KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 26, 2023

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 DESEMBER 2023


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 DESEMBER 2023 KITAB KOLOSE Subtema: SALIB MENAMPILKAN JATI DIRI.

Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live Streaming YouTube, Facebook, dimanapun saudara terkasih berada. 


Selanjutnya mari kita berdoa dalam Roh kepada TUHAN, kita mohon supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita, sampai akhirnya membawa hidup kita rendah dan berada di ujung kaki salib TUHAN, tersungkur dan sujud kepada TUHAN. 


Secepatnya kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 4:15-18

(4:15) Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya. (4:16) Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu. (4:17) Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya. (4:18) Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan belengguku. Kasih karunia menyertai kamu.


Rasul Paulus menulis surat dan mengirimkannya kepada jemaat di Kolose dengan perantaraan Tikhikus dan Onesimus.

Perlu untuk diketahui surat yang dikirim kepada jemaat di Kolose itu ditulis oleh Rasul Paulus di dalam penjara (di balik jeruji).

Kemudian dalam surat itu Rasul Paulus menitipkan salam untuk selanjutnya disampaikan oleh jemaat di Kolose kepada:

  • Saudara-saudara (jemaat) di Laodikia.

  • Kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.


Singkat kata sekalipun Rasul Paulus menderita sengsara di dalam penjara, namun dia tetap memperhatikan jemaat di Laodikia, serta memperhatikan Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya. Itu berarti, sebagai hamba Tuhan yang diurapi Tuhan, Rasul Paulus tidak hanya memperhatikan:

  • Jemaat yang kaya seperti jemaat di Laodikia,

  • namun juga memperhatikan kehidupan yang miskin, papah, tidak terpandang (jemaat di rumah Nimfa).

Dengan demikian, Rasul Paulus tidak memandang muka (bulu) di tengah ibadah pelayanannya di hadapan Tuhan. Itulah kehidupan Rasul Paulus – seorang hamba TUHAN yang istimewa sekali – Inilah sikap dan teladan Kristus yang diteladani oleh Rasul Paulus. 


Roma 2:6-8. Perikop: “Hukuman Allah atas semua orang”

(2:6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (2:7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (2:8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.


Tuhan akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, berarti ada upah dari setiap perbuatan dan tindakan-tindakan kita.

Ada dua upah dari perbuatan:

A. HIDUP KEKAL kepada mereka yang tekun:

  • Berbuat baik,

  • mencari kemuliaan,

  • mencari kehormatan,

  • mencari ketidakbinasaan (Kerajaan Sorga).


Oleh kemurahan TUHAN, oleh rahmat TUHAN dan anugrahNya kita dididik oleh TUHAN untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Jadi kita harus menghargai ketekunan ini, karena tekun tiga macam ibadah pokok = Tekun berbuat baik, tekun mencari kemuliaan, tekun mencari kehormatan, tekun mencari ketidakbinasaan (Kerajaan Sorga).


B. MURKA DAN GERAM  (binasa) hal ini ditujukan kepada mereka yang sibuk:

  1. Mencari kepentingan sendiri

Banyak orang melayani karena untuk mencari kepentingan sendiri. 

Sesungguhnya melayani TUHAN bukan untuk mencari pujian, melayani bukan untuk dilihat mata manusia, melayani bukan untuk mencari keuntungan. Jangan kita melayani karena ada kepentingan. Tapi biarlah kiranya kita menjadi imam (pelayan-pelayan TUHAN) karena memang terbeban untuk mempersembahkan sepasang burung tekukur, yakni melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN sesuai karunia jabatan, kemudian menjadi pendamaian.

  1. Tidak taat kepada kebenaran melainkan kepada kelaliman.

Kedua upah dari tindakan itu berlaku bagi orang Yahudi, maupun non Yahudi (bangsa kafir).


Roma 2:9-10

(2:9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, (2:10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.


Dua upah dan ketentuan akan dialami setiap orang:

  •  Penderitaan dan kesesakan akan menimpa semua orang yang berbuat jahat,

  • akan tetapi kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh orang yang berbuat baik.

Dua upah perbuatan dan dua ketentuan ini berlaku bagi orang Yahudi dan non Yahudi (bangsa kafir).  Hal ini menunjukkan bahwa Allah itu adil, tidak memandang bulu.


Roma 2:11

(2:11) Sebab Allah tidak memandang bulu.


Allah tidak memandang bulu, tetapi manusia seringkali memandang bulu. 


Terkait memandang bulu kita lanjutkan lagi dalam Yakobus 2:1.

Yakobus 2:1

(2:1) Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.


Tanda beriman kepada Yesus Kristus – Tuhan kita yang mulia – ialah; tidak memandang muka / bulu = tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain = tidak pilih-pilih kasih = tidak memandang status sosial. 


Yakobus 2:2-4

(2:2) Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, (2:3) dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", (2:4) bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat


Gambaran dari satu kehidupan yang suka memandang muka:

  • Kepada orang yang kaya diberi penghormatan setinggi-tingginya,

  • tetapi kepada orang miskin diberi kedudukan yang paling rendah (diinjak-injak) = menjadi tumpuan kaki.

Kehidupan yang suka memandang bulu (memandang muka)  ini disebutlah; hakim dengan pikiran yang jahat.


Yakobus 2:5-6

(2:5) Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? (2:6) Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?


Memandang bulu di tengah ibadah dan pelayanan (menjadi hakim dengan pikiran yang jahat) sebenarnya itu adalah roh antikris, sebab menindas dan menginjak-injak orang miskin, menginjak-injak orang yang kecil =  menghujat nama yang mulia. Saya akan buktikan dalam Matius 20:25.


Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.


Satu kali antikris menjadi raja atas seantero dunia ini. Apabila antikris menjadi raja atas seantero dunia, mereka akan:

  • Memerintah dengan tangan besi.

  • Menjalankan kuasanya dengan kekerasan.

Jadi sudah sangat jelas sekali bahwa menjadi hakim dalam pikiran yang jahat atau memandang bulu di tengah ibadah dan pelayanan itu merupakan roh antikris. Sebab menindas dan menginjak-injak orang miskin, menginjak-injak orang kecil = menghujat nama yang mulia. 

Banyak orang kristen merasa bahwa ia bersih, atau bahkan lepas dari roh antikris, merasa dia bukan antikris, merasa roh antikris tidak berkuasa atasnya. Tetapi dengan memandang bulu, dengan memandang muka, pilih-pilih kasih, suka membedakan yang satu dengan yang lain, itu sama dengan menindas = menginjak-injak perasaan orang yang kecil = menghujat nama TUHAN yang mulia. 


Wahyu 13:1

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.


Binatang yang keluar dari dalam laut itu menunjuk antikris. 


Wahyu 13:5-6

(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.


Mulut binatang itu (antikris) diisi penuh dengan kesombongan, juga diisi penuh dengan hujat, sehingga satu kali binatang itu akan:  

  • Menghujat Allah Bapa.

  • Menghujat Anak Allah (Yesus namaNya).

  • Menghujat kemah kediaman Allah = menghujat kegiatan Roh, yakni ibadah dan pelayanan, yang di tengah-tengahnya umat TUHAN membawa korban dan persembahan – untuk selanjutnya dipersembahkan kepada TUHAN di atas mezbah – = menghujat orang-orang yang kecil, orang-orang yang tertindas, orang-orang yang memikul salib. 


Jadi menghujat kemah kediaman Allah atau menghujat kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) di tengah-tengahnya kita menyangkal diri dan memikul salib = menindas orang kecil, menindas orang yang lemah itu pekerjaan dari antikris.  Hal itu akan terjadi selama 42 bulan (3.5 tahun setengah).


Wahyu 13:7-8

(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. (13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.


Disini kita melihat antikris akan berperang dan berusaha mengalahkan umat TUHAN dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa.  Siapa mereka yang dapat dikalahkan antikris? mereka adalah orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih. 

Jadi sudah sangat jelas mereka yang menghujat kemah kediaman Allah (tempat kegiatan Roh Allah) yaitu; ibadah dan pelayanan dimana di tengah-tengahnya kita menyangkal diri dan memikul salib, di tengah-tengahnya kita membawa korban dan persembahan untuk dipersembahkan kepada TUHAN di atas mezbah, itu yang ditindas. 


Kemudian selain menghujat kegiatan Roh, selanjutnya antikris juga akan memerangi dan mengalahkan atau menginjak-injak, menindas orang-orang kecil dari berbagai kaum suku, bahasa dan bangsa, secara khusus mereka itu adalah setiap orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak domba yang telah disembelih itu. 


Kalau kita berbicara dengan nama yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak domba, hal itu pernah dinyatakan Musa kepada TUHAN: Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak, hapuskanlah  kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." (Keluaran 32:32-33)

Tetapi TUHAN berkata: Siapa yang berdosa, nama orang itu yang harus dihapuskan dari kehidupan Anak Domba.

TUHAN cemburu dan sangat marah sekali saat bangsa Israel jatuh dalam dosa penyembahan berhala, menyembah patung lembu emas anak tuangan


Orang yang menyembah berhala adalah orang- orang yang nanti tertindas dan dikalahkan antikris. Jadi harus menyangkal diri dan memikul salib supaya nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang tersembelih

Kenapa harus bersungut-sungut dalam memikul salib? Kenapa harus ngomel dengan kegiatan-kegiatan yang ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan? Lalu menggunakan keranjang kosong dari setan, itulah alasan-alasan, sampai keranjang itu diisi penuh? 

Orang yang bersungut-sungut karena banyaknya kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah orang semacam ini tidak pernah berhasil sampai TUHAN datang. Ini sasaran empuk dari binatang itu.


Jadi tidak baik seorang imam bersungut-sungut karena banyaknya kegiatan-kegiatan. Sesungguhnya TUHAN mau supaya kita berhasil. Salib tidak pernah menindas hidup saya dan saudara. Justru salib yang mengangkat derajat, harkat, dan martabat hidup saya dan saudara. Saudara tidak akan pernah berada di tempat yang tinggi selama saudara masih tetap ngomel, sungut-sungut, menggerutu kepada salib di Golgota. 

Sebenarnya TUHAN mau tinggikan kita, tapi kalau ngomel dengan salib, saudara tidak akan pernah berada di tempat yang tinggi. Justru ini lah yang menjadi sasaran dari binatang yang keluar dari dalam laut itulah antikris.



JALAN KELUAR SUPAYA KITA TIDAK MENJADI SASARAN DARI BINATANG YANG KELUAR DARI DALAM LAUT.

Yakobus 2:5

(2:5) Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?


Dianggap miskin oleh dunia, dianggap bodoh oleh dunia ini jelas itu menunjuk orang-orang yang senantiasa menyangkal diri dan memikul salibnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN, itu jalan keluarnya.


Jadi orang yang menyangkal diri, memikul salibnya senantiasa setiap hari, itu orang yang dikasihi TUHAN, itu pilihan TUHAN. Tapi ngomel terhadap salib, ngomel terhadap kegiatan Roh, ngomel terhadap kegiatan Roh, ngomel terhadap banyaknya korban yang harus dipersembahkan kepada TUHAN di atas mezbah, itu bukan orang yang dikasihi, itu bukan pilihan TUHAN.  


Perlu untuk diketahui: Pribadi yang dipilih dan dikasihi TUHAN adalah pribadi yang Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita kaya oleh karena kemiskinannya.

Dia yang kaya, mulia, yang terpuji rela menjadi hina supaya kita kelak dipermuliakan oleh TUHAN, kelak dipermuliakan oleh karena salib kasar dan hina, ini orang pilihan: TUHAN Yesus namaNya. Dia kaya rela menjadi miskin supaya kita kaya oleh karena salibNya. 


Jadi jangan ngomel terhadap salib, jangan buat alasan berkeranjang-keranjang, tidak masuk akal itu. 

Saya kalau melihat orang yang membuat alasan-alasan, apalagi alasan itu tidak masuk akal, akan saya kejar terus. Kalau dia mau berubah pasti dia bertahan, kalau tidak mau berubah dia akan kabur. Tapi saya yakin saudara tidak sebodoh itu, karena saudara tidak ingin binasa. Makin hari harus semakin dewasa. Jangan semakin dipercaya semakin kelihatan kebodohan dan kebobrokan. Banyak orang sebelum dipercaya dengan banyaknya karunia dan jabatan belum terlihat aslinya. Namun ketika dipercaya dengan banyak perkara makin kelihatan aslinya. Jadi salib itu menentukan kehidupan seseorang, betul-betul memperlihatkan kehidupan rohani seseorang maju atau mundur, naik atau turun.


Jadi orang yang menyangkal diri dan memikul salibnya senantiasa setiap hari itu adalah orang yang dikasihi dan dipilih TUHAN. Sikap yang dipilih TUHAN sama seperti TUHAN Yesus; Dia kaya rela menjadi miskin supaya kita kaya karena kemiskinannya, Dia mulia rela menjadi hina supaya kelak kita dipermuliakan TUHAN oleh karena salib kasar, salib hina itu


Mereka yang disebut orang pilihan TUHAN, yang dikasihi TUHAN, milik kepunyaan TUHAN ternyata tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi lebih dari itu memikirkan TUHAN, memikirkan kepentingan orang lain. Itu orang yang dipilih TUHAN, itu orang yang dikasihi oleh TUHAN, tidak hanya memikirkan dirinya, tetapi TUHAN = mencari ketidak binasaan, ia tekun disitu

Jadi miskin, hina, papah karena salib itu merupakan kebodohan bagi dunia. Tapi bagi kita itu merupakan hikmat Allah, itu merupakan kekuatan Allah


1 Korintus 1:22-24

(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.


Salib menjadi kebodohan kalau dalam hidupnya hanya sekedar mencari hikmat atau kekayaan jasmani saja. Salib menjadi batu sandungan di tengah ibadah dan pelayanan karena dia datang kepada TUHAN hanya sekedar mencari tanda-tanda heran dan mujizat (perbuatan ajaib), sebagaimana dalam kegerakan-kegerakan yang sering terjadi, yang sakit sembuh, terjadi pengusiran setan dan lain sebagainya. Bagi orang yang semacam ini kalau itu saja tujuan beribadah pasti tersandung dengan salib di Golgota, padahal salib di Golgota adalah hikmat dan kekuatan Allah.


Mengapa saya katakan menjadi kekuatan Allah? saat kita lemah kita arahkan pandangan kita kepada salib, disitu kekuatan kita

Kemudian salib juga merupakan  hikmat Allah, sebab dari salib inilah kita diperkaya oleh TUHAN dalam banyak perkara, diajar oleh TUHAN banyak perkara, kita memperoleh banyak pengertian dari banyak perkara, kita diajar oleh TUHAN banyak perkara, sehingga kita mempunyai satu pengertian. Bilamana pengertian itu sampai kepada akal kita, itulah orang yang disebut berakal budi dan bijaksana. Didikan salib itu membuat orang mengerti.


Jadi dari salib banyak pengertian yang kita peroleh. Kalau kita menolak salib bodoh namanya. Lalu menggunakan alasan ini dan alasan itu, tidak masuk akal. Kemudian berkata seperti hamba yang ketiga; satu talenta saja, tapi satu talenta itu dikubur. Dan kemudian hamba ketiga berkata; ah enak di TUHAN, tidak enak di saya. 

Kalau sudah seperti ini pemahaman seorang hamba TUHAN, sudah tidak cocok menjadi pelayan TUHAN. Ini bukan tipe hamba TUHAN yang baik, dalam hidupnya pasti banyak pemberontakan, banyak persungutan, tidak pantas untuk melayani TUHAN. Tetapi kalau kita sungguh-sungguh sangkal diri pikul salib itu adalah kekuatan, itu adalah hikmat akal budi dan kebijaksanaan. Dimanapun kita berada dan dan dalam keadaan apapun di tengah komunitas kita, sekalipun terjepit, sekalipun menghadapi jalan buntu, tidak pernah kita goyah di tempat itu.

Itu sebabnya Rasul Paulus tidak terpengaruh dengan situasi kondisi yang ada, sekalipun orang Yunani mencari hikmat; yang dicari hanyalah kekayaan jasmani. Termasuk juga orang Yahudi yang dicari hanyalah tanda-tanda heran, mujizat dan perbuatan ajaib. Tetapi Rasul Paulus mempunyai pendirian yang teguh, sebab ia berkata: Kami tetap memberitakan Kristus yang disalibkan. Dia tidak terpengaruh dengan situasi kondisi keadaan dalam komunitas itu. 


Jangan sampai karena tidak cocok dengan komunitas kita keluar dari situ, padahal TUHAN sudah bawa kita ke situ. Kecuali seperti Lot memilih ke sebelah kiri, karena dia pikir lembah Yordan tempat basah (taman dari Sorga). Kadang-kadang berkat ini seperti dari TUHAN, tetapi sebenarnya dari setan, kita tidak tahu.

Tapi kalau kita memilih tempat yang benar, itu pasti datang dari TUHAN dari Sorga. Kalau TUHAN yang memilih tempat itu, jangan kita keluar dari situ kalau bukan TUHAN yang mengeluarkan. Sama seperti Lot akhirnya keluar karena TUHAN yang mengeluarkannya dari Sodom. Harus dewasa, mau sampai kapan lagi kita dewasa padahal TUHAN mau datang.

TUHAN tidak mau menikah dengan anak-anak ingusan yang suka ngomel, yang suka cari permen, tapi tidak suka makanan keras. Biar kita bersikap seperti sikap Rasul Paulus. Ini teladan yang harus kita teladani, tidak terpengaruh dengan komunitas, salib tetap ada di atas pundak kita masing-masing. Karena Rasul Paulus tau itu hikmat dan kekuatan yang melebihi hikmat Yunani. 


Lihat sekarang negara-negara maju, mereka sibuk mencari harta kekayaan di dunia ini, kedudukan, jabatan dan pangkat yang tinggi, sibuk dengan mukjizat yang bukan datang dari salib. Tapi kita tidak terpengaruh, salib tetap ada di atas pundak kita masing-masing. Kita punya pendirian yang kuat seperti Rasul Paulus.


1 Korintus 1:22-24

(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,  (1:23)  tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.


Rasul Paulus mempunyai pendirian yang kuat, tidak berubah, tidak terpengaruh dengan komunitas, sebab salib tetap dia pikul.

Saya tau provinsi Banten ini sangat berat sekali untuk kita melayani TUHAN, tetapi begitu TUHAN utus saya ke provinsi Banten, saya tidak akan mundur dari provinsi Banten, kalau bukan TUHAN yang memindahkannya kelak. Kalau TUHAN yang memindahkan, tidak bisa kita lawan. Tapi saya tau TUHAN yang membawa kita ke provinsi Banten, pendirian kita tidak mungkin berubah, kalau bukan TUHAN yang merubah. 


Matius 16:24

(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Syarat mengikut TUHAN: Ia harus menyangkal dirinya, memikul salib, dan mengikut TUHAN.

Kenapa TUHAN memberikan tiga syarat ini? Tujuannya tidak lain tidak bukan supaya kita menjadi orang-orang pilihan TUHAN .


Yakobus 2:5

(2:5)  Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?


Oleh karena salib, maka kita:

  1. Kaya dalam iman.

  2. Menjadi ahli waris dari kerajaan Sorga.

Itulah bagian orang yang dikasihi, itulah bagian dari orang-orang pilihan TUHAN. 


Ciri-ciri tidak memandang muka (tidak memandang bulu) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan:

Kolose 4:16

(4:16) Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu.


Hati TUHAN terbuka lebar-lebar kepada semua jemaat TUHAN, dengan lain kata ada keterbukaan. 

Kalau hati TUHAN terbuka lebar-lebar kepada saya dan saudara, hati kita juga harus terbuka lebar-lebar untuk TUHAN, kita juga terbuka dengan sesama, ada transparansi.

Hidup dengan transparansi = ada keterbukaan


Kalau antara satu dengan yang lain saling terbuka, maka pasti orang lain juga pasti terbuka dengan kita. Masing-masing kita saling terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi, berarti sama-sama dipercaya. Kita percaya, orang lain juga percaya dengan kita = sama-sama percaya. 

Kalau sama-sama percaya tidak ada yang ditakuti. Umpama taruh barang, tidak perlu takut. Umpama taru dompet tidak perlu takut, sama-sama percaya, diawali dari keterbukaan. 

Kalau tidak terbuka, orang lain juga takut dengan kita. Apalagi tinggal satu atap rumah harus sama-sama terbuka. Ada keterbukaan disebutlah itu transparansi

Kalau sudah terbuka kita tidak ditakuti orang lain, justru semakin dipercaya oleh orang lain, sehingga aman semua. Ini ajaran didikan TUHAN, tapi yakub juga seperti itu kepada anak-anaknya dalam Kejadian 49:1-28.


Perkataan Yakub kepada dua belas anak-anaknya adalah ucapan berkat (perkataan berkat) .

Jadi sebelum Yakub mati, terlebih dahulu dia memberkati anak-anaknya dam memberitahukan apa yang terjadi kepada dua belas anak-anaknya, juga memberitahukan apa yang terjadi kepada kepada keturunanya kelak. 

Perkataan berkat yang pertama kepada Ruben, didengar oleh anak-anaknya yang lain, demikian juga kepada Simeon, Lewi dan seterusnya, sampai kepada anaknya yang terakhir Benyamin. 

Kata berkat kepada Benyamin (anak yang ke dua belas)  juga didengar oleh anak yang pertama sampai anak yang ke sebelas (Yusuf). Jadi ada keterbukaan. 

Ini cara TUHAN mengajar saya dan saudara. Jadi kata berkat kepada Ruben bukan hanya didengar Ruben, tetapi didengar oleh anak Yakub yang lain, ada transparansi ada keterbukaan. Ini didikan yang baik, demikian juga sebaliknya kalau orang tua hanya memberkati satu anak dari sekian anak (hanya membisikan berkat hanya kepada satu anak), berarti orang tua semacam ini belum terbuka, tidak bisa mendidik anak seperti ini. 

Itu sebabnya bukan untuk memuji diri, saya juga belajar untuk menyamaratakan semua sidang jemaat sebagai anak-anak rohani saya. Tidak saya beda-bedakan antara satu dengan yang lain, tidak memandang muka, tidak pilih-pilih kasih. 


Ada kalanya satu ditegur, yang lain ditegur juga, padahal resikonya itu tinggi, kenapa? alkitab berkata jangan mencabut ilalang, nanti gandum juga tercabut: Matius 13:30: Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."


Kita juga mau belajar untuk menjadi satu kehidupan yang terbuka. 

Ini ciri tidak memandang muka; ada keterbukaan antara satu dengan yang lain; kita terbuka dengan orang lain, orang lain terbuka dengan kita, sama-sama dipercaya

Orang yang dipercaya tidak perlu ditakuti, justru membawa damai sejahtera. Sebagaimana kita sebentar tersungkur dibawah kaki salib, karena TUHAN akan memberi damai sejahtera kepada kita sekaliannya. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


















































No comments:

Post a Comment