KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 6, 2022

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 NOVEMBER 2022

 


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 NOVEMBER 2022

KITAB MALEAKHI
PASAL 1
(Seri: 13)
 
Subtema: RUMAH TUHAN YANG DAHSYAT
 
Pertama-tama saya mengucapkan  puji syukur kepada TUHAN; Dia yang telah melayakkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Dan saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN di Bandung dan di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia dan tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook. Dan di akhir dari pemberitaan Firman, saudara juga nanti bisa mempersiapkan tubuh dan darah Yesus, bersama-sama kita masuk dalam perjamuan suci.
 
Kita berdoa, supaya Firman malam ini dibukakan rahasianya, dan selanjutnya meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, dan juga diteguhkan oleh tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci.
 
Secepatnya kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita masih berada pada Maleakhi 1, dengan perikop: “TUHAN mengasihi Israel
Maleakhi 1:2-3
(1:2) "Aku mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub, (1:3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun."
 
Sesungguhnya, TUHAN Allah mengasihi Israel. Kasih TUHAN itu disampaikan dengan jelas oleh nabi Maleakhi.
Akan tetapi, terhadap kasih TUHAN itu, Israel ragu dan tidak yakin, sehingga dalam keadaan ragu dan tidak yakin, Israel berkata:  Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?
Namun sekalipun demikian; kasih TUHAN tidak pudar, kasih TUHAN tidak berkesudahan, sebab kasih TUHAN besar dan istimewa terhadap Israel. Mereka adalah umat pilihan TUHAN, itu sebabnya mereka mempunyai tepat secara khusus di hati TUHAN.
 
Jadi, kasih TUHAN istimewa bagi Israel dan kehidupan kita mempunyai tempat secara khusus di hati TUHAN.
 
Hal itu juga dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, dalam Roma 11.
Roma 11:28-29
(11:28) Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. (11:29) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
 
Mengenai Injil, Israel adalah seteru Allah. Namun hal itu terjadi, karena TUHAN juga memperhatikan bangsa kafir. Oleh karena kekerasan hati bangsa Israel, akhirnya Firman itu dibawa sampai kepada bangsa kafir, yang bukan Israel.
Akan tetapi, mengenai pilihan TUHAN, Israel adalah kekasih Allah; oleh karena nenek moyang mereka, itulah Abraham, Ishak, Yakub menurunkan 12 (dua belas) keturunan yang menjadi cikal bakal dari nenek moyang bangsa Israel.

Intinya: Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya terhadap umat Israel.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan Roma 11, dengan perikop: “Sisa Israel
Roma 11:1-4
(11:1) Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. (11:2) Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: (11:3) "Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." (11:4) Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? "Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal."
 
Allah tidak mungkin menolak umat pilihan-Nya.
Sekalipun Elia mengadukan Israel dan kejahatan-kejahatan yang diperbuat oleh Israel, antara lain:
1.      membunuh nabi-nabi TUHAN,
2.      meruntuhkan mezbah-mezbah TUHAN, sehingga tidak lagi datang beribadah kepada TUHAN, kecuali kepada Baal.

Akan tetapi TUHAN menjawab Elia: Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal.
Artinya jelas sekali: Seperti apapun model keberadaan dari umat pilihan, TUHAN tetap akui pilihan-Nya terhadap Israel. TUHAN tidak pernah menyesali panggilan dan kasih karunia-Nya yang ditujukan kepada umat Israel.
 
Oleh karena keberadaan dari 7000 (tujuh ribu) yang tersisa ini, maka TUHAN tidak pernah menyesal terhadap panggilan dan kasih karunia-Nya yang ditujukan kepada Israel.
Kitalah yang tersisa, yang tertinggal di dalam rumah TUHAN ini, berada di atas gunung Sion, rumah Allah Yakub, sehingga dengan demikian, TUHAN tidak pernah menyesali atas panggilan dan pilihan-Nya kepada saya dan saudara, karena masih ada yang tersisa, kita mau tertinggal di atas gunung Sion.
Mungkin kita belum sempurna, masih ditandai dengan banyaknya kelemahan, masih banyak ditandai dengan cacat cela di sana dan di sini, tetapi manakala kita ada tinggal di atas gunung Sion, kitalah yang tersisa bagaikan 7000 (tujuh ribu) nabi; maka atas panggilan dan pilihan TUHAN, TUHAN tidak pernah menyesali kita.
Bersyukurlah, kita dipilih karena kasih karunia TUHAN
 
Roma 11:5-6
(11:5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (11:6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
 
Singkat kata: 7000 (tujuh ribu) orang nabi adalah suatu sisa menurut pilihan kasih karunia.
Itu sebabnya di atas tadi dikatakan: Selama kita masih tinggal di atas gunung Sion, maka panggilan dan pilihan TUHAN atas kita tidak pernah disesali oleh TUHAN. Sekalipun masih ditandai dengan kelemahan, ditandai dengan cacat cela di sana sini, namun TUHAN tidak menyesalin panggilan dan pilihan-Nya terhadap kita.
Yang beribadah, biarlah tetap beribadah. Yang melayani, biarlah itu dipertahankan; bawalah piala berisi anggur, itulah darah salib, untuk melayani Raja di atas segala raja.
 
Jadi, TUHAN tidak pernah menyesali panggilan dan pilihan-Nya terhadap umat Israel. Sebagaimana dengan kedua anak Ribka; sesungguhnya Esau adalah kakak Yakub, namun kenyataannya, TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
 
Roma 9:13-14
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." (9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
 
Alkitab berkata: TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Sudah ditandai dengan kelemahan, tetapi TUHAN tidak pernah menyesali panggilan dan pilihannya terhadap umat Israel, apa yang hendak kita katakan? Apakah kita akan berkata: Allah itu tidak adil? Mustahil! Sebab Allah itu adil.

Roma 9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
 
Kemurahan hati TUHAN sekali-kali bukan tergantung kepada kehendak orang, bukan tergantung kepada hasil usaha seseorang, tetapi TUHAN berkemurahan kepada siapa Ia mau menaruh belas kasihan. Ia berkemurahan kepada siapa Ia mau berkemurahan; Ia menaruh belas kasih kepada siapa Ia mau menaruh belas kasih.
Jadi, semata-mata bukan karena kehendak manusia; belas kasih TUHAN bukan karena kehendak manusia, panggilan dan pilihan TUHAN terhadap umat Israel bukan karena kehendak mereka, tetapi karena belas kasih TUHAN, karena masih ada yang tersisa. Siapa yang tersisa? Itulah 7000 (tujuh ribu) nabi; mereka murni, tidak pernah menyembah Baal.
 
Roma 9:12
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
 
Kepada Ribka, TUHAN berkata: Anak yang tua (Esau) akan menjadi hamba anak yang muda (Yakub).
Inilah alasan kuat sehingga TUHAN mengasihi Yakub.
 
Yakub berganti nama menjadi Israel. Kalau Yakub tidak berganti nama, maka bangsa kafir tidak mendapat kemurahan. Dan kita semua adalah Israel secara rohani, walaupun bukan bernama Yakub.
 
Kejadian 25:23
(25:23) Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
 
Firman TUHAN kepada Ribka: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, yakni:
-          Suku bangsa yang satu (Yakub) akan lebih kuat dari yang lain (Esau).
-          Anak yang tua (Esau) akan menjadi hamba kepada anak yang muda (Yakub).
 
Jadi, Kejadian 25:23 = Roma 9:12. Inilah yang menjadi cikal bakal sehingga benar-benar TUHAN mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
 
Kejadian 25:24-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
 
Ribka memang mengandung anak kembar (dua anak laki-laki) dan melahirkannya.
 
Anak yang pertama adalah ESAU.
Tanda lahirnya: Warnanya merah, lalu seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu.
Dari tanda lahirnya ini, Esau benar-benar adalah anak sulung. Secara lahiriah, kita datang menghadap Allah, tetapi hidup rohani juga harus kita persembahkan kepada TUHAN.
Jangan kita hanya datang dalam tanda lahiriah, jangan kita datang beribadah dengan menjalankan ibadah Taurat. Secara lahiriah kita memang harus datang kepada TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi manusia batin, manusia dalam, manusia rohani harus turut dipersebahkan di atas mezbahnya TUHAN Yesus.
 
Anak yang kedua adalah YAKUB.
Tanda lahirnya: Seluruh tubuhnya klimis -- dengan lain kata; tidak membawa apa-apa --, namun yang menjadi kelebihan Yakub adalah Yakub memegang tumit Esau. Itulah sebabnya anak kedua dinamai Yakub.
Itu berarti: Namanya sesuai dengan perbuatannya atau tabiatnya. Sebab tangan → Tabiat atau perbuatan hidup.

Biarlah kiranya kita tetap memegang tumit Yesus; 2000 (dua ribu) tahun yang lalu, Yesus meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya. Jadi, tumit yang berkemenangan memberi kemenangan kepada kita sekaliannya; itulah yang menjadikan kita sebagai anak sulung.
Mungkin kita lahir dengan tidak membawa apa-apa, tetapi ingat; kita juga kembali kepada TUHAN dengan tidak membawa apa-apa. Tetapi yang terpenting adalah kita memegang tumit Yesus yang memberi kemenangan demi kemenangan kepada kita senantiasa.
Jangan lepas tangan di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan, tetapi pegang tumit Yesus supaya kita berkemenangan.
 
1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
 
Ibadah kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar.
Kalau tidak disertai rasa cukup, ya tidak ada keuntungannya. Biar sudah banyak uang, namun jika tidak ada rasa cukup, maka tidak ada keuntungannya. Orang kaya yang tidak memiliki rasa cukup, sekalipun dia datang beribadah, namun ibadah itu bukan suatu keuntungan bagi dia.
 
Kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar; entah kembali ke sorga atau ditempatkan di neraka, kita tetap tidak membawa apa-apa.
 
Jadi, yang terpenting; asal ada makanan dan pakaian, itu lebih dari cukup. Dan itu sudah mencukupkan saya dan saudara.
Berbeda dengan orang yang sudah memiliki harta, kekayaan, uang banyak, ada tabungan, tetapi ibadah tidak disertai rasa cukup, pasti merasa kekurangan terus; itu sebabnya, orang semacam ini tidak peduli dengan ibadah.
 
Kembali saya sampaikan: Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Makanan dan pakaian → Korban sehari-hari.
 
Tentang: Makanan = Korban Santapan → Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, berarti; tidak ditambahkan, tidak dikurangkan.
Ditambahkan, artinya: Menyampaikan satu atau dua ayat Firman ditambah cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia, ditambah lagi guyon-guyon supaya menarik.
Dikurangkan, artinya: Pengajaran Salib diganti dengan 2 (dua) hal:
1.      Diganti dengan tanda-tanda heran, maksudnya; di tengah ibadah sibuk hanya dengan mujizat-mujizat, tetapi salib terabaikan / tersisihkan (diinjak-injak).
2.      Diganti dengan teori kemakmuran, berbicara soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan.
Tetapi kalau itu diterapkan di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan, sebuah peribadatan, itu yang disebut ibadah fasik, ibadah kesombongan. Harta tanpa TUHAN, maka seseorang menjadi sombong, fasik.

Tentang: Pakaian = Korban sembelihan → Ibadah yang disertai dengan korban, disebut juga dengan ibadah kasih, bukan ibadah fasik.
Pakaian → kasih. Kasih itu menutupi banyak sekali dosa. Begitu Hawa dan Adam jatuh dalam dosa, mereka telanjang. Rupanya, Adam dan Hawa berupaya untuk menutupi ketelanjangan dengan memakai cawat dari daun pohon ara. Tetapi ingat; cepat lambat, daun pohon ara akan kering dan lama-lama akan rapuh, sehingga kembalilah terlihat kentelajangan. Oleh karenanya, Allah menyembelih seekor binatang dan dikuliti; dan kulit itulah dijadikan sebagai pakaian untuk menutupi ketelanjangan dari pada Adam dan Hawa. Itulah pakaian kasih.
Ibadah yang disertai korban, itulah ibadah kasih, menutupi banyak sekali banyak sekali dosa.
 
Maka, ibadah itu kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar; oleh sebab itu, asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Yang terpenting adalah korban sehari-hari, itulah korban santapan dan korban sembelihan (ibadah kasih).
 
Perlu untuk diketahui: Kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Persis seperti Yakub; tanda lahirnya "klimis", tetapi yang terpenting adalah tangannya memegang tumit Esau.
Lahir tidak membawa apa, tetapi kembali kepada Sang Khalik tidak membawa apa-apa, persis seperti Yakub yang lahir dengan klimis, tetapi yang terpenting adalah tangan selalu memegang tumit TUHAN Yesus, yang memberi kemenangan bagi kita.
Berbahagialah umat pilihan TUHAN; saya dan saudara dipilih oleh TUHAN karena kasih karunia TUHAN, dan TUHAN tidak menyesal terhadap kasih karunia-Nya. Asal kita tetap menjadi suatu kehidupan yang tersisa bagaikan 7000 (tujuh ribu) nabi yang disembunyikan, yang ada di gunung Sion, maka TUHAN tidak akan menyesal menjadikan kita sebagai umat pilihan TUHAN.
 
1 Timotius 6:17
(6:17) Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
 
Jangan kita menjadi tinggi hati alias sombong. Hidup bergelimangan harta tetapi tanpa TUHAN, pasti kehidupan semacam ini tinggi hati alias sombong.
Oleh sebab itu, jangan kita berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, yakni sesuatu yang tidak memberi jaminan keselamatan kekal, itulah harta, kekayaan, dan uang yang banyak.
Akan tetapi, marilah kita berharap kepada Allah, sebab dalam kekayaan-Nya nanti Dia memberikan segala sesuatu untuk dinikmati. Dia kaya, Dia limpah dalam kasih karunia, sehingga kita juga kaya dalam perbuatan kebajikan; itu perlu dinikmati. Berbuat baik itu harus dinikmati, sebab itu adalah harta karena kekayaan kasih karunia TUHAN.

Pendeknya: Seseorang bisa saja tinggi hati alias sombong bila berharap (bergantung) kepada harta, kekayaan, uang yang banyak, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, jangan berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, sesuatu yang tidak memberi jaminan keselamatan kekal, tetapi berharaplah kepada kekayaan kasih karunia TUHAN, sehingga kita kaya dalam berbagai kebajikan dan kaya dalam berbuat baik; dan itu harus dinikmati, sehingga dengan demikian; kita mengumpulkan harta di sorga.
 
Itulah garis besar tentang “tanda lahir” antara Esau dan Yakub.
 
Sekarang, kita akan melihat: SAAT KEDUANYA TUMBUH BESAR.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
 
Saat keduanya tumbuh besar, terlihatlah dengan jelas:
ESAU menjadi seorang yang pandai berburu daging. Maka tentu saja, hari-harinya dihabiskan dengan sibuk hanya untuk berburu daging.

Kemudian, Esau adalah seorang yang suka tinggal di padang. Padang → dunia.
Dalam 1 Yohanes 2:15, Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Kalau seseorang mengasihi dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, maka sudah dapat dipastikan bahwa di dalam diri orang itu tidak ada kasih Allah.
Dalam 1 Yohanes 2:16, Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ialah keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup; dan ketiganya bukanlah berasal dari Bapa di sorga, melainkan berasal dari dunia. Sedangkan dalam 1 Yohanes 5:19, dunia ini berada di bawah kuasa si jahat.
Dalam 1 Yohanes 2:17, dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, itulah kehidupan Esau. Sebaliknya, orang yang melakukan kehendak Allah Bapa, seperti Yakub memegang tumit Esau, tetap hidup selama-lamanya.
 
Sedangkan YAKUB adalah seorang yang tenang.
Kata "tenang" bukan menunjuk kepada si pemalas yang tanpa aktivitas.
Akan tetapi, kata "tenang" di sini menunjuk puncak ibadah, yakni doa penyembahan.
Sebagaimana di dalam Wahyu 8:1, Sunyi senyaplah di sorga kira-kira setengah jam lamanya. Sunyi senyap → Suatu ketenangan, dengan tingkat ketenangan yang sangat tinggi, disertai dengan rasa damai yang sungguh heran; itu doa penyembahan.
 
Kalau sudah lama-lama jauh dari kebenaran Firman, maka lama-lama kita gerah mendengar Firman. Oleh sebab itu, tetap pegang tumit Yesus. Kalau kita jauh dari rumah TUHAN, lama-lama bosan mendengarkan Firman, bahkan bosan melihat yang menyampaikan Firman. Dan yang ditakutkan, bisa nanti mengelus-elus daging, lalu mempengaruhi daging yang lain. Tetapi saya berharap, janganlah itu ada terjadi di tempat ini.
 
Yakub itu bukan si pemalas. Setiap hari ia biasa menggembalakan kambing domba ayahnya, Ishak.
Jadi, kata “tenang” → Puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
 
Soal “tenang” ini, kita pelajari dalam Yesaya 30.
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
 
Dengan bertobat dan tinggal diam, kamu akan diselamatkan.
Berarti, kita diselamatkan oleh kasih Allah, yakni darah salib di Golgota.
Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada Mezbah Korban Bakaran → Pertobatan.
-          Mezbah adalah Salib.
-          Sedangkan korban yang dipersembahkan di atas mezbah adalah pribadi Yesus yang dikorbankan.
Jadi, jelas sekali; kita diselamatkan oleh kasih Allah, yakni darah salib Kristus.
 
Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu
Berarti, kekuatan kita untuk menghadapi segala pergumulan dan menghadapi segala pencobaan-pencobaan terletak pada doa penyembahan.
Tenang → Puncak ibadah, itulah Doa Penyembahan. Itu kekuatan kita untuk menghadapi segala pergumulan, menghadapi segala pencobaan-pencobaan yang terjadi di atas muka bumi ini. Kuda-kuda kita, kekuatan kita adalah lutut, itulah doa penyembahan.
 
Mari sejenak kita melihat Wahyu 8, dengan perikop: “Meterai yang ketujuh
Wahyu 8:1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
 
Sunyi senyap → Suatu ketenangan yang memberi rasa damai sejahtera yang sangat tinggi sekali, lewat doa penyembahan.
Siapa yang mengalaminya? Yang bisa merasakan hanyalah mereka yang hidup dalam doa penyembahan saja.
 
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 
Puncak ibadah adalah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat TUHAN menembusi takhta Allah.
Tugas Imam Besar adalah memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadapan Allah, menembusi takhta Allah; itu yang melarikan kita dari bumi, melepaskan kita dari kebinasaan kungkungan dosa.

Biarlah kiranya selama kita ada di bumi ini, kita beribadah kepada TUHAN, beribadah sampai kepada tingkat tertinggi, berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadapan Allah, menembusi takhta Allah. Itulah tugas dari Imam Besar; memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncaknya. Biarlah itu nyata dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
 
Tadi di sorga ada suatu penyembahan, sunyi senyaplah di sorga; suatu ketenangan yang sangat tinggi, disertai dengan rasa damai.
Tetapi di bumi, ada ledakan, ada kekacauan yang disertai dengan halilintar dan gempa bumi.
-          Halilintar = Keributan-keributan yang bisa membuat bising kedua telinga. Coba saja saudara perhatikan sekarang ini; dengan adanya keributan, membuat telinga ini bising setiap hari. Baik lewat media sosial Youtube, Facebook, maupun lewat media televisi, bising telinga karena keributan yang ada.
-          Gempa bumi = Goncangan-goncangan terjadi menggoncang segala perkara, baik menggoncang pemerintahan satu negara, menggoncang politik, ekonomi juga digoncang, sampai nikah-nikah juga digoncang. Goncangan itu sekarang dapat kita rasakan, dan kita sudah melihat secara kasat mata; jangan diabaikan, sebab itu adalah tanda zaman. Oleh sebab itu, marilah kita menghitung hari-hari ini.
 
Dengan demikian, terlihatlah dengan jelas 2 (dua) keadaan yang berbeda:
-          Di sorga ada suatu ketenangan yang sangat tinggi, juga memberi kedamaian yang dahsyat. Siapa yang mengalaminya? Yaitu mereka yang hidup dalam doa penyembahan.
-          Di bumi, suatu kali akan terjadi kekacauan, keributan-keributan, sehingga telinga menjadi bising, kemudian terjadi suatu gempa bumi yang menggoncang segala perkara, yaitu menggoncang pemerintahan, ekonomi, dan menggoncang nikah-nikah di dunia ini.

Jadi, apabila kita sudah berada pada puncak ibadah, yaitu doa penyembahan, maka kita akan mengalami suatu ketenangan yang sangat tinggi di tengah-tengah goncangan yang terjadi di bumi, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
Biarlah roh Yakub ini meliputi kehidupan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini; menjadi suatu kehidupan yang tenang.
 
Kita perhatikan Yesaya 33, dengan perikop: “TUHAN adalah penolong dan raja di Sion
Yesaya 33:1
(33:1) Celakalah engkau, hai perusak yang tidak dirusak sendiri, dan engkau, hai penggarong yang tidak digarong sendiri! Apabila engkau selesai merusak, engkau sendiri akan dirusak; apabila engkau habis menggarong, engkau sendiri akan digarong.
 
Pekerjaan dari antikris: Merusak dan menggarong.
-          Menggarong = Merampok, merampas, menjarah harta orang lain.
Ayat referensi: Daniel 8:11, Antikris merampas korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan; itulah pekerjaan antikris.
-          Merusak, berarti; yang baik, yang benar, yang suci, yang indah dirusak oleh antikris.
Ayat referensi: Daniel 8:12, Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. Itulah pekerjaan Setan Tri Tunggal; antikris, naga dan nabi-nabi palsu, yaitu merusak yang benar, yang baik dan yang suci dari Kerajaan Sorga.

Akan tetapi,
-          setelah merusak, ia sendiri dirusak,
-          setelah ia menggarong, ia sendiri digarong,
dengan lain kata; dibinasakan oleh hembusan nafas mulut Allah, dimusnahkan seperti binatang, karena mereka tidak berakal budi sama seperti binatang.
 
Jadi sudah sangat jelas: Kalau pencobaan memuncak, tepatnya saat antikris menjadi raja, maka penyembahan dan ibadah kita harus memuncak sampai doa penyembahan, karena antikris disebut penggarong dan perusak.
Siapa yang tahan menghadapi penggarong dan perusak?  Maka, mau tidak mau, ibadah kita harus sampai kepada doa penyembahan, supaya kita berada pada suatu tingkat ketenangan yang sangat tinggi, rasa damai yang begitu heran, di tengah-tengah dunia digoncang oleh antikris.
 
Jangan abaikan hal ini. Jangan takut bilaman tidak ada uang, tetapi takutlah kalau kita kehilangan kasih. Jangan terlalu pendek cara berpikir.
Kadang-kadang, sudah memiliki titel sarjana, baik itu S1, S2, S3, tetapi yang baik, yang mulia dari sorga justru diabaikan. Jadi, sedih sekali rasanya, apalagi hati TUHAN pasti pilu.
 
Yesaya 33:2
(33:2) TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!
 
Pada saat antikris menjadi raja atas dunia ini, itu adalah masa atau puncak kesesakan yang dahsyat
maka, mau tidak mau, kita harus berada pada tingkat ibadah tertinggi, puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
 
Sebagaimana dari pernyataan Yesaya ini:
-          Kasihanilah kami.
-          Kemudian, Yesaya berkata: Engkau kami nanti-nantikan!
-          Kemudian, lanjut lagi berkata: Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu. Setiap pagi, berarti; setiap berada pada hari yang baru.
-          Kemudian: Selamatkanlah kami di waktu kesesakan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja!
Siapa yang memohon hal ini kepada TUHAN? Itulah mereka yang berada pada puncak ibadah, yaitu doa penyembahan. Orang yang jauh dari TUHAN tidak butuh TUHAN, tidak mengerti tentang keberadaan suatu ibadah.
 
Yesaya 33:3
(33:3) Waktu mendengar suara gemuruh ketika Engkau bangkit, larilah bangsa-bangsa dan berceraiberailah suku-suku bangsa.
 
Pada akhirnya, TUHAN bangkit dan tampil sebagai Pembela = Digarong setelah menggarong, dirusak setelah merusak. Ayat referensi: 2 Tesalonika 2:9-10, Daniel 11:27.
 
Yesaya 33:5-6
(33:5) TUHAN tinggi luhur, sebab Ia tinggal di tempat tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. (33:6) Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.
 
Sion adalah puncak kekudusan, puncak rohani. Wujudnya adalah doa penyembahan, yang memberi ketenangan dan keamanan pada saat antikris menjadi raja.
 
-      Kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat. Oleh sebab itu, mereka yang berada pada puncak ibadah, sudah pasti memiliki kekayaan dan hikmat. Hikmat pengertian akal budi kebijaksanaan menjadi bagian kita, tentu saja kalau kita mau menghargai pembukaan rahasia Firman Allah. Jadi setiap kali kita Firman TUHAN disampaikan, biarlah itu kita hargai, sehingga kita mempunyai pengertian, mempunyai akal budi, mempunyai hikmat dan bijaksana, itulah kekayaan kita.
-      Takut akan TUHAN merupakan harta benda Sion. Takut akan TUHAN, berarti benci kejahatan, antara lain; pertama-tama benci kepada kecongkakan, keangkuhan, benci kepada dusta dan penipuan.
Jangan kita menjadi bodoh, tetapi biarlah kita menjadi orang yang berhikmat, sebab hikmat itu adalah kekayaan yang menyelamatkan. Sedangkan takut akan TUHAN adalah harta benda Sion.
 
Demikianlah kehidupan Yakub, seorang yang tenang. Tenang → Puncak ibadah, itulah doa penyembahan, itulah yang menyelamatkan kita semua, itu adalah kekuatan kita. Kekuatan kita untuk menghadapi masa kesesakan, puncak pencobaan, bukan dengan harta, kekayaan, tetapi dengan doa penyembahan; itu adalah masa keamanan yang akan kita terima nanti, bilamana antikris menjadi raja.
 
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
 
Yakub tidak hanya tenang, juga Yakub adalah seorang yang suka tinggal di kemah.
Kemah, berarti; rumah TUHAN, itulah kehidupan manusia (saya dan saudara).
 
1 Korintus 3:16
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
 
Hidup manusia adalah Bait Allah, berarti; tempat Roh Allah berdiam.
Oleh sebab itu, jangan menjadi hamba atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, tetapi jadikanlah hidup kita ini sebagai rumah TUHAN, tempat Roh Allah berdiam, dengan lain kata; tempat Roh Allah beraktivitas.
 
Kita ada di dalam rumah TUHAN dan kita ada di dalam kegiatan Roh Allah, yaitu beribadah dan melayani.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita tinggal di dalam kemah, rumah TUHAN, sebagai tempat Roh Allah berdiam, sebagai tempat aktivitas dari Roh Allah.
 
-          6 (enam) hari kita beraktivitas untuk diri sendiri.
-          1 (satu) hari, itulah hari ketujuh, hari perhentian bagi TUHAN.
Ingat itu, jangan lupa; kuduskan hari Sabat.
 
1 Korintus 3:17
(3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
 
Jika ada orang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Singkat kata: Bait Allah tidak boleh dibinasakan, sebab Bait Allah itu kudus.
Hal ini harus kita ingat dan sadari; Jangan membinasakan Bait Allah, sebab Bait Allah itu kudus.
 
Mari kita melihat: Orang yang membinasakan Bait Allah.
Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Antikris membuka mulutnya untuk:
-      Menghujat Allah, yaitu Bapa.
-      Menghujat nama-Nya, yaitu Yesus, Anak Allah.
-      Menghujat kemah kediaman Allah, tempat Roh Allah berdiam.

Singkat kata: Rumah TUHAN dirusak oleh antikris. Sebab di sini kita melihat: Binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah membuka mulutnya untuk menghujat kemah kediaman Allah, dengan lain kata; kemah kediaman Allah dirusak, karena pekerjaan dari antikris ini adalah menghujat Allah Tri Tunggal.
Dengan menghujat kemah kediaman Allah, tempat Roh Allah berdiam, maka rumah TUHAN sudah dirusak oleh antikris.
 
PROSES TERJADINYA RUMAH TUHAN DIRUSAK:
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Binatang pertama yang keluar dari dalam laut → Antikris.
Lalu binatang itu:
-      Bertanduk 10 (sepuluh), di atas tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota. Sebetulnya, ini adalah akal-akalan Setan; seolah-olah tampil sebagai pemenang, padahal sebetulnya itu adalah akal-akalan.
-      Berkepala 7 (tujuh), dan pada kepala-kepalanya tertulis nama-nama hujat. Itu sebabnya, binatang ini berani membuka mulut untuk menghujat Bapa di sorga, menghujat Yesus Anak Allah, sampai akhirnya menghujat Roh Allah, itulah kemah kediaman-Nya, bahkan aktivitas dari Roh Allah itu sendiri dirusak.
 
Kalau pada kepala-kepalanya tertulis nama-nama hujat, berarti, pikiran mereka tidak tertuju kepada Allah dan tidak melekat kepada Allah, berarti; dalam hati pikiran mereka …
-      sama sekali tidak ada nama Allah,
-      sama sekali tidak ada nama Yesus Anak Allah,
-      tidak ada pikiran untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN (melakukan aktivitas Roh) di dalam rumah TUHAN,
sebab yang tertulis pada kepala mereka hanyalah nama-nama hujat.
Berbeda dengan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan Anak Domba; di kepala mereka tertulis nama Bapa, nama Anak, dan kemah kediaman-Nya tertulis di dahi mereka.
Tetapi sebaliknya, pada 7 (tujuh) kepala binatang-binatang itu tertulis nama-nama hujat untuk menghujat Allah Bapa, menghujat Yesus Anak Allah, dan menghujat kemah aktivitas dari Roh Allah. Jadi, sama sekali di dalam hati pikiran mereka tidak ada TUHAN; tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai ibadah pelayanan, tidak menghargai kegiatan Roh dalam rumah TUHAN = Rumah TUHAN dirusak oleh antikris.
 
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Antikris adalah kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang:
1.      Macam tutul → Antikris mempunyai kecepatan yang sangat tinggi. Jadi, kita tidak boleh menunda-nunda, bermasa bodoh dan berlambat-lambat untuk mengerjakan apa yang TUHAN percayakan.
2.      Beruang. Ini berbicara soal kaki yang dapat mencengkram dan merobohkan. Oleh sebab itu, jangan ada orang menganggap dirinya teguh berdiri, karena dia akan berhadapan dengan cakar beruang; kalau dia mencengkram, maka tidak akan dilepaskan, dia akan merobohkan dengan kekuatan cengkramannya. Jangan ada orang yang menyangka dirinya dapat teguh berdiri, supaya dia jangan jatuh dalam pencobaan, di mana puncak pencobaan (puncak kesesakan) adalah pada saat antikris menjadi raja berkuasa selama 7 (tujuh) tahun, memuncak pada pertengahan 7 (tujuh) tahun, itulah 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi.
3.      Singa. Singa mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya. Jangan lagi kita ditandai dengan kelemahan, jangan lagi ditandai dengan banyaknya kekurangan, jangan lagi ditandai dengan cacat cela di sana-sini, sebab akan berhadapan dengan antikris yang digambarkan seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya, sesuai dengan 1 Petrus 5:8.
 
Mengapa antikris memiliki kecepatan seperti macam tutul, kekuatan seperti bobot cengkraman dari kaki beruang, kehebatan seperti singa? Karena ternyata, naga itu memberikan kepada antikris, antara lain; kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
 
Satu dari ketujuh kepala binatang itu terluka parah, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu pada akhirnya sembuh. Berarti, mujizat kesembuhan terjadi.
Kalau ibadah sibuk hanya mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi ajaran salib diabaikan, ini adalah awal dari malapetaka.
 
Saya tidak anti mujizat kesembuhan, tidak anti kegerakan rohani semacam ini, saya suka kegerakan rohani semacam ini, tetapi jangan jangan kita datang beribadah melayani TUHAN hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, sampai pada akhirnya mengesampingkan pengajaran salib.
Biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, tetapi bila salib diabaikan, maka itu semua tidak ada artinya.
 
Lihatlah apa yang diperbuat oleh antikris ini; mereka hanya mencari sensasi. Mereka sibuk mengadakan demonstrasi, yaitu lewat mujizat kesembuhan, untuk menarik, untuk menyedot perhatian dari dunia ini. Ketika perhatian dunia sudah tersedot, maka dunia datang berduyun-duyun, berada di tengah ibadah itu, dan menjadi pengikut di tengah ibadah itu, sampai akhirnya menjadi pengikut dari antikris itu. Ini adalah awal, sehingga akhirnya mereka menghujat kemah kediaman Allah.
 
Menghujat Allah dan menghujat Anak-Nya masih diampuni, tetapi ingat; ini adalah 2000 (dua ribu) tahun terakhir, ini adalah zaman Allah Roh Kudus, ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengerjakan keselamatan. Janganlah kesempatan kegiatan Roh ini diabaikan, jangan sampai masa kegiatan Roh ini diabaikan; kalau itu diabaikan, maka tidak ada lagi pengampunan.
 
Tetapi oleh pembukaan Firman yang kita terima, kita mempunyai pengertian, sehingga pengertian itu menjadikan kita sebagai suatu kehidupan yang berakal budi, bijaksana dan berhikmat.
-      Oleh hikmat, kita bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat, sehingga kita selalu berada di jalan suci.  
-      Oleh hikmat, kita bisa mengalahkan musuh.
-      Oleh hikmat, itulah kekayaan.
-      Oleh hikmat, kita diselamatkan, itulah kemuliaan.
Jadi, jangan sibuk dengan kegiatan rohani, yakni sibuk dengan mengadakan mujizat kesembuhan, sementara pengajaran salib diabaikan. Ini adalah awal kebodohan.

Kemudian akhirnya, pengikut-pengikut antikris itu jatuhlah kepada penyembahan Setan (naga) dan menyembah kepada antikris.
Tidak hanya menjadi pengikut antikris, tetapi lebih tolol dan bodoh lagi, di mana mereka menjadi penyembah kepada antikris dan penyembah kepada Setan (naga). Maka, jangan kita bodoh, jangan tolol.
 
Mujizat boleh terjadi, tetapi kita datang kepada TUHAN untuk mencari pengajaran salib. Saya bukan anti mujizat kesembuhan, saya suka, tetapi kita datang beribadah untuk mencari pengajaran salib, itulah jalan kebenaran sampai kepada hidup kekal, itu adalah jembatan dari bumi ke sorga, itu adalah tangga dari bumi ke sorga.
Mujizat boleh terjadi, yang sakit menjadi sembuh boleh terjadi, pengusiran Setan boleh terjadi, tetapi itu bukan tangga untuk menuju Kerajaan Sorga.
Jembatan atau tangga kita untuk menuju Kerajaan Sorga adalah salib di Golgota, darah salib Calvari, tidak ada yang lain. Yesus sendiri sudah memproklamirkannya kepada murid-murid dalam Yohanes 14:6, Akulah jalan kebenaran dan hidup sampai kepada kekekalan. Yesus Kristus adalah proklamator sejati yang memberi kemerdekaan sejati.
 
Jadi, akhirnya, pengikut antikris menjadi penyembah naga dan menyembah antikris. Lihatlah puncak ibadah dari Setan adalah menyembah kepada perkara lahiriah.
Sesuai dengan Injil Matius 4:8-10, Ular itu membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi; dari situlah diperlihatkanlah kerajaan dunia dan keindahan-keindahannya, dari situlah diperlihatkan kerajaan dunia dengan segala kemegahan-kemegahannya, itulah keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Itulah puncak ibadah Setan; perkara lahiriah saja, kerajaan dunia dan kemegahannya, itulah yang disembah.
Jangan kita bodoh. Jangan turuti perasaan manusia daging, sebab itu yang membuat kita kacau balau dan tidak tenang. Dan itu sudah dapat kita lihat dan rasakan hari ini, di mana Setan datang untuk mengacaukan dunia ini.
 
Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
 
Akhirnya, lihatlah: Mulut binatang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, adalah mulut yang penuh dengan kesombongan; ia menghujat Allah, menghujat Yesus Anak Allah, sampai menghujat kemah kediaman-Nya, dengan lain kata; rumah TUHAN, tempat Roh Allah beraktivitas dirusak oleh antikris.
Sesuai dengan 1 Korintus 3:17, Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia = Dirusak sesudah merusak, digarong sesudah menggarong. Itulah antikris.
 
Jadi, kalau dahulu kita keliru, goyah oleh pengaruh yang tidak suci dan tidak baik; ayo, biarlah sekarang …
-      Hikmatlah yang menjadi kekayaan kita, hikmatlah yang menjadi kemuliaan kita, hikmat yang menyelamatkan kita.
-      Takut akan TUHAN, benci kejahatan, itu harta kekayaan, harta benda dari pada gunung Sion.
Jangan berani tinggalkan TUHAN, apalagi berbuat dosa. Jangan binasakan Bait Allah, jangan nekat, supaya engkau jangan dibinasakan.
 
Saya tidak mengerti, entah bagaimana lagi TUHAN harus bicara, sementara TUHAN mau datang, tetapi kita masih mengeraskan hati. Siapa yang benar; Esau atau Yakub?
-      Yang ibadahnya hanya lahiriah, itulah Esau.
-      Tetapi lihatlah Yakub; klimis, tidak mempunyai apa-apa, namun tangannya memegang tumit.
Pilih mana; manusia daging yang hidup secara manusiawi, atau hidup manusia rohani yang ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan karena dia senantiasa memegang tumit Esau, memegang tumit Yesus? Walaupun tidak punya apa-apa, tetapi TUHAN tolong dia, TUHAN beri keselamatan kepada dia.
 
Ingatlah 1 Korintus 3:17, jangan lupa: Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia = Dirusak sesudah merusak, digarong sesudah menggarong, oleh nafas mulut Allah dan dimusnahkan seperti binatang karena tidak berakal budi. Jangan bodoh, supaya jangan dibinasakan.
Oleh sebab itu, mau tidak mau, kita harus memiliki roh Yakub, yakni; selain tenang, tetapi juga suka tinggal di kemah, rumah TUHAN, tempat Roh Allah berdiam. Tempat aktivitas dari Roh Allah adalah rumah TUHAN.
Jadikanlah hidup ini rumah TUHAN, seperti Yakub yang memegang tumit Esau; bekerja di dalam rumah TUHAN, ada di dalam kegiatan rumah TUHAN. Jangan lepas tangan, tetapi miliki roh Yakub yang suka tinggal di kemah.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Bait Allah jangan dibinasakan, jangan dirusak. Bijaksanalah. Jangan seperti antikris yang ditangkap untuk dimusnahkan, karena sama seperti binatang yang tidak berakal budi.
Jadi:
-      Hikmat, akal budi, kebijsakanaan adalah kekayaan gunung Sion.
-      Kemudian, takut akan TUHAN adalah harta benda gunung Sion.  
Demikianlah kehidupan yang hidup dalam doa penyembahan;
-      Dia mempunyai kekayaan, itulah hikmat.
-      Dia mempunyai harta, itulah takut akan TUHAN.
Jangan dirusak!
 
Kejadian 28:16-19
(28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." (28:17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." (28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. (28:19) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
 
Betel, artinya; Bait Allah atau rumah TUHAN. Dan rumah TUHAN itu sangat dahsyat.
Kita semua memiliki nama masing-masing, tetapi biarlah kita disebut sebagai "Betel", rumah TUHAN, berarti; menjadi suatu kehidupan yang dahsyat.
 
Kita harus belajar: DI MANA LETAKNYA SEHINGGA DISEBUT RUMAH TUHAN ITU DAHSYAT?
Kejadian 28:10-14
(28:10) Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. (28:11) Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. (28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. (28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. (28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
 
Di Betel, ada didirikan sebuah tangga, yang ujungnya sampai ke langit.
Tangga → Salib Kristus. Pendeknya: Salib Kristus adalah tangga untuk menuju Kerajaan Sorga, takhta Allah.
Ujung dari tangga itu membawa kita sampai ke langit. Jadi, muara dari salib di Golgota adalah Kerajaan Sorga.

Jadi, salib di Golgota adalah tangga dari bumi sampai ke sorga, tidak ada lagi tangga yang lain. Jangan berharap kepada sesuatu yang tidak tentu, yang tidak menjamin keselamatan, itulah harta kekayaan; jangan engkau sombong. Itu bukan tangga ke sorga.  
Di luar Betel, tidak ada tangga yang didirikan, yang ujungnya sampai ke langit. Tangga itu didirikan di Betel, bukan di tempat engkau bekerja, bukan di tempat bisnismu. Tangga didirikan di Betel; jangan bodoh.
 
Saya tidak mengerti, setelah mendapat pengertian yang luar biasa ini, tetapi kalau masih bertahan dengan kebodohan, saya tidak mengerti. Entah bagaimana lagi cara TUHAN menolongmu supaya engkau mau berubah, mengalah dan taat kepada Firman untuk dengar-dengaran kepada Dia.
Mengapa engkau bisa taat kepada pimpinan, tetapi tidak kepada TUHAN di atas pimpinan, mengapa? Ada apa sebetulnya? Apakah engkau ketakutan tidak makan, takut tidak minum, takut tidak bisa cicil rumahmu, takut tidak bisa bayar kontrak rumahmu? Ada apa sebetulnya?
 
Tangga itu didirikan di Betel, bukan di mana-mana. Ujung (muara) dari salib di Golgota adalah langit, Kerajaan Sorga. Jadi, jangan pernah engkau lari dari kenyataan hidup; menghindar karena banyaknya korban-korban di tengah ibadah pelayanan ini. Ingat: Ujung salib di Golgota itu adalah keselamatan kekal. Itulah muara dari salib di Golgota yang ujungnya membawa kita sampai kepada Kerajaan Sorga.
Tidak mungkin seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga tanpa membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah.
 
Sejenak kita memperhatikan Lukas 9, dengan perikop: “Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia
Lukas 9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
 
Yesus mati di atas kayu salib, tetapi Ia dibangkitkan pada hari yang ketiga.
 
Syarat untuk mengikut TUHAN: Menyangkal diri, memikul salibnya. Jadi, syarat untuk mengikut Kristus bukan karena kepandaian dan kecakapan seseorang, tetapi syarat mutlak adalah sangkal dirinya dan pikul salibnya setiap hari.
Berarti, sangkal diri dan pikul salib bukan hanya dilakukan saat waktu tertentu saja; saat beribadah terlihat baik dan benar, tetapi di luar ibadah penuh dengan dusta penipuan, jangan, tetapi sangkal diri dan pikul salib setiap hari.
 
Jangan nanti sampai di rumah; seisi di rumah kongkalikong berdusta, kongkalikong malas, kongkalikong penuh dengan penipuan, kongkalikong dengan daging-daging, jangan. Di dalam satu rumah harus ada yang ibadahnya memuncak sampai kepada penyembahan, maka …
-      kehidupan yang semacam ini, dia pasti berhikmat, itulah kekayaan.
-      kehidupan yang semacam ini, dia pasti takut akan TUHAN, itulah hartanya.
Oleh sebab itu, ingat: Sangkal diri dan pikul salib dilakukan setiap hari, bukan pada hari tertentu.
 
Ciri-ciri sangkal diri pikul salib setiap hari:
-      Rela menderita untuk sebuah kebenaran atau kebajikan.
-      Siap ditolak oleh manusia.
Ini yang sulit: Mungkin satu kali waktu, karena ada maunya, maka seseorang bisa saja rela menderita, tetapi belum tentu ia siap untuk ditolak oleh manusia.
Satu kali ada yang datang kepada saya dan berkata: Om, saya harus “begini dan begitu”. Kalau tidak, nanti saya tidak bekerja. Saya tidak berkata: “ya” atau “tidak”, tetapi imanilah apa yang engkau dengar. Tetapi dia takut untuk ditolak oleh manusia.
 
Inilah ciri-ciri sangkal diri pikul salib: Selain rela menderita aniaya, juga siap ditolak.
Kalau hari ini tidak siap ditolak, saya kuatir; mampukah kita menghadapi pedang yang menggorok leher? Kalau suasana semacam ini saja tidak sanggup, lalu bagaimana nanti ketika menghadapi pedang yang berkilat-kilat itu, bagaimana ketika menghadapi leher yang hendak digorok?

Lebih baik ditolak oleh manusia asal diterima oleh TUHAN, dari pada kita diterima manusia di berbagai tempat, di berbagai-bagai kegiatan, tetapi ditolak TUHAN, untuk apa? Ingat rumus ini: Lebih baik ditolak manusia asal diterima oleh TUHAN, dari pada sebuah instansi menerimamu, sebuah perkara menerimamu, manusia menerimamu, tetapi jika engkau ditolak oleh TUHAN, untuk apa?
Camkanlah apa yang sudah kita terima malam hari ini. Camkanlah sebelum menyesal.
 
Kalau kita perhatikan roh antikris dalam 1 Yohanes 4:1-3, di situ terlihat jelas perbedaan antara Roh dari Allah dan roh antikris.
Kemudian pada 1 Yohanes 4:4-6, Menyangkal dan memikul salib di tengah ibadah, itu adalah Roh Allah. Sedangkan ibadah tanpa salib, karena sibuk mengadakan mujizat kesembuhan dan pengusiran Setan, itu adalah roh yang berasal dari dunia. Itu sebabnya, pada 1 Yohanes 4:5 dikatakan: Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka, dunia menerima mereka. Itulah roh nabi palsu dan antikris. Tetapi TUHAN menolak mereka.
Untuk apa sepertinya terpelihara oleh berkat-berkat yang ada, sepertinya terpelihara oleh uang yang ada, sepertinya diterima oleh manusia, tetapi ditolak oleh TUHAN, untuk apa? Dalam segala pergumulan, biarlah itu kita tanggung sendiri demi segala kebenaran dan kebajikan, dan kalau pun ditolak, terima saja.
 
Kembali saya sampaikan: Syarat mutlak mengikut TUHAN adalah sangkal diri dan pikul salib. Ciri-cirinya adalah menderita demi sebuah kebajikan dan siap untuk ditolak. Ini adalah sebuah pergumulan.
Jadi, sangkal diri dan pikul salib adalah sebuah pergumulan. Apakah kita sanggup dalam menghadapi pergumulan semacam ini? Atau justru mundur oleh karena pergumulan semacam ini? Tetapi lihatlah satu pribadi yang suka tinggal di kemah, itulah Yakub.
 
Kita kembali memperhatikan Kejadian 32, dengan perikop: “Pergumulan Yakub dengan Allah
Kejadian 32:22-24
(32:22) Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. (32:23) Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. (32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
 
Yakub bergulat dengan seorang laki-laki dari sepanjang malam sampai fajar menyingsing. Semalam-malaman dia bergulat dan pergulatan (pergumulan) itu sampai fajar menyingsing, berarti; Yakub tidak menyerah sampai dia mendapatkan hari yang baru (fajar menyingsing).
Seberapa banyak di antara kita yang menyerah karena begitu hebat pergumulan-pergumulan kita. Tetapi Yakub tidak menyerah; dia bergumul semalam-malaman sampai fajar menyingsing.

Itulah kehidupan yang berada di Betel, karena di Betel-lah didirikan tangga yang ujungnya sampai ke langit. Sangkal diri, pikul salib, itu adalah jembatan kita untuk sampai ke sorga. Di dalam menyangkal diri, memikul salib, biarlah kita bergumul sampai fajar menyingsing. Tidak boleh ada kata menyerah.
Kok untuk yang lahiriah kita bisa mengikuti terus, tetapi kok untuk yang rohani, kita tidak bisa mengikuti? Kecil sekali kekuatanmu itu.
 
Kejadian 32:25-26
(32:25) Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. (32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
 
Yakub bergumul dengan pribadi Seorang Laki-Laki. Yesus Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga; Dialah Allah 100% (seratus persen), tetapi Yesus juga manusia secara 100% (seratus persen), itulah manusia Yesus; itulah yang dihadapi oleh Yakub.
Pergumulan menghadapi pribadi seperti ini, Yakub hadapi dari semalam-malaman sampai fajar menyingsing.

Jangan hanya daging 100% (seratus persen), tetapi kita juga harus mengerti yang rohani 100% (seratus persen) supaya kita dapat bergumul, bergulat sepanjang malam sampai fajar menyingsing. Masakan bergumul daging 100%, tetapi untuk yang rohani tidak? Untuk daging, untuk yang lahiriah, dia banyak sekali bergumul, tetapi untuk TUHAN dan untuk pekerjaan TUHAN tidak mau bergumul 100% (seratus persen), bahkan mudah sekali menyerah.
Belajarlah untuk mengerti isi hati TUHAN. Memang kita belum sempurna, masih banyak ditandai dengan kelemahan, tetapi paling tidak; belajar, belajar, belajar.

Karena Yakub tidak melepaskan laki-laki itu, akhirnya pangkal pahanya dipukul sampai terpelecok.
Kalau kita harus bergumul dalam menghadapi ujian, harus bergulat menghadapi cobaan, maka ingat; itu adalah cara TUHAN untuk mengadakan penyucian terhadap saya dan saudara. Itu adalah penyucian yang terdalam; dia menusuk amat dalam, memisahkan jiwa dan roh, sumsum dan sendi-sendi, sampai dapat membedakan pertimbangan dan hati pikiran kita masing-masing.
Kalau kita tetap bertahan dalam pergumulan, itulah menghadapi ujian, itulah menghadapi cobaan, semalam-malaman sampai fajar menyingsing, itu adalah adalah penyucian yang terdalam.
 
Jangan kita menyerah. Kalau pun ada ujian, ya sudah; hadapi saja. Kalau ada cobaan; hadapilah. Bergumullah untuk ujian, bergumul untuk cobaan, sangkal diri dan pikul salib, itu adalah penyucian terdalam sendi-sendi dan sumsum.
Siapa yang bisa menyucikan sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, kecuali pedah Roh, itulah Firman Allah yang hidup dan kuat; ia menusuk amat dalam, memisahkan 3 (tiga) perkara:
-      Jiwa dan roh.
-      Sumsum dan sendi-sendi.
-      Pertimbangan dan pikiran hati.
Dipukullah sendi-sendi itu, sampai dia terpelecok. Luar biasa, TUHAN Mahabesar. Betel, rumah TUHAN, dahsyat; tidak dipungkiri lagi.
 
Dan Yakub tidak membiarkan laki-laki itu pergi sebelum ia diberkati oleh Yesus; Dia Allah 100% (seratus persen), Dia manusia 100% (seratus persen).
 
Kejadian 32:26-28
(32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." (32:27) Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." (32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
 
Kalau kita disebut "Israel rohani", maka kita sudah siap bergumul; inilah Israel sejati. Itu sebabnya Yakub berganti nama menjadi Israel.
Kalau Yakub tidak berganti nama menjadi Israel, maka yang bergumul hanyalah Yakub, yang selamat hanyalah Yakub, tetapi Yakub berganti nama menjadi Israel.
 
Manakala kita sampai saat ini mau bergumul karena banyaknya ujian dan cobaan, dan kita tetap terus bergulat terhadap ujian cobaan, itulah yang disebut Israel. Dan TUHAN pasti memberi kemenangan, TUHAN memberkati kita semua, asal kita tetap bertahan dalam pergumulan, tidak lantas menyerah dan putus asa.
Ingat pernyataan Yakub: Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. Berarti, kalau kita tetap bertahan dalam setiap ujian cobaan, yang disebut juga pergumulan -- baik itu pergumulan berat, kecil, maupun menengah --, maka TUHAN berkati kita semua.
Alangkah dahsyatnya tempat ini; tidak lain, tidak bukan, ini rumah TUHAN.
 
Kita perhatikan Ibrani 12, dengan perikop: “Nasihat supaya bertekun dalam iman
Ibrani 12:1
(12:1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
 
Kita ini mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. Apapun yang dijadikan saksi terhadap kelakuan kita, anggap saja itu awan untuk menjadikan kita rohani.
Jadi, jangan kita sembarangan, jangan kita sesuka hati berbuat sesuatu; jangan kita main belakang. Ingat: Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita. TUHAN bisa jadikan apa saja menjadi saksi, bagaikan awan; jadi, jangan kita sesuka hati dalam berbuat sesuatu.

Ibrani 12:2
(12:2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
 
Mengabaikan kehinaan, itulah gereja Yakub yang tekun menyangkal diri dan memikul salib, tekun bergumul, tekun bergulat sampai fajar menyingsing, supaya dibalik pergumulan demi pergumulan yang kita hadapi, maka TUHAN memberikan sukacita bagi kita semua = TUHAN memberi kemenangan.
 
Ibrani 12:3
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
 
Dalam segala pergumulan, jangan putus asa, tetapi harus tetap semangat.
 
Ibrani 12:4
(12:4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
 
Yesus sudah bergumul dari semalam-malaman sampai mencucurkan darah. Kita bergumul tidak sampai mencucurkan darah.
 
Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; (12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
 
Pergumulan, pencobaan, ujian yang kita hadapi itu harus kita hadapi; kita harus bergumul untuk ujian dan cobaan itu, sebab itu merupakan cara TUHAN untuk menyucikan dan mendidik kita.
Singkatnya: Pergumulan yang kita hadapi adalah didikan TUHAN untuk menyucikan kita = Didikan salib yang menyucikan kita.
 
Mari kita baca 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Kristus Pengantara kita
1 Yohanes 2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
 
Firman TUHAN yang dituliskan, itu diajarkan supaya kita jangan berbuat dosa. Dan di sini kita melihat: Salib Kristus adalah Pengantara, dengan lain kata; penghubung atau tangga dari bumi yang ujungnya sampai ke langit (ke sorga).

Jadi, salib di Golgota adalah tangga menuju Kerajaan Sorga, tidak ada tangga lain. Jangan saudara merasa dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, itu dapat dijadikan tangga; tidak bisa.
Tetapi sudah sangat jelas: Salib di Golgota adalah pengantara, penghubung, dengan lain kata; tangga dari bumi yang ujungnya sampai ke Sorga, tidak ada tangga lain.
Itu sebabnya; Betel rumah TUHAN dahsyat. Kegiatan Roh dalam rumah TUHAN jangan dihentikan supaya engkau jangan dibinasakan.
 
Camkanlah kebenaran ini, jangan engkau abaikan hanya untuk perkara yang sifatnya sementara, hanya untuk sesuatu yang tidak menjanjikan keselamatan kekal.
 
Kejadian 28:12
(28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
 
Tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Turun naik → Pengalaman Yesus di dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan.
 
Efesus 4:10-12
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
 
Oleh karena pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan ini, maka Ia memenuhkan segala sesuatu. Buktinya: Ia memberikan 5 (lima) jabatan kepada orang-orang kudus-Nya, itulah hamba-hamba TUHAN, dengan demikian; Ia memperlengkapi orang-orang kudus-Nya bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
 
Waktu Yesus berkemenangan terhadap 3 (tiga) ujian dari ular, di padang gurun, maka lihatlah dalam Matius 4:11, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Oleh pengalaman kematian kebangkitan Yesus, kita boleh menikmati dan merasakan pelayanan dari malaikat sidang jemaat.
 
Tadi kita melihat: Oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (turun naik), Ia memenuhkan segala sesuatu, antara lain; memberikan 5 (lima) jabatan, dengan lain kata; memperlengkapi orang-orang kudus (hamba-hamba TUHAN) = Kita menikmati pelayanan malaikat-malaikat.
 
Jadi, sudah sangat jelas: Kalau kita tetap sangkal diri pikul salib, maka kita dapat menikmati pelayanan dari malaikat-malaikat. Bersyukurlah kepada TUHAN.
Tidak ada malaikat yang turun naik, kalau kita tidak mau menyangkal diri dan memikul salib, kalau kita lari dari kenyataan hidup. Tetapi manakala kita tetap bergumul semalam-malaman bahkan sampai fajar menyingsing, di situlah kita boleh menikmati pelayanan dari malaikat-malaikat, karena kita terus bergumul; itulah tangga.
Sangkal diri dan pikul salib, biarlah itu yang terus kita hadapi sampai kita menikmati pelayanan dari malaikat-malaikat TUHAN. Kita tidak melihat malaikat dengan mata telanjang, tetapi kita bisa merasakan bagaimana pembelaan TUHAN kepada kita semua.
 
Sedikit kesaksian: Tadi dalam perjalanan menuju gereja, persis di perempatan jalan, ada mobil yang hendak melewati kendaraan di depannya, tetapi dia harus mengambil jalur saya. Tanpa saya sadari, malaikat TUHAN sudah melayani perjalanan kami tadi, sehingga tidak ada sesuatu pun yang terjadi. TUHAN menyertai kami tiba dengan selamat, sehingga kita bisa menikmati pembukaan rahasia Firman dan memberi pengertian, supaya kita berhikmat, akal budi, kebijaksanaan, itulah kekayaan kita.
 
Kejadian 28:13-15
(28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. (28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (28:15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
 
Selama kita di bumi, TUHAN menyertai, TUHAN melindungi, sampai kita kembali kepada Dia, ke dalam Kerajaan Sorga, karena kita adalah “Betel”, rumah TUHAN yang dahsyat, di mana di situ didirikan tangga yang ujungnya sampai ke langit.
Anak-anak TUHAN yang disebut “Betel” menikmati pelayanan dari pada malaikat-malaikat sorgawi. Selama kita di bumi, TUHAN sertai, TUHAN lindungi, sampai kita kembali kepada Dia.
 
Itulah kalau kita menjadi suatu kehidupan yang suka tinggal di kemah, seperti Yakub; kembali kepada Dia. Tetapi sebelum kembali, TUHAN tetap sertai, TUHAN lindungi, TUHAN bela kita semua.
Ayo, mari kita semua menjadi pribadi yang suka tinggal di kemah. Dan TUHAN memberkati kehidupan kita, karena kita adalah “Betel”, kita menjadi suatu kehidupan yang dahsyat.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment