KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 21, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 OKTOBER 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 OKTOBER 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 163)
 
Subtema: PANJANG SABAR TUHAN MEMIMPIN BANGSA ISRAEL
 
Selamat malam, sejahtera bahagia kiranya memerintah dalam hidup kita dan juga memerintah di dalam Ibadah Doa Penyembahan ini.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang juga setia dalam Ibadah Doa Penyembahan di malam ini.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu betul-betul membentuk setiap kehidupan kita dan wujudnya adalah doa penyembahan, sehingga kehidupan kita tidak menjadi kosong tetapi betul-betul mencapai kepenuhan Kristus.
 
Mari kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Kita masih berada pada Kolose 3:19.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Seorang suami harus tahu mengasihi isterinya dengan benar.
Kemudian, seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap isterinya.
Inilah tuntutan TUHAN kepada jemaat di Kolose sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada mereka.
 
Lebih rinci tentang hal ini kita juga dapat temukan di dalam 1 Petrus 3:7.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Di dalam hal mengasihi isterinya, seorang suami dituntut untuk berlaku bijaksana terhadap isterinya.
 
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, bahkan Dia adalah suami di dalam kebenaran dan suami di dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
 
Terkait dengan “suami yang bijaksana”, kita baca Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, berarti bersinar terang dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran. Sebagaimana sewaktu Yesus lahir; bintang timur menuntun perjalanan orang-orang Majus sampai akhirnya dituntun dipimpin sampai kepada kebenaran yang sejati itulah pribadi Yesus Kristus yang baru dilahirkan, Dia Raja di atas segala raja.
 
Kembali saya sampaikan; adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Untuk hal ini mari kita naikkan permohonan dalam setiap doa-doa kita supaya kiranya TUHAN mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan itu di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” di setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita selama kita ada di bumi ini, untuk selanjutnya menuntun hidup rohani kita untuk sampai dibawa kepada kebenaran yang sejati, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Maha Besar di tempat yang Maha Tinggi.
 
Demikian juga Rasul Paulus; menuntun sidang jemaat di Korintus.
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Sebagai seorang hamba TUHAN yang bijaksana Rasul Paulus menghimbau dengan tegas agar jemaat di Korintus menjauhkan diri mereka dari penyembahan berhala.
 
Kemudian:
-          Pada ayat 14B: “… Jauhilah penyembahan berhala!”
-          Pada ayat 15B: “Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Bagian-bagian ini kita akan hubungkan langsung dengan ayat 19 sampai dengan ayat 20.
 
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Yang dimaksud oleh Rasul Paulus pada ayat 14B dan 15B adalah bahwa persembahan bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Itulah sebabnya, Rasul Paulus melarang sidang jemaat di Korintus untuk bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun; mereka betul-betul bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Pendeknya, sekalipun bangsa Israel menjadi barisan jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah kepada TUHAN di padang gurun, namun pada kenyataannya persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Jangan kita sama seperti ini; sepertinya kita datang beribadah dan melayani kepada TUHAN dan berada senantiasa di tengah-tengah ibadah pelayanan di hadapan TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi sangat disayangkan kalau akhirnya persembahan itu dipersembahkan kepada roh-roh jahat bukan kepada TUHAN.
Oleh sebab itu, sungguh-sungguh dengan memperhatikan apa yang kita terima malam ini supaya persembahan kita bukan kepada roh-roh jahat tetapi betul-betul persembahan kita jelas arahnya kepada TUHAN dalam setiap kita berada di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan.
 
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Inti dari ayat 21 adalah:
-          Pengorbanan kepada TUHAN dan pengorbanan kepada setan tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
-          Kehendak Allah dan kehendak dari roh-roh jahat juga tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Oleh sebab itu, kita harus lepaskan diri dari roh serampangan.
Allah itu Esa, maka Esa pulalah Dia menjadi pengantara. Demikian juga di dalam hal mengasihi TUHAN harus dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap pikiran kita, segenap kekuatan kita, tidak serampangan supaya nanti persembahan-persembahan yang kita persembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran seluruhnya berkenan dan menyenangkan hati TUHAN.
 
Mari kita melihat persekutuan dari bangsa Israel di dalam 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
 
Perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun itu merupakan contoh bagi kita sekaliannya dan itu juga merupakan peringatan bagi kita sekaliannya supaya kita jangan bersekutu dengan roh-roh jahat; baik dalam hati, pikiran, perasaan ini masing-masing.
 
Adapun persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama 40 tahun di padang gurun:
1.      Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.      Pada ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.      Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.      Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.      Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
 
Kita masih mengikuti seri penjelasan dari hal yang kedua: BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Tentang penyembahan berhala ini ditulis dengan lengkap pada kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran 32:1-35.
Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
A.    Ayat 1-6 tentang lembu emas.
B.     Ayat 7-14 tentang murka Allah.
C.     Ayat 15-20 tentang dua loh batu.
D.    Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun.
E.     Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
 
Mari kita mengikuti penjelasan, tentang: MUSA BERDOA UNTUK BANGSA ISRAEL.
Bagian ini ditulis dalam Keluaran 32:30-35, namun malam ini kita hanya membaca ayat 34.
Keluaran 32:34
(32:34) Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
 
Pada ayat 34 ini, kita akan melihat pembagiannya yang dibagi dalam tiga bagian kalimat …
KALIMAT PERTAMA: Tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu, artinya;
a.       Musa tampil untuk menjadi gembala.
b.      Bangsa Israel adalah kawanan domba Allah yang harus dituntun Musa ke tempat yang Allah sebutkan kepadanya.
Kalimat yang pertama ini telah diterangkan dan dijelaskan, kiranya hal itu menjadi suatu berkat yang besar bagi kita.
 
KALIMAT KEDUA: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Kalimat ini memberitahukan kepada kita, bahwasanya; TUHAN sendirilah yang akan memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel hingga sampai kepada tujuan yakni tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan TUHAN kepada nenek moyang bangsa Israel. TUHAN yang menyertai dan TUHAN yang memimpin, tidak ada yang lain dan bukan berhala; bukan tuhan tuhan lain.
Kemudian, TUHAN juga yang membawa kita dari dalam dunia yang fana ini untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tidak ada yang lain bukan berhala; perak dan emas, bukan pula dengan barang fana, bukan dengan kedudukan jabatan, harta yang banyak, pangkat yang tinggi, tetapi TUHAN yang akan menuntun, TUHAN yang akan memimpin. TUHAN yang akan membawa kita keluar dari dunia yang fana ini untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Kalau malaikat TUHAN memimpin dan berjalan di depan Musa itu pengertiannya adalah Tuhanlah yang memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel, sementara hamba TUHAN adalah alat dari pada TUHAN untuk memimpin perjalanan bangsa Israel.
Oleh sebab itu, jadilah perabot-perabot yang mulia; jadilah kaki tangan TUHAN, jadilah alat TUHAN bagi kemuliaan TUHAN, itulah hamba-hamba TUHAN.
 
Sekarang kita melihat tentang: Akan berjalan malaikat-Ku di depanmu.
Kita akan memperhatikan ketika pertama kali Musa melihat malaikat TUHAN.
Keluaran 3:2
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
 
Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Kemudian, semak duri itu menyala tetapi tidak dimakan api.
-          Semak duri gambaran dari kehidupan manusia, sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Petrus 1:24.
-          Sedangkan, nyala api berbicara tentang ujian dan pencobaan, sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Petrus 4:12, 1 Korintus 3:13.
 
Adapun tujuan dari nyala api atau ujian dan cobaan yang dihadapi adalah untuk memurnikan kehidupan kita, sehingga yang tinggal hanyalah emas dan perak. Sedangkan, tabiat daging, emosi daging, serta ambisi manusia sudah hangus terbakar.
-          Perak = Ketebusan.
-          Sedangkan, emas berbicara tentang kemurnian.
 
Demikianlah keadaan kita di hadapan TUHAN setiap kali kita melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Sementara nyala api yang disebut penyucian memang harus dialami seorang utusan TUHAN seperti Musa pada akhirnya nanti diutus oleh TUHAN untuk memimpin bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun sampai akhirnya dibawa masuk ke tanah Kanaan. Namun, untuk memimpin bangsa Israel; Musa sudah terlebih dahulu masuk ke dalam penyucian itulah pemurnian oleh nyala api supaya layak diutus dan dipakai oleh TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan kita merasa asing terhadap nyala api siksaan sebagai ujian dan cobaan. Bagi seorang utusan/hamba TUHAN ujian itu bukan sesuatu yang asing, tetapi itu sudah menjadi bagian kita dan juga saya terutama; banyak kali menghadapi banyak ujian.
Namun, biarlah kiranya kita semua mampu menghadapi ujian itu supaya kita jangan gagal dan jangan gugur, kalau kita menang terhadap ujian maka TUHAN pakai kita semua di dalam kuasa TUHAN yang luar biasa.
 
Keluaran 3:7-8
(3:7) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. (3:8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
 
… ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Selama ada sengsara, selama ada derita di atas muka bumi ini, TUHAN utus/pakai kita untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Arti dari perkataan TUHAN pada kalimat yang kedua, yaitu “akan berjalan malaikat-Ku di depanmu” adalah TUHAN sendirilah yang menuntun, memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan.
Demikian juga, TUHAN sendirilah yang membawa kita keluar dari dalam dunia yang fana ini untuk selanjutnya dibawa ke tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
 
Selanjutnya, kita akan membaca Ulangan 32.
Ulangan 32:3-4
(32:3) Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, (32:4) Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.
 
Pada nyanyian Musa di ayat 3 dikatakan: Berilah hormat kepada Allah kita -- hal ini terkait dengan apa yang sudah kita baca di dalam Keluaran 3 tentang pengutusan Musa --.
Kemudian, di dalam nyanyian Musa; Allah kita itu disebut gunung batu, berarti pribadi yang dikorbankan di atas kayu salib.
Pendeknya, jika Yesus Kristus mati di atas kayu salib itu menunjukkan bahwasanya;
-          Pekerjaan-Nya sempurna.
-          Jalan-Nya adil.
-          Dia setia.
-          Tidak curang.
-          Dia tiada kecurangan. Orang yang memikul salib adalah orang yang tidak curang, orang yang adil dan benar.
Itulah syair dalam nyanyian Musa.
 
Berilah hormat kepada Allah kita, Dialah gunung batu; pribadi yang dikorbankan di atas kayu.
Berilah hormat kepada Dia, buktinya yaitu pikul salib. Kemudian, tanda seseorang pikul salib yaitu:
1.      Pekerjaannya sempurna.
2.      Jalannya adil.
3.      Setia kepada TUHAN.
4.      Tidak curang.
5.      Adil dan benar perbuatannya.
 
Ulangan 32:5
(32:5) Berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.
 
Allah kita itu adalah gunung batu yang harus dihormati. Namun, kenyataannya bangsa Israel berlaku busuk terhadap TUHAN Allah, Dialah gunung batu.
 
Ulangan 4:16-18
(4:16) supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; (4:17) yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, (4:18) atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi;
 
Pesan Musa yang terakhir kepada bangsa Israel; supaya mereka jangan berlaku busuk di hadapan TUHAN, artinya: Jangan mendirikan patung berhala dalam bentuk apapun, antara lain …
-          Berbentuk laki-laki atau perempuan.
-          Berbentuk binatang yang di bumi.
-          Berbentuk burung.
-          Berbentuk ikan.
Apapun jenis berhalanya.
 
Inilah pesan Musa yang terakhir kepada bangsa Israel sebelum dia mati di gunung Nebo, karena dia sendiri sadar bahwa dia tidak akan masuk ke tanah Kanaan hanya karena terpancing emosi.
Jadi, selembut-lembutnya Musa ternyata bisa juga terpancing emosi. Oleh sebab itu, jangan kita egois, jangan kita berlambat-lambat mengerjakan pekerjaan TUHAN apalagi berbantah-bantah, dengan kata lain; jangan memancing orang lain supaya terpancing emosi.
Responsif kita harus positif di hadapan TUHAN terhadap pekerjaan TUHAN.
 
Hal yang senada kembali dinyatakan oleh Musa pada ayat 25.
Ulangan 4:25-26
(4:25) Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apa pun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya, (4:26) maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.
 
Musa kembali berkata dan berpesan kepada bangsa Israel; supaya bangsa Israel jangan berlaku busuk, karena kalau mereka tetap mendirikan patung berhala dan selanjutnya menyembah kepada patung berhala itu, Musa dengan tegas berkata: “Pastilah kamu punah/binasa.”
 
Berilah hormat kepada TUHAN Allah itu, sebab TUHAN Allah kita disebut juga gunung batu. Tetapi kenyataannya; bangsa Israel tetap berlaku busuk, mereka mendirikan patung emas tuangan, namun sekalipun demikian Musa tetap kembali mengingatkan mereka supaya jangan berlaku busuk, jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Jadi, penyembahan berhala itu yang memunahkan dan membusukkan. Kalau kita setia kepada TUHAN pasti awet, tidak busuk, tidak punah.
Demikian juga, kejahatan itu adalah bakteri, itulah yang membusukkan. Jika kita higenis, hidup dalam kesucian pasti awet dan diawetkan oleh TUHAN di dalam kerajaan Sorga.
Betapa sabarnya TUHAN kepada kita juga, berapa banyak dan berapa kali juga kita menyembah berhala-berhala di bumi ini termasuk berhala buatan tangan manusia, tetapi sampai kepada matinya Musa dia tetap berpesan supaya bangsa Israel jangan berlaku busuk, karena mereka sudah pernah berlaku busuk yakni mendirikan patung lembu emas tuangan.
 
Kita kembali membaca Ulangan 32.
Ulangan 32:8-12
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. (32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
 
Tuhanlah yang menuntun, memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun, selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang bangsa Israel untuk menjadi milik pusaka mereka untuk selama-lamanya, tidak ada allah asing; bukan berhala-berhala asing.
 
Jadi, jangan pernah berpikir dengan memiliki harta kekayaan, uang banyak, lalu oleh karena hal itu saudara dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga, tidak. Jangan pernah berpikir dengan memiliki barang fana termasuk batangan emas dan perak lalu saudara dikenan oleh TUHAN, dengan kata lain layak masuk dalam kerajaan Sorga, tidak.
Bukan berhala asing yang menyertai, menuntun perjalanan bangsa Israel untuk dibawa masuk ke tanah perjanjian, tetapi TUHAN Allah sendiri, persis seperti perkataan TUHAN kepada Musa ketika dia diutus “malaikat-Ku akan berjalan di depanmu”, itu tertulis dalam kitab Keluaran 32:34. Tetapi, berbicara pertemuan Musa dengan malaikat TUHAN, sudah jelas TUHAN sendiri yang berkata “Aku sendiri yang akan menuntun bangsa Israel.”
 
Pertanyaannya: MENGAPA TUHAN MEMIMPIN PERJALANAN BANGSA ISRAEL SEMENTARA MEREKA TELAH BERLAKU BUSUK; MENYEMBAH BERHALA LEMBU EMAS?
Mari kita melihat jawaban yang pasti, dimulai dari Ulangan 32:8-9.
Ulangan 32:8-9
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
 
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi kemuliaan TUHAN.
Intinya, yang menjadi bagian TUHAN ialah umat Israel, milik kepunyaan-Nya.
Jawaban ini sudah jelas sekali, sehingga kita bisa memahami pertanyaan tadi; kenapa TUHAN memimpin perjalanan bangsa Israel sekalipun mereka telah berlaku busuk.
 
Masa TUHAN menciptakan takhta-Nya tetapi kosong, tidak ada pemuja di sana? Itu sebabnya, TUHAN menetapkan bahwasanya; Yakub adalah milik yang ditetapkan bagi kemuliaan TUHAN. kemudian, yang menjadi bagian TUHAN adalah umat Israel, milik kepunyaan-Nya, karena Sorga tidak diciptakan untuk kosong, Sorga diciptakan supaya di sana ada pemuja-pemuja itulah milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Supaya rencana TUHAN itu nyata dalam kehidupan kita, maka kita juga harus mengerti rencana TUHAN ini. Kita harus hargai panjang sabarnya TUHAN. Jangan lagi kita berlaku busuk supaya rencana Allah juga tergenapi dalam kehidupan kita masing-masing.
Sorga tidak mungkin kosong, oleh sebab itu TUHAN mau jadikan kita sebagai milik-Nya untuk menjadi pemuja-pemuja, untuk hormat kemuliaan TUHAN, beri hormat bagi Dia.
 
Ibadah ini adalah tumpuan kaki TUHAN sebagai milik pusaka kita. Tetapi, di sisi yang lain kita adalah milik pusaka TUHAN yang ditempatkan di Sorga yang mulia sebagai pemuja-pemuja TUHAN, berarti ada hubungan timbal balik.
Oleh sebab itu, kita harus beri hormat kepada TUHAN Allah kita yang disebut gunung batu. Kita harus hormati ibadah ini, jangan hanya puas dengan harta kekayaan, uang dan gaji, sebab bukan itu yang membawa keluar dari dunia ini.
Beri hormat kepada TUHAN Allah, Dia gunung batu. Sebab, sekalipun bangsa Israel berlaku busuk, Dia tetap berkata kepada Musa “malaikat-Ku akan berjalan di depanmu”, artinya: TUHAN tetap pimpin bangsa Israel sekalipun bangsa Israel berlaku busuk.
 
Roma 9:13
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
 
Seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Dari ayat ini sudah nampak suatu gambaran/bayangan.
Jika kita lihat peristiwa Esau dan Yakub di dalam Kejadian 25, Esau itu seorang yang pandai berburu daging dan kesukaannya adalah tinggal di padang (dunia). Berbanding terbalik dengan Yakub yang berganti nama menjadi Israel, yang akhirnya nanti menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, kenapa? Jawabnya, karena Yakub adalah seorang yang;
-          Tenang = Doa Penyembahan
-          Dan suka tinggal di kemah, itulah rumah TUHAN.
Jadi, sudah jelas itulah gambaran dari Roma 3:12.
 
Roma 3:14-15
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
 
Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Karena TUHAN Allah kita juga disebut gunung batu; tabiatnya adalah adil dan benar, sempurna perbuatannya, Dia tidak curang, Dia setia.
 
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Itu sebabnya TUHAN memimpin bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun untuk selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan. TUHAN mau menaruh belas kasih, TUHAN mau bermurah hati kepada milik kepunyaan-Nya, sekalipun mereka sudah pernah berlaku busuk oleh karena lembu emas tuangan tadi.
Sekalipun sudah berlaku busuk, TUHAN tetap bermurah hati dan TUHAN akan berbelas kasih kepada siapa Ia mau menaruh belas kasih. Jadi, itu tidak tergantung kepada kehendak orang atau usaha orang, tetapi tergantung kepada kemurahan hati TUHAN.
Jadi, untuk menjadi milik kepunyaan Allah itu berdasarkan belas kasih, sebab itu hargailah belas kasih, rahmat TUHAN.
 
Kita lihat; orang yang menghargai rahmat TUHAN.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
 
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Inilah orang-orang yang sudah menerima belas kasih.
Menjadi pelayan TUHAN itu adalah belas kasih, tetapi perlu untuk diketahui; tugas dari seorang imam/pelayan TUHAN/hamba TUHAN adalah memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, memberitakan salib. Berarti, menghormati TUHAN Allah karena Dia adalah gunung batu.
 
Jadi tiadalah mungkin TUHAN ciptakan Sorga tetapi tidak ada orang-orang yang menjadi milik kepunyaan Allah di dalam Sorga sebagai pemuja-pemuja. Oleh sebab itu, panjang sabar-Nya itu dinyatakan. Dan kalau sampai hari ini kita merasakan kemurahan TUHAN, panjang sabar-Nya TUHAN dan kalau kita berada di tengah ibadah dan pelayanan pada malam ini lewat Ibadah Doa Penyembahan, semua karena panjang sabarnya TUHAN.
 
Sekarang kita melihat, cara TUHAN memimpin.
Ulangan 32:10
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
 
TUHAN memimpin dan menyertai perjalanan bangsa Israel di padang gurun.
Adapun suasana padang gurun:
a.       Di tengah-tengah ketandusan, berarti gersang, kering-kering, tetapi TUHAN tetap menyertai.
Sebenarnya, dalam pengikutan kita kepada TUHAN kalau benar-benar kita berada dalam pimpinan TUHAN kita tidak perlu takut dengan keadaan dunia yang tandus dan kering-kering ini. Tetapi kalau sudah bercampur dengan perasaan; mulailah timbul khawatir, mulailah timbul ketakutan sampai wajahnya cabe keriting, cemberut terus tiap hari dan tidak menjadi pendamaian.
Apa yang dapat diharapkan dari tanah yang kering? Tetapi TUHAN tetap memimpin langkah-langkah perjalanan mereka yang bersuasanakan padang gurun. Dan sekali waktu dunia ini andaikata bersuasanakan padang gurun TUHAN tetap menyertai dan memimpin kita. Oleh sebab itu, dalam pengikutan kita kepada TUHAN jangan lagi bercampur baur dengan perasaan manusia daging.
b.      Auman padang belantara, berarti menghadapi ganasnya binatang buas, antara lain:
             -          Binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
             -          Binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, itulah nabi-nabi palsu = Serigala berbulu domba.
Namun sekalipun demikian, TUHAN mengelilingi, TUHAN mengawasi, TUHAN menjagai bangsa Israel sebagai biji mata TUHAN.
 
Soal biji mata mari kita melihat Wahyu 5:6.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
 
… Bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Hamba-hamba TUHAN yang diutus oleh TUHAN itulah biji mata TUHAN, itulah ketujuh Roh Allah.
 
Jadi, sekalipun melewati padang belantara dengan dua suasana yaitu tandus dan auman padang belantara, TUHAN tetap mengelilingi, TUHAN tetap mengawasi, TUHAN tetap menjagai bangsa Israel sebagai biji mata TUHAN. Hamba TUHAN yang diutus oleh TUHAN adalah biji mata TUHAN, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus oleh TUHAN.  Tidak ada biji mata dibiarkan kotor dan kelilipan, tetap dijaga, dilindungi, diawasi, dikelilingi.
Begitu hebatnya TUHAN menempatkan hamba TUHAN pada bagian yang sangat sensitif sekali. Coba kalau masuk sedikit saja kotoran ke dalam biji mata rasanya tidak enak dan itu tidak akan dibiarkan oleh TUHAN. Rasa-rasa yang tidak enak, ganjalan di dalam mata karena auman belantara dan ketandusan itu tidak akan dibiarkan TUHAN, sebab diawasainya dia, dijagai dia, dikelilingi dia karena dia biji mata.
 
Inilah cara TUHAN memimpin, maka rugi anak TUHAN kalau turun dari imam-imam/pelayan TUHAN apalagi kendor dari tiga macam ibadah pokok. Itu adalah suatu kerugian yang sangat besar sekali dan fatal akibatnya.
Biasanya orang yang sudah kendor itu tanpa sadar dia sudah menjadi manusia daging dan manusia duniawi, sehingga tidak memancarkan cahaya kemuliaan bahkan tidak tertarik sedikitpun untuk beribadah. Kemudian, dia akan datang dengan segudang alasan dan alasannya tepat dan benar karena setan yang sediakan alasan itu di hatinya, di pikirannya.
 
Biji mata itu tidak boleh ada ganjalan di dalamnya. Oleh sebab itu, kalau melayani maka layani saja, tidak usah campur dengan perasaan. Contohnya dalam memberikan persembahan; persepuluhan, buah sulung kemudian berkata “sepuluh ribu saja deh” berarti sudah tercampur dengan perasaan manusia daging.
 
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
 
Tujuh pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah itulah ketujuh Roh Allah.
Pendeknya; biji mata TUHAN harus dilindungi, diawasi sebagaimana TUHAN menyertai perjalanan bangsa Israel di padang gurun, supaya biji mata TUHAN tetap menjadi ketujuh Roh Allah; tetap menjadi pelita yang bernyala-nyala, tetap menjadi kesaksian, menjadi terang. Sehingga, tidak dibiarkan ganjalan-ganjalan mengganggu biji mata TUHAN.
Inilah cara TUHAN memimpin. Cara TUHAN itu luar biasa.
 
Cari TUHAN berikutnya dalam memimpin bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun.
Ulangan 32:11
(32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,
 
Inilah cara TUHAN berikutnya dalam memimpin bangsa Israel di padang gurun, yaitu: Biji mata TUHAN harus mengenal dua hal, antara lain …
1.      Mengenal tentang digoyangbangkitkan, itu berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Jadi, biji mata TUHAN, pelayan TUHAN harus mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitannya. Oleh sebab itu, di dalam Kolose juga dinyatakan; orang yang sudah mengalami kematian dan kebangkitan dia selalu mencari perkara di atas dan memikirkan perkara di atas, itu suasana kematian dan kebangkitan.
2.      Didukung di atas kepak sayap Allah, jelas menunjuk kepada: Doa penyembahan.
 
Jadi, biji mata TUHAN:
-          Harus mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Sebagaimana Rasul Paulus dalam Filipi 3; yang ku kehendaki ialah untuk mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Orang yang sudah mengenal kematian dan kebangkitan-Nya pasti berada dalam persekutuan sengsara salib supaya serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya, sehingga secepatnya bergabung dengan korban Kristus supaya menjadi sama dengan Dia di dalam kematian-Nya. Jika ingin mengenal kebangkitan tetapi tidak mau bersekutu dengan sengsara salib, itu hanyalah mimpi. Oleh sebab itu; jangan mimpi, pelayan TUHAN tidak boleh bermimpi sebab Sorga bukan mimpi tetapi real (nyata), vision.
-          Harus hidup dalam doa penyembahan.
Berarti, biji mata TUHAN; hamba-hamba TUHAN, ketujuh Roh Allah yang diutus TUHAN ke seluruh bumi sudah harus menyembah. Penyembahan itu tidak perlu diatur-atur, tidak perlu diperintah, sebab penyembahan itu sejauh penyerahan diri.
 
Keluaran 19:4
(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
 
Doa penyembahan yang membawa kita untuk sampai kepada Allah; menjadi milik kepunyaan Allah, menjadi pemuja-pemuja Allah di Sorga.
 
Keluaran 19:5
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
 
Kalau akhirnya TUHAN memilih Israel, apakah kita katakan TUHAN itu curang? Mustahil! Sebab, TUHAN yang memilih bangsa Israel dari antara bangsa-bangsa di bumi ini.
Jadi, TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa Dia mau menaruh belas kasihan; semata-mata bukan karena kemampuan seseorang, hasil usaha seorang melainkan karena belas kasih. Oleh sebab itu, hormatilah TUHAN Allah kita, Dia gunung batu.
 
Keluaran 19:6
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
 
Kamu akan menjadi bagi-Ku, biji mata TUHAN, antara lain disebut: kerajaan imam atau imam yang berkerajaan, bangsa yang kudus, umat pilihan, milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi, Imamat Rajani sudah harus tahu untuk hidup di dalam doa penyembahan. Dan hidup di dalam penyembahan merupakan tanda bahwa biji mata TUHAN berpegang teguh pada perjanjian TUHAN; tidak terlepaskan bahkan terikat dengan perjanjian TUHAN, tidak mau melepaskan diri dari perjanjian TUHAN.
Jangan sampai kita melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan ini karena menginginkan kebebasan dunia, tetapi harus terikat dengan perjanjian TUHAN. Jangan lepaskan diri dari perjanjian TUHAN karena menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat.
 
Jadi, itulah alasannya kenapa TUHAN tetap memimpin bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan. Jawabnya sudah jelas supaya kita menjadi penghuni-penghuni Sorga mulia dan selanjutnya menjadi pemuja-pemuja. Bagaimana caranya? Tadi kita sudah melihat dua cara dan cara yang kedua yaitu mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan sampai kita harus tahu untuk menyembah; hidup dalam doa penyembahan sejauh penyerahan diri.
Tanda hidup dalam doa penyembahan yaitu berpegang teguh kepada perjanjian TUHAN.
 
Jadi umat pilihan TUHAN itu adalah milik kepunyaan Allah sendiri, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
Kita tidak bisa berkata TUHAN itu curang. Sebab, TUHAN menaruh belas kasih kepada siapa Dia mau menaruh belas kasih, tetapi tentu saja kita harus menghargai belas kasih TUHAN. Hormatilah TUHAN Allah kita!
 
Kita baca Mazmur 91, dengan perikop: “Dalam lindungan Allah.”
Mazmur 91:1-2
(91:1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (91:2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
 
Doa penyembahan adalah tempat perlindunganku. Doa penyembahan adalah kubu pertahananku. Dan TUHAN adalah Allah yang kita percayai, tidak ada yang lain. Sehingga, TUHAN nyatakan perlindungan yang sungguh luar biasa. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment