KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 13, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 DESEMBER 2018



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 DESEMBER 2018

KITAB KOLOSE
(Seri:37)

Subtema: BEJANA PEMBASUHAN TEMBAGA.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan. Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat video internet, live streaming, Youtube, Facebook, di dalam maupun luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Namun kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya nyata lewat pembukaan firman Tuhan sehingga nanti firman itu membawa kita rendah di kaki salib, tersungkur di bawah kaki salib-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Tuhan dan Juruselamat.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Malam ini sebagai pendahuluan, oleh karena kemurahan hati Tuhan malam ini kita akan memasuki pasal yang baru yaitu Kolose 3, setelah kita melewati pasal 1 dan pasal 2, dan pasal yang kedua diakhiri pada minggu yang lalu, dan tentu kita diberkati oleh Tuhan. Dan kita berharap kemurahan-Nya juga dinyatakan, berkat-Nya kembali dinyatakan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kemudian Kolose 3:1-17 jika dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Saudaraku perintah untuk membuat bejana pembasuhan tembaga tertulis di dalam Keluaran 30:17-21, kemudian praktek atau pelaksaan pembuatan bejana pembasuhan tembaga tertulis di dalam Keluaran 38:8.

Terlebih dahulu kita memperhatikan PERINTAH UNTUK MEMBUAT BEJANA PEMBASUHAN TEMBAGA ...
Keluaran 30:17-18
(30:17) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (30:18) "Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.

Di sini kita melihat ada suatu perintah untuk membuat bejana pembasuhan dan juga alasnya atau kakinya dari tembaga.
Kemudian disini selanjutnya kita perhatikan kedudukan dari bejana pembasuhan tembaga ditempatkan diantara kemah pertemuan atau ruangan suci dan mezbah korban bakaran. Selanjutnya bejana pembasuhan tembaga ditaruh atau diisi air ke dalamnya. Inilah perintah untuk membuat bejana pembasuhan dan juga alasnya atau kakinya dari tembaga.

Kegunaan bejana pembasuhan tembaga:
Keluaran 30:19-20
(30:19) Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. (30:20) Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,

Selanjutnya para imam terlebih dahulu untuk membasuh tangan dan membasuh kaki mereka sebelum mengadakan pelayanan di dua tempat, yaitu;
-   Di dalam ruangan suci atau kemah pertemuan.
Saudaraku di dalam kemah pertemuan atau ruangan suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat atau tiga macam perabotan yaitu;
1. Meja roti sajian, berbicara tentang persekutuan dengan firman Allah dan perjamuan suci lewat IBADAH PENDALAMAN ALKITAB.
2. Pelita emas, berbicara tentang persekutan dengan Roh Kudus dan kesaksiannya lewat IBADAH RAYA MINGGU.
3. Mezbah dupa, berbicara tentang persekutan yang indah dengan kasih Allah lewat IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Puji Tuhan malam ini kita akan sujud menyembah di kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup, kesempatan yang Tuhan berikan ini adalah suatu kemurahan bagi kita. Kiranya kita semua menjadi rumah doa bagi segala suku, kaum, bangsa, dan bahasa lewat pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
-   Sebelum mereka datang ke mezbah korban bakaran, untuk;
·   Menyelenggarakan kebaktian.
·   Membakar korban api-apian bagi Tuhan.
Jadi tangan dan kaki para imam sebelum melayani Tuhan di dalam RUANGAN SUCI dan melayani Tuhan di hadapan MEZBAH KORBAN BAKARAN terlebih dahulu membasuh dua tangan dan membasuh dua kaki.
Tangan -> perbuatan atau kelakukan hidup.
Kaki -> perjalanan hidup seorang imam.
Jangan sampai kita melayani Tuhan tetapi kelakuan dan perbuatannya jahat sama seperti Hofni dan Pinehas dua anak imam Eli mereka tidak berubah dari kejahatannya, mereka tidak berubah dari kenajisannya, akhirnya Tuhan bunuh mereka.
Jangan sampai kita beribadah dan melayani dengan kebiasaan, tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai kemurahan Tuhan, tetapi bukan saja orang yang melayani pekerjaan Tuhan juga sidang jemaat dalam beribadah juga harus dengan sungguh-sungguh.

Sekarang pengertian rohani dari bejana pembasuhan tembaga ...
Bejana pembasuhan dari tembaga bicara soal tiga hal yaitu;
1.  Baptisan air.
2.  Pembaharuan.
3.  Penyucian.
Marilah kita ikuti tiga perkara ini satu persatu.

Tentang: BAPTISAN AIR.
Roma 6:3
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Baptisan Kristus adalah baptisan di dalam kematian-Nya, sedangkan kematian Tuhan Yesus Kristus adalah kematian terhadap dosa.

Roma 6:4-5
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Kalau kita satu dalam kematian-Nya otomatis kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya, itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Demikianlah kita akan hidup di dalam hidup yang baru.
Itulah berbicara tentang baptisan Kristus. Mati, hari ketiga bangkit demikianlah kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Roma 6:10
(6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Kesimpulannya; kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa satu kali dan untuk selama-lamanya, jadi Dia tidak perlu disalibkan berkali-kali. Kemudian kehidupan-Nya (kebangkitan-Nya) adalah kehidupan bagi Allah, hidup dalam kebenaran. Itulah sedikit saja tentang baptisan air.

Titus 2:14
(2:14) yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Saudaraku Ia telah mati, Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita, tujuannya; untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaannya sendiri yang rajin berbuat baik -> orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi baptisan itu tidak behenti di kolam pembasuhan tetapi pengudusan itu terus berlangsung untuk selanjutnya dijadikan umat pilihan yang rajin berbuat baik -> orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan.

Titus 2:15
(2:15) Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Selanjutnya disini ada suatu perintah kepada mereka yang melayani pekerjaan Tuhan yaitu yang rajin berbuat baik, yaitu; “beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.” Selanjutnya; “janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.”
Imam-imam yang melayani pekerjaan Tuhan rajin berbuat baik, tidak dipandang rendah, dihargai oleh Tuhan, dihormati oleh manusia asal kita rajin berbuat baik.

Itulah sedikit tentang baptisan Kristus (baptisan air), selanjutnya kita dijadikan sehingga milik kepunyaan-Nya yang rajin berbuat baik. Jangan malas berbuat baik, kalau rajin berbuat baik berarti tidak malas berbuat baik. Tandanya; beritakanlah semuanya itu, yang dimaksud beritakanlah semuanya itu itulah baptisan Kristus, baptisan di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kemudian nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala wibawa dari Tuhan, jadi bukan wibawa yang dibuat-buat. Kalau wibawa yang dibuat-buat itu, itu tidak permanen terkadang bisa dewasa, terkadang bisa lemah lembut, terkadang bisa rendah hati, terkadang bisa berbuat baik, itu wibawa yang dari manusia. Tapi wibawa dari Tuhan sifatnya permanen sehingga dengan demikian orang tidak menanggap kita rendah.

Tentang: PEMBAHARUAN.
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika pembaharuan manusia batiniah terjadi maka manusia lahiriah merosot, tapi sekalipun manusia batiniah dari Rasul Paulus merosot dia tidak tawar hati, artinya dia tidak malu merendahkan diri, dia tidak gengsi sangkal diri pikul salib. Sebaliknya kalau lahiriahnya belum merosot itu sinyal bahwa manusia batiniahnya belum dibaharui, orang yang seperti ini ingin supaya keberadaannya diakui bahkan dihormati, disanjung, dan lain sebagainya.
Ini cara berfikir yang pendek, tapi Rasul Paulus tidak demikian. Semakin hari kemurahan itu semakin nyata dalam hidupnya, apa buktinya?

2 Korintus 4:17
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Saudaraku ciri-ciri ketika manusia batiniah dibaharui dari hari ke sehari; banyak menanggung penderitaan dalam melayani pekerjaan Tuhan itulah yang disebut sengsara salib dan aniaya karena firman, bukan penderitaan karena pukulan, karena kesalahan.
Kehidupan yang sudah mengalami pembaharuan manusia batiniah banyak menanggung penderitaan itulah yang disebut sangkal diri dan pikul salib. Tetapi yang perlu diketahui dibalik penderitaan Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, sementara penderitaan ringan tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan Tuhan berikan.

2 Korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Selanjutnya Rasul Paulus berkata; “kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,” yaitu kerajaan sorga.
Berarti Rasul Paulus memiliki pandangan yang jauh ke depan disebutlah dengan pandangan nubuatan.
Alasan Rasul Paulus memperhatikan yang tidak kelihatan; yang kelihatan itu sifatnya sementara sedangkan yang tidak kelihatan itu sifatnya kekal, abadi, bahagia untuk selama-lamanya di dalam kerajaan yang kekal.

2 Korintus 5:1
(5:1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Kesimpulannya dari pembacaan ayat ini; memperhatikan yang tidak kelihatan mewarisi kerajaan sorga, sedangkan yang mewarisi kerajaan sorga adalah manusia batin. Karena kemah di bumi ini suatu kali dibongkar supaya kita beralih kepada kemah yang abadi.
Itulah sebabnya Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan, yang sifatnya lahiriah, termasuk kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi, uang yang banyak, karena itu sifatnya sementara. Melainkan Rasul Paulus memperhatikan yang tidak kelihatan yang sifatnya kekal, kalau sifatnya kekal maka kebahagiaan yang ada di dalamnya juga kekal, selama-lamanya, tidak berakhir. Sebab itu dia tidak malu ketika dia mengalami pembaharuan manusia batiniah, sementara manusia lahiriahnya merosot dia tidak malu, rupanya dia memiliki pandangan nubuatan.
Karena dalam 2 Korintus 5:1; kemah tubuh kita suatu kali dibongkar supaya nanti beralih pada kemah yang abadi. Jadi tidak ada artinya kebenaran yang terlihat rapih diluar tetapi batinnya tidak baik, di dalamnya penuh dengan tulang belulang, kejahatan, kenajisan, trik intrik, sandiwara, dan lain sebagainya.
Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan tidak ada artinya kita menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, tidak mengandung janji, kemah tubuh kita ini akan dibongkar, tidak mungkin kita bisa berdiam selamanya disini. Dan ketika kemah di bumi dibongkar nanti kita akan beralih kepada kemah yang abadi, berarti segala sesuatunya kekal, termasuk kebahagiaan.
Biarlah kita boleh mengalami penyucian oleh air dan firman termasuk pandangan ini juga harus disucikan supaya kita senantiasa memperhatikan yang tidak kelihatan, bukan memperhatikan yang kelihatan, jadi mata ini juga harus disucikan.

Tentang: PENYUCIAN.
Efesus 5:26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Jadi senantiasa disucikan dimandikan oleh air dan firman.

Efesus 5:27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sesudah mengalami penyucian oleh air dan firman, lalu Tuhan menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau serupa itu = kudus tidak bercela. Itulah penyucian oleh air dan firman.

2 Timotius 2:21
(2:21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Jadi kehidupan yang sudah disucikan oleh air dan firman Tuhan selanjutnya dipakai untuk menjadi alat kemuliaan Tuhan.
Jadi penyucian itu arahnya supaya Tuhan pakai menjadi alat kemuliaan, tidak mungkin Tuhan memakai hamba Tuhan yang tidak hidup di dalam kesuciannya. Orang jahat menyucikan kejahatan dengan kejahatan itu sesuatu yang mustahi , menyucikan kenajisan dengan kenajisan itu sesuatu yang mustahil, pencuri menginsafkan pencuri itu sesuatu hal yang mustahil, penjahat menginsafkan penjahat itu sesuatu hal yang mustahil.
Oleh sebab itu sesudah mengalami penyucian oleh air dan firman selanjutnya menjadi alat kemuliaan Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan.  Kita melayani pekerjaan Tuhan, memuji kemuliaan-Nya, ibadah dan pelayanan ini bukan ibadah pelayanan manusia, kita ini melayani pekerjaan Tuhan. Jadi kita disucikan untuk maksud yang mulia, melayani pekerjaan Tuhan.
Yang dahulu menganggap kecil darah Yesus sekarang jangan lagi, kiranya kita senantiasa disucikan oleh air dan firman dengan limpah untuk maksud yang mulia, dipakai menjadi alat yang mulia, melayani pekerjaan Tuhan.

2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Untuk mempertahankan kesucian memperhatikan dua hal;
1. Jauhilah nafsu orang muda.
Kita lihat dulu sedikit nafsu orang muda ...

Yohanes 21:15-17
(21:15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Saudaraku seorang gembala harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan, gembala yang bertanggung jawab adalah gembala yang mengasihi Tuhan. Sebab itu karena Tuhan melihat keberadaan Simon Petrus dengan keadaan tidak mengasihi Tuhan sepenuhnya sehingga pertanyaan yang sama diulang sebanyak tiga kali; Pertanyaan yang pertama: apakah engkau mengasihi Aku?" lalu Simon menjawab "Benar Tuhan, Engkau tahu.” Pertanyaan yang kedua kali; "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" jawab Simon; "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Untuk yang ketiga kalinya Yesus bertanya dengan pertanyaan yang sama; "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Dari pertanyaan itulah Petrus sadar bahwa Tuhan tau bahwa dia kurang mengasihi Tuhan, sehingga Dia menangis sejadi-jadinya.
Jadi orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati.

Yohanes 21:18
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Ketika masih muda Simon Petrus mengikat pinggangnya sendiri kemudian berjalan kemana saja yang ia kehendaki, artinya; hidup menurut kebenaran sendiri dan melangkah menurut keinginan sendiri, itu nafsu orang muda, liar susah untuk dikendalikan.
Maka pentingnya kita hidup menurut kebenaran dari sorga dari Allah turun ke bumi, jadi kebenaran itu dari Tuhan. Kemudian pentingnya kita mengikuti maunya Tuhan, hindarilah nafsu orang muda.
Kalau menghindari nafsu orang muda berarti kerohanian yang sudah dewasa, tua rohani. Keadaan tua rohani; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, ini kedewasaan rohani.
Ini syarat untuk tetap memperhatahankan kesuciaan dari seorang imam.

2. Mengejar perkara-perkara antara lain;
-   KEJARLAH KEADILAN.
Orang yang adil berarti tidak berlaku curang, berarti tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Membeda-bedakan, misalnya yang miskin dipandang sebelah mata, itu tidak adil. Ada lagi sikap yang tidak adil. Untuk hal-hal yang lahiriah ia banyak berkorban, ia banyak berjuang tetapi untuk pekerjaan Tuhan tidak, itu namanya tidak adil. Untuk kesenangan sendiri jamnya banyak (waktunya banyak), tetapi untuk pekerjaan Tuhan tidak, itu namanya tidak adil.
-   KEJARLAH KESETIAAN.
-   KEJARLAH KASIH.
-   KEJARLAH DAMAI bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Jadi saudara kalau ada teguran karena suatu dosa, jangan mengulangi kesalahan yang sama. Sebab itu perhatikan hal yang keempat; kejarlah damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Inilah pendahuluan dari Kolose 3:1-17, mari kita tersungkur di bawah kaki salib. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment