KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 4, 2013

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 NOVEMBER 2013

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 NOVEMBER 2013

Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 67)

Subtema: BAIT ALLAH DIBANGUN OLEH JABATAN-JABATAN MENUJU KESEMPURNAAN.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan.
Kalau Tuhan mempercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan kepada kita bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, kita patut bersyukur untuk itu, dan untuk itulah kita berada pada malam hari ini.

Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF dari kitab Kejadian 37, secara khusus kita memperhatikan ayat 31-32.
Kejadian 37: 31-32
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32) Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?"

Jubah Yusuf disebut juga jubah yang maha indah, jubah itu dicelupkan ke dalam darah. Selanjutnya jubah itu diserahkan kepada Yakub, ayah mereka untuk diperiksa.
Hal ini bisa berlangsung karena saudara-saudaranya telah menjual Yusuf kepada orang Ismael, saudagar-saudagar dari Midian, supaya mereka tidak dipersalahkan oleh Yakub, ayah mereka, maka mereka melakukan hal  licik seperti itu.

Selanjutnya kita perhatikan ayat 33 ...
Kejadian 37: 33
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."

Yakub sangat mengenal jubah Yusuf, itu sebabnya Yakub berkata: “Ini jubah anakku

Kejadian 37: 3
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

Yakub mengenal jubah Yusuf karena Yakub sendirilah yang memberikan jubah yang maha indah itu kepada Yusuf.

Mari kita perhatikan mengenai JUBAH.
Keluaran 28: 1-4
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Jubah adalah pakaian imam besar, berarti dikenakan oleh seorang yang memegang jabatan imam.
Jubah hanya dipakai / dikenakan oleh orang-orang yang dipercayakan jabatan imam, tidak boleh dipakai oleh sembarangan orang (orang awam).
Kesimpulannya: JUBAH menunjuk JABATAN-JABATAN.

Lebih rinci kita lihat mengenai JABATAN-JABATAN IMAM.
Efesus 4: 9-11
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

Jabatan-jabatan diberikan / diperoleh lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Efesus 4: 12
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Karunia-karunia dan jabatan-jabatan hanya diberikan kepada ORANG-ORANG KUDUS, tidak diberikan kepada sembarang orang.
Kita yang telah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan, kiranya kita menghargai pelayanan-pelayanan yang Tuhan berikan, sebab Tuhan tidak memberikannya dengan sembarangan, hanya kepada orang-orang tertentu, yaitu orang-orang kudus, di mana karunia-karunia dan jabatan-jabatan itu kita terima / peroleh lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = baptisan Kristus, berarti orang yang menerima karunia - karunia dan jabatan - jabatan selalu memberi diri disucikan oleh air firman Tuhan = manusia baru.

1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Kerinduan Tuhan supaya saya dan saudara tetap hidup di dalam kekudusan, sesuai dengan apa yang tertulis: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus
Hidup di dalam kekudusan, berarti;
1.    Tubuh, jiwa, roh di dalam kekudusan.
2.    Hati, pikiran dan perasan di dalam kekudusan.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan Imamat 21: 12, “Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Biarlah kiranya kita tetap berada di dalam kekudusan. Kalau malam hari ini kita boleh beribadah melayani Tuhan, itu artinya kita berada di dalam kekudusan / berada di tempat kudus.
Dalam pola Tabernakel, beribadah dan melayani terkena pada RUANGAN SUCI = tempat pengudusan, sebagaimana Yusuf hidup dalam kekudusannya.

Kejadian 37: 2
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya, ini menunjukkan bahwa Yusuf hidup di dalam kekudusan, dengan kata lain tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Namun di sini kita melihat, kejahatan itu dia sampaikan kepada ayahnya, dia tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan.
Sekiranya ada kejahatan yang terjadi / diperbuat oleh orang lain, biarlah anak-anak Tuhan, khususnya kaum muda remaja menyampaikanya kepada Bapa yang di sorga (Tuhan Yesus Kristus), sebab apabila kejahatan dibalas dengan kejahatan = berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari penghukuman. Berarti setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak memperoleh / tidak mendapatkan keselamatan.

Kemudian, kalau kita perhatikan ...
Tata cara ibadah mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Ibrani 10: 5-6, 8
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.

Korban dan persembahan yang dipersembahkan menurut hukum Taurat TIDAK BERKENAN KEPADA TUHAN.
Untuk menyelesaikan / menghapus dosa mereka, orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat harus mempersembahkan; korban bakaran, korban penghapus dosa, baik itu lembu sapi atau kambing domba, burung tekukur / merpati.

Ibrani 10: 4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Kalau berada di bawah hukum Taurat; IBADAH DILANGSUNGKAN SECARA LAHIRIAH, sebagaimana mereka yang mau menghapuskan dosanya, harus mempersembahkan korban dari binatang.
Tetapi di sini dengan jelas dikatakan: “tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa
Berarti, ibadah yang dijalankan / dilangsungkan secara lahiriah; TIDAK BERKENAN DI HADAPAN TUHAN, TIDAK DIKEHENDAKI OLEH TUHAN.
Kalau kita melihat lebih jauh dalam Matius 11, orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah mulut mereka terlihat memuji Tuhan, tetapi sesungguhnya hati mereka jauh dari Tuhan. kalau hati jauh dari Tuhan, berarti hati mereka belum disucikan oleh firman Tuhan dari hati nurani yang jahat, sehingga orang-orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah adalah orang-orang yang munafik; di luar terlihat baik, tetapi di dalamnya penuh dengan kebusukan.
Tetapi Yusuf tidaklah demikian, dia hidup di dalam kekudusan. Hidup di dalam kekudusan = hidup di bawah hukum kasih karunia, penuh dengan pengampunan, sebagaimana Yusuf mengampuni perbuatan-perbuatan jahat dari saudara-saudaranya, melainkan ia serahkan persoalan itu kepada Yakub, ayahnya.

Dalam hal inilah kita diyakinkan bahwa jubah itu tidak diberikan dengan sembarangan, melainkan hanya kepada orang tertentu saja, yaitu mereka yang hidup dalam kekudusan, sebab jabatan itu diperoleh lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Hanya orang yang hidup dalam kekudusan saja yang mampu menghargai korban Kristus.
Kalau kita dimampukan untuk beribadah dan melayani Tuhan pada malam hari ini itu karena korban Kristus.
Di mana ada korban, di situ terjadi kegerakan, semakin besar korban, maka semakin besar pula kegerakan yang terjadi.

Tujuan jabatan diberikan.
Efesus 4: 12
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus / pembangunan rumah Tuhan.

Sekarang kita lihat; PEMBANGUNAN RUMAH TUHAN.
Efesus 2: 20
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Rumah Tuhan dibangun oleh JABATAN RASUL dan JABATAN NABI, dengan Kristus sebagai BATU PENJURU.

Efesus 2: 21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Setelah rumah Tuhan dibangun oleh jabatan-jabatan yang diterima oleh orang-orang kudus lewat kematian dan kebangkitan Kristus maka tampaklah tiga hal;
YANG PERTAMA: DI DALAM DIA TUMBUH SELURUH BANGUNAN.
Berbicara tumbuh berarti berbicara mengenai bangunan atau batu yang hidup. Kalau tidak tumbuh, berarti mati.

1 Petrus 2: 4-5
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Bangunan (batu) yang hidup bertujuan untuk:
1.    Untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imam kudus.
Manusia rohani, anak-anak Tuhan yang rohani, pemuda remaja yang hidup rohani dipercayakan suatu pelayanan yang kudus.
Pelayanan kudus, berarti; melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan;
Setiap kegiatan, setiap aktivitas, setiap pekerjaan yang dikerjakan dengan baik, tanpa persungutan, itu adalah pelayanan, tetapi pelayanan kudus adalah melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jadilah manusia rohani, pemuda remaja yang hidup kudus supaya Tuhan percayakan karunia jabatan.

2.    Untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Persembahan rohani dipersembahkan kepada Tuhan karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Dalam Ibrani 5 dikatakan; Dia adalah Imam Besar yang melayani memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, Dia menaikkan doa-doa dan keluhan disertai dengan ratap tangis yang amat sangat. Sekalipun Ia adalah Anak, namun Ia taat di dalam penderitaan-Nya, itulah yang membuat Yesus berkenan kepada Allah Bapa. Sekaligus apa yang dipersembahkan oleh Yesus sebagai Imam Besar berkenan kepada Allah Bapa, buktinya; doa-Nya didengar / dikabulkan oleh Allah Bapa.

Sebagai anak-anak Tuhan yang rohani, yang sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, doanya pasti berkenan di hadapan Tuhan, didengar oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, sebagai seorang hamba Tuhan yang dipercayakan untuk menggembalakan kawanan domba, saya mencemaskan hidup anak-anak Tuhan yang meninggalkan ibadah pelayanan.
Tetapi saya terlalu percaya dan sangat yakin sekali, untuk kehidupan anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, saya tidak  kuatir, sebab ibadah itu mengandung janji baik di masa sekarang, dan di masa yang akan datang.
-      Masa sekarang; dipelihara oleh Tuhan, sebab Yesus Kristus adalah Gembala Agung, domba-domba-Nya tidak kekurangan.
-      Masa yang akan datang; mengalami kebahagiaan bersama dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga.

Bukti berkenan kepada Allah.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

-      Kamulah bangsa yang terpilih = kehidupan yang dipilih.
Banyak orang yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih.
Kalau kita lihat dalam kisah perjamuan kawin anak raja (Matius 22: 11-14), mereka yang masuk / diundang dalam perjamuan, ada yang tidak berpakaian pesta, inilah golongan yang tidak masuk dalam pilihan.
Orang yang dipilih adalah golongan yang senantiasa memperhatikan pakaiannya (pakaian pesta), menjaganya selalu putih bersih.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan dalam Wahyu 19, mereka yang masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba adalah mereka yang mengenakan lenan halus (pakaian putih bersih berkilau-kilauan), itulah perbuatan - perbuatan benar dari orang-orang kudus.
-      Imamat rajani = menjadi imam-imam dan raja-raja.
Artinya; pelayanan yang berkuasa, sama seperti seorang raja yang berkuasa.
Dalam hal ini berkuasa atas dosa yang ditimbulkan oleh 3 hal;
·        DAGING, itulah hawa nafsu dan keinginannya
·        DUNIA, itulah arus dan pengaruhnya yang menghanyutkan yang membawa pada kematian rohani
·        IBLIS SETAN, yaitu roh jahat dan roh najis.
-      Bangsa yang kudus, berarti; hidup di dalam kekudusan.
Hidup manusia terbagi dua bagian;
·        yang pertama; hati, pikiran dan perasan harus hidup dalam kekudusan
·        yang kedua; tubuh, jiwa dan roh harus hidup dalam kekudusan
-      Umat kepunyaan Allah sendiri.
Kalau kita adalah umat kepunyaan Allah, berarti Yesus Kristus adalah Tuhan kita, Dialah Allah yang hidup, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, kitalah kawanan domba gembalaan-Nya, kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Kalau kawanan domba tergembala dengan baik, maka Gembala Agung bertanggung jawab memberi makan, memberi minum dan nafas kehidupan.
Oleh sebab itu dalam Yohanes 10: 3-4, kawanan domba harus mendengar suara gembala, selanjutnya kawanan domba mengikuti gembala, tidak boleh liar. Biarlah kita terus menerus mengikuti geraknya pengajaran mempelai, memberi diri digembalakan oleh pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, sampai akhirnya berada di dalam penggembalaan yang besar, Yerusalem yang baru.

Setelah rumah Tuhan dibangun oleh jabatan-jabatan yang diterima oleh orang-orang kudus lewat kematian dan kebangkitan Kristus maka tampaklah tiga hal;
YANG KEDUA: RAPI TERSUSUN.
Bagaikan bata di atas bata, rapi tersusun. Kalau bata di atas bata rapi tersusun, maka hal itu sungguhlah indah dan baik dipandang mata.
Mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik sangat indah dan baik di pemandangan Tuhan.
Kalau bata di atas bata tidak rapi tersusun, maka bangunan itu akan miring. Kalau sebuah bangunan tidak berdiri tegak (miring), maka itu akan membahayakan. Kalau bangunan itu miring, maka tidak terasa sudah sangat membahayakan kehidupannya.
Oleh sebab itu, kiranya kita senantiasa memperhatikan segala sesuatunya. Apa yag masih kurang rapi tersusun, biarlah itu diperhatikan sejak dari awal, supaya bangunan itu tidak miring sampai ke atas, sampai susunan yang terakhir.
Kesempatan bagi pemuda remaja supaya terbiasa digembalakan dari sejak muda seperti Yusuf, barangkali ada sesuatu yang kurang rapi tersusun, tetapi di dalam kandang penggembalaan kita diajar supaya segala sesuatunya rapi tersusun. Jangan sampai kesalahan itu dibiarkan terlanjur-lanjur sehingga bangunan itu menjadi sangat miring, sehingga bangunan itu tidak memiliki kekuatan, dan akhirnya bangunan itu rubuh.
Oleh sebab itu, biarlah segala sesuatunya rapi tersusun, supaya tidak membahayakan diri sendiri.

Setelah rumah Tuhan dibangun oleh jabatan-jabatan yang diterima oleh orang-orang kudus lewat kematian dan kebangkitan Kristus maka tampaklah tiga hal;
YANG KETIGA: MENJADI BAIT ALLAH YANG KUDUS DI DALAM TUHAN.
Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan, berarti setelah Bait Allah disapu bersih, kemudian tersusun dengan rapi, selanjutnya Bait Allah itu di dalamnya berdiam;
1.    Menjadi tempatnya FIRMAN TUHAN berdiam = penuh dengan firman, tabiat dari Yesus Kristus, Allah Anak.
2.    Menjadi tempatnya ROH ALLAH berdiam =  Allah Roh El Kudus.
3.    Menjadi tempatnya KASIH ALLAH berdiam = Allah Bapa, sebab tabiat-Nya adalah kasih.
Kalau rumah itu hanya rapi tersusun tetapi di dalamnya tidak tinggal diam tiga oknum Allah, sebagaimana dalam injil Matius 12, nanti tidak tertutup kemungkinan roh jahat akan masuk kembali ke dalam rumah itu, bahkan 7 kali lebih jahat.

Saya sampaikan dengan tegas; sekali basah, mandilah sekalian. Jangan tanggung-tanggung di dalam pengikutan kita kepada Tuhan, sungguh-sungguh menyerahkan diri ke dalam tangan Tuhan.
Oleh karena kita mengenal Yesus, Anak Allah, kita telah meninggalkan hidup yang lama, selanjutnya kita tergembala dengan baik, tetapi kalau kembali mencemarkan diri dengan perbuatan-perbuatan yang lama, maka roh jahat yang tujuh kali lebih jahat akan menguasai seseorang.
Sebagaimana dalam kandang penggembalaan, kita dimandikan oleh air yang banyak supaya kita dimandikan dari ujung rambut sampai ujung kaki, tenggelam dalam kematian dan kebangkitan-Nya, supaya kita hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah beralalu .Dan memang, kalau anak-anak Tuhan tidak hati-hati, mereka akan mudah sekali jatuh ke dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan, sebab iblis setan tidak akan tinggal diam, justru semakin gencar dengan segala kelicikannya berusaha  untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, juga hamba-hamba Tuhan dalam berbagai – bagai dosa
Ular yang menggoda Hawa, dalam kitab Wahyu sebutannya sudah berbeda, yaitu ular tua naga merah padam.
Biarlah kita semua menjadi Bait Allah yang kudus + di dalam Tuhan.

Di sini kita melihat bahwa rumah Tuhan telah selesai dibangun oleh jabatan Rasul dan jabatan nabi sehingga tiga hal terjadi, seperti yang sudah saya sampaikan di atas tadi, yaitu; tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan = bangunan / rumah Tuhan yang dewasa secara rohani.

Persamaan dewasa secara rohani.
Efesus 4: 13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Dewasa secara rohani dilihat dari empat hal;
1.    Kita semua telah mencapai kesatuan iman .
Kesatuan iman dari orang-orang yang dewasa rohani adalah disatukan bukan karena mamon, bukan karena kekuatan uang, bukan karena perkara-perkara lahiriah, tetapi kesatuan iman itu tercipta oleh karena pengajaran mempelai yang mempersatukan kita semua.
Jadi, iman di sini bukan lagi iman yang pertama, yaitu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan dasar dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tetapi kesatuan iman di sini adalah kesatuan iman dari orang-orang dewasa rohani yang dicipktakan dikerjakan oleh pengajaran mempelai dalam pola terang Tabernakel.

2.    Mencapai pengetahuan yang benar tentang anak Allah.
Di dalam suratan Ibrani 8: 11 dikatakan; mereka tidak perlu mengajar orang lain sebab mereka sekaliannya telah mengenal Yesus Kristus, Anak Allah dengan benar.
Kalau sudah mengenal Yesus Kristus dengar benar, tidak perlu lagi diajar tentang asas-asas pokok tentang pengenalan Allah.
Selanjutnya di situ dikatakan; orang yang mengenal Allah dengan benar karena Allah telah menaruh hukum di dalam akal mereka, kemudian menuliskannya di dalam hati mereka.
Kalau hukum ditaruh dalam akal mereka, berarti mereka memiliki akal yang sehat, bukan akal yang sakit.
Kalau hukum dituliskan dalam hati, berarti hati menjadi tempatnya firman Tuhan = hati nurani yang jahat telah disucikan oleh firman Tuhan + perbuatan yang sia-sia dibasuh oleh air yang murni.

3.    Mencapai kedewasaan penuh.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, untuk mencapai kedewasaan penuh, terlebih dahulu melewati  pintu gerbang (percaya kepada Yesus Kristus), selanjutnya berada di dalam Tuhan, berarti berada di halaman.
Di halaman terdapat 2 alat, yaitu;
-   MEZBAH KORBAN BAKARAN  menunjuk pertobatan; orang yang percaya mau tidak mau harus bertobat, di harus meninggalkan dunia sebab dia sudah berada di dalam Tuhan
-   KOLAM PEMBASUHAN menunjuk baptisan air / permandian air = baptisan Kristus; satu di dalam kematian dan kebangkitan Kristus = hidup baru = kehidupan yang terus menerus dibaharui, sebab mau  tidak mau orang yang bertobat memberi diri dibaharui terus menerus dari sehari ke sehari.

Selanjutnya berada di dalam ruangan suci / tempat pengudusan. Di dalamnya terdapat tiga macam alat, artinya ketekunan dalam tiga macam ibadah utama.
-      MEJA ROTI SAJIAN artinya ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-      PELITA EMAS artinya ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
-      MEZBAH DUPA, artinya; ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.



Selanjutnya berada di dalam ruangan maha suci. Di dalam rangan maha suci;
Di dalam ruangan maha suci terdapat satu alat, itulah peti perjanjian yang telah disalut dengan emas luar dan dalamnya. Sedangkan tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga, gambaran dari manusia daging dengan segala kelemahannya, sebab warna dari kayu penaga adalah coklat kehitam-hitman (warna dosa).
Tetapi gereja Tuhan yang dewasa secara rohani telah disalut dengan emas luar dan dalam.
Emas adalah tabiat Ilahi, tidak lagi terlihat tabiat-tabiat daging.
Di atas tabut perjanjian terdapat tutup pendamaian, yang seluruhnya terbuat dari emas murni menunjuk pada pribadi Yesus Kristus, kepala gereja, mempelai Pria Surga (Dialah suami).
Gereja Tuhan yang dipersatukan dengan kepala adalah gereja yang telah dewasa secara rohani (bagaikan tabut perjanjian yang telah disalut dengan emas bagian luar dan dalam), di atasnya tutup pendamaian yang terbuat dari emas.



4.    Mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Efesus 4: 14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, berarti; menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Selanjutnya keadaannya adalah;
-      Rapi tersusun (tadi, telah dijelaskan diatas)
-      Diikat menjadi satu
Kita seluruhnya adalah anggota-anggota tubuh, tetapi kita menjadi satu di dalam Kristus.


Intinya; rumah yang dibangun telah menjadi GEREJA YANG DEWASA SECARA ROHANI.

Kidung Agung 8: 8
(8:8) -- Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?

Suatu kali kelak, gereja Tuhan yang dewasa secara rohani akan dipertunangkan kepada satu laki-laki, dipertunangkan kepada mempelai laki-laki sorga.
Kristus Yesus dialah mempelai laki-laki sorga, Dialah suami, Dialah kepala dari tiap-tiap gereja.
Gereja Tuhan yang dewasa secara rohani memiliki buah dada,sedangkan kanak-kanak secara rohani tidak memiliki buah dada (mohon jangan diambil sisi negatifnya , bukan dilihat dari sisi lahiriahnya).
Dua buah dada gambaran dan bayangan dari dua loh batu, sedangkan kesimpulan dari dua loh batu adalah kasih.
Jadi, gereja Tuhan yang dewasa secara rohani, ia mampu mengasihi Kristus, Kepala gereja, mempelai laki – laki surga.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment