KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 20, 2011

Ibadah Kaum Muda Remaja, 19 November 2011


Shalom!
Salam sejahtera. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus
Oleh karena kasih Nya besar kita boleh beribadah pada sore hari ini

Saudaraku, minggu lalu kita sudah melihat Elia sebelum naik diangkat ke sorga, terlebih dahulu dia berada di Gilgal.
Kita sudah melihat firman Tuhan, peristiwa yang terjadi di Gilgal adalah penyunatan yang kedua, yang dilakukan Yosua kepada bangsa Israel yang lahir di padang gurun.
Saudaraku, sunat berarti penanggalan kulit khatan
Sunat itu juga berlangsung bagi kehidupan muda mudi remaja sampai hari ini, tetapi bukan lagi sunat lahiriah melainkan sunat rohani, yaitu penanggalan tubuh yang berdosa. Dan biarlah itu terjadi.

Sekarang kita masih memperhatikan pribadi Elia sebelum naik terangkat ke sorga
Tetapi terlebih dahulu kita melihat Keluaran 26
Keluaran 26: 31-33
(26:31) Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun.
(26:32) Haruslah engkau menggantungkannya pada empat tiang dari kayu penaga, yang disalut dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, berdasarkan empat alas perak.
(26:33) Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.

Saudaraku, kita masih berada di pintu tirai, dimana pintu tirai ini disebut juga tabir Bait Suci, yang terdiri dari 4 warna
1.      Biru laut / ungu tua
2.      Ungu
3.      Kain kirmizi / warna merah
4.      Lenan halus / warna putih
Saudaraku, pada tabir Bait Suci, terdapat 4 tiang. Tabir Bait Suci itu sendiri digantungkan pada 4 tiang tersebut.
Saudaraku tabir Bait Suci adalah pemisah antara Ruangan suci dan Ruangan Maha Suci
4 tiang -> 4 pribadi yang mengalami perobekan daging, sehingga dengan tubuh kemuliaan, mereka diangkat, dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga / berada di takhta Allah, dengan demikian maut telah dikalahkan
Saudaraku, diangkat / dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga hidup-hidup, berarti maut telah dikalahkan
Dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maut telah dikalahkan, sehingga tabir Bait Suci Allah terbelah dua, robek dari atas, yaitu kepala sampai bawah, yaitu ujung kaki = perobekan daging

1 Korintus 15: 54-57
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kita kemenangan lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, itulah perobekan daging.
Sehingga dengan demikian, kita yang sudah memperoleh kemenangan, memiliki keberanian untuk berkata “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
-     Sengat maut adalah dosa
Berarti setiap orang yang hidup di dalam dosa, sedang disengat oleh maut. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus, maka orang itu akan menuju kebinasaan, sekalipun sengat itu tidak berbisa, sebab upah dosa adalah maut.

-     Kuasa dosa ialah hukum taurat
Artinya: setiap orang yang hidup di dalam dosa, hidup di bawah hukum taurat.
Ciri-ciri hukum taurat adalah tangan ganti tangan, mata ganti mata,  artinya: kejahatan dibalas kejahatan

Oleh sebab itu, biarlah kita semua mengalami perobekan daging, seperti yang dialami oleh 4 pribadi. Seperti Yesus telah mati di atas kayu salib.
Tadi saya sampaikan tentang 4 tiang -> 4 pribadi yang sudah mengalami perobekan daging.
Adapun 4 pribadi tersebut adalah
I.    Henokh
II.   Musa
III. Elia
IV.  Yesus Kristus
4 pribadi ini tidak mengalami kematian, karena Allah mengangkat mereka hidup-hidup.

Keterangan
III. ELIA
Elia naik ke sorga

2 Raja-raja 2: 11-12
(2:11) Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
(2:12) Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.

Saudaraku, Elia naik ke sorga, disaksikan oleh Elisa, tetapi sebelum Elia naik ke sorga, terlebih dahulu dia mengunjungi Betel, sesuai dengan petunjuk Allah.

2 Raja-raja 2: 2
(2:2) Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel.

Saudaraku, sebelum Elia naik ke sorga, kita melihat bahwa Elia terlebih dahulu berkunjung ke Betel, itu sesuai dengan petunjuk Allah, kalau itu sesuai dengan petunjuk Allah, maka mari kita perhatikan tentang Betel

Kejadian 28: 16-19
(28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
(28:17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
(28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
(28:19) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.

Saudaraku, Betel artinya rumah Allah, sesuai dengan perkataan Yakub.
Saudaraku, kalau Betel adalah rumah Allah, biarlah kita selalu tinggal di dalam rumah Allah, sebagaimana kita pada sore hari ini.
Setiap berada di rumah Allah, berarti ada ibadah pelayanan.
Jadi, bukan suatu kebetulan, kalau Elia terlebih dahulu mengunjungi Betel, maka suatu kemurahan bagi kita, kalau kita berada di rumah Tuhan, sebab kita bisa beribadah dan melayani Tuhan.
Bumi tidak lagi memiliki daya tarik bagi anak-anak Tuhan karena selalu melihat perkara-perkara di atas. Tetapi bagi anak-anak Tuhan yang selalu melihat perkara di dunia / bawah, maka sampai kapan pun dia tidak akan terangkat ke sorga, sebab daya tarik bumi lebih kuat, lebih berkuasa dalam kehidupannya.
Kalau mau terangkat seperti Elia, maka terlebih dahulu harus mengunjung Betel, itulah rumah Tuhan / berada dalam rumah Tuhan.

Ibrani 3: 1-5
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
(3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
(3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
(3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,

Saya tidak bercerita tentang kesetiaan Yesus, tetapi saya membahas Musa yang setia dalam segenap rumah Tuhan, berarti setia dalam ibadah pelayanan = menjadi kesaksian atas sesama di bumi ini.
Dan biarlah itu terjadi dalam kehidupan kita sekalian sebelum kita diangkat ke sorga, biarlah kita setia berada di rumah Tuhan seperti Yakub berada di rumah Allah, Betel.

Sebagai contoh
Matius 25: 19-23
(25:19) Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
(25:20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Saudaraku, hamba yang pertama dipercaya 5 talenta dan memperoleh laba 5 talenta, kemudian hamba yang kedua dipercaya oleh tuannya 2 talenta kemudian memperoleh laba 2 talenta.
Saudaraku, di mata tuannya, hamba yang pertama, yang dipercaya 5 talenta dan hamba yang kedua, yang dipercaya 2 talenta, disebut hamba yang baik dan setia.
Saudaraku, kalau kita setia dalam segenap rumah Tuhan, setia mengerjakan apa yang dipercayakn Tuhan, disebut hamba yang baik dan setia, karena perbuatan-perbuatannya pun pasti baik di hadapan Tuhan. Tidak mungkin kalau kita setia dalam rumah Tuhan, perbuatan kita jahat, itu tidaklah mungkin. Masakan anak Tuhan yang setia dalam segenap rumah Tuhan lebih jahat dari orang-orang yang ada di dunia sana.
Itulah sebabnya, saya katakan tadi, biarlah kita setia berada di rumah Tuhan, setia mengerjakan apa yang Tuhan percayakan kepada kita.

Sekarang bandingkan dengan hamba yang ketiga
Matius 25: 24-25
 (25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Hamba yang ketiga dipercaya 1 talenta, tetapi tidak setia dalam perkara yang kecil, itu = mengubur talenta dalam tanah = binasa. Jadi kalau talenta yang dipercaya dikubur, itu = binasa, kalau mati pasti dikubur.
Oleh sebab itu, jika engkau dipercaya dalam segenap rumah Tuhan, baik perkara kecil maupun besar, kerjakanlah itu dengan setia. Meski mengatur kursi dalam gereja, mengepel lantai gereja, menyapu gereja, itu = menyelamatkan jiwamu, tetapi jika hanya datang duduk pergi itu = mengubur talenta
Oleh sebab itu, ibadah harus meningkat sampai pada pelayanan, jangan kubur talenta mu, apa yang bisa engkau kerjakan dalam rumah Tuhan, kerjakanlah dengan setia.

Matius 25: 25
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Ciri-cirinya: mengalami rasa takut
Saduaraku, kalau seseorang hidup dalam ketakutan berarti kasih Allah tidak sempurna dalam hidupnya (1 Yohanes 4:18)

Matius 25: 26-27
(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
(25:27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Saudaraku, kalau tidak setia dalam perkara yang kecil, dihadapan Tuhan, orang seperti ini adalah orang yang JAHAT dan MALAS.
Bayangkan kalau engkau tidak setia dalam perkara di dalam rumah Tuhan, tetapi engkau memikirkan perkara yang lahiriah, di mata Tuhan engkau adalah hamba yang jahat dan malas.
Kalau saya tidak setia melayani kaum muda yang kecil ini, saya tinggalkan pelayanan untuk mencari amplop-amplop, tetapi Tuhan menilai saya “engkau jahat dan malas”, tetapi itu tidak saya lakukan.
Tuhan lebih tahu isi hati, jadi jangan coba-coba engkau mengelabui mata manusia, engkau tidak perlu takut manusia sebab seharusnya engkau lebih takut Tuhan.

Dampak positif bila berada di rumah Tuhan
Kejadian 28: 17
(28:17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."

  1. Berada di tempat yang dahsyat
= Allah menjadikan kita semua dahsyat = dibebaskan dari musuh, yaitu daging dan setan, itulah musuh utama kita
Jadilah pribadi-pribadi yang dahsyat, sanggup mengalahkan musuh, bebas dari musuh, setan dan daging.
Dan itu benar, kalau kita berada di luar sana, kita terbelenggu oleh musuh, oleh ikatan daging dan pengaruh dunia.

  1. Berada di pintu gerbang sorga
Berarti kalau kita setia dalam segenap rumah Tuhan  = berada di pintu gerbang sorga

Kita patut bersyukur berada di pintu gerbang sorga, tinggal kita mau melangkah maju ke dalam atau tetap berada di pintu gerbang saja.
Ini adalah pertanyaan bagi kita semua, tinggal kita jawab dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Ibrani 10: 19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Saudaraku, lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, dia sudah membuka jalan bagi kita, pintu gerbang sorga terbuka bagi kita, sekarang pertanyaanya, apakah kita masih tetap berada di pintu gerbang sorga atau melangkah maju ke dalam kerajaan sorga.

Saudaraku, berarti kalau pintu gerbang sorga sudah terbuka untuk masuk ke dalamnya TINGGAL SATU LANGKAH SAJA / SELANGKAH, tidak susah. Kalau satu langkah ini sudah dilangkah kan, kita sudah masuk, berada di dalam kerajaan sorga

Mari kita lihat satu langkah tersebut
Ibrani 10: 21-24
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Inilah yang disebut satu langkah, yaitu tekun dalam 3 macam ibadah
-          Tekun dalam ibadah Pendalaman Alkitab, menghasilkan iman yang teguh (ayat 22)
-          Tekun dalam ibadah raya Hari Minggu, menghasilkan pengharapan (ayat 23)
-          Tekun dalam ibadah doa penyembahan, menghasilkan kasih = tinggal dalam kasih Alah (ayat 24)

Ibrani 10: 25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Saya sebagai gembala menasihati kalian semua
Oleh sebab itu, kalau kita tekun dalam 3 macam ibadah = satu langkah untuk membawa kita masuk dalam kerajaan sorga, janganlah menjauhkan diri dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah, baik 3 macam ibadah, termasuk ibadah kaum muda mudi remaja, seperti pada sore hari ini.
Kalau saya berkata “ayo setia dalam ibadah”, bukan berarti saya otoriter, tetapi inilah tugas saya untuk menasihati sidang jemaat, khususnya kaum muda mudi remaja.

Persamaan  satu langkah
Kejadian 28: 11-15
(28:11) Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.
(28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
(28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
(28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
(28:15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."

Saudaraku, satu langkah itu seperti TANGGA YANG DIDIRIKAN DI BUMI YANG UJUNGNYA SAMPAI KE LANGIT, ini adalah persamaan dari satu langkah, sekalipun jarak antara bumi dan langit sangat jauh, berjuta-juta mil, kalau kita tekun dalam 3 macam ibadah, dan tidak menjauhkan diri dari setiap pertemuan ibadah, bagaikan tangga di bumi yang ujungnya sampai ke langit, seperti malaikat-malaikat Allah yang naik turun sorga, semuanya menjadi praktis.
Tetapi kalau kita tidak setia dalam segenap rumah Tuhan, maka langkah kita untuk menuju sorga menjadi berjuta-juta mil, berarti sampai tutup usia pun tidak akan tercapai. Tetapi puji Tuhan, lewat salib di gogota, juta-juta mil sudah ditebus, inilah kemurahan Tuhan.
Pahamilah, sadarilah, kalau saya memberi nasihat itu bukan karena otoriter, emosi, tetapi itu karena kemurahan Tuhan.

Kegiatan dalam rumah Tuhan
Kejadian 28: 28
(28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.

1.      Kegiatan pertama: di pagi hari, Yakub mendirikan batu menjadi tugu
Artinya: hidup di dalam doa penyembahan pada waktu pagi hari (Zefanya 3: 5,  Ratapan 3: 22-23)
Menyembah kepada Tuhan di waktu pagi hari, inilah kegiatan di dalam rumah Tuhan.
Tidak ada lagi yang kita senangkan di dunia ini selain menyenangkan hati Tuhan

2.      Kegiatan kedua: menuangkan minyak ke atas tugu batu
Kejadian 35: 14
(35:14) Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.

Mempersembahkan korban curahan
Artinya: dicurahkan, dipenuhkan oleh Roh El Kudus. sebab minyak -> urapan Roh El Kudus
Biarlah kita senantiasa mempersembahkan  korban curahan, dengan kata lain tidak lagi hidup menurut keinginan daging melainkan memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus

Hasilnya
Keluaran 3: 2-3
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Hasil kalau dipenuhkan Roh Kudus: dalam segenap rumah Tuhan berkobar-kobar, bernyala-nyala, berapi-api dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, dan itu menjadi pengllihatan yang hebat bagi Tuhan kalau kita sungguh-sungguh melayani Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


No comments:

Post a Comment