KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 26, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 MARET 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 MARET 2015

TemaDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 35)

Subtema: TITIK DAN IOTA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam hari ini. Biarlah malam ini kita boleh menikmati kasih Allah, sujud menyembah kepada Tuhan, tidak kepada allah asing.

Segera kita memperhatikan surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 1: 19
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Kristus.

Yohanes 1: 16
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;

Karena dari kepenuhan-Nya itu, kita semua, tanpa terkecuali telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Sesungguhnya kita boleh menikmati nafas hidup, boleh beribadah dan melayani, juga karena kasih karunia.

Kasih karunia yang harus kita perhatikan secara khusus , antara lain;
Yohanes 1: 17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Saya dan saudara memperoleh kebenaran, semua orang memperoleh kebenaran oleh karena kasih karunia, sebab Kristus telah menggenapi hukum Taurat.

Roma 10: 4-5
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."

Kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya karena Kristus telah menggenapi hukum Taurat.
Berarti, kebenaran iman oleh karena kasih karunia, sedangkan kebenaran karena hukum Taurat adalah orang yang melakukannya akan hidup karenanya = dibenarkan karena perbuatan/hasil usaha.

Contoh kebenaran karena iman.
Roma 10: 6-7
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.

Kebenaran karena iman; percaya atas kuasa kematian & kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi, kebenaran karena iman itu membuat kita tenang, tidak bingung, tidak gelisah, tidak sibuk, karena pekerjaan Tuhan (kuasa kematian & kebangkitan Yesus Kristus) tidak bisa diselami oleh akal manusia.

Kalau seseorang cepat gelisah karena perkara lahiriah, berarti kehidupan semacam ini masih berada di bawah hukum Taurat. Tetapi kebenaran karena kasih karunia; Kebenaran karena iman.
Kalau saya gunakan logika untuk melayani Tuhan, saya kira kita tidak akan tekun dalam 3 macam ibadah utama, sebab saya akan sering meninggalkan ibadah hanya karena uang.
Sesungguhnya Tuhan jauh lebih tahu keadaan seseorang, oleh sebab itu jangan gunakan logika untuk melayani Tuhan, apalagi menggunakan perasaan, manusia daging.
Banyak pengertian firman Tuhan yang kita terima, tetapi acap kali pengertian itu kita abaikan anggap enteng terhadap didikan Tuhan, bahkan putus asa karena teguran Tuhan; tidak bertobat dan tidak mau maju, pasrah dalam kebodohan, tidak mau mengasihi Tuhan.

Roma 3: 22-24
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Semua orang telah berbuat dosa, dan oleh karena dosa itu, semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh karena kasih karunia semua orang memperoleh kebenaran.

Roma 3: 25-26
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Ketika Yesus menggenapi hukum Taurat, Ia menjadi jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya, tujuannya adalah untuk menunjukkan keadilan-Nya kepada manusia. Tuhan itu adil, tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.

Roma 3: 27-28
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Oleh karena Tuhan telah memberikan keadilan-Nya, maka tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah. Sesungguhnya manusia dibenarkan karena iman, bukan karena ia melakukan hukum Taurat, bukan karena perbuatan, hasil usaha seseorang.
Jangan sampai karena kita telah melakukan pekerjaan besar, lalu kita menjadi sombong, kita merasa dibutuhkan, sebab tidak ada dasar kita untuk bermegah, selain karena iman.

Praktek menggenapi hukum Taurat.
Matius 5: 17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapi hukum Taurat.
Prakteknya; satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Keterangan: IOTA
Iota adalah;
-      Huruf ke-9 dari abjad Yunani = i. Satu titik ditopang dengan satu garis di bawah.
-      Kumpulan huruf abjad yang sangat sedikit.
Arti rohaninya; mau merendahkan diri & mau menjadi kecil.

Dikaitkan dengan TIGA KALI PEMECAHAN ROTI.
PEMECAHAN ROTI YANG PERTAMA.
Matius 14: 17-19
(14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
(14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Orang banyak (5000 orang) duduk di atas rumput untuk menikmati roti yang dipecah-pecahkan (5 roti & 2 ikan), artinya; merendahkan diri & tergembala dengan baik = merendahkan diri di dalam kandang penggembalaan.
Sebab rumput à penggembalaan.
Biarlah kita sekalian merendahkan diri di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan. Biasanya orang yang merendahkan diri, ia menempatkan dirinya dengan baik di hadapan Tuhan, persis seperti Maria.

Mari kita lihat; ketika domba-domba tergembala dengan baik.
Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Kalau domba-domba tergembala dengan baik, maka terlihat dengan jelas DUA HAL, yaitu;
YANG PERTAMA: DOMBA-DOMBA MENDENGARKAN SUARA GEMBALA.
Berarti, tidak mendengarkan suara asing.
Ketika Adam & Hawa ditempatkan di taman Eden, tujuannya untuk mengusahakan & memelihara taman itu, dengan syarat mengikuti aturan yang Tuhan tetapkan.
Yang Tuhan mau adalah kita menikmati buah pohon kehidupan dengan bebas berarti firman Allah itu bebas menguasai hati, dan menikmati buah pohon yang baik & menarik untuk dimakan buahnya, berarti Roh Kudus bebas berkarya dalam pribadi seseorang.
Tetapi kenyataannya Adam & Hawa melanggar aturan yang Tuhan tetapkan karena lebih mendengarkan bisikan yang lain, bisikan yang seolah-olah memberi pengertian.

Kita telah digembalakan dalam kandang penggembalaan GPT Betania selama 14 tahun, artinya saudara mengenal saya dan saya mengenal saudara. Saya tidak mungkin lebih mendengarkan suara asing dari pada mendengarkan suara Gembala Agung. Oleh sebab itu, biarlah kita merendahkan diri kita masing-masing di dalam kandang penggembalaan ini di hadapan Tuhan, lebih baik kita mendengarkan suara firman penggembalaan dari pada mendengarkan suara asing. Banyak alasan sehingga suara firman penggembalaan menjadi kabur.

Matius 13: 4-8
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Di sini ada 4 jenis tanah à 4 jenis kerohanian anak-anak Tuhan yang dibagi menjadi 2 bagian.
Bagian pertama: tanah di pinggir jalan, tanah yang berbatu-batu, tanah yang ditumbuhi semak duri.
Arti rohaninya;
Matius 13: 19-22
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Tanah yang di pinggir jalan à mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti = mendengar kebodohan.
Berarti, menjalankan ibadah secara lahiriah. Oleh sebab itu, setiap kali kita mendengar firman Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, upayakan sampai mengerti. Kalau tidak, itu menunjukkan bahwa ibadahnya adalah ibadah lahiriah.

Tanah yang berbatu-batu à mendengar firman Tuhan dengan gembira, tetapi benih itu tidak tumbuh lama karena tidak berakar, sebab tanahnya tipis.
Kerugiannya: tidak sanggup memikul salib/aniaya karena firman, akhirnya dia murtad.
Murtad di sini bukan berarti beralih menganut kepercayaan lain, melainkan mengundurkan diri dari segala perbuatan baik, dari ibadah & pelayanan. Pendeknya, tanah yang berbatu-batu lebih mendengarkan suara hatinya, di mana ia masih mempertahankan kekerasan hatinya.

Tanah yang ditumbuhi semak duri à lebih mendengarkan kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan dari pada mendengarkan firman Tuhan, sehingga kekuatiran dunia & kekayaan menghimpit firman yang ia dengar.
Itu sebabnya tadi saya katakan; biarlah kiranya kita merendahkan diri dalam kandang penggembalaan ini, berarti dengar-dengaran, maka dengan demikian kita tidak akan mendengarkan suara asing yang membuat kita gagal melayani Tuhan.

Inilah suara asing yang membuat gereja Tuhan gagal melayani Tuhan. Saya menghimbau; dengarlah suara firman pengajaran mempelai, jangan mendengar suara yang lain.

Bagian kedua: tanah yang baik.
Arti rohaninya;
Matius 13: 23
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Tanah yang baik mendengar firman sampai mengerti = dengar-dengaran, sehingga menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat.  Itu sebabnya Yohanes pembaptis berkata; hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan.

Kalau domba-domba mendengar suara firman penggembalaan, maka gembala juga mengenal domba-domba.
Pengertian dikenal di bumi, berarti tertulis dalam kitab kehidupan anak Domba. Apa yang diikat di bumi, terikat di sorga. Apa yang dilepaskan di bumi, terlepas di sorga. Kemudian, kalau domba-domba dengar-dengaran; mudah sekali dituntun/diarahkan.

YANG KEDUA: DOMBA-DOMBA MENGIKUTI GEMBALA.
Artinya; mengikuti firman penggembalaan, ke mana saja kita dibawa.

Wahyu 14: 1-4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

144000 orang berdiri di bukit Sion bersama dengan Anak Domba Allah, mereka mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi, inilah pengikutan yang tepat & benar, tidak menyimpang ke kiri & ke kanan.
Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, artinya; terlepas dari dosa kenajisan.
Kita sedang dipersiapkan untuk dipertunangkan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga untuk selanjutnya dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Kemudian, mereka itu murni sama seperti perawan, berarti sama sekali tidak tersentuh dosa, tanpa ragi kejahatan dan ragi keburukan, sehingga mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah & bagi Anak Domba. Secara lahiriah, kita sudah mempersembahkan persembahan sulung, tetapi lebih lagi dalam hal rohani.

Hal yang begitu menarik bisa kita temukan dari 144000 orang tersebut yaitu ; ada nyanyian baru yang keluar dari mulut mereka tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada 144000 orang yang telah ditebus. Ketika nyanyian baru itu keluar dari mulut mereka ada nada tinggi dan rendah, naik dan turun berbicara tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini adalah suatu keindahan di hadapan Tuhan kalau kita satu dalam kematian & kebangkitan-Nya.

Dikaitkan dengan TIGA KALI PEMECAHAN ROTI.
PEMECAHAN ROTI YANG KEDUA.
Matius 15: 34-36
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.

Orang banyak (4000 orang) duduk di tanah untuk menikmati roti yang dipecah-pecahkan.
Artinya; mau menjadi kecil dan menikmatinya. Tanah à kehinaan karena dosa.
Biarlah saat kita mau menjadi kecil, kita juga mau menikmatinya. Kalau kita menggunakan logika; ketika kita mau menjadi kecil, itu sangat sukar dan tidak masuk akal untuk dinikmati, tetapi kenyataannya Tuhan memerintahkan 4000 orang duduk di tanah supaya kita mau menjadi kecil & menikmatinya.
Jauh lebih indah ketika kita mau menjadi kecil & menikmatinya, dari pada ketika seseorang menghadapi meja penuh dengan makanan, sebab bagi orang lapar segala yang pahit menjadi manis.

Ayub 2: 6-8
(2:6) Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
(2:7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

Ayub ditimpa bara yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya, Ayub duduk di tengah-tengah abu, berarti mau menjadi kecil di hadapan Tuhan.
Untuk menghilangkan rasa gatal dari tubuhnya, Ayub harus mengambil sekeping beling untuk menggaruk tubuhnya.
Biasanya kalau seseorang menderita sedikit saja, dia segera menaikkan doa-doanya kepada Tuhan sekalipun ia jauh dari Tuhan, jauh dari ibadah pelayanan, orang semacam ini  adalah orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan orang yang tidak menyadari diri (merasa benar). Sesungguhnya menaikkan doa itu tidak salah, tetapi kalau berdoa hanya karena kepentingan diri sendiri, misalnya saat butuh (menderita) ia berdoa kepada Tuhan, tetapi sebaliknya saat ia tidak membutuhkan Tuhan ia tidak menaruh harap, tidak menaikkan doa kepada Tuhan.
Tetapi lain halnya dengan Ayub, ia hanya  mengambil sekeping beling lalu menggaruk badannya, bukan sebuah ucapan doa, artinya; Ayub mau menjadi kecil dan menikmatinya di hadapan Tuhan. Dalam hal ini Ayub menyadari dirinya dihadapan Tuhan, dan ia bukanlah orang yang mementingkan dirinya sendiri.

Ayub 2: 9-10
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Namun sekalipun demikian, Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya, Ayub menjaga mulutnya di hadapan Tuhan, dia tidak mau mengutuki Tuhan, dia tetap mempertahankan diri untuk tekun dalam kesalehan.
Orang yang tetap mempertahankan diri untuk tekun dalam kesalehan, tidak hanya mampu menerima yang baik, tetapi juga mampu menerima yang tidak baik.

Ada ketegasan di dalam diri Ayub, ia tidak terbawa perasaan.
Seringkali manusia mengalahkan Tuhan, dengan lebih mendengarkan suara hati, perasaan, bahkan mendengar  orang-orang yang ada di sekitarnya, tetapi tidak demikian dengan Ayub.

Sekarang kita melihat ...
Matius 18: 1-4
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Barangsiapa merendahkan diri dan seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Merendahkan diri = pemecahan roti yang pertama.
Menjadi kecil = pemecahan roti yang kedua.
Orang yang semacam inilah yang terbesar dalam kerajaan Sorga. Biarlah kita menyambut Yesus Kristus dengan hal demikian mau merendahkan diri & menjadi kecil, sehingga dengan demikian kita dapat berkata hidupku yang sekarang bukan aku lagi, melainkan Kritus di dalamku.

Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Untuk menyambut Yesus Kristus (tinggal dalam hidup), hanya dengan satu cara yaitu; merendahkan diri dan menjadi kecil.
Barangsiapa menyambut anak kecil dalam nama Yesus, maka ia juga menyambut Yesus dalam hidupnya, sambutlah Dia.

Keterangan: TITIK
Titik arti rohaninya; mau menjadi kecil bahkan rela dikecilkan.
Berarti titik adalah yang paling kecil, namun yang menentukan dan menghentikan suatu kalimat, demikianlah titik menghentikan laju dosa dalam kehidupan saya & saudara, itulah pribadi Yesus Kristus, mau menjadi titik.

Dikaitkan dengan tiga kali pemecahan roti
PEMECAHAN ROTI YANG KETIGA
Matius 26: 51-54
(26:51) Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
(26:52) Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.
(26:53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
(26:54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?"

Yesus Kristus harus menggenapi hukum Taurat, maka kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan.
Itu sebabnya Yesus berkata kepada Petrus yang memutuskan telinga salah seorang hamba Imam Besar: “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?

Matius 26: 55-56
(26:55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.
(26:56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

Yesus menyerahkan diri (ditangkap) untuk selanjutnya disalibkan inilah pemecahan roti yang ketiga, sebab Dia adalah Roti Hidup, roti yang turun dari Surga. 
Tujuan pemecahan roti yang ketiga; supaya hukum Taurat tergenapi.
Ketika Yesus menggenapi hukum Taurat; 12 murid meninggalkan Yesus Kristus, artinya Dia mau menjadi kecil bahkan rela dikecilkan. Berarti yang pertama-tama mengecilkan Yesus adalah murid-murid-Nya (orang yang terdekat).

SELANJUTNYA KETIKA YESUS DIKECILKAN DI HADAPAN MAHKAMAH AGAMA.
Matius 26: 60-63
(26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
(26:61) yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
(26:62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."

Ketika tampil saksi-saksi dusta, dengan tuduhan-tuduhannya Yesus tetap berdiam diri, artinya Dia mau menjadi kecil dan dikecilkan.
Kalau merendahkan diri & menjadi kecil, barangkali semua orang bisa.
Tetapi Yesus tidak hanya merendahkan diri & menjadi kecil, bahkan Ia rela dikecilkan. Sesungguhnya Dia adalah Tuhan & Imam Besar untuk memperdamaikan dosa manusia, Ia sanggup merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali lewat kuasa kematian dan kebangkitan-Nya.
Tiga hari menunjuk kepada kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 

YESUS DIKECILKAN DI HADAPAN PILATUS.
Matius 27:12-15
(27:12) Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun.
(27:13) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(27:14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
(27:15) Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak.

Ketika Yesus dihadapan Pilatus (wali negeri), imam-imam kepala dan tua-tua dengan tuduhan-tuduhan palsu mereka, namun Yesus tetap berdiam diri, artinya; Yesus mau menjadi kecil bahkan rela dikecilkan.

Sesungguhnya, Yesus adalah hakim yang adil dan memberi keadilan kepada yang tertindas, sedangkan Pilatus membebaskan Barabas seorang yang terkenal dengan kejahatannya, menunjukkan bahwa Pilatus tidak memberi keputusan yang adil (bukan hakim yang adil).

YESUS DIKECILKAN DI HADAPAN RAJA HERODES
Lukas 23:9-11
(23:9 )Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun.
(23:10) Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia.
(23:11) Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.

Herodes mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, Herodes & pasukannya menista dan mengolok-olok Dia, bahkan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melontarkan tuduhan-tuduhan berat / tuduhan palsu, tetapi Yesus tidak memberi jawab apapun = mau menjadi kecil dan rela dikecilkan.

Pada ayat 8;
-    Herodes sangat girang melihat Yesus
-    Sering mendengar tentang Dia
-    Mengharapkan supaya Yesus mengadakan suatu tanda
-    Pilatus mengenakan jubah kebesarannya kepada Yesus (ayat 11).

Dari empat perkara di atas, menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang Besar dan berkuasa, dan sanggup mengadakan tanda-tanda.

Tidak berhenti sampai disitu....
Matius 27: 3-5
(27:3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
(27:4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
(27:5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Yudas menghianati dan ia menjual Yesus seharga 30 keping uang perak (berarti bagi Yudas, uang lebih berharga dari pada Yesus Kristus) itu menunjukkan bahwa Yesus mau menjadi kecil & rela dikecilkan.

Dengan pemecahan roti yang ketiga ini, kita boleh menikmati hidup, sebab hukum Taurat telah digenapi di atas kayu salib = titik, Dia menghentikan lajunya dosa.
Kalau koma, titik dengan sedikit ekor, tidak mampu menghentikan laju dosa, tetapi titik berkuasa dan mampu menghentikan laju dosa dan menentukan segala sesuatunya.

Kuasa penggenapan hukum Taurat.
Yang pertama.
Matius 21: 2-4
(21:2) dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
(21:3) Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
(21:4) Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:

Berkuasa melepaskan segala ikatan-ikatan dosa dan segala ikatan yang ada di dunia ini, termasuk membebaskan segala pengaruh dunia.

Matius 21:5-7, 10
(21:5) "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
(21:6) Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
(21:7) Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.
(21:10) Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"

Selanjutnya, keledai itu ditunggangi, dibawa masuk ke kota Yerusalem demikian juga setelah gereja Tuhan dilepaskan dari ikatan dosa, dari ikatan-ikatan yang lain selanjutnya dipakai / ditunggangi, menjadi alat kemuliaan-Nya dan dibawa masuk ke kota kudus, Yerusalem Baru = dipermuliakan.

Yang kedua.
Matius 24: 6, 34-36
(24:6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
(24:34) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.
(24:35) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
(24:36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri."

Langit yang pertama dan bumi yang pertama berlalu, berarti Tuhan menjadikan segala sesuatu baru.

Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Setelah Tuhan melenyapkan langit yang pertama & bumi yang pertama, bahkan laut pun tidak ada lagi, maka terlihatlah kota kudus, Yerusalem yang baru, gambaran dari pengantin perempuan.

Yang ketiga.
Matius 1: 21-22
(1:21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
(1:22) Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
Kuasa penggenapan hukum Taurat menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment