KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 31, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 22 MEI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 22 MEI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 234)
 
Subtema: GANDUM IS GANDUM
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia memenuhi kehidupan pemuda remaja, kita sekaliannya, baik juga anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat online live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu betul-betul memenuhkan setiap kehidupan kita, memberkati dan itu merupakan uluran dua tangan TUHAN yang berkuasa, yang penuh kasih; menolong, memberi jalan keluar, memimpin kehidupan kita sampai marantha.
 
Kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41, sekarang kita akan membaca ayat 43 dan ayat 44. Namun, tidak salah pembacaan dimulai dari ayat 41.
Kejadian 41:41-44
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. (41:43) Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. (41:44) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."
 
Singkat kata: Yusuf dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, atau menjadi kepala pemerintahan di seluruh tanah Mesir, istilah sekarang disebut mangku negara atau mangku bumi atau perdana menteri.
 
Kemudian, dengan meminjam tangan Firaun, TUHAN memberikan 3 (tiga) hal kepada Yusuf:
1.      Cincin meterai.
2.      Pakaian dari lenan halus.
3.      Kalung emas.
 
Yang tidak kalah penting, Firaun menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, sehingga setiap orang yang berseru di hadapan Yusuf, dan berkata “hormat.” Luar biasa kedudukan Yusuf yang sangat tinggi sekali, sehingga setiap orang berserulah di hadapan Yusuf; besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan dan berkata “hormat.”
Pendeknya: Semua rakyat di Mesir disuruh bertelut di hadapan Yusuf, sebab kekuasaan yang teramat besar telah diberikan kepada Yusuf.
Sekarang, tidak ada lagi orang yang setara dengan Yusuf di negeri Mesir, mengenai kebesaran, mengenai kemuliaan, kecuali Firaun. Sebagaimana pada ayat 44, Firaun berkata kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir." Berarti, kekuasaan dari pada Yusuf ini sungguh luar biasa; kemuliaan Yusuf tiada tara; semua rakyat tidak bisa bergerak di seluruh tanah Mesir, kecuali sepengetahuan dari pada Yusuf.
 
"Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."
Jadi, semua berada di bawah kendali dari pada Yusuf; segala sesuatu dalam perencanaan, semua ditentukan oleh Yusuf. Betapa hebatnya, betapa mulianya kebesaran yang dimiliki oleh Yusuf.
Dengan melihat peristiwa ini, tentu saja kita memiliki suatu kerinduan yang begitu besar, supaya kehidupan kita juga kelak dipermuliakan bersama-sama dengan Allah, bukan berarti kita gila hormat.
Intinya; ketika seluruh rakyat Mesir dari semua lapisan di Mesir bertelut (berlutut) di hadapan kereta kebesarannya, tentu saja Yusuf teringat dengan segala mimpi-mimpinya itu.
 
Adapun mimpi Yusuf bisa kita lihat di dalam Kejadian 37.
Kejadian 37:5-10
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
 
Inilah mimpi yang pertama: Satu berkas Yusuf tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas dari 11 (sebelas) saudaranya mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkas Yusuf. Setelah mendengarkan cerita mimpi dari pada Yusuf ini, selanjutnya saudara-saudaranya berkata: “Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?Atas pertanyaan ini, Yusuf tidak mau menjawab, sebab ada ayat yang berkata dalam Injil Matius 11, hikmat dibenarkan oleh perbuatannya, bukan dengan perkataan.
Ayo, sekarang ini, kita yang memiliki hikmat akal budi kebijaksanaan oleh firman yang kita terima, biarlah segera kita lakukan. Karena hikmat itu dibenarkan oleh setiap tindakannya, itu sebabnya Yusuf tidak mau menjawab pertanyaannya itu.
 
Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
 
Mimpi yang kedua: Tampak matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf. Dengan demikian, mimpi Yusuf yang dahulu itu sudah tergenapi.
 
Jadi, setelah semua golongan di Mesir berlutut di hadapan kereta Yusuf, maka jelas; mimpi Yusuf yang dahulu itu sudah genap, sebab di hadapan Yusuf bertelut orang-orang dari berbagai kalangan, dari berbagai golongan di seluruh Mesir, padahal dahulu ayahnya pernah menegurnya, bahkan saudara-saudaranya semakin benci karena Yusuf menceritakan mimpinya itu, karena mimpi ini memang tidak masuk akal, sebab Yusuf ini bukan anak yang tertua, dan pada saat itu dia berumur 17 (tujuh belas) tahun. Yusuf lahir pada saat Yakub sudah tua, sementara kakak-kakaknya sudah tua.
Bagi kakak-kakak yang tertua, mimpi Yusuf itu hanyalah sebuah lelucon, sebuah impian khayalan, tetapi kenyataannya mimpi Yusuf sudah terbukti, sudah tergenapi.
 
Kita hidup di dalam TUHAN bukan seperti bermimpi, bukan ilusi, tetapi nyata, real, asal kita betul-betul berpegang teguh kepada Firman TUHAN.
 
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
 
Apakah sangkut paut antara jerami dengan gandum?
Antara gandum dengan jerami ada suatu perbedaan yang besar. Tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami. Jadi, ada suatu perbedaan yang sangat besar sekali antara gandum dan jerami. Gandum dan jerami tidak sama.
Dan seorang hamba TUHAN harus menyadari dan memahami akan hal itu, maka seorang nabi yang beroleh mimpi, dia harus menceritakan mimpinya itu. Dan seorang nabi yang berolah Firman TUHAN, dia harus menceritakan Firman TUHAN itu dengan benar, tidak perlu takut, karena tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami, terdapat perbedaan besar antara gandum dengan jerami.
 
Apa yang saya maksud dengan “tidak ada sangkut-paut antara jerami dengan gandum”, dengan lain kata; tidak ada persamaan antara jerami dengan gandum, apa yang saya maksud di situ?
2 Timotius 2:9
(2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
 
Rasul Paulus berkata kepada anak kekasihnya, itulah Timotius: Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu, Firman TUHAN tidak terbelenggu.
Demi pemberitaan Inji, Rasul Paulus
-          Rela menderita
-          Rela dibelenggu sama seperti seorang penjahat,
Tetapi ingat; Firman Allah tidak terbelenggu.
 
2 Timotius 2:10
(2:10) Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
 
Oleh karenanya, Rasul Paulus sabar menderita, sabar dibelenggu demi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Jadi, sudah sangat jelas; terdapat perbedaan yang besar antara gandum dengan jerami. Tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami.
 
Demi gandum ini; untuk selanjutnya dikumpulkan dan diselamatkan, Dia rela menderita, Dia rela dibelenggu. Jadi, tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami.
Maka, kalau seorang hamba TUHAN menyadari akan hal itu, ketika dia mendapatkan pembukaan Firman TUHAN dia harus menyampaikan firman itu dengan benar dan tepat, tidak perlu memakai perasaan manusia, maksudnya; apakah nanti sidang jemaat itu tersinggung atau tidak. Dia harus menyampaikan dengan benar, dengan tulus dan murni, tidak ditambahi dan tidak dikurangi.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus, demi pemberitaan Injil, itulah gandum Allah;
1.      Dia rela menderita
2.      Dia rela dibelenggu seperti seorang penjahat
Tetapi ingat, Firman Allah tidak dapat dibelenggu.
 
Demikian juga, oleh karenanya; Rasul Paulus sabar menderita, sabar dibelenggu demi orang-orang pilihan Allah supaya mereka mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan kekal.
Oleh karena gandum, kita turut dipermuliakan.
 
Jadi, hamba TUHAN harus menyampaikan Firman TUHAN dengan tulus dan tidak perlu takut.
 
Mazmur 105:16-18
(105:16) Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, (105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak. (105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
 
Yusuf dijual ke Mesir sebagai budak, sehingga;
-          Mereka menghimpit kakinya dengan belenggu
-          Lehernya pun dibelenggu dengan besi.
Hal ini dilakukan demi gandum. Maka, hamba TUHAN harus paham; tidak ada sangkut pautnya antara gandum dengan jerami.
 
Sampai kapan dia harus mengalami seperti itu?
 
Mazmur 105:19
(105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
 
Jadi, hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.
Kalau Yusuf dijual menjadi budak di Mesir, itu bukan karena dia bodoh, tetapi karena dia diutus oleh TUHAN.
Yusuf ini betul-betul gandum; dia orang yang berakal budi, dia orang yang bijaksana. Jadi, demi gandum ini, dia rela dibelenggu; kakinya dibelenggu, lehernya dibelenggu, sampai Firman Allah tergenapi, dan janji TUHAN membenarkan.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya. Bagi kita rencana TUHAN kepada Yusuf sepertinya bodoh sekali, tidak masuk logika, tidak logis, tetapi lihat; hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya. Sehingga sengsara dan derita apapun yang kita alami, tidak perlu bersungut-sungut; inilah perbedaan gandum dengan jerami.
 
Demi gandum, Paulus rela dibelenggu. Demi gandum, Paulus rela menderita.
 
Mazmur 105:20-22
(105:20) Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21) Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, (105:22) untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
 
Inilah bukti bahwa janji TUHAN membenarkannya, yaitu, pada ayat 20 sampai ayat 22, Firaun akhirnya melepaskan Yusuf dari liang tutupan = penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. Setelah dibebaskannya, selanjutnya Yusuf dijadikan tuan atas istana Firaun, kuasa atas seluruh tanah Mesir, dengan istilah sekarang; mangku bumi atau mangku negara atau perdana menteri.
Jadi, sudah sangat jelas sekali bahwa: Hikmat itu dibenarkan oleh perbuatannya. Walaupun kita kelihatan bodoh dalam memikul salib, tetapi karena kita tahu; hikmat dibenarkan oleh perbuatan.
 
Mazmur 105:23
(105:23) Demikianlah Israel datang ke Mesir, dan Yakub tinggal sebagai orang asing di tanah Ham
 
Demikianlah Israel atau Yakub dan anak-anaknya datang ke Mesir. Akhirnya, Yakub atau Israel bersama-sama dengan anak-anaknya datang ke Mesir.
 
Kita lihat peristiwa itu di dalam Kejadian 41.
Kejadian 41:56-57
(41:56) Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. (41:57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.
 
Kelaparan itu pun terjadi dan oleh karena kelaparan merajalela di seluruh bumi, akhirnya di sini kita melihat; Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum ke seluruh orang Mesir.
Penduduk bumi datanglah ke Mesir dan membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan di seluruh bumi. Dan itu akan terjadi sesuai dengan nubuatan Amos 8:11.
 
Ingat: Antara gandum dengan jerami tidak ada sangkut pautnya. Tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami.
 
Kejadian 42:1-2
(42:1) Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?" (42:2) Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati."
 
Akhirnya, Yakub mendapat kabar bahwasanya ada gandum di Mesir. Oleh karena Yakub mendengar ada gandum di Mesir, ia pun memerintahkan 10 (sepuluh) anaknya -- Benyamin tidak  diikut sertakan oleh Yakub -- ke Mesir untuk membeli gandum.
Yusuf dan Benyamin merupakan anak dari 1 (satu) rahim yang lahir pada masa tuanya Yakub, sehingga Benyamin anak Yakub tidak diikutsertakan pergi ke Mesir untuk membeli gandum.
 
Kejadian 42:5
(42:5) Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.
Di antara orang yang membeli gandum di Mesir, terdapatlah juga 10 (sepuluh) anak Yakub.
 
Kalau kita membaca peristiwa ini, berarti; TUHAN membalikkan keadaan. Dengan demikian, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN; tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya, asal kita dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri mengikut TUHAN.
 
Kejadian 42:6
(42:6) Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah.
 
Yusuf telah menjadi mangkubumi, mangkunegara di Mesir, dialah yang menjual gandum ke seluruh rakyat, termasuk saudara-saudara Yusuf yang datang kepadanya sujud dengan mukanya sampai ke tanah.
Jadi, sudah jelas; tergenapilah kedua mimpi Yusuf, teramat lebih mimpi yang kedua: Tampaklah matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepada Yusuf.
 
Waktu Yusuf menceritakan mimpinya ini, betul-betul ia ditegur oleh ayahnya, Yakub, dan ia semakin dibenci oleh saudara-saudaranya. Namun, sekalipun respon dari pada saudara-saudaranya itu tidak baik, dia tetap berdiam diri saja, tidak perlu pakai mulut. Berdiam diri saja karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN harus tahu betul bahwa tidak ada sangkut pautnya antara gandum dengan jerami. Kalau seorang hamba TUHAN memahami akan hal itu; Firman Allah yang dia peroleh dari TUHAN harus disampaikan dengan benar, tidak perlu takut apakah jemaat bisa menerima atau tidak. Kalau Firman itu murni diterima dari TUHAN, maka hamba TUHAN harus menyampaikannya dengan benar.
Itulah Yusuf dan ia sudah sampaikan. Bagaimanapun sikap dan respon saudara-saudaranya, ia tidak peduli dan ia tidak perlu membela diri, karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
 
Kejadian 42:7
(42:7) Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka dengan membentak, katanya: "Dari mana kamu?" Jawab mereka: "Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan."
 
“… Menegor mereka dengan membentak, katanya: "Dari mana kamu?"Ini seolah-olah, ini bukan pribadi Yusuf.
Dengar Firman jangan “seolah-olah”, jujur saja.
 
Di sini kita melihat: Sebagai mangkubumi, Yusuf langsung mengenali saudara-saudaranya, tetapi ia menempatkan dirinya seolah-olah sebagai orang asing, sebab itu dia bertanya: "Dari mana kamu?" Lalu saudara-saudaranya menjawab: “Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan.
 
Jadi, sungguh sudah sangat terbukti; tidak ada sangkut pautnya gandum dengan jerami, karena pada akhirnya, semua orang datang untuk mencari gandum.
 
Kejadian 42:8-9
(42:8) Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka. (42:9) Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: "Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga."
 
Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka.
Mimpi yang pertama: Bangkitlah satu berkas Yusuf tegak berdiri, lalu datanglah 11 (sebelas) berkas milik saudara-saudaranya mengelilingi berkas Yusuf dan sujud menyembah berkas itu. Setelah menceritakan mimpi itu, saudara-saudaranya berkata: “Apakah engkau ingin menjadi pemerintah? Apakah engkau ingin menjadi penguasa? Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami?
Sebetulnya Yusuf tahu, tetapi jawaban yang sebenarnya adalah “iya”, tetapi Yusuf cukup berdiam diri saja. Karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
Mimpi yang kedua: Tampaklah matahari, bulan, dan 11 (sebelas) bintang sujud menyembah Yusuf.
Kalau saudara memahami rencana TUHAN, apa yang TUHAN nyatakan malam ini, itu sangat berarti untukmu. Jangan jadikan dirimu jerami yang kosong tanpa Firman, yang tidak ada sangkut pautnya dengan gandum.
 
Kejadian 42:10
(42:10) Tetapi jawab mereka: "Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini datang.
 
Untuk mengetahui respon saudara-saudaranya, selanjutnya Yusuf berkata kepada kesepuluh saudaranya: "Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga."
 
Tetapi jawab saudara-saudaranya: "Tidak tuanku!
Dari jawaban ini, maka mimpi Yusuf sudah tergenapi; dialah yang menjadi raja, dialah yang menjadi penguasa, dialah yang menjadi pemerintah. Jadi, dia harus berlaku seolah-olah sebagai orang asing, supaya mimpi itu sudah nyata.
 
Manakala TUHAN bertanya kepada Kain: Dimana adikmu? Bukan TUHAN tidak tahu hati Kain, tetapi TUHAN mau melihat hati manusia.
Jadi, untuk menggenapi Firman, perlu ketulusan di hati. Pengakuan dosa pun perlu dengan ketulusan di hati, supaya engkau menjadi gandum, bukan jerami yang kosong. Yang belum mengakui dosa, akuilah nanti, karena engkau adalah gandum, bukan jerami.
 
Jadi, singkat kata, marilah kita melihat korelasi antara peristiwa ini dengan Rasul Paulus terhadap Firman Allah menurut tanggapan Rasul Paulus, di dalam 2 Korintus 1.
 
Hargai Firman, supaya engkau menjadi gandum yang dikumpulkan. Tidak ada sangkut pautnya jerami yang akan dibakar dengan gandum. Gandum akan dikumpulkan dalam lumbungnya, sedangkan jerami akan dibakar dalam api neraka selama-lamanya.
 
2 Korintus 1:17
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?
 
Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini?
Rasul Paulus tidak serampangan di dalam merencanakan pelayanannya kepada sidang jemaat di Korintus di hadapan TUHAN. Yang melayani TUHAN sesuai karunia jabatan yang dipercayakan TUHAN, harus bulat hatinya dalam mengerjakannya, tidak boleh dengan setengah hati. Kalau dengan setengah hati, berhenti, karena Rasul Paulus berkata: “Adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Apa yang dimaksud serampangan?
 
Jadi, di dalam hal bertindak dalam merencanakan pelayanan kepada sidang jemaat di Korintus, Rasul Paulus tidak serampangan. Artinya, di dalam diri Rasul Paulus tidak terdapat serentak “ya” dan “tidak”. Kalau “ya” katakan “ya”, kalau “tidak” katakan “tidak”. Demikianlah pengikutan kita kepada TUHAN.
Mengikut TUHAN itu “ya” atau “tidak”. Kalau “ya” katakan “ya”, kalau “tidak” katakan “tidak”. Namun, kalau “tidak” nanti rugi sendiri.
 
2 Korintus 1:18-20
(1:18) Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak". (1:19) Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya". (1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
 
“… Janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak"Dalam pelayanan kepada sidang jemaat di Korintus tidak serampangan atau tidak serentak “ya” dan “tidak.”
 
Mengapa di dalam hal melayani itu Rasul Paulus tidak serampangan?
Jawabnya adalah karena Yesus Kristus yang diberitakan terhadap sidang jemaat bukanlah “ya” dan “tidak”.
Sebaliknya, di dalam Kristus adalah “ya”. Demikianlah janji Allah dinyatakan dalam hidup kita semua. Dan janji Allah juga tidak berlaku hanya bagi Yusuf seorang, namun juga berlaku kepada anak-anak muda remaja di hari-hari terakhir ini. Oleh sebab itu, kita jangan serampangan di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, tetapi harus dengan bulat hati, harus dengan sepenuh hati “ya” atau “tidak”, karena Kristus pun bukan ya dan tidak, melainkan TUHAN Yesus Kristus adalah ya atas semua janji-janji Firman Allah.
 
Sampai kapan kaki Yusuf dibelenggu? Sampai kapan leher Yusuf dibelenggu oleh besi? Sampai saat Firman Allah tergenapi, sampai janji TUHAN membenarkan Yusuf.
Inilah korelasi antara peristiwa Yusuf dengan Rasul Paulus dan tanggapannya terhadap kebenaran Firman di tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN. Demikian juga kiranya hendaknya tanggapan kita terhadap peristiwa itu.
 
TUHAN Yesus Kristus adalah “ya” atas semua janji TUHAN.
 
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Karena Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah, maka kita akan mengatakan: “Amin”.
Jadi, setiap kali Firman Allah datang menghampiri dirimu sebagai lawatan yang tulus dari Sorga untuk memberkati kita, katakan: “Amin. Jangan lama-lama, jangan susah-susah, tidak usah dipaksa untuk mengatakan “Amin.”
Setiap kali Firman Allah dilemparkan dari Sorga ke bumi, langsung tanggap dan klaim disertai dengan kata: Amin.
 
Dari peristiwa ini, kita dapat memetik pesan moral, yang dapat kita lihat dalam Efesus 4.
Efesus 4:9-10
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
 
“… Bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?Berarti, itu merupakan tanda bahwasanya Ia telah turun ke bagian bumi yang paling bawah.
Saat membaca; membaca, saat menulis; menulis. Ada waktunya; saat tidur malam hari tidurlah, saat bekerja bekerjalah, saat mengerjakan pelayanan kerjakanlah. Semuanya akan teratur dengan baik, dengar firman juga begitu, itulah yang disebut pendamaian; kita damai dengan TUHAN, damai dengan sesama.  Jangan buat hati orang jengkel; itu namanya pendamaian.
 
Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Itu tanda bahwa Ia telah turun ke bagian bumi yang paling bawah. Tidak mungkin ada kata “naik”, kalau tidak ada kata “turun”
 
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Inilah pesan moralnya: Sejauh mana tekanan itu terjadi, sejauh itulah pantulannya. Sejauh mana kita mau direndahkan, sejauh itulah TUHAN tinggikan kita. Sejauh mana kita masuk dalam pengalaman kematian, sejauh itulah TUHAN permuliakan kita dari yang ada ini.
Itulah pesan moralnya, sebagaimana dengan peristiwa Yusuf. Jadi, jangan andalkan kekuatan dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Jadi, pantulan itu adalah sejauh tekanan. Kalau tekanannya sedikit, maka pantulannya sedikit. Semakin tertekan, semakin tertindas, maka pantulannya semakin luar biasa.
Persamaan yang pertama: Sejauh mana kita direndahkan, sejauh itulah TUHAN tinggikan.
Persamaan yang kedua: Sejauh mana kita masuk dalam pengalaman kematian, sejauh itulah kemuliaan yang akan TUHAN berikan kepada kita semua.
 
Inilah pesan moral yang kita dapat dari peristiwa ini. Jadi, jangan ragu dengan Firman TUHAN, sebab Firman itu “ya” dan “Amin”.
Kalau saudara betul-betul bijaksana sudah seharusnya tanggap dengan pesan moral ini, supaya kita jangan sesekali mengandalkan kekuatan, namun andalkanlah TUHAN. Seperti Yusuf; hikmat dibenarkan oleh perbuatan, sekalipun kita dikatakan orang bodoh karena salib, tetapi lihat satu kali kelak firman-Nya akan tergenapi.
 
Selanjutnya kita melihat, kelanjutan dari pesan Moral, di dalam Mazmur 18, dengan perikop: Nyanyian syukur Daud.
Jadi, Yusuf tidak ingat-ingat lagi penderitaan, sengsara, bahkan kebencian saudara-saudaranya, sebaliknya, oleh karena kemuliaan yang sudah tergenapi, dia tinggal mengucap syukur; demikianlah Yusuf di hadapan TUHAN.
 
Mazmur 18:17
(18:17) Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.
 
Allah menjangkau dari tempat tinggi, mengambil Yusuf, menarik Yusuf dari kemunafikan isteri Potifar.
 
Mazmur 18:18
(18:18) Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah dan dari orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku.
 
TUHAN melepaskan Yusuf dari musuh Yusuf yang gagah, dan dari orang-orang yang membenci Yusuf -- itulah saudara-saudara Yusuf --, karena mereka terlalu kuat. Jadi, segala persoalan ia serahkan kepada TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan: Hikmat dibenarkan oleh perbuatan. Memang, saat seseorang memikul salib terlihat seperti bodoh, tetapi ingat hikmat (salib) dibenarkan oleh perbuatan.
 
Yusuf dilepaskan dari musuh yang gagah, yaitu orang-orang yang membenci dia, karena mereka terlalu kuat.
 
Mazmur 18:19
(18:19) Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN menjadi sandaran bagiku;
 
Mereka menghadang Yusuf pada hari sial Yusuf, tetapi TUHAN menjadi sandaran bagi Yusuf.
 
Pengalaman Yusuf luar biasa; hanya karena jubah yang maha indah yang diberikan oleh Yakub, saudara-saudara Yusuf sangat benci, ditambah lagi dengan kedua mimpinya, dia semakin dibenci, itulah hari sial.
Ketika kita benar, namun dibenci, bukankah itu hari sial menurut dunia? Tetapi lihatlah; TUHAN tetap menjadi sandaran bagi Yusuf. Bersandarlah kepada Tuhan.
 
Demikian juga, Yohanes bersandar di dada Yesus; setiap denyut jantung Yesus dia rasakan, sejauh mana kedalaman cinta kasih Yesus, dia rasakan. Mari kita bersandar kepada TUHAN saja; jangan bersandar kepada pengertian masing-masing. Jangan merasa bijaksana, jangan merasa diri bisa. Kalau dahulu engkau merasa diri bisa, jangan lagi. Bersandarlah di dada Yesus, maka engkau akan merasakan sejauh mana kedalaman cintanya TUHAN, detak jantung Yesus.
 
Mazmur 18:20
(18:20) Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.
 
TUHAN membawa Yusuf ke luar ke tempat lapang, berarti dilepaskan dari kesekakan.
TUHAN menyelamatkan Yusuf, karena memang TUHAN amatlah berkenan kepada Yusuf. Kalau tidak berkenan, maka tidak mungkin Yusuf dipakai oleh TUHAN dan Yusuf berada dalam rencana TUHAN untuk menyelamatkan seantero dunia ini.
Kiranya kita semua berkenan, berarti; kita semua ada di dalam rencananya TUHAN.
 
TUHAN sudah beri kereta, itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel ke seantero dunia ini, karena kita berkenan.
 
Mazmur 18:21
(18:21) TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
 
Selanjutnya, TUHAN memperlakukan Yusuf sesuai dengan kebenaran yang tinggal di dalam diri Yusuf.
TUHAN membalas kepada Yusuf sesuai dengan kesucian tangannya, kesucian perbuatannya.
Kalau kita memahami ayat ini, maka kita tidak akan marah-marah, tidak akan bersungut-sungut manakala doa kita tidak didengar TUHAN. Tetapi kalau kita tidak paham ayat ini, disitulah banyak orang muda marah-marah, bersungut-sungut, jengkel kepada TUHAN; salahkan ini, salahkan itu, salahkan keadaan.
 
Mazmur 18:22
(18:22) sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
 
Yusuf tetap mengikuti jalan TUHAN, sekalipun banyak yang menghadang, sekalipun ada sandungan, sekalipun banyak yang menghalangi bagaikan Amalek, namun ia tetap tidak berlaku fasik terhadap Allahnya; dia tetap ingat TUHAN, dia tidak sombong, dia tidak mengandalkan kekuatannya.
 
Mazmur 18:23
(18:23) Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
 
Alasan Yusuf bertindak pada ayat 21 dan ayat 22, antara lain;
1.      Sebab segala hukum TUHAN, Firman TUHAN diperhatikan oleh Yusuf.
2.      Dan ketetapan Firman TUHAN tidak dijauhkan, dia tidak menjauh dari Firman TUHAN.
 
Mazmur 18:24
(18:24) aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.
 
Ia tetap menjaga diri supaya jangan berlaku salah. Jangan nekat dengan kesalahan.
 
Saya ulangi: TUHAN memperlakukan Yusuf sesuai kebenaran yang dimiliki oleh Yusuf. Kemudian, TUHAN membalas kepada Yusuf sesuai dengan perbuatan hidupnya, itulah kesucian tangan.
Mengapa TUHAN memperlakukan Yusuf demikian? Alasannya ada 2 (dua):
-          Yang pertama: Pada ayat 22, sebab Yusuf tetap mengikuti jalan TUHAN, ia tidak berlaku fasik terhadap Allahnya. Dia tidak lupa TUHAN, tidak sombong, tidak angkuh.
-          Yang kedua: Pada ayat 23, sebab hukum-hukum TUHAN sangatlah diperhatikan oleh Yusuf, dan ia tidak jauh dari pada Firman TUHAN, sehingga ia pun tidak bercela di hadapan Allah, dan ia menjaga diri terhadap kesalahan, tidak nekat terhadap kesalahan, tidak nekat untuk berbuat salah. Jangan menjadi orang yang nekat untuk berbuat salah.
 
Mazmur 18:25-27
(18:25) Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. (18:26) Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, (18:27) terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.
 
Oleh sebab itulah TUHAN membalas Yusuf sesuai dengan perbuatan suci Yusuf di hadapan TUHAN.
Perlu untuk kita ketahui:
-          Terhadap orang yang setia, TUHAN berlaku setia.
-          Terhadap orang yang tidak bercela, TUHAN berlaku tidak bercela.
-          Terhadap orang yang suci, TUHAN berlaku suci.
Jadi, TUHAN memperlakukan kita sesuai sikap, solah tingkah dan tindak-tanduk kita.
Kalau kita paham tentang hal ini maka kita tidak akan marah manakala doa kita tidak didengarkan oleh TUHAN.
 
Sebaliknya, terhadap orang yang bengkok, TUHAN berlaku belat-belit.
Hati-hati, jangan sampai hati kita bengkok, tidak lurus di hadapan TUHAN, karena kalau hati kita tidak lurus, maka TUHAN memperlakukan kita dengan belat-belit.
Ibarat seseorang mengerjakan urusannya ke sebuah kantor atau instansi dengan birokrasi yang berliku-liku, tiada ujung pangkalnya; seperti bola ping-pong lempar sana lempar sini. Akhirnya susah kita, sampai tua capek.
 
Jangan kita dijadikan bola ping-pong karena kebodohan ulah sendiri, bukan karena TUHAN yang mau. Ibarat lamar pekerjaan di sana susah, lamar pekerjaan di sini susah, dilempar sana dilempar sini. Ingat; TUHAN memperlakukan kita sesuai dengan solah tingkah, tindak-tanduk, perbuatan kita.
Inilah pesan moral yang harus kita perhatikan dari peristiwa Yusuf tadi.
 
Mazmur 18:28-30
(18:28) Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas, tetapi orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan. (18:29) Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; TUHAN, Allahku, menyinari kegelapanku.
 
Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas. Kita harus mengakui dengan jujur hanya TUHANlah yang membebaskan kita dari penindasan dunia ini.
 
Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahayaHanya TUHANlah yang membuat kita bercahaya di atas muka bumi ini sampai menyinari segala kegelapan.
Kita tidak mungkin bersinar di bumi ini, kalau TUHAN tidak terlibat dalam kehidupan kita masing-masing. Tidak mungkin kita bersinar gemilang cemerlang. TUHAN yang membuat kita bersinar, menjadi gemilang di atas muka bumi ini. Akui itu, supaya kita mulai dari sekarang tidak lagi sibuk mengandalkan kekuatan, tidak sibuk mengandalkan kemampuan, tidak sibuk lagi mengandalkan pikiran ini, tidak sibuk lagi mengandalkan manusia, tidak sibuk lagi mengandalkan ijazah. TUHAN yang membuat kita bersinar, TUHAN yang membuat pelayanan ini bersinar, TUHAN yang membuat seseorang bersinar di tengah ibadah dan pelayanannya. Kalau seseorang sudah bersinar di tengah ibadah dan pelayanannya, pasti dalam hal yang jasmani termasuk pekerjaannya juga ia bersinar.
 
Sedikit saya bersaksi, ada seorang pemuda di Jakarta, dia beribadah di organisasi gereja yang sama, yang tidak mempunyai ijazah tinggi, lalu masuk dalam suatu perusahaan sebagai seorang office boy (OB) tetapi dia berpegang kepada firman. Persis seperti Yusuf; dari tanah orang Ibrani dia dijual sebagai budak di Mesir, tetapi dia tetap berpegang kepada Firman, maka janji TUHAN pasti tergenapi. Tidak ada sangkut pautnya jerami dengan gandum. Gandum tetap gandum.  Gandum is gandum, jerami is jerami.
Di mana pun emas dilempar, di lumpur sekalipun, emas tetaplah emas, tidak akan pernah berubah menjadi lumpur, seperti itulah Yusuf, sampai akhirnya pemuda ini dari seorang office boy (OB) keadaannya dibalikkan oleh TUHAN menjadi manajer di perusahaan itu; menjadi kepercayaan di perusahaan itu sampai sekarang.
 
TUHAN memperlakukan kita sesuai dengan perbuatan kita, sesuai dengan kesucian tangan kita.  Inilah pesan moral.
 
Jadi, TUHAN yang membuat kita bersinar di bumi ini. Kalau kita bersinar di tengah ibadah dan pelayanan, maka otomatis dalam pekerjaan juga bersinar.
 
Mazmur 18:30
(18:30) Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok.
 
Karena TUHAN, kita berani menghadapi gerombolan, sesuatu ketidak-beresan, dan karena TUHAN, kita berani melompati tembok. Tembok ini terkadang selalu menyekat perjalanan kita, namun seperti apapun tembok bisa kita lompati karena TUHAN.
 
Mungkin di tempat bekerja, engkau seperti dibuat tembok, tetapi bersama dengan TUHAN engkau bisa lompati tembok itu asalkan sungguh-sungguh.
Kalau diberikan pertanyaan “Kenapa engkau tidak tekun 3 (tiga) macam ibadah pokok?” Lalu engkau menjawab dengan berkata “ada tembok”, kemudian tahun depan diberikan pertanyaan yang sama lalu engkau menjawab dengan jawaban yang sama “ada tembok”, sampai sepuluh tahun kemudian tetap berkata “ada tembok.” Bagi saya ini sudah menjadi pertanyaan.
Saya berharap, engkau harus mengerti rencana TUHAN.
 
Mazmur 24:1-2
(24:1) Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (24:2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
 
Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Kita harus mengetahui: TUHANlah yang mempunyai langit bumi dan segala isinya, sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai, karena TUHANlah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.
 
TUHAN yang mendasarkan bumi di atas lautan. Lautan itu adalah titik terendah, titik nol, itu adalah dasar kita untuk datang melayani TUHAN; titik nol, rendah hati.
 
Dan yang menegakkan bumi di atas sungai-sungai. Semua sungai datangnya dari hulu, datangnya dari gunung, tetapi semua sungai akan mengalir ke lautan.
 
Mazmur 24:3-4
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
 
Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang dijadikan sebagai gunung Sion? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus, melayani TUHAN di tempat yang kudus? Yaitu …
1.      Orang yang bersih tangannya.
2.      Orang yang murni hatinya.
3.      Orang yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
4.      Orang yang tidak bersumpah palsu; tidak menjadi pendusta, tidak penipu, tidak menjadi orang dengan akal-akalan.
Itulah yang layak untuk berada di tempat suci, tempat kudus, itulah gunung Sion.
 
Mazmur 24:5-6
(24:5) Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. (24:6) Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub." S e l a
 
Dialah yang akan menerima berkat dari TUHANDialah satu paket dengan berkat yang akan diterima dari TUHAN, termasuk keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia, keadilan yang menyelamatkan.
 
Kalau kita bisa menanyakan informasi tentang pekerjaan atau lamaran kerja, harusnya menanyakan TUHAN lebih dari itu. Kemudian, mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub. Carilah dia selagi Ia dapat ditemukan. Jangan cari Dia kalau Ia tidak dapat lagi ditemukan.
 
Mazmur 24:3
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
 
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" Itulah gunung Sion.
1.      Orang yang bersih tangannya.
2.      Orang yang murni hatinya.
3.      Orang yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
4.      Orang yang tidak bersumpah palsu.
Itulah gambaran raja-raja, imamat Rajani.
 
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
 
TUHANlah yang melantik raja-Nya di gunung Sion, di gunung Allah yang kudus, tidak ada yang lain.
 
Mazmur 2:7-8
(2:7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
 
Biarlah kiranya kita semua menjadi milik kepunyaan TUHAN, itulah pribadi Yusuf. Haleluya.. Amin..
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang