KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, December 20, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 03 OKTOBER 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 03 OKTOBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri:17)
 
Subtema: YANG TERUTAMA IALAH KASIH
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian zangkoor, semua karena kemurahan TUHAN dimana TUHAN mau menyatakan rencana-rencana indah di dalam seluruh kehidupan kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti ibadah dan pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Selanjutnya, mari kita berdoa; kita mohonkan supaya firman yang dibukakan itu melawat dan meneguhkan setiap kehidupan kita, sehingga menjadi suatu berkat yang besar di hari-hari terakhir ini untuk menuntun kita dan selanjutnya berada di dalam rencana Allah yang besar.
 
Secepatnya kita akan menerima kitab Wahyu sebagai firman penggembalaan pada GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, dan Bandung, Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA.
Kitab Wahyu adalah firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dalam penggembalaan GPT “BETANIA.
 
Saat ini kita berada pada Wahyu 13:13-14, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi.”
-          Binatang pertama yang keluar dari dalam bumi, jelas itu menunjuk kepada: Antikris, itulah kepala ular naga merah padam. Jadi, antikris itu keluar dari dalam air yang banyak, itulah lautan dunia.
-          Sedangkan, binatang yang kedua keluar dari bumi, itulah nabi-nabi palsu, itulah ekor ular naga merah padam.
Keluar dari bumi berarti awalnya menjadi hamba TUHAN, ditinggikan seperti bintang-bintang tetapi akhirnya dilemparkan ke bumi, dan dari sanalah dia keluar itulah nabi-nabi palsu.
Itulah binatang pertama dan binatang kedua.
 
Wahyu 13:13-14
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
 
Nabi-nabi palsu melakukan tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan ajaib di depan mata semua orang, berarti dengan sengaja memamerkan dan mempertontonkan demonstrasi-demonstrasi yang mereka perbuat hanya untuk memikat hati semua orang.
Memang tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat yang terjadi yang dikerjakan oleh seorang hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan cukup menarik perhatian semua orang dan bisa memikat banyak orang supaya secepatnya menghimpunkan banyak jiwa-jiwa. Itu merupakan daya tarik yang luar biasa untuk menghimpunkan jiwa-jiwa.
 
Kemudian, setelah terpikat/terperdaya tujuan selanjutnya dari nabi-nabi palsu adalah untuk menyesatkan mereka yang diam di bumi; secara khusus mereka yang terpikat/terperdaya oleh tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat tadi, atau api yang turun dari langit ke bumi tadi yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu.
 
PRAKTEK PENYESATAN DARI NABI-NABI PALSU.
Wahyu 13:14B
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
 
Selanjutnya, nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang diam di bumi -- itulah mereka yang terpikat dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat -- supaya secepatnya mendirikan patung untuk menghormati binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
 
Sekali lagi saya tandaskan: Nabi-nabi palsu, pemimpin-pemimpin palsu mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat tujuannya untuk menyesatkan banyak orang. Praktek kesesatan yang mereka kerjakan: Nabi-nabi palsu menyuruh penduduk bumi supaya secepatnya mendirikan patung.
 
Jadi, setelah terperdaya oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat selanjutnya mereka diperintahkan untuk mendirikan patung dengan mudahnya oleh nabi-nabi palsu. Mudah sekali mereka digiring dan diperintahkan untuk mendirikan patung = Mudah disesatkan, mudah diperdaya, karena sudah terperdaya/terpikat hatinya dengan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat yang diperbuat oleh nabi-nabi palsu tadi. Sesudah terpikat barulah mereka digiring lebih dalam lagi yakni diperintahkan supaya mereka secepatnya mendirikan patung berhala.
 
Kita membaca Ulangan 13, dengan perikop: “Peringatan terhadap penyembahan berhala dan ibadah yang sesat.”
Ulangan 13:1-3
(13:1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (13:2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (13:3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
 
Musa dengan tegas berkata kepada bangsa Israel: “maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu”, berarti jangan terperdaya dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi-nabi palsu itu.
 
Ukuran dari ibadah yang layak di hadapan TUHAN;
-          Bukan karena banyaknya mujizat-mujizat,
-          Bukan karena banyaknya tanda-tanda heran,
-          Bukan karena banyaknya sensasi-sensasi yang dikerjakan oleh seorang hamba TUHAN di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan yang TUHAN percayakan.
 
Maka, saya sampaikan lagi dengan tandas saat ini: Janganlah kita mendirikan patung berhala dan janganlah menyembah berhala itu hanya karena tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang diadakan nabi-nabi palsu dan pemimpin-pemimpin palsu. Sebab, tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang diadakan oleh nabi-nabi palsu atau pemimpin-pemimpin palsu itu terjadi ternyata atas seizin TUHAN. Mengapa TUHAN izinkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat diadakan oleh nabi palsu? Tujuan TUHAN adalah untuk mengetahui keadaan kita apakah kita lebih sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan segenap hati, dengan segenap jiwa kita.
 
… Sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui …
Jadi, tanda heran itu diizinkan terjadi, tujuan TUHAN adalah untuk mengetahui kondisi atau kualitas rohani pribadi lepas pribadi yang mengikuti TUHAN. TUHAN ingin mengetahui kualitas rohani kita; apakah kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa kita. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan = Berpegang teguh kepada hukum yang terutama.
 
Mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, sama artinya: Berpegang teguh kepada hukum yang terutama. Hal itu akan dibuktikan di dalam Injil Markus 12, dengan perikop: “Hukum yang terutama.”
Markus 12:28
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
 
Seorang ahli Taurat bertanya datang kepada Yesus: "Hukum manakah yang paling utama?"
 
Markus 12:29-31
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
 
Pada ayat 29-31 merupakan bagian TUHAN Yesus yang menjawab, tetapi untuk menjawab pertanyaan dari ahli Taurat tadi, Yesus terlebih dahulu berkata dan memberitahukan, bahwa: TUHAN Allah kita itu esa, berarti TUHAN itu satu, tidak dua.
Karena Allah itu esa, maka TUHAN berkata: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
 
“Segenap” berarti tidak terbagi-bagi.
Namun, andaikata TUHAN Allah kita ada dua maka tentu saja kita hanya; separuh hati, separuh jiwa, separuh pikiran, separuh kekuatan untuk mengasihi TUHAN, mengapa? Karena ada allah lain.
Contoh mengasihi TUHAN dengan separuh hati, separuh jiwa, separuh akal, separuh kekuatan:
-          Separuh untuk pekerjaan dan separuh untuk ibadah.
-          Separuh untuk bisnis di dunia (ladang dunia) dan separuh untuk ladang TUHAN.
-          Separuh berkorban untuk dunia dan separuh untuk TUHAN.
Mengapa bisa seperti itu? Karena Allahnya dua; satu TUHAN Allah yang hidup dan satu lagi allah yang mati (berhala).
Oleh sebab itu, kalau allahnya dua dia tidak bisa mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, sebab dia harus mengasihi dengan separuh saja, seperti Kain yang hanya mempersembahkan separuh dari hasil ladangnya saja. Berbeda dengan Habel; dia mengasihi TUHAN dengan sepenuh hati, sehingga dia mempersembahkan korban yang tambun-tambun dan anak sulung yang tambun-tambun.
 
Jadi, karena TUHAN Allah kita itu esa atau satu, maka tentu saja kita harus mengasihi dia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, inilah hukum yang terutama. Jadi, ini dari hukum atau hukum yang terutama adalah KASIH.
 
Markus 12:32
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
 
Setelah dia dipuaskan oleh jawaban yang sangat jelas, respon dari ahli Taurat yaitu: "Tepat sekali, Guru.” Berarti, dia membenarkan perkataan TUHAN Yesus, karena dia ahli Taurat dan dia tahu tentang sepuluh hukum Taurat.
 
… Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Tidak ada yang lain termasuk berhala, kecuali TUHAN Allah kita itu; TUHAN Allah yang hidup itulah Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel.
Tidak ada yang lain di hati ini selain Dia.
 
Intinya adalah ahli Taurat itu menerima dan mengakui bahwa betul-betul Allah itu esa, tidak ada yang lain, berarti dia tidak menduakan hati TUHAN; tidak hidup dalam penyembahan berhala, tidak ada allah asing di dalam dirinya. Dan dia betul-betul mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan.
 
Markus 12:33
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
 
Perlu untuk diketahui: Setiap orang yang mengakui bahwa TUHAN Allah itu esa, maka;
YANG PERTAMA: Dia akan mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan.
YANG KEDUA: Dia menyadari dan memahami betul bahwasanya hukum yang terutama lebih utama dari segala korban, termasuk korban bakaran dan korban sembelihan.
-          Korban bakaran = Persembahan korban sampai hangus, yakni semua korban yang kita persembahkan harus hangus; hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa, roh harus hangus, termasuk korban-korban untuk nanti rencana natal, harus sampai hangus, jangan diungkit-ungkit. Jangan sampai karena korbannya lebih besar lalu diungkit-ungkit, itu belum hangus. Tetapi sekalipun demikian, ahli Taurat berkata kepada TUHAN Yesus, bahwa dia menyadari betul dan mamahami betul bahwasanya hukum yang terutama lebih utama dari korban bakaran.
-          Korban sembelihan = Jiwa hancur, hati patah dan remuk.
 
Kita hubungkan langsung dalam Mazmur 51.
Mazmur 51:16-17
(51:16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu! (51:17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
 
Lepaskanlah aku dari hutang darah … Seperti Daud membunuh Uria orang Het, dalam arti rohani untuk kita sekarang: Membenci sesama setara dengan dosa membunuh (1 Yohanes 3:15).
 
Ciri seseorang apabila dosa yang banyak itu diampuni:
-          Ia akan memberitakan salib sebagai keadilan TUHAN dengan sorak sorai atau gairah yang berasal dari Roh TUHAN, bukan gairah daging, bukan semangat daging, bukan euforia dunia.
-          Bibir dan mulutnya memberitakan puji-pujian, berarti hidup dalam penyembahan kepada TUHAN.
Apabila kedua ciri ini menjadi nyata dalam kehidupan kita = Mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dan segenap kekuatan. Sebab, apa yang keluar dari mulut yakni memberitakan keadilan TUHAN dan menyembah TUHAN, jelas itu berasal dari dalam hati.
 
Apa yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati, inilah hukum yang terutama. Maka, dikaitkan dengan ayat 18-19.
Mazmur 51:18-19
(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Pendeknya, hukum yang terutama lebih utama dari:
-          Korban bakaran.
-          Korban sembelihan.
Korban sembelihan kepada Allah itulah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tetapi sekalipun demikian tidaklah lebih utama dari hukum yang terutama yakni mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap kekuatan.
 
Jadi, jangan bermegah dengan korban-korban. Apapun yang dikorbankan, jangan bermegah.
Jangan berkata “saya kan sudah korban ini, saya kan sudah korban itu”, tidak ada artinya itu. Sebab, yang lebih utama adalah hukum yang terutama, berarti mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap pikiran, segenap kekuatan. Itulah hukum yang terutama dan yang lebih utama dari korban sembelihan dan korban bakaran.
 
Kita akan melihat persamaan berikutnya, di dalam 1 Korintus 13, dengan perikop: “Kasih.”
1 Korintus 13:1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
 
Sekalipun seorang hamba TUHAN dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia (bahasa bumi) dan bahasa malaikat (bahasan Sorga), namun jika tanpa kasih, sama dengan:
-          Gong yang berkumandang.
-          Canang gemerincing.
 
Gong dan canang itu bagian dari alat musik, tetapi kalaupun itu dimainkan dia hanya sama seperti:
-          Gong yang berkumandang; tidak bisa mengikuti irama sebuah nada yang tinggi dan nada rendah, hanya mengeluarkan suara “gong berkumandang” = Tidak bisa mengikuti irama Sorgawi.
-          Demikian juga canang, begitu dipukul dia hanya akan mengeluarkan suara “canang gemerincing”, nadanya sama saja “do”.
Orang sudah memuji TUHAN dengan nada yang tinggi dan nada rendah, dengan suatu irama yang begitu indah, sampai naik ke hadirat TUHAN tetapi gong hanya berkumandang dan canang hanya gemerincing saja, tidak bisa mengikuti irama Sorgawi.
Demikianlah keadaan seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN di dalam melayani TUHAN tanpa kasih. Demikian juga jemaat beribadah tanpa kasih persis seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
 
1 Korintus 13:2
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
 
Antara Markus dan Mazmur sama dengan 1 Korintus 13:1-3.
Tiga perbuatan di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN tanpa kasih …
YANG PERTAMA: Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia, bahasa bumi dan bahasa malaikat, bahasa Sorgawi, tetapi jika tanpa kasih sama dengan gong yang berkumandang dan canang gemerincing.
YANG KEDUA: Jikalau seorang hamba TUHAN mempunyai karunia untuk;
-          bernubuat,
-          mengetahui segala rahasia,
-          mengetahui segala pengetahuan,
-          memiliki iman yang sempurna untuk mengadakan mujizat termasuk memindahkan gunung, termasuk tanda-tanda heran.
Tetapi jika tanpa kasih sama sekali tidak berguna.
YANG KETIGA:
-          Seorang hamba TUHAN membagi-bagikan segala sesuatu yang dia miliki.
-          Menyerahkan tubuh untuk dibakar seperti korban bakaran.
Tetapi jika tanpa kasih di dalam melayani TUHAN, sedikitpun tidak ada faedahnya.
 
Tiga perbuatan ajaib tadi -- yang terdapat pada ayat 1 sampai ayat 3 -- semuanya itu dilakukan tanpa kasih, berarti yang menjadi motor penggerak dalam melayani TUHAN dan mengerjakan pekerjaan TUHAN adalah ambisi atau kehendak manusia itu sendiri.
 
Jika melayani Tuhan tanpa kasih, maka yang menjadi motor penggeraknya adalah ambisi, itulah kebenaran diri sendiri, keinginan diri sendiri. Hal itu sudah pasti.
Demikianlah pada Wahyu 13:13-14, nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat yakni menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang, berarti demonstrasi itu dipamerkan/dipertontonkan hanya untuk memikat banyak orang. Memang tidak bisa dipungkiri pelayanan semacam ini menjadi sebuah daya tarik yang besar untuk secepatnya mengumpulkan banyak jiwa. Tetapi, ingat; melayani tanpa kasih motor penggeraknya itu adalah ambisi manusia itu sendiri.
Manusia dapat terpikat dengan tanda-tanda heran yang diadakan nabi palsu, tetapi hati TUHAN tidak puas dan tidak terpikat dengan pelayanan TUHAN semacam ini.
 
Jadi, melayani tanpa kasih tentu saja merupakan sebuah penyesatan secara besar-besaran. Kalau TUHAN sudah memberi pengertian maka jadikanlah itu sebuah hikmat, akal budi dan kebijaksanaan untuk menuntun perjalanan rohani kita selanjutnya sampai dibawa kepada Yerusalem baru.
 
Anak hamba tidak dapat mewarisi kerajaan Sorga. Ishak adalah anak dari perempuan merdeka, dia anak janji.
Tanah air Sorgawi sudah dijanjikan kepada kita semua untuk dijadikan milik pusaka kita masing-masing tetapi bukan karena tanda heran, bukan karena tanda mujizat, bukan karena ambisi. Sebab, ambisi seorang hamba TUHAN di dalam pelayanan itu ada sebuah penyesatan besar-besaran yang membuat hati TUHAN muak.
Akhirnya di dalam Matius 7:21-23, mereka yang mengadakan mujizat, tanda-tanda heran, akhirnya TUHAN berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!" Apa kejahatan mereka? Mereka sibuk mengadakan tanda heran tetapi mereka tidak melakukan kehendak Allah Bapa. Sedangkan, Yesus disalib itu adalah kehendak Allah Bapa.
Yesus datang ke dunia untuk disalib bukan untuk melancarkan kehendak-Nya; wisata di Anyer, wisata di Merak, wisata di Ancol, tidak. Yesus datang ke dunia untuk disalib, untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Jadi, kalau sibuk melakukan tanda heran di sebuah pelayanan dalam sebuah penggembalaan tetapi kehendak Allah diabaikan, artinya salib Kristus diabaikan dan itu adalah pembuat kejahatan. Selanjutnya Yesus berkata pada hari TUHAN: “… Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Oleh sebab itu, ikuti via dolorosa, langkah-langkah: “Akulah jalan kebenaran untuk hidup kekal.”
Namun orang lebih suka dengan:
-          Firman ditambahkan, yaitu satu ayat lalu ditambah cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, ditambah lagi guyon-guyon dan akhirnya hamba TUHAN menjadi pelawak.
Seorang hamba TUHAN harus tegas dalam menyatakan kebenaran, karena selangkah saja kita meleset dari kebenaran maka tidak sampai ke Sorga.
-          Kemudian, firman dikurangkan, yaitu sibuk mengadakan mujizat dan salib diabaikan/dikurangkan. Pemberitaan firman semacam ini juga tidak sampai ke Sorga.
 
Di dalam Wahyu 22:18-19 dikatakan: “… Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus …”
Sudah jelas; melayani tanpa kasih itu sebuah penyesatan besar-besaran walaupun mujizat terjadi, walaupun keajaiban terjadi. Yang membuat hati saya greget adalah terlalu banyak orang Kristen yang lebih cenderung hatinya menolak jalan salib.
 
Kita hubungkan hal yang senada dengan apa yang dituliskan Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus, yang juga dikatakan kepada anak kekasihnya yaitu Timotius, di dalam 1Timotius 2, dengan perikop: “Mengenai doa jemaat.”
1 Timotius 2:1-4
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
 
Ini merupakan tingkatan doa; tingkatan doa ini merupakan nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, yaitu:
-          Tingkat pertama: Doa permohonan.
-          Tingkat kedua: Doa syafaat.
-          Tingkat ketiga: Syukur, berarti tidak ada lagi kepentingan.
Hal ini harus kita kerjakan selama kita hidup di bumi supaya nanti memuncak sampai gunung Sion, wujudnya adalah doa penyembahan.
 
Menaikkan doa permohonan, syafaat, syukur untuk raja-raja, semua pembesar (pemerintahan), untuk semua lapisan masyarakat baik terpandang atau tidak terpandang, kaya ataupun miskin, supaya kita hidup tentram dalam kesalehan dan kehormatan. Itu baik dan berkenan kepada Allah, TUHAN dan Juruselamat.
 
Tuhan menghendaki supaya kita menaikkan doa; permohonan, syafaat dan syukur untuk semua orang, dimulai dari raja-raja (pemerintah), pembesar-pembesar, sampai seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Tujuannya …
-          Supaya semua orang diselamatkan.
-          Supaya semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Kebenaran sejati sumbernya adalah salib di Golgota (salib Kristus).
Itulah kebenaran sejati; mujizat bukan kebenaran sejati, itu adalah karunia, pekerjaan roh.
 
Inilah kasih yang sesungguhnya, kasih yang terutama. Inilah yang dikehendaki Allah dan hal itu disampaikan Rasul Paulus kepada Timotius dalam setiap ibadah dan pelayanannya untuk melayani TUHAN, untuk melayani sidang jemaat di hadapan TUHAN.
Ini yang TUHAN mau dan ini yang TUHAN kehendaki, ini kasih yang sempurna, hukum yang terutama, lebih utama dari yang lain, lebih utama dari mujizat, lebih utama dari karunia-karunia roh. Apa artinya mujizat “yang sakit sembuh” tetapi tidak selamat? Hal ini TUHAN tidak kehendaki.
Yang TUHAN kehendaki adalah supaya kita selamat, supaya kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran yang berasal dari salib. Dan kebenaran inilah yang menuntun langkah-langkah perjalanan kita dan tidak keluar dari koridor kebenaran. Kalau kita tidak keluar dari koridor kebenaran maka akan sampai kepada tujuan.
 
Jadi, bukan soal tanda-tanda heran, bukan soal mujizat yang diadakan nabi palsu, tetapi soal kasih yang harus diajarkan seorang hamba TUHAN kepada sidang jemaat, itulah hukum yang terutama; itulah kasih, mengasihi TUHAN dan sesama.
Bukan soal mujizatnya, berapa banyak orang yang mengalami mujizat namun belum tentu orang itu mau diajar salib, belum tentu dia mau pikul salib, belum tentu dia mau berkorban, belum tentu setia kepada TUHAN.
Dalam mengawali pelayanan saya di provinsi Banten, sudah berapa banyak orang yang sembuh dalam pelayanan saya; yang kerasukan setan dilepaskan, rahim tertutup dibuka TUHAN, kanker disembuhkan, semua disembuhkan oleh TUHAN. Tetapi tidak ada satu orangpun dari antara mereka yang mengalami kesembuhan itu ada di sini. Itu semua karena tidak mau pikul salib
 
Tetapi, jika ada mujizat atau demonstrasi pada sebuah penggembalaan sangat digandrungi, tidak dipungkiri itu sebuah daya tarik untuk memikat setiap orang. Tetapi akhirnya, dalam Wahyu 13, mereka yang sudah terpikat selanjutnya disesatkan untuk mendirikan patung. Oleh sebab itu, di dalam Ulangan sudah jelas dikatakan; Sebelum kamu masuk tanah Kanaan ingat TUHAN, jangan mau disesatkan oleh mujizat yang diadakan oleh nabi palsu.
Memang itu semua akan terjadi atas seizin TUHAN tetapi tujuannya adalah untuk mengetahui, untuk mencobai apakah kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Dan apakah kita berpegang kepada hukum yang terutama atau hanya sibuk dengan memperhatikan mujizat.
 
Kasih yang terutama jika dinyatakan kepada kita tentu saja seharunya hati kita hancur.
Betapa kasih sayang dan kasih setia TUHAN dinyatakan kepada kita semua supaya kita semua selamat. Selamat itu ialah memperoleh kebenaran yang sumbernya berasal dari salib. Bukan dari mujizat. Jangan keliru.
 
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
 
Karena Allah itu esa ... Dalam Mazmur 12 juga dikatakan “Allah itu esa”, Allah itu satu dan Allah itu tidak dua. Maka kita harus mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan dan dengan bulat hati; 100%.
 
Kemudian di dalam keesaan itu, esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Langit dengan bumi pengantaranya adalah Salib, Yesus yang disalibkan.
Bukan mujizat yang menjadi penghubung langit dan bumi tetapi salib. Itu kesaksian yang harus disampaikan. Bukan soal mujizat, bukan soal tanda-tanda heran.
 
Pendeknya, Allah itu esa dan Yesus sendirilah yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, tidak ada yang lain. Jadi sudah jelas bahwa Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara langit dan bumi, antara Allah dengan manusia. Sebab, Dia telah menyerahkan diri-Nya, Dia telah mempersembahkan hidup-Nya di atas Mezbah Korban Bakaran sebagai tebusan bagi semua manusia.
Di atas kayu salib = Mempersembahkan potongan daging di atas Mezbah Korban Bakaran sebagai tebusan untuk semua dosa manusia.
Sudah jelas, bahwa inilah hukum yang terutama, bukan soal mujizat.
 
Saya greget ketika melihat orang Kristen yang tidak suka dengan tuntunan salib, hatinya hanya condong kepada mujizat-mujizat. Padahal jika sungguh-sungguh dengar firman dan rendah hati maka akan sembuh, sembuh, sembuh. Untuk apa harus dirubuhkan dan dilemparkan jaket yang mahal itu? TUHAN datang bukan untuk merubuhkan.
Kalau hanya dengan melihat hamba TUHAN yang membuka jas lalu dirubuhkan dan langsung senang, berarti orang yang seperti ini bodoh sekali.
 
TUHAN ajar kita untuk memperoleh pengetahuan yang benar, yang bersumber dari salib. Oleh sebab itu, pikul saja salib pasti akan selamat. Yang menjadi pengantara langit dan bumi hanya satu itulah salib di Golgota; bukan sensasi, bukan tanda-tanda heran atau mujizat, NO!
Jadi, Ia telah menyerahkan diri-Nya atau sama dengan; mempersembahkan hidup-Nya di atas Mezbah Korban Bakaran sebagai tebusan bagi semua lapisan masyarakat, baik itu; raja-raja, pemerintah, pembesar-pembesar, kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan, Israel dan Kafir, semuanya ditebus tanpa terkecuali. Dia satu-satu-Nya yang menebus dosa …
-          Bukan allah asing atau ilah zaman,
-          Bukan harta kekayaan, uang, itulah barang fana,
-          Bukan juga dengan batangan perak atapaun batangan emas.
Tetapi oleh darah Kristus, darah yang mahal yang sama dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Mengapa darah yang mahal itu sama dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat?
Sebab kalau kita lihat bayangan korban itu di dalam nubuatan Yesaya 53:7.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
Baik anak domba maupun induk domba tidak membuka mulutnya.
Kalau disembelih dengan tidak ada perlawanan dan disembelih dengan penyerahan diri, maka jelas darah Kristus adalah darah mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Itulah yang menebus. Jadi bukan barang fana; harta kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pangkat tinggi, bukan batangan perak, bukan batangan emas tetapi darah Kristus yang menebus.
Jadi, Allah kita satu dan esapulah Dia yang menjadi pengantara.
 
1 Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
 
Paulus terpanggil dan menerima jabatan;
-          Penginjil.
-          Kemudian menerima jabatan rasul.
-          Kemudian menerima jabatan pengajar atau guru.
Tujuan dari panggilannya hanya satu saja yaitu untuk memberitakan penebusan dan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
 
Saya dipanggil oleh TUHAN dan sesudah terpanggil menjadi hamba TUHAN; sekarang saya menerima jabatan gembala, dan boleh juga menjadi guru karena sekarang ini saya sedang mengajar, bahkan sekali waktu bisa menjadi penginjil.
Di sini Paulus terpanggil menjadi hamba TUHAN, lalu menerima jabatan-jabatan itu -- di ayat ini ada tiga jabatan tetapi di ayat lain ada dua jabatan lagi, jadi 5 jabatan itu diterima oleh Paulus -- dan tujuannya tidak lain tidak bukan hanya untuk memberitakan penebusan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib. Itu yang harus diberitakan di tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan, tidak yang lain.
Kalau mujizat seperti yang sakit sembuh, itu hanya bagian dari karunia dan itu pasti terjadi, bukan kita tolak tetapi jangan memikat orang dengan cara mujizat; sibuk dengan mujizat, sibuk dengan sensasi.
 
Pendeknya, seorang hamba TUHAN terpanggil lalu menerima jabatan tujuannya hanya satu yaitu untuk memberitakan jalan sempit dan pintu sesak. Itulah jalan satu-satunya untuk menuju kerajaan Sorga dan tidak ada jalan lain, atau bukan soal mujizat yang telah di adakan nabi-nabi palsu tadi di dalam Wahyu 13:14.
Kalau jalan ke Roma banyak tetapi jalan menuju kerajaan Sorga hanya satu itulah salib di Golgota, dan yang melakukannya hanyalah Allah yang Esa bukan berhala.
 
Kita lihat Ulangan 4.
Ulangan 4:20
(4:20) sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.
 
TUHAN membawa bangsa Israel keluar dari peleburan besi, keluar dari Mesir, tujuannya untuk menjadi umat milik-Nya TUHAN; menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
 
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
 
Bangsa yang terpilih = Imamat Rajani (imamat yang berkerajaan) = Bangsa yang kudus = Milik kepunyaan Allah sendiri, itulah hamba-hamba TUHAN.
Jadi, Israel itu hamba TUHAN; mereka dipanggil untuk menjadi hamba TUHAN. Pekerjaan hamba TUHAN adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah. Karya Allah yang terbesar adalah salib di Golgota, bukan; memelekkan mata orang buta, menyembuhkan orang lumpuh, menyembuhkan yang sakit.
Karya yang terbesar adalah salib di Golgota, itulah hukum yang terutama yaitu kasih. Jangan salah mengerti, jangan gagal paham.
 
… yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Ditebus; dikeluarkan dari kegelapan dosa karena penebusan oleh darah salib. Kemudian, kehidupan yang ditebus ini dijadikan milik kepunyaan Allah sendiri. Tugas dari imamat rajani, pelayan TUHAN yang bekerajaan Sorga adalah untuk memberitakan salib di Golgota, bukan sibuk mengadakan sensasi.
Oleh sebab itu, kalau kita menyadari bahwa kita dahulu adalah kehidupan yang gelap atau bangsa yang gelap; banyak dosa, banyak kejahatan, banyak kenajisan, banyak tipu muslihat, banyak dusta, banyak kemunafikan, lalu selanjutnya ditebus oleh darah Salib seperti Rasul Paulus, kemudian menerima jabatan, hanya satu tujuan yaitu untuk memberitakan karya yang terbesar itulah salib di Golgota.
Jangan sampai kita tidak menyadari itu, sudah dipanggil dari kegelapan justru menjadi lupa diri dan sibuk dengan sensasi, kemudian ambisi manusia dipertahankan = Tidak menyadari diri.
 
Kita sinkronkan dengan Ulangan 4.
Ulangan 4:13
(4:13) Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.
Tuhan memberitahukan kepada bangsa Israel perjanjian yang diperintahkan-Nya untuk dilakukan, itulah sepuluh hukum yang dituliskan pada dua loh batu.
 
Inti dari sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh batu hanya satu, yakni hukum yang terutama itulah KASIH; kasih kepada TUHAN dan kasih kepada sesama.
-          Kasih kepada TUHAN mewakili loh batu pertama.
-          Kasih kepada sesama mewakilli loh batu yang kedua.
Itulah hukum yang terutama. Jangan lupa dengan perjanjian TUHAN yang sudah diikatkan dengan bangsa Israel sebelum memasuki tanah perjanjian untuk dijadikan sebagai milik pusaka selama-lamanya; itulah kerajaan Sorga.
 
Ulangan 4:14
(4:14) Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.
Hukum yang terutama itulah hukum kasih;
-          Kasih kepada TUHAN.
-          Kasih kepada sesama.
Dan semua itu harus disampaikan dan diajarkan dengan jelas kepada sidang jemaat. Berarti, seorang gembala sidang tidak boleh sibuk dengan mengadakan sensasi-sensasi lewat tanda-tanda dan mujizat-mujizat.
Kemudian, hukum yang terutama itulah kasih harus disampaikan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya. Inilah ketetapan yang diajarkan dan kita harus lakukan, itulah langkah-langkah perjalanan rohani kita untuk menuju kerajaan Sorga, menduduki kerajaan Sorga.
 
Biar seribu kali mujizat terjadi di depan mata tidak bisa membawa menuntun perjalanan rohani kita dalam kerajaan Sorga, sebab hanya karena firman saja itulah pengajaran salib itu yang menuntun langkah-langkah perjalanan kita sampai menuju kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, kita harus melangkah sesuai dengan ketetapan firman, bukan sesuai dengan mujizat. Dengan demikian, kita sampai dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Saya tidak bermaksud menghakimi hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman malam ini, tetapi firman ini harus disampaikan dan sidang jemaat harus memperoleh pengetahuan yang benar yang bersumber dari Salib.
 
Ulangan 4:15
(4:15) Hati-hatilah sekali -- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api --
Mereka tidak tahu dan tidak melihat ketika TUHAN berfirman. Kalau digunakan bahasa sehari-hari; mereka tidak tahu seperti apa marahnya TUHAN kalau nanti Dia menghukum.
Oleh sebab itu, hati-hati; sebab hukuman TUHAN luar biasa bagi mereka yang tidak mengasihi dan menerima kebenaran sejati.
 
Hati-hati. Sekarang ini jangan kita bermalas-malas, bermasa bodoh terhadap Firman. Kalau kita melangkah sesuai ketetapan firman pasti sampai ke Sorga, tidak bisa tidak.
 
Ulangan 4:16-18
(4:16) supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; (4:17) yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, (4:18) atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi;
 
Singkat kata: Jangan berlaku busuk, artinya: Jangan mendirikan patung berhala dan jangan sujud menyembah kepadanya.
Apa yang membuat seseorang busuk? Jawabnya adalah kalau seseorang TIDAK SETIA, umpama; menyembah berhala itu yang membusukkan. Tetapi kalau kita setia kepada TUHAN; setia berpegang kepada hukum yang terutama, maka kita akan awet di Sorga.
 
Oleh sebab itu, jangan berlaku busuk, berarti jangan mendirikan patung berhala dan menyembahnya. Setialah kepada Allah yang hidup, Allah yang Esa, maka pasti kita awet di Sorga dan tidak busuk di neraka.
Bukti busuk, yaitu: Dari daging busuk keluar belatung, sesuai dengan Mazmur 9:45. Minggu lalu sudah saya sampaikan; belatung itu masuk ke hidung, masuk ke telinga, masuk ke mulut. Kemudian, selain menjengkelkan juga menjijikkan; yang sakit gigi akan sakit gigi terus di neraka, yang sakit jantung akan sakit jantung terus di neraka, yang bengek akan bengek terus di neraka, berarti tidak ada pemulihan.
 
Jangan berlaku busuk, berarti jangan mendirikan patung berhala dalam bentuk apa saja, antara lain;
-          berbentuk laki-laki atau perempuan,
-          berbentuk binatang yang di bumi,
-          berbentuk burung bersayap yang terbang di udara,
-          berbentuk binatang yang merayap di muka bumi,
-          berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jadi, jenis-jenis berhala apapun tidak boleh didirikan dan tidak boleh disembah.
Jangan berlaku busuk! Setialah supaya awet di Sorga dan tidak busuk di neraka; tidak belatungan di neraka.
 
Ulangan 4:19
(4:19) dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,
… dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit. Ada apa di langit? Di langit ada bintang-bintang, itulah hamba TUHAN yang diurapi, jangan arahkan pandangan ke situ.
 
Jangan kita beribadah dan berbakti kepada hamba-hamba TUHAN, sekalipun dia mampu mengadakan mujizat, tanda-tanda heran, bahkan luar biasa dalam mengadakan sensasi-sensasi. Jangan kita datang untuk menyembah dia.
Kita datang menghadap TUHAN untuk berbakti dan menyembah TUHAN, tidak ada yang lain.
 
Tadi saya sudah sampaikan di dalam Mazmur; dosa kita diampuni oleh darah salib cirinya:
1.      Memberitakan firman dengan gairah dari Roh TUHAN.
2.      Memuji TUHAN dengan bibir mulut.
Apa yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati, berarti mengasihi TUHAN dengan segenap hati.
Kita datang menghadap TUHAN untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan. Kita berbakti bukan untuk menyembah hamba TUHAN sekalipun dia terkenal, sekalipun dipakai TUHAN dengan luar biasa dengan tanda-tanda heran, hal itu bukan suatu ukuran untuk dijadikan sebagai barometer bahwa itulah ibadah yang sejati, dan jumlah jiwa yang banyak juga bukan ukurannya.
Saya mengatakan ini bukan karena saya iri dengan hamba TUHAN yang jemaatnya seribu, tidak ada saya iri. Bahkan sampai hari ini TUHAN pelihara kok hidup saya dan nikah saya diberkati juga; rumah tangga serta seluruh isi pastori dicukupkan TUHAN.
Jangan sampai salah mengerti, dan saya tidak pernah mempersalahkan hamba TUHAN atau menghalangi hamba TUHAN manakala dia sibuk mengadakan mujizat. Tetapi saya ini hanya sibuk menyampaikan langkah-langkah untuk dibawa masuk dalam kerajaan Sorga.
 
Ulangan 4:20
(4:20) sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.
Tugasnya adalah untuk memberitakan salib.
 
Ulangan 4:23-24
(4:23) Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat. (4:24) Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
 
Hati-hatilah, pada ayat ini kembali dinyatakan untuk yang kedua kali.
-          Pada ayat 15; hati-hati.
-          Kemudian, ayat 23 kembali dinyatakan; hati-hati.
Dua saksi sah; dua kali pengucapan kata itu sudah sah sehingga meneguhkan kita semua supaya berhati-hati, dan jangan berlaku busuk; jangan membuat patung berhala dan jangan menyembah kepada berhala itu.
 
… supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN; sepuluh hukum ditulis pada dua loh batu itulah hukum yang terutama, intinya adalah kasih; mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Jangan lupakan itu dan itu harus diajarkan berulang-ulang.
 
… yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat. Berpegang teguh kepada hukum yang terutama dan jangan lupakan hukum yang terutama, jangan mendirikan patung berhala dan menyembah patung berhala.
 
Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan. Ini hukuman yang akan diterima oleh orang-orang yang mendirikan patung berhala dan menyembah kepada berhala; dihanguskan di dalam api neraka, menjadi suatu kehidupan yang busuk dengan belatung-belatungnya.
Kemudian, Allah itu juga, Allah yang cemburu; tetapi cemburunya Allah bukan cemburu membabi buta seperti egoisnya seorang pasangan hidup. Cemburunya Allah di sini adalah cemburu yang bersifat preventif, yaitu menjagai supaya kita tetap hidup dalam kesucian-Nya, menghormati kekudusan-Nya.
 
Ulangan 4:25
(4:25) Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apa pun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya,
 
Musa menyampaikan sesuai kehendak TUHAN sebanyak dua kali, yaitu: “Jangan berlaku busuk.” Dua tiga saksi sebuah perkara dianggap sah, terkait dengan kerajaan Sorga untuk menjadi bagian kita.
 
Dua kali Musa berpesan:
-          Jangan berlaku busuk, berarti jangan mendirikan patung berhala dan menyembah berhala apapun bentuknya.
-          Selain itu, jangan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sebab itu menimbulkan sakit hati TUHAN.
Saya tambahkan; selain ketidaksetiaan karena menyembah berhala, hal yang membuat busuk adalah bakteri itulah kejahatan, kenajisan yang mencemarkan.
Oleh sebab itu, jangan berlaku busuk; baik saya, imam-imam bahkan sidang jemaat jangan berlaku busuk. Berarti, jangan mendirikan patung berhala berarti setia. Kemudian, hidup suci (higenis) jangan berlaku jahat. Kalau ada bakteri (kejahatan) tidak higenis itu yang membusukkan.
 
Yang membusukkan kita di neraka adalah:
-          Berhala = Ketidaksetiaan.
-          Bakteri = Kejahatan, berarti tidak higenis, tidak suci.
Inilah saksi; dua saksi sah.
 
Ulangan 4:26
(4:26) maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.
… maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini … Selain dua kali perkataan “jangan berlaku busuk”, ada lagi saksi yang lain supaya perkara yang terkait itu sah, yaitu langit dan bumi.
 
Langit dan bumi saksinya; kalau berlaku busuk pasti binasa.
Dalam kitab Yesaya;
-          Langit adalah takhta Allah.
-          Sedangkan, bumi adalah tumpuan kaki Allah.
Itu saksi kalau kita tidak setia -- saksinya adalah langit dan bumi --, sehingga pasti binasa.
Oleh sebab itu, kita harus berada di takhta Allah dan mengikuti jejak kaki Yesus, kalau tidak maka pasti binasa.
 
Wahyu 13:14
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
 
Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu.
Ternyata nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat persis di depan binatang pertama yang keluar dari dalam laut itulah antikris. Mengapa mereka harus melakukan itu di depan mata antikris?
 
Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
Kemudian, nabi-nabi palsu menyuruh mereka yang terpikat dengan tanda-tanda heran dan terperdaya dengan mujizat-mujizat untuk mendirikan patung berhala, tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang namun yang tetap hidup, itulah antikris.
 
Jadi, nabi-nabi palsu mengadakan mujizat dan tanda heran bukan untuk menghormati kekudusan Allah tetapi menghormati binatang pertama itulah antikris. Saya tidak dapat menyampaikan siapa antikris ini, tetapi ini akan terjadi dan antikris akan memegang kuasa tunggal (pemerintahan tunggal).
Hanya untuk menghormati pemerintahan tunggal nabi-nabi palsu sibuk mengadakan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat. Arahnya semua ini ke pasar tunggal yang berkuasa yaitu satu kerajaan atau satu pemerintahan itulah antikris pada saat mereka berkuasa. Jadi untuk menyenangkan antikris yang sedang memegang kuasa/kendali memerintah seantero dunia, nabi-nabi palsu ini sungguh luar biasanya menjilat antikris.
 
Oleh sebab itu, doakan terus supaya kita melayani dilepaskan dari penjilat, tidak ada pelacuran supaya diberkati. Cukup saja kita pikul salib, jangan ambil jalan pintas; jangan berlaku cabul, nafsu rendah. Tetapi kenyataannya, nabi palsu menjilat antikris, melacur; memberi penghormatan kepada antikris.
Luar biasa bodohnya, tetapi kita tidak demikian karena TUHAN terus ajarkan kita untuk pikul salib. Pengajaran salib kita pegang dan itulah langkah-langkah yang ditetapkan bagi kita sehingga kita tiba pada tujuan yang sudah disebutkan oleh TUHAN lewat firman yang dibukakan dari setiap pemberitaan-pemberitaan firman sampai kepada malam ini.
 
Markus 12:33
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
 
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan …
Ahli Taurat berpegang kepada hukum yang terutama, dan biarlah kita juga berpegang kepada hukum yang terutama, yaitu kasih, bukan soal mujizat.
 
… dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Belum sampai berpegang kepada hukum yang terutama, baru korban bakaran dan korban sembelihan saja terkadang sudah bersungut-sungut. Bagaimana bisa sampai berpegang kepada hukum yang terutama? Renungkanlah.
 
Kalau pulang ke rumah setelah ibadah renungkan firman TUHAN, jangan langsung liar dan mengerjakan yang duniawi. Ingat kembali firman supaya kita tetap melangkah sesuai dengan ketetapan firman, itulah cara TUHAN menuntun kita sampai kepada kerajaan Sorga.
 
Saya tambahkan sedikit, ada dua bentuk nubuatan:
1.      Nubuatan oleh seorang hamba TUHAN lewat penglihatannya. Andaikata itu benar, tidak salah, itu sah.
2.      Nubuatan yang lain adalah nubuatan terbesar lewat pembukaan firman.
 
Apa perbedaan antara nubuatan manusia dengan nubuatan yang terbesar itulah pembukaan rahasia firman?
-          Nubuatan manusia, apa yang dilihat manusia atau hamba TUHAN itu yang disampaikan. Tetapi, nubuatan ini tidak besar karena dia hanya bisa menunjukkan objeknya itulah Sorga tetapi tidak menuntun langkah-langkah kita untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
-          Tetapi, nubuatan terbesar itulah pembukaan rahasia Firman Allah selain menunjukkan suatu objek itulah kemuliaan dan kemegahan kerajaan Sorga, sekaligus satu paket menuntun langkah-langkah perjalanan kita untuk dibawa masuk sampai kepada kerajaan Sorga. Itu sebabnya, nubuatan terbesar adalah pembukaan rahasia firman.
Saya tidak mengecilkan nubuatan dari seorang hamba TUHAN dan tetap saya hargai, tetapi itu adalah paket kecil. Sedangkan, nubuatan terbesar itu adalah paket besar, sebab selain menunjukkan objeknya itulah kemuliaan dan kemegahan kerajaan Sorga sekaligus diajar untuk menuntun langkah-langkah perjalanan kita untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga.
Itu yang sedang kita gumuli di hari-hari terakhir ini, jangan sampai; si A bernubuat lalu kita lari ke situ, kemudian si B bernubuat lalu kita lari ke situ.
 
Hargailah nubuatan terbesar itulah pembukaan firman yang jelas-jelas merupakan paket besar; selain menunjukkan objeknya itulah kerajaan Sorga juga menuntun langkah-langkah kita. Tidak perlu kita ragu dengan firman yang tertulis di dalam Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-          Perjanjian Lama diwakili oleh para nabi, tugasnya adalah bernubuat.
-          Perjanjian Baru diwakili para rasul menceritakan wahyu itulah hal-hal yang akan datang yaitu kerajaan Sorga.
Kenapa ragu dengan nubuatan terbesar dan kagum dengan nubuatan manusia?
Memang nubuatan manusia memang benar, tidak salah dan tidak dikecilkan, tetapi paket besar itulah nubuatan terbesar yaitu pembukaan firman.
 
Setelah dia mendapatkan paket besar, dan ahli Taurat berpegang kepada hukum yang terutama yaitu kasih; kasih kepada TUHAN dan kasih kepada sesama, kita membaca ayat 34.
Markus 12:34
(12:34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
 
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu … Ahli Taurat itu disebut sebagai orang yang bijaksana dan layak untuk menuntun banyak orang, layak menuntun sidang jemaat sampai kepada kebenaran sejati.
Yesus adalah kebenaran sejati duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Besar.
 
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Tidak jauh dari kerajaan Sorga.
Tidak dikatakan di sini kalau seorang hamba TUHAN sibuk mengadakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, dan sensasi-sensasi lalu dekat kepada kerajaan Sorga, tidak. Tetapi kalau kita berpegang teguh kepada hukum yang terutama maka dekat dengan Sorga.
Ayo, pilih paket kecil atau paket besar? Paket hemat atau paket jumbo? Tentu kita pilih; paket jumbo.
 
Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Kalau kebenaran semacam ini disuguhkan tidak ada seorang hamba TUHAN berani menentang apa yang disampaikan malam ini. Sebab, TUHAN lawannya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment