KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 31, 2013

IBADAH JUMAT AGUNG, 29 MARET 2013


IBADAH JUMAT AGUNG, 29 MARET 2013

Tema   : LIHATLAH AKU MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU

Subtema: DARAH PENGORBANAN ADALAH METERAI DARI KEBENARAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur, oleh karena kemurahan Tuhan, kita berada di dalam rumah Tuhan beribadah melayani Tuhan, itu semua bukan karena gagah hebat kita, bukan karena keperkasaan, namun oleh karena kemurahan Tuhan.
Tahun ini kita mendapat kesempatan untuk merayakan Paskah, dan temanya kita ambil dari Wahyu 21: 5.

Wahyu 21: 5
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Kita akan bertitik tolak dari ayat ini, secara khusus: “LIHATLAH AKU MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU.”

Mari kita lihat apa yang dimaksud, bahwa; TUHAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU.
Wahyu 21: 1
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Tuhan menjadikan segala sesuatu baru, bagaikan langit yang baru dan bumi yang baru, berarti; langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu.
Jadi kesimpulannya; jikalau Tuhan menjadikan segala sesuatu baru, yang lama pasti berlalu.

Yesaya 65: 17
(65:17) "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.

Kalau segala sesuatu baru, maka;
-      Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi / tidak terpikirkan lagi = yang lama tidak ada dalam pemikiran lagi.
-      Segala sesuatu yang lama tidak akan timbul lagi dalam hati.
Jikalau kedua hal tersebut tidak menguasai gereja Tuhan, maka segala sesuatunya akan terasa indah dan dapat merasakan manisnya hidup di dalam Tuhan.

Lebih jauh kita perhatikan ...
Yesaya 66: 22
(66:22) Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.

Manusia baru TETAP TINGGAL DI HADAPAN TUHAN, bagaikan langit yang baru dan bumi yang baru = hidup kekal.

Yesaya 66: 21
(66:21) Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN.

Dan manusia baru DIJADIKAN IMAM-IMAM DI HADAPAN TUHAN.
Imam-imam, berarti; diberi kesempatan untuk melayani Tuhan.
Karena kita adalah manusia baru, maka Tuhan mengambil kita sebagai imam-imam, menjadi pelayan-pelayan di hadapan Tuhan.

2 Petrus 3: 13
(3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Di dalam langit yang baru dan bumi yang baru terdapat KEBENARAN.

Supaya ini terwujud dalam kehidupan kita, maka mulai malam ini, kita harus mengambil suatu TINDAKAN YANG POSITIF DI HADAPAN TUHAN.
1 Korintus 11: 25
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Cawan sebagai penderitaan Yesus Kristus adalah perjanjian baru, yang menjadi meterainya adalah darah Yesus Kristus.
Tuhan menjadikan segala sesuatu baru, Tuhan membuat suatu perjanjian yang baru, supaya kita menjadi imam-imam, dan kebenaran itu permanen dalam kehidupan kita, dan yang menjadi meterainya adalah darah Yesus Kristus (korban Kristus), bukan dari kebenaran diri sendiri / manusia.

Keluaran 24: 6-8
(24:6) Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
(24:7) Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
(24:8) Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."

Setelah Musa membacakan firman Tuhan, bangsa Israel berkata: “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan”. Setelah berkata demikian, selanjutnya Musa mengambil darah dan menyiramkan darah itu, sebagai meterai dari perjanjian baru.
Jelas sekali, bahwa; KEBENARAN itu METERAINYA adalah DARAH YESUS, bukan dari yang lain-lain.

Kembali kita memperhatikan ...
Matius 26: 27-28
(26:27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
(26:28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Darah perjanjian berkuasa untuk mengampuni dosa.
Diampuni = dibebaskan (dilepaskan) dari hutang dosa.

Keluaran 12: 43, 51
(12:43) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: "Inilah ketetapan mengenai Paskah: Tidak seorang pun dari bangsa asing boleh memakannya.
(12:51) Dan tepat pada hari itu juga TUHAN membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir, menurut pasukan mereka.

Oleh karena Anak Domba Paskah yang tersembelih, bangsa Israel dibawa keluar dari tanah Mesir (rumah perbudakan / perhambaan dosa) = dibebaskan.
Berarti, PASKAH = kelepasan = kebebasan dari dosa.

SEBAGAI PERWUJUDANNYA, mari kita perhatikan; KETIKA BANGSA ISRAEL MERAYAKAN PASKAH.
Keluaran 12: 1-2
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
(12:2) "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.

Bulan pertama = tahun yang baru, berbicara tentang; manusia baru / suatu kehidupan yang baru.

Di sini kita melihat, bahwa; Tuhan akan menjadikan segala sesuatu baru, mengadakan perjanjian baru bagi kita.
UNTUK MEMULAI BABAK BARU, mari kita melihat ayat 3 ...
Keluaran 12: 3
(12:3) Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.

PERTAMA-TAMA; pada tanggal sepuluh, bangsa Israel harus mengambil seekor anak domba yang tidak bercela, untuk selanjutnya disembelih.
TANGGAL SEPULUH -> SEPULUH HUKUM ALLAH, sebagai kebenaran dari Allah untuk menguduskan saya dan saudara.

Namun, kebenaran itu harus teruji di dalam kehidupan pribadi lepas pribadi.
Kebenaran itu tidak boleh datang dari diri sendiri, tidak boleh datang dari mulut manusia itu sendiri.

Keluaran 12: 6
(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.

SELANJUTNYA, anak domba itu dikurung sampai tanggal empat belas (14), berarti empat (4) hari lamanya anak domba itu dikurung, sebagai uji kelayakan.
Jadi, sebelum disembelih, anak domba itu diperiksa terlebih dahulu.

Empat hari, berarti; diperiksa oleh empat golongan;
-      Pribadi Inanias sebagai imam besar,
-      Kayafas sebagai imam besar,
-      Raja Herodes,
-      Pilatus.
Empat orang ini telah memeriksa Yesus, tetapi tidak terdapat dosa, tidak terdapat kekurangan, tidak terdapat kejahatan di dalam pribadi Yesus Kristus.

Demikian juga bahwa kebenaran gereja Tuhan harus diuji / diperiksa, oleh;
1.    DIPERIKSA OLEH DUNIA / SESAMA.
Yang pertama-tama memeriksa adalah dunia ini / orang-orang yang ada di sekitar kita, sekalipun dia menganut kepercayaan yang lain / yang tidak mengenal Yesus.
Dunia ini melihat keberadaan kita, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik.

2.    DIPERIKSA OLEH HATI NURANI.
Kisah Para Rasul 16: 2-3
(16:2) Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
(16:3) dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.

Anak-anak Tuhan juga diperiksa oleh hati nurani, sama seperti Timotius diperiksa / dikenal oleh anak-anak Tuhan di Listra.
Gereja Tuhan (anak-anak Tuhan) bisa juga disebut sebagai hati nurani. Hati nurani memeriksa kebenaran kita, sebagai uji kelayakan.

3.    DIPERIKSA OLEH IBLIS SETAN.
Iblis setan juga memeriksa keberadaan dari anak-anak Tuhan.

Kisah Para Rasul 19: 14-15
(19:14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
(19:15) Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"

Setan tahu kebenaran di dalam diri seseorang, itu sebabnya setan berkata: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?
Mengapa setan berkata seperti itu? karena tidak ada kebenaran di dalam diri ketujuh anak-anak Skewa.

4.    DIPERIKSA OLEH TUHAN.
Tuhan sendiri memeriksa, sebab Tuhan yang menguji batin manusia.

Kisah Para Rasul 15: 8-9
(15:8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
(15:9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

Tuhan mengetahui isi hati manusia, sebab Tuhan yang menguji batin manusia.

Jadi, terlebih dahulu anak domba yang tidak bercacat cela itu dikurung selama empat (4) hari lamanya (dari tanggal sepuluh sampai tanggal empat belas) = terlebih dahulu kebenaran dari anak-anak Tuhan diperiksa oleh dunia, hati nurani, setan, dan Tuhan, untuk uji kelayakan.
Kalau tidak layak, maka tidak akan terwujud penyembelihan domba Paskah (tanpa merayakan Paskah), sebab kebenaran / perjanjian baru yang dibuat oleh Tuhan, meterainya adalah darah Yesus Kristus, bukan cap-cap murahan yang dibuat oleh manusia / meterainya bukan berasal dari kebenaran diri sendiri.

Setelah diperiksa selama empat hari ...
Keluaran 12: 7
(12:7) Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

Setelah diperiksa selama empat (4) hari sebagai uji kelayakan, selanjutnya anak domba Paskah disembelih, sebagian dari darah anak domba Paskah itu dibubuhkan pada KEDUA TIANG PINTU dan AMBANG ATAS PINTU di setiap rumah-rumah yang memakan daging anak domba Paskah.
Darah dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu, artinya; ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh, sebagai meterai, di mana Tuhan sudah mengadakan perjanjian baru kepada anak-anak Tuhan, supaya kebenaran itu permanen dan selanjutnya akan diangkat menjadi imam-imam oleh Tuhan selama-lamanya.
-      Tubuh = ambang atas.
-      Jiwa dan roh = kedua tiang pintu.

Pendeknya; bangsa Israel telah mengadakan perjanjian baru, baik tubuh, jiwa dan roh telah disucikan oleh darah Yesus Kristus = terjadi kelepasan / kebebasan dari dosa.

Kuasa bila ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh.
Keluaran 12: 12-13
(12:12) Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.
(12:13) Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.

Kuasanya; tidak ada tulah pemusnah, terbebas dari hukuman, terbebas dari kematian oleh karena adanya tanda darah, namun sebaliknya, kematian anak-anak sulung terjadi atas Mesir, termasuk seluruh ternak dari orang-orang Mesir.

Pencuri datang hanya untuk mencuri membunuh dan membinasakan, tetapi kalau ada tanda darah;
-      terbebas dari tulah penusnah,
-      terbebas dari hukuman,
-      dan terbebas dari kematian (baik kematian rohani maupun kematian yang kekal).

Saya merindu, biarlah kiranya ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh kita;
-      tubuh kita disucikan oleh darah Yesus,
-      jiwa kita disucikan oleh darah Yesus Kristus,
-      juga roh kita disucikan oleh darah Yesus Kristus, sehingga kita satu dengan Roh Allah, tidak satu dengan roh-roh yang lain.

Contoh; kalau roh belum disucikan oleh darah Yesus, maka roh yang lain menunggangi. Kalau roh yang lain menunggangi, maka rusaklah tatanan Kerajaan Sorga, rusaklah tatanan yang sudah Tuhan tentukan.
Bukankah gereja Tuhan yang adalah tubuh Kristus, harus tunduk kepada Kristus sebagai kepala dari tiap-tiap gereja?
Tetapi jika roh seseorang belum disucikan dari roh-roh lain, maka daging bersuara, persis seperti Wahyu 17; yang menunggangi seekor binatang adalah perempuan babel. Seharusnya yang menunggangi tubuh adalah kepala, berarti rusaklah tatanan yang sudah Tuhan tentukan, sehingga hubungan yang intim antara tubuh dan kepala tidak berlangsung.
Jadi, jangan suka persalahkan Tuhan dan keadaan.

Barangsiapa melayani dengan sistem yang Tuhan tentukan (sistem tatanan Kerajaan Sorga); dihormati oleh manusia dan dikenan oleh Tuhan (Roma 14: 18).
Bagaimana dengan kita, sudahkah tanda darah itu ada pada tubuh, jiwa dan roh kita?
Oleh sebab itu, supaya terwujudnya tanda darah sebagai meterai, maka kebenaran itu harus terlebih dahulu diperiksa.

Kalau tidak ada tanda darah, seringkali kita mengingkari hati nurani; mulut dan hati nurani tidak sama.
Tetapi tadi kita sudah melihat; bangsa Israel telah merayakan Paskah, mereka mengambil anak domba yang tidak bercela, yang berumur satu tahun, pada tanggal sepuluh, kemudian dikurung sampai tanggal empat belas, berarti terlebih dahulu diperiksa sebagai uji kelayakan.
Selanjutnya pada tanggal empat belas anak domba disembelih, sebagian darahnya diambil dan disapukan pada ambang atas dan kedua tiang pintu, artinya ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh / disucikan oleh darah Yesus, sebagai meterai dari kebenaran Allah.

Keluaran 12: 14
(12:14) Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.

Oleh sebab itu, kita harus tetap merayakan Paskah untuk selama-lamanya.
Tuhan telah membuat perjanjian baru, dan darah-Nya sebagai meterai bagi kita sekalian.

Hasilnya.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Kalau yang lama sudah berlalu, terlihatlah KOTA YANG KUDUS, Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Kota kudus, berarti; hidup kudus / hidup suci, gambaran dari Yerusalem baru, kehidupan yang sudah dibaharui = merdeka dari dosa / terjadi kelepasan.

Galatia 4: 25-26
(4:25) Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.
(4:26) Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.

Manusia baru itu seperti Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, yang digambarkan seperti Sara, yang adalah perempuan yang merdeka.
Merdeka, berarti; terjadi kelepasan / bebas dari perhambaan dosa.

Mari kita lihat; PRIBADI SARA.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Yerusalem baru, yang turun dari sorga, berhias bagaikan pengantin perempuan, berdandan hanya untuk suaminya, bukan dengan perhiasan secara lahiriah (mengepang-ngepang rambut atau pakaian yang mahal), tetapi perhiasannya adalah manusia batiniah yang tersembunyi, yang berasal dari roh yang lemah lembut.
Oleh sebab itu, ada baiknya mempelai perempuan / gereja Tuhan memiliki roh yang lemah lembut, itu adalah asal dari perhiasan.

1 Petrus 3: 5
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

Demikianlah sesungguhnya kehidupan mempelai perempuan Tuhan, sebab mereka betul-betul menaruh pengharapannya kepada Allah, bukan kepada yang lain, sehingga dengan demikian mereka tunduk kepada suaminya.
Biarlah ketundukan gereja Tuhan nyata di hadapan Tuhan, sebab oleh karena ketundukan, seseorang akan berserah kepada Tuhan.

1 Petrus 3: 6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Sara taat kepada suaminya (Abraham), bahkan oleh karena ketaatan / ketundukannya, dia menyebut suaminya itu tuan. Itulah kota yang kudus, Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan, yang berdandan untuk suaminya.

Hal ini harus kita renungkan; biarlah terjadi perjanjian baru, menjadi manusia baru supaya kebenaran itu tetap, kemudian Tuhan menjadikan kita imam-imam.
Beri diri diperiksa, jangan lawan hati nurani; akui kalau benar dan akui kalau salah, tidak perlu malu, supaya meterai (darah Yesus Kristus) itu nyata, sama seperti 144000 orang berdiri di bukit Sion bersama Anak Domba Allah, yang memiliki meterai (tanda darah).

Keadaan dari mempelai perempuan.
Wahyu 21: 5, 4
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Wahyu 22: 3, 5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Ada tujuh hal yang akan terjadi atas mempelai perempuan Tuhan;
1.    MENGHAPUS SEGALA AIR MATA DARI MATA MEREKA.
Air mata dihapuskan / diganti dengan sukacita sorgawi.
2.    MAUT TIDAK AKAN ADA LAGI.
Inilah keadaan dari mempelai perempuan Tuhan; tidak akan mengalami kematian lagi, sebab meterainya adalah darah Yesus.
Percuma saja kita beribadah setiap hari, kalau ibadahnya lahiriah dan tanpa dimeteraikan oleh darah .
3.    TIDAK AKAN ADA LAGI PERKABUNGAN.
4.    TIDAK ADA LAGI RATAP TANGIS.
Sebab Tuhan menghapus segala air mata.
5.    TIDAK ADA LAGI DUKACITA.
Selama kita tinggal di kemah yang kita diami ini, kita akan banyak mengalami penderitaan sampai kita berduka, tetapi kalau kita tinggal di Yerusalem yang baru, maka tidak akan ada dukacita dan perkabungan.
6.    TIDAK ADA LAGI LAKNAT.
Karena takhta Allah dan takhta Anak Domba ada di dalamnya, sehingga tidak ada lagi laknat (Wahyu 22: 3).
-      Takhta = hadirat Tuhan = kuasa Tuhan.
-      Laknat = kutuk.
7.    MALAM TIDAK ADA LAGI.
= tidak ada lagi kegelapan, berarti; tidak ada lagi tempat untuk menyembunyikan segala perbuatan-perbuatan dosa, karena Tuhan menerangi hati mereka (Wahyu 22: 5).

Tujuh hal di atas akan dialami oleh gereja Tuhan, sebagai mempelai perempuan, karena SEGALA SESUATU YANG LAMA ITU TELAH BERLALU (Wahyu 21: 4). Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Wednesday, March 27, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 MARET 2013


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 MARET 2013

Tema:  HAL BERDOA
            (Seri 37)

Subtema: MENGGUNAKAN UKURAN KASIH KARUNIA DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Salah satu pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan, adalah: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
Artinya; mengampuni sesama (orang lain) karena terlebih dahulu diampuni oleh Tuhan = mengampuni karena diampuni.
Berarti, pengampunan itu tidak boleh karena terpaksa, tidak boleh karena kepentingan-kepentingan, tidak boleh karena ada unsur-unsur yang lain.

Mari kita lihat tentang; PENGAMPUNAN.
Matius 18: 21
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Menurut Simon Petrus, pengampunan itu hanya sampai tujuh kali, artinya; pengampunan yang terbatas.
Sebab;
-      Tujuh kali -> tujuh masa = tujuh tahun.
Kalau seseorang hanya mengampuni selama tujuh tahun = pengampunan yang terbatas.
-      Tujuh kali -> tujuh hari = satu minggu.
Demikian juga, kalau mengampuni sesama hanya sebatas satu minggu = pengampunan yang terbatas.

Pengampunan yang terbatas, misalnya;
-      Mengampuni kalau ada maunya.
-      Mengampuni karena memandang muka.
-      Mengampuni karena ada kepentingan-kepentingan di dalamnya.

Sekarang, mari kita lihat; PENGAMPUNAN YANG SESUNGGUHNYA.
Matius 18: 22
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Pengampunan yang sesungguhnya adalah TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, artinya; pengampunan tanpa batas / pengampunan yang tidak berkesudahan.

Contoh pengampunan.
YANG PERTAMA.
Matius 18: 24-27
(18:24) Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
(18:25) Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
(18:26) Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
(18:27) Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Raja itu menghapuskan / membebaskan hutang dari salah seorang hambanya. Adapun hutang hambanya itu sebesar 10000 talenta.
10000 talenta -> hutang yang sangat besar sekali.
Tetapi karena hambanya itu tidak dapat melunaskan hutangnya, maka raja itu pun membebaskan hutang hambanya yang besar itu, oleh karena belas kasih.
Sesungguhnya, hutang hambanya yang besar itu dapat dilunaskan, bila ia menjual dirinya, serta isterinya, anaknya dan segala sesuatu yang dia miliki, tetapi kita perhatikan di sini, hutang yang besar itu dilunaskan sang raja, oleh karena belas kasih.

Contoh pengampunan.
YANG KEDUA.
Lukas 7: 37, 48
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
(7:48) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."

Yesus mengampuni seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Banyak orang yang berdosa, tetapi belum tentu ia terkenal, tetapi perempuan ini terkenal karena dosanya, berarti betapa besarnya dosa dari perempuan itu.
Namun oleh karena belas kasih, Yesus mengampuni dosa yang besar itu.

DI SISI LAIN, SIMON SI KUSTA KEBERATAN KETIKA YESUS MENGAMPUNI PEREMPUAN YANG BERDOSA TERSEBUT.
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Simon si kusta berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini”, ini menunjukkan bahwa Simon orang Farisi merasa lebih benar, lebih suci dari perempuan tersebut.
Itu sebabnya, dengan berat sekali ia memberi pengampunan kepada orang yang berdosa.

Ketika Simon merasa lebih benar, lebih suci dari perempuan tersebut; SIMON MENGGUNAKAN UKURAN MANUSIA.
Seperti yang sudah saya sampaikan pada minggu yang lalu; hati-hati dengan hati, pikiran dan perasaan.
Kalau kita menggunakan hati, pikiran dan perasaan sebagai ukuran, maka kita akan berada di sisi Simon orang Farisi.

Bandingkan dengan; UKURAN BELAS KASIH / KASIH KARUNIA.
Lukas 7: 41-43
(7:41) "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
(7:42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Kalau menggunakan ukuran belas kasih / kasih karunia, maka perempuan tersebut penuh dengan belas kasih atau limpah karena kasih karunia, karena dosanya yang besar itu telah diampuni.

Buktinya: perempuan tersebut lebih mengasihi Tuhan, dari pada Simon orang Farisi (Lukas 7: 42-43).

Sekarang kita memperhatikan ...
BUKTI PEREMPUAN TERSEBUT LEBIH MENGASIHI YESUS KRISTUS.
1.    Lukas 7: 44
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

Terlebih dahulu kita melihat dari SISI SIMON ORANG FARISI;
Yesus masuk ke rumah Simon orang Farisi tersebut, namun TIDAK MEMBERIKAN AIR UNTUK MEMBASUH TANGAN DAN KAKI YESUS (menurut adat istiadat orang Yahudi).
Bukankah Yesus diundang oleh Simon orang Farisi untuk makan di rumahnya? Sesunguhnya, ketika Yesus diundang untuk makan di rumah orang Farisi, wajar saja tuan rumah memberikan air untuk membasuh tangan dan kaki, tetapi itu pun tidak dilakukan oleh Simon orang Farisi (Simon orang Farisi tidak memberikan air untuk membasuh tangan dan kaki Yesus).

Bandingkan dengan PEREMPUAN YANG BERDOSA;
Perempuan tersebut MEMBASAHI KAKI YESUS DENGAN AIR MATANYA dan MENYEKANYA DENGAN RAMBUTNYA.
Menyeka, berarti; menghapus supaya tidak ada kotoran.

BUKTI PEREMPUAN TERSEBUT LEBIH MENGASIHI YESUS KRISTUS.
2.    Lukas 7: 45
(7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.

Terlebih dahulu kita melihat dari SISI SIMON ORANG FARISI;
SIMON TIDAK MENCIUM YESUS.
Sesungguhnya saudaraku, mencium pipi kanan dan pipi kiri adalah hal yang wajar dilakukan oleh tuan rumah kepada tamunya, apalagi Yesus-lah yang diundang oleh Simon orang Farisi, namun itu pun tidak dilakukan olehnya (tidak mencium Yesus).

Bandingkan dengan PEREMPUAN YANG BERDOSA;
TIDAK HENTI-HENTINYA PEREMPUAN TERSEBUT MENCIUM KAKI YESUS.
Perempuan tersebut melakukan lebih dari apa yang wajar.

BUKTI PEREMPUAN TERSEBUT LEBIH MENGASIHI YESUS KRISTUS.
3.    Lukas 7: 46
(7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.

Terlebih dahulu kita melihat dari SISI SIMON ORANG FARISI;
SIMON TIDAK MEMINYAKI KEPALA (RAMBUT) YESUS.

Bandingkan dengan PEREMPUAN YANG BERDOSA;
PEREMPUAN TERSEBUT MEMINYAKI KAKI YESUS DENGAN MINYAK WANGI.
Kemudian, kalau kita melihat dalam Lukas 7: 37; Ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Semakin minyak itu wangi, semakin berharga / bernilai, itulah yang dipersembahkan perempuan tersebut kepada Yesus Kristus.

Saudaraku, kalau kita perhatikan di sini, perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa melakukan segala sesuatunya mengarah kepada kaki Yesus, antara lain;
-      Membasahi kaki Yesus dengan air matanya.
-      Mencium kaki Yesus dengan tidak henti-hentinya.
-      Meminyaki kaki Yesus (yang sewajarnya adalah meminyaki rambut).
Perbuatan perempuan yang berdosa ini menunjukkan sikap yang rendah hati dan luar biasa, sebab Simon (orang Farisi) sendiri tidak melakukan yang sewajarnya kepada Tuhan, yaitu;
-      Tidak memberi air untuk membasuh kaki dan tangan Yesus, sesuai dengan adat istiadat orang Yahudi, membasuh tangan sebelum makan.
-      Kemudian, sebagai seorang tuan rumah, ia tidak mencium pipi kanan kiri Yesus.
-      Serta tidak meminyaki kepala (rambut) Yesus.
Sesungguhnya, semua itu adalah hal yang wajar, kalau Simon melakukannya, tetapi Simon sendiri tidak melakukannya = sedikit berbuat kasih.

Suatu kesempatan yang baik untuk melakukan yang terbaik, ketika Simon orang Farisi mengundang Yesus untuk makan di rumahnya, namun kesempatan itu tidak dipergunakan dengan baik.
Bagaimana dengan kita, apakah segala sesuatu yang kita perbuat itu mengarah kepada tempat yang terendah, atau selalu mencoba-coba meninggikan diri? Mata manusia mungkin tidak melihat apa yang saya dan saudara perbuat, tetapi mata Tuhan melihat.
Kalau seperti Simon orang Farisi, berarti dia hanya takut kepada manusia, tidak takut kepada Tuhan, oleh sebab itu, dia tidak menghargai seorang nabi. Kalau seseorang menghargai seorang nabi, pasti dia selalu mengambil posisi yang baik, yaitu merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, ketika mendengarkan firman.

Lukas 7: 47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."

Perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa itu banyak berbuat kasih, karena dosanya yang banyak itu telah diampuni.
Perempuan berdosa itu lebih banyak berbuat kasih, dari pada Simon orang Farisi = perempuan tersebut lebih mengasihi Tuhan dari pada Simon orang Farisi.
Kemudian, orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih, seperti Simon orang Farisi, oleh sebab itu, kalau kita merasa orang yang paling berdosa dari pada orang lain, maka kita pasti lebih mengasihi Tuhan (lebih banyak berbuat kasih) dari pada orang lain, karena dosa kita yang paling besar itu telah diampuni oleh Tuhan.

Sama seperti apa yang ditanyakan oleh Yesus kepada Simon orang Farisi; “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?
Simon orang Farisi mengetahui jawabannya dan berkata: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya” (Lukas 7: 41-43).
Demikian halnya dengan perempuan tersebut, dia lebih mengasihi Tuhan dari pada Simon orang Farisi.

SEDIKIT KESAKSIAN.
-      Suatu kali saya diundang melayani oleh seorang gembala sidang (di Semarang) yang memiliki dua gereja, di salah satu gereja itu adalah seorang yang dituakan, tetapi sepanjang saya menyampaikan firman Tuhan, tidak sedikit pun ia meresponi apa yang saya sampaikan, ia tidak menghargai firman nubuatan, maka otomatis ia tidak menghargai yang menyampaikan firman (tidak menghargai nabi).
Setelah saya telusuri, ternyata; dahulu dia berlaku sombong terhadap seorang hamba Tuhan yang memulai pelayanan di rumahnya, dan sampai sekarang orang tersebut masih sombong.
-      Ada seorang hamba Tuhan yang bercerita, bahwa dia membuka suatu pelayanan (di Sulawesi), di rumah salam satu anak Tuhan. Mereka beribadah di rumah orang tersebut, tetapi orang tersebut tidak sedikit pun memberi penghormatan kepada hamba Tuhan tersebut, bahkan ia menganggap diri lebih dewasa rohani, lebih mengerti firman, dan lebih bisa berkotbah, sampai pada akhirnya, di belakang hamba Tuhan tersebut, ia menghasut sidang jemaat. Dan masih banyak lagi kesaksian.

Itulah pribadi dari Simon orang Farisi; tidak menggunakan kesempatan yang sebesar-besarnya dengan baik, karena dia menggunakan ukuran manusia, sehingga tidak memperoleh kasih karunia.
Berbeda dengan perempuan yang berdosa tersebut, akhirnya dia hidup oleh karena kasih karunia, sehingga ia limpah kasih karunia / penuh dengan belas kasih.

Perlu diketahui; kalau seseorang sombong / tidak mampu merendahkan diri, tidak bisa mengampuni, maka Tuhan tidak mengampuni. Kalau Tuhan tidak mengampuni, maka seseorang tetap dalam dosanya, dan kalau seseorang tetap dalam dosanya, maka ia tidak dapat mewarisi kerajaan sorga, bersama dengan anak janji.

Sekarang pertanyaannya; MENGAPA PEREMPUAN YANG BERDOSA TERSEBUT MELAKUKAN SEGALA SESUATUNYA MENGARAH KEPADA KAKI YESUS?
1 Korintus 15: 25
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Allah telah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki Yesus, sedangkan musuh yang terakhir adalah maut.
Dalam suratan Roma, dikatakan; upah dosa adalah maut.
Tindakan dari perempuan tersebut begitu luar biasanya, ia menuntaskan segala sesuatunya di bawah kaki Yesus, dia membereskan segala sesuatunya di bawah kaki Yesus, dia menyelesaikan segala sesuatunya di bawah kaki Yesus.

Biarlah kita menyelesaikan segala perkara, sampai tuntas, yaitu membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan.
Malam hari ini, kita membawa diri rendah di bawah kaki Yesus, sebab Dialah Raja di atas segala raja, yang memegang pemerintahan, sedangkan kemuliaan seorang raja terletak pada kuasa dan otoritasnya. Biarlah kita gunakan ukuran kasih karunia, jangan menggunakan ukuran manusia (hati, pikiran dan perasaan manusia). Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya, karena kasih-Nya hebat atas kita. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang