KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, October 4, 2013

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 OKTOBER 2013

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 OKTOBER 2013

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: SUAMI MENGASIHI ISTERI ADALAH SALIB DARI PIHAK SUAMI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan.

Kembali kita memeriksa Maleakhi 2: 10-11.
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.

Yehuda menjadi suami bagi anak perempuan allah asing.
Menjadi suami anak perempuan allah asing = kawin campur = pasangan yang tidak seimbang.
Oleh karena kawin campur ini, umat Israel berkhianat satu sama lain dan terjadi perceraian.
Sesungguhnya, perceraian itu tidak dikehendaki oleh Tuhan, sebab oleh karena perceraian seseorang berkhianat kepada pasangannya, sebagaimana bangsa Israel berkhianat satu sama lain.

Saya tambahkan sedikit; salah satu pengalaman yang menyakitkan adalah apabila pasangan berkhianat.
Hal ini bukan hanya harus dipahami tetapi harus betul-betul ditelaah dengan baik, supaya apa yang menjadi kerinduan Tuhan juga kerinduan kita terwujud; kita tidak berkhianat kepada Tuhan, juga tidak berkhianat kepada sesama, sekaligus kepada pasangan masing-masing.

Matius 19: 5-6
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
(19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan manusia, apa pun alasannya, sebab suami isteri yang telah dipersatukan oleh Allah, mereka itu bukan lagi dua, melainkan menjadi satu daging.
Satu daging, berarti; tidak terpisahkan, seperti tubuh dengan kepala tidak bisa dipisahkan.

Lebih jauh kita melihat; HUBUNGAN SUAMI ISTERI.
Efesus 5: 31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya, kemudian bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging, satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Suami yang telah meninggalkan ayahnya dan ibunya, bersatu dengan isterinya, dan keduanya menjadi satu daging, sehingga sekalipun ada masalah di dalam nikah rumah tangga itu, suami dan isteri tidak mungkin lagi kembali kepada ayah dan ibu mereka, dengan kata lain masalah itu tidak boleh dibebankan kepada ayah dan ibu, itulah komitmen dalam nikah / suami isteri yang telah dipersatukan.
Oleh sebab itu, untuk menikah memang harus ada komitmen, tidak hanya sebatas meninggalkan ayah dan ibunya, tetapi apa saja yang menghambat kesatuan antara suami dengan isteri / kesatuan tubuh dengan kepala harus ditinggalkan karena suami isteri adalah satu daging.

Efesus 5: 32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Rahasia nikah itu besar, berarti; hubungan antara Kristus dengan jemaat, rahasianya besar, sebab dua hati yang berbeda, dua keinginan yang berbeda harus disatukan.
Suami isteri menjadi satu daging karena yang mempersatukan suami dan isteri adalah salib Kristus.
Kalau menurut iilmiah, 1+1=2, tetapi kalau kita berbicara nikah, 1+1 hasilnya tetap 1, karena telah disatukan / diikat oleh salib Kristus.

SUAMI DAN ISTERI DISATUKAN OLEH SALIB KRISTUS.
Mari kita lihat; SALIB DARI PIHAK SUAMI.
Efesus 5: 25
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Suami mengasihi isterinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat.
Berarti, Kristus = suami = kepala, sedangkan jemaat = isteri = tubuh.
Supaya penyatuan tubuh dengan kepala terwujud, maka salib dari pihak suami adalah mengasihi isteri.

Kasih seorang suami, seperti Kristus kepada jemaat; menyerahkan diri-Nya baginya = mengorbankan diri-Nya untuk tubuh Kristus (sidang jemaat).
BUKTI YANG PERTAMA.
Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Menyucikannya dan memandikannya dengan air dan firman, supaya menguduskan sidang jemaat, itulah tubuh-Nya.

1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Hendaklah kudus di dalam seluruh hidup, itu adalah kerinduan Tuhan, supaya sama seperti Dia di dalam kekudusan.
Hidup manusia terdiri dari dua bagian:
1.    Tubuh, jiwa dan roh
Berarti, tubuh, jiwa dan roh manusia hendaknya kudus.
2.    Hati, pikiran dan perasaan (pertimbangan-pertimbangan)
Itu juga harus di dalam kekudusan.
Inilah yang menjadi kerinduan Tuhan bagi kita sekaliannya, supaya kita menjadi sama dengan Dia di dalam kekudusan.

Kembali kita memperhatikan perkataan: “... memandikannya dengan air dan firman” (Efesus 5: 26)
Memandikan dengan air dan firman à baptisan air / baptisan Kristus.
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Baptisan air / baptisan Kristus, berarti satu di dalam kematian dan satu di dalam kebangkitan Kristus.
-      Kuasa kematian Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
-      Kuasa kebangkitan Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru, berarti yang lama sudah berlalu.

Berarti memandikannya dengan air dan firman, itulah bukti bahwa Yesus mengasihi tubuh-Nya lewat kuasa kematian dan kebangkitan-Nya (pengorbanan-Nya).

Tujuan dimandikan dengan air dan firman.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Supaya menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Mazmur 45: 14
(45:14) Keindahan belaka puteri raja itu di dalam, pakaiannya berpakankan emas.

Hidup suci tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu adalah pakaian mempelai.
Jadi, tujuan Kristus memandikan dengan air dan firman adalah supaya kita kelak menjadi mempelai wanita Tuhan.

Kita lihat pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
2 Korintus 11: 2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Rasul Paulus telah mempertunangan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, sehingga Rasul Paulus berusaha untuk membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga.
Perawan suci = hidup suci, tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu, itulah pakaian mempelai.

Kristus telah mengasihi tubuh-Nya, lewat pengorbanan-Nya, lewat kematian dan kebangkitan-Nya, Ia memandikan tubuh-Nya, supaya Ia menempatkan sidang jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu.

Kasih seorang suami, seperti Kristus kepada jemaat; menyerahkan diri-Nya baginya = mengorbankan diri-Nya untuk tubuh Kristus (sidang jemaat).
BUKTI YANG KEDUA.
Efesus 5: 28
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Suami mengasihi isteri seperti mengasihi dirinya sendiri.

Efesus 5: 29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Mengasihi, berarti; tidak membenci isterinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, itulah tubuh-Nya.

Suami mengasihi isteri, berarti menyatakan dua hal;
YANG PERTAMA: MENGASUHNYA (suami mengasuh isterinya).
Kisah Para Rasul 7: 20-21
(7:20) Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.

Puteri Firaun mengasuh Musa seperti anaknya sendiri.

Kemudian, kita melihat; di tengah-tengah puteri Firaun mengasuh Musa.
Kisah Para Rasul 7: 22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir.
Puteri Firaun adalah puteri seorang raja, maka secara otomatis, puteri Firaun mendidik Musa juga dengan sistem kerajaan. Berarti, didikan yang diterima Musa bukanlah sembarang didikan.

Jika seorang raja mendidik anaknya, berbeda dengan orang awam. Kalau seorang raja mendidik anaknya penuh dengan kedisiplinan, dan itu terlihat sekali, untuk menghadap seorang raja saja, maka seseorang harus merangkak dari jarak 100 meter, sampai dia tiba di hadapan raja.
Berbeda dengan orang awam, kalau anaknya makan sambil menonton, anaknya makan sambil berbicara, atau sambil angkat kaki, itu semua dibiarkan, karena itu adalah hal biasa.
Tetapi bagi seorang raja mendidik anaknya begitu disiplin dan tidak sembarangan.

Oleh sebab itu; Musa berkuasa dalam perbuatan juga Musa berkuasa dalam perkataan.
Sikap yang urakan menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki kuasa. Perkataan yang asal keluar dari mulut, menunjukkan bahwa perkataannya tidak berkuasa.
Oleh sebab itu, saya selalu menghimbau, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, bahkan cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik haruslah disiplin, segala sesuatu yang diperbuat bertujuan untuk hal positif, supaya perbuatan itu berkuasa, supaya perkataan itu berkuasa.
Berkuasa dalam perbuatan, berkuasa dalam perkataan = menjadi kesaksian = menjadi kitab yang tertulis.

2 Korintus 3: 2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Menjadi kitab yang tertulis / kitab pujian, bisa dibaca oleh orang lain = menjadi kesaksian, sebab firman itu telah mendarah daging, tetapi bukan ditulis oleh tinta, melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Kalau firman mendarah daging, inilah yang disebut kitab yang tertulis, kitab Kristus, kitab pujian, yang bisa dibaca oleh orang lain, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, gerak-geriknya.

-      Kalau seorang anak hormat kepada orang tua, kita langsung mengingat hukum yang kelima pada kesepuluh hukum Taurat, yang tertulis dalam Keluaran 20.
-      Atau sebaliknya, kalau seorang isteri tunduk kepada suami, kita langsung teringat dengan firman yang tertulis dalam Efesus 5: 22.
-      Kalau seorang suami mengasihi isteri, itu jelas tertulis dalam Efesus 5: 25.
-      Semua tampak jelas, termasuk kalau sidang jemaat setia kepada Tuhan, baik dalam ibadah pelayanan, setia dalam segala perkara, seperti yang dikerjakan Yesus Kristus sebagai Anak, Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, itu tertulis dalam Filipi 2.
Itu terjadi dengan sidang jemaat di Korintus menjadi surat Kristus, surat pujian karena terlihat dari perbuatan-perbuatan seperti di atas.

Saudaraku, biarlah kiranya tubuh kita diasuh oleh Tuhan, jiwa kita diasuh oleh Tuhan, roh kita juga diasuh oleh Tuhan, supaya menjadi kesaksian, berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
Manusia tidak bisa mengubah manusia, bahkan saya sendiri tidak bisa mengubah sidang jemaat, tetapi sidang jemaat bisa berubah kalau tubuh, jiwa dan rohnya mau diubahkan. Tetapi kalau kita sombong, suka bermegah, sering menyatakan kelebihan, saya kira, itu menunjukkan bahwa seseorang tidak mau diasuh.

Sekarang, kita kembali melihat; DIDIKAN.
Ibrani 12: 7-8
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
(12:9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
(12:10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Seorang anak harus dididik oleh ayahnya, lewat ganjaran dan hajaran.
Tidak ada anak yang tidak dididik oleh ayahnya. Kalau anak tidak diberi didikan, berarti bebas dari ganjaran, bebas dari hajaran, maka disebutlah anak gampangan, anak di luar nikah.
Bapa di dalam Roh, itulah Bapa di dalam sorga, mendidikan saya dan saudara sebagai anak-anak Tuhan, berarti tidak terlepas dari ganjaran dan hajaran.

Didikan, berarti prosesnya adalah hajaran dan ganjaran. Demikian juga supaya tiga oknum Allah tinggal di dalam kita, maka kita harus melalui ganjaran dan hajaran sebagai proses.
Sebagai contoh;
·        untuk memperoleh buah anggur, maka prosesnya adalah lewat pemerasan, itu adalah gambaran dari pada salib Kristus.
Anggur à kasih Allah.
Berarti supaya seseorang tinggal di dalam kasih, prosesnya adalah lewat ganjaran, itulah pemerasan, yang disebut salib Kristus. Ketika Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia, Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, demikian juga supaya kita dapat mengasihi sesama, maka kita harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan. Kasih itu kita terima melalui didikan, yaitu lewat proses pemerasan, itulah salib Kristus / ganjaran.

·        Mengumpulkan minyak.
Minyak à urapan Roh Kudus.
Supaya memperoleh minyak zaitun, maka terlebih dahulu pohon zaitun dan buah dari pohon zaitun itu ditumbuk sebagai proses untuk memperoleh minyak zaitun.
Ketika terjadi tumbukan, maka pohon zaitun, termasuk buah dari pohon zaitun itu hancur, itu à jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Jadi, ganjaran ini adalah proses untuk menerima minyak urapan.

·        Mengumpulkan gandum.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Untuk mengumpulkan gandum dalam lumbung, maka harus melalui pengirikan, supaya terlepas dari debu jerami dan debu dari sekam, arti rohaninya; untuk terpisah dari dosa kejahatan, harus melalui pengirikan.
Pengirikan = penumbukan. Jadi, semua harus melalui proses penumbukan, supaya memperoleh hasil yang diinginkan oleh Tuhan dan kita juga tentunya.

Saya bersyukur, jikalau sampai pada malam hari ini saya dapat bertahan berdiri tegak di hadapan takhta kasih karunia, bertahan melayani Tuhan, itu semua karena kasih karunia, kemurahan hati Tuhan. saya dididik, berarti banyak proses yang saya lalui, baik dalam menghadapi sidang jemaat, baik menghadapi nikah, baik juga menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan oleh karena kesalahan, maupun oleh karena aniaya firman. Dan saya kira, supaya memperoleh hasil yang baik, memang harus dididik, berarti menerima hajaran dan ganjaran.
Pengalaman adalah guru yang terbaik bagi seorang murid yang baik. Jadi, untuk menjadi murid yang baik, belajarlah menghargai guru, yaitu didikan dan pengalaman yang dilalui.
Menghargai nabi, berarti; memperoleh upah nabi, doa nabi berkuasa atasnya = berhasil.
Sebaliknya kalau menolak dididikan, maka Tuhan pun menolak doanya, bahkan sekalipun seorang nabi yang berdoa untuk dia.
Apalah artinya kita beribadah, tetapi tidak mau dididik. Kita sudah tahu yang baik dan akhirnya melepaskan apa yang ada di dunia ini, tetapi tidak mau melepaskan seluruhnya, mungkin karena kesombongan, harga diri, keangkuhan hidup dan lain sebagainya, sehingga kerohaniannya tanggung-tanggung / mendua hati, sedangkan orang yang mendua hati tidak mendapatkan apa-apa.

Kalau satu kandang penggembalaan berjalan karena kekuatan mamon atau berjalan hanya karena aturan yang ada kaitannya dengan adat istiadat, saya tidak bangga.
Tetapi kalau di dalam satu kandang penggembalaan berjalan karena hasil didikan, saya bangga sekali, sebab berkenan di hadapan Tuhan dan dihormati manusia, inilah pelayanan dengan sistem Kerajaan di dalam satu kandang penggembalaan.

1 Tesalonika 2: 7-8
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Berada dalam asuhan Tuhan, itu menunjukkan bahwa seseorang dikasihi oleh Tuhan dengan kasih sayang dan kasih setia.

Suami mengasihi isteri, berarti menyatakan dua hal;
YANG KEDUA: MERAWATINYA (suami merawat isterinya).
Lukas 10: 33-35
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
(10:35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

Seorang Samaria merawat seorang yang terluka; ia membalut luka-luka itu, kemudian dibawa ke penginapan dan selanjutnya dirawat.
-      Sebelum dibalut, terlebih dahulu luka itu disiram dengan MINYAK dan ANGGUR.
·        Minyak à urapan Roh-El Kudus.
Pekerjaan dari Roh Kudus adalah Dia menghibur yang susah, Dia menolong, Dia mengajari, Dia menopang, dan sebagainya.
·        Anggur à kasih.
1 Korintus 13: 3-9
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Kalau hidup tanpa kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya, seperti yang dialami oleh Rasul Paulus sekalipun ia membagi-bagikan segala sesuatu yang ada bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, tetapi jika tidak memiliki kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya.

Adapun kasih itu ...
1 Korintus 13: 4-7
(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
(13:5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
(13:6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

1.
Sabar
8.
Tidak pemarah
2.
Murah hati
9.
Tidak menyimpan kesalahan orang lain
3.
Tidak cemburu
10.
Tidak bersukacita karena ketidakadilan
4.
Tidak memegahkan diri
11.
Menutupi segala sesuatu
5.
Tidak sombong
12.
Percaya segala sesuatu
6.
Tidak melakukan yang tidak sopan
13.
Mengharapkan segala sesuatu
7.
Tidak mencari keuntungan diri sendiri
14.
Sabar menanggung segala sesuatu

Sebagaimana orang Samaria sabar menanggung apa yang diderita oleh orang yang dipukuli sampai setengah mati, itulah kasih.

-      Kemudian, orang Samaria itu memberikan DUA DINAR UNTUK MERAWAT.
Dua dinar à belas kasihan Tuhan. Belas kasihan Tuhan lewat uluran dua tangan Tuhan, itulah yang merawat saya dan saudara.
Pendeknya; dirawat, berarti; menerima belas kasih Tuhan lewat uluran dua tangan Tuhan.

Yesaya 46: 4
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Berada dalam gendongan DUA TANGAN TUHAN, berarti; MENANGGUNG, MEMIKUL dan MENYELAMATKAN.
Biarlah kiranya kita senantiasa merasakan uluran dua tangan Tuhan yang menanggung, memikul dan menyelamatkan kita semua.
Kalau kita dirawat, luka-luka batin dibalut oleh Tuhan, Roh Kudus menghibur, kasih-Nya menanggung kita sekalian, supaya kita dipulihkan.
Andai saja Tuhan tidak merawat kita sampai malam hari ini, maka segala luka-luka akan semakin bertambah besar, segala derita karena sakit penyakit akan bertambah parah, dan sebagainya, tetapi Tuhan tidak membiarkan itu, Tuhan rawat kita, Dia menanggung kita, Dia mendidik kita sampai akhirnya kita diselamatkan.

Luka batin itu tidak mudah disembuhkan ...
Sedikit kesaksian; sebelum saya terpanggil menjadi seorang hamba Tuhan, saya seringkali mengalami luka batin.
Luka itu semakin membesar dan bertambah besar, dan itu menunjukkan bahwa seseorang masih mengingat kesalahan orang lain sehingga kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Coba saudara review berapa banyak luka-luka batin yang saudara alami, dan andai saja Tuhan tidak membalut luka-luka batin itu, entah apa yang terjadi pada diri kita saat ini.

Tuhan mengasihi kita, Dia kepala, Dia suami. Biarlah apa yang kita terima malam hari ini dapat kita rasakan dan kita semakin maju di dalam Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment