya ia berkata bahwasanya dalam sekejap mata, dia bisa sampai ada di Bogor oleh karena ilmu yang dimiliki dari gurunya yang tinggal di Jawa Tengah sana, sudah hidup selama 300 (tiga ratus) tahun lebih katanya.
Lalu, di situ dia bertemu dengan banyak hal. Kalau beliau berkata tadi: “Itu wujud manusia”, tetapi menurut saya, itu adalah wujud roh yang tidak dia sadari. Nyi Roro Kidul ada di situ, dan disebut sebagai ratu. Kemudian, ada rajanya juga, dan lain sebagainya.
Waktu pertemuan di Bogor dan di Maja -- dekat Rangkasbitung sana --, ada yang berkata bahwa: 10 (sepuluh) tahun lagi, dunia ini akan berlalu, karena Imam Mahdi dan Isa akan melenyapkan semua. Namun itu adalah pengertian dari yang dia dapat.
 
Kemudian, dia berkata: Dunia ini harus sampai kepada 30 (tiga puluh) tahun, nanti Imam Mahdi akan menggenapi 40 (empat puluh) tahun. Dalam hati saya, istilah 30 (tiga puluh) dan 40 (empat puluh) itu benar sekali; hanya saja dia tidak mengerti, dia hanya mengerti tentang versinya dia, tetapi yang sejatinya; dia tidak mengerti.
Soal 30 (tiga puluh) itu benar sekali; Yesus mulai melayani umur 30 (tiga puluh) tahun, selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Istilah 40 (empat puluh) tahun, itulah tamatnya segala sesuatu, tamatnya daging. Dan itu benar sekali.
 
Maka, kalau kita kaitkan dengan kisah dari pada Yusuf di Mesir, dia menjadi mangkunegara (orang nomor dua di Mesir). Mulai dari dia diangkat menjadi raja, itu tepatnya pada usia 30 (tiga puluh) tahun.
Setelah dia genap berusia 30 (tiga puluh) tahun, terjadilah 7 (tujuh) tahun kelimpahan. Sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan, barulah menyusul langsung 7 (tujuh) tahun kelaparan yang dahsyat, berarti; ada 14 (empat belas) tahun. Sedangkan Yesus ada di atas muka bumi selama 33.5 (tiga puluh tiga setengah) tahun.
Jadi, kalau kelimpahan itu dihitung mulai dari tahun 2020, berarti;
-      Tahun 2020 + 7 (tujuh) tahun kelimpahan = Tahun 2027.
-      Tahun 2027 + 7 (tujuh( tahun kelaparan = Tahun 2034.
Maka, genaplah 33.5 (tiga puluh tiga setengah) tahun itu jatuh di tahun 2034.
 
Jadi, waktu dia bicara umur 30 (tiga puluh) dan 40 (empat puluh), dan dia bilang 10 (sepuluh) tahun lagi, angka-angka itu sudah tepat sekali, hanya saja kebenaran itu tidak dia mengerti sebagaimana kebenaran yang sejati yang kita dapat dari pembukaan Firman TUHAN.
Maka, tadi saya berkata: Perkataan bapa benar. Saya tidak kebetulan bertemu dengan bapa malam ini dengan menaiki kendaraan ini.
 
Jadi, TUHAN sudah berikan penglihatan di antara kita, soal KTP. TUHAN juga sudah berikan penglihatan bahwa saya mendengar perkataan “dunia ini sudah hilang”, lalu saya tanya ke sebelah kiri “maksudnya angka enam?”, lalu dia jawab “iya”. Waktu dia menjawab “iya”, di benak (pikiran) ini; manusia di dunia ini sudah dicor, tidak ada tahu lagi untuk mengasihi TUHAN.
Maka, apa yang dikatakan oleh kesaksian Yunus, itu sudah benar: TUHAN bukan mau datang, tetapi “sudah datang”, sampai nanti semuanya tergenapi.
 
Inilah keuntungan dari pada berjaga-jagalah dan berdoa = Doa penyembahan, sebagai puncak ibadah. Sebab, pencobaan akan memuncak, tepatnya pada saat antikris menjadi raja, tetapi ingat; ada jalan keluarnya, asal ibadah kita juga memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Lihatlah di hari-hari terakhir ini; yang jahat terus berbuat jahat, tetapi yang benar biarlah selalu berbuat benar. Jangan bermasa bodoh.
 
Tadi, saya sudah sampaikan: Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdoa; itu adalah puncak ibadah. Waktu kembali kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes, ditemukanlah dalam keadaan “tertidur”.
Saya sudah sampaikan 3 (tiga) tingkatan, itulah iman, pengharapan dan kasih. Ada dalam pengharapan untuk memperoleh keselamatan, tetapi belum sempurna karena masih tertidur; tetapi yang TUHAN mau adalah supaya kita ada dalam puncak ibadah, itulah doa penyembahan, sebagai tingkat ibadah tertinggi. Berjaga-jagalah dan berdoa, manfaatnya; supaya kita mampu melewati puncak pencobaan yang akan terjadi.
 
Matius 24:21
(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
 
Ingat: Akan terjadi siksaan yang dahsyat, yang belum terjadi dan tidak akan terjadi lagi. Kalau kita mengabaikan hal ini, maka resiko akan ditanggung sendiri dan jangan pernah persalahkan TUHAN. Jangan pernah ngomel sedikit pun kepada TUHAN, seperti orang kaya yang berada di alam maut -- dia ngomel dan bersungut-sungut, bahkan mengajari --.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau ada yang terhilang dan binasa, TUHAN tidak bisa dipersalahkan, sebab TUHAN sudah tolong kita dengan pengertian yang luar biasa. Berjaga-jagalah sambil mengucap syukur, jangan ngomel.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Tuesday, October 25, 2022

IBADAH RAYA MINGGU, 23 OKTOBER 2022


 
IBADAH RAYA MINGGU, 23 OKTOBER 2022
 
KITAB WAHYU PASAL 14
 
Subtema: RUBUHNYA BABEL
 
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena Tuhan memungkinkan kita untuk berada di tengah Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian zangkoor.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan Tuhan, para simpatisan yang juga senantiasa setia untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dimanapun anda berada. Kiranya bahagia sejahtera di dalam kita menikmat sabda Allah malam ini dan duduk rendah di kaki salib Tuhan.
 
Mari kita berdoa dan kita mohon kemurahan hati Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita karena Firman itu menjamin segala sesuatu dan memberi jalan keluar bagi setiap persoalan-persoalan hidup kita masing-masing. Mari kita fokuskan dan arahkan hati kita kepada pembukaan Firman malam ini.
 
Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU PASAL 14.
Wahyu 14:6-13 adalah hal pemberitahuan tentang: penghakiman oleh 3 (tiga) malaikat.
-        Malaikat pertama dan isi pokok pemberitahuannya, ada pada Wahyu 14:6-7.
-        Malaikat kedua dan isi pokok pemberitahuannya, ada pada Wahyu 14:8.
-        Malaikat ketiga dan isi pokok pemberitahuannya, ada pada Wahyu 14:9-10.

Pemberitahuan tentang penghakiman oleh 3 (tiga) malaikat ini merupakan kemurahan hati TUHAN bagi orang-orang yang diam di bumi, secara khusus bagi gereja yang tertinggal. Sebab, ketika antikris nanti menjadi raja di atas muka bumi ini:
-        mereka akan memerintah dengan tangan besi,
-        serta menjalankan kekuasaannya dengan kekerasan.
Ayat referensinya: Matius 20:25.
Antikris menjadi raja dan berkuasa memerintah selama 3,5 tahun di atas muka bumi ini.

Perlu untuk kita ketahui: Pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa, sumber pemberitaan Firman Allah sudah tidak ada lagi di atas muka bumi ini. Sementara gereja yang sempurna (sidang mempelai TUHAN) mengalami suatu ketenangan yang luas biasa di tengah-tengah dunia yang digoncang, karena sudah diasingkan ke padang belantara, padang gurun, padang pasir selama aniaya besar itu terjadi di atas muka bumi ini.
 
Kita beribadah supaya kita dibawa sampai kepada puncak ibadah yaitu doa penyembahan. Doa penyembahan adalah wujud dari gunung Sion sehingga kita layak untuk menerima sayap burung nasar yang besar, itulah yang menerbangkan kita ke padang belantara, diasingkan selama nanti aniaya besar berlangsung selama 3,5 tahun di atas muka bumi ini.
Jadi, Tuhanlah pengharapan kita; tidak ada yang lain.
 
Sekarang kita akan mengikuti penjelasan dari: MALAIKAT YANG KEDUA dan isi pokok pemberitahuannya.
Wahyu 14:8
(14:8) Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
 
Setelah malaikat pertama menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, menyusullah MALAIKAT KEDUA.
Dalam penampilannya itu, ia memberitahukan bahwasanya Babel, kota besar itu sudah rubuh.
Rubuhnya Babel kota besar, tentu saja setelah malaikat pertama menyelesaikan pekerjaannya di dalam memberitakan Injil yang kekal. Itu berarti, pemerintahan dari antikris selama 3,5 sudah berakhir di atas muka bumi ini.
 
Kita bersyukur; tidak selamanya orang kecil selalu tertindas. Ini adalah keadilan.
 
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
 
Satu kali nanti, ANTIKRIS menjadi raja dan berkuasa atas dunia ini, tepatnya selama 7 (tujuh) masa atau 7 (tujuh) tahun. Dan puncak pemerintahan dari antikris adalah pada pertengahan 7 (tujuh) masa, berarti; 3,5 tahun yang kedua.

Kemudian, ketika antikris menjadi raja, ia akan menghentikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan.
-        Korban sembelihan ® Ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib Kristus.
Dalam Mazmur 51:19, korban sembelihan adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, sebagai tangga menuju Kerajaan Sorga, jika ibadah dihubungkan dengan salib pasti itu terjadi.
Kalau korban sembelihan dihentikan, bagaimana mungkin kita bisa selamat? Maka, selama masih ada ibadah yang dihubungkan dengan korban-korban itu adalah tangga untuk menuju kerajaan Sorga, itu adalah kemurahan hati Tuhan.
-        Korban santapan ® Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar. Kalau korban santapan dihentikan, berarti yang ada hanyalah korban santapan yang palsu itulah firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Firman yang ditambahkan adalah firman yang disampaikan hanya satu dua ayat lalu ditambahkan cerita isapan jempol, dongeng, guyon-guyon. Sedangkan, firman yang dikurangkan adalah firman pengajaran salib diganti dengan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat palsu yang membinasakan.
Sampai saat ini, bukankah kita menikmati suara nyaring, firman yang disampaikan dengan jelas dan itu datangnya dari Sorga, dari Tuhan turun ke atas gunung Allah yang kudus.
 
Pada saat antikris menjadi raja, itu adalah masa yang sangat sulit, dan hidup manusia berada di bawah tekanan yang berat.
Oleh sebab itu, antikris disebut (dijuluki) sebagai PEMBINASA KEJI.
Memang mereka akan memerintah pada pertengahan 7 (tujuh) masa, secara khusus 3,5 tahun kedua, hal itu terjadi atas seizin Tuhan; akan tetapi, pembinasa keji (antikris) akan DIMUSNAHKAN setelah 3.5 tahun berkuasa di atas bumi ini, sesuai dengan pemberitahuan dari malaikat kedua.
Jadi, nubuatan Daniel 9:27 tergenapi dalam Wahyu 14:8. Sebab, setiap nubuatan pasti tergenapi.
 
Hal yang senada juga dijelaskan oleh Rasul yang luar biasa dipakai Tuhan, di dalam 2 Tesalonika 2 dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan.”
2 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Sebelum Hari itu, atau sebelum TUHAN datang:
-        Haruslah dahulu datang murtad. Murtad = orang-orang yang mengundurkan diri dari salib Kristus, walaupun menyatakan diri sebagai orang Kristen.
-        Harus dinyatakan dahulu manusia durhaka, harus dinyatakan dahulu banyaknya pemberontak-pemberontak, itulah antikris.
Yang walaupun pada akhirnya, mereka akan DIBINASAKAN.

Akan tetapi, sebelum antikris (Pembinasa keji) itu dimusnahkan, mereka terlebih dahulu MENINGGIKAN DIRI.
Pada saat mereka meninggikan diri, mereka duduk di Bait Allah dan menyatakan diri sebagai Allah yang harus disembah; persis seperti Wahyu 13:3-4.
 
Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
 
Binatang pertama yang keluar dari dalam laut itulah antikris.
Antikris mengadakan mujizat besar-besaran, yaitu satu dari antara tujuh kepalanya akan mengalami luka besar dan luka itu menuju kepada maut, tetapi pada akhirnya luka yang besar itu sembuh = Mujizat kesembuhan terjadi. Oleh mujizat kesembuhan terjadi, sehingga seluruh penduduk dunia heran dan mengikut antikris, mengikut binatang pertama. Kemudian, pengikutan mereka kepada antikris memuncak sampai kepada menyembah naga.
 
Dan sekarang ini terjadi; sakit, kemudian diobati dan menjadi sembuh. Bahaya seantero dunia, lalu diobati = sakit sembuh, sakit sembuh, sampai nanti menyembah Setan Tri Tunggal.
Oleh sebab itu, tergembala sungguh-sungguh supaya kita memiliki pengertian. Kalau tidak, maka nanti habislah kita.
Kalau hanya disebut “percaya” tidak cukup, tetapi kepada kita harus dikaruniakan turut menderita. Sebab, salib itu hikmat dan salib itu adalah kekuatan. Kalau tidak mengarahkan kepada salib dan hanya mengarahkan kepada ibadah yang sibuk mengadakan mujizat itu adalah ibadah fasik.
 
2 Tesalonika 2:7-8
(2:7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
 
Apabila korban sehari-hari, yakni korban sembelihan dan korban santapan disingkirkan, barulah antikris menyatakan dirinya secara terang benderang; menjadi raja dan memerintah dan berkuasa atas seantero dunia, empat penjuru bumi; timur, utara, barat, selatan.
Akan tetapi, setelah lewat 3,5 tahun, TUHAN Yesus akan MEMBUNUHNYA dan akan memusnahkannya dengan nafas mulut-Nya, dan akan memusnahkannya untuk selama-lamanya, dan mereka tidak akan bangkit-bangkit lagi untuk selama-lamanya.
 
Penghukuman TUHAN terhadap antikris dinyatakan dalam 2 (dua) hal:
-          YANG PERTAMA: TUHAN Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya.
-          YANG KEDUA: TUHAN Yesus akan memusnahkannya untuk selama-lamanya.
 
Pertanyaan PERTAMA: Mengapa TUHAN Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya?
Jawabannya akan kita temukan dalam Yesaya 11, dengan perikop: “Raja Damai yang akan datang.”
Yesaya 11:1
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
 
Yesaya 11:1 jelas berbicara tentang pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, sebab Dia adalah TUNAS DAUD; Dia lemah lembut, Dia penuh dengan mujizat.

Yesaya 11:2-3A.
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; (11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
 
Sekalipun Yesus penuh dengan karunia-karunia Roh, namun sebagai seorang Hamba, Ia melayani dengan takut akan TUHAN.
 
Kalau melayani dan dipercaya karunia-karunia, biarlah kita membawa hidup kita sebagai hambanya Tuhan; melayani Tuhan dengan takut akan Tuhan. Itulah pribadi Tunas Daud.
 
Yesaya 11:3B-4
(11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.  (11:4) Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
 
Seorang hamba TUHAN disebut juga dengan PENEGAK HUKUM.
Orang yang beribadah melayani, selain disebut tentara TUHAN (pahlawan perang), tetapi juga disebut sebagai penegak hukum.
 
Maka, imam, pelayan TUHAN, hamba TUHAN haruslah hidup dalam keadilan dan mengasihi keadilan. Sehingga apabila umat ketebusan TUHAN datang dengan membawa perkara-perkaranya, membawa persoalan hidupnya, membawa masalahnya, membawa beban hidupnya, kesulitan yang menghimpit, maka hamba TUHAN tersebut akan dapat memberi jalan keluarnya = hamba TUHAN tersebut dapat memberi keputusan seadil-adilnya dan sejujur-jujurnya.

Demikianlah TUHAN Yesus sebagai hamba TUHAN apabila sudah waktu-Nya;
-        Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat.
-        Ia akan menghajar bumi dengan nafas mulutNya.
Singkat kata: Ia akan membunuh orang fasik, yakni antikris, dengan NAFAS MULUTNYA.
Nafas mulut TUHAN ® Firman Allah yang diurapi.
 
Kita baca Yohanes 12, dengan perikop: “Firman Yesus yang menghakimi.”
Yohanes 12:44-45
(12:44) Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (12:45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
 
Percaya kepada Yesus = Percaya kepada Bapa di sorga.
Melihat Yesus = Melihat Bapa di sorga.
Jadi, sasaran hidup / tujuan hidup adalah Kerajaan Sorga.
 
Yohanes 12:47-48
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
 
Yesus datang bukan untuk menghakimi dunia, bukan untuk membinasakan dunia (saya dan saudara), melainkan untuk menyelamatkan dunia (saya dan saudara).
Barangsiapa menolak Yesus dan tidak menerima Firman atau perkataan yang keluar dari mulut Yesus, ia sudah ada hakimnya. Orang itu akan dihakimi bukan oleh Yesus, tetapi dihakimi oleh Firman Allah yang Yesus katakan, itulah NAFAS MULUT ALLAH, Firman yang diurapi.
 
Demikianlah keadaan dari pada ANTIKRIS; Babel kota besar, suatu kali akan rubuh, sebab yang menjadi hakimnya adalah nafas mulut Allah, Firman yang diurapi.
Oleh sebab itu, kalau kita datang beribadah bukan untuk mencari mujizat kesembuhan tetapi kita cari Firman Tuhan Yesus supaya kita melangkah dan hidup sesuai dengan ketetapan-ketetapan Firman, sehingga kita dibawa sampai kepada sasaran akhir yaitu keselamatan kekal bagian kita.
Mujizat itu hanya karunia, karunia memang perlu, kegerakan rohani perlu, tetapi sasaran kita ibadah bukan kegerakan rohani dan karunia, tetapi sasaran kita di tengah ibadah adalah untuk melihat Dia, mendengar Dia dalam wujud Firman yang diurapi.
 
Kita baca Wahyu 19, dengan perikop: “Firman Allah.”
Wahyu 19:11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
 
Ketika sorga terbuka, tampillah KUDA PUTIH. Yang menungganginya bernama "Yang Setia dan Yang Benar."

Wahyu 19:12
(19:12) Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.
 
Di atas kepala penunggang kuda putih terdapat BANYAK MAHKOTA, itu menunjukkan bahwa si penunggang kuda putih akan merebut kemenangan dan akan selalu berkemenangan dalam peperangan rohani di akhir zaman nati.

Dalam Wahyu 13, Setan juga membuat tandingan, binatang pertama yang keluar dari dalam laut;
-          berkepala tujuh dan di atas kepalanya terdapat nama hujat,
-          terdapat 10 (sepuluh) tanduk dan di atas tanduk-tanduk itu terdapat 10 (sepuluh) mahkota.
Ini menunjukkan kemenangan palsu dari setan.
Setan selalu membuat tandingan; sorga dibuat tandingan, pelayanan dibuat tandingan, hanya satu yang tidak bisa setan buat tandingan yaitu yang mati hidup.
 
Wahyu 19:13
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
 
Pribadi yang pernah mati di atas kayu salib, nama-Nya adalah FIRMAN ALLAH.
 
Wahyu 19:14-15
(19:14) Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. (19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
 
Antikris dimusnahkan oleh NAFAS MULUT ALLAH, itulah Firman Allah, bagaikan sebilah pedang tajam yang keluar dari mulut si penunggang kuda putih. Itulah yang menjadi hakimnya nanti.
Kalau hari ini kita menolak Firman Allah untuk menyucikan kita, maka nanti nafas mulut ALLAH, itulah Firman Allah, bagaikan pedang tajam yang keluar dari mulut di penunggang kuda putih yang akan menjadi hakimnya nanti.
 
Jangan berpikir saat ini melakukan keinginan daging tidak terjadi apa-apa, tetapi kelak nanti akan menghadapi nafas mulut Allah. Sebagaimana Babel besar dihakimi oleh nafas mulut Allah, dihakimi oleh si penunggang kuda putih dan dari mulutnya keluar sebilang pedang tajam, itulah Firman Allah.
Oleh sebab itu, miliki pandangan nubuatan yang memandang jauh ke depan.
 
Itulah pertanyaan pertama sudah terjawab, yaitu Tuhan memusnahkan dengan nafas hidup, itu adalah keadilan Tuhan.
Sebab, hamba Tuhan disebut juga penegak hukum, maka seorang hamba Tuhan dia juga harus hidup dalam keadilan karena dia harus mengasihi keadilan, sehingga manakala datang sidang jemaat atau umat ketebusan Tuhan membawa perkara-perkaranya, membawa persoalan-persoalannya, membawa pergumulan hidupnya, membawa segala kesulitan yang menghimpit seolah tidak ada jalan keluar, seorang hamba Tuhan akan memberi jalan keluar dan memberi keputusan seadil-adilnya.
Itu ajaran yang diterima oleh Musa dari sang mertua, Yitro. Karena bangsa itu sudah semakin banyak maka diangkatlah hakim-hakim; kepala atas seribu, kepala atas seratus, kepala atas lima puluh, kepala atas sepuluh. Sehingga Musa tidak dilelahkan dan bangsa itu juga tidak dilelahkan untuk antri membawa perkaranya.
Hebatnya Tuhan untuk memberikan keadilan seadil-adilnya, oleh sebab itu; tidak selamanya orang kecil di atas muka bumi ini, karena Tuhan Yesus adalah hamba Tuhan yang jujur dan adil, Dia memberikan keputusan yang adil.
 
Pertanyaan KEDUA: Mengapa dikatakan Yesus akan memusnahkannya?
2 Petrus 2:9-10
(2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
 
TUHAN tahu untuk menyelamatkan orang-orang saleh, orang yang suci, orang yang benar dari pencobaan, tepatnya pada masa antikris berkuasa.
Namun, TUHAN juga tahu untuk menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman nanti, yakni;
-          orang-orang yang mencemarkan diri oleh kenajisan percabulan, berarti; berzinah dengan harta, kekayaan, kelimpahan.
-          orang-orang yang menghina pemerintahan Allah, yakni antikris dan pengikut-pengikutnya, sebab mereka tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah
 
Tuhan kita itu ajaib dan heran, Dia hidup, Dia tahu menyelamatkan orang saleh dari masa aniaya. Tetapi Tuhan tahu juga menyimpan orang-orang jahat supaya disiksa pada hari penghakiman.
 
2 Petrus 2:12
(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar,
 
Kata "dimusnahkan" ditujukan kepada antikris, karena antikris dianggap sama seperti hewan / binatang yang TIDAK BERAKAL, yang dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.
Mengapa dikatakan tidak berakal? Karena mereka berani menghujat Allah, menghujat kemuliaan, Sang Khalik.

Tetapi manusia dilahirkan, tujuannya; untuk memperoleh keselamatan kekal.
Kalau kita datang beribadah tetapi tidak mau mendengarkan Firman Tuhan = Menghujat.
Ingat;
-          menghujat Allah Bapa masih diampuni,
-          menghujat Anak Allah masih diampuni,
-          tetapi, menghujat Allah Roh Kudus tidak ada lagi pengampunan.
Oleh sebab itu, jangan menghujat kemuliaan Allah, jangan menghujat kegiatan roh, sebab kesempatan tinggal sedikit lagi.
 
Yesaya 21:9
(21:9) Lihat, itu sudah datang sepasukan orang, pasang-pasangan orang berkuda! Lalu berserulah ia, katanya: "Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya telah diremukkan dan bertaburan di tanah."
 
Ini adalah nubuatan dari nabi Yesaya yang sudah diserukan dengan nyaring oleh malaikat kedua.
 
Yeremia 51:8-9
(51:8) Tiba-tiba Babel jatuh dan pecah, ratapilah dia! Ambillah balsam untuk lukanya, mungkin ia menjadi sembuh!  (51:9) Kami tadinya mau menyembuhkan Babel, tetapi ia tidak dapat disembuhkan; tinggalkanlah dia, marilah kita pulang masing-masing ke negerinya! Sungguh, penghukumannya sudah sampai ke langit, sudah menjangkau awan-awan!
 
Apabila Babel sudah rubuh dan pecah, tidak akan dapat dipulihkan lagi.
Jadi, pada saat malaikat kedua berkata: Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu! Babel kota besar itu sudah tidak bisa dipulihkan lagi.
 
Ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman dari Allah Tri Tunggal:
-          7 (tujuh) meterai = Penghukuman kepada orang-orang yang tidak menghargai kegiatan Roh / ibadah pelayanan.
-          7 (tujuh) sangkakala yang ditiup 7 (tujuh) malaikat = Penghukuman kepada orang-orang yang tidak menghargai suara Firman Allah yang diserukan.
-          7 (tujuh) cawan murka Allah / bokor Allah yang ditumpahkan 7 (tujuh) malaikat = Penghukuman bagi orang-orang yang tidak menghargai kasih Allah, tidak menghargai kemurahan.
 
Terkait dengan kata "PECAH" dalam Yeremia 51, ditemukan dalam Wahyu 16:17-18, dengan perikop: “Ketujuh malapetaka.”
Wahyu 16:17-18
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana." (16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
 
Malaikat ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Ini adalah penghukuman terakhir dari cawan murka Allah.
Yang terjadi pada saat itu:
1.      Memancarlah kilat = Sesuatu yang tidak teduga terjadi begitu cepatnya, bagaikan kecepatan kilat.
2.      Menderulah bunyi guruh = Terjadilah banyak keributan-keributan, juga akan terjadi bunyi peperangan.
3.      Terjadilah gempa bumi yang dahsyat = Dunia ini mengalami goncangan yang sangat dahsyat dan hebat, menggoncang seantero dunia, segala perkara akan digoncang; pemerintahan, politik, ekonomi, sampai nikah-nikah digoncang.
 
Waktu covid-19 melanda dunia, itu adalah gempa bumi, politik tergoncang, ekonomi tergoncang, bahkan nikah-nikah tergoncang. Ketika saya menonton berita di televisi, begitu banyak nikah-nikah menghadap dengan kompak suami isteri menghadap KUA dan dengan kompak mereka menyatakan bahwa nikah mereka berhenti sampai di situ.
 
Hanya darah salib yang dapat mempersatukan dua hati menjadi satu, hanya darah salib yang menjadi kekuatan kita, bukan uang. Ada tidak ada uang, darah salib membuat dua hati menjadi satu. Makan tidak makan, tetap satu tergembala. Kerja tidak kerja, tetap tergembala dengan baik di situ kita menantikan Tuhan dalam kedatangan-Nya yang kedua.
 
Wahyu 16:19
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
 
Sesudah cawan murka Allah ditumpahkan, kota Babel pecah (terbelah) menjadi 3 (tiga) bagian.
Mengapa tiga bagian? Karena tiga bagian itu menunjuk kepada setan tri tunggal, itulah:
-          Satu bagian kota naga merah padam.
-          Satu bagian kota antikris.
-          Satu bagian kota nabi-nabi palsu.

Dalam Matius 12:25, setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti BINASA dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah, tidak dapat bertahan lagi. Inilah yang diberitahukan oleh malaikat yang kedua.
Kita sekarang ada di dalam kota Allah, kota kudus, Yerusalem baru, selagi masih ada kesempatan itu adalah panjang sabar Tuhan untuk memperbaiki kita semua, memperbaiki hidup kita, nikah kita, segala sesuatu dalam segala aspek. Selama masih ada kesempatan untuk diperbaiki, menyerahlah dan angkat kedua tangan. Oleh sebab itu, hargailah kemurahan Tuhan.
 
Wahyu 16:20-21
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
 
Penghukuman dari cawan murka yang ketujuh, itulah kegeraman Allah kepada orang fasik:
-          Semua pulau hilang lenyap dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung, itulah rumah TUHAN, tempat beribadah.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan malam ini kita diperkenankan untuk menghadap Dia lewat Ibadah Raya Minggu, siapa tahu kasih Tuhan itu menjangkau kita berarti masih ada kesempatan untuk mendapatkan keselamatan. Harapan masih ada walaupun tinggal sedikit.
-          Hujan es besar seberat 100 pon (50 kg) menimpa kepala manusia.
Bukankah di hari-hari terakhir ini sudah nampak jelas hujan es? Kalau dahulu es rintik-rintik disebutlah salju, kemudian sebesar kelerang / kerikil, tetapi sekarang sudah sebesar sekepal tangan manusia, sesudah sekepal nanti 1 kg, 2 kg, sampai nanti tergenapi Firman Allah 50 kg menimpa kepala manusia, siapa yang tahan.
 
Jangan merasa kuat hanya karena memiliki uang, kendaraan, kedudukan, jabatan, pangkat. Sebab, sekalipun memiliki jabatan atau pangkat yang tinggi tidak bisa menyelamatkan dirinya dari hujan es sebesar 50 kg.
Kalau Tuhan yang mengangkat tidak ada yang bisa merendahkan, kalau Tuhan sudah merendahkan tidak ada yang bisa menolong dia. Oleh sebab itu, jangan merasa diri hebat, harus rendah hati, sebab kita bukan siapa-siapa.
 
MENGAPA TUHAN MEMBINASAKAN BABEL, KOTA BESAR itu?
Wahyu 14:8
(14:8) Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
 
Babel, kota besar adalah biang keladi dari kenajisan percabulan, maka harus dihukum, harus dirubuhkan, harus dipecahkan.
 
Kita baca Wahyu 18, dengan perikop: “Jatuhnya Babel.”
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
 
Babel, kota besar adalah tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi segala roh najis atau burung yang najis yang sangat dibenci oleh TUHAN. Jangan menyukai apa yang dibenci, supaya kita jangan dibenci oleh TUHAN

Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
 
Semua bangsa, raja-raja, pedagang-pedagang sudah menjadi kaya karena menginginkan kekayaan dan kelimpahan, tetapi dengan cara; PERCABULAN.
Tinggalkan Tuhan karena pekerjaan, dan dari pekerjaan beroleh kekayaan, itu adalah kenajisan percabulan. Jadi, mau tidak mau, Babel kota besar harus diruntuhkan, harus dipecah belah.
 
Tuhan tidak mau melihat anak Tuhan terinjak-injak, teraniaya, menjadi hamba dari kenajisan percabulan.
Sedangkan, Israel setelah besar teraniaya sampai tertindas, karena mereka menjadi hamba / diperbudak oleh pekerjaan. Namun, oleh darah salib itulah korban paskah mereka dibebaskan, lanjut kepada laut kolsol (kematian dan kebangkitan), dan sesudah itu di gunung Horeb mereka menemukan Tabernakel. Yosua melanjutkan pengajaran Tabernakel sampai Kanaan, tanah perjanjian.
 
Wahyu 18:9
(18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
 
Raja-raja di bumi hidup dalam kelimpahan tetapi lewat jalur kenajisan percabulan oleh hawa nafsu Babel, kota besar itu.
Itu sebabnya, Babel disebut ibu dari gereja-gereja yang suka melacur (Wahyu 17:5). Gereja melacur adalah waktu ibadah dipakai untuk mencari pekerjaan, mencari kelimpahan, dan ibunya adalah Babel.
 
Jangan kita melacur, tetapi setialah kepada Dia; Dialah suami kita, Dialah Kepala kita, si Penunggang Kuda Putih namanya “Yang Setia dan Yang Benar.” Itulah yang kita buktikan di hadapan Tuhan sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, menjemput kita di awan nan permai, pesta nikah Anak Domba itulah pertemuan di udara.
 
CARA IBADAH BABEL yang menyebabkan banyak gereja melacur:
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Mujizat kesembuhan terjadi. Ketika mujizat terjadi, maka seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Jadi, cara ibadah Babel adalah sibuk mengadakan demonstrasi-demonstasi, yaitu mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan.
Dan arahnya, dalam Wahyu 13:4 ialah menyembah kepada naga dan menyembah antikris.

Ibadah sekedar mujizat, tetapi menolak berita salib, itulah IBADAH LAUT = Sibuk dengan mujizat, tetapi menolak didikan salib. Inilah cara ibadah dari Babel.
 
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Suatu kebaktian diadakan secara fasik, sebagai ganti dari korban sembelihan dan korban santapan. Kemudian;
-          kebenaran dihempaskan ke bumi = Salib Golgota diinjak-injak,
-          dan apapun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Jadi, ibadah fasik hanya sibuk soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan = Ibadah laut. Ini tata cara ibadah Babel.
Kalau praktek semacam ini ada di tengah ibadah maka tamatlah ibadah itu. Oleh sebab itu, kita harus tahu dimana tempat kita beribadah. Jangan sesuka hati berada di gunung-gunung lain.
 
JALAN KELUARNYA:
Yeremia 51:6
(51:6) Larilah dari tengah-tengah Babel, hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya, supaya kamu jangan tertumpas karena kesalahannya! Sebab inilah waktu pembalasan bagi TUHAN; Ia membayar ganjaran kepadanya.
 
Larilah dari tengah-tengah Babel. Jangan lagi ikut-ikut ibadah laut yang sibuk dengan mujizat, keberkatan dan keberhasil.
Sebab inilah waktu pembalasan bagi TUHAN; Ia membayar ganjaran kepadanya. Saatnya sekarang penghukuman bagi Babel; tidak selamanya dia bisa bertahan.

Yeremia 51:10
(51:10) TUHAN telah membuat segala kebenaran kita menjadi nyata; marilah kita ceritakan di Sion perbuatan TUHAN, Allah kita!
 
TUHAN membuat segala kebenaran kita menjadi nyata, karena Dia adalah Hakim yang adil.
CERITAKAN: Gunung Sion adalah puncak ibadah, wujudnya adalah doa penyembahan. Biarlah ibadah kita, hidup rohani kita memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Larilah dari Babel, jangan ikuti cara ibadahnya, tetapi biarlah kita lari sampai kepada GUNUNG SION.
Di dalam Ibadah Kaum Muda Remaja telah disampaikan jalan-jalan Tuhan itu yang membawa kita sampai kepada puncak ibadah yaitu gunung Sion. Itulah yang menyelamatkan kita. Setelah kita berada di gunung Sion layaklah kita menerima sayap rajawali / sayap burung nasar yang akan menerbangkan kita ke padang belantara, dipelihara selama masa kesesakan puncak aniaya antikris. Dunia digoncang dan kita mengalami ketenangan di tengah-tengan goncangan terjadi. Tidak usah bertanya “bagaimana kita hidup di sana?” itu adalah hikmat Ilahi, itu cara Tuhan yang tidak terselami akal pikiran, tinggal angkat dua tangan dan ceritakan perbuatan Tuhan di atas gunung Sion berarti ibadah kita sudah berada pada ibadah tertinggi.
 
Diawali dengan larilah dari Babel, jangan ikuti ibadahnya.
Milikilah sikap tegas karena orang yang beribadah selain disebut tentara Tuhan, juga disebut penegak hukum.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang