KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, December 27, 2019

IBADAH NATAL UMUM, 25 DESEMBER 2019


IBADAH NATAL UMUM, 25 DESEMBER 2019

Tema: SILISILAH LAHIRNYA YESUS (MATIUS 1:1-5)

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan-Nya, rahmat dan kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, sehingga kita boleh ditarik oleh Tuhan, dihimpunkan untuk mengusahakan Ibadah Natal 2019. Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita, biarlah kiranya kita menaikkan doa dan permohonan supaya keluar firman, supaya terjadi pembukaan firman di sore petang ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada. Mari kita dengan rendah hati sambut firman yang akan kita terima pada saat sore petang ini.

Kita masih kembali memperhatikan tema natal tahun ini, yaitu: SILSILAH LAHIRNYA YESUS (MATIUS 1:1-5)

Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (1:2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, (1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham, dari Abraham sampai Daud ada 14 keturunan.

Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita dilemparkan di dunia ini, seperti bangsa Israel dibuang ke Babel, tetapi puji Tuhan Yesus Kristus lahir.

Kemudian silsilah Yesus Kristus terkait dengan empat rahim perempuan bangsa kafir, yakni:
1. Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.
4. Isteri Uria orang Het atau Betsyeba,
Namun empat belas keturunan yang pertama hanya ada tiga perempuan bangsa kafir yang tercatat:
1. Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.

Secara khusus natal 25 Desember 2019 kita akan melihat pribadi dari RUT.
Pertanyaannya: SIAPAKAH RUT INI??
a. Satu dari empat rahim bangsa kafir yang terkait dengan silsilah lahirnya Yesus Kristus.
b. Rut adalah menantu Naomi yang ditinggal mati Mahlon suaminya, anak laki-laki Naomi yang pertama.
     Pendeknya, Rut adalah seorang janda.
c. Rut adalah bangsa Moab atau bangsa kafir.
Selanjutnya, di dalam kitab Rut nama Rut selalu dikaitkan dengan kata “Rut perempuan Moab,” dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1.    Rut 1:22.
2.    Rut 2:2.
3.    Rut 2:6.
4.    Rut 2:21.
5.    Rut 4:5.
6.    Rut 4:10.
Jadi ada enam kali tulisan “Rut perempuan Moab,” tadi sudah dibaca sebagai bukti ayat-ayatnya.

Sekarang, CIRI DARI PADA BANGSA KAFIR ATAU BANGSA MOAB:
I.    Hidup dalam penyembahan berhala.
II. Hidup dalam dosa kenajisan.
Pada Ibadah Natal Kaum Muda Remaja telah saya terangkan mengenai hidup dalam penyembahan berhala, berarti kesempatan sore ini kita akan melihat hidup dalam dosa kenajisan.

Keterangan: II. HIDUP DALAM DOSA KENAJISAN.
Mari kita lihat sebagai pembuktiannya ...
Kejadian 19:36-38
(19:36) Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.  (19:37) Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. (19:38) Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Lalu mengandunglah kedua puteri Lot baik yang tertua maupun yang bungsu dari Lot ayah mereka sendiri.
Puteri Lot yang tertua melahirkan anak laki-laki dan menamainya Moab, dialah bapa orang Moab yang sekarang. Sedangkan puteri Lot yang kedua melahirkan anak laki-laki juga dan menamainya Amon.
Kesimpulannya; Moab dan Amon yang merupakan permulaan dari pada bangsa kafir.
Pendeknya, Moab lahir oleh karena kenajisan Lot dan puterinya yang tertua.
Jadi benih yang tertanam pada rahim puteri Lot yang tertua adalah benih yang disertai dengan roh kenajisan, maka tentu anak yang dilahirkan itu nanti akan lahir di dalam kenajisan. Inilah ciri bangsa kafir, bangsa Moab.

Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.

Ketika bangsa Israel berkemah di Sitim mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Bangsa Moab atau bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, sampai kapanpun pasti tetap hidup di dalam dosa kenajisannya, tidak bisa tidak.
Sedangkan kita di dalam Tuhan kadang tersirat sesuatu yang tidak baik di dalam hati dan pikiran, apalagi bangsa Moab, apalagi bangsa kafir, apalagi bangsa yang di luar Tuhan.

Matius 8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Tubuh tanpa kepala selain menjadi liangnya serigala, juga menjadi sarangnya burung.
Burung, menunjuk kepada; roh najis. Sedangkan pekerjaan dari roh najis ialah merusak nikah suci.

Perlu untuk diketahui, hubungan kita dengan Tuhan disebut dengan hubungan nikah suci.
Kalau hubungan nikah ini sudah rusak, diganggu oleh roh najis, maka hubungan kita dengan Tuhan otomatis putus.
Kalau hubungan gereja dengan Tuhan sudah putus (nikah suci sudah rusak), disitu sering kali terjadi penyangkalan-penyangkalan dan tanpa merasa diri berdosa.

Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Babel adalah tempat bersembunyinya semua yang najis, itulah burung-burung yang najis. Berarti tubuh Babel terbentuk karena roh najis.
Berarti oleh karena roh najis inilah pembangunan tubuh Kristus terhambat (nikah suci terputus) karena dirusak oleh roh najis.

Padahal perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada pesta nikah Anak Domba, itu harus diketahui. Ibadah dan pelayanan ini tidak berakhir hanya sebatas berkat, diberkati, dan tidak salah mujizat terjadi, tetapi jika hanya sebatas disitu dan salib tidak ditegakkan, maka itu adalah ibadah pelayanan yang menyesatkan, tidak sampai kepada sasaran akhir ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini.

Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas bahwa perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini sebetulnya berakhir pada pesta nikah Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:1-8. Tetapi kenyataannya dalam Wahyu 19:17-18 ada juga pesta burung-burung.

Wahyu 19:6-8 itu berbicara tentang pesta nikah Anak Domba, itulah akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, bukan soal berkat dan mujizat tetapi pesta nikah Anak Domba, itulah titik akhir perjalanan rohani kita, itulah ketetapan dari firman yang ditentukan untuk kita. Tetapi rupanya pada ayat 17-18 ada juga pesta burung-burung.

Wahyu 19:17
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,

Di sini ada himpunan untuk turut dalam perjamuan Allah (persekutuan), yakni; perjamuan yang besar.
Sebaliknya, malam ini kita sedang menikmati perjamuan di dalam kerajaan Allah, serta perjamuan dengan tubuh dan darah Yesus Kristus, sebab Yesus lahir dan dibaringkan di palungan. Tetapi apakah sama seperti yang dinyatakan pada ayat ini?

Wahyu 19:18
(19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

Ternyata perjamuan disini bukan perjamuan menikmati firman Allah, bukan perjamuan menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus, tetapi kenyataannya disini perjamuan di dalam pesta seks.
Jadi sekarang ini banyak orang bilang pesta tapi ternyata seks bebas, mereka bilang itu perjamuan, mereka bilang itu pesta ternyata seks bebas. Seks bebas terjadi kepada; raja, prajurit, tentara, semua orang, sedang berlangsung.

Sebab itu, kita harus semakin sungguh-sungguh di hari-hari terakhir ini, sidang jemaat juga saya tekankan supaya  tergembala dengan sungguh-sungguh, jangan liar, jangan beredar-edar sebentar di tempat ini, sebentar di tempat itu, harus satu penggembalaan dengan satu gembala, supaya pengertiannya jangan banyak (bercampur aduk).
Lihat saja mereka berkata itu perjamuan dengan Allah, dunia juga begitu mari kita mengadakan pesta tetapi seks bebas, kan sudah akal-akalan dari setan.
Inilah kehidupan dari bangsa Moab, bangsa kafir, inilah kehidupan bangsa yang tidak mengenal Tuhan, pasti akan berakhir dengan pesta tetapi seks bebas. Hubungan kita dengan Tuhan menjadi rusak, terputus, pada saat hubungan dengan Tuhan terputus disitulah seringkali terjadi penyangkalan demi penyangkalan, dan tidak merasa diri berdosa.

Biar kita terus mempertahankan hubungan nikah suci dengan Tuhan, Kristus kepala, Dia suami, gereja Tuhan adalah tubuh-Nya, isteri-Nya, mempelai wanita-Nya, pertahankan hubungan nikah suci ini. Jangan dirusak dengan pesta burung-burung, memang setan selalu membuat tandingan dari awal sampai akhir selalu dibuat tandingan.
Soal kerajaan sorga dibuat tandingan, soal pembukaan firman ada juga air disemburkan dari mulut naga sebesar sungai itu tandingan dari Wahyu 22:1, semua dibuat tandingan.
Setan juga berkata “yang ada, tidak ada, lalu muncul lagi dari jurang maut”, seolah-olah itu adalah pribadi dari Alfa dan Omega; yang ada, yang sudah ada, yang akan datang, kemudian lanjut dengan kalimat hidup, mati, hidup. Seolah-olah dia sama seperti Yesus yang juga hidup, mati di atas kayu salib, sampai kepada Omega hidup lagi. Tetapi itu merupakan akal-akalan dari setan.

Tadi ketika bangsa Israel berkemah di Sitim, perempuan-perempuan Moab berbuat zinah dengan bangsa Israel, dengan mudah sekali perempuan-perempuan Moab ini mau menyodorkan dirinya. Karena mengapa? Karena benih yang tertanam di rahim dari pada puteri tertua Lot itu adalah benih yang disertai dengan roh kenajisan, maka anak yang dilahirkan pasti hidup dalam kenajisan apalagi tidak mengenal Tuhan, itulah bangsa kafir.

APA TUJUAN PEREMPUAN-PEREMPUAN MOAB BERZINAH DENGAN BANGSA ISRAEL??
Bilangan 22:2-4
(22:2) Balak bin Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori. (22:3) Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel. (22:4) Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.

Bagi bangsa Moab, bangsa Israel adalah bangsa yang sangat besar dan kuat.
Bangsa Israel adalah memang laskar atau tentara atau pasukan Tuhan yang kuat, tentara yang kuat.

Kita lihat dulu ayat pendukungnya ...
Keluaran 7:4
(7:4) Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.

Kedudukan dari bangsa Israel di mata Tuhan:
1. Pasukan Tuhan atau tentara Tuhan atau laskar Tuhan yang besar.
2. Disebut juga dengan umat Tuhan atau milik kepunyaan Allah = imamat rajani = bangsa yang kudus = bangsa yang terpilih.
Dalam hal ini bangsa Moab sangat memamahami betul kedudukan dari bangsa Israel di mata Tuhan, mereka tahu kedudukan dari bangsa Israel sebagai tentara, sebagai pasukan, sebagai laskar Tuhan yang kuat, termasuk sebagai umat Allah atau milik kepunyaan Allah, itulah bangsa yang kudus, imamat yang rajani, bangsa yang terpilih, suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.

Orang yang melayani Tuhan kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, kedudukan para imam itu sangat tinggi dan istimewa, jangan main-main melayani Tuhan. Kesempatan hanya satu kali, semua ada waktunya.
Kalau dahulu saya selalu topang, ada yang seperti manja-manja sekarang tidak boleh lagi, kalau tidak layak turun langsung, dalam hal itu saya tidak takut. Tuhan yang pelihara kita semua, kalau kita sungguh-sungguh dalam tahbisan yang benar
Jadi saya sampaikan dengan tandas, dalam hal ini bangsa Moab memahami betul kedudukan bangsa Israel di mata Tuhan.

Setelah bangsa Moab mengetahui kedudukan dari bangsa Israel sebagai pasukan Tuhan yang kuat, juga sebagai milik kepunyaan Allah (imamat rajani, bangsa yang terpilih, bangsa yang kudus itulah orang-orang yang melayani), suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa menurut Wahyu 5:9-10, sebab itu ...

Bilangan 22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."

Karena Balak raja Moab menyadari betul kedudukan bangsa Israel di hadapan Tuhan, Balak meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel sebab ia ingin mengalahkan bangsa Israel.
Balak tanpa bantuan dari Bileam, ia sadar ia tidak mungkin mengalahkan bangsa Israel yang besar, bangsa yang kuat.

Hari-hari ini kita sedang berada dalam zona war atau zona peperangan, setiap hari kita sedang berjuang tetapi bukan melawan darah daging, bukan berjuang melawan sesama manusia tetapi perjuangan kita melawan roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.
Sebab itu perhatikan sungguh-sungguh, seorang pelayan Tuhan disebut tentara Tuhan, seorang pelayan Tuhan (imam), kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, perhatikan itu.
Kedudukan yang sangat tinggi berarti kuat, tidak ada orang yang kedudukannya tinggi, jabatannya tinggi, lemah, tidak. Kedudukan yang tinggi itu pasti kuat, tentara yang kuat, pasukan yang kuat, tetapi kalau melayani Tuhan lemah terhadap dosa kenajisan jangan dulu melayani Tuhan.

Balak mengakui dan berkata kepada Bileam; “Siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk.”

Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Nasihat Bileam kepada Balak ialah; untuk menyesatkan orang Israel yaitu dalam hal makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Balak menyodorkan perempuan-perempuan yang cantik-cantik sesuai dengan nasihat Bileam, supaya bangsa Israel berzinah. Dengan demikian nanti barulah Moab bisa mengalahkan bangsa Israel.
Hebat Bileam ini, hamba Tuhan kalau tidak berada dalam tahbisan yang benar, hati-hati, tidak mencari dosa kenajisan tetapi dosa kenajisan sudah menyodorkan diri. Ini termasuk kepada saya.

Jadi nasihat Bileam kepada Balak adalah makan pesembahan berhala dan berbuat zinah. Pendeknya, kenajisan adalah jalan satu-satunya untuk menghancurkan kekuatan dari tentara Tuhan sekaligus menghambat pembangunan dari tubuh Kristus.

Perikop (judul) Ulangan 23:4; orang yang tidak boleh masuk jemaah Tuhan. Kita ini sudah masuk dalam jemaah Tuhan bersyukur, kalau tidak diakui sebagai anggota tubuh sama seperti bangsa Moab di luar Tuhan, itulah bangsa kafir.
Sebetulnya bangsa Indonesia adalah bangsa kafir tetapi nyatanya sore ini kita menjadi jemaah Tuhan, yaitu; keluarga Allah, sidang jemaat GPT “Betania” Serang dan Cilegon, semua kemurahan Tuhan. Bersyukur apalagi sudah disebut tentara Tuhan, kedudukannya berada di tempat yang tinggi dan istimewa, imamat rajani, menjadi imam-imam bagi Allah.

Ulangan 23:4
(23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau.

Bangsa Moab tidak menyongsong bangsa Israel (pasukan Tuhan, imamat rajani) dengan roti dan air, berarti membiarkan bangsa Israel dalam keadaan lapar dan haus. Lapar dan haus berarti tidak berdaya, itu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang Moab.
Sidang jemaat jangan menanti kelemahan orang lain, jangan menunggu kekurangan orang lain. Kalau ada borok jangan menjadi anjing yang menjilat, jangan seperti bangsa Moab bangsa kafir menunggu-nunggu kelemahan, tidak mau membagi roti dan air, bangsa Israel dibiarkan lapar, tidak berdaya, itu yang ditunggu. Ditambah lagi nasihat dari pada Bileam, sekali tiga uang.

Saudara dalam keadaan tidak berdaya Balak mengupah Bileam untuk mengutuki bangsa Israel, inilah kesempatan yang digunakan, oleh bangsa kafir.
Jadi kehidupan dari bangsa kafir, bangsa yang diluar Tuhan itu sangat tragis, ironis, seperti ini yang dikerjakan oleh bangsa yang diluar Tuhan. Hidup yang seperti ini menanti kelemahan orang lain, tidak berdoa untuk kelemahan orang lain.

Ingat pekerjaan ini besar, Tuhan sudah taruh di hati kita masing-masing Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), jangan main-main lagi, jangan ikuti jejak yang tidak baik, Tuhan mau datang.
Coba bayangkan teror ular dimana-mana, sejak saya lahir belum pernah terjadi yang seperti itu. Ular dari dulu sudah ada, tetapi teror ular kobra dimana-mana tidak pernah terjadi, tsunami jarang terjadi tetapi sekarang ini tsunami berkali-kali, kemudian gunung meletus berkali-kali, longsor dimana-mana, banjir dimana-mana, angin puting beliung, sekarang hujan es dimana-mana, setahu saya dulu hanya ada di luar negeri sekarang sudah ada dalam negeri.
Sedikit perlahan-lahan firman Allah tergenapi, sebab itu jangan terlena di bumi, mengapa? Karena kita berasal dari sang khalik, kita terbentuk dari seonggok tanah liat dari penjunan, kita berasal dari Tuhan.
Karena Adam dan Hawa berdosa diusir dari taman Eden bagaikan kita dilemparkan ke bumi ini, tetapi sekalipun kita ada di bumi ini jangan terlena dengan pekerjaan, dengan bisnis, dengan pendidikan yang tinggi boleh, tetapi jangan terlena, karena tanah air kita adalah tanah air sorgawi dari situ kita berasal maka harus kembali kesitu. Kita di bumi hanya sementara saja jadi jangan terlena, boleh kerja jangan terlena, boleh menempuh pendidikan yang tinggi tetapi jangan terlena, dari Tuhan harus kembali ke Tuhan, kita sementara saja di bumi ini, kita harus kembali kepada tanah air sorgawi.

Saya bersyukur dua saudara kita sedang beribadah bersama dengan kita, saya berdoa mereka boleh mengerti firman. Mungkin selama ini mendengar firman dua tiga ayat disertai cerita si kancil, si buaya, si kura-kura, tetapi ingat si kura-kura tidak bawa kita masuk sorga, yang benar ayat menjelaskan ayat, murni pribadi Yesus Kristus.

Bilangan 22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."

Singkatnya dari apa yang sudah dibaca, Balak meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel karena Balak menyadari siapa yang diberkati oleh Bileam maka diberkati oleh Tuhan dan siapa yang dikutuki nabi Bileam maka dia akan terkutuk, tetapi ketika Balak mengutus utusannya kepada Bileam posisi Bileam tepat berada di tepi sungai Efrat, sungai yang besar, tentu itu bukan suatu kebetulan.

Ini ketujuh malapetaka, ini malapetaka yang terakhir dari Allah Trinitas, tiga kali tujuh.
Tujuh yang pertama hukuman dari tujuh meterai, kemudian penghukuman dari tujuh kali yang kedua itulah penghukuman dari tujuh sangkakala, kemudian penghukuman dari Allah Trinitas tujuh kali yang ketiga itulah tujuh cawan murka Allah atau tujuh bokor. Kita lihat ...

Wahyu 16:12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. (16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Perbuatan ajaib dan bicara soal berkat-berkat, tetapi salib tidak ditegakkan, itu adalah ajaran setan. Biar mujizat terjadi berjuta-juta kali di depan mata, tetapi apabila salib tidak ditegakkan di tengah ibadah pelayanan, itu adalah  ajaran setan.
Maka ibadah pelayanan kita di atas muka bumi tidak berakhir pada berkat, tidak berakhir pada mujizat, akhir perjalanan rohani kita adalah pesta nikah Anak Domba.
Maka jangan singkirkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, satu-satunya jalan yang membawa kita menjadi mempelai Tuhan tanpa cacat, tanpa cela, sempurna, ini yang terus kita pertahankan.

Gereja di akhir-akhir ini disesatkan oleh setan-setan, pelayanan mereka hanya sebatas berkat, ironis sekali, pelayanan mereka hanya sebatas mujizat, setan juga bisa membuat mujizat; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan. Tetapi kita harus bangga kepada salib yang berkuasa mengubahkan hidup manusia.

Wahyu 16:14
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Jadi di sini ada perbuatan ajaib tetapi yang disertai dengan roh-roh najis, itulah roh-roh setan. Maka sama seperti Bileam memberi nasihat tetapi nasihat yang disertai roh najis, perbuatan ajaib tetapi disertai dengan roh-roh najis, roh-roh setan, sinkron dengan Bileam. Ada nasihat tetapi disertai roh najis, seharusnya nasihat firman itu menghibur, menasihati, membangun.
Tetapi kemudian setelah cawan murka Allah ditumpahkan ke atas sungai yang besar itulah sungai Efrat lalu keringlah sungai itu, siaplah jalan bagi raja-raja dari timur. Selama kenajisan itu masih berkuasa di bumi ini maka kenajisan akan merusak hubungan intim dengan Tuhan, merusak nikah suci, sehingga hubungan gereja dengan kepala terputus, terjadilah penyangkalan demi penyangkalan dan ketika terjadi penyangkalan demi penyangkalan dia tidak merasa berdosa, itulah keadaan dari bangsa kafir.

Lihat raja-raja dari timur ...

Siaplah jalan bagi raja-raja, siaplah jalan mereka dari timur sampai ke barat, dengan demikian terlaksanalah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mempelai Tuhan. Tetapi selama kenajisan itu masih ada menguasai gereja, nikah suci rusak, hubungan terputus, banyak terjadi penyangkalan, banyak terjadi ratap tangis, air mata tidak bisa lagi dibendung. Tetapi sering kali gereja tidak menyadari ini.
Jadi saudara dari timur akan berlanjut sampai ke barat, jelas itu berbicara tentang pembangunan tubuh.

Saudara kita lanjut kembali membaca ...
Ulangan 23:3-6
(23:3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (23:5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (23:6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.

Intinya dalam Taurat Tuhan sudah ditetapkan bahwa orang Amon dan orang Moab dilarang masuk jemaah Tuhan sampai keturunan yang kesepuluh bahkan sampai selama-lamanya. Berarti bangsa kafir tidak layak menjadi jemaat Tuhan, tetapi malam ini kita ada di tengah-tengah perhimpunan ibadah untuk mengusahakan Ibadah Natal 2019, padahal kita adalah bangsa kafir?

Sekarang ...
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Bangsa kafir disebut juga dengan bangsa yang tidak bersunat, dengan kata lain; belum terjadi penanggalan terhadap tubuh yang berdosa, berarti hidup dalam hawa nafsu daging.
Kemudian kedudukan dari bangsa kafir:
1.     Tanpa Kristus.
2.     Tidak termasuk kewargaan Israel.
3.     Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
4.     Tanpa pengharapan.
5.     Tanpa Allah di dalam dunia ini.
Itulah kedudukan dari bangsa kafir, jelas tidak masuk dalam jemaah Tuhan. Itulah di luar jemaah Tuhan penuh hawa nafsu daging. Yang terakhir tadi tanpa Allah di dalam dunia, itu kedudukan bangsa kafir, bangsa Moab.

Mazmur 10:2-4
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. (10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

"Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!" itulah seluruh pemikiran dari bangsa kafir atau orang fasik sehingga orang fasik menjadi sombong dan congkak.
Sebab ketika mereka mengatakan "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!" itu disertai batang hidung naik ke atas. Kalau batang hidung naik saat berbicara itu sombong, congkak.

Tetap rendah hati, apalagi sudah mengenal Pengajaran Mempelai tetap rendah hati, itu yang dicari Kristus kepala, Dia tidak mau cari binatang.
Adam cari pasangan yang pertama dari binatang tidak ditemukan, akhirnya diadakan operasi, menggambarkan bahwa Yesus telah mati di atas kayu salib, supaya terwujudnya pembangunan tubuh.
Laki-laki sungguh-sungguh di dalam Tuhan, banyak berdiam (tidur), nanti ada operasi besar-besaran, untuk diberi penopang yang baik. Dalam keadaan berdiam diri engkau bisa melihat penopang yang baik.
Sebaliknya pemudi lihat seorang pemuda yang berdiam diri, jangan lihat yang gusar, mudah kecewa, mudah putus asa supaya nikahmu diberkati Tuhan.

Jadi saudara "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!" itulah seluruh pemikiran dari bangsa kafir, orang fasik, sehingga orang fasik menjadi sombong, congkak, pongah, tidak tahu diri.
Perlu untuk diketahui, barangsiapa meninggikan diri ia akan direndahkan oleh Tuhan... Matius 23:12.
Tempat yang paling rendah adalah di dalam api neraka sama dengan binasa sampai selama-lamanya. Jadi itulah tempat bangsa kafir, karena kesombongan mereka.
Itulah akhir dari perjalanan bangsa kafir, binasa, berada di dalam tempat yang paling rendah, di dalam api neraka.

Sekarang tentu kita tidak akan binasa, kesempatan sore petang ini harus kita manfaatkan. Kita ini harus menyadari bahwa kita memang bangsa kafir yang dahulu jauh dari Tuhan, tidak ada pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia,  ujungnya binasa karena disertai dengan kesombongan, hidup dalam kenajisan ditambah lagi kecongkakan, pongah, tidak tahu diri, tidak sadar diri, binasa. Tentu kita tidak mau binasa seperti binatang, binatang ada hanya untuk dimusnahkan.

JALAN KELUARNYA ATAU SOLUSI SUPAYA LEPAS DARI KEBINASAAN:
Menurut pembagian dari Rut 1:
·          Rut 1:1-6, berbicara tentang Naomi berada di Moab dan kematian Elimelekh sang suami, kemudian kematian dari kedua anak Naomi yakni Mahlon dan Kilyon setelah mengambil isteri dari bangsa Moab.
·          Rut 1:7-18, Naomi pulang ke Betlehem tanah Yehuda, diikuti kedua menantunya yaitu Rut dan Orpa, ketiganya adalah janda. Namun untuk masuk ke kota Betlehem terlebih dahulu menghadapi ujian, baik Rut maupun Orpa harus terlebih dahulu menghadapi ujian.
Di dalam pengikutan ke Betlehem Rut dan Orpa tiga kali diuji oleh Naomi:
1.  Rut 1:8-10
2.  Rut 1:11.
3.  Rut 1:12-14.

Tadi Rut 1:1-6 Naomi ada di Moab dan kematian sang suami dan kedua puteranya, Mahlon dan Kilyon. Kemudian Rut 1:7-18, Naomi mendengar bahwa tanah Israel sudah diberkati dan dipulihkan oleh Tuhan, lalu dia berkemas pulang dan diikuti oleh kedua menantunya Orpa dan Rut. Tetapi untuk memasuki Betlehem, Rut dan Orpa harus menghadapi ujian.
Setiap anak Tuhan pasti mengalami ujian, tidak ada orang yang tidak menghadapi ujian, apalagi orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, pasti menderita aniaya... 2 Timotius 3:12. Demikian juga untuk memasuki Betlehem harus menghadapi ujian.

Kita lihat tiga hal di atas ...
Keterangan: UJIAN YANG PERTAMA (RUT 1:8-10)
Rut 1:8-10
(1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras (1:10) dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu."

Naomi berkata kepada Rut dan Orpa: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya.”
Alasan menyuruh pulang, Naomi menyinggung tempat perlindungan masing-masing di rumah suaminya.
Tetapi saya mau memberi tahu kepada saudara, perlindungan yang aman hanya di dalam Yesus Kristus, Dialah suami kita kelak, mempelai Tuhan akan bersanding dengan Mempelai Pria Sorga, sebagai tempat perlindungan yang aman.
Walaupun memang Naomi memberi alasan ini, tetapi Rut dan Orpa bersikeras untuk ikut Naomi, point pertama ini sudah bagus sebetulnya.
Artinya kalau mereka bersikeras untuk mengikuti Naomi berarti menyadari betul bahwa Kristus Yesus Tuhan Dialah Kepala Mempelai Pria Sorga perlindungan yang aman, Dialah batu karang, korban Kristus.

Keterangan: UJIAN YANG KEDUA (RUT 1:11)
Rut 1:11
(1:11) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?

Naomi berkata kepada Rut dan Orpa: “Pulanglah.”
Alasan menyuruh pulang, karena Naomi tidak mungkin lagi bersuami dan melahirkan anak laki-laki untuk dijadikan suami bagi Rut dan Orpa.
Tetapi mereka juga tidak menanggapi ujian yang kedua ini, mereka tetap merindu untuk menjadi mempelai Tuhan.

Keterangan: UJIAN YANG KETIGA (RUT 1:12-13)
Rut 1:12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (1:13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"

Naomi berkata: “Pulanglah, anak-anakku, pergilah.”
Alasan Naomi menyuruh mereka pulang:
1. Naomi tidak dapat diharapkan lagi karena sudah terlalu tua untuk bersuami, itu alasan pertama.
2. Apa yang dialami Naomi jauh lebih pahit dari pada apa yang dialami oleh Rut dan Orpa kedua menantunya, itu alasan yang kedua.

Dengan ujian yang ketiga ini, maka kita lihat RESPON Rut dan Orpa.
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Akhirnya Orpa mencium Naomi mertuanya itu dengan maksud minta diri, dengan kata lain Orpa berhenti di tengah jalan untuk mengikuti Naomi mertuanya sampai Betlehem.
Singkatnya, Orpa akhirnya kembali ke Moab justru pada saat di tengah-tengah perjalanan menuju ke Betlehem, itu sama artinya membuang-buang waktu, menyia-nyiakan kesempatan emas, karena ia lebih memilih kembali kepada kekafiran.

Kalau ikut Tuhan, ikut Tuhan sungguh-sungguh, jangan berhenti di tengah jalan, jangan buang-buang waktumu, jangan sia-siakan waktumu. Siapapun kita jangan buang-buang berkatmu, dari Tuhan kembali kepada Tuhan. Sudah berapa puluh tahun kita ikut Tuhan.
Rut dan Orpa sudah hidup menikah hampir sepuluh tahun di Moab, lalu ada kesempatan untuk menuju ke Betlehem, Tuhan sudah membuka jalan untuk menuju ke Betlehem, lalu tiga janda berjalan tetapi di tengah jalan hanya karena dua alasan pada ujian yang ketiga saja, Orpa kembali ke Moab, Orpa kembali kepada kekafiran, dia buang-buang waktu, dia menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sangat ironis sekali, sangat disayangkan.

Kita ini bangsa kafir, kalau Tuhan sudah buka jalan untuk kita menjadi bilangan Tuhan bersyukur, jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Kalau akhirnya nanti kita bisa menjadi bagian dari tubuh Kristus, mempelai Tuhan, kita harus bersyukur.
Tetapi Orpa tidak mengerti rencana Allah yang besar, hanya karena ujian sepele saja.
Sebenarnya ujian yang pertama sudah lolos, dia merasa bahwa Kristus Yesus, Dia Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia suami yang bisa menjadi perlindungan yang teguh, yang aman. Ujian yang kedua juga lolos, tetap merindu menjadi mempelai Tuhan.
Tetapi ujian yang ketiga hanya karena mendengar kata tidak ada pengharapan dan mendengar pengalaman pahit yang dialami oleh Naomi, langsung menciut. Rencana Allah yang besar tidak menjadi bagian dari pada Orpa, yakni; masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba.
Orpa tidak masuk dalam rencana Allah yang besar, bagaimana dengan kita? Mau sia-siakan kesempatan? Sementara kedatangan Tuhan sudah dekat.

Saya kira pembukaan firman malam ini bukan suatu kebetulan dan juga kedatangan saudara di tempat ini bukan suatu kebetulan, karena saudara juga harus mengerti rencana Allah yang besar.

Jadi ternyata Orpa lebih memilih kepada kekafiran, kembali menyembah berhala, kembali jatuh kepada kenajisan. Itu noda kekafiran.

Kolose 1:19-20
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, kita bersyukur akan hal itu.
Dengan bukti, hanya oleh darah salib Kristus kita boleh diperdamaikan oleh Allah, baik yang di bumi, baik yang di sorga termasuk bangsa kafir.

Kolose 1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah itulah bangsa kafir diperdamaikan oleh tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya.
Yesus Imam Besar Agung menjadi korban pendamaian, demikian juga imam-imam, kedudukannya antara Allah dan manusia berdosa, tugasnya memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, berarti rela menjadi korban, itulah yang disebut korban pendamaian.
Tujuannya: untuk menempatkan sidang jemaat kudus dan tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan-Nya.

Jadi kalau Orpa berhenti di tengah jalan untuk mengikuti Naomi mertuanya ke Betlehem adalah suatu kebodohan yang amat sangat, di tengah-tengah perjalanan dia mundur, bukan undur dari awal.
Kalau dia sadar, kalau dia mengerti bahwa seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Kristus Yesus maka apapun ujian, seperti ujian yang pertama dan ujian yang kedua dia lalui, maka ujian yang ketiga juga seharusnya dia lalui, sampai kepada pergumulan-pergumulan yang lain, gereja Tuhan harus melewati ujian demi ujian.

Saya tahu selama kita mendiami kemah (tubuh) ini, kita tidak lepas dari pergumulan, banyak menanggung penderitaan, ujian pertama belum selesai ujian yang kedua sudah muncul, ujian yang kedua belum selesai, ujian yang ketiga muncul, terus silih berganti, tetapi itu harus kita lalui.
Bertekun dalam iman dan sabarlah dalam pengharapan, sebetulnya begitu, tetapi Orpa tidak mengerti rencana Allah yang besar, dia hanya mengerti berhala-berhala.
Meninggalkan ibadah demi pekerjaan dan demi perkara yang lain-lain itu adalah berhala, Orpa hanya mengerti sebatas disitu, tetapi dia tidak mengerti rencana Allah yang besar. Sangat disayangkan, tetapi kita tidaklah demikian.

Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Supaya bangsa kafir berdamai dengan Allah, menjadi bagian dari bilangan Tuhan, menjadi bagian dari tubuh Kristus,  maka harus memperhatikan dua hal penting:
1. Bertekun dalam iman, berarti tetap teguh tidak bergoncang sekalipun menghadapi ujian demi ujian silih berganti.
     Apa iman? Dasar kita untuk berharap, dan bukti dari yang tidak kita lihat (percaya walaupun tidak melihat, itu iman).
     Kita beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan karena mencari yang tidak kelihatan itu iman, bertekunlah dalam iman. Berarti tetap teguh tidak bergoncang sekalipun menghadapi ujian-ujian silih berganti supaya nanti bangsa kafir tertolong.
2.  Jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
     Pengharapan Injil, menunjuk kepada: Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, berkuasa melabuhkan hidup kita sampai ke belakang Tabir yakni Ruangan Maha Suci menjadi mempelai Tuhan.
     Sebab pengharapan itu suci, siapa menaruh pengharapan kepada Tuhan dia harus hidup suci... 1 Yohanes 3:3.
     Pengharapan itu dalam susunan Tabernakel terkena pada RUANGAN SUCI, disitu kita bisa menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kuasanya melabuhkan kita sampai ke belakang Tabir (RUANGAN MAHA SUCI).

Bertekun dalam iman, kita dibenarkan oleh iman, darah salib. Selanjutnya, jangan mau digeser dari pengharapan Injil. Pengharapan itu berarti hidup suci (1 Yohanes 3:3), tetapi pengharapan itu juga sauh yang kuat. Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat, mengapa? Karena melabuhkan kita sampai ke belakang Tabir itulah Ruangan Maha Suci, berarti menjadi mempelai Tuhan tanpa cacat dan tanpa cela.
Jadi Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita.

Kita kembali membaca ...
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Sebaliknya Rut tetap berpaut kepada Naomi mertuanya itu, oleh sebab itu di dalam menghadapi ketiga ujian di atas tadi, dalam menghadapi persoalan-persoalan apapun di atas muka bumi ini kita harus tetap bertahan dengan iman yang teguh dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil.

1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Berdirilah teguh jangan goyah, bertekun dalam iman, kita dibenarkan oleh iman. Dalam iman berarti setelah percaya (pintu gerbang) akan melihat, yakni:
1.   Mebah Korban Bakaran, itu menunjuk kepada: pertobatan.
2.   Kolam Pembasuhan Tembaga, berbicara tentang baptisan Kristus, mati dan bangkit.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, maka:
-       Mezbah Korban Bakaran ada diantara mata kaki dengan lutut, berarti di tungkai bawah.
-       Kolam Pembasuhan Tembaga ada diantara lutut dengan pangkal paha, itu tungkai atas.
Berdiri teguh, itu merupakan dasar kita untuk memikul pelayanan di Ruangan Suci.

Sebab kita tahu dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia, jangan mundur sekalipun menghadapi ujian-ujian. Persekutuan kita dengan Tuhan tidak sia-sia.
Kebaktian Natal Persekutuan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) 27-28 Desember 2019 sudah di depan mata, ayo untuk menopang ini perlu mezbah korban bakaran dan kolam pembasuhan tembaga, bertobat, lahir baru, dan penuh Roh Kudus, giat selalu (berkobar-kobar), jangan menjadi lemah.

Ini enaknya Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel terukur sampai kita dibawa masuk sorga, terukur tidak asal main comot ayat.
Jadi saudara kita bersyukur Tuhan Yesus baik, Dia juga rupanya memperhatikan bangsa kafir, bangsa Moab tadi.

Sekarang pertanyaannya: MENGAPA HARUS BERTINDAK DENGAN DUA HAL DI ATAS??
Jawabnya: persekutuan dengan Tuhan, jerih payah kita tidak sia-sia.
Persekutuan, terkait dengan 3 alat di dalam Ruangan Suci, yakni;
1. Pelita Emas -> Persekutuan dengan Roh Allah.
2. Meja Roti Sajian -> Persekutuan dengan Firman Allah.
3. Mezbah Dupa -> persekutuan dengan kasih Allah.

Kita kembali membaca ...
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

“Menangis pula mereka dengan suara keras.” Biarpun menangis keras-keras jika kita tidak berpaut dengan Tuhan, tidak melangkah bersama dengan Tuhan, tidak melangkah sesuai firman Tuhan maka air mata, tangisan, tidak ada artinya, tidak akan dapat menyelesaikan masalah.

Sore ini barangkali kita disentuh oleh firman, menangis itu wajar, tidak salah. Tetapi kalau firman itu tidak dilakukan, firman itu tidak di follow up itu hanya menyentuh perasaan, sama seperti perasaan dari pada Orpa disentuh, tetapi tidak mau melangkah maju sesuai dengan langkah-langkah firman, sesuai dengan ketetapan firman.
Tiap hari setelah dengar firman menangis, tetapi tidak diikuti langkah firman sampai ke Betlehem, bodoh, tidak bijaksana. Tidak dilarang menangis, saya yakin kalau saudara dengar firman sungguh-sungguh, tidak menoleh ke kiri dan ke kanan pasti hati akan hancur, tetapi yang Tuhan mau ialah; melakukan apa yang telah didengar (tindak lanjuti).

Tetapi Rut tetap berpaut dengan Naomi, itu yang Tuhan mau, berjalan terus bersama Naomi melangkah sesuai dengan ketetapan dari langkah-langkah Firman Tuhan. Naomi ini gambaran dari gembala, ayo ikuti terus gembala.
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, ikuti saja kemana Dia mau, ikuti saja, yang pasti kita dibawa ke dalam rencana Allah yang besar. Perjalanan rohani kita akan berhenti pada satu titik yakni; pesta nikah Anak Domba, tidak lain tidak bukan, bukan soal berkat.

Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."

Ternyata setelah Orpa pulang, Naomi itu tidak berhenti menguji Rut.
Tadi tiga ujian untuk Rut dan Orpa, tetapi setelah Orpa pulang tidak berhenti Naomi ini menguji. Jadi ujian yang dihadapi Rut ini tidak sedikit, tidak kecil, silih berganti, tidak berhenti, tidak berkesudahan.

Saudara belajar bijaksana, dewasa, jangan cengeng saat menghadapi ujian, karena hal itu tidak menyelesaikan masalah. Tetapi kalau hamba Tuhan menangis seperti Rasul Yohanes di pulau Patmos karena tuntutan pembukaan firman, tangisan semacam itu dapat menyelesaikan masalah.

Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"

Orpa kembali kepada kekafiran namun Rut tetap mengikuti Naomi sekalipun ia didesak dengan ujian-ujian berikutnya. Tidak sedikit orang Kristen berhenti di dalam pengikutan kepada Tuhan, langkah rohaninya berhenti mengikut Tuhan karena didesak oleh persoalan-persoalan dan dihimpit oleh banyaknya masalah, akhirnya ngambek, dan salahkan Tuhan.

Kemudian, KETETAPAN HATI RUT UNTUK MENGIKUTI NAOMI DIBUKTIKAN DENGAN PERKATAANNYA, adapun perkataanya:
1. Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi.
2. Di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.
     Hikmat sedang disampaikan di jalan-jalan, dimana-mana saja, itu yang kita butuhkan di hari-hari terakhir ini sebab kalau tidak ada Wahyu liarlah bangsa.
3. Bangsamulah bangsaku dan,
4.  Allahmulah Allahku.
5. Di mana engkau mati, aku pun mati di sana.
Perkataan Rut di atas dibagi 5, suatu pernyataan yang luar biasa. Adakah kita mau mengakui dan mengucapkan hal-hal yang seperti ini kepada Tuhan? Kiranya itu terjadi... Puji Tuhan.

Hal 1 dan 2 berbicara soal iman, HALAMAN.
Hal 3 dan 4 berbicara soal pengharapan, itu RUANGAN SUCI.
Hal 5 berbicara soal kasih terkena pada RUANGAN MAHA SUCI.

Rut 1:18
(1:18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.

Rut berkeras untuk ikut bersama Naomi, ujianpun berhenti. Begitu Naomi melihat Rut berkeras, ia pun berhenti menguji.
Ternyata ujian juga bosan melihat kita kalau kita berdiri teguh, ujian saja jijik melihat orang yang berdiri teguh, tetapi Tuhan jijik kepada orang yang tidak berdiri teguh.
Pilih mana ditolak dunia atau ditolak Tuhan?

Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"

Akhirnya sampailah Rut dan Naomi di Betlehem, berarti; natal terjadi.
Berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem, Betlehem artinya: rumah roti, sebab Yesus lahir di Betlehem,  dan dibaringkan di palungan, menunjukkan bahwa Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga, sebab palungan adalah tempat makan minum domba-domba.
Rut akhirnya mengalami natal setelah melewati perjalanan yang panjang, perjuangan yang berat dan luar biasa.
-       Iman, kemana engkau pergi disitu juga aku pergi, dimana engkau bermalam disitu juga aku bermalam.
-       Pengharapan, bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku.
Bangsanya Tuhan itulah imamat rajani, orang yang melayani Tuhan itu berarti harapannya besar.
-       Kemudian kasih berfungsi sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, itu sebabnya Rut berkata: jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!

Kemudian, adapun jaminan dari roti hidup atau jaminan natal pada malam ini, kalau kita menikmati roti hidup, serta  tubuh dan darah itulah pribadi Yesus yang dibaringkan di palungan, jika dikaitkan dengan Injil Yohanes 6 ada tiga:
1. Dibangkitkan pada akhir zaman ... Yohanes 6:54.
     Puji Tuhan, bersama dengan Abraham, Ishak, Yakub, Daniel, dan lainnya dibangkitkan pada kali yang kedua.
2.  Satu dengan Tuhan .... Yohanes 6:56.
     Kalau kita satu dengan Tuhan tidak ada lawan kita.
3.  Ia akan hidup selama-lamanya ... Yohanes 6:58.

Roti hidup, roti yang turun dari sorga, kita kaitkan lagi dalam ...
Mazmur 78:23
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,

Sesudah Yesus dibaptis air, langit terbuka, biar kita dibasuh oleh air firman Tuhan sehingga langit terbuka. Kita dibasuh firman, maka langit terbuka.
Maka jangan bosan mendengar firman Tuhan, beri diri dibasuh oleh air dan firman, maka langit akan terbuka.
Jadi tidak usah jungkir balik berdoa, tetapi untuk menyembah harus sesuai dengan ukurannya, takarannya 1 jam untuk sidang jemaat. Tetapi jungkir balik untuk memohon tidak perlu, yang terpenting beri diri dibasuh oleh air dan firman Tuhan, pasti langit terbuka mencurahkan berkat-Nya.
Jadi jangan doa nomor satu tetapi memalingkan telinga dari firman, doanya kekejian.

Mazmur 78:24-25
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit; (78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

Kasih mempelai, kasih yang luar biasa, roti hidup, roti yang turun dari sorga disebut juga “gandum dari langit” yaitu roti malaikat.
Roti malaikat artinya: firman penggembalaan yang terus menggembalakan kerohanian kita, itulah perbekalan yang berlimpah-limpah.

Firman penggembalaan dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang dan Cilegon, ini sekedar mengingatkan saja:
-       Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci adalah kitab Rut.
-       Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, untuk saat ini berada pada Wahyu 11:7.
-       Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, untuk saat ini berada dalam Kolose 3:9.
-       Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf, Kejadian 39 untuk sementara ini.
Inilah perbekalan yang berlimpah-limpah yang tidak berkesudahan, bekal ini cukup untuk membawa kita sampai ke Betlehem.

Kalau langit sudah terbuka apa saja Tuhan nyatakan sebagai tanda kasih dan kemurahan, itulah kasih mempelai.
Bukankah tadi Naomi ini yang adalah gambaran dari gembala, berbicara soal suami, ujian pertama soal suami, ujian kedua soal suami, ujian ketiga juga soal suami cuma ada tambahannya, yaitu; Naomi tidak bisa diharapkan lagi, kemudian pengalaman pahit yang dia alami. Mendengar tambahan ini gugurlah iman dari pada Orpa. Tetapi Rut inilah gambaran dari bangsa kafir, mewakili bangsa kafir untuk menjadi mempelai Tuhan.

Saya berharap kiranya firman itu dimeteraikan dalam loh-loh daging kita, ditukik di hati kita, jangan berlalu begitu saja. Kasih mempelai sedang membebat hati kita sekarang, kalaupun ada ujian demi ujian jangan berhenti berharap.
Yang kuliah tidak ada uang, jangan berhenti. Saya juga sempat sekolah Alkitab di Lempin-El Makasar tidak ada uang untuk beli sabun, pada saat itu bunda (orang tua saya) tidak ada uang juga, sementara mengontrak di Bekasi.
Namun terpaksa saya cari sabun di selokan dari kamar mandi, saya tangkap pergi, tidak tertangkap, ternyata licin, akhirnya saya berusaha dapat juga, itulah saya pakai untuk mandi.
Jangan karena ujian sedikit berhenti di tengah jalan, terus lanjut, demi sasaran akhir perjalanan rohani, yakni; pesta nikah Anak Domba.
Setelah itu saya menjadi pengerja, kurang lebih satu tahun di Banyuwangi, lalu masuk di Provinsi Banten bukan keinginan saya, Tuhan yang bawa saja, karena saya tidak pernah berfikir kesini.
Setelah sampai di bumi provinsi Banten, saya tidak menyangka karena Banten ini luar biasa sengsaranya buka pelayanan, seperti pengalaman Daniel di gua singa, saya berpikir seperti itu, dalam hati saya berkata; Tuhan betul- betul saya ini Daniel ya Tuhan, setiap hari saya menangis dan melangkah kemana saja langkah ini dibawa dan dituntun oleh Tuhan.
Sementara perut kosong, mau membuka pelayanan tidak ada sidang jemaat, belum ada kolekte, belum ada perpuluhan, saya hanya bisa menangis saja, itu ujian sedikit, jangan berhenti. Walaupun sempat berpikir, ternyata menderita sekali untuk menjadi hamba Tuhan.

Pada waktu tahun 2001 ada panggilan kerja dari salah satu perusahaan tambang emas di NTB karena saya mantan  dari tambang emas di Tembaga Pura, menggiurkan, gaji waktu itu luar biasa, lebih besar dari UMR sekarang, beberapa puluh tahun lalu, hampir 20 tahun lalu, menggiurkan semua falitas dilengkapi.
Saya tanya bunda, bagaimana bunda? Bunda juga kalau soal uang cepat, karena waktu itu sengsaranya minta ampun, kata bunda: ya udahlah kalau kerja yah kerja. Tetapi dalam hati, dahulu bunda suruh saya menjadi hamba Tuhan, saya tidak mau menjadi hamba Tuhan, ko ini terbalik, tetapi saya bertekat saya harus jadi hamba Tuhan.
Ujian demi ujian terlewatkan oleh kemurahan Tuhan, Tuhan beri kekuatan yang luar biasa, bukan oleh kekuatanku.

Jangan berhenti yang belum mendapat pekerjaan lanjut terus, nanti yang kembali ke kapal (ABK) ingat GPT “Betania”, terus ikuti live streaming.
Kasih Tuhan kasih mempelai sedang membebat hati kita, Tuhan mau sembuhkan luka-luka batin kita, hati yang hancur ini. Pedangnya memang melukai kita tetapi Tuhan mau sembuhkan kita, mau membebat hati kita pada petang sore ini. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang