KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, August 31, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 MEI 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 MEI 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 158)

Subtema: “CELAH-CELAH BATU”

Shalom saudaraku..
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memnuhi kehidupan kita malam ini. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan,  pemuda remaja, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, facebook, youtube, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati. Sebab itu mari kita berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Kembali kita memperhatikan firman peggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang Study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki. Anak yang sulung bernama Manasye, sedangkan anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya kita akan memperhatikan arti rohani dari kedua anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung yakni Manasye.
Manasye, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Tentang: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase.
Fase yang pertama: SAAT YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kisah ini ditulis dengan jelas di dalam Kejadian 37:1-36, yang dibagi atas:
a. Ayat 1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b. Ayat 12-36; Yusuf dijual ke tanah Mesir.

Keterangan: YUSUF DIJUAL KE TANAH MESIR.
Kejadian 37:25-28
(37:25) Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir. (37:26) Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? (37:27) Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. (37:28) Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Intinya; Yusuf diangkat dari sumur tempat ia dilemparkan, lalu dijual kepada orang Ismail, saudagar dari Midian seharga dua puluh syikal perak.

Kejadian 37:29-34
(37:29) Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya, (37:30) dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?" (37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. (37:32) Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam." (37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.

Ada dua pribadi yang mengalami kesusahan hati karena hilangnya Yusuf.
I.   RUBEN
     Tindakan Ruben setelah kehilangan Yusuf adalah mengoyakkan jubahnya (Ayat 29).
     Mengoyakkan jubahnya -> Ruben mengalami kesusahan hati.
     Saudaraku, Ruben ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang betul-betul menaruh perhatiannya kepada Pengajaran Mempelai secara khusus. Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dan kita sudah menikmati hubungan dengan Tuhan yang bersifat hubungan Mempelai, hubungan nikah. Maka manakala hubungan itu terputus/tidak ada lagi hubungan intim dengan Tuhan, disitulah kita akan mengalami kesusahan hati. Beda dengan orang dunia, sekalipun hubungan nikah mereka dengan Tuhan terputus, namun mereka tidak mengalami kesusahan hati. Tetapi di sini kita melihat dengan hilangnya Yusuf, Ruben mengalami kesusahan hati.

     Ruben berkata kepada saudara-saudaranya; “Anak itu tidak ada lagi kemanakah aku ini?” Saudaraku, kegelisahan (kesusahan hati Ruben) menunjukkan bahwa Ruben adalah gambaran dari kehidupan yang sudah tua (dewasa rohani) sehingga merasa tertuduh sendiri pada saat ia tidak dapat memberikan pertanggungan jawab kepada Roh Kudus.
     Pendeknya, tanda dewasa rohani: merasa tertuduh bila ia tidak sanggup memberikan pertanggungan jawab kepada Roh Kudus. Itulah mengenai Ruben.

II. YAKUB (Ayah mereka)
     Ketika Yakub memeriksa pakaian Yusuf, jubah yang maha indah itu, yang disebut juga dengan pakaian yang berwarna warni, jubah itu penuh dengan darah, barulah Yakub mengoyakkan jubahnya.
     Mengoyakkan jubah -> Yakub juga mengalami kesusahan hati.
     Jadi yang mengalami kesusahan hati karena terhilangnya Yusuf selain Ruben juga adalah Yakub (ayah mereka).
     Tanda kesusahan hati yakub; Ia mengenakan kain kabung pada pingangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena Yusuf.
     Arti rohaninya bagi kita sekarang adalah: Roh Kudus sangat berkabung, Roh Kudus sangat berduka kalau karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus dirampas dari sidang Mempelai Tuhan (gereja Tuhan).
     Pada saat kapan Roh kudus berduka? Pada saat ada kematian rohani, termasuk pada saat karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus diambil dari gereja Tuhan.
     Yakub adalah gambaran dari Roh Kudus, sedangkan jubah yang maha indah –> Karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El kudus. Sedangkan Yusuf adalah gambaran dari sidang Mempelai (gereja Tuhan).

Kejadian 37:31,33
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. (37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."

Sesungguhnya darah yang ada pada jubah yang maha indah milik Yusuf bukanlah darah Yusuf sendiri, apalagi darah binatang buas. Namun darah yang ada pada jubah Yusuf merupakan darah kambing domba yang telah disembelih.
Berarti; karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus yang dimiliki gereja Tuhan harus berdiri tegak di atas korban Kristus. Maksudnya; imam-imam, hamba-hamba Tuhan/pelayan-pelayan Tuhan yang telah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus, tidak boleh didasari oleh kepentingan-kepentingan manusia di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Kidung Agung 2:14
(2:14) Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"

Perhatikan kalimat dari ayat ini; “Merpatiku di celah-celah batu.”
Artinya; anak-anak Tuhan yang dipenuhkan Roh Kudus, sekalipun telah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus senantiasa berdiri tegak di atas korban Kristus.
Merpati -> Kehidupan yang diurapi dan menerima karunia-karunia Roh El Kudus. Sedangkan,
celah-celah batu -> korban Kristus sebab Dia adalah gunung batu yang kekal.
Jadi luka-luka Yesus itulah celah-celah batu yang menjadi tempat persembunyian kita/dasar kita melayani Tuhan.
Yesus adalah gunung batu yang kekal, maka luka-luka Yesus di atas kayu salib, itulah yang harus menjadi tempat persembunyian kita atau dasar kita di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Kita bandingkan dengan sidang jemaat di Pergamus..
Wahyu 2:12-13
(2:12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: (2:13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

Jemaat di Pergamus ternyata diam di tempat tahkta iblis, berarti; diam diantara orang-orang fasik, orang-orang yang hidup di dalam kemunafikan dan hidup di dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Tetapi sekalipun jemaat di Pergamus diam di tempat tahkta iblis, kondisi sidang jemaat di Pergamus:
1. Berpegang kepada nama Tuhan.
Kalau kita melihat sekilas, sidang jemaat di Pergamus ini sungguh luar biasa, mereka diam di tempat tahkta iblis, berarti; mereka hidup di tengah-tengah orang yang penuh dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan, dosa kefasikan, dan dosa-dosa lainnya. Juga mereka tidak menyangkal iman mereka sekaliipun menghadapi ancaman maut, dimana Antipas saksi Tuhan yang setia itu dibunuh dihadapan mereka. Itulah keberadaan dari sidang jemaat di Pergamus.

Wahyu 2:14-15
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (2:15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Namun ternyata Tuhan mempunyai keberatan terhadap sidang jemaat di Pergamus, karena ternyata mereka menganut dua ajaran lain, yaitu:
1. Ajaran Bileam.
2. Ajaran pengikut Nikolaus.
Jadi pada ayat 12 dan 13, terlihat keadaan dari jemaat di Pergamus ini luar biasa, tetapi setelah kita membaca ayat 14 dan 15, Tuhan mempunyai keberatan terhadap mereka karena ternyata mereka menerima dua ajaran asing itulah ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus.
Apa artinya kita berjuang dalam melayani Tuhan, tetapi di tengah-tengah ibadah itu ada ajaran asing, apa artinya  pengorbanan yang banyak, tetapi di tengah-tengah ibadah itu ada ajaran asing yang membuat keberatan Tuhan kepada ibadah pelayanan kita?
Doakan terus supaya di tengah pemberitaan firman ini jangan ada ajaran asing supaya pengorbanan tidak menjadi sia-sia. Kita sudah banyak mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran, dan lain sebagainya untuk beribadah kepada Tuhan sebab itu doakan supaya tidak ada ajaran asing di tengah-tengah ibadah ini. Itu yang membuat hati Tuhan keberatan dalam sebuah ibadah dan pelayanan.

Sekarang mari kita melihat tentang dua ajaran tersebut,
Tentang: AJARAN BILEAM.
Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Tuhan mempunyai keberatan terhadap sidang jemaat di Pergamus karena sidang jemaat di Pergamus ini ternyata menganut ajaran Bileam.

2 Petrus 2:15
(2:15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.

Jadi ajaran Bileam: suka menerima upah atas perbuatan-perbuatan yang jahat.
Menerima upah di tengah ibadah dan pelayanan/melayani karena upah merupakan ajaran Bileam.

Yudas 1:11
(1:11) Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.

Oleh sebab upah, banyak hamba-hamba Tuhan menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam.
Jadi kalau melayani Tuhan karena upah (uang) sama artinya menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam.
Maka kalau kita melayani Tuhan, biarlah kita melayani dengan sungguh-sungguh sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus, jangan kita melayani karena kepentingan manusia, tetapi betul-betul berdiri diantara celah-celah gunung batu; berdiri di atas korban Kristus.

Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Ajaran (nasehat) Bileam kepada Balak adalah “menyesatkan orang Israel yaitu dengan makan persembahan berhala dan berbuat zinah dengan perempuan-perempuan.”
Jadi ternyata ini adalah strategi perang yang banyak digunakan negera-negara saat ini, termasuk runtuhnya pemerintahan dari pada Nazi juga karena model seperti ini. Jadi Bileam itu tahu bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa pilihan, berarti imamat rajani, bangsa yang kudus, berarti; kepunyaan Allah. Dan mereka itu disebut juga tentara Tuhan, tentara yang kuat dan tidak ada bangsa yang dapat mengalahkan bangsa Israel. Namun datanglah Bileam hanya karena upah, memberikan nasehat kepada Balak untuk menggiring bangsa Israel kepada berhala dan berbuat zinah dengan perempuan-perempuan. Tidak ada lagi cara lain yang digunakan oleh setan untuk mengalahkan tentara-tentara Tuhan selain dari dua cara ini.

Di dalam Bilangan 22:1-37, bangsa Israel digambarkan sebagai bangsa yang kuat dengan jumlah tentara yang banyak sehingga bangsa Israel ini telah mengalahkan banyak bangsa, termasuk bangsa Amori sehingga membuat bangsa-bangsa gentar termasuk Balak raja Moab menjadi gentar.
Rasul Paulus juga telah mengatakannya di dalam Roma 8; “jika Tuhan dipihak kita, siapakah yang menjadi musuh kita?” Bangsa Israel adalah umat piliihan Tuhan, imamat rajani, bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah sendiri. Maka kalau Tuhan yang dipihak kita siapa yang menjadi lawan kita? Jawabnya, ialah; Tidak ada.
Bangsa Israel mempunyai tentara yang banyak membuat Balak raja Moab menjadi takut dan gentar. Maka di situlah Balak meminta petunjuk Bileam, seorang nabi untuk mengalahkan bangsa Israel.

Bilangan 25:1-2
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.

Intinya; oleh karena nasihat Bileam kepada Balak akhirnya bangsa Israel menyembah berhala dan berzinah.
Bileam memberikan nasehat kepada Balak supaya meyodorkan perempuan-perempuan cantik kepada pemuda-pemuda bangsa Israel. Kehiudpan yang suci tidak bisa dikalahkan oleh siapapun. Namun untuk mengalahkan yang kuat, Balak menyodorkan perempuan-perempuan sehingga oleh karena nasehat Bileam kepada Balak akhirnya bangsa Israel berzinah dan menyembah berhala.
Saudaraku, siapa seorang hakim yang kuat? Itulah Simson.
Sebelum orang lain mengetahui kelemahannya, tidak ada siapapun yang dapat mengalahkan dia. Demikian halnya dengan bangsa Israel, tentara Tuhan yang hebat, tidak ada yang dapat mengalahkannya, tetapi oleh karena nasehat Bileam kepada Balak yaitu; untuk menyodorkan perempuan-perempuan sehingga akhirnya bangsa Israel berbuat zinah dan menyembah berhala.
Hanya karena upah seorang nabi besar memberi nasehat kepada Balak, suatu kesesatan yang sangat dalam sekali.
Berhala artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya; meninggalkan Tuhan, ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, usaha, bisnis, kesibukan-kesibukan yang lain serta perkara-perkara lahiriah lainnya, itu merupakan berhala. Kemudian kebenaran diri sendiri, dan kekerasan hati, itu juga merupakan berhala.
Berzinah, artinya; menduakan hati Tuhan/meninggalkan Tuhan.

Jadi dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa menerima upah dalam melayani pekerjaan Tuhan sama artinya menceburkan diri dalam kesesatan Bileam.
Saya berharap, jangan ada diantara kita yang melayani karena upah, apapun alasannya. Itulah tentang ajaran Bileam.

Tentang: AJARAN PENGIKUT NIKOLAUS.
Wahyu 2:15
(2:15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

Kesimpulannya; jemaat di Pergamus “berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.”

Lebih rinci kita melihat ajaran pengikut Nikolaus di dalam..
Wahyu 2:6
(2:6) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Kalimat; “Pengikut-pengikut” -> Sebuah massa yang banyak. Berarti; ajaran pengikut Nikolaus adalah ajaran yang hanya untuk menambah jumlah massa yang banyak atau dengan kata lain pelayanan mereka hanya tertuju kepada kuantitas (mengumpulkan massa), bukan kepada kualitas. Hanya tertuju kepada bagaimana cara menambah jumlah jiwa/massa sebagai pengikut. Kalau hanya terpusat kepada kuantitas maka kualitas rohani diabaikan.

Wahyu 13:1-3
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Binatang yang keluar dari dalam laut -> Antikris. Binatang itu bertanduk sepuluh dan bekepala tujuh. Lalu pada ayat 3, satu dari antara kepala-kepalanya terkena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka itu sembuh lalu seluruh dunia heran dan menjadi pengikut antikris. Berarti; antikris ini melayani hanya untuk menambah jumlah jiwa (mengumpulkan massa) lewat mujizat-mujizat yang mereka adakan. Maka lewat mujizat kesembuhan inilah dunia terheran-heran lalu mengikuti antikris.
Sebetulnya kalau kita lihat di sini, binatang ini keluar dari dalam laut, artinya; saat mengalami luka (sengsara/derita) seharusnya dilanjutkan sampai pada pengalaman kematian, lalu pada hari ketiga terjadi kebangkitan.
Bukankah binatang itu keluar dari dalam laut? Laut itu berbicara tentang baptisan air, berarti berbicara tentang pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan Yesus Kristus, tetapi kenyataannya luka yang diderita itu, tidak membawa mereka sampai pada pengalaman kematian, lalu akhirnya luka itu sembuh dan dunia heran sampai akhirnya dunia mengikuti mereka. Mereka mengadakan demonstrasi-demonstrasi kesembuhan (mujizat) hanya untuk mempengaruhi massa supaya menjadi pengikut-pengikut mereka. Sebetulnya cara yang digunakan oleh antikris ini di dalam melayani adalah cara yang tidak benar. Itulah cara gereja-gereja Tuhan yang melayani dengan cara akal-akalan.
Kalau mempengaruhi massa supaya banyak yang mengikuti, itu merupakan ajaran pengikut Nikolaus.
Cara-cara ini sedang marak di gereja-gereja saat ini, maka pemuda remaja yang sedang mengikuti live streaming, perhatikanlah apa yang sudah anda dengar saat ini, jangan sampai anda mau dibodoh-bodohi dengan cara pelayanan yang seperti ini. Itu ajaran pengikut Nikolaus.

Wahyu 2:6
(2:6) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Ternyata, Ajaran pengikut-pengikut Nikolaus dibenci oleh Tuhan.

Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Saudaraku, Tuhan membenci dosa kenajisan. Berarti; kalau ajaran pengikut-pengikut Nikolaus ini dibenci oleh Tuhan menunjukkan bahwa dosa kenajisan dibiarkan terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Oleh karena dosa kenajisan yang dibiarkan inilah banyak massa yang mau mengikutinya.
Jadi inilah yang harus kita perhatikan saat ini.
Roh kudus itu sangat berduka kalau karunia-karunia dan jabatan-jabtan Roh Kudus itu terhilang dari dalam gereja Tuhan. Seharusnya tepat seperti Yakub, memeriksa jubah yang maha indah itu, dimana jubah itu sudah penuh dengan darah kambing domba, itu bukan darah Yusuf apalagi darah binatang buas.
Jadi imam-imam yang sudah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus harus berdiri tegak di atas korban Kristus, maksudnya adalah kita melayani tanpa kepentingan diri.
Tetapi kita sudah melihat bahwa jemaat di Pergamus telah menganut dua ajaran yang tidak disukai oleh Tuhan yaitu ajaran Bileam dan ajaran pengikut-pengikut Nikolaus. Melayani karena upah, berarti; menceburkan diri kepada kesesatan Bileam, sehingga menambah jumlah massa yang banyak, tetapi tidak memperhatikan kualitas rohani sidang jemaat, Tuhan tidak menyukai pelayanan yang hanya mengadakan mujizat untuk manambah jumlah jiwa, tetapi tidak memperhatikan kualitas rohani. Bahkan Tuhan juga membenci ajaran pengikut Nikolaus karena ajaran pengikut Nikolaus membiarkan Roh najis merajalela dengan tujuan supaya jumlah jiwa semakin bertambah-tambah.

Jadi, melayani Tuhan harus berada di dalam tanda darah. Kalau melayani Tuhan, tetapi tidak ada di dalam tanda darah, itu bukan pelayanan yang benar, kita melayani bukan untuk kepentingan diri. Kalau dulu kita datang hanya untuk mencari kepentingan diri (pekerjaan), itu karena kita kurang memiliki pengertian yang benar, tetapi sekarang kita sudah mendapatkan pengertian yang benar, maka kita datang bukan untuk mencari uang lagi, tetapi kita datang untuk Tuhan, tanpa kepentingan diri, dan tanpa kepentingan golongan.
Jadi yang ada pada jubah yang maha indah itu bukan darah Yusuf, bukan darah binatang buas, tetapi darah kambing domba, berarti; melayani Tuhan dan melayani segala pekerjaan-Nya ditandai dengan darah (pengorbanan) untuk menyukakan hati Tuhan.

Kejadian 37:34-35
(37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu. (37:35) Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.

Berkabunglah Yakub berhari-hari lamanya bahkan ia rela sampai mati demi Yusuf anaknya itu.
Saudaraku, inilah kenyataannya; kasih yang besar dari Roh kudus untuk sidang mempelai, untuk gereja Tuhan, untuk anak-anak Tuhan, untuk pemuda remaja, sampai Roh Kudus ingin mati demi gereja Tuhan.
Kalau tidak terdapat karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus di dalam gereja Tuhan, Roh Kudus itu mau mati. Inilah bukti kasih yang yang sangat besar dari Roh Kudus bagi sidang jemaat Tuhan. Pendeknya; Roh Kudus lebih bersusah hati dari pada Ruben yang hanya menaruh perhatian kepada Yusuf.

Biarlah kita mengerti dan tahu harga dari sidang mempelai di mata Tuhan, hidupmu berharga di mata Tuhan.
Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian di dalam kesusahan. Memang Tuhan ijinkan Yusuf diperlakukan sedimikian rupa oleh saudara-saudaranya sampai akhirnya dijual, tetapi Roh Kudus menyertai, Tuhan menyertai supaya suatu saat nanti bangsa Kafir juga mendapatkan Pengajaran Mempelai.
Pengajaran Mempelai bukan hanya kepada bangsa Israel saja, tetapi juga kepada bangsa Kafir. 
Itulah alasan mengapa Yusuf dijual ke tanah Mesir, Tuhan ijinkan itu semua terjadi kepada Yusuf, tetapi tetap menyertai Yusuf, Tuhan tidak biarkan begitu saja sebab Roh Kudus juga berkabung bahkan ingin mati.
Jadi Tuhan tidak membiarkan gereja Tuhan berjalan sendirian walaupun berada di dalam pengalaman kematian.
Inilah kenyataanya: kasih Roh Kudus begitu besar kepada sidang mempelai Tuhan.

1 Korintus 15:44,51
(15:44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.
Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (15:51) Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

Jadi pengalaman kematian yaitu sengsara salib akan mengubahkan kehidupan kita dari manusia nafsani menjadi manusia rohani. Pendeknya; pengalaman kematian itu membawa kita sampai pada suasana kebangkitan.
Sengsara salib perlu sebab itu yang mengubahkan kehidupan kita dari manusia nafsani (manusia daging) menjadi manusia rohani. Jadi jangan merasa heran, jangan sesak, jangan bingung, dalam keadaan susah (kesulitan) tidak usah bingung sebab pengalaman kematian itu sangat penting untuk mengubahkan kehidupan kita dari manusia nafsani menjadi manusia rohani.

Di atas saya sudah katakan, tidak usah berkecil hati, tidak usah bertanya-tanya kenapa harus mengalami penderitaan. Saat kita menderita, Roh Kudus berkabung seperti Yakub berkabung berhari-hari bahkan ingin mati.
Inilah kenyataan kasih Allah yang besar, betapa berharganya sidang mempelai di mata Tuhan.
Memang itu semua harus terjadi sebab pengalaman kematian inilah yang mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, sebab kalau tidak ada pengalaman kematian tidak ada keubahan hidup. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang






Friday, August 30, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 MEI 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 MEI 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 49)

Subtema: “TIGA KORBAN BINATANG DAN TIGA KETUL ROTI YANG TIDAK BERAGI”

Shalom saudaraku..
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita, memenuhi tempat ini lewat firman Allah yang sebentar akan kita terima dan kasih serta kemurahan Tuhan menjadi bagian kita sekaliannya. 
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada di dalam maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita lewat pemberitaan firman Tuhan malam ini.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:4.

Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini adalah; “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Singkatnya; Kristus adalah hidup kita, hidup semua orang, bukan yang lain-lain. Misalnya; harta, kekayaan, uang yang banyak, bisnis, usaha, pekerjaan, serta pendidikan yang tinggi. Sebab semuanya itu tidak bisa dijadikan sebagai pemimpin yang menjamin hidup manusia.

Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala, sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya.

Efesus 5:22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh. Jadi bukan harta yang banyak, bukan uang yang banyak, bukan pekerjaan, bukan kedudukan, jabatan, usaha, bisnis atau pendidikan yang tinggi, tetapi yang menyelamatkan tubuh adalah Kristus sebagai Kepala.

Efesus 5:24
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Kalau memang Kristus adalah penyelamat tubuh maka kedudukan dari sidang jemaat sudah seharusnya berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus sebagai Kepala. Oleh sebab itu layaklah kita mengucap syukur kepada Allah sebab Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala untuk menyelamatkan sidang jemaat sebagai tubuh. Sebab kita telah melihat di dalam Efesus 1:22; semua musuh sudah ditaruh di bawah kaki salib Tuhan, sebab itu kita patut bersyukur karena Allah sudah memberikan Kristus sebagai Kepala kepada jemaat.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh..
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kesimpulannya; Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat. Praktek Kristus mengasihi jemaat ada dua, yaitu:
Yang Pertama: MEMANDIKAN SIDANG JEMAAT DENGAN AIR DAN FIRMAN (Efesus 5:25-26).
Hal yang pertama ini telah saya sampaikan untuk beberapa sesi, dalam minggu-minggu yang lalu lewat Ibadah Doa Penyembahan tentunya.

Yang Kedua: MENGASUH DAN MERAWATI SIDANG JEMAAT (Efesus 5:28-29).
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika “sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.” Dengan demikian Rasul Paulus mengikuti contoh teladan dari Yesus Kristus di dalam hal mengasihi sidang jemaat. Ibu -> seorang gembala sidang, tugasnya; mengasuh dan merawati sidang jemaat Tuhan.
Jadi seorang gembala sidang yang sudah menerima jabatan gembala tugasnya tidak lain, tidak bukan adalah mengasuh dan merawati sidang jemaat. Jadi gembala sidang tidak hanya bisa kotbah, tetapi betul-betul memiliki roh untuk mengasuh, memiliki roh untuk merawati sidang jemaat.

1 Tesalonika 2:1-2
(2:1) Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
(2:2) Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.

Di sini kita melihat, Rasul Paulus tiba di Tesalonika, tujuannya adalah untuk memberitakan injil Allah. Untuk memberitakan injil Allah ini, Rasul Paulus penuh dengan perjuangan dan pergumulan yang berat sekali. Jemaat di Tesalonika mengetahui hal ikhwal ini (perjuangan dan pergumulan) dari Rasul Paulus ini sebab sebelum ia tiba di Tesalonika, dia sudah difitnah, dianiaya, dan dia sudah banyak menanggung penderitaan, tetapi oleh karena pertolongan Tuhan, Tuhan menyertai perjalanan Rasul Paulus sampai di Tesalonika untuk memberitakan injil Allah.

1 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

Allah memberikan kepercayaan kepada Rasul Paulus untuk memberitakan injil kepada jemaat di Tesalonika karena ia dianggap layak. Dengan bukti; nasehat (pemberitaan injil Allah) dari Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika:
-    Tidak lahir dari kesesatan.
-    Tidak lahir dari maksud yang tidak murni.
-    Tidak disertai dengan tipu daya.
Pendeknya; Rasul Paulus dalam setiap nasehatnya kepada sidang jemaat di Tesalonika bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah sebab Allah yang menguji setiap hati manusia. 

1 Tesalonika 2:5-6
(2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi -- (2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Pertanggung jawaban Rasul Paulus di dalam hal menyukakan Allah di dalam pemberitaan injil:
a.   Tidak pernah bermulut manis.
    Saksinya; sidang jemaat di Tesalonika. Jadi sidang jemaat pasti mengetahui apakah gembala sidang itu membuat pemanis di dalam pemberitaaan firman Tuhan itu atau murni.
b.    Tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi.
    Saksinya adalah Allah sebab Dia yang menguji setiap hati manusia. Kalau hamba Tuhan melayani karena upah (uang), sidang jemaat memang mengetahui, tetapi Tuhan juga menguji setiap hati hamba Tuhan.
    Seorang pemimpin pujian jangan melayani karena ada maksud loba (upah), demikian juga pembaca firman Tuhan, singer, pemain musik, kolektan, multimedia, bahkan quire sekalipun, tidak boleh melayani karena maksud loba yang tersembunyi sebab Tuhan yang menajdi saksi setiap orang di dalam melayani Tuhan Yesus kristus.
c. Tidak pernah mencari pujian dari manusia.
    Saksinya adalah tidak menyalah gunakan kesempatan yang ada, tidak mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Kesempatan harus menjadi saksi untuk memuliakan Tuhan. Roh Tuhan yang menjadi saksinya.

Maka kita kembali lagi membaca..
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Demikianlah keberadaan dari Rasul Paulus di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat di Tesalonika. Maka tentu sidang jemaat berbangga hati dan bersyukur kepada Tuhan kalau hamba Tuhan melayani seperti keadaan dari Rasul Paulus; melayani tanpa upah, jujur, tidak ada sesuatu yang terselubung lagi.

1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Rasul Paulus bukan saja rela membagikan injil Allah namun juga rela mengorbankan dirinya sendiri bagi jemaat di Tesalonika. Jadi pelayanan dari Rasul Paulus di dalam pemberitaan injil Allah disertai dengan pengorbanan.
Dengan demikian, Rasul Paulus hidup di dalam tahbisan yang benar, yaitu memberitakan injil Allah dengan benar yang disertai dengan pengorbanan. Tahbisan yang benar adalah tahbisan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri, bukan untuk kepentingan satu golongan, bukan untuk kepentingan manusia. Tetapi tahbisan yang benar adalah tahbisan kepada Alah.

Ditahbiskan artinya;
1. Dijadikan suci (disucikan dan dikuduskan).
2. Diangkat (dipermuliakan).
3. Membaktikan diri bagi Allah.

Keluaran 29:1-2
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Jadi saudaraku, untuk tahbisan imam-imam, Allah menentukan dan menuntut tiga korban persembahan sebagai berikut:
a.         Tiga korban binatang.
b.         Tiga korban sajian.

Tentang: TIGA KORBAN BINATANG.
Semuanya menunjuk kepada korban Kristus.
1. Korban Lembu Jantan Muda.
     Ini adalah korban pendamaian dari Kristus untuk menghapus dan menyucikan dosa-dosa kita.

     2 Korintus 5:18-21
     (5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

     Yesus Kristus adalah seorang Imam Besar. Tugas dari seorang Imam Besar adalah menjadi pengantara antara Allah dengan manusia. Dengan lain kata, memperdamaikan manusia dengan Allah.
     Maka untuk membenarkan orang lain, seorang imam rela menjadi korban, itulah yang disebut dengan korban pendamaian. Semua yang disebut imam, mulai dari pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, termasuk zangkoor, dia berdiri diantara manusia dengan Allah untuk memperdamaiakan manusia dengan Allah. Dimanapun kita berada, kita harus berdiri untuk pendamaian dosa manusia kepada Allah.

2. Korban Domba Jantan Pertama.
     Ini adalah korban penyerahan diri dari Kristus supaya oleh korban-Nya kitapun boleh menyerahkan segala kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya. Sebagaimana di dalam Filipi 2:4-8; sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
     Jadi penyerahan diri Yesus sebagai Anak Allah tujuannya adalah untuk taat kepada Bapa di sorga.
     Demikian juga saat ini kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk selanjutnya dipakai oleh Tuhan sebagai alat kemuliaan-Nya. Berarti; taat kepada Tuhan.

     Ibrani 5:7-9
     (5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
     (5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

     Yesus adalah Anak Allah, tetapi Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah di derita-Nya. Pendeknya; Yesus Anak Allah telah menyerahkan diri-Nya untuk taat kepada Bapa di sorga. Pada ayat 7 dapat kita bayangkan; Yesus sebagai Imam Besar sudah taat mengadakan pendamian dosa dengan begitu menderitanya dan begitu sengsaranya di atas kayu salib. Memang itulah keberadaan dari seorang imam.

3. Korban Domba Jantan Kedua.
     Ini adalah korban tahbisan Kristus supaya kitapun ditahbiskan oleh-Nya. Kristus telah ditahbiskan sebagai Imam Besar supaya kitapun ditahbiskan oleh Kristus sebagai imam-imam di bumi ini. Yesus adalah Tabernakel sejati maka kitapun harus mengikuti contoh teladan-Nya.

     Yohanes 17:18-19
     (17:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (17:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

     kita boleh ada di dunia, tetapi sikap (perbuatan) dan sifat (tabiat) tidak boleh sama dengan orang dunia. Baik perkataan, perbuatan, cara berpikir, bahkan cara berpakaian tidak boleh sama seperti orang dunai ini. Kalau diantara keluarga kita sifatnya masih duniawi maka kita tidak boleh mengikuti sifat keluarga yang disekitar kita. Imam itu dipanggil untuk mentahbiskan diri bagi Tuhan, untuk menyukakan hati Tuhan, bukan untuk kepentingan diri (golongan). Sama halnya seperti Rasul Paulus, dengan perjuangan dan pergumulan yang berat, akhirnya dia tiba di Tesalonika untuk memberitakan injil Allah dan untuk menyerahkan diri sebagai korban.
     Pada ayat 19; perkataan “Menguduskan” (Hagiazo) artinya; disucikan (ditahbiskan). Untuk apa ditahbiskan? Untuk melayani Tuhan, bukan untuk melayani diri sendiri, apalagi melayani dosa sebab kita ditahbiskan (dikuduskan) untuk melayani manusia berdosa.

Tentang: TIGA MACAM KORBAN SAJIAN (TIGA KETUL ROTI).

Kita kembali membaca..
Keluaran 29:2
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Tiga macam ketul roti, semuanya tidak beragi sebagai korban sajian (korban makanan), inilah yang ditentukan dan dituntut Allah dari imam-imam, yaitu:
1. Roti tidak beragi.
2. Roti bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak.
3. Roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Inilah tiga jenis roti sebagai korban sajian yang dituntut oleh Tuhan untuk dipersembahan kepada Tuhan.

Keluaran 29:23-24
(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.

Di sini kita perhatikan ada tiga macam korban sajian yang dituntut oleh Tuhan yaitu roti tidak beragi, roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, serta roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak. Tiga ketul roti ini adalah roti yang tidak beragi. Semuanya itu harus ditaruh di atas telapak tangan Harun dan di telapak tangan anak-anaknya sebagai imam. Artinya; seorang hamba Tuhan harus berpegang dan menampilkan firman Allah yang murni, tidak dicampur dengan ragi.
Jadi di tangan seorang hamba Tuhan (gembala sidang) harus menampilkan firman Allah yang benar dan murni, tidak dicampur-campur dengan ragi.
Dalam 1 Korintus 5:6-8, dalam kesempatan persekutuan di Rantau Parapat, Duri, dan Kandis tentang Ragi, yang pertama; ragi yang lama, disebut dengan keburukan dan kejahatan.
Ada ragi secara khusus yaitu;
1.         Ragi orang Farisi yaitu kemunafikan, luar dalam tidak sama, kemudian mereka mengikuti ajaran manusia itulah adat istiadat dan oleh karena adat istiadat ini, mereka mengesampingkan firman Tuhan.
2.         Ragi Saduki yaitu tidak percaya dengan adanya kebangkitan sehingga mereka hanya memikirkan kawin dan mengawinkan.
3. Ragi Herodes yaitu seorang pembunuh, ia membunuh anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem, kemudian membunuh Yohanes Pembaptis serta membunuh Yakobus.
    Pendeknya; Ragi herodes adalah pembunuh.
Dalam suratan 1 Yohanes 3:15; “membenci sesama sama dengan dosa membunuh.” Jadi tiga ragi khusus yaitu;
1.         Kemunafikan.
2.         Kenajisan.
3.         Kebencian.
Kalau seorang hamba Tuhan melayani disertai dengan hal ini maka ditangannya ada roti, tetapi dicampur dengan ragi, itu sesuatu yang tidak diperbolehkan. Seharusnya di tangan dari para imam yang melayani Tuhan diletakkan tiga ketul roti yang tidak beragi sebagai unjukan di hadapan Tuhan.

Keluaran 29:25
(29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Selanjutnya; tiga ketul roti di tangan imam itu dibakar di atas Mezbah. Mezbah -> pelayanan. Jadi seorang hamba Tuhan harus menyampaikan Firman Allah yang benar dan murni yang tidak dicampur dengan ragi di tengah pelayanannya kepada sidang jemaat. Dan itu merupakan persembahan yang berbau harum dan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Kalau pemberitaan firman Tuhan itu tidak benar dan tidak murni maka itu bukan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Jadi ukuran untuk menyenangkan hati Tuhan bukan dilihat dari yang lahiriahnya, tetapi ukurannya adalah apakah pemberitaan firman itu murni dan benar, tidak dicampur-campur dengan ragi tadi.
Saya kira seorang hamba Tuhan harus menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyukakan hati manusia. Jadi sudah sangat jelas sekali, Rasul Paulus tiba di Tesalonika untuk memberitakan injil Kristus dan untuk menyerahkan diri sebagai korban. Maka Rasul Paulus melayani jemaat di Tesalonika dengan tahbisan yang benar.

Di tangannya ada firman Allah yang benar dan murni dan Rasul Paulus juga mempersembahan apa yang ditentukan dan dituntut oleh Allah dari dirinya. Itulah tiga korban binatang yaitu;
1.         Korban lembu jantan muda, itulah korban pendamaian.
2.         Korban domba jantan pertama, itulah penyerahan diri Yesus untuk taat kepada Bapa.
3.         Korban domba jantan kedua, itulah menguduskan diri (mentahbiskan diri) untuk melayani Tuhan.
Itulah tahbisan yang benar dari seorang hamba Tuhan, barulah memberitakan injil Allah yang benar dan murni.
Itulah tiga ketul roti yang tidak beragi, ada di tangan seorang imam (hamba Tuhan).

Demikianlah pribadi Rasul Paulus di tengah pelayanannya di Tesalonika. Memang penuh dengan perjuangan dan pergumulan, tidak mudah bagi seorang gembala sidang menyampaikan tiga ketul roti yang tidak beragi/menyampaikan firman Tuhan yang benar dan murni, karena ada sangkut pautnya dengan hati manusia. Kalau firman itu benar dan murni maka itu akan sangat menggores hati orang yang mendengar, tetapi kalau seorang hamba Tuhan (gembala sidang) memang ingin berdiri di dalam tahbisan yang benar maka dia harus konsekuen dengan apa yang ditentukan dan dituntut Allah dari dirinya. Maka sidang jemaat harus bersyukur kalau kita mendapatkan pelayanan dari tahbisan Kristus yang luar biasa sampai sejauh ini. Sebab itu dalam 1 Korintus 5:6; di situ Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus, kemegahanmu itu tidak baik. Kalau kita bermegah di dalam hal yang lahiriah, bermegah dengan pengorbanan, bermegah dengan apa yang sudah kita perbuat, tidak sebanding dengan tahbisan Kristus.

1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Jadi seorang hamba Tuhan harus bertekun di dalam mengawasi diri dan mengawasi ajaran sebab itu yang menyelamatkan seorang hamba Tuhan dan menyelamatakan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Bertekun mengawasi diri dan bertekun mengawasi ajaran berarti harus menyampaikan firman Allah yang benar dan murni, itulah yang nanti yang akan menyelamatkan diri hamba Tuhan itu dan menyelamatkan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Puji Tuhan..
Dengan demikian, kita patut mengucap syukur dengan syukur yang amat dalam kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria sorga, jangan sakit hati kalau kita senantiasa menikmati roti tanpa ragi supaya kita tidak beragi. Tidak mungkin firman yang lucu-lucu, yang bersifat guyon dapat melepaskan diri kita dari kemunafikan, kenajisan, termasuk kebencian serta keburukan dan kejahatan yang lain.
Jadi seorang hamba Tuhan harus mengawasi diri, mengawasi ajarannya sebab itu yang menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan sidang jemaat yang dilayaninya.
Maka sidang jemaat terus berdoa supaya saya sebagai gembala terus mengawasi diri dan mengawasi ajaran, tetap di dalam kemurnian dan kebenaran, itu yang menyelamatkan diri saya, itu juga yang menyelamatkan diri saudara.

Kritus Kepala penyelamat tubuh, Dia roti tanpa ragi.

1 Timotius 4:14-15
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.

Jangan lalai mempergunakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Roh Tuhan kepada kita, kemudian perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang.

Kita kembali membaca..
1 Tesalonika 2:2-6
(2:2) Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. (2:3) Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi --(2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Dari pembacaan ini kita dapat melihat Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang benar. Tuhan menuntut dan menentukan tiga korban binatang serta tiga ketul roti yang tidak beragi dan semuanya itu dipersembahkan oleh Rasul Paulus kepada Tuhan. Pendeknya; Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang benar.
Perhatikanlah semuanya ini, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang