KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 12, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 APRIL 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN,
10 APRIL 2012


Tema: MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT
DI AKHIR ZAMAN

           (seri 13)


Shalom.

Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah malam ini.

Kemurahan bagi kita kalau kita masih beroleh kesempatan untuk beribadah kepada Tuhan, dalam ibadah doa penyembahan, sebab yang diukur nanti adalah Bait Suci Allah dan yang hidup dalam doa penyembahan.


Kembali kita memeriksa Filipi 4.

Filipi 4: 4-7

(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.


Kita kembali memperhatikan Filipi 4: 4-7, secara khusus ayat yang ke 6, yaitu; “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”.


Terlebih dahulu kita memperhatikan nasihat firman pada ayat 6 bagian A, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”, baik soal makanan, soal minuman, baik soal pakaian, bahkan tentang apapun juga.

Tetapi biarlah kita nyatakan segala sesuatunya, apa yang menjadi keinginan saya dan saudara kepada Allah.


Mari kita perhatikan hal kekuatiran.

Matius 6: 31

(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?



Janganlah kamu kuatir dan berkata;

1.   apakah yang akan kami makan

2.   apakah yang akan kami minum

3.   apakah yang akan kami pakai

Matius 6: 32

(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.



Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = orang-orang yang kuatir, soal makanan, soal minuman dan soal pakaian.

Berarti, kuatir = bangsa-bangsa lain.


Pertanyaannya; MENGAPA ORANG KUATIR DISEBUT BANGSA-BANGSA LAIN???

Matius 13: 7, 22

(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.


Oleh karena kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, bangsa - bangsa lain tidak hidup di dalam kebenaran firman Tuhan dengan kata lain terhimpit.

Berarti, kalau tidak hidup dalam kebenaran, disebut bangsa-bangsa lain = BUKAN BANGSANYA TUHAN.

Firman = kebenaran = benih yang ditaburkan


Itu sebabnya, kalau kita perhatikan kembali Matius 6: 33

(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.



Sesungguhnya yang pertama-tama dicari adalah kerajaan Allah dan kebenarannya.

Tetapi kalau kita perhatikan tadi; bangsa-bangsa lain hidup dengan kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga mereka tidak mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.


Contoh bangsa-bangsa lain; digambarkan seperti babi dan anjing, yang tidak menghargai barang / harta yang berharga dan mutiara (Matius 7: 6).

Barang yang berharga = firman Tuhan = kebenaran.


Jalan keluar supaya terlepas dari kekuatiran.

Filipi 4: 6

(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.


Jalan keluarnya; nyatakanlah dalam segala hal keinginan kepada Allah.

Jadi, tidaklah salah bila menyatakan segala keinginan kepada Tuhan, keinginan apapun itu.

Seperti saya dan istri, saat ini, menyampaikan segala keinginan kami kepada Tuhan; kami merindukan untuk memiliki sebuah rumah, lalu kami nyatakan keinginan kami kepada Tuhan, itu tidak salah.


Syarat untuk menyatakan segala keinginan kepada Tuhan, harus melalui 3 perkara;

1.  Dalam doa = penyembahan.

Doa penyembahan artinya; hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Berarti, kalau kita hidup dalam doa penyembahan; kita tidak hanyut, tidak terbawa arus oleh karena kekuatiran dunia dan juga tipu daya kekayaan.


1 Timotius 6: 8-9

(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.


Sesungguhnya, asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Jangan tertipu oleh karena kekayaan!!

Namun bagi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat, ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan. Seluruhnya itu menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Tetapi kalau kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Tuhan, kita tidak hanyut oleh karena kekuatiran dunia apalagi oleh tipu daya kekayaan.

Hiduplah dalam doa penyembahan!! itu yang terpenting.


Sedikit kesaksian.

Pada tahun 2002 atau awal tahun 2003, hampir saja saya tertipu oleh karena keinginan untuk kaya, keinginan untuk memiliki uang yang banyak. Pada saat itu ada tawaran bekerja dari sebuah perusahaan tambang emas di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada waktu itu, gaji minimal yang ditawarkan ± 3,5 juta.

Lalu saya berunding sejenak dengan ibu saya, dan ibu saya mengijinkan saya bekerja tetapi juga menjadi hamba Tuhan pun boleh. Saya merasa berada di persimpangan, sementara penggembalaan pun belum jelas. Lalu saya menyembah Tuhan, dan saya hanyut  dan tenggelam dalam kasih Allah, sehingga saya menemukan jawaban yang tepat, dan pasti yaitu untuk tetap melayani Tuhan.  


Saya bersyukur sampai malam ini, kita boleh bersama-sama menikmati firman Tuhan yang terus menerus kita terima, apabila kita dipercaya beribadah kemudian dipercaya karunia - karunia dan jabatan, ini adalah kemurahan Tuhan.

Syarat untuk menyatakan segala keinginan kepada Tuhan, harus melalui 3 perkara;

2.  Permohonan

Kita bisa lihat persamaan dari kata permohonan, dalam injil Matius.

Matius 7: 7

(7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.


Permohonan = pengabulan doa.

Berarti;

a.  Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.
Siapa yang memberikan??

Yang memberikan adalah Tuhan, berarti; meminta harus sesuai dengan keinginan Tuhan, dengan kata lain, untuk  mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, seperti Salomo meminta hikmat dari Tuhan untuk paham mengadili umat Israel dengan adil, Salomo tidak meminta kekayaan.


b.  Carilah, maka kamu akan mendapat.
Apa yang kita cari??

Matius 6: 33

(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.



-    Yang dicari adalah kerajaan Allah, berarti, bukan mencari kerajaan yang lain.
Ketika Lucifer mencari / mendirikan kerajaan di sebelah utara, dia hendak menyamai Yang Maha Tinggi, ini adalah dosa kesombongan. Setiap kali mencari kerajaan yang lain, pasti seseorang hidup dalam dosa kesombongan serta dikuasai roh najis.

Kita tidak perlu mencari kerajaan yang lain, supaya kita sanggup merendahkan diri di hadapan Tuhan, serendah-rendahnya, di dalam doa penyembahan.


-    Yang dicari adalah kebenaran = hidup benar sesuai dengan firman Tuhan

Kalau kita mencari kebenaran yang berasal dari Tuhan, kita tidak mencari-cari soal yang lain, sehingga tidak mencari perkara / masalah yang lain. Sebaliknya, kalau kita mencari kebenaran dari manusia, yang terjadi adalah berperkara, bermasalah dengan yang lain.


Bila saudara berada di rumah Tuhan, berarti saudara sedang mencari kerajaan Allah dan kebenaran dari Allah.


c.   Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Untuk mengetok pintu, kita harus berdiri di hadapan / di muka pintu, tidak boleh dengan sikap yang lain.

Berbicara berdiri, itu berbicara soal pendirian yang benar, yang teguh, berarti tidak bercabang hati dan tidak mendua hati = tidak berlaku timpang di hadapan Tuhan.

Kalau mendua hati, ketok sana dan ketok sini, tidak mendapatkan apa-apa.


Ketika Yesus mengetok pintu, Dia berdiri di muka pintu, ini adalah sikap yang baik (Wahyu 3: 20). Dibutuhkan pendirian yang teguh dan tidak goyah, walaupun banyak masalah yang dialami silih berganti, namun tidak mendua hati, ini adalah sikap yang benar saat mengetok pintu.

Milikilah sikap yang teguh dan jangan goyah, jangan tinggalkan ibadah pelayanan!!


Matius 7: 8-11

(7:8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

(7:9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,

(7:10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Kalau kita memohon dengan 3 cara tadi, maka kita digambarkan seperti anak di hadapan Tuhan, yang memperoleh pengabulan doa, yaitu;

-       anak yang memperoleh roti, bukan batu.
artinya; hidup benar sesuai dengan firman Tuhan

Roti -> firman Tuhan.

Batu -> kekerasan hati = kesombongan


-       anak yang memperoleh ikan, bukan ular.
artinya; hidup di dalam pimpinan Roh Kudus
Ikan -> urapan Roh-El Kudus.

Ular -> ibli setan.


Syarat untuk menyatakan segala keinginan kepada Tuhan, harus melalui 3 perkara;

3.  Ucapan syukur.

1 Tesalonika 5: 18

(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.



Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus.

Mengucap syukur dalam segala hal, baik dalam susah maupun senang, baik ketika memperoleh maupun tidak, ketika ada ataupun tidak ada, sebab itulah yang dikehendaki Allah, bagi kita yang percaya kepada Kristus Yesus.


Barangkali ketika kita memperoleh, ketika kita ada, ketika kita memiliki, kita bisa berucap syukur, tetapi ketika tidak ada, tidak memiliki, dan tidak memperoleh, itu bukan suatu perkara yang mudah untuk berucap syukur, tetapi harus tetap berucap syukur kepada Allah dalam Kristus Yesus, sebab itulah yang dikehendaki Allah.

Ingat saudaraku ketika seseorang mampu untuk berucap syukur dalam segala hal, disitulah kita merasakan kehidupan yg indah, dan  kebahagiaan yang luar biasa, yaitu kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman

Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment