KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 26, 2022

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 MEI 2022



 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 MEI 2022
 
KITAB KOLOSE PASAL 3
 
Subtema: HIDUP DALAM PESTA PORA
 
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah.
 
Mari kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose. Namun biarlah kita naikan doa dan permohonan kepada TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, dan  membawa kita rendah di bawah kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia.
 
Kolose 3:20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
 
TUHAN menganjurkan supaya anak-anak taat kepada orang tuanya dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam TUHAN.
 
Efesus 6:1
(6:1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
 
Seorang anak harus taat dalam segala hal kepada orang tuanya, sebab itu merupakan tanda bahwa seorang anak hidup di dalam TUHAN. Yesus Kristus adalah Gembala Agung, Dia adalah Ibu yang menggembalakan kita, Dia juga adalah Bapa di atas segala bapa  dengan segala nasehat-nasehat yang harus kita terima.
 
1 Petrus 1:14
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.
 
Kedudukan seorang anak yang benar dan indah di hadapan TUHAN adalah; taat kepada orang tua. Seorang anak tidak boleh keluar dari kedudukan tersebut, supaya seorang anak jangan hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
 
Yesus adalah Gembala Agung, dan kita adalah kawanan domba-Nya. Kita semua sebagai anak-anak TUHAN harus taat kepada Tuhan Yesu Kristus, Bapa di atas segala Bapa.
Kalau seorang anak keluar dari kedudukannya -- tidak taat kepada orang tuanya -- maka pasti dia hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
 
Kita bersyukur sebab kita dijadikan sebagai anak-anak TUHAN oleh darah salib di Golgota, itu kemurahan. Maka tanda ketaatan itu harus nyata -- sebab itu adalah kedudukan yang benar, yang indah di dalam TUHAN -- supaya kita jangan hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat. Pertahankan kedudukan yang benar sebagai anak.
 
Kita lihat tentang “Hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging” di dalam Galatia 5.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
 
Ada 15 perbuatan daging:
(1) percabulan, (2) kecemaran,  (3) hawa nafsu,
(4) penyembahan berhala, (5) sihir,
(6) perseteruan, (7) perselisihan,
(8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri,
(11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian,
(14) kemabukan, (15) pesta pora.
 
-   Hal 1-5     : Sifatnya menyakiti hati TUHAN.
-   Hal 6-13   : Sifatnya menyakiti hati sesama.
-   Hal 14-15 : Sifatnya merugikan diri sendiri, berujung pada maut.
 
Roma 13:13-14
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. (13:14) Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
 
Anak-anak terang, anak-anak taat, anak-anak siang hari pasti hidup dengan sopan. Pesta pora dan kemabukan adalah perbuatan malam (kegelapan) dan sudah dekat dengan maut. Oleh sebab  itu marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari.
 
Anak-anak terang (anak-anak siang) hidupnya sopan, buktinya; tidak hidup dalam pesta pora dan  kemabukan.   
 
Soal “Pesta pora” kita lihat di dalam Lukas 16, dengan perikop: Orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Lukas 16:19
(16:19) ”Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
 
Ada seorang kaya selalu berpakain jubah ungu dan kain halus (lenan halus).
Jubah ungu itu menunjuk harta yang indah, yaitu; karunia-karunia dan jabatan-jabatan roh El-Kudus yang dipercayakan oleh TUHAN untuk melayani TUHAN di tengah ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh  TUHAN. Sedangkan lenan halus merupakan perbuatan-perbuatan yang benar dari orang kudus.
 
Dari pakaian yang yang dipakai orang kaya ini menunjukan kepada kita bahwasanya; orang kaya tersebut tidak jauh dari TUHAN -- ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan -- Tetapi yang mengherankan kita disini adalah: Setiap hari ia bersukacita dalam kemewahan = Hidup dalam pesta pora.
 
Singkat kata; Orang kaya ini ada dalam kegiatan Roh, tetapi masih mempertahankan tabiat daging, yaitu pesta pora.
 
Roma 8:5-6
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
 
Orang yang hidup menurut daging pasti memikirkan hal-hal yang dari daging, perkara-perkara daging, yang terkait dengan daging. Sebaliknya, orang yang hidup menurut Roh dan ada di dalam kegiatan-kegiatan Roh, memikirkan perkara Roh, perkara di atas, perkara Rohani, yaitu ibadah dan pelayanan.
 
Kalau hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging akan berujung pada maut.
 
Kembali kita membaca Roma 13.
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
 
Pesta pora adalah: Keinginan daging dan perbuatan malam (kegelapan) sudah dekat dengan maut
 
1 Petrus 4:3
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
 
Kehendak dari orang-orang yang tidak mengenal Allah -- orang yang hidup di luar TUHAN (bangsa Kafir) --  antara lain:
-          pesta pora,
-          perjamuan minum,
-          dan penyembahan berhala yang terlarang
 
Sudah cukup banyak waktu kita pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah --  orang yang hidup di luar TUHAN --
Hati-hati dengan pesta pora, hati-hati dengan perjamuan minum, dan penyembahan berhala.
Jangan kita banyak mempergunakan waktu seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah; hidup dalam pesta pora, perjamuan minum, dan penyembahan berhala yang terlarang.
 
Hati-hati, kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, waktu yang tersisa tinggal sedikit. Masa sekarang adalah masa penantian kepada TUHAN. Mari kita manfaatkan waktu yang tersisa ini  sebaik mungkin. Jangan kita mempergunakan waktu seperti orang di luar TUHAN -- orang yang tidak mengenal TUHAN -- hidup dalam pesta porah, hidup dalam perjamuan makan minum. Pergunakanlah waktu yang tersisa ini dengan baik, manage lah hidup rohani dengan baik.
 
Kita semua harus mempunyai manajemen rohani, manajemen dari sorga, supaya kita bisa memanage semaksimal mungkin segala kegiatan, segala tindakan kita, segala sesuatu yang harus kita perbuat.
 
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
 
Orang-orang yang hidup di luar TUHAN (orang yang tidak mengenal Allah) -- itulah bangsa Kafir -- tanpa berpikir panjang dengan mudahnya ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
 
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: ”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.
 
Jika seseorang hidup oleh Roh TUHAN, berada dalam kegiatan Roh -- ada dalam pengaruh Roh Allah yang suci -- maka tentu saja ia tidak akan pernah mengutuki Yesus, tidak akan pernah menyakiti hati TUHAN.
 
Sebaliknya orang yang hidup di luar TUHAN -- orang yang tidak mengenal TUHAN (bangsa Kafir) -- tidak dapat mengaku bahwa YESUS adalah TUHAN -- Allah sesembahan yang hidup --  selain oleh roh TUHAN itu sendiri.
 
Saya heran sekali melihat orang kaya tersebut, dia memakai jubah ungu dan lenan halus, dia ada di tengah ibadah dan pelayananan, ada di tengah-tengah kegiatan Roh, tetapi anehnya setiap hari berpesta pora, hidupnya sama seperti orang-orang yang tidak mengenal TUHAN (bangsa Kafir).
 
Jika seseorang sudah hidup dalam kegiatan Roh -- ada dalam pengaruh Roh Allah yang suci -- maka tentu saja ia tidak akan pernah mengutuki Yesus, tidak akan pernah menyakiti hati TUHAN. Sebaliknya orang yang hidup di luar TUHAN -- orang yang tidak mengenal TUHAN -- tidak dapat mengaku bahwa YESUS adalah TUHAN.
 
Hanya Roh TUHAN yang membawa kita dekat kepada TUHAN.
 
Telah banyak waktu kita gunakan seperti orang kaya itu. Mulai sekarang, ayo kita kembali kepada yang benar.
 
CIRI-CIRI HIDUP DALAM PESTA PORA
Lukas 16:20
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
 
Orang kaya tersebut tidak dapat menghargai firman Allah, sebagai makanan atau kebutuhan pokok rohani. Itulah sebabnya banyak makanan yang berjatuhan dari meja orang kaya tersebut.
Istilah lain jatuh dari meja: Banyak makanan yang tercecer, berarti firman Allah diabaikan; inilah ciri-ciri hidup dalam pesta pora.
 
Ayat demi ayat sudah diterangkan, pasal demi pasal firman sudah diterangkan -- baik perjanjian lama, maupun perjanjian baru.
Kitab suci dalam perjanjian lama, itu adalah kitab para nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, berarti menyingkapkan segala rahasia yang terkandung (tersembunyi) di dalam hati --Dosa disingkapkan--
Kuasa dari firman nubuatan; menyingkapkan segala yang terselubung; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati ; semua dosa dirontokan.
Sedangkan perjanjian baru ditulis oleh para Rasul. Tugas Rasul yang terakhir ialah menyatakan wahyu;; berarti untuk menyatakan perkara-perkara yang akan terjadi di depan, dan juga untuk memperlihatkan kerajaan sorga.
 
Berarti, jika ayat demi ayat disampaikan, jika pasal demi pasal firman disampaikan -- baik perjanjian lama, maupun perjanjian baru -- supaya kita bisa mengalami penyucian terhadap dosa, dan supaya hal-hal di depan diperlihatkan, sampai kerajaan sorga diperlihatkan, itu suatu kemurahaan, supaya kita mendapat keselamatan. Tetapi kalau hal-hal ini diabaikan, ini sama seperti orang kaya yang senantiasa bersukaria dalam pesta pora = mengabaikan firman TUHAN.
 
Bayangkan, firman nabi yang berkuasa untuk menyucikan dosa, wahyu disampaikan untuk memperlihatkan apa yang akan terjadi di depan, juga untuk memperlihatkan kepada kita perkara sorgawi, supaya kita semua terselamatkan. Tetapi anehnya, orang kaya ini senantiasa bersukaria dalam kemewahan, berpesta pora, hidup di dalam kegelapan (perbuatan daging). Ada dalam kegiatan roh, tetapi masih mempertahankan tabiat daging, tidak masuk diakal.
Telah banyak waktu TUHAN beri, tetapi kita pergunakan untuk pesta pora, inikan sudah menjadi perbuatan bodoh.
 
Sangat disayangkan, begitu banyak makanan yang tercecer. Ayat demi ayat sudah diterangkan, pasal demi pasal sudah diterangkan dari kitab suci, baik perjanjian lama, maupun perjanjian baru.
Orang kaya ini terlalu bodoh sekali, setiap hari bersukaria dalam kemewahan, padahal ada dalam kegiatan roh.
 
Yakobus 1:19
(1:19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah
 
Jadi setiap orang hendaklah untuk cepat mendengar firman TUHAN, supaya:
-          lambat di dalam berkata-kata; jangan mudah mengumbar kata-kata.
-          Lambat marah; marah emosi daging, luapan hati.
 
Yakobus 1:21
(1:21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
 
Firman yang kita dengar ditanamkan oleh TUHAN di dalam hati kita. Dan itu berkuasa menyelamatkan jiwa kita. Ayat demi ayat sudah diterangkan, pasal demi pasal sudah diterangkan. Kitab suci dalam perjanjian lama dan perjanjian baru juga sudah diterangkan. Firman nabi dan kitab wahyu sudah diterangkan untuk ditanamkan di dalam hati kita masing-masing. Firman yang ditanamkan itu terimalah dengan lemah lembut, sebab firman itu  berkuasa menyelamatkan. Jangan diabaikan, jangan sampai seperti makanan yang jatuh dari meja; tercecer, terabaikan. Jangan dibiarkan begitu saja, perhatikanlah baik-baik. Telah banyak waktu yang diberikan oleh TUHAN, tetapi jangan digunakan untuk pesat pora. Kita menghadap TUHAN
 
Kita datang menghadap TUHAN, dan mendengar firman TUHAN; setiap firman itu ditanamkan oleh TUHAN di hati kita, terimalah itu dengan lemah lembut, karena itu berkuasa untuk menyelamatkan, tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kehidupan kita.
Jadi, syarat untuk menerima dengan lemah lembut; buanglah segala yang kotor, buanglah segala kejahatan.
 
Yakobus 1:22
(1:22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
 
Mendengar, tetapi tidak melakukan firman TUHAN = menipu diri sendiri.
 
Yakobus 1:23
(1:23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
 
Mendengar tetapi tidak melakukan = seorang yang bercermin = seorang pengamat.
Kita datang beribadah jangan sekedar menjadi pengamat, penonton.
 
Kalau seseorang sudah dikuasai roh pengamat, bukan hanya orang lain yang diamati, tetapi gembalanya juga akan diamati. Seorang pengamat hanya bisa melihat kekurangan sesamanya, bahkan kekurangan gembalanya.
 
Mendengar, tetapi melupakan firman = kristen pengamat.
 
Pengamat itu sama seperti kaca spion. Kaca spion itu fungsinya hanya satu; melihat kekurangan orang lain. Harusnya firman itu menjadi cermin. Tetapi Kristen pengamat tidak menjadikan firman menjadi cermin. Ia datang hanya untuk menjadi pengamat saja, hanya bisa melihat kekurangan orang lain, sesama, bahkan gembala; tetapi kekurangannya banyak.
 
Firman Allah harus menjadi cermin hidup. Firman Allah tidak boleh dijadikan kaca spion. Kalau firman dijadikan menjadi kaca spion, maka tidak akan pernah melihat yang didepan, melihat kekurangan orang lain yang dibelakang saja -- yang dibelakang saja yang diungkit-ungkit -- 
 
Yakobus 1:24
(1:24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
 
Inilah kekurangan dari kristen pengamat; hanya bisa melihat kekurangan orang lain, tanpa menyadari kekurangannya begitu banyak; dia lupa kekurangannya begitu banyak.
 
Yakobus 1:25
(1:25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
 
Kalau kita jadikan firman Allah menjadi firman hidup, kita dibahagiakan. Firman itu didengar bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dilakukan.
Firman Allah harus dijadikan cermin hidup, bukan dijadikan sebagai kaca spion, pasti berbahagia.
 
Yakobus 1:26
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
 
Jadi, yang terpenting adalah cepat mendengar firman, lambat berkata-kata; itu arti ibadah.
 
Dampak negatif mengabaikan firman Allah (makan tercecer)
Lukas 16:20-21
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
 
Orang kaya -- orang yang hidup dalam pesta pora -- tidak peduli dengan orang lain, tidak peduli dengan kesusahan dan kesulitan-kesulitan orang lain, seperti orang kaya terhadap Lazarus. Padahal ibadah yang murni adalah mengunjungi janda-janda, yatim piatu dalam kesusahan mereka.
Intinya; ibadah itu mengunjungi orang susah.
 
Tadi cepat mendengar, lambat berkata-kata, itu arti ibadah. Berarti kalau kita disebut orang yang beribadah, bahkan menjalankan ibadah yang murni, maka akan mengerti kesusahan. Bukan hanya mengerti kesusahan janda-janda dan yatim piatu, tetapi juga mengerti kesusahan setiap orang. Itulah arti ibadah; mengerti kesusahan orang lain.
 
Jadi banyak orang Kristen hanya tau melayani, tetapi tidak mengerti isi hati TUHAN, tidak mengerti kesusahan orang lain, tidak peduli dengan orang lain. Jadi apa arti ibadah?
Kita mengaku Yesus TUHAN dan juruselamat, tetapi kita tidak mengerti ibadah. Bagaimana itu?
 
3 (TIGA) KESUSAHAN LAZARUS:
1.       Kesusahan yang pertama: Dia adalah seorang pengemis, dengan lain kata orang miskin, berarti mengharapkan uluran tangan, baik uluran tangan dari TUHAN, maupun uluran tangan dari sesama. Jadi kita yang sudah diperlengkapi dengan harta rohani  -- karunia-karunia jabatan -- harus memahami dan melayani kesusahaan dalam kemiskinan; miskin Pengertian, miskin pemahaman firman TUHAN, sebab orang miskin butuh uluran tangan.
  
2.       Kesusahan yang kedua: Badannya penuh dengan borok = ditandai dengan banyak kelemahan = penuh dengan kelemahan. Sedikit bersaksi: Semua orang mempunyai kelemahan. Kalau kita melihat kelemahan-kelemahan itu akan sangat sulit bersatu. Tetapi puji TUHAN, Yesus mati di atas kayu salib karena kelemahan kita. Jadi, sengsara salib itu kasih Allah, menutupi kelemahan kita. Coba kita bayangkan; manusia penuh dengan borok, penuh dengan kelemahan, tanpa kasih maka tidak ada kesatuan. Siapapun manusia di muka bumi ini masih ada borok-boroknya. Dalam hal ini badan Lazarus penuh dengan borok. Bayangkan; bagaimana kita bisa bersatu dengan orang yang penuh dengan borok tanpa kasih, itu tidak mungkin.
 
3.       Kesusahan yang ketiga: Anjing-anjing datang menjilat borok-boroknya. Sudah penuh dengan borok, di jilat oleh anjing-anjing.
CIRI-CIRI ANJING:
  1. CIRI ANJING YANG PRTAMA: Mengulangi kesalahan yang sama, sesuai dengan 2 Petrus 2:22 Anjing yang mengulangi yang sama itu datang menjilat borok sampai bersih, supaya orang yang dalam kelemahan ini terus mengulangi kelemahannya.. Hati-hati dengan kehidupan yang seperti ini; datang menjilat; memuji-muji kekurangan, disanjung, dan akhirnya mengulangi kesalahan yang sama.
  2. CIRI ANJING YANG KEDUA: menerkam dan mencerai beraikan kawanan domba, sesuai dengan Yohanes 10:12. Dia menjilat borok Lazarus sampai bersih, tujuannya adalah supaya kawanan domba tercerai berai; menjadi liar, tidak tergembala.
Dalam kesusahan semacam ini orang, orang kaya tersebut tidak peduli.
Masakan TUHAN peduli dengan kita, tetapi kita tidak peduli dengan orang lain. Kita hanya bisa menerima keuntungan, tetapi tidak mau rugi sedikit perasaan, rugi sedikit tenaga, rugi sedikit pikiran, rugi sedikit uang, dan lain sebagainya. Kalau orang hanya mau untung saja, seperti orang kaya, berpesta porah setiap hari, lama kelamaan milik TUHAN (perpuluhan) pun akan diambil, sampai persembahan khusus tidak akan dibawa kepada TUHAN, padahal dia seorang imam. Dia dimengerti TUHAN, tetapi dia tidak mengerti orang lain = keuntungan.
 
Hati-hati dengan anjing menjilat borok. Dijilat sampai habis, dipuji-puji sampai habis, tetapi supaya orang yang dipuji ini mengulangi kesalahan yang sama sesuai dengan 2 Petrus 2:22.
Kemudian dipuji lagi, tetapi supaya domba-domba tercerai berai; liar tidak tergembala sesuai dengan Yohanes 10:12.
 
AKHIR HIDUP PESTA PORA
Lukas 16:22-23
(16:22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (16:23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
 
Pada akhirnya baik orang kaya, maupun orang miskin mati, lalu dikubur. Roh Lazarus dibawa dan diangkat ke pangkuan Abraham. Sementara roh orang kaya itu ditempatkan di alam maut.
Singkat kata; semua orang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang ia perbuat, selama ia menumpang di bumi ini, selama ia mendiami kemah tubuh ini.
Dalam hal mempertanggung jawabkan ini yang sulit. Melakukan dosa itu gampang, tetapi pengakuan dosa itu yang sulit sekali.
 
Semua perbuatan harus dipertanggung jawabkan.  Apa buktinya dipertanggung jawabkan;
Buktinya; ketika orang miskin mati, rohnya dibawa ke pangkuan bapa Abraham. Sementaa orang kaya itu mati rohnya di tempatkan di alam maut. Berarti setiap perbuatan itu dipertanggung jawabkan, bukan? Sebab itu hati-hati saudara, jangan gegabah berbuat dosa, sebab semua perbuatan harus dipertanggung jawabkan.
 
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
 
Tidak ada yang tersembunyi di hadapan TUHAN, semuanya jelas di mata TUHAN. Dan setiap orang harus memberi pertanggungjawaban. Oleh sebab itu jangan enak-enak saja berbuat sesuatu yang tidak berkenan.
Mungkin ada melakukan sesuatu yang tidak baik di tempat tersembunyi, mata manusia memang tidak melihat, tetapi mata TUHAN melihat. Dan semua perbuatan harus dipertanggungjawabkan di hadapan TUHAN pada waktunya. Tidak selamanya kita tinggal di dunia ini, dan tidak selamanya kita mendiami kemah tubuh ini.
 
Ayub 34:16
(34:16) Jikalau engkau berakal budi, dengarkanlah ini, pasanglah telinga kepada apa yang kuucapkan.
 
Kita mempunyai sepasang telinga untuk mendengar apa yang baik, dan apa yang berkenan dari TUHAN, lewat firman Allah.
 
Ayub 34:21
(34:21) Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya; (34:22) tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut, di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.
 
Mungkin seseorang dapat menyembunyikan dosanya di tempat gelap. Memang mata manusia tidak dapat melihat, tetapi mata TUHAN dapat melihat segala sesuatu.
 
Ayub 34:23
(34:23) Karena bagi manusia Ia tidak menentukan waktu untuk datang menghadap Allah supaya diadili.
 
Kapan saja manusia akan diadili, terserah TUHAN. Hari ini, besok, lusa, semua bisa diadili. Waktu manusia, bukan waktu TUHAN. Tapi waktu TUHAN harus menjadi waktunya kita.
Sewaktu-waktu Ia akan datang mengadili, bisa malam ini, sebagaimana yang dinyatakan dalam injil Lukas 12:13-21; orang kaya bertanya kepada jiwanya tentang harta yang banyak itu. Tetapi TUHAN berkata; malam ini akan Ku ambil jiwa mu, lalu harta itu mau kemana?
 
TUHAN yang menentukan pengadilan. Bisa saja TUHAN  mengadili malam ini, bisa besok, bisa lusa. Sebab itu hati-hati. Kita berbuat sesuatu yang tidak berkenan di tempat yang tersembunyi; tiba-tiba besok TUHAN adili, dimana rohnya ditempatkan. Oleh sebab itu, selagi hayat masih di kandungan badan, gunakan waktu ini dengan baik. Telah banyak waktu digunakan seperti orang-orang yang tidak mengenal TUHAN; penuh dengan kemabukan, penuh dengan pesta pora. Sekarang waktu yang tersisa ini gunakan dengan baik, karena TUHAN mengadili sewaktu-waktu.
Jadi, saat TUHAN menuntut pertanggungjawaban, kita harus sudah siap sedia. Kapan saja.
 
 Ayub 34:24
(34:24) orang-orang yang perkasa diremukkan-Nya dengan tidak diperiksa, dan orang-orang lain diangkat-Nya ganti mereka.(34:25) Jadi, Ia mengetahui perbuatan mereka, dan menggulingkan mereka di waktu malam, sehingga mereka hancur lebur.
 
TUHAN tidak peduli entah dia kaya, miskin, hamba atau merdeka, semuanya diadili sewaktu-waktu, sampai hancur lebur.
Jadi, selagi hayat dalam kandung badan, selagi ada nafas hidup,  pergunakan yang tersisa ini, karena telah banyak waktu kita gunakan untuk pesta pora kemabukan (perjamuan minum), berhala.
 
JALAN KELUAR, SUPAYA JANGAN HANCUR LEBUR
Lukas 21:34
(21:34)Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
 
Jaga diri, jaga supaya hati mu jangan sarat dengan pesta pora -- perbuatan malam -- supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat;  jangan hari TUHAN datang seperti pencuri.
 
Lukas 21:35
(21:35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
 
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini, tanpa terkecuali. Besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan, hamba, merdeka, kaya, miskin, semua harus memberi pertanggungjawaban dan dileburkan tanpa terkecuali.
 
Lukas 21:36
(21:36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
 
Berjaga-jaga dan berdoa itu berbicara soal doa penyembahan.
 
Ukuran penyembahan dalam Matius 26:40
Matius 26:40
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ”Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
 
Ukuran menyembah satu jam.
Kegunaan penyembahan yang sesuai dengan ukuran TUHAN; supaya kita beroleh kekuatan. Jadi penyembahan dengan menggunakan lutut (kuda-kuda) itu kekuatan kita dari semua yang akan terjadi  menimpah dunia ini. Kemudian supaya kita bertahan berdiri sampai TUHAN datang.
 
Penyembahan itu yang membuat kita kuat menghadapi masalah di dunia. Kemudian penyembahan itu yang membuat bertahan sampai kesudahan dunia ini -- sampai TUHAN datang --
 
Jadi, tanpa doa penyembahan, kita tidak kuat menghadapi masalah yang terjadi di bumi ini. Tanpa doa penyembahan, tidak mungkin kita bisa bertahan sampai kesudahan dunia ini; sampai TUHAN datang pada kali yang kedua. Maka jika seseorang tidak tekun tiga macam ibadah pokok, saya ragukan hidupnya, walaupun dia merasa sudah  mengerti firman, walaupun dia merasa dia bisa melakukan firman diluar ketekunan tiga macam ibadah pokok. Itu pengertian seseorang, tapi kalau menurut firman tidak seperti itu.
 
HARUS HIDUP DALAM DOA PENYEMBAHAN supaya kita:
1.       Bisa kuat menghadapi masalah di bumi,
2.       kuat bertahan sampai hari TUHAN, TUHAN datang kembali.
 
Pengertian ini adalah keuntungan besar bagi kita. Tanda keselamatan sudah ada, untuk apa lagi kita bersungut-sungut melihat kekurangan orang lain.
Yang terlanjur minta ampun, gunakan waktu ini baik-baik. Selagi hayat masih dikandung badan, gunakan waktu ini baik-baik. Selagi masih diberi kesempatan umur panjang, gunakan baik-baik.
Telah banyak waktu kita pergunakan untuk pesta pora. Sekarang waktu yang tersisa gunakan sebaik mungkin.
 
Lukas 21:37
(21:37) Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
 
Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah
Jadi, anak-anak terang banyak belajar dari firman TUHAN. Mengajar itu = belajar. Kalau kita bait Allah, kita harus banyak belajar firman Allah; itu perbuatan anak-anak terang, itu perbuatan siang.
 
Anak-anak terang banyak belajar dari firman TUHAN. Jangan belajar dari pengertian, jangan dikit-dikit belajar dari persungutan, dikit-dikit jengkel. Banyaklah belajar dari firman TUHAN kalau kita memang anak-anak terang.
 
Pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
Bermalam di bukit zaitun, bermalam di atas gunung yang tinggi, berarti kehidupan kita sudah dibawa sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi; doa penyembahan. Apalagi hari-hari ini sudah jauh malam.
Apa buktinya hari ini sudah jauh malam? perbuatan malam, perbuatan kegelapan, sudah terjadi, bahkan dosa sudah memuncak; makan minum, kawin mengawinkan; itu kenajisan, itu perbuatan malam.
 
Dalam suasana malam seperti ini, sudah seharusnya kita bermalam di bukit Zaitun; bermalam dalam penyembahan. Tenanglah hidup ini, kalau kita sudah bermalam dalam penyembahan, walaupun situasi dunia sudah jauh malam, sudah berada dalam gelap malam karena banyaknya dosa.
 
Lukas 21:38
(21:38) Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.
 
Pagi-pagi, hari sudah berganti baru, orang mencari Dia. Apa yang dicari orang-orang dari Dia? yang dicari adalah hidup. 
Yang kita cari Dia adalah hidup, karena hari sudah berganti baru. Yang ada ini akan berlalu, yang kita cari hidup.
 
-          Siang hari; banyak belajar dari firman,
-          malam hari; bermalam dalam penyembahan,
-          pagi hari; banyak orang mencari hidup, karena hari sudah berganti.
Inilah yang harus kita kerjakan. Hari sudah jauh malam, jangan kita lagi hidup dalam perbuatan malam, yaitu; pesta pora dan kemabukan.
 
Ini harus diperhatikan baik-baik. Ayat 34-38 harus menjadi solusi atas segala kesalahan dimasa lalu. Telah banyak kita habiskan waktu untuk pesta pora, sekarang tersisa waktu sedikit ayat 34 dan 38 solusinya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
 Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment