KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, December 27, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 10 OKTOBER 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 10 OKTOBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 18)
 
Subtema: KESAKSIAN YESUS ADALAH ROH NUBUAT
 
Selamat malam; salam sejahtera di dalam kasih-Nya TUHAN kita, Yesus Kristus, yang senantiasa memerintah di dalam kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun dalam Ibadah Raya Minggu, yang digembalakan oleh GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik yang di dalam negeri, di tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun yang di luar negeri, di manca negara, di tiap-tiap negara.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari sorga, dari Allah, supaya kiranya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kehidupan kita masing-masing; melawat, memberkati, dan berkuasa untuk menyelamatkan kehidupan kita dari atas muka bumi ini. Dan selanjutnya, membawa kita bersama-sama dengan Dia di awan nan permai, dengan lain kata; menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
 
Secepatnya kita akan menyambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Kita sudah berada pada Wahyu 13:14, dan kita akan memasuki berkat yang baru, yaitu ayat 15. Namun, hati saya terdorong kembali untuk menjelaskan ayat 11-14, untuk selanjutnya kita berangkat dari sana menuju Wahyu 13:15.
 
Kita memperhatikan ayat 11-14 terlebih dahulu, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi
Wahyu 13:11-14
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
 
Sejenak kita memperhatikan: Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama. Oleh karena binatang kedua (nabi palsu), seluruh bumi menyembah antikris nantinya.
Kalau saya tanya kepada kebanyakan orang Kristen: “Saudara menyembah TUHAN atau menyembah Setan? Saudara menyembah TUHAN atau menyembah antikris?” Rata-rata orang Kristen akan berkata: “Saya menyembah TUHAN, tidak menyembah Setan. Saya menyembah TUHAN, tidak menyembah antikris.” Tetapi pada hakekatnya, praktek hidup sebenarnya adalah menyembah Setan dan antikris. Saudara jangan tersinggung dengan hal ini, sebab itulah kenyataannya. Tetapi untuk itulah, malam ini TUHAN datang untuk menyelamatkan kita bagaikan puntung yang ditarik dari api, supaya jangan binasa.
Hal ini hanya tambahan saja, sebelum saya jelaskan kesimpulan dari apa yang akan kita baca dari Wahyu 13:11-14.
 
Inti dari pembacaan Wahyu 13:11-14, di sini kita melihat: Nabi-nabi palsu menjalankan seluruh kuasa binatang pertama, yakni antikris. Kemudian, oleh kuasa yang dia terima dari antikris itu, nabi-nabi palsu;
-          Mengadakan tanda-tanda yang dahsyat,
-          Bahkan mereka mampu menurunkan api dari langit ke bumi.
Lalu, demonstrasi-demonstrasi yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu itu dipamerkan, dipertontonkan di depan mata semua orang, dan menjadi sebuah daya tarik untuk memikat hati penduduk bumi seantero dunia.
 
Singkat kata: Tujuan nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan menurunkan api dari langit ke bumi ialah untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi, yakni secara khusus mereka yang sudah terperdaya dan terpikat dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat -- yaitu api turun dari langit ke bumi --.
Kemudian, adapun praktek penyesatan nabi-nabi palsu:
1.      Supaya seluruh bumi menyembah binatang pertama (antikris) … Wahyu 13:12.
2.      Supaya seluruh bumi mendirikan patung berhala untuk menghormati antikris … Wahyu 13:14.
 
Jadi, begitu hebatnya nabi-nabi palsu itu menyesatkan penduduk bumi (seantero dunia). Sungguh, akhirnya akal sehat manusia (penduduk bumi) telah dirusak oleh nabi-nabi palsu.
Kalau akhirnya penduduk bumi menyembah binatang pertama (antikris), lalu akhirnya juga mau diperintahkan untuk mendirikan patung berhala untuk menghormati antikris, menunjukkan betapa akal sehat dari penduduk bumi sudah rusak, karena telah dicuci (dirusak) oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, yakni menurunkan api dari langit.
 
Tetapi yang berpegang teguh pada salib Kristus, dia memiliki hikmat Allah, dia memiliki kekuatan Allah, itulah pendirian Rasul Paulus di hadapan sidang jemaat di Korintus, termasuk kepada orang Yahudi dan Yunani, di dalam 1 Korintus 1:24. Kita juga harus memiliki pendirian yang sama, supaya akal sehat kita jangan dirusak, jangan dicuci otak kita oleh karena tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi-nabi palsu tadi.
Tetaplah berpegang teguh pada ajaran salib, sebab itu adalah hikmat Allah, itu adalah kekuatan Allah. Jangan mau dirusak, jangan mau otak kita dicuci oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu.
 
Kita kembali membaca Wahyu 13:11, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”, itulah binatang yang kedua, yaitu nabi-nabi palsu; sedangkan binatang pertama adalah antikris, yang keluar dari dalam laut.
 
Mari, kita akan memperhatikan WUJUD DARI NABI-NABI PALSU.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Wujudnya adalah bertanduk dua, persis seperti anak domba; tetapi anehnya, apabila binatang kedua yang keluar dari dalam bumi ini berbicara, persis seperti seekor naga. Berarti, perkataannya itu didorong oleh setan-setan.
 
Dengan demikian, perkataan-perkataan yang didorong dari dalam, tidak sesuai dengan tampilan dari bagian luarnya, karena tampilan luarnya bertanduk dua sama seperti anak domba, berarti sudah dekat dengan korban Kristus, sudah dekat dengan penyembelihan. Tampilannya sepertinya lemah lembut dan rendah hati -- itulah kehidupan yang memikul salib, sesuai dengan Injil Matius 11:28 --, tampilannya sudah dekat dengan korban, sudah dekat dengan penyembelihan, tetapi sayangnya, kalau ia berbicara, perkataan yang keluar yang didorong dari dalam itu didorong dari setan-setan; maka, disebutlah nabi-nabi palsu.
 
Pendeknya: Perkataan dan tampilan luar tidak sama. Kehidupan semacam ini adalah dasar dari tabiat nabi-nabi palsu. Kalau tidak, maka tidak mungkin disebut nabi-nabi palsu.
 
Mari kita lihat PERKATAAN TIDAK SESUAI DENGAN PERBUATAN, dari kisah anak Skewa, yang merupakan anak hamba TUHAN. Ada 6 (enam) orang anak hamba TUHAN di tempat ini; hati-hati, hal ini harus menjadi suatu pelajaran bagi kita semua, supaya pelajaran ini selalu diingat.
 
Kita akan memperhatikan Kisah Para Rasul 19, dengan perikop: “Anak-anak Skewa
Kisah Para Rasul 19:13-14
(19:13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." (19:14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
 
Tukang jampi orang Yahudi mengatas-namakan TUHAN Yesus Kristus untuk melayani orang-orang yang kerasukan roh jahat, dan berkata: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Masa iya, hamba TUHAN menyumpahi orang? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin; tetapi kenyataannya, hal itu terjadi.
Siapakah tukang jampi itu? Mereka itu adalah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Ketujuh orang itu adalah anak imam kepala, bukan sekedar anak imam-imam, tetapi anak imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
Jadi ternyata, anak hamba TUHAN bisa juga menjadi tukang jampi, tetapi anak hamba TUHAN di sini bukan tukang jampi, bukan?
 
Pendeknya: Perkataan mulut yang didorong dari dalam tidak sesuai dengan perbuatan dari ketujuh anak imam kepala Skewa. Mereka melayani dengan mengatas-namakan TUHAN, tetapi menyumpahi orang yang kerasukan Setan; itu tidak benar. Masakan kita mau mengusir Setan, tetapi dengan cara menyumpahi; itu tidaklah benar.
Justru, kalau mau mengusir Setan, terlebih dahulu harus mengakui dosa. Berapa kali dahulu saya mau mengusir Setan, namun terlebih dahulu saya harus mengakui dosa; kalau tidak, maka saya akan diserang balik.
 
Kisah Para Rasul 19:15
(19:15) Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"
 
Orang yang dirasuki roh jahat pun berkata: “Yesus aku kenal”, Dia Anak Allah yang dari sorga turun ke bumi dan mati di atas kayu salib. Pribadi yang disalibkan dikenal; Setan tahu orang yang disalibkan, Setan tahu orang yang mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN. Jadi, betapa hebatnya pekerjaan dari salib di Golgota ini.
Kemudian, Setan juga berkata: “Paulus aku ketahui” Dia tahu persis bagaimana gaya hidup dari pada Rasul Paulus, bagaimana penyerahan dirinya di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN; Setan tahu. Setan tidak berani dengan kehidupan yang dikenal dan yang diketahui detil-detil penyerahan diri kehidupannya secara rinci.
 
Namun, di sini kita perhatikan, Setan kembali berkata: “Tetapi kamu, siapakah kamu.
Jadi, tujuh anak Skewa, semuanya adalah tukang-tukang jampi Yahudi; mereka melayani dengan mengatas-namakan TUHAN. Akhirnya, mereka suka menyumpahi orang lain, yang seharusnya orang itu diberkati dan didoakan, supaya terjadi kelepasan.
 
Kembali saya sampaikan: Perkataan dan tampilan luar tidak sama. Kehidupan semacam ini merupakan dasar dari tabiat nabi-nabi palsu. Dan tadi kita sudah melihat, bahwa tujuh anak Skewa berusaha untuk menyesatkan, seperti nabi-nabi palsu.
 
Hal (makna) yang sama, namun berbeda kisah, akan kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul 12, dengan perikop: “Herodes mati” Bagaimana proses kematian dari pada raja Herodes?
Kisah Para Rasul 12:21-22
(12:21) Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. (12:22) Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!"
 
Suatu hari, Herodes memakai pakaian kebesaran, pakaian kemuliaan, pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta, dan dari sana ia berpidato kepada rakyatnya. Sementara Herodes berpidato, rakyat bersorak kepada Herodes, di mana sorakan mereka adalah “Ini suara allah dan bukan suara manusia!
Iblis juga mengaku-ngaku, mengatas-namakan TUHAN; suaranya seperti suara singa, sepertinya manis, tetapi palsu.
 
Kisah Para Rasul 12:23
(12:23) Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
 
Namun seketika itu juga, Herodes ditampar oleh malaikat TUHAN, karena ia tidak hormat kepada Allah; ia pun mati dimakan cacing-cacing.
Dimakan cacing, berarti ia tidak berharga. Kalau kita merendahkan diri seperti Daud yang mengaku “aku ini ulat”, itu jelas menunjukkan bahwa dia merendahkan diri di hadapan TUHAN. Tetapi kalau mati dimakan cacing, menunjukkan bahwa ia adalah kehidupan yang tidak berharga.
 
Intinya: Penyembahan itu adalah Allah yang punya; hanya kepada Dia sajalah kita berbakti. Jangan sesekali kita seperti raja Herodes; dilihat dari sorak para rakyatnya yang mengatakan “Ini suara allah dan bukan suara manusia!” Kalau Herodes jujur, seharusnya dia akan hentikan pernyataan sorak-sorai dari pada rakyatnya.
Jadi, yang harus kita garis bawahi dari Kisah Para Rasul 12:21-23 ialah penyembahan itu adalah milik Allah, dan hanya kepada Dia sajalah kita berbakti. Dan hal itu pun dinyatakan oleh Yesus di atas gunung yang tinggi pada saat Ia dicobai di padang gurun, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!
 
Tetapi suatu kali nanti, kerajaan dunia dan pemerintahan antikris, mereka itu akan menuntut supaya mereka dihormati, supaya mereka disembah sama seperti Allah. Jadi, nabi-nabi palsu menuntun ibadah dari pada mereka yang terpikat dengan tanda-tanda heran, dituntun sampai kepada puncak penyesatan, yakni menyembah kepada antikris; maka, suatu kali nanti kerajaan dunia dan pemerintahan dari antikris akan menuntut supaya mereka dihormati, supaya mereka disembah seperti Allah.
Saya akan buktikan ayatnya di dalam 2 Tesalonika 2.
Saudara harus memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, supaya jangan saudara berpikir untuk menghadapi hari esok dengan enak-enak seperti hari sekarang. Keadaan dunia ini tambah hari akan tambah sukar; tambah minggu tambah sukar; tambah bulan tambah sukar; tambah tahun tambah sukar. Jadi, janganlah saudara terlena dengan apa yang disuguhkan oleh dunia dan Setan.
Kalau kita hidup dari iman Abraham, kita akan merasa bahwa kita hanyalah seorang pendatang di bumi ini. Sekalipun ada kesempatan namun tidak ada keinginan untuk kembali ke daerah asal, karena kita rindu tanah air sorgawi sebagai milik pusaka sampai selama-lamanya.
 
Mari, kita memperhatikan 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN” Jadi, sebelum TUHAN datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, terlebih dahulu tampilnya si pendurhaka, itulah antikris, sesuai dengan perikop yang ada.
 
2 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Jangan mau disesatkan dengan cara apa saja. Oleh sebab itu, saya himbau: Milikilah roh Yakub, jadilah suatu kehidupan yang tenang. Ciri kehidupan yang tenang ialah tinggal di kemah.
Jangan sampai perasaan kita terganggu oleh karena goncangan yang sedang terjadi ini. Ingat: Tenang, cirinya ialah tinggal di kemah, supaya kelak nyata bahwa kita ini adalah gunung Sion, rumah Allah Yakub.
 
Sebab sebelum Hari itu, sebelum TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, haruslah datang dahulu murtad, tinggalkan TUHAN, tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan karena situasi kondisi, karena guncangan dunia semakin hebat -- bukan semakin senyap --. Kemudian haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, itulah antikris, si pemberontak, si pendusta yang suka menyangkali salib. Kalau seseorang menyangkali salib, itu menunjukkan bahwa ia adalah pendusta, tetapi kalau ia jujur, maka ia pasti pikul salib; itu sebabnya, antikris disebut si pendusta.
 
Si pendurhaka, itulah antikris, dialah musuh Allah yang selalu meninggikan dirinya di atas segala sesuatunya, dan ia mengharapkan bahwa dia akan disembah, dia menuntut penduduk bumi ini menyembah dia, dan menyatakan diri sebagai Allah; ini dibantu oleh nabi-nabi palsu tadi.
Jadi, raja-raja dan pemerintahan antikris, suatu kali nanti menuntut bahwa mereka akan disembah. Pemerintahan antikris itu bukan dibagi-bagi di suatu negara, tidak, melainkan menjadi satu kerajaan, satu pemerintahan dan satu pemimpin.
 
Bahkan antikris duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya (memproklamirkan) dirinya sebagai Allah yang harus disembah.
 
Tetapi saya berharap, siapa pun yang mendengar Firman ini ambil positifnya, jangan sampai dikira bahwa saya ini melawan pemerintah, tidak. Sedikit pun tidak ada di dalam pemikiran saya untuk melawan pemerintah. Saya ini belajar tunduk kepada pemerintah, baik dengan membayar pajak kendaraan, bayar pajak PBB, bayar apa saja yang harus saya bayar; tetapi Alkitab tidak boleh ditahan-tahan. Jadi, tidak ada maksud yang lain-lain.
 
Dalam hal ini kita dapat memetik suatu pelajaran, bahwa roh-roh jahat, roh-roh najis menipu manusia untuk selanjutnya menyembah kerajaan dunia dan menyembah pemerintahan antikris. Itulah roh-roh jahat, roh-roh najis yang menunggangi nabi-nabi palsu menipu manusia (penduduk bumi) untuk selanjutnya menyembah kerajaan dunia dan menyembah pemerintahan antikris.
Hal ini tentu saja berlawan dengan Roh Allah, yang mendorong manusia untuk menyembah Allah yang benar. Jadi, roh jahat dan roh najis yang menunggangi nabi-nabi palsu itu berlawan dengan Roh Allah (Roh TUHAN) yang suci itu, karena Roh TUHAN mendorong kita, membawa kita, memimpin kita, untuk selanjutnya dibawa sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
 
Jadi, untuk memperoleh keselamatan tidak cukup hanya dengan berkata “tidak perlu ke gereja, yang penting percaya”, itu salah; tetapi harus beribadah dengan setia = tergembala. Dari situlah kita diberangkatkan kepada penggembalaan yang sempurna; kalau tidak …
-          Untuk apa Yesus disebut Gembala Agung?
-          Untuk apa Yesus disebut Kepala rumah TUHAN? Ya, untuk memimpin gereja.
-          Untuk apa Yesus disebut Imam Besar Agung? Supaya dalam setiap pertemuan ibadah, Dia tampil sebagai Imam Besar untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa.
Jadi kalau tidak tergembala; dia pasti mudah sekali diseret. Dan cara setan menyeret itu pelan-pelan loh; malahan kita merasa itu bukanlah pekerjaan setan, padahal itu sudah pekerjaan Setan.
Oleh sebab itu, sekarang ini saya cukup seperti Daniel -- yang tertulis dalam Daniel 3 -- saja, yaitu tidak perlu berdebat. Sadrakh, Meskh, Abedego tidak mau berdebat, “Ya sudah, kalau mau dilempar, lempar saja ke dapur api pembakaran itu. Kami tidak mau berdebat, sebab kami hanya mau menyembah Allah saja. Kalau mau dilempar, lempar saja; kami tidak mau berdebat dengan tuanku Raja Nebukadnezar.” Hari-hari ini pun saya seperti itu; mungkin sikap saya dalam melayani seperti kontradiksi, menurut pemahaman mereka, tetapi saya tidak perlu berdebat. Kiranya sidang jemaat juga, kalau mau mengikuti dengan iman ya bagus; kalau tidak, ya saya sudah sampaikan kisi-kisinya, bukan?
 
Kembali saya sampaikan: Roh-roh jahat dan roh-roh najis tadi menipu manusia, yang menunggangi nabi-nabi palsu untuk menyesatkan manusia, dan akhirnya menyembah kerajaan dunia dan pemerintahan antikris. Hal ini berlawanan dengan Roh Allah karena Roh Allah mendorong manusia untuk menyembah Allah yang benar, Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan kita masing-masing.
 
Kita hubungkan dengan 2 Petrus 1, dengan perikop: “Nubuat tentang kemuliaan Kristus telah digenapi
2 Petrus 1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
 
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Rasul Petrus diteguhkan oleh Firman yang disampaikan oleh para nabi TUHAN, itulah Firman yang tertulis dalam Perjanjian Lama.
Jadi, pengalamannya bersama dengan TUHAN Yesus, itu sudah ditulis oleh para nabi. Juga pengalamannya waktu naik di atas gunung yang tinggi bersama dengan Yakobus dan Petrus menyertai Yesus naik ke atas gunung, itu juga ditulis para nabi.
Sehingga ketika pengalaman Petrus bersama dengan Yesus tergenapi, maka dia pun menuliskan di dalam 2 Petrus 1:19, Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Jadi, kalau Simon Petrus, satu dari murid Yesus, yang sekaligus menerima jabatan rasul, mau diteguhkan oleh Firman nabi, maka kita ini harus mau juga diteguhkan oleh Firman nabi, karena kita bukan siapa-siapa.
 
Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya … Mari kita memperhatikan Firman para nabi sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya, yang bernyala-nyala di tempat yang gelap (di dalam kegelapan), dengan demikian; kehidupannya pasti diterangi. Sampai kapan kehidupannya diterangi? Sampai fajar menyingsing, sampai terbit terang, berarti sudah melewati kegelapan dan puncak kegelapan, puncak kesesakan, itulah aniaya antikris.
Selanjutnya, bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Bintang timur, pekerjaannya adalah untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran; itulah yang terjadi kalau kita mau memperhatikan Firman nabi.
 
Jadi, jangan selalu soal berkat-berkat. Pokoknya, cari dahulu Kerajaan Sorga, maka berkat akan menyusul. Kalau kita terlebih dahulu cari “kerjaan”, maka “Kerajaan Sorga” lari dari kita. Jadi, yang dicari pertama-tama adalah “Kerajaan Sorga”, bukan “kerjaan dunia”, maka nanti semuanya menyusul; ingat itu.
 
2 Petrus 1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah
 
Firman nubuat atau nubuat-nubuat yang tertulis dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, tidak boleh ditafsirkan oleh akal pikiran manusia, tidak boleh. Oleh sebab itu, saya selalu berusaha; sampai detik ini, saya menyampaikan Firman ayat menjelaskan ayat lain, ayat menerangkan ayat lain, semuanya saling terkait, itulah Firman dalam urapan (ilham) Roh Kudus.
Singkat kata: Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi nubuat dihasilkan oleh dorongan Roh Kudus, nabi-nabi, hamba TUHAN berbicara atas nama TUHAN (nama Allah).
-          Berbeda dengan raja Herodes yang berbicara dengan mengatas-namakan TUHAN, akhirnya ia pun ditampar malaikat, ia tidak menghormati Allah.
-          Berbeda dengan anak-anak imam kepala Skewa, tukang-tukang jampi itu, di mana mereka mengaku sebagai hamba TUHAN dan melayani orang yang kerasukan Setan dengan mengatas-namakan TUHAN; akhirnya mereka digagahi oleh Setan sampai mereka terluka dan telanjang dipermalukan.
Itulah yang terjadi kalau tidak sungguh-sungguh di dalam TUHAN, kelak akan dipermalukan Setan.
 
Hati-hati, membuat suatu pernyataan di media sosial itu bagus, tidak salah, saya tidak persalahkan; tetapi kalau pernyataanmu tidak sesuai dengan perbuatan hidupmu, hentikan itu. Kalau tidak, engkau nanti sama dengan orang bebal yang susah diluruskan, hati-hati, hentikan itu. Saya mengatakan ini berdasarkan Firman, bukan berdasarkan nafsu daging saya, karena saya pun melakukan hal yang sama.
Nanti ketika makan bakso; difoto. Di samping bakso, ada kucing; difoto. Kucingnya ikut makan bakso; difoto. Masuk kamar mandi; difoto. Semua dipamer di media sosial; itu sama dengan menunjukkan kebodohan sendiri sebetulnya. Akhirnya, orang lain pun tahu “bodoh ya”.
Kalau kita diam, Alkitab mengatakan “orang tidak tahu kita bodoh”, seperti yang tertulis dalam Amsal. Tetapi kalau terlalu banyak bicara, maka akan ketahuan kebodohan itu. Jadi, tenang saja, mencari tempat untuk berbaring.
 
Singkat kata: Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang-orang berbicara atas nama Allah. Berbanding terbalik dengan raja Herodes dan anak-anak Skewa.
Namun, berangkat dari ayat ini, kita mengetahui (memahami) bahwa “kesaksian Yesus -- selama 33.5 (tiga puluh tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini -- adalah roh nubuat”. Dan hal ini dibenarkan langsung oleh Rasul Yohanes.
 
Mari, kita perhatikan Wahyu 19, dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba” Ini adalah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Muara dari ibadah adalah perjamuan malam kawin Anak Domba. Tetapi saya heran, banyak orang Kristen tidak mengenal pesta nikah Anak Domba; padahal jelas, dari Kejadian sampai Wahyu, banyak kali berbicara soal “pesta nikah”.
Di Alkitab, pelajaran tentang “Tri Tunggal” tidak ada tertulis, tetapi ajaran ini diterima dan tidak salah. Loh, ajaran tentang “perjamuan kawin (pesta nikah) Anak Domba” yang tertulis dari Kejadian sampai Wahyu kok tidak diterima. Aneh, bukan?  Ajaran yang tidak ditulis diterima, tetapi kok ajaran yang tertulis dari Kejadian sampai Wahyu, tertulis dengan jelas, dengan lengkap dan rinci -- kalau hamba TUHAN itu bisa merinci -- kok tidak diterima?
Saya mau tanya kepada saudara: “Di mana tertulis Allah Tri Tunggal?” Tidak ada; tetapi itu harus kita terima, dan itu adalah sebuah pelajaran yang sehat.
 
Perikop Wahyu 19 adalah “Perjamuan kawin Anak Domba”, pesta nikah, itu adalah muara dari ibadah kita. Muara ibadah bukan berkat, bukan lahiriah, bukan dunia ini. Sorga adalah muara ibadah kita.
 
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Lalu ia berkata kepadaku … Ini adalah suatu penglihatan yang dia terima ketika ia dibuang di pulau Patmos -- yang sekarang disebut Istanbul, Turki --.
Tuliskanlah … Maka, Rasul Yohanes menulis di dalam kitab Wahyu 19:9, “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba” Oleh sebab itu, menerima Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel jangan suka pakai alasan, seperti dalam Matius 22, di mana undangan sudah siap kepada mereka yang harus diundang, tetapi mereka menolak undangan itu.
 
Sejenak, secara singkat kita memperhatikan Matius 22:1-14, dengan perikop: “Perumpamaan tentang perjamuan kawin
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu … Itu adalah gambaran dari bangsa Israel, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Terhadap undangan (perjamuan malam kawin Anak Domba).
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, Yesus, Anak Domba telah tersembelih, datanglah ke perjamuan kawin ini.
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya, tidak mengindahkan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel yang akan membawa gereja TUHAN sampai masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Alasan mereka adalah ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya; ini loh orang-orang sibuk. Hati-hati dengan kesibukan sehingga tidak tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya; coba bayangkan. Dan itu sudah ditanggung oleh Yesus di atas kayu salib; dari sorga, Dia diutus ke dunia ini untuk memproklamirkan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Dan itu dibuktikan dengan kisah 5 (lima) gadis yang bijaksana dan 5 (lima) gadis yang bodoh, di mana mereka sama-sama menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga. Tetapi karena Mempelai Laki-Laki lama tidak datang-datang, mereka pun tertidur. Kemudian, di keheningan tengah malam, ada suara yang mengatakan: “Mempelai Laki-Laki Sorga datang! Songsonglah dia!” Berarti, yang membangunkan hidup gereja TUHAN dari ketertidurannya, dari kelemahannya, hanyalah Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Jadi, baik gereja yang sempurna, maupun gereja yang bodoh -- 5 (lima) gadis yang bijaksana dan 5 (lima) gadis yang bodoh -- sama-sama mempunyai kelemahan, tidak ada yang sempurna. Tetapi baik gereja yang bodoh maupun gereja yang bijaksana sama-sama dibangunkan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel.
Itulah yang saya maksud tadi “kok ajaran Tri Tunggal diterima, padahal tidak tertulis, walaupun harus kita terima.
 
Kita kembali memperhatikan kisah dalam Matius 22: Karena undangan yang pertama -- kehidupan yang layak diundang -- itu menolak undangan, akhirnya, murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Hati-hati, ibadah yang menolak Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel akan dimurkai oleh Allah, kota itu akan dibakar oleh Allah, itulah kota Babel.
Kemudian, sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia … Rencana Allah harus digenapi, sebab “kesaksian Yesus adalah roh nubuat”, artinya; apa yang dikerjakan-Nya di bumi ini selama 33.5 (tiga puluh tiga setengah) tahun harus tergenapi; itu loh maksudnya.
Perjamuan kawin telah tersedia, berarti pesta nikah harus tergenapi, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Maka, sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Karena bangsa Israel menolak TUHAN sampai hari ini, akhirnya Rasul Paulus diutus kepada bangsa kafir, sehingga bangsa kafir -- secara khusus bangsa (negara) Indonesia ini -- diberkati oleh TUHAN, sebab Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel ditemukan di bumi pertiwi Indonesia, tidak di bangsa-bangsa lain.
Pesta nikah harus terlaksana, harus tergenapi, sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Pernyataan ini kita peroleh setelah kita berangkat dari 2 Petrus 1:20-21, bukan? Di mana setiap nubuat tidak boleh ditafsir oleh manusia.
 
Akhirnya, bangsa kafir layak masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba; ini adalah kehidupan yang di persimpangan. Dahulu, kita jauh dari TUHAN, seperti kehidupan yang di persimpangan, itulah bangsa kafir.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu, tanpa terkecuali. TUHAN beri kesempatan untuk menggembalakan hidup rohani kita oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, untuk yang baik, untuk yang jahat, itulah kehidupan di persimpangan jalan, yang tidak jelas kehidupannya, itulah bangsa kafir, bukan Yahudi.
 
Pesta nikah harus tergenapi, sebab kesaksian Yesus adalah roh nubuat.
 
Mari, kita kembali memperhatikan Wahyu 19.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah. Firman yang benar dan murni adalah pemberitaan Firman yang membawa dan memimpin gereja TUHAN untuk dibawa masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba atau pesta nikah Anak Domba; itulah Firman yang benar.
Kalau muara Firman hanya soal berkat, atau muara ibadah itu hanya sibuk mengadakan sensasi-sensasi, sibuk hanya mengadakan tanda-tanda heran, itu adalah pelayanan yang belum berpola dengan Tabernakel sorgawi. Tetapi oleh kemurahan TUHAN, segala kegiatan yang ada di tengah-tengah ibadah dalam penggembalaan GPT "BETANIA" terkait dengan pola Tabernakel.
 
Jadi, Firman yang benar adalah pemberitaan Firman yang memimpin gereja TUHAN untuk selanjutnya dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba; itulah yang benar.
Kalau berbicara tentang “nikah”, itu jelas berbicara tentang “kesatuan” antara Kristus sebagai Kepala dengan sidang jemaat sebagai tubuh-Nya, supaya nanti Kepala dengan tubuh menyatu; itulah “nikah”. Suami adalah kepala, isteri adalah tubuh; itu nikah. Jadi, ibadah ini dibawa masuk dalam pesta nikah. Muara dari ibadah bukan soal “berkat”, camkanlah itu, bukan soal “mujizat”; semua itu akan ditinggalkan, akan tertinggal di bumi ini.
 
Sudah paham ya, bahwa kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Berarti, segala rencana Allah akan tergenapi; termasuk pesta nikah Anak Domba harus tergenapi.
 
Wahyu 19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
 
Satu dari dua puluh empat tua-tua berkata kepada Rasul Yohanes: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus.” Kemudian, satu dari tua-tua berkata: “Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.
Tetapi lihat, nabi-nabi palsu menyesatkan penduduk bumi, untuk selanjutnya mereka yang disesatkan -- secara khusus yang terpikat dengan mujizat palsu, terpikat dengan tanda-tanda heran -- akhirnya digiring kepada suatu puncak ibadah yang palsu, yaitu penyembahan yang salah, menyembah antikris.
 
Namun di sini kita melihat, tua-tua ini berkata: Jangan sembah aku. Aku sama dengan kamu, karena kita semua adalah sama-sama hamba TUHAN. Yang harus kita sembah adalah TUHAN. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat. Apa pun yang sudah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, itu adalah roh nubuat, yang harus tergenapi.
Tadi, kita sudah melihat di dalam Injil Matius 22: Kalau bangsa Israel menolak, ada orang yang di persimpangan, itulah bangsa kafir, entah itu penjahat, entah itu orang baik, entah itu setengah baik atau setengah miring “undang saja”. Itulah belas kasihan TUHAN kepada kita, bangsa kafir ini. Siapa kita ini; bukankah kita ini penjahat? Mengapa saya bilang kita penjahat? Karena banyak kali kita membunuh manusia, sebab membenci sesama setara dengan dosa pembunuh.
Kita ini penjahat, kehidupan bangsa kafir di persimpangan jalan; namun kalau akhirnya menerima undangan, yakni; Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, itu adalah kemurahan.
 
Sekarang, terkait dengan hal nubuat, Yang Pertama: NUBUAT RASUL PAULUS tentang akhir zaman.
2 Tesalonika 2:3
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
 
Ini pernyataan dari pada Rasul Paulus: Sebelum Hari itu, sebelum TUHAN datang kembali sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga, untuk yang kedua kali, haruslah datang dahulu murtad, itulah orang yang meninggalkan TUHAN, kemudian haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, itulah antikris, yang walaupun akhirnya binasa. Terlebih dahulu itu dinyatakan.
Semua diizinkan TUHAN terjadi, termasuk Yudas yang dipilih TUHAN, bukan? Yudas cinta uang, demikian juga dengan antikris; ibadahnya pelacuran, ibadah karena uang, itu juga diizinkan TUHAN. Itu dulu yang terjadi, barulah nanti TUHAN datang, Anak Manusia dipermuliakan.
 
Inilah nubuatan yang disampaikan oleh Rasul Paulus, dan itu akan tergenapi.
 
Masih tentang nubuatan Rasul Paulus, kita akan memperhatikan 2 Timotius 3, dengan perikop: “Keadaan manusia pada akhir zaman” Rasul Paulus belum melihat, tetapi dia sudah nubuatkan, bukan? Dan itu akan terjadi.
2 Timotius 3:1-6
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
 
Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar … Hal ini sudah dinyatakan oleh Rasul Paulus. Jadi, keadaan dunia ini semakin lama akan semakin sukar. Kalau hari ini saudara bisa bekerja, setiap bulan ada gaji, ya puji TUHAN; tetapi ingat, makin hari dunia ini makin sukar. Segala nubuatan dari hamba TUHAN yang dipakai dan diurapi oleh TUHAN pasti tergenapi.
 
Intinya di sini, Rasul Paulus bernubuat tentang dosa akhir zaman, antara lain:
Yang Pertama: Manusia akan mencintai dirinya sendiri; hanya mencintai diri sendiri saja, tidak cinta TUHAN, tidak cinta ibadah, tidak cinta pelayanan, tidak cinta isteri, tidak cinta suami, tidak cinta anak, tidak cinta mertua, tidak cinta orang lain, hanya mencintai diri sendiri.
Yang Kedua: Menjadi hamba uang­ = menjadi budaknya uang (diperbudak oleh uang). Hanya karena uang, ia tidak beribadah; hanya karena uang, ia tidak mau menghadap TUHAN, tidak mau melayani TUHAN. Yang sudah melayani, biarlah tetap melayani TUHAN; kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.
Yang Ketiga: Mereka akan membual. Membual itu banyak bicara, banyak ngomong, tetapi satu pun dari omongannya tidak ada yang beres, tidak ada yang benar. Capek menghadapi orang semacam ini; susah, stress, makan hati.
Yang Keempat: Menyombongkan diri = meninggikan diri, menjadi angkuh.
Yang Kelima: Mereka akan menjadi pemfitnah.
Yang Keenam: Mereka akan berontak terhadap orang tua; hal ini akan terjadi kelak di akhir zaman.
Yang Ketujuh: Tidak tahu berterima kasih = tidak ada ucapan syukur, tidak ada ucapan terima kasih padahal sudah diberkati. TUHAN sudah mendoakan kita supaya kita selamat di jalan supaya sampai ke lokasi tujuan bisnis usaha kita; dan untuk hal ini pun kita harus bersyukur.
Yang Kedelapan: Tidak mempedulikan agama, sebab yang penting baginya hanyalah usaha, pekerjaan.
Yang Kesembilan: Tidak tahu mengasihi, sebab dia hanya mengasihi dagingnya saja, hanya mengasihi dirinya saja, hanya mengasihi kepentingannya saja.
Yang Kesepuluh: Tidak mau berdamai, melainkan bertahan dengan kekerasan di hati; inilah dosa akhir zaman. Kalau sudah ada tanda-tanda ini, cepat-cepatlah berdamai kepada TUHAN: “TUHAN, ampuni saya ini, kok tidak suka berdamai kepada sesama, tidak mau berdamai kepada TUHAN, tidak mau berdamai dengan isteri, tidak mau berdamai dengan suami. Ampuni saya, TUHAN.” Menangislah nanti sebentar; jangan bertahan dengan kebodohan.
Yang Kesebelas: Suka menjelekkan orang = suka mengata-ngatai orang karena sifat yang jelek.
Yang Keduabelas: Tidak dapat mengekang diri.
Yang Ketigabelas: Garang = berani untuk melakukan kesalahan, bukan berani untuk memikul salib. Seharusnya, yang benar adalah berani memikul salib, tetapi ini justru berani melakukan kesalahan, berani berdusta, berani menipu.
Sedikit tips untuk berdagang atau berusaha dengan jujur: Kalau ia adalah pedagang buah-buahan, kalau sudah tahu buah itu busuk, lalu konsumen meminta pisau supaya dicoba (dites) dulu bagus atau tidak buah itu, jika konsumen bertanya “Bu, Pak, di mana pisaunya?” Jangan bilang “tidak tahu”, tetapi katakan “saya tidak lihat -- karena dia bersembunyi di balik tikar --”. Tetapi kalau saudara berkata “saya tidak tahu”, itu sudah berdosa, sebab saudara sudah berdusta.
Kemudian, kalau memang dagangan itu harganya Rp 2.000,- lalu saudara hanya mengambil keuntungan Rp 500,- berarti saudara menjual kepada konsumen seharga Rp 2.500,- Jangan sampai ketika ada orang menawar “Rp 2.500,- dong”, lalu si penjual berkata: “Ah, modalnya saja tidak dapat”, itu dusta, tidak masuk sorga nanti. Katakan saja: “Belum dapat” atau “Belum bisa” atau “Tipis.” Kalau memang sudah ada untungnya, jangan berkata: “Modalnya saja tidak dapat.” Jujur saja, karena TUHAN maha tahu, sebab persoalannya; kita bertanggung jawab kepada TUHAN Yesus, bukan kepada orang itu.
Saudara bisa saya tipu, saudara yang hadir di sini bisa saya tipu; saya mengatakan saya menyembah, padahal saya tidak menyembah, apakah saudara tahu? Tentu tidak tahu; tetapi pertanggungan-jawabnya kepada TUHAN.
Yang Keempatbelas: Tidak suka yang baik, hanya suka yang tidak baik saja.
Yang Kelimabelas: Suka mengkhianat.
Yang Keenambelas: Tidak berpikir panjang, berarti pendek cara berpikirnya; itu dosa akhir zaman juga.
Yang Ketujuhbelas: Berlagak tahu, padahal tidak tahu.
Yang Kedelapanbelas: Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
 
Singkat kata: Ada 18 (delapan belas) dosa akhir zaman, sesuai dengan nubuatan dari Rasul Paulus.
 
Kita perhatikan 1 Timotius 4, dengan perikop: “Tugas Timotius dalam menghadap pengajar sesat
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
 
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian … Ini merupakan nubuat Rasul Paulus juga, tetapi tetap dengan pernyataan “… Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian …” Jadi, ini bukan pernyataannya, ini merupakan nubuat dari TUHAN, karena dia hanyalah alatnya Roh TUHAN untuk dinyatakan.
 
… Ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Ada cap yang namanya 666 (enam ratus enam puluh enam). Kalau capnya TUHAN pasti seperti Rasul Paulus bernubuat, di mana dia berkata: “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan …”, itu adalah cap (Roh) dari TUHAN.
Roh Kudus itu meterai, itu cap; jadi, bernubuat karena Roh TUHAN, itu cap, itu meterai TUHAN. Jadi, kita pun datang beribadah karena Roh TUHAN, bukan karena manusia; sidang jemaat datang beribadah bukan karena saya, tetapi karena TUHAN.
Dan itu pun dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada Timotius: “akan banyak orang murtad dan mengikuti nabi-nabi palsu.
 
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
 
Kemudian, nabi-nabi palsu itu melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.
YANG PERTAMA: Melarang orang kawin, berarti; menolak Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
YANG KEDUA: Kemudian, melarang orang makanan makanan yang diciptakan Allah, itulah yang tertulis dalam Injil Yohanes 4:34, antara lain:
1.      Melakukan kehendak Dia, itulah salib.
2.      Menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Jadi, kesaksian Yesus adalah roh nubuat, artinya; segala kesaksian hidup dari pada Yesus harus tergenapi, termasuk pesta nikah Anak Domba. Tetapi justru nabi-nabi palsu, selain melarang orang kawin, juga melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah. Dan nubuatan dari Rasul Paulus ini sudah mulai nampak sekarang ini.
 
Kita akan memperhatikan terkait dengan hal nubuat, Yang Kedua: NUBUAT RASUL PETRUS tentang akhir zaman.
2 Petrus 3:3-4
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
 
Pada zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya … Kalau ada yang mengejek tentang tiga macam ibadah pokok, diam saja, tidak usah diajak berdebat. “Hari-hari ibadah terus, hari-hari ibadah”, begitulah kata pengejek-pengejek. Bukankah seharusnya kita bersyukur kalau kita dekat dengan TUHAN?
Bukankah seharusnya kita yang berkata: “Hari-hari bekerja, hari-hari bekerja, tidak pernah beribadah” Tetapi ini kok beribadah justru disalahkan. Namun hal ini telah dilihat oleh Rasul Petrus, di mana di akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek.
 
Isi ejekan dari pada para pengejek yang hidup menuruti nafsunya ialah “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Itulah alasan mereka sehingga mereka tampil sebagai pengejek-pengejek: “Katanya TUHAN datang, tetapi dari dulu nenek moyang kami mati sampai sekarang, dunia masih sama saja?
Saya pernah melihat di Youtube mengenai antikris, dia tidak terima tentang antikris ada cap di tangan kanan dan di dahi; saya heran, mengapa hamba TUHAN bisa begini?
 
Jadi, hal itu akan terjadi nanti, sehingga manakala hal itu kita alami, maka kita tidak usah kaget karena itu sudah dinubuatkan oleh Rasul Petrus.
 
Kita akan memperhatikan terkait dengan hal nubuat, Yang Ketiga: NUBUAT YESUS KRISTUS tentang akhir zaman.
Matius 24:37-39
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, (24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
 
Kalau kita perhatikan nubuatan Yesus tentang akhir zaman ini, di mana Yesus menyatakan suatu nubuat bahwa; pada akhir zaman, manusia duniawi akan hidup sama seperti zaman Nuh. Sebelum Yesus datang pada kali yang kedua, mereka akan:
1.      Makan dan minum = Dikuasai oleh hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
2.      Kawin dan mengawinkan, itu adalah dosa seks bebas.
 
Sekarang ini, nubuatan Yesus tentang akhir zaman sudah tergenapi; di mana-mana, setiap kios pasti ada jual makanan dan minuman. Apalagi dalam perjalanan ke arah Pastori; sepanjang pintu gerbang Pondok Cilegon Indah sampai ke Perumnas, semua itu kuliner makan minum. Jangan saudara ikut di situ untuk joget-joget ya?
Setelah dosa makan minum, lanjut kepada dosa kawin mengawinkan, itu adalah dosa seks bebas. Ini adalah nubuatan Yesus tentang akhir zaman.
 
Di atas tadi saya sudah katakan: Kesaksian Yesus adalah roh nubuat, yang pasti tergenapi; termasuk nubuatan dari Rasul Paulus tentang akhir zaman, tergenapi; nubuatan dari pada Rasul Petrus tentang akhir zaman, di mana tampilnya pengejek-pengejek pun tergenapi; dan nubuatan dari pada TUHAN Yesus tentang akhir zaman, pasti juga tergenapi.
Tetapi pesta nikah, yang merupakan bagian dari nubuatan, harus tergenapi; oleh sebab itu, di dalam kitab Wahyu dikatakan “yang suci semakin suci, yang jahat semakin jahat”, maka tergenapilah.
 
Kalau saudara sadari, ada sedikit hal yang menggelitik hati: Mengapa nabi-nabi palsu ini kok loyal sekali kepada antikris?
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Jawabnya: Seluruh kuasa pada binatang pertama, binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, dijalankan oleh nabi-nabi palsu dan disaksikan langsung oleh antikris, sehingga penghuni bumi disesatkan. Dan di dalam kesesatan itu, mereka digiring kepada suatu penyembahan yang salah, yaitu menyembah binatang pertama, itulah antikris.
Bukankah ini loyal sekali? Ada apa kok bisa loyal? Padahal nabi palsu itu datangnya dari bintang yang jatuh dari langit, itulah hamba TUHAN yang diurapi, namun diseret (dilemparkan) ke jurang maut. “Sudah ada”, kemudian dilemparkan ke jurang maut “tidak ada”, kemudian keluar dari jurang maut dan muncul kembali “yang ada” = Yang ada, tidak ada, muncul lagi (ada lagi). Itu kan tandingan dari apa yang dikerjakan oleh Alfa dan Omega.
 
Jadi, mereka itu loyal sekali kepada antikris; namun, mari kita lihat “rohnya” dulu. Loyal, pengabdian sepenuh, itu tergantung dari motor penggerak. Kita juga loyal dan mengabdi kepada TUHAN, itu tergantung dari motor penggerak. Apa motor penggerak mu untuk datang kepada TUHAN? Apakah “ambisi” atau “kasih Mempelai”?
 
Mari kita baca Wahyu 13:11.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Nabi-nabi palsu tampilannya seperti anak domba, artinya:
-          Dekat dengan penyembelihan.
-          Lemah lembut dan rendah hati, itulah orang yang memikul salib.
Tetapi kalau berbicara seperti seekor naga. Berarti, motor penggerak dalam pelayanannya adalah ular naga merah padam, roh setan-setan.
 
Sekarang, kita akan melihat Yesaya 9, untuk melihat kok bisa loyal kepada antikris, padahal awalnya mereka adalah hamba TUHAN, hambanya TUHAN Yesus.
Yesaya 9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
 
-          Tua-tua, pemimpin-pemimpin, itulah orang-orang terpandang, itulah kepala ular naga merah padam = Antikris.
-          Pendusta-pendusta, itulah nabi-nabi palsu, itulah ekor ular naga merah padam.
Jadi, dari sini kita melihat; kalau nabi-nabi palsu loyal kepada kepala ular naga merah padam, loyal kepada antikris, itu karena mereka ada di dalam satu kesatuan, itulah Tri Tunggal Setan -- naga, antikris, nabi-nabi palsu --, karena mereka ada di dalam bagian dari Tri Tunggalnya Setan.
1.      Naga merah padam.
2.      Kepalanya, itulah antikris.
3.      Lalu ekornya, itulah nabi-nabi palsu.
Jadi, itulah sebabnya nabi-nabi palsu ini loyal kepada antikris, sehingga nanti nabi palsu menyesatkan bangsa-bangsa, lalu digiring kepada suatu penyembahan yang salah, yaitu menyembah raja-raja, pemerintahan antikris suatu kali nanti; itulah yang dituntut antikris kepada nabi palsu.
Oleh sebab itu, biarlah kita saling mendoakan, baik saya maupun saudara, selain tunduk kepada pemerintah, juga harus banyak menyembah.
 
Itu sebabnya, saya terdorong sekali untuk kembali menyampaikan Wahyu 13:11-14. Jadi, jangan kita anggap enteng dengan berita Firman di malam ini. Sebaiknya kita junjung tinggi, supaya kita jangan dientengkan TUHAN di neraka; ingat itu.
-          Jika menolak Firman, maka hukumannya adalah 7 (tujuh) sangkakala yang ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat.
-          Jika menolak kegiatan Roh, hukumannya adalah 7 (tujuh) meterai yang dibuka oleh 7 (tujuh) malaikat Allah.
-          Jika menolak kasih Allah (doa penyembahan), hukumannya adalah 7 (tujuh) cawan murka Allah, itulah bokor Allah yang akan ditumpahkan oleh 7 (tujuh) malaikat.
Jadi, ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman.
-          7 (tujuh) penghukuman yang pertama, itulah 7 (tujuh) meterai, yang menghukum orang-orang yang menolak kegiatan Roh (ibadah pelayanan).
-          7 (tujuh) penghukuman yang kedua, itulah 7 (tujuh) sangkakala yang ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat, yang menghukum orang-orang yang menolak Firman Allah.
-          7 (tujuh) penghukuman yang ketiga, itulah 7 (tujuh) cawan murka Allah yang ditumpahkan oleh 7 (tujuh) malaikat.
Semuanya ada di dalam Kitab Wahyu. Dari pengertian, akhirnya kita timbul rasa takut dan gentar untuk mengerjakan keselamatan.
 
Harapan saya dari tempat ini adalah supaya kita sungguh-sungguh di akhir zaman ini untuk menghadap TUHAN dan tergembala dalam sebuah penggembalaan. Jangan mengembara. Tidak salah bekerja, tidak salah berbisnis berusaha, apa pun tidak salah, asal jujur; tetapi jangan lupa penggembalaan. Setialah beribadah dan melayani TUHAN sampai kepada kesudahan dunia ini, maka nanti tangan kanan TUHAN, itulah penggembalaan, akan membela kehidupan kita dari sekarang sampai selama-lamanya.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang