KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 30, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 28 JANUARI 2024



IBADAH RAYA MINGGU, 28  JANUARI 2024

KITAB WAHYU PASAL 16

(Seri: 7)

Subtema: HUJAN ES BATU 100 PON MENIMPA MANUSIA


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang sudah memungkinkan kita untuk berada di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN dan juga hamba-hamba TUHAN yang sedang bergabung dengan kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming atau online; Youtube, Facebook, dimanapun berada. 

Selanjutnya kita berdoa, kita mohon dalam doa kepada TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Biarlah damai dan sejahtera, bahagia, di dalam mendengar Sabda Allah,


Secepatnya kita sambut Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh dari KITAB WAHYU.

Wahyu 16:17-21

(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana." (16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu. (16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. (16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.


Wahyu 16:17-21, itu berbicara tentang  CAWAN MURKA ALLAH YANG KETUJUH, disebut juga malapetaka yang ketujuh yang ditumpahkan ke angkasa.

Angkasa adalah lapisan udara yang melingkupi bumi, dengan ketebalan kurang lebih 300 kilometer, belum termasuk lapisan berikutnya itulah lapisan ozon. 


Pada saat cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan, terdengar suara nyaring dari takhta Allah "SUDAH TERLAKSANA."

Maksud dari pernyataan ini: Babel kota besar itu sudah terbelah menjadi 3 (tiga) bagian:

  1. Satu bagian untuk ular (naga)

  2. Satu bagian untuk antikris (binatang yang keluar dari dalam laut).

  3. Satu bagian untuk nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi).

Pendeknya, Babel kota besar adalah kota dari setan tritunggal, yakni; naga, antikris dan nabi-nabi palsu.


Matius 12:25

(12:25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.


Setiap kerajaan, kota, rumah tangga yang terpecah-pecah pasti binasa, dengan lain kata; tidak dapat bertahan. 

Singkat kata, tanpa kesatuan pasti mengalami keruntuhan, yang berujung pada KEBINASAAN, seperti Babel.

Jadi sebaiknya, nikah rumah tangga berada dalam satu rumah; baik dalam menempuh ibadah dan pelayanannya, baik menempuh kerjaannya. Jangan sampai karena pekerjaan, nikah rumah tangga tersebut pisah-pisah, satu di mana, yang satu lagi dimana. Apapun alasannya, pertahankan kesatuan.


Wahyu 16:20-21

(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.


Ketika Babel kota Setan Tritunggal terbelah menjadi 3 (tiga) bagian, pada saat itu juga:

  • Semua pulau / daratan hilang lenyap.

  • Tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

  • Turunlah hujan es batu seberat 100 pon atau 50 kilogram menimpa manusia, yakni orang-orang yang ditentukan untuk binasa.

Apa yang menjadi alasan TUHAN sehingga SEMUA PULAU HILANG LENYAP dan TIDAK DITEMUKAN LAGI GUNUNG-GUNUNG, sudah diterangkan pada minggu yang lalu, sesuai dengan kasih karunia TUHAN.


Bagi sidang jemaat yang tidak bisa hadir pada minggu yang lalu, dapat diperhatikan lewat Youtube dengan judul; Ibadah Raya Minggu 21 Januari 2024 dengan subtema: “Tergeserlah gunung-gunung.”

Upayakan seri pemberitaan Firman Allah untuk Firman penggembalaan Ibadah Raya Minggu jangan terputus, supaya kita dapat melihat apa yang terjadi atas muka bumi ini nanti. 

Saya terlalu yakin bahwa Firman penggembalaan yang kita terima dari TUHAN, sangat relevan dengan apa yang terjadi di hari-hari terakhir ini.


Sekarang kita akan mengikuti tentang, apa yang menjadi alasan TUHAN, sehingga…

TURUNLAH HUJAN ES BATU SEBERAT 100 PON (50 KG), MENIMPA MANUSIA.

Wahyu 16:21

(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.


Hujan es batu seberat 100 pon (50 kg) jatuh dari langit menimpa manusia.


Beberapa waktu lalu terjadi hujan es di Amerika. Hujan es yang terjadi di sana baru sekepal tangan, belum 100 pon (50 kilogram), tetapi itu cukup menakutkan dan mengkuatirkan. Kita harus perhatikan ini sungguh-sungguh; jangan bermain-main lagi di tengah ibadah dan pelayanan ini. Hari ini kita bisa memuaskan hawa nafsu daging, tetapi besok tidak bisa lagi, kalau tidak hati-hati dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah.  

Itu baru hujan es sekepal tangan. Lalu bagaimana kalau hujan es seberat 100 pon (50 kilogram)? Dan itu dalam bentuk hujan, bukan 100 pon (50 kilogram) jatuh di sini, 100 pon (50 kilogram) jatuh di sana, dengan lain kata; di tempat yang terpisah, tidak seperti itu.


Jadi, jangan lari dari salib, justru itu yang menolong kita. Jangan cari ibadah yang memuaskan daging. Hari ini kita bisa memuaskan daging, tetapi nanti, tidak bisa lepas dari hujan es seberat 100 pon (50 kilogram). Cari ibadah dimana di dalamnya ada salib yang menyelamatkan kita. 

Seringkali kita berdoa; sembunyikan aku di balik salibMu, tetapi datang ibadah hanya untuk memuaskan daging. Itu tidak sesuai doa dan permohonan kepada TUHAN.


Hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram) jatuh dari langit menimpa manusia, kita bandingkan dengan Wahyu 6:14.

Wahyu 6:14

(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.


Di sini dikatakan; Tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Gunung besar dapat digeser dari tempatnya, demikian juga pulau-pulau digeser dari tempatnya.

Indonesia ini terdiri dari ribuan pulau, tetapi ada lima pulau terbesar; Sumater, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Itu semua bentuk pulau secara jasmani. Tetapi, pulau dalam bentuk rohani, satu kali juga akan tergeser dari tempatnya.  Kalau gunung-gunung dan pulau-pulau dapat digeser dari tempatnya, bagaimana dengan nasib manusia yang fana ini? Hal ini sudah diterangkan pada minggu yang lalu; kita mengerti dan tau dengan pasti apa yang menjadi alasan TUHAN sehingga bergeserlah pulau-pulau dan gunung-gunung hilang lenyap.


Sebenarnya, hal yang harus kita perhatikan pada ayat 14 adalah: "Menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung." Di atas tadi dikatakan; hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram) dikatakan; jatuh dari langit (sumbernya langit), bukan dari yang lain. 

Kalau dalam Wahyu 16:20; “semua pulau hilang lenyap dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung”, itu juga berasal dari Wahyu 6:14. Demikian juga dengan hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram) turun dari langit, berawal dari Wahyu 6:14.

Ini yang kita pelajari sambil kita berdoa. Sebab itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh; kalau tidak mengerti Firman TUHAN; binasa.


Ibrani 10:4 dengan perikop: "Persembahan yang sempurna"

(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. (10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.


Yesus adalah Allah 100%, tetapi ketika menjadi manusia, Ia juga menjadi manusia sejati (manusia 100%).
Kemudian, ketika menjadi manusia, Ia sangat ikhlas dan tulus sekali, sebab di sini dikatakan; "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.


Ibrani 10:6

(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.


Korban bakaran dan korban penghapus dosa dari daging binatang; tidak berkenan dihadapan TUHAN

Alasannya; sebab tidak mungkin darah lembu jantan dan domba jantan sanggup menghapus dosa manusia, sebagaimana ayat 4.

Intinya; korban dari binatang tidak mungkin membawa kita kembali kepada Allah.


Ibrani 10:7

(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."


Yesus adalah gulungan kitab yang terbuka, sebab Yesus adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih, berarti; Ia telah menanggung penderitaan dan sengsara, bahkan rela mati di atas kayu salib. 

Sehingga, manakala kita mengarahkan pandangan kepada pribadi Yesus yang telah menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib (mengarahkan pandangan kepada korban Kristus), maka pada saat itu; kita dapat melihat apa yang menjadi kehendak Allah. Tetapi, kalau kita layangkan pandangan kepada yang lain-lain termasuk gunung-gunung yang kita rasa tinggi besar; tidak akan menemukan sesuatu di situ, tidak ada jawaban di situ. 


Dalam kehendak Allah kita dapat melihat:

  • Berkat-berkat dan kemurahan TUHAN.

  • Segala maksud dan rencana TUHAN yang indah.

  • Keselamatan yang akan kita terima.

Sebab Yesus adalah gulungan kitab yang terbuka.














Ini adalah gambar gulungan kitab. 

Yesus adalah Firman. Yesus adalah gulungan kitab. Kalau gulungan kitab terbuka, kita bisa melihat segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Di situlah kita bisa melihat;

  • Berkat-berkat dan kemurahan TUHAN.

  • Segala maksud dan rencana TUHAN yang indah.

  • Keselamatan yang akan kita terima.

Kalau Yesus tidak mati di atas kayu salib, tidak ada yang bisa kita lihat. 


Kalau kita melihat isteri, suami dan yang lain, semua penuh kekurangan, tidak ada jaminan. Tetapi Yesus adalah Anak Domba Allah telah disembelih, Yesus adalah gulungan kitab yang terbuka, sebab Yesus adalah Anak Domba Allah yang sembelih, berarti; telah menanggung derita dan sengsara bahkan mati di kayu salib, sehingga, manakala kita mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota di situ kita melihat kehendak Allah.


Wahyu 5:7-9

(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.


Anak Domba menerima gulungan kitab dan Ia telah membuka gulungan kitab, dan ketujuh meterainya, sebab Yesus Anak Domba Allah telah disembelih.

Jadi, pembukaan rahasia Firman, kaitannya dengan korban Kristus. Tanpa korban Kristus = tidak ada pembukaan rahasia Firman, sehingga khotbah itu hanya sekedar pidato, motivasi atau penghibur, seperti hanya pelengkap ibadah saja, seolah-olah pemberitaan Firman bukan inti ibadah.

Sebab itu, banyak ibadah yang keliru, yang ditonjolkan tamborinnya, kegerakan rohani (hal yang lahiriah saja).

Kita butuh pembukaan Firman dalam setiap pertemuan ibadah, supaya kita tau apa yang menjadi kehendak Allah dan rencana TUHAN, apa berkat dan kemurahan serta pertolongan TUHAN. 


Manakala di tengah ibadah ini dihubungkan langsung dengan korban / banyak korban di tengah ibadah, itu sudah bagus. Semakin banyak dihubungkan dengan korban, maka tentu kita semakin berdarah-darah.

Orang yang kecil, papah, hina dina, hanya orang semacam ini mau berdarah-darah, tetapi ingat, kepada dia dinyatakan kemurahan TUHAN, kepada dia semua disingkapkan sebagaimana Matius 11:25.


Wahyu 5:2-5

(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" (5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.


Tidak ada seorangpun yang sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya;

  • Baik yang di Sorga, itulah para malaikat.

Para malaikat tidak sanggup membukakan rahasia Firman.

  • Baik yang di bumi, itulah hamba-hamba TUHAN yang telah menerima lima jabatan (Rasul, nabi, penginjil, gembala, guru, termasuk diri saya sendiri; tidak sanggup membuka gulungan kitab serta ketujuh meterainya. 

Jadi, pengetahuan manusia belum sempurna untuk mencapai kerajaan Sorga. Jangan sampai pengetahuan manusia dicampur-campur dalam pemberitaan Firman. Sebab firman Allah tidak boleh ditafsir-tafsir.

  • Baik yang di bawah bumi, itulah setan-setan yang ada di alam barzah.

Pendeknya, jika gulungan kitab tidak terbuka (tidak terjadi pembukaan rahasia Firman), maka otomatis; tidak ada seorangpun yang dapat melihat sebelah dalamnya.














Perhatikan, kalau gulungan kitab dan ketujuh meterainya belum dibuka, maka  siapa yang bisa melihat bagian dalamnya? Siapa yang dapat melihat rencana TUHAN, kehendak Allah, berkat-berkat dan pertolongan TUHAN? Tidak ada. Tidak ada seorangpun yang dapat melihat apa yang tertulis di dalamnya.

Itulah keadaan apabila langit menyusut seperti gulungan kitab yang tergulung. Berawal dari langit menyusut seperti gulungan kitab akhirnya; turunlah hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram). Andaikata langit tidak menyusut seperti gulungan kitab yang tergulung, TUHAN pasti mencurahkan hujan berkat (hujan kemurahan), bukan hujan es batu. Tetapi, karena langit sudah menyusut, maka yang turun; hujan es batu.


Sungguh-sungguh tergembala, cari tempat penggembalaan yang mengerti tentang rencana TUHAN. Jangan lagi bersungut-sungut kalau ada koreksi.


Menyusutlah langit seperti gulungan kitab yang tergulung akhirnya; turunlah hujan es batu dari langit seberat 100 pom (50 kilogram), itu berawal dari sini. Tetapi sebaliknya, jika terjadi pembukaan rahasia Firman, itu adalah hujan berkat dari langit, sehingga, kita dapat melihat segala apapun yang tertulis di dalamnya. Kita dapat melihat kehendak Allah, rencana TUHAN yang indah dengan jelas di depan mata ini. Bukankah kita bahagia mendengar Firman Allah? 

Tidak rugi tergembala, tidak rugi tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Rugilah kalau jauh dari ibadah karena itu sama dengan bunuh diri. Ibadah ini adalah sarana untuk menyelamatkan saya dan saudara, tidak ada cara yang lain.


Wahyu 5:4

(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.


Ibadah tanpa pembukaan rahasia Firman; orang-orang akan berduka, karena tanpa pembukaan rahasia Firman, manusia tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Tanda orang berduka; air mata tidak dapat dibendung. 


Kalau kita senantiasa menikmati pembukaan rahasia Firman dalam setiap pertemuan ibadah; mungkin hari Senin ada masalah, tetapi hari Selasa kita ada di tengah-tengah Ibadah Doa Penyembahan, lalu dalam ibadah itu kita menikmati pembukaan rahasia Firman, maka masalah selesai, TUHAN hapus air mata. 

Kemudian, hari Rabu kembali dengan banyaknya masalah, seperti bangsa Israel berulang-ulang melakukan dosa di padang gurun, tetapi hari Kamis kita datang kepada TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, di situ TUHAN bukakan rahasia Firman-Nya, masalah selesai; air mata dihapus. 


Inilah tangisan rasul Yohanes di Pulau Patmos, yaitu; karena tidak terjadi pembukaan rahasia Firman, tidak ada orang yang dapat melihat bagian dalam dari gulungan kitab, sehingga ia menangis sejadi-jadinya.

Jadi, tangisan hamba TUHAN adalah solusi untuk masalah dari sidang jemaat. Saat hamba TUHAN ada diujung kaki salib, di situ ada tangisan untuk menantikan pembukaan Firman. Ini tangisan yang dapat menyelesaikan masalah.

Kalau tidak punya beras, keuangan atau ekonomi menurun, lalu menangis karena hal-hal itu semua, itu adalah tangisan yang tidak dapat menyelesaikan masalah.Tangisan hamba TUHAN untuk pembukaan rahasia Firman, ini tangisan yang dapat menyelesaikan masalah sidang jemaat.


Kita sudah melihat kenapa hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram) turun dari langit. Kita sudah menemukan apa yang menjadi penyebab banyak orang kristen tidak menghargai pembukaan rahasia firman.


SEKARANG KITA AKAN MELIHAT KETIKA HUJAN ES ITU TERJADI.

Hujan es batu pernah terjadi menimpa Mesir sebagai tulah penghukuman yang ketujuh.


Keluaran 9:17-18 dengan perikop: "Tulan ketujuh; Hujan es."

(9:17) Engkau masih selalu mengalangi umat-Ku, sehingga engkau tidak membiarkan mereka pergi. (9:18) Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.


Firaun menghalang-halangi bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, maka TUHAN akan menurunkan hujan es batu yang sangat dahsyat  menimpa seluruh Mesir sebagai tulah ketujuh. 

Mesir adalah gambaran dari dunia. 


Selama manusia ada di bumi ini, manusia tidak lepas dari segala penderitaan juga persoalan, dan kalau tidak hati-hati ia akan diperbudak dengan persoalan yang ada di muka bumi ini. Kalau anak-anak TUHAN terikat dengan satu perkara, dan karena ikatan itu tidak datang kepada TUHAN (beribadah melayani) = diperbudak Mesir (dunia).


Sebenarnya, hujan berbicara tentang berkat, tetapi karena langit menyusut; turunlah hujan es batu.

Singkat kata, hujan es batu yang turun dari langit itu bukan berkat, tetapi tulah ketujuh itu adalah hukuman / kutukan TUHAN atas Mesir.

Jadi, hukuman atau kutukan TUHAN di akhir zaman adalah hujan es batu disertai dengan api, sebagaimana dalam Wahyu 16:21. Hukuman es batu itu terjadi pada saat cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan, demikian juga yang terjadi menimpa Mesir sebagai tulah penghukuman yang ketujuh; jadi sinkoron. Ini tidak saya buat-buat, faktanya seperti itu.


Saya berharap kepada anak-anak TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming untuk tetap menghargai Firman ini.


Keluaran 9:22-24

(9:22) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir." (9:23) Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan api pun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir. (9:24) Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa.


2 (dua) macam hukuman yang dijatuhkan atas Mesir:

YANG PERTAMA: Hujan es batu.

Definisi es batu: dingin dan keras.

Jadi, di akhir zaman, kasih TUHAN akan semakin dingin, sampai akhirnya membeku / membatu.

Tanda apabila kasih TUHAN sudah semakin dingin: hati manusia semakin keras dan membatu (susah berubah).


Tidak ada lagi api yang membakar hatinya untuk datang menerima Pengajaran Tabernakel? Itulah tanda kasih TUHAN sudah semakin dingin dalam hidupnya.

Kalau hal itu ada di keluarga kita entah orang tua, suami, isteri; doakan sungguh-sungguh, disertai dengan doa puasa. Kalau hati manusia sudah sampai seperti ini; golongan yang sangat mengkhawatirkan.


Matius 24:15 dengan perikop: "Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu"

(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya --


Satu kali PEMBINASA KEJI itulah antikris akan berdiri di tempat kudus / rumah TUHAN dan menyatakan diri sebagai allah yang harus disembah, dan itu tidak lama lagi kalau kita melihat dari gejala yang sudah terjadi ini.


Matius 24:16-18

(24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (24:17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (24:18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.


Hal-hal yang harus diperhatikan, saat antikris berkuasa di rumah TUHAN, antara lain;

  1. Orang-orang di Yudea hendaklah melarikan diri ke pegunungan.

Yudea gambaran kerohanian yang masih kanak-kanak; suka mendua hati, suka bimbang dan tidak mempunyai ketetapan di hati. (Masa kanak-kanak Yesus ada di Yudea).

Pegunungan 🡪 ibadah dan pelayanan yang memuncak.

Singkat kata, kalau kita sudah melihat pembinasa keji (antikris) menjadi raja, berkuasa di dalam rumah TUHAN, maka ibadah ini harus secepatnya memuncak sampai doa penyembahan, jangan lagi seperti kanak-kanak yang mudah bimbang dan risau, mudah mendua hati, tidak punya ketetapan hati.

  1. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.
    Artinya; kalau sudah berada di tengah-tengah kegiatan Roh, yakni ibadah dan pelayanan, jangan lagi turun rohaninya karena perkara di bawah ini.

  2. Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.

Artinya; orang-orang yang sudah berada di ladang TUHAN  jangan kembali ke tabiat lama. Pakaian lamamu jangan dipakai lagi.

Kita harus mengerti ini supaya kita selamat. Maka khotbah tidak boleh sekedar pidato, sekedar motivasi, harus ada pengertian salib untuk kita pikul. Kebenaran itu harus dipertanggungjawabkan dihadapan TUHAN.


Kemudian, ada yang lebih parah lagi…

Matius 24:19

(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.


Ada 2 (dua) yang mengalami celaka pada masa pembinasa keji (antikris) berdiri di rumah TUHAN:

  1. Ibu-ibu yang sedang hamil 🡪 gembala-gembala atau pemimpin sidang jemaat yang belum lahir baru tetapi sudah melayani TUHAN. Jangan kira kalau sudah banyak pelayanan sudah lahir baru, belum tentu.

  2. Ibu-ibu yang sedang menyusukan bayinya pada masa itu 🡪 gembala-gembala atau pemimpin sidang jemaat yang masih kanak-kanak rohani.

Jadi, tanggungjawab dari seorang gembala itu besar. Banyak orang yang gemar menjadi hamba TUHAN atau gembala, tetapi tidak mempersiapkan dirinya. Gembala itu harus tetap di depan, menjadi panutan, menjadi contoh teladan yang dapat diikuti, tidak cukup sebatas gelar. 

Inilah yang akan mengalami celaka pada saat antikris berkuasa di rumah TUHAN.


Hati-hati, kasih jangan dingin. Tanda kasih dingin; hati manusia mengeras seperti batu (susah diubahkan) dan ini golongan yang sangat mengkhawatirkan. Kenapa saya mengatakan ini golongan yang sangat mengkhawatirkan?


Matius 24:20

(24:20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.


"Berdoalah", maksudnya; doakan orang-orang yang ada di sekitar kita, keluarga kita, yang hatinya sudah mulai membeku, keras seperti batu; jangan sampai mereka tinggalkan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 


“..Supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin”  artinya:  Kalau hati sudah mengeras seperti batu atau membatu tidak dapat melepaskan diri dari aniaya antikris.

“..Dan jangan pada hari Sabat.”

Itulah hari ketujuh. Tidak ada lagi di situ kesempatan untuk mendapat pertolongan.


Sekali lagi; kalau kita melihat keluarga kita seperti itu, doakan; supaya ia sanggup menerima Pengajaran Mempelai walaupun ditandai dengan darah-darah, karena kebenaran itu harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya sekedar pengertian atau teori semata. Selagi ada kehangatan kasih, selagi masih ada kesempatan, doakan bila perlu berpuasa. 


Saat pembinasa keji berdiri di rumah TUHAN, kemudian saat itu keluarga kita disembelih di depan mata kita, siapa yang kuat? Siapa yang kuat melihat anak disembelih di depan mata?


Saya senang manakala sidang jemaat memberi suatu pertanggungjawaban, dengan memberi penjelasan berkat Firman yang ia terima. Tetapi sekiranya jangan hanya di mulut, tetapi faktanya pengajaran mempelai dilupakan. 

 

2 (dua) macam hukuman yang dijatuhkan atas Mesir:

YANG KEDUA: Hujan api.

Definisi api; panas, membakar dan menghanguskan seperti api neraka yang membinasakan.

Semua itu menunjuk orang yang penuh dengan amarah, emosi, penuh dengan kebencian, pemberontakan kepada TUHAN sampai terjadinya perusakan-perusakan diri sampai tingkat pembunuhan (ujung-ujungnya membunuh). 

Kalau hal ini menimpa manusia di bumi, itu hukuman sebagaimana tulah ketujuh menimpa atas Mesir.

Tidak sedikit orang Kristen ditimpa api semacam ini. Kalau api sudah membara (menghanguskan) seseorang, sulit untuk diredam. 


Kita doakan kehidupan semacam ini; ada amarah, ada luapan yang tidak terkontrol, ada kebencian tanpa alasan, sehingga tidak tertutup kemungkinan melihat penggembalaan ini marah, padahal tanpa alasan. Itu adalah api yang sudah membakar dan menghanguskan hidup rohaninya, itu tulah ketujuh, bahkan api itu berkilat-kilat. Kalau sudah berkilat-kilat mengerikan, jangan dekat-dekat, supaya kita jangan tersambar.

Keluaran 9:19-21

(9:19) Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati." (9:20) Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada firman TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah, (9:21) tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan hamba-hambanya serta ternaknya di padang.


Yang menjadi sasaran dari hujan es batu dan hujan api adalah; segala sesuatu yang ada atau tertinggal di padang. Padang adalah gambaran dari dunia ini.

Perlu untuk diketahui; segala aktifitas di dunia ini adalah untuk menyuplai segala kebutuhan daging, itu yang akan menerima tulah. 


1 Yohanes 2:16

(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Segala yang ada di dalam dunia hanyalah;

  • Keinginan daging.

  • Keinginan mata, seperti Setan yang memperlihatkan kepada Yesus kerajaan dunia dan kemegahannya. 

  • Keangkuhan hidup.

Sudah berada di tempat tinggi, tetapi Setan berkata; jatuhkanlah dirimu = merendahkan tempat tinggi, merendahkan ibadah dan pelayanan karena perkara di bawah, itu keangkuhan hidup.

Maka jelas sekali; segala aktifitas di dunia ini adalah untuk menyuplai segala kebutuhan daging, tidak lebih tidak kurang. Sebab itu, selama kita ada di dalam dunia ini;  kita harus berada pada kegiatan Roh Kudus untuk  menyuplai kebutuhan rohani kita.


Kemudian di ayat berikutnya…

Keluaran 9:25

(9:25) Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya.


Semua yang ada di padang akan menerima hukuman dari hujan es batu disertai api berkilat-kilat (menerima tulah ketujuh) baik manusia, bintang maupun tumbuh-tumbuhan.

Inilah yang menerima hukuman dari tulah ketujuh; hujan es batu 100 pon (50 kilogram) disertai dengan api berkilat-kilat.


Lalu siapa yang selamat dari tulah ketujuh; hujan es batu disertai dengan api?

Keluaran 9:19-20

(9:19) Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati." (9:20) Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada firman TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah, (9:21) tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan hamba-hambanya serta ternaknya di padang.


Yang selamat dari tulah ketujuh (hujan es batu disertai api), itulah orang yang masuk dalam rumah.

Rumah adalah tempat yang aman. Secepatnya lah berlari ke dalam rumah.

Kalau anak-anak dibiarkan berkeliaran di luar jam sekolah, itu sudah tidak benar, hidup rohaninya tidak aman, itu mengancam hidup rohaninya. Tetapi bukan anak-anak saja, orang tua juga, di luar jam-jam yang terkait dengan perkara-perkara yang baik, itu mengancam tubuh, jiwa dan rohnya. 

Kalau kita sudah dengar Firman, terimalah. Walaupun kita ini bangsa kafir seperti orang Mesir, seperti pegawai Firaun (mereka bukan orang Yahudi), tetapi kalau sudah dengar Firman, kemudian mengerti dan dilakukan, akan tertolong juga.


Rumah berarti; rumah TUHAN (Bait Allah).

Oleh sebab itu masuklah ke dalam rumah TUHAN; beribadah dan berbakti kepada TUHAN, sebab TUHAN akan melindungi.

Ibadah (hari sabat) itu diperhatikan, dikuduskan dipelihara, diberkati, dilindungi oleh TUHAN, sebab itu masuklah ke dalam rumah TUHAN; beribadah dan berbakti hanya kepada TUHAN.

Enam hari lamanya kita diberi kesempatan untuk bekerja, satu hari lamanya kita harus menguduskan hari sabat.

Secepatnya lari ke rumah TUHAN, jangan tinggal di padang (gambaran dari dunia), sebab segala aktifitas dunia hanya menyuplai segala kebutuhan dan keinginan daging, keinginan mata sampai menjadi suatu kehidupan yang angkuh dihadapan TUHAN. 


Dahulu kita tidak mengetahui tentang ketekunan tiga macam ibadah pokok, tetapi setelah kita menerima pembukaan rahasia Firman, kita mengerti tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; berlarilah, tekunlah! Supaya kita dapat menikmati persekutuan dengan Allah Trinitas; TUHAN, Yesus, Kristus;

  • TUHAN dengan tabiatnya kasih.

  • YESUS dengan tabiatnya Firman Allah.

  • KRISTUS dengan tabiatnya Roh Allah.

Inilah tempat yang aman.


Masuklah dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, yaitu;

  • Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh.

  • Ibadah Doa penyembahan.

  • Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Itulah tempat yang aman, dipelihara oleh TUHAN. Hari sabat itu dikuduskan oleh TUHAN.


Sedangkan yang ada di luar rumah akan kena tulah, itulah orang-orang yang tidak mau bersekutu dengan TUHAN.

Kalau kita ada di dalam rumah TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berarti ada persekutuan kita dengan TUHAN. Tetapi di luar rumah TUHAN = hidup tanpa persekutuan dengan TUHAN; ini yang akan kena tulah ketujuh.


Kemudian untuk selamat dari hukuman hujan es batu (Tulah ketujuh)

Keluaran 9:25-26

(9:25) Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya. (9:26) Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun hujan es.


Tempat yang aman sebagai tempat perlindungan adalah; tanah Gosyen; tempat kediaman Israel.

Gosyen berbicara tentang; persekutuan kita dengan gembala = Tergembala dengan baik.


Waktu saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir, Yusuf menyuruh saudara-saudaranya itu supaya jangan memberitahukan bahwa mereka ada gembala kambing domba, karena itu kekejian bagi orang Mesir.

Kejadian 46:34

(46:34) maka jawablah: Hamba-hambamu ini pemelihara ternak, sejak dari kecil sampai sekarang, baik kami maupun nenek moyang kami -- dengan maksud supaya kamu boleh diam di tanah Gosyen." -- Sebab segala gembala kambing domba adalah suatu kekejian bagi orang Mesir.


Orang dunia tidak mengerti penggembalaan, mereka hanya tau ibadah, tetapi rohaninya tidak tergembala, tidak mau menjadi kawanan domba yang tergembala; semua ibadah diikuti tetapi hidup rohaninya tidak tergembala. Bagi orang dunia, penggembalaan itu merupakan kekejian.


Di atas tadi sudah diterangkan bahwa, rumah TUHAN artinya; persekutuan kita dengan Yesus Kristus. Kemudian, Gosyen berbicara persekutuan kita dengan gembala. Yesus Kepala, Dialah gembala. 

Yesus bukan gembala bebek. Gembala bebek datang dari belakang, ambil tongkat lalu bebek itu dipukul dari belakang. Kalau gembala, berjalan di depan. 

Dialah gembala dan pemimpin yang harus diikut. Tergembalah dengan sungguh-sungguh. Ini tempat yang aman, percayalah.

Kalau kita sungguh-sungguh dalam persekutuan dengan Gembala Agung, niscaya kita akan dipelihara dan dilindungi TUHAN; jauh dari tulah ketujuh itulah hujan es batu disertai dengan api.


Yohanes 10:16

(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.


Persekutuan dengan Gembala Agung berarti; semua harus menjadi kawanan domba Allah

Tergembalalah dengan sungguh-sungguh, mulai dari penggembalaan kecil itulah nikah rumah tangga, kemudian lebih besar lagi itulah kandang penggembalaan ini, meningkat lagi antar penggembalan, kemudian antar denominasi (organisasi) gereja dalam negeri, meningkat lagi antar bangsa, sampai penggembalaan yang lebih besar; kafir dan Israel bersatu.

Tidak mungkin kafir dan Israel menjadi kawanan domba, kalau kita tidak tergembala dengan sungguh-sungguh mulai dari sekarang.

Jadi, harus tergembala, tidak boleh sekedar beribadah. Orang yang yang beribadah belum tentu tergembala, tetapi orang yang tergembala sudah pasti sungguh-sungguh ibadah.


Saya berharap kita memahami apa yang TUHAN maksud dan TUHAN mau, karena khotbah bukan sekedar pidato, melainkan harus ayat menjelaskan ayat. Sebab itu harus rendah hati mendengar Firman supaya tertolong.


Singkat kata, tempat yang aman:

  1. Rumah TUHAN = tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu:

  • Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

  • Tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

  • Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan. 

  1. Tergembala; persekutuan dengan Gembala Agung

Saudara, Yesus adalah: Gembala, berarti pemimpin yang terus memimpin hidup rohani kita sampai pada tingkat tertentu.


1 Yohanes 1:3

(1:3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.


Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, 

Jadi, khotbah sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar oleh Yohanes, itu yang disampaikan; supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan itu; persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.


Dimanapun berada, tetaplah bersekutu, jangan pisah-pisah, itu tidak bagus. Apapun yang kita miliki anggap milik bersama, itu yang diajarkan oleh para rasul kepada gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 2:44-45).

Tidak salah kita membantu keluarga kita, tetapi kita juga sudah cukup diberkati di penggembalaan ini, masakan tidak mengerti pekerjaan TUHAN. Kalau akhirnya pegawai Firaun aja bisa tertolong, begitu juga kita.


Jadi persekutuan yang kita kerjakan jelas datang dari Sorga. Inilah tempat yang aman untuk memelihara jiwa kita dari tulah ketujuh itulah; hujan es batu seberat 100 pon (50 kilogram) disertai dengan api berkilat-kilat, tidak ada cara lain. 

Pengetahuan, kedudukan/jabatan yang tinggi, harta kekayaan tidak sanggup menolong kita, harus dengan caranya TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu persekutuan dengan tubuh Kristus. Kemudian tinggalah di Gosyen; bersekutu dengan Gembala Agung; tergembala dengan sungguh-sungguh. Ini semua datang dari TUHAN.


Berlarilah ke dalam rumah TUHAN dengan lain kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan tergembalalah dengan sungguh-sungguh = tinggal di Gosyen.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang gr; Pdt. Daniel U. Sitohang