KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, December 13, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 OKTOBER 2018





IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 OKTOBER 2018

KITAB RUT
(Seri: 29)

Subtema: “BEKERJA DI DALAM TAHBISAN YANG BENAR”


Shalom saudaraku, selamat malam, salam sejahtera dan bahagia menjadi bagian kita malam ini dan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan untuk melawat setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliaannya.
Kita berdoa mohon kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati supaya kiranya Tuhan menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia firman Tuhan malam ini.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, dari Rut 2.
Sebelum kita membaca bagian-bagian yang harus disampaikan terlebih dahulu saya menyampaikan bahwa Rut 2 terbagi atas dua bagian;
1. Rut 2:1-13; Rut sedang memungut jelai atau gandum di ladang Boas -> aktifitas Rut atau tahbisan Rut.
Tahbisan artinya; membaktikan diri kepada Tuhan atau bekerja untuk Tuhan serta hidup dalam kesuciaan.
2. Rut 2:14-23; Rut membawa tuaian jelai kepada Naomi -> hasil dari tahbisan yang benar.
Kalau tahbisan dari seorang pekerja Tuhan, kalau tahbisan dari seorang imam benar maka hasil dari tahbisan itu juga benar, akan menuai hasil dari tahbisan yang benar.
Sebab itu kita yang sekarang berada di ladang Tuhan bekerja kepada Tuhan bekerjalah dengan benar dalam tahbisan yang benar membaktikan diri kepada Tuhan disertai dengan kesucian, itu tahbisan yang benar nanti akan menuai dari hasil tahbisan yang benar.

Kita loncat langsung ...
Rut 2:17-18
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu,

Disini kita perhatikan bahwa Rut membawa hasil tuaian itu kepada Naomi mertuanya. Itu sebabnya tadi saya katakan kalau tahbisan seorang imam benar maka ia akan menuai hasil dari tahbisan yang benar.

Kita sudah mengerti tentang tahbisan ayo semakin hari harus semakin dewasa, semakin hari semakin suci, semakin hari semakin lemah lembut, semakin hari semakin rendah hati. Bukan semakin tua umur semakin menantang, semakin melawan, merasa diri hebat, merasa diri sudah mengerti firman Tuhan.
Ada sebagian besar yang saya didik sendiri dari kecil jangan sampai umurmu makin dewasa makin keras semakin melawan.

Mazmur 126:4-6
(126:4) Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
(126:5) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. (126:6) Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Meterai dari sebuah pemulihan adalah membawa hasil tuaian.
Apa tanda kehidupan yang sudah mengalami pemulihan? Ada sorak sorai kemenangan.
Kemudian pemulihan yang dialami oleh Rut disini tidak bersifat semu tetapi benar-benar real atau nyata.
Semu itu mendekati nyata, tetapi bukan semu bukan mendekati nyata tetapi benar-benar real atau nyata.
Rut masuk ke Betlehem pada saat permulaan musim menuai jelai gandum. Pendeknya, pemulihan yang dialami oleh Rut tidak bersifat semu tapi benar-benar real atau nyata, karena dia juga pada akhirnya turut menuai jelai pada musim menuai jelai.
Biarlah kiranya pemulihan yang real itu nyata dalam setiap kehidupan kita jadi bukan seperti terlihat benar tetapi sebetulnya masih banyak yang tidak beres, tetapi apa yang dialami Rut betul-betul nyata.
Jadi bukan pura-pura seperti benar, bukan pura-pura seperti suci, bukan pura-pura seperti baik tetapi betul-betul dia sudah dipulihkan.

Saudaraku selanjutnya sebuah tahbisan yang benar itu terkait dengan tangisan atau mencucurkan air mata sebagai tanda dalam PENGALAMAN KEMATIAN oleh kerendahan hati seorang imam.
Kita berdoa supaya betul-betul kita ada dalam tahbisan yang benar, supaya nanti betul-betul memperoleh tuaian hasil dari tahbisan yang benar.

Keluaran 29:1-3
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. (29:3) Kautaruhlah semuanya dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.

Untuk tahbisan imam-imam, Allah menuntut dan menentukan korban-korban persembahan sebagai berikut;
1. Seekor lembu jantan muda.
2. Dua ekor domba jantan yang tidak bercela.
3. Roti yang tidak beragi.
4. Roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.
5. Roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Jadi kesimpulannya;
-   Ada tiga korban binatang, kegunaannya; untuk menghapus dosa dan kesalahan manusia.
-   Ada tiga korban sajian atau roti apam -> persekutuan dengan Kristus sebagai roti hidup yang turun dari sorga.

Sekarang lebih dalam kita akan melihat tentang tiga korban binatang dan tiga korban sajian atau roti apam.
Keterangan: TIGA MACAM KORBAN BINATANG, yaitu;
Yang pertama; KORBAN LEMBU JANTAN MUDA.

Keluaran 29:10-12
(29:10) Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.
(29:11) Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.
(29:12) Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.

Mempersembahkan korban lembu jantan muda -> KORBAN PENDAMAIAN.
Kemudian Harun dan anak-anaknya meletakkan kedua tangan pada kepala lembu jantan muda -> persekutuan dengan salib Kristus (Korban Kristus).

2 Korintus 5:17
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.

Apa alasan ini dinyatakan kepada kita??
2 Korintus 18-19
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Disini kita perhatikan Allah telah memperdamaikan diri-Nya dengan manusia lewat korban Kristus atau Kristus dijadikan sebagai korban pendamaian untuk menghapus dan menyucikan segala dosa manusia, tujuannya ada dua;
1. Supaya kita dibaharui, disebutlah menjadi suatu kehidupan dalam pembaharuan seperti dalam ayat 17; kehidupan yang sudah dibaharui berarti ciptaan baru dalam Kristus Yesus.
2. Mempercayakan pelayanan pendamaian.

2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Berarti rela menjadi korban untuk memperdamaikan dosa orang lain, seperti Yesus tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita, supaya karena Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Jadi setiap imam-imam yang diutus harus membawa berita pendamaian berarti menjadi korban tidak mengorbankan orang lain.

Pengalaman yang sama dapat kita lihat di dalam ...
Ibrani 9:13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Sebagai pengantara Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan yang tidak bercacat untuk menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia disebut dengan dosa warisan, dosa turunan, dosa kutuk nenek moyang.
Kesimpulannya; kuasa dari korban pendamaian:
-   Menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia
-   Supaya kita dapat beribadah kepada Allah.
Dengan demikian, kita mengambil suatu kesimpulan, bahwa meterai dari ibadah pelayanan ialah menjadi korban pendamaian.
Kalau kita senantiasa membawa berita pendamaian pasti orang lain akan melihat kita sebagai orang yang beribadah. Supaya kita diakui dengan sah dihadapan-Nya beribadah dan melayani meterainya adalah membawa berita pendamaian.
Meterai ini harus melekat dalam diri kita masing-masing terkhusus dalam diri seorang imam, atau seorang pelayan Tuhan.

Ibrani 9:15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Kristus adalah pengantara dari suatu perjanjian baru. Pengantara berarti menjadi korban pendamaian supaya mereka yang terpanggil atau yang sudah ditebus oleh darah Yesus dapat (layak) menerima bagian kekal yang dijanjikan-Nya itu, sebab janji Allah bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi juga kepada bangsa kafir.
Kita bersyukur Tuhan tambahkan satu Rasul itulah pribadi Rasul Paulus diutus kepada bangsa kafir menjadi pengantara membawa berita pendamaian supaya mereka yang terpanggil (mereka yang sudah ditebus) oleh darah salib dapat (layak) menerima bagian yang kekal yang dijanjikan-Nya itu.
Maka seorang imam tidak boleh memikirkan kepentingan diri sendiri tidak boleh egois, perhatikanlah sungguh-sungguh tidak boleh egois, jangan lari dari panggilan.

Ibarani 9:24
(9:24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

Bagian kekal yang dijanjikan itulah kerajaan sorga, sehingga bahagia di dalam kerajaan sorga untuk selama-lamanya. Berdirilah teguh jangan goyah, persekutuan kita dengan Kristus tidak sia-sia, ada upah jerih payah sebab Tuhan adil, Tuhan melihat, Tuhan tau dari semua jerih payah. Allah kita Allah yang hidup bukan allah yang mati, Dia masih bekerja sampai saat ini, Dia tidak tertidur, Dia tidak terlelap, Dia melihat, Dia tau.

Yang kedua; KORBAN DOMBA JANTAN YANG PERTAMA YANG TIDAK BERCACAT CELA.
Keluaran 29:15-16
(29:15) Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.
(29:16) Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya.

Dari darah domba jantan yang disembelih diambil lalu disiramkan pada mezbah sekelilingnya, ini korban domba jantan yang pertama.
Sedangkan dua tangan yang diletakkan pada kepala domba jantan pertama itu berbicara tentang persekutuan dengan salib Kristus. Apa tandanya persekutuan dengan salib Kristus? Hati ditahan terhadap hal yang tidak suci, yang tidak baik, yang tidak benar, yang jahat, yang najis, dan yang tidak berkenan kepada Tuhan, itu tanda persekutuan dengan salib Kristus.
Belajar menahan hati kepada yang tidak baik itu tanda persekutuan dengan salib Kristus, betul-betul menempatkan Kristus sebagai kepala.

Keluaran 29:17
(29:17) Haruslah kaupotong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kau basuhlah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-potongannya dan di atas kepalanya.

Selanjutnya korban domba jantan yang pertama itu dipotong-potong menurut bagian-bagian tertentu. Sedangkan isi perut dan betis dibasuh lalu diletakkan di atas potongan-potongannya dan diatas kepalanya.

Keluaran 29:18
(29:18) Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Kemudian seluruhnya dibakar di atas mezbah menjadi korban bakaran.

Imamat 6:9
(6:9) "Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.

Korban bakaran harus tinggal di atas perapian di atas mezbah korban bakaran semalam-malaman sampai pagi berarti sampai hangus, dari kepala sampai ekor semuanya hangus.
Kesimpulannya; korban domba jantan yang pertama adalah korban penyerahan diri dari Kristus, maka seorang imam dalam hal membaktikan dirinya kepada Tuhan betul-betul ditandai dengan penyerahan diri secara total.
Kalau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, ada dalam tanda penyerahan sepenuh dari kepala sampai ekor, termasuk kulit dan tulang-tulangnya semua hangus itulah korban domba jantan yang pertama.
Sebuah tahbisan yang benar itu terkait erat dengan tangisan (mencucurkan air mata) itu berbicara tentang kerendahan hati atau tanda dalam pengalaman kematian.
Air selalu mengalir ke bawah tidak pernah menanjak, itu kerendahan hati atau tanda pengalaman kematian.

Jadi kesimpulannya; korban domba jantan pertama adalah korban penyerahan diri dari Kristus.
Artinya; oleh korban-Nya kitapun dapat menyerahkan segala kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya.

Filipi 2:4
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Jadi, sungguh sangat jelas, bahwa seorang imam tidak lagi memikirkan kepentingan dirinya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Kemudian ...
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Selanjutnya disini kita perhatikan tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan.
Tandanya;
-  Mengosongkan diri, berarti berada dititik terendah dan tidak suka bermegah.
-  Mengambil rupa seorang hamba bukan mengambil rupa seorang tuan.
Hamba dalam bahasa Yunani (gerika); dulos. Berarti tidak ada hak untuk dirinya sendiri selain tuannya.
Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus, Dia yang berhak, kita semua adalah budak belian-Nya, kita milik kepunyaan-Nya.
-  Menjadi sama dengan manusia dalam keadaan rendah hati.
Saudaraku memikul tanggung jawab selalu dalam keadaan rendah hati dan lemah lembut.

Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kemudian Dia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Demikian juga oleh korban-Nya kita menyerahkan segala kepentingan diri kita untuk taat kepada-Nya, taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

“Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.”
Dia tidak mengundurkan diri dari segala sengsara, dari segala penderitaan, tetapi Ia taat dari apa yang telah diderita-Nya.

Kalau seseorang putus asa dari apa yang diderita maka firman itu tidak hidup dalam hidupnya, jadi saat kapan kita bisa melihat firman itu hidup? Saat kita taat dari apa yang telah diderita. Kalau mundur dari penderitaan maka sekalipun firman itu hidup maka firman itu tidak hidup di dalam hidup kita masing-masing.

Ibrani 5:9
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

Sampai pada akhirnya Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.

Disini kita dapat melihat dua orang Rasul betul-betul taat kepada Tuhan, dia tidak menjadi tawar hati, tidak menjadi kecewa, tidak menjadi putus asa dari kesulitan-kesulitan yang dialami di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan.

Kisah Para Rasul 4:18-19
(4:18) Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.
(4:19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.

Majelis mahkamah agama melarang Petrus dan Yohanes untuk mengajar tentang pribadi Yesus yang disalibkan itu, tetapi mendengar itu mereka tidak menjadi surut hatinya sebaliknya Petrus dan Yohanes berkata; "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.”
Kesimpulannya; Petrus dan Yohanes tidak menjadi tawar hati, tidak putus asa, tidak menjadi kecewa manakala menghadapi kesulitan-kesulitan, dia tetap taat kepada Allah taat dari apa yang telah dia derita, taat dari kesulitan yang dialami. Dia tidak pusing dengan perasaan manusia daging, tidak pusing dengan majelis mahkamah agama.

Kisah Para Rasul 4:20
(4:20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Petrus dan Yohanes tidak pernah berhenti untuk menyampaikan berita tentang salib Kristus, apa yang mereka beritakan itu sesuai dengan apa yang mereka dengar sesuai dengan apa yang mereka lihat dari Tuhan.
Itulah korban domba jantan yang pertama itu berbicara tentang penyerahan diri sepenuh, taat dari apa yang telah diderita. Ayo miliki sikap yang tegas.

Yang ketiga: KORBAN DOMBA JANTAN YANG KEDUA.
Kita kembali membaca Keluaran 29.
Keluaran 29:19
(29:19) Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang lain, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.

Selanjutnya korban domba jantan yang kedua dipersembahkan kepada Tuhan. Harun dan anak-anaknya meletakkan tanggannya ke atas kepala domba jantan yang kedua, itu berbicara tentang persekutuan dengan  salib Kristus, tandanya; menahan hati kepada yang tidak baik, yang tidak benar, yang tidak suci, yang tidak berkenan.

Keluaran 29:22
(29:22) Dari domba jantan itu haruslah kauambil lemaknya, ekornya yang berlemak, lemak yang menutupi isi perutnya, umbai hatinya, kedua buah pinggangnya, lemak yang melekat padanya, paha kanannya -- sebab itulah domba jantan persembahan pentahbisan –

Korban domba jantan yang kedua itu berbicara tentang KORBAN TAHBISAN KRISTUS.
Supaya kita juga nanti ditahbiskan oleh-Nya sebagai imam, sebagai pelayan Tuhan (hamba Tuhan). Membaktikan diri kepada Tuhan disertai dengan kesucian.

Sekarang kita lihat tanda kehidupan yang sudah ditahbiskan oleh Tuhan ...
Keluaran 29:20
(29:20) Haruslah kausembelih domba jantan itu, kauambillah sedikit dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga kanan anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan mereka, dan darah selebihnya kausiramkanlah pada mezbah sekelilingnya.

Ciri-ciri imam yang sudah ditahbiskan oleh Tuhan;
1.   Sedikit dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga kanan anak-anaknya. Artinya; imam-imam dalam pelayanannya harus dengar-dengaran. Dasar kita melayani Tuhan adalah dengar-dengaran. Kelebihan dari orang yang dengar-dengaran tidak suka mendahului kehendak Tuhan.
Sebaliknya, tidak dengar-dengaran banyak terjadi kesalahan disana sini.

2.   Sedikit darah dibubuhkan pada;
a. Ibu jari atau induk jari tangan kanan.
b. Ibu jari atau induk jari kaki kanan.
Ibu jari tangan kanan, artinya; perbuatan yang benar dari seorang imam -> perbuatan salib.
Kemudian ibu jari kaki kanan, artinya; perjalanan yang benar -> perjalanan salib.

Itulah seluruh tiga jenis tiga korban binatang;
1. KORBAN LEMBU JANTAN MUDA, sebagai korban pendamaian membawa berita pendamaian.
Kehidupan yang senantiasa membawa berita pendamaian menjadi korban untuk membenarkan orang lain.
2. KORBAN DOMBA JANTAN YANG PERTAMA, itu berbicara tentang penyerahan diri, menyerahkan segala kepentingan diri untuk taat kepada Tuhan.
3. KORBAN JANTAN YANG KEDUA adalah tahbisan dari seorang imam berarti berbakti kepada Tuhan disertai dalam kesucian.
Tandanya; sedikit darah dibubuhkan pada induk jari, perbuatan yang benar dari seorang imam -> perbuatan salib. Kemudian dibubuhkan pada induk jari kaki kanan, itulah perjalanan yang benar dari seorang imam -> perjalanan salib.
perjalanan salib tidak melenceng ke kiri dan ke kanan.

Sekarang TIGA MACAM KORBAN SAJIAN (ROTI APAM) -> persekutuan dengan firman Allah.
Kalau persekutuan kita benar dengan firman Allah maka persekutuan itu berkuasa untuk mengubahkan seluruh kehidupan kita, sehingga persekutuan kita dengan Allah Trinitas murni dan benar.
Jadi persekutuan dengan Allah Trinitas merupakan persekutuan yang murni dan benar, diawali dengan firman Allah yang berkuasa untuk mengubah seluruh kehidupan kita menjadi berkenan, hidup benar dan murni.

Baik kita lihat dulu persekutuan dengan firman Allah, antara lain;
1. ROTI YANG TIDAK BERAGI.
1 Korintus 5:6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan, artinya: sedikit dosa dapat mempengaruhi orang lain, termasuk dosa kesombongan dan kebenaran diri sendiri.

1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Saudaraku persekutuan kita dengan firman Allah akan melepaskan kita dari semua jenis ragi keburukan dan ragi kejahatan.
Roti yang tidak beragi -> Kemurinan dan kebenaran.

2. ROTI BUNDAR YANG TIDAK BERAGI YANG DIOLAH DENGAN MINYAK.
Bundar -> kebenaran dalam kasih Allah yang tidak berkesudahan, tidak ada habis-habisnya, tidak ada ujung pangkal.
Tandanya kalau kasih Allah yang tidak berujung pangkal ada dalam kehidupan kita; DIOLAH DENGAN MINYAK, artinya digarap dikerjakan oleh Roh Kudus.
Kasih yang tidak berujung pangkal yang tidak berkesudahan tandanya; dikerjakan oleh kuasa Roh El Kudus, bukan lagi dikerjakan oleh keinginan daging, keinginan manusia.

3. ROTI TIPIS.
Ini berbicara tentang kebenaran di dalam tanda kerendahan hati.
Orang yang semakin rendah hati akan semakin sukar dijatuhkan dalam berbagai-bagai dosa. Sebaliknya semakin posisi seseorang dalam ketinggian maka akan semakin mudah dijatuhkan, semakin tinggi semakin mudah dijatuhkan. Tetapi sebaliknya semakin rendah sampai kepada titik nol tidak ada lagi tempat untuk jatuh dalam dosa, karena sudah berada dititik nol.

Kita belajar untuk semakin memiliki kebenaran disertai dengan kerendahan hati, tidak perlu lagi menyombongkan diri, tidak berguna, tidak berarti, membesar-besarkan sesuatu yang tidak baik, tidak berguna, tidak berarti, tidak ada artinya bermegah. Sedikit ragi saja mengkhamiri suatu adonan.
Kebenaran dalam kerendahan hati menolong kehidupan kita sehingga tidak ada kesempatan untuk jatuh dalam dosa. Semakin rendah semakin sedikit kemungkinan jatuh dalam dosa, semakin kita rendah berada dititik nol maka tidak ada tempat lagi untuk jatuh dalam dosa.
Setan tidak suka dengan seorang prajurit yang rendah hati. Maka seorang hamba Tuhan harus rendah hati sebab pelayanan sama dengan peperangan rohani maka seorang hamba yang rendah hati sangat sukar dibidik oleh senjata musuh.
Ada dua musuh abadi;
1. Daging dan keinginannya.
2. Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau kita merendah semakin sukar jatuh dalam dosa, itu yang menyelamatkan kita dalam perjuangan rohani kita bersama dengan Tuhan.

Keluaran 29:23-25
(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN.
(29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.
(29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Perlu untuk diketahui; Roti yang tidak beragi, kemudian roti bundar yang diolah dengan minyak, serta roti tipis dioles dengan minyak itu harus diletakkan di atas tangan Harun dan anak-anaknya. Selanjutnya roti apam tersebut akan dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran sampai hangus.
Kebenaran dan kemurnian (roti tanpa ragi), kemudian kebenaran disertai kasih tidak berkesudahan, serta kebenaran dalam kerendahan hati kita tampilkan di hadapan Tuhan sampai hangus. Oleh karena ketiga kebenaran tersebut seorang imam/hamba Tuhan rela sampai hangus biarlah itu terjadi, kita tampilkan, kita unjukkan di hadapan Tuhan.
Kalau memang itu harus kita tampilkan biarlah kita tampilkan sampai hangus. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment