KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 30, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 JULI 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 JULI 2014

TeamDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 20)

Subtema: DOA (PENYEMBAHAN) ORANG-ORANG KUDUS.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan.

Segera kita memperhatikan kitab Kolose.
Kolose 1: 12
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Rasul Paulus mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa di sorga karena menurut pandangannya, jemaat di Kolose layak dan berkenan untuk memperoleh kerajaan terang.
Sesungguhnya kerajaan terang itu hanya ditentukan untuk orang-orang kudus.

Sebelum kita melihat kerajaan terang, terlebih dahulu kita melihat ...
1 Petrus 1: 14-16
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Sesuai dengan tulisan Rasul Petrus, kerinduan Tuhan adalah supaya kita hidup dalam kekudusan = kudus dalam seluruh hidup, sebab Firman Tuhan ada tertulis: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”.
Hidup itu terdiri dari;
1.    Hati, pikiran dan perasaan
Berarti, hati, pikiran dan perasaan dalam kekudusan.
2.    Tubuh, jiwa, roh
Berarti, tubuh, jiwa, roh dalam kekudusan.

Syaratnya: JANGAN MENURUTI HAWA NAFSU dan KEINGINAN DAGING PADA WAKTU KEBODOHAN, melainkan HIDUPLAH SEBAGAI ANAK-ANAK YANG TAAT (ayat 14).
Taat = patuh pada ajaran yang benar.

Roma 8: 4-5
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, sebaliknya hidup menurut roh memikirkan hal-hal yang berasal dari roh.
Memikirkan hal-hal yang berasal dari roh = memikirkan perkara-perkara rohani, perkara-perkara diatas dari Sorga, dengan kata lain segala pemberian yang datangnya dari Sorga harus dipikul diatas pundak, sebagai kebenaran yang sejati.
Kemudian apabila seseorang hidup menurut daging, menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Kesimpulannya; berada di bawah hukum Taurat adalah masa/waktu kebodohan.
Hukum Taurat itu; mata ganti mata, tangan ganti tangan, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang melakukan kesalahan tidak luput dari hukuman.

Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Sekali lagi saya katakan; mereka yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging saja, berarti tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah (tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh).

Matius 16:21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Petrus menolak salib Kristus, menunjukkan bahwa ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Berarti Petrus adalah manusia daging/hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Dalam hal ini Petrus menjadi batu sandungan atas rencana Allah yang besar.

Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Pikiran Allah adalah; “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Inilah pikiran Allah yang sebenarnya, itu sebabnya Allah tidak segan-segan mengaruniakan/mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal (satu_satunya).

Roma 8: 6-7
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Perlu untuk diketahui; keinginan daging adalah maut/binasa, sedangkan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Daging dan Roh adalah dua hal yang berbeda, karena kedua hal tersebut bertolak belakang, dimana keinginan daging berujung dengan kebinasaan karena hanya memikirkan hal-hal yang dari daging yang sifatnya sementara, sedangkan mereka yang hidup menuruti keinginan Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, sehingga mereka memperoleh hidup dan damai sejahtera didalam kerajaan Sorga.
Kemudian keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah karena ia tidak takluk pada hukum Allah = tidak taat. Taat = patuh pada ajaran yang benar.

Roma 8: 8
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Sehingga mereka yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging pada masa/waktu kebodohan, tidak berkenan kepada Allah.

Roma 8: 9-13
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Mereka yang hidup menurut hawa nafsu daging tidak berkenan kepada Allah, sebaliknya mereka yang hidup menurut Roh; memikirkan hal-hal yang dari Roh, dan oleh Roh itu sendiri akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, itulah orang-orang kudus, tidak hidup di dalam masa kebodohan, tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Hidup di bawah hukum Taurat membuat orang bodoh, itu sebabnya diatas tadi telah dikatakan bahwa mereka yang hidup di bawah hukum Taurat tidak akan selamat, sebab hukum Taurat tidak akan menyelamatkan.
Biarlah kita hidup dalam Roh, dan Roh itu sendiri yang akan mematikan perbuatan-perbuatan daging.

Kita kembali membaca ...
Kolose 1: 12
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

Dalam pandangan Rasul Paulus, jemaat di Kolose layak untuk menerima kerajaan terang.
Saya mempunyai alasan untuk mengatakan itu berdasarkan ayat-ayat sebelumnya, antara lain:
1.    Mereka hidup dalam iman, kasih dan pengharapan.
2.    Mereka mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya, itulah salib Kristus.
Banyak orang mengerti kasih karunia itu hanya sebatas mujizat, mengusir setan demi nama Tuhan atau sebatas berkat-berkat secara lahiriah semata dan sebagainya, tetapi kasih karunia yang sebenarnya memuncak sampai pada salib Kristus, di mana Yesus mati di atas kayu salib.
3.    Mereka memiliki hikmat dan pengertian yang berguna untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, walaupun memang itu lewat doa Rasul Paulus dan lewat pelayanan Epafras.
Itulah alasan Rasul Paulus sehingga dalam pandangannya menganggap jemaat di Kolose layak menerima kerajaan terang.

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, jemaat di Kolose ini terkena pada mezbah dupa; mezbah yang di atasnya terdapat ukupan à doa orang-orang kudus.

Wahyu 5: 7-8
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Ukupan yang dibakar di atas mezbah itu merupakan doa dari orang-orang kudus=dupa yang berbau harum/ukupan wangi-wangian.
Lewat Ibadah Doa Penyembahan malam ini, kita sedang membakar ukupan di atas mezbah, tetapi perlu diketahui; JANGAN SAMPAI KITA MEMBAKAR UKUPAN ASING DI HADAPAN TUHAN.

Keluaran 30: 7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.

Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian tiap-tiap pagi untuk sepanjang hari (siang hari). Kemudian, kembali membakar ukupan pada waktu senja untuk sepanjang malam.
Berarti, doa orang-orang kudus itu tidak ada henti-hentinya= selalu memanjatkan doa siang dan malam tidak boleh terputus, sebab doa merupakan nafas hidup.
Orang yang tidak mau menaikkan doa kepada Tuhan, hidupnya hanya sampai di situ saja/kerohaninya hanya sampai di situ, selebihnya adalah manusia daging(mati rohani).

Keluaran 30: 9
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Di sini dikatakan; jangan mempersembahkan ukupan yang lain di atas mezbah dupa, yaitu; korban bakaran, korban sajian, juga korban curahan, sebab ketiga korban tersebut dipersembahkan diatas mezbah korban bakaran didaerah halaman.
Ukupan yang lain=api asing.
Artinya;
1.    Ketika kita menaikkan doa kepada Tuhan, jangan ada hawa nafsu daging.
Kalau menuruti hukum Taurat dengan segala aturan yang ada, korban bakaran, korban sajian, korban curahan, dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran, bukan sebagai ukupan.
Doa yang disertai dengan hawa nafsu dan keinginan daging tidak menyukakan hati Tuhan, karena tidak murni.
Sekali lagi saya katakan; doa jangan karena hawa nafsu daging, sebab Tuhan tidak menginginkan itu, doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus bermotif yang murni.
2.    Berdoa itu bukan karena menurut aturan/tradisi.
Menyembah karena suatu aturan=terpaksa.
Hari-hari ini, saya melihat banyak anak-anak Tuhan keliru dalam hal menaikkan doa-doa mereka kepada Tuhan oleh karena aturan-aturan gerejawi, sebab mereka berdoa harus ditempat-tempat yang  telah ditentukan manusia.
Kalau pemikiran dari anak-anak Tuhan seperti ini, menunjukkan seolah-olah Tuhan mendengar doa-doa karena tempat.
Di mana saja kita bisa berdoa, jadi jangan gunakan aturan, jangan terpaksa.

Keluaran 30: 34-36
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
(30:35) Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
(30:36) Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus bagimu.

Ada 4 hal yang harus dibakar di atas mezbah sebagai ukupan di hadapan Tuhan, antara lain; getah damar, kulit lokan, getah rasamala, serta kemenyan yang tulen, dan semua itu harus digiling sampai halus.
Ukupan wangi-wangian ini berbicara tentang Kristus di dalam penyerahan-Nya yang sepenuh, dihancurkan/dihabiskan dalam derita-Nya sebagai persembahan yang berbau harum dan berkenan bagi Allah.
Ketika kita menaikkan doa, biarlah kita boleh merasakan kasih Allah sampai kita betul-betul hancur.

Doa penyembahan adalah; persekutuan didalam penderitaan Kristus, sehingga kita diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam dalam kasih-Nya.

Adapun ukupan wangi-wangian yang dibakar sebagai dupa bagi Allah antara lain;
-      Getah damar = darah Kristus.
-      Kulit lokan/lawang = sengsara Kristus.
-      Getah rasamala = kekuatan, kuasa kesembuhan Kristus.
-      Kemenyan = kehidupan Kristus yang suci.
(Kemenyan yang berwarna putih adalah kemenyan yang terbaik).

Selanjutnya, pada ayat 35 tadi dikatakan; menjadi ukupan yang dicampur, digarami, murni, kudus.
-   Digarami artinya; penyembahan yang benar dan tepat akan memberi semangat, gairah dan menyedapkan bagi kehidupan rohani.
-      Murni artinya; penyembahan yang benar dan tepat hanya tertuju kepada Allah yang hidup, sesuai dengan Wahyu 19:10;”….sembahlah Allah.”
-   Kudus artinya; penyembahan yang benar dan tepat menolak pekerjaan dosa, dan pengaruh-pengaruh yang tak suci.

Keluaran 30: 37-38
(30:37) Dan tentang ukupan yang harus kaubuat menurut campuran yang seperti itu juga janganlah kamu buat bagi kamu sendiri; itulah bagian untuk TUHAN, yang kudus bagimu.
(30:38) Orang yang akan membuat minyak yang semacam itu dengan maksud untuk menghirup baunya, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."

Doa penyembahan yang dipanjatkan kepada Tuhan, itu merupakan doa orang-orang kudus sebagai persembahan yang berbau harum kepada Tuhan, bukan untuk diri sendiri, bukan kepada manusia.
Biarlah kita merasakan kasih Tuhan ketika kita datang dan bersujud menyembah di bawah kaki Tuhan, sampai hati kita hancur, seperti rempah-rempah yang digiling sampai halus, diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam dalam kasih-Nya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Saturday, July 26, 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 JULI 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 JULI 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: NEGERI KESUKAAN, YANG BERSUAMI.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab, dan semoga Tuhan menyatakan kasih-Nya kepada kita sekaliannya lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.

Kita kembali memperhatikan ...
Maleakhi 3: 12
(3:12) Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.

Yang harus kita perhatikan dari ayat 12 ini adalah: “ ... kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Diawali dari membawa seluruh persembahan persepuluhan ke dalam rumah Tuhan supaya ada persediaan makanan di dalam rumah Tuhan. Berarti, rumah Tuhan adalah rumah perbendaharaan.
Selanjutnya Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit dan menurunkan hujan pada masanya, itulah hujan awal dan hujan akhir.
Kemudian, pada ayat 11, Tuhan menghardik belalang pelahap supaya jangan dihabisinya hasil tanah dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah, dan selanjutnya pada ayat 12 dikatakan menjadi negeri kesukaan.

Yesaya 62: 2-4
(62:2) Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
(62:3) Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Negeri yang bersuami adalah negeri yang berkenan kepada Tuhan = NEGERI KESUKAAN.
Sedangkan yang ditinggalkan suami disebutlah NEGERI YANG SUNYI.

Sebelum kita melihat lebih jauh mengenai negeri kesukaan, terlebih dahulu kita memperhatikan “yang ditinggalkan suami”, yang disebut NEGERI YANG SUNYI.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Yerusalem menjadi kota yang terpencil dan sunyi, laksana seorang jandalah ia = negeri yang ditinggalkan suami, negeri yang sunyi.
Sebelum ditinggalkan suami, yang dahulu ramai, agung dan ratu di antara kota-kota, namun akhirnya sekarang menjadi jajahan.

Ratapan 1: 3
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.

Kemudian, Yehuda juga ditinggalkan penduduknya, sehingga menjadi sunyi, menjadi terpencil.

Ratapan 1: 2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.

Pada malam hari ia menangis tersedu-sedu, air mata tidak bisa ditahan, karena tidak ada seorang pun yang menghibur dia, semua temannya mengkhianatinya, bahkan menjadi seteru/musuh.
Sangat memprihatinkan sekali kehidupan seorang janda, baik juga dalam kehidupan nyata; tidak ada yang menghibur, semua teman mengkhianat, bahkan menjadi musuh. Seorang janda tidak mendapat penghargaan, itu sebabnya perhatian Tuhan selain tertuju kepada yatim piatu, juga tertuju pada seorang janda.

Penyebab Yerusalem menjadi sunyi laksana janda.
Ratapan 1: 8-9
(1:8) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"

Yerusalem menjadi telanjang di hadapan Tuhan karena DOSA KENAJISANNYA melekat pada ujung kainnya.
Yerusalem à imam-imam, sedangkan Yehuda à raja-raja.
Imam-imam dan raja–raja = imamat rajani à pada pelayanan yang berkuasa terhadap dosa, hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Berarti, imam-imam dan raja-raja bagi Allah seharusnya itulah keberadaan dari Yerusalem dan Yehuda di hadapan Tuhan.

Keluaran 28: 1-3
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.

Perintah Tuhan untuk membuat pakaian imam Besar Harun karena ia layak memegang jabatan imam.

Adapun pakaian imam besar Harun:
Keluaran 28: 4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Adapun pakaian imam besar Harun yang harus mereka buat, yaitu;
-      tutup dada,
-      baju efod,
-      gamis,
-      kemeja yang ada raginya,
-      serban/kulah,
-      dan ikat pinggang.

Pakaian imam besar disebut pakaian kudus, sebagai perhiasan kemuliaan, sebab dengan memakai pakaian imam besar itu, seorang imam menjadi kudus di hadapan Tuhan.

Sekarang kita lihat lebih jauh pada ayat ...
Keluaran 28: 31-33
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
(28:32) Lehernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya itu harus mempunyai pinggir sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah lehernya itu, supaya jangan koyak.
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

Pada ujung gamis baju efod bergantung buah delima dan giring-giring emas berselang-seling.

-      Buah delima à sidang jemaat/gereja Tuhan.
Kisah Para Rasul 20: 28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Sidang jemaat Allah diperoleh lewat penebusan darah Anak Domba.

Lukas 9: 23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Untuk itu, sidang jemaat harus menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari.
Itulah kehidupan yang bergantung kepada kemurahan Tuhan.

Efesus 4: 3-6
(4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
(4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
(4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
(4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Selanjutnya, seluruh anggota tubuh, itulah sidang jemaat  Allah dipersatukan oleh darah salib Kristus.

Kalau kita lihat dari sebelah luar, buah delima terlihat bulat à kesatuan yang diikat oleh kasih Kristus, yang jauh menjadi dekat (Eefsus 2:16-19).
Kalau dilihat bagian dalamnya; terdapat banyak biji-biji à sel-sel / anggota-anggota tubuh. Kemudian, biji-biji itu disekat-sekat / ada kamar-kamarnya, namun diikat dan disatukan oleh darah salib Kristus.
Kemudian, pada bagian luarnya terdapat mahkota, menunjukkan bahwa setelah ditebus oleh darah Anak Domba selanjutnya Ia membuat mereka menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah=imamat rajani à pelayanan yang berkuasa.

-      Giring-giring emas
Keluaran 28: 34-35
(28:34) sehingga satu giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

Bunyi giring-giring ini harus terdengar dalam setiap kali menyelenggarakan kebaktian/ibadah, menunjukkan kehadiran imam besar di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan.
Bunyi giring-giring itu à bahasa asing, bahasa lidah, dibuktikan lewat doa penyembahan di tengah-tengah ibadah itu sendiri.

Yesaya 28:11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Berlogat ganjil/bahasa asing, adalah hari perhentian bagi orang yang lelah.

Sementara tadi kita perhatikan, kenajisan Yerusalem melekat pada ujung kainnya, sehingga buah delima dan giring-giring emas berselang-seling tidak terlihat dihadapan Tuhan.
Itulah yang menyebabkan Yerusalem dan Yehuda menjadi terpencil, menjadi sunyi, dengan sebutan negeri yang ditinggalkan suami.

Akibatnya.
YANG PERTAMA.
Ratapan 1: 3, 5
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Yerusalem dan Yehuda lemah tak berdaya, tidak mempunyai kekuatan, sehingga musuh/lawan mudah sekali untuk mengejarnya/menguasainya.
Ada 2 musuh utama/abadi;
1.    Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging/tubuh manusia adalah musuh dalam selimut yang disebut juga binatang buas, yang sekali waktu siap untuk menerkam.
2.    Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis.

Kemudian juga, pengertian laksana seorang janda, berarti; tubuh tanpa kepala.
Matius 8: 20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya=tubuh tanpa kepala=janda.
Ada 2 penyebab tubuh tanpa kepala, antara lain;
-      Tubuh menjadi liangnya serigala. SERIGALA à pada roh jahat
Pekerjaan dari serigala:           
Yohanes 10: 12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu kandang penggembalaan.
Intinya; roh jahat itu menyebabkan seseorang terpisah jauh dari Tuhan.

-      Tubuh menjadi sarangnya burung.
Wahyu 18: 2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Menjadi sarangnya burung, artinya; bersembunyinya semua roh najis yang dibenci Tuhan.
Berusahalah membenci apa yang dibenci oleh Tuhan, jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan, supaya  jangan dibenci oleh Tuhan.
Roh najis inilah yang menyebabkan seseorang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, dan roh najis ini sangat dibenci oleh Tuhan, karena roh najis menghambat pembangunan tubuh Kristus, sementara Yesus Kristus berusaha menyatukan setiap anggota-anggota tubuh-Nya menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, dengan satu tujuan supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah mempelai wanita Tuhan.

Efesus 4: 16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Dari pada-Nyalah seluruh tubuh rapi tersusun dan diikat menjadi satu lewat pelayanan-pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada tiap-tiap orang sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh kepada tiap-tiap orang.
Kesimpulannya: roh jahat dan roh najis menghambat rencana Allah yang besar, yaitu terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Tujuan akhir dari ibadah pelayanan diatas muka bumi ini adalah; supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan, oleh sebab itu, pertama-tama jadilah kesaksian di Yerusalem, di antara sesama pelayan, jangan sampai di antara sesama pelayan dikuasi oleh roh najis.
Barangkali memang seorang laki-laki tidak bersetubuh dengan seorang perempuan, tetapi setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya didalam hati, itu juga adalah dosa kenajisan.
Kalau kita tidak memperhatikan hal ini, segala sesuatu yang kita lakukan dalam ibadah pelayanan menjadi sia-sia, ibadah tidak mengandung janji baik masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Kalau kita perhatikan dalam Wahyu 17, ibu dari segala wanita pelacur yang disebut juga perempuan kekejian menunggangi seekor binatang.
Manusia tanpa roh = binatang. Sedangkan binatang tidak memiliki akal yang sehat, artinya; tidak mengerti apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna bagi Allah.
Orang yang keras hati disebut juga manusia tanpa roh = manusia daging = binatang.
Jadi, apabila orang yang keras hati, tidak mau berubah dan tidak mau ditegor dan menolak setiap teguran-teguran dan nasihat fiman Tuhan, sesungguhnya ia sedang menunjukkan jati dirinya bahwa ia masih dikuasai roh najis.

Akibatnya.
YANG KEDUA.
Ratapan 1: 6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.

-      “Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya”
= tidak semarak lagi, artinya; tanpa ibadah dan pelayanan, sebab kemuliaan dari pada sang raja adalah pelayanan yang berkuasa / imamat rajani. Dalam suratan Roma 14:18; melayani Tuhan dengan sistem kerajaan surga “.berkenan kepada Allah dan dihormati manusia.”

-       “... pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput ...”
Artinya; hamba-hamba Tuhan (gembala sidang) tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan.
Sementara kawanan domba dalam kandang penggembalaan membutuhkan rumput penggembalaan.
Dalam Mazmur 23 dikatakan bahwa Yesus adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik, Ia membaringkan kawanan domba di atas rumput yang hijau.
Demikian juga sidang jemaat di dalam satu kandang penggembalaan membutuhkan firman penggembalaan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Bila tersingkap firman-firman Tuhan akan terjadi dua hal; yang pertama memberi terang untuk menerangi kegelapan/menyingkapkan segala yang terselubung, dan yang kedua memberi pengertian kepada orang bodoh supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya sebagai kebodohan di hadapan Tuhan (Mazmur 119: 130), sampai menyelesaikan masalah. Tandanya; Tuhan menghapus air mata.
Sesungguhnya firman penggembalaan adalah kebutuhan pokok dalam satu kandang penggembalaan yang harus diperhatikan oleh setiap hamba-hamba Tuhan, terkhusus gembala sidang dalam satu kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.

Bukan hanya tidak menemukan padang rumput, tetapi sekaligus juga hamba-hamba Tuhan/gembala-gembala tidak mampu menggiring, menuntun kawanan domba ke air yang tenang, sebab kalau kita bandingkan dalam Mazmur 23 setelah kawanan domba dibaringkan diatas rumput yang hijau, selanjutnya, Ia membimbing kawanan domba ke air yang tenang.
Oleh sebab itu, sidang jemaat jangan berhenti berdoa memohon belas kasih Tuhan supaya Tuhan terus menyediakan firman penggembalaan, pembukaan rahasia firman Tuhan dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan (terlebih dalam tiga macam ibadah utama) untuk menolong hidup kita masing-masing, menolong nikah kita masing-masing.

-       “mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya
= tanpa daya, tanpa kekuatan.
Kalau keadaan semacam ini dibiarkan terus menerus berlangsung, maka sudah dapat dipastikan pengikutan semacam ini kepada Tuhan tidak sampai kepada garis akhir, dengan kata lain tidak menerima mahkota kebenaran.
Sebaliknya mereka yang mengakhiri pertandingan dengan baik sampai garis akhir, akan memperoleh mahkota kebenaran, seperti Rasul Paulus di hadapan Tuhan.

Selanjutnya ...
Ratapan 1: 10
(1:10) Si lawan mengulurkan tangannya kepada segala harta bendanya; bahkan harus dilihatnya bagaimana bangsa-bangsa masuk ke dalam tempat kudusnya, padahal Engkau, ya TUHAN, telah melarang mereka untuk masuk jemaah-Mu.

Lawan mengulurkan tanganya dan mengambil segala harta benda yang terdapat di dalam tempat kudusnya, dimulai dari ruangan suci sampai ruangan maha suci.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat (3 benda);
1.    Meja roti sajian à firman Allah
2.    Pelita emas à Roh Allah
3.    Mezbah dupa à kasih Allah
Tetapi kita melihat di sini, karena tidak berdaya, musuh dengan mudahnya mengambil segala harta benda yang ada di tempat kudus, sehingga;
1.    Tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan, kerugiannya; tidak mampu menyajikan kebenaran firman di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama.
2.    Tidak hidup di dalam Roh, kerugiannya;  tidak menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang (Wahyu 4:5).
3.    Tidak hidup di dalam kasih, kerugiannya; tidak membakar ukupan di atas mezbah sebagai dupa yang berbau harum di hadapan Tuhan.

Ratapan 1: 11
(1:11) Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!

Akhirnya keadaan Yerusalem dan Yehuda menjadi sangat hina sekali, sebab harta benda yang berada di dalam rumah Tuhan mereka serahkan demi mendapatkan roti makanan, untuk menyambung hidup.
Sesungguhnya yang benar adalah sesuai  dengan pernyataan Yesus Kristus di dalam Injil Matius 4:4 yaitu: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”.
Jadi sekalipun Yesus dalam keadaan lapar, Ia tidak tergoda dengan roti makanan, dengan kata lain tidak menjual  firman Tuhan, hanya demi roti makanan.

Setelah kita melihat keadaan negeri yang ditinggalkan suami, sekarang kita bandingkan dengan;
NEGERI KESUKAAN
Yesaya 62: 4-5
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Negeri kesukaan, negeri yang berkenan kepada suaminya, yaitu Allah.

Efesus 5: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Negeri yang berkenan digambarkan seperti seorang isteri yang tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
Isteri/tubuh à gereja Tuhan. Suami à Krsitus, sebagai kepala dari sidang jemaat Allah.

1 Petrus 3: 5-6
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Ketundukan seorang isteri kepada suaminya sama seperti Sara taat kepada Abraham.
Taat, artinya; patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran. Orang yang dengar-dengaran dapat dipastikan bahwa ia adalah orang yang patuh pada ajaran yang benar.
Jadi, kalau anak-anak Tuhan patuh pada ajaran yang benar, itu menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan.

Kemudian, Sara menamai Abraham tuannya.
Kalau Abraham menjadi tuan, berarti Sara menjadi hamba bagi Abraham.
Mengambil rupa sebagai seorang hamba, selain taat dengar-dengaran, ia juga harus menunjukkan kesetiaannya kepada tuannya, sebagaimana dalam injil Matius 25;
-      Hamba yang pertama dipercaya 5 talenta lalu mengusahankannya dan memperoleh laba 5 talenta.
-      Hamba yang kedua dipercaya 2 talenta lalu mengusahakannya dan memperoleh laba 2 talenta.
Sehingga ketika tuan itu mengadakan perhitungan kepada hamba-hambanya, mereka disebut hamba hamba yang baik dan setia.
Oleh sebab itu, sebagai hamba-hamba kebenaran, imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan, tidak boleh malas, sama seperti hamba yang ketiga dipercaya 1 talenta namun ia menyembunyikan talenta itu dalam tanah, artinya;
-      Mengubur masa depan
-      Binasa sebelum dihakimi
Malas itu adalah perbuatan jahat, tidak ada kebenaran di dalamnya, dan orang malas tidak setia, itu sebabnya tuan itu berkata kepada hamba yang ketiga: hamba yang malas dan jahat.
Kemudian orang yang malas suka mencari alasan dan tidak sungkan-sungkan mempersalahkan tuannya.
Tuan dari hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memberikan ibadah dan tugas pelayanan di tengah-tengah ibadah itu sendiri, Tuhan memberi firman-Nya, kasih-Nya dan Roh-Nya, semuanya itu harus dipikul di atas pundak sebagai kebenaran yang sejati.

Selanjutnya, ketundukan seorang isteri kepada suaminya menunjukkan bahwa ia menaruh pengharapan kepada Allah.
Perlu untuk diketahui; dalam 1 Yohanes 3: 3, dikatakan: orang yang menaruh pengharapan kepada Allah menyucikan dirinya, kemudian pengharapan itu tidak mengecewakan, sebab di dalam kitab Ibrani 10:23 dikatakan: Ia yang menjanjikannya setia.
Kalau gereja Tuhan menunjukkan ketundukannya kepada Tuhan, pengharapannya kepada Tuhan, tidak mengecewakan, sebab ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga.

Setiap hamba Tuhan harus menunjukkan dirinya sebagai seorang hamba yang harus taat, setia, apapun resikonya, itu menunjukkan bawah ia menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub , yang memberi iman, harap dan kasih.
Dan oleh karena kemurahan Tuhan, Ia yang menjanjikannya setia, Ia meneguhkan panggilan saya hingga akhirnya terbentuklah kandang penggembalaan di Serang dan Cilegon oleh darah Anak Domba, yang diawali dengan membuka persekutuan.
Oleh sebab itu, jadilah anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan, jangan setengah-setengah.
Yang membuat kita setengah-setengah adalah pikiran dan perasaan daging.

Saya menghargai apa yang telah dikorbankan oleh sidang jemaat dalam ibadah pelayanan, tetapi saya tidak bisa menjanjikan apa yang Tuhan janjikan kepada sidang jemaat.
Itu sebabnya saya selalu menyampaikan, supaya kita sekaliannya semakin sungguh-sungguh di dalam Tuhan dan penyerahan diri semakin bertambah-tambah.

Bukti seseorang menaruh pengharapan kepada Allah.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Mempunyai perhiasan yang indah dan berharga, itulah perhiasan manusia batiniah yang tersembunyi, perhiasan yang tidak binasa, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
Memang sebaiknya, seorang perempuan harus lemah lembut dan hidupnya tenteram, artinya; ia tidak mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, sebab ketentraman itu bukan berasal dari manusia lahiriah/perhiasan lahiriah.
Kalau mengutamakan perhiasan manusia lahiriah, memakai perhiasan emas, memakai pakaian yang indah-indah, justru perhatian kita jauh dari Tuhan, dan mengundang situasi menjadi tidak tenteram.
Itu sebabnya, dalam setiap ibadah, dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, terkhusus untuk perempuan, selalu saya tegaskan;kenakanlah rok dibawah lutut,  jangan sama dengan lutut, apalagi di atas lutut, dan juga jangan terlalu ketat dan sexy.
Itulah yang disebut roh yang lemah lembut dan tenteram.

2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari

Bagi Rasul Paulus, sekalipun manusia lahiriahnya semakin merosot atau sekalipun tidak memiliki perhiasan secara lahiriah, ia tidak peduli, asal manusia batiniah dari sehari ke sehari semakin dibaharui.
Rasul Paulus tidak tawar hati, tidak peduli dengan perkara lahiriah, sehingga ia memberi rasa/dampak di tengah-tengah ibadah pelayanannya di hadapan Tuhan.

2 Korintus 4: 17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Dampak positif memiliki perhiasan manusia batiniah yang tersembunyi:
-      Rela menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, demi kemuliaan yang akan disediakan oleh Tuhan.
Penderitaan ringan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan disedikan oleh Tuhan bagi kita sekaliannya.
-      Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tak kelihatan, itulah perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan.
Alasan Rasul Paulus adalah; bahwa perkara-perkara lahiriah sifatnya hanya sementara saja.
Oleh sebab itu, seseorang yang disebut pengikut Kristus, jangan mengandalkan segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk pekerjaan, kedudukan dan jabatan, dan kekuatan manusiawi, juga harta dan kekayaan, karena semua itu sifatnya hanya sementara.

1 Korintus 11: 10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

Dengan tegas Rasul Paulus menulis suratnya kepada sidang jemaat di Korintus, bahwa perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya à rambut yang panjang, artinya; isteri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, sama seperti kepada Kristus, Kepala dari tiap-tiap gereja.

Alasan Rasul Paulus supaya tanda wibawa itu ada di atas kepala perempuan adalah OLEH KARENA PARA MALAIKAT.
Malaikat Allah diciptakan untuk menjadi hamba, menjadi pembantu  bagi Allah. Demikian juga seorang isteri harus menjadi seorang penolong yang sepadan bagi suaminya, jangan sampai kalah dengan malaikat.

Itu sebabnya dalam...
1 Korintus 11: 8-9
(11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
(11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.

Bahwa laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. Selanjutnya laki-laki tidak diciptakan karena perempuan sebaliknya perempuan diciptakan karena laki-laki.
Artinya; perempuan harus menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki (suaminya), baik hal jasmani terlebih dalam hal yang rohani, sedangkan malaikat hanya menjadi pembantu bagi Allah.

Oleh sebab itu, adalah kehinaan bagi seorang perempuan kalau ia mencukur rambutnya, tanda ia tidak tunduk kepada suami.
Kalau seseorang tidak tunduk kepada pemimpin di dunia ini = tidak tunduk kepada Allah yang tidak kelihatan.
Gereja Tuhan ada hanya untuk menjadi penolong yang sepadan saja untuk Mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadilah penolong yang baik yang sepadan dihadapan Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan didalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.

Dampak positif ketundukan gereja kepada kristus sebagai kepala.
Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Ada 2 dampak positif karena ketundukan seorang isteri kepada suami;
1.    Suami mengasihi isterinya lewat pengorbanan, seperti Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya.
Lewat pengorbanan-Nya, sidang jemaat/gereja Tuhan (tubuh Kristus) dikuduskan, disucikan sesudah dimandikan oleh air dan firman Allah.
Oleh karena pengorbanan Yesus Kristus, Ia telah mati di atas kayu salib, dan kematian Yesus Kristus merupakan baptisan di dalam kematian-Nya untuk mengubur kehidupan yang lama, selanjutnya Yesus bangkit pada hari ketiga, berkuasa untuk menjadikan kita hidup dalam hidup yang baru.

Sidang jemaat disucikan sesudah dimandikan dengan air dan firman tujuannya: untuk menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

2.    Suami mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri.
Sebab siapa yang mengasihi isterinya, mengasihi dirinya sendiri.
Mengasihi isteri seperti diri sendiri, berarti;
-      Mengasuh
Ketika saya dan saudara tergembala dengan baik, dengan benar dalam satu kandang penggembalaan, pada saat itulah Tuhan mengasuh saya dan saudara, sama seperti seorang ibu yang mengasuh anaknya.
Ketika puteri Firaun mengangkat Musa menjadi anaknya, Musa diasuh dan ia menerima didikan sehingga Musa penuh dengan hikmat segala orang Mesir. Sedangkan kegunaan hikmat dan pengertian ialah: untuk dapat membedakan antara yang baik dan jahat, selanjutnya kita sanggup memutuskan segala perkara di hadapan Tuhan dengan benar.
Kemudian, Musa menerima didikan dari Tuhan selama 40 tahun yang kedua di Midian, di mana Musa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, di situlah dia mendapat pembekalan demi pembekalan.
Demikian halnya saya dan saudara di tengah-tengah kandang penggembalaan ini; kita menerima didikan dan hajaran dari Tuhan, karena tidak ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya.
Anak yang tidak dihajar oleh ayahnya, menunjukkan ia adalah anak gampangan, anak yang lahir diluar nikah.
Selanjutnya Musa menerima didikan Tuhan selama 40 tahun yang ketiga di padang gurun, baik soal kehidupan; dimana manusia hidup bukan hanya dari roti makanan melainkan dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Allah (Ulangan 8: 2-3).
Perjalanan 40 tahun di padang gurun à perjalanan salib, merupakan didikan yang harus diterima dari Tuhan.
-      Merawati
Seorang perawat sangat dibutuhkan, itu nyata, mulai dari ketika seorang perempuan yang akan melahirkan anaknya, dibutuhkan tenaga medis/seorang perawat (bidan).
Pada zaman Firaun, semua perempuan Ibrani yang melahirkan anak laki-laki akan dibunuh, tetapi Tuhan memakai Sifra, ia menolong persalinan dari setiap perempuan Ibrani yang melahirkan, sehingga merawat anak laki-laki yang lahir, termasuk Musa.
Kemudian, tidak berhenti sampai di situ, hidup ini membutuhkan perawat, sebab banyak pergumulan, banyak masalah, banyak kesulitan yang harus dihadapi karena semua itu akan menyebabkan seseorang  terluka hatinya, menjadi kecewa, dan kepahitan itu berakar di hati, itulah yang disebut luka-luka batin, dan luka-luka inilah yang harus dibalut oleh seorang perawat.
Sebagaimana dalam injil Lukas, seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, dalam perjalanan ia dihadang, dirampok, dipukuli sampai setengah mati oleh para penyamun, dan dibiarkan begitu saja, namun Tuhan memakai seorang Samaria untuk menolong dan merawati, juga membalut luka-luka pemuda itu.
Namun sebelum luka-luka itu dibalut terlebih dahulu disiram dengan 2 hal;
1.    Minyak à urapan Roh Kudus, berguna untuk menolong, menguatkan, menghibur, memimpin dalam seluruh kebenaran sampai nanti memisahkan manusia dari dosa, menginsafkan saya dan saudara.
Sedangkan minyak diperoleh dari pohon zaitun tumbuk. Yesus telah mengalami  proses penumbukkan di atas kayu salib, sama halnya ketika mempersembahkan lemak di atas mezbah korban bakaran menjadi korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan(Imamat 3:15-17).
Kalau saya dan saudara merasa banyak berkorban di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, justru dengan cara itulah saya dan saudara memperoleh minyak urapan Roh Kudus.
Oleh sebab itu, biarlah saya dan saudara terus menerus berkobar-kobar, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan untuk menyenangkan hati Tuhan.
2.    Anggur à kasih Allah.
Kegunaan kasih menutupi banyak sekali dosa (1Petrus 4:8), karena begitu besar kasih Allah, Ia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal supaya dunia ini diselamatkan.
Untuk memperoleh air anggur, terlebih dahulu melalui pemerasan atas buah anggur, dimana Yesus telah mengalami pemerasan itu diatas kayu salib.
Allah Bapa mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai korban di atas kayu salib, sehingga kita boleh mengalami sukacita yang besar oleh karena air anggur.

Jadi kesimpulannya;
1.    Suami mengasihi isterinya lewat pengorbanan, seperti Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
2.    Suami mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri, bertujuan untuk mengasuh dan merawati tubuhnya

Sebutan kepada isteri yang berkenan, yaitu negeri kesukaan.
Hosea 2: 16-18
(2:16) Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut.
(2:17) Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.
(2:18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Ada 3 sebutan terhadap negeri kesukaan.
-      Isteri dalam keadilan dan kebenaran.
Yesaya 11: 4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.

Tuhan menunjukkan keadilan-Nya terhadap orang-orang yang lemah dan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran dan kebenaran.
Kesimpulannya;
·         Orang-orang lemah mendapat keadilan, sebab Tuhan tampil sebagai hakim yang adil.
·         Orang-orang yang tertindas mendapat keputusan yang jujur sebab Tuhan tampil sebagai wasit yang benar.
Keadilan dan kebenaran adalah dasar dari kerajaan surga (Yesaya 9:6), demikian halnya bagi imam-imam bahwa keadilan dan kebenaran adalah dasar untuk melayani Tuhan. Itulah lenan halus, pakaian imam (Wahyu 19:8).

-      Isteri dalam kasih sayang
Yesaya 54: 7
(54:7) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.

Kasih sayang Tuhan adalah lewat penyaliban terhadap tubuh/daging.
Ketika Yesus disalibkan, Ia ditinggalkan oleh Bapa untuk sesaat lamanya, dimulai dari taman Getsemani, Ia telah ditinggalkan oleh murid-murid-Nya.
Memang, ketika kita menanggung penderitaan, mengalami sengsara salib, aniaya karena firman, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sepertinya kita ditinggalkan oleh Tuhan, seolah-olah kita seorang diri saja, tetapi sesungguhnya  ketika menanggung penderitaan/sengsara salib, itu adalah kasih sayang Tuhan.
Sekali lagi saya tandaskan penyaliban atas daging adalah kasih sayang Tuhan.
Salib à kasih.
Sayang à pada hubungan daging, seperti Ishak sayang kepada Esau karena ia suka makan daging buruan Esau (Kejadian 25:27-28).

Bangsa Israel pernah dibiarkan di Mesir untuk sesaat lamanya, tetapi akhirnya Tuhan berkata di sini: “masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak?” Tuhan kembali kepada isteri masa muda, Tuhan sudah menunjukkan kasih sayangnya kepada kita semua.

Ketika anak-anak Tuhan berjuang dan berkorban ditengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, itu juga merupakan penyaliban atas daging, berarti, tanda kasih sayang Tuhan. Selanjutnya, ketika kita terikat ditengah-tengah ibadah pelayan, terikat dengan pelayanan dengan segala perjuangan dan pengorbanan, berarti terlepas dari ikatan-ikatan dunia dan menjadi tawanan Roh.

Kisah Para Rasul 20:22
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
(20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

Rasul Paulus menjadi tawanan Roh, sebab ia terikat dengan pelayanan, itu sebabnya ia berkata bahwa; ”penjara dan sengsara sedang menunggu aku”
Lebih baik kita menjadi tawanan Roh karena terikat dengan pelayanan sekalipun dengan segala pengorbanan, dari pada terikat dengan segala kebebasan dunia.

-      Isteri dalam kasih setia yang abadi.
Yesaya 54: 8, 10
(54:8) Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
(54:10) Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.

Bukti kasih setia Tuhan: perjanjian damai yang diikatkan kepada saya dan saudara tidak berubah.
Langit dan unsur-unsurnya bisa hancur, bumi dan segala isinya yaitu gunung-gunung; beranjak, lautpun lenyap, pohon-pohonan menjadi rusak, tetapi kasih setia Tuhan tidak akan berubah, sebab perjanjian damai yang diikatkan oleh Tuhan tidak akan berubah.

Betapa bahagianya saya dan saudara, setelah Tuhan kembali kepada isteri masa mudanya, Ia tidak mengingat dosa masa lalu, yang digambarkan dengan masa keremajaan.
Tiga sebutan diatas tadi ditujukan kepada saya dan saudara sebagai tubuhnya/isterinya.

Yesaya 62: 5
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Tuhan Allah begitu girang terhadap saya dan saudara, digambarkan seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, karena menjadi negeri kesukaan.
Tuhan menunjukkan pribadi-Nya sebagai suami dalam; keadilan dan kebenaran, suami dalam kasih sayang dan kasih setia-Nya kepada saya dan saudara akan girang hati atas kita sama seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara
Biarlah kita membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah Tuhan, supaya ada persediaan makanan di sana, dan kita menikmati persediaan makanan yang ada di dalam rumah Tuhan sampai pada akhirnya saya dan saudara menjadi negeri kesukaan, maka dengan demikian kita terlepas dari penindasan, merasakan kasih sayang, kasih setia-Nya kepada saya dan saudara.
Begitu agung dan mulia kasih Tuhan kepada manusia.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang