KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, December 13, 2025

KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL SERANG, 03 DESEMBER 2025 (SESI 1)

 


KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL

SERANG, 03 DESEMBER 2025 (SESI 1)

 

Tema: YESUS SEBAGAI RAJA

 

Mula pertama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN lewat Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel. Memang kita bukan KKR tetapi bentuk fellowship / seminar saja. Selamat datang di seminar ini, TUHAN memberkati kita sekaliannya.

 

Yang kami hormati, pengurus DPD Sumatera Utara bapak Philip Surbakti, pengurus pusat DPD PPT; pembina bapa Irwan Setiawan, juga penasihat; bapa Pdt. Mamahit, serta rekan-rekan hamba TUHAN yang saya kasihi. Sebetulnya saya lebih suka menyebut “sahabat”, sebab kalau teman, tidak mau dengar suara Perjanjian Lama itulah nyanyian kidung duka, dia tidak mau dengar Firman Perjanjian baru itulah seruling. Jadi, saya lebih suka menyebut rekan-rekan hamba TUHAN sebagai “sahabatku.” Kalau hanya sebatas teman, persis seperti Yudas -- untuk itu sajakah kau datang teman? Untuk uang sajakah kau datang teman ke fellowship ini?

 

Yang saya hormati, sahabat-sahabatku yang datang dari Sumatera Utara, Palembang, Jambi, Riau, Lampung, tempat-tempat yang jauh, akan tetapi menyempatkan hadir di malam. Juga, sahabat-sahabatku, hamba-hamba TUHAN yang datang dari Jawa Tengah itulah bapa Lazarus yang tetap setia dalam setiap kebaktian, ada juga bapa Pdt. Hakim dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Begitu juga yang dari Boyolali, Solo Raya, Semarang, Pati, Kota Gede dan lain-lain, saya tidak bisa sebutkan satu persatu, karena terbatas ingatan saya. Juga yang dari Bogor, Depok, Jakarta, Tangerang, Bekasi bahkan dari Serang, Pandeglang sendiri juga ada. Terimakasih buat kehadiran rekan-rekan hamba TUHAN atau sahabat-sahabatku. Selamat datang dalam Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel, yang akan kita selenggarakan selama dua hari ke depan dan malam ini merupakan SESI PERTAMA.

 

Kita kembali membahas tema yang sudah kita bahas di tahun yang lalu, yaitu dari Matius 2:6. Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan dari TUHAN, kiranya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita, pribadi lepas pribadi. Sebetulnya saya ingin merangkul saudara, tetapi tangan saya terbatas, biarlah kiranya kasih TUHAN saja yang merangkul kita semua. Saya sungguh menghormati kehadiran saudara yang datang dari berbagai tempat dan meninggalkan pos pelayanannya, begitu juga penginjilan-penginjilan yang meninggalkan pos pelayanannya, supaya kita dapat bersama-sama. Karena memang kita semua harus digembalakan; gembala harus digembalakan, semua hamba TUHAN yang menerima lima jabatan juga harus digembalakan, karena Yesus Kristus adalah Gembala Agung. Supaya, kalau kita tergembala, niscaya domba-domba yang dipercayakan juga tergembala dihadapan TUHAN. Itu yang menjadi doa kerinduan kita semua.

 

Tetap berdoa, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Matius 2:6

(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

 

Dari Betlehem, tanah Yehuda, akan bangkit seorang pemimpin.

Kepemimpinan ini ada kaitannya pada ayat 4.

 

Matius 2:4

(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

 

Singkat kata, Yesus adalah Mesias.

Mesias artinya; pemimpin yang diurapi. Dalam bahasa Yunani disebut Kristus.

 

Saudara, di dalam Alkitab ada 3 (tiga) pemimpin yang diurapi:

1.       Nabi

2.       Imam

3.       Raja

 

Pendeknya, Yesus adalah nabi, Imam ALLAH yang Maha tinggi, dan Raja.

 

Perlu untuk diketahui:

Kepemimpinan Yesus sebagai nabi, imam dan raja, erat kaitannya dengan Betlehem, yang disebut rumah roti.

Itu berarti, seorang pemimpin sudah seharusnya terlebih dahulu penuh dengan roti hidup itulah Firman ALLAH untuk selanjutnya diajarkan kepada umat TUHAN.

 

Saudara, Kebaktian Natal PPT pada tahun lalu kita sudah membahas tentang YESUS SEBAGAI NABI, mengadakan penyucian dosa di masa lalu, penyucian di masa sekarang, dan penyucian di masa yang akan datang. Kemudian, kita juga sudah membahas tentang, YESUS SEBAGAI IMAM BESAR AGUNG dan kita sudah menikmati pelayanan Imam Besar Agung.

Tugas Imam Besar Agung:

-          Melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa

-          Memimpin ibadah-ibadah sampai kepada 2 (dua) klimaks:

  1. Mempelai TUHAN / gereja TUHAN yang sempurna
  2. Dengan wujudnya itulah doa penyembahan, disebutlah itu hubungan intim / hubungan nikah

Hal itu juga telah kita bahas bersama pada tahun yang lalu.

 

Berarti pada kesempatan malam ini kita akan bahas bersama-sama tentang: YESUS SEBAGAI RAJA

 

PENDAHULUAN

Kita akan melihat daftar keturunan / daftar silsilah raja yang tertulis dalam Matius 1:1-17. Tetapi untuk mempersingkat waktu kita akan baca ayat 1, 2, 6, 11 dan 16 saja.

Matius 1:1, 2, 6, 11, 16 --- Perikop: “Silsilah Yesus Kristus”

(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (1:2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, (1:11) Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. (1:16) Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

 

Silsilah Yesus sebagai raja ditarik dari Abraham melalui Daud dan Salomo. Lalu, silsilah itu berlanjut sampai pembuangan ke Babel dan berakhir sampai kepada pribadi Yesus Kristus sebagai Putera Raja.

 

Saudara, sesungguhnya, kalau kita selidiki dan teliti daftar / silsilah TUHAN Yesus Kristus, maka kita akan menemukan suatu hal yang bersifat “misteri / tersembunyi”. Karena ternyata, daftar / silsilah keturunan Yesus ini berada di bawah naungan ALLAH Tritunggal. Itu berarti, silsilah Yesus Kristus sebagai raja mempunyai “meterai keALLAHan”. Adapun rahasia atau hal yang bersifat misteri tersebut ditulis pada ayat 17.

 

Matius 1:17

(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

 

Rahasia atau hal yang bersifat misteri itu adalah keturunan yang terdiri dari 3 seri dan dari 14 keturunan, diberitakan secara khusus, antara lain;

SERI PERTAMA: Dimulai dari Abraham (Matius 1:2-5)

Abraham adalah bayangan dari ALLAH Bapa.

 

SERI KEDUA: Dimulai dari Daud (Matius 1:6-11)

Adapun Daud adalah bayangan dari Anak ALLAH.

 

SERI KETIGA: Penyebaran atau pembuangan ke Babel (Matius 1:12-16)

Pembuangan ke Babel adalah gambaran dari ALLAH Roh Kudus / Roh ALLAH yang suci, di dalam penyebarannya / perbanyakannya.

 

Inti sarinya…

-          Pertama-tama adalah Abraham sebagai sumber dari pemerintahan Sang Raja.

-          Kedua, Daud dan Salomo, sebagai gambaran dari Anak ALLAH di dalam kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.

Hanya saja, sesudah Salomo, mulailah degenerasi yakni; kemerosotan / kemunduran generasi, maksudnya; tidak sebaik dari generasi sebelumnya.

-          Pembuangan ke Babel sebagai puncak dari degenerasi terbesar sampai abad ini. namun demikian, tetap ada di bawah lindungan Roh Kudus yang tabiatnya adalah penyebaran atau perbanyakan. Sebagaimana penuangan Roh Kudus di loteng Yerusalem, dari sana terjadi perbanyakan / penyebaran.

Singkatnya, silsilah Yesus sebagai raja di bawah suatu meterai dari ALLAH Tritunggal yakni; ALLAH Bapa, Anak ALLAH dan Roh Kudus. Betapa heran umat TUHAN, karena ternyata di bawah lindungan ALLAH Tritunggal.

 

Selanjutnya, marilah kita melihat “garis keturunan / silsilah keturunan raja”

Matius 2:1-2 --- Perikop: “Orang-orang majus dari Timur”

(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

 

Yesus adalah raja orang Yahudi, raja orang Israel. Akan tetapi, silsilah itu ditarik sampai asal mulanya orang Israel yaitu; Abraham, bukan Adam. Asal mulanya Israel adalah mulai dari Abraham yang menerima perjanjian itu.

Ayat referensi: Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja (Kejadian 17:6). Dari Abraham terpancarlah raja-raja di atas muka bumi ini.

 

Luar biasa sekali TUHAN kita, oleh sebab itu jangan anggap enteng silsilah TUHAN Yesus Kristus sebagai raja; ada dalam meterai ke-ALLAHan. Jadi Yesus bukan asal sebagai raja, Yesus adalah raja mulia.

 

Itulah silsilah Yesus di dalam Injil Matius. Sedangkan di Injil Lukas, Yesus dituliskan sebagai Anak Manusia, oleh sebab itu silsilah / daftar keturunan Yesus ditetapkan sampai kepada Adam (manusia pertama) dan melalui Daud dan Natan, bukan Daud dan Salomo.

.

Lukas 3:23-38 itulah tentang “silsilah Yesus sebagai Anak Manusia”. Tetapi kita tidak perlu membaca semuanya.

 

Lukas 3:23 --- Perikop: “Silsilah Yesus”

(3:23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,  (3:37) anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, (3:38) anak Enos, anak Set, anak Adam, anak ALLAH.

 

Di sini silsilah Yesus ditarik sampai asal mulanya manusia pertama itulah Adam. Tetapi ini menimbulkan pertanyaan jadinya.

 

Lukas 3:30

(3:30) anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, (3:31) anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,

 

Silsilah Yesus di sini dikatakan “anak Daud” bukan Salomo.

Di atas tadi kita lihat silsilah Yesus…

-          Sebagai raja ditarik sampai Abraham lalu Daud melalui Salomo.

-          Sementara Yesus sebagai Anak Manusia, ditarik sampai manusia pertama dengan Daud, tetapi bukan Salomo melainkan Natan.

 

Bila kita tarik garis dari Adam (manusia pertama) sampai kepada Yesus lahir, itulah melalui jalur Daud dan Natan, bukan Salomo. Itu berarti, Yesus tidak mempunyai hak atas takhta Daud, hal ini menimbulkan pertanyaan.

 

Pertanyaan: Bagaimana cara Yesus memperoleh takhta Daud?

Jawabnya: hanya ada satu cara yaitu; bila Maria (ibu Yesus) kawin dengan seorang laki-laki dari garis keturunan Salomo, itu saja.

 

Mari kita perhatikan…

Matius 1:10, 11, 6 --- Perikop: “Silsilah Yesus Kristus”

(1:10) Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, (1:11) Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. (1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

 

Intinya, Yusuf adalah keturunan Yekhonya, sedangkan Yekhonya adalah keturunan Salomo.

 

Akan tetapi, TUHAN berfirman pada Yeremia dalam…

Yeremia 22:24-30

(22:24) "Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahkan sekalipun Konya bin Yoyakim, raja Yehuda, adalah sebagai cincin meterai pada tangan kanan-Ku, namun Aku akan mencabut engkau! (22:25) Aku akan menyerahkan engkau ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawamu, ke dalam tangan orang-orang yang engkau takuti, ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel, dan ke dalam tangan orang-orang Kasdim. (22:26) Aku akan melemparkan engkau serta ibumu yang melahirkan engkau ke negeri lain, yang bukan tempat kelahiranmu; di sanalah kamu akan mati. (22:27) Tetapi ke negeri yang mereka rindukan untuk kembali ke situ, mereka tidak akan kembali!" (22:28) Adakah Konya ini suatu benda yang hina, yang akan dipecahkan orang, atau suatu periuk yang tidak disukai orang? Mengapakah ia dicampakkan dan dilemparkan ke negeri yang tidak dikenalnya? (22:29) Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman TUHAN! (22:30) Beginilah firman TUHAN: "Catatlah orang ini sebagai orang yang tak punya anak, sebagai laki-laki yang tidak pernah berhasil dalam hidupnya; sebab seorang pun dari keturunannya tidak akan berhasil duduk di atas takhta Daud dan memerintah kembali di Yehuda."

 

Singkat kata, dari apa yang sudah kita baca, intinya adalah tidak ada benih dari Yekhonya yang akan duduk di atas takhta Daud.

Maksudnya di sini adalah Yusuf tidak dapat menjadi bapa alamiah / lahiriah dari Yesus.




Silsilah Yesus sebagai raja dimulai dari Abraham turun ke Daud, dan Salomo, lalu Yekhonya, barulah Yusuf. Tetapi dari Injil Lukas, Yesus diceritakan sebagai Anak Manusia.

Di atas tadi timbul polemik, dari Injil Lukas, Yesus disebut Anak Manusia, lalu bagaimana Dia menjadi raja di atas takhta Daud? Jawabannya; ibu Yesus (Maria) menikah dari keturunan Salomo supaya Yesus duduk sebagai raja di takhta Daud.

 

Kita sudah melihat silsilah TUHAN Yesus; Dia disebut sebagai raja, Dia disebut sebagai Anak Manusia. Kalau dilihat dari sisi Anak Manusia; Yesus tidak akan menjadi raja di takhta Daud, tetapi kita sudah mendapatkan jawabannya.

 

Sekarang, kita akan melihat “kelahiran Sang raja.”

Matius 1:18 --- Perikop: “Kelahiran Yesus Kristus”

(1:18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

 

Di sini kita melihat, sebelum Yusuf dan Maria hidup sebagai suami isteri, ternyata, Maria sudah mengandung dari Roh El Kudus. Sehingga, Yusuf pun bingung dan dalam kekalutan ia mau tinggalkan Maria dengan diam-diam. Akan tetapi, malaikat TUHAN mencegah Yusuf, sebab, apabila hal itu terjadi (Yusuf meninggalkan Maria), bisa merusak daftar silsilah Yesus sebagai Raja atas orang Israel.

 

Sebagai tambahan:

Saya jadi teringat ketika Elimelekh yang meninggalkan Betlehem (rumah roti), lalu pergi ke Moab untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi, bukan kehidupan yang lebih baik yang ia dapatkan, melainkan lebih sulit, sampai akhirnya Elimelekh pun mati, sehingga tinggalkan seorang Naomi, juga dua menantu perempuannya yaitu Rut dan Orpa.

Singkat kata, Naomi kembali sadar diri dan Rut ikut dengan Naomi. Kemudian mereka tiba di Betlehem pada musim menuai (ini juga bukan suatu kebetulan), lalu Rut menikah dengan Boas. Boas adalah kerabat, sanak yang terdekat dari Elimelekh. Andaikata Rut tidak menikah dengan Elimelekh, silsilah Elimelekh berhenti / putus sampai di situ. Silsilah Mahlon dan Kilyon yang dilahirkan dari rahim Naomi; putus juga sampai di situ, tidak akan sampai mewarisi milik pusaka.

Tetapi puji TUHAN, silsilah Elimelekh tidak putus, sebab Rut telah menikah dengan kerabat terdekat dari Elimelekh itulah Boas. Boas memperanakkan Obed, terus, sampai TUHAN Yesus lahir.

 

Jadi, sanak yang terdekat dari kita, keluarga yang terdekat dengan kita bukan adik, abang, saudara perempuan atau saudara laki-laki. Sanak yang terdekat dengan kita adalah Yesus Kristus, Boas rohani, itulah Firman yang rahasianya dibukakan menurut Amsal 7:4 --- Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu.

Dari sanak inilah kita memperoleh silsilah sampai kita mewarisi milik pusaka, itulah tanah air Sorgawi.

 

Jadi saudara, kalau kita datang berfellowship, nantikanlah pembukaan Firman sebagai sanak kita masing-masing, lebih dari sanak sedaging. Jadikanlah pembukaan Firman sebagai keluarga terdekat, Dialah Boas rohani; TUHAN Yesus Kristus. Silsilah kita akan sampai ke tanah air Sorgawi, tidak terputus.

 

Kita kembali membaca…

Matius 1:20-21

(1:20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat TUHAN nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (1:21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

 

-          Ayat 20, intinya adalah Yusuf anak Daud.

-          Ayat 21, dikatakan Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya.

Dari dua ayat ini, menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah raja sejati, sebab Dialah satu-satunya raja yang akan menyelamatkan umat-Nya Israel.

 

Di atas tadi kita sudah melihat, dimulai dari Salomo; terjadilah kemerosotan generasi, sampai akhirnya dibuang ke Babel. Itu adalah sesuatu yang TUHAN tidak inginkan. Tetapi lihatlah, Yusuf adalah Anak Daud, kemudian Yesus yang dilahirkan, Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya. Dialah satu-satunya raja yang akan menyelamatkan umat-Nya.

 

Sekarang kita akan melihat; “raja sebelum Yesus”, apakah dia mampu menyelamatkan umat Israel?

 

1 Samuel 10:1A

(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

 

Kita perhatikan bagian A: “TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel”

TUHAN mengurapi Saul menjadi raja atas umat-Nya Israel, itu berarti…

-          Saul akan memegang tampuk pemerintahan atas Israel

-          Dan menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya

Itulah tanda pengurapan yang dialami oleh Saul.

 

Pertanyaannya: Apakah Saul mampu menyelamatkan Israel dari musuh di sekitarnya?

 

Mari kita lihat…

1 Samuel 10:1B-6

(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri: (10:2) Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu? (10:3) Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap ALLAH di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur. (10:4) Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari mereka. (10:5) Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea ALLAH, tempat kedudukan pasukan orang Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi. (10:6) Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.

 

Tanda TUHAN mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, ada 3 (tiga) hal:

TANDA PERTAMA (ayat 2): Ayah Saul khawatir terhadap keadaan Saul, bukan terhadap keledai-keledai, sebab keledai-keledai itu telah ditemukan.

Hal ini berbicara tentang: KASIH sebagai naungan dari ALLAH BAPA.

 

TANDA KEDUA (ayat 3-4): Saul menemui tiga laki-laki pada pohon Tarbantin Tabor yang naik menghadap ALLAH di Betel.

-          Satu laki-laki membawa tiga ekor anak kambing

-          Satu laki-laki membawa tiga ketul roti.

-          Satu laki-laki membawa sebuyung anggur.

 

Perlu untuk diketahui:

-          Yesus disebut juga Anak Domba.

-          Yesus juga disebut sebagai Roti Hidup, sebagai makanan. Sebab, Ia telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib, sehingga Ia disebut Anak Domba.

-          Sedangkan anggur (darah-Nya) adalah benar-benar minuman.

 

Tetapi belum berhenti sampai di situ, Saul akan mendapat salam dan dua ketul roti dari ketiga laki-laki tersebut. Hal ini berbicara tentang FIRMAN ALLAH, sebagai naungan dari YESUS, ANAK ALLAH

 

TANDA KETIGA (ayat 5-6): Saul penuh dengan Roh ALLAH saat berjumpa dengan nabi di Gibea ALLAH.

Ciri-ciri penuh Roh ALLAH: Saul berubah menjadi manusia lain, tidak sama dengan manusia dahulu / manusia lama.

Berarti, manusia lain adalah manusia baru yang sudah diasingkan oleh TUHAN.

Hal ini berbicara tentang naungan dari ROH EL KUDUS, ROH ALLAH YANG SUCI.

 

Singkat kata, tiga tanda yang dialami oleh Saul, itu merupakan naungan ALLAH Tritunggal.

Demikian juga di atas tadi, kita sudah melihat silsilah Yesus sebagai raja, ada dalam naungan ke-ALLAHan / naungan dari ALLAH Tritunggal.




Jadi, sebetulnya Saul ada dalam naungan ke-ALLAHan, akan tetapi dia tidak menyadarinya.

 

Saudara, mulai dari malam ini dan seterusnya, kita harus menyadari bahwa, imamat rajani kita / pelayanan kita ada dalam naungan ke-ALLAHan, berada dalam naungan ALLAH Bapa, ALLAH Anak, ALLAH Roh Kudus. Percayalah, jangan sampai kita tidak percaya, supaya kita jangan bermain-main lagi. Entah itu satu jiwa atau dua jiwa, layanilah dengan sungguh-sungguh, jangan suka ditinggalkan.

Sesibuk apapun Daud di istana Saul, ia tetap pulang menggembalakan kambing domba (tiga ekor domba) ayahnya. Kalau mengikuti fellowship semacam ini bagus, akan tetapi kalau tinggalkan untuk cari uang, cari ketenaran; jangan dilakukan saudara.

 

Kita lihat kembali, apakah Saul akan menyadari bahwa dia ada dalam naungan ke-ALLAHan.

 

1 Samuel 10:7

(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab ALLAH menyertai engkau.

 

Apabila ke-3 tanda itu terjadi, Samuel berkata kepada Saul; “Lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu.”

Apa saja yang didapat oleh tanganmu; lakukan saja, karena imamat kita ada dalam naungan ke-ALLAHan, ada dalam meterai ALLAH Bapa, ALLAH Anak dan ALLAH Roh Kudus. Jangan tunggu-tunggu donatur / korban dari luar.

Saudara, kalau malam ini kita bisa melaksanakan Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel, itu bukan karena donatur, tetapi karena meterai ke-ALLAHan. Apa yang kita dapat kerjakan saja, tidak usah pakai hitung-hitungan.

 

1 Samuel 10:8

(10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

 

Kemudian di sini kita melihat, Saul diperintahkan untuk pergi ke Gilgal mendahului Samuel dan Saul harus menunggu Samuel 7 hari lamanya.

 

Apa rahasia dibalik perintah ini? Artinya adalah kita juga harus menunggu 7 hari dengan sabar, sebab…

-          6 hari kita bekerja untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar

-          Sedangkan hari ke-7 adalah hari perhentian, disebut juga kekekalan -> kerajaan Sorga, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI.

 

Di dalam Ruangan Maha Suci ada 2 (dua) alat yang dilihat oleh rasul Paulus. Kalau Tabernakel yang dibangun oleh Musa hanya ada Tabut Perjanjian itu adalah ‘Tabernakel jasmani”. Akan tetapi “Tabernakel rohani” yang dilihat oleh rasul Paulus, ternyata sudah ada 2 (dua) alat di dalam Ruangan Maha Suci / kekekalan / kerajaan Sorga.

 

Ketika rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga itulah Ruangan Maha Suci, hal itu ia ceritakan kepada jemaat di Korintus: “entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, ALLAH yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga” ( 2 Korintus 12:2). Lalu hal itu ditulis ulang kembali kepada jemaat di Heber (orang Ibrani).

 

Mari kita lihat hal itu dalam…

Ibrani 9:1-4 --- Perikop: “Tempat kudus di bumi dan di Sorga”

Dari periko ini saja kita sudah langsung mempunyai pengertian, tidaklah mungkin kita bisa sampai ke “Tabernakel rohani” kalau tidak memulai dari “Tabernakel jasmani” di bumi.

 

Ibrani 9:1-2

(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.

 

Pada ayat ini kita melihat, di dalam Ruangan Maha Suci tidak disebutkan lagi Mezbah Dupa, hal ini disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani sesuai dengan apa yang ia lihat.

 

Ibrani 9:3-4

(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

 

Pada Tabernakel Musa, di dalam Ruangan Maha Suci memang hanya ada satu alat itulah Tabut Perjanjian. Tetapi, setelah rasul Paulus diangkat ke tingkat ke tiga dari Sorga, dia telah melihat 2 (dua) perkara;

  1. Mezbah pembakaran ukupan dari emas
  2. Tabut perjanjian.

Inilah yang dilihat oleh rasul Paulus. Inilah hari ke-7, hari perhentian, inilah kekekalan di dalam kerajaan Sorga.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan, ada 2 (dua) yang dilihat oleh rasul Paulus di dalam Ruangan Maha Suci ketika ia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga.

  1. Tabut perjanjian, berbicara tentang…

a.       Takhta ALLAH -> sidang mempelai wanita TUHAN / gereja TUHAN yang sempurna

b.       Hubungan nikah antara Kristus Mempelai Pria Sorga dengan gereja TUHAN sebagai mempelai wanita-Nya, dasarnya kasih. Dasar nikah adalah kasih, kalau bukan kasih nikah akan berantakan.

  1. Mezbah pembakaran ukupan -> doa penyembahan.

Doa penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi / puncak ibadah.

Jadi, puncak ibadah bukan karunia-karunia, atau seorang hamba TUHAN mengadakan mujizat kesembuhan atau kelepasan, bukan itu. Tingkat ibadah tertinggi adalah doa penyembahan, di Sorga tidak ada lagi kelepasan, mujizat kesembuhan, ajaran prosperity, kemakmuran, kekayaan dan seterusnya.

Di hari ke-7 atau dalam kekekalan hanya bicara soal penyembahan dari gereja sempurna (Tabut Perjanjian).

 

Jadi, kita sudah melihat hari ke-7, tetapi, apakah Saul mengerti akan hal ini?

Di atas tadi kita sudah melihat…

-          Yusuf anak Daud

-          Yesus, Dialah yang menyelamatkan umat-Nya.

Saul mengerti tidak akan hal ini? Kita akan bahas dan cari tahu; apakah benar Saul raja, yang dimana tugas raja adalah menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitar sebagaimana yang sudah kita baca dalam 1 Samuel 10:1 tadi?

 

Jadi saudara kita juga harus demikian, menunggu dengan sabar sampai 7 hari. 6 hari bekerja, tetapi hari ke-7 adalah hari perhentian, supaya ibadah kita dibawa sampai 2 (dua) klimaks yaitu;

-          Menjadi mempelai wanita TUHAN.

-          Dengan wujud; doa penyembahan.

Inilah yang TUHAN nyatakan kepada Saul lewat Samuel, dalam rangka penyelamatan atas umat Israel. Apakah Saul mengerti hal ini?

 

Singkat kata, yang menjadi sasaran dari gereja TUHAN adalah 2 (dua) klimaks:

1.       Menjadi gereja TUHAN yang sempurna

2.       Penyembahan

Penyembahan adalah wujud dari mempelai wanita TUHAN.

Jadi, yang namanya nikah, harus ada hubungan intim (penyembahannya). Hamba TUHAN seperti saya harus suka menyembah, harus suka melakukan hubungan intim dengan TUHAN sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga.

Penyembahan disertai dengan bahasa lidah yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain selain orang itu dengan TUHAN, itu namanya hubungan nikah.

Itulah sasaran ibadah, tidak ada yang lain. Inilah yang diperintahkan Samuel kepada Saul.

 

Pertanyaannya: Mengapa Saul harus menunggu Samuel 7 hari lamanya?

Jawabnya; karena Samuel hendak memberitahukan kepada Saul apa yang harus Saul lakukan. Akan tetapi, untuk memberitahukan segala sesuatunya, tentu saja, setelah Samuel nanti mempersembahkan; korban bakaran dan korban keselamatan (seperti apa yang sudah kita baca pada 1 Samuel 10:8)

 

Mari kita lihat terlebih dahulu, ketika Yesus mempersembahkan korban kepada Bapa di Sorga.

Matius 27:50 --- Perikop: “Yesus mati”

(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Di sini kita melihat…

Yesus berseru, memang, yang diserukan adalah isi hati manusia dengan segala polemik dan persoalan yang dihadapi manusia di bumi ini. Tetapi ketika Yesus berseru, itulah penyembahan Yesus kepada ALLAH Bapa di Sorga.

ALLAH Bapa berkata kepada Yesus; “turun ke dunia dan lakukan kehendak-Ku” dan Yesus berkata; “Eli, Eli lama sabakhtani”, seruan ini sekaligus penyembahan --- “Ya Bapa, Saya lakukan kehendak-Mu.”

 

Kemudian, setelah berseru, Yesus menyerahkan nyawa, artinya; penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak ALLAH. Itu sebabnya dari tadi saya katakan; tingkat ibadah tertinggi adalah doa penyembahan, bukan karunia yang dimiliki oleh seorang hamba TUHAN.

 

Inilah yang mau diajarkan oleh Samuel kepada Saul; tunggu 7 hari supaya Samuel dapat memberitahukan segala sesuatu terkait penyembahan dan hubungan nikah, tentu setelah Samuel mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Karena, tugas raja yang diurapi adalah menyelamatkan umat Israel, tidak lebih dan tidak kurang.

Raja-raja di bumi diurapi menjadi gembala, penginjil, tugasnya hanya satu; menyelamatkan umat ketebusan TUHAN dari tangan-tangan musuh. Ada 3 (tiga) musuh abadi yaitu; daging, setan dan dunia ini, yang sangat besar sekali pengaruhnya untuk menimbulkan dosa.

 

Jadi pendeknya, penyembahan artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada ALLAH Bapa. Inilah tingkat ibadah tertinggi, disebut juga puncak ibadah tidak ada yang lain. Jangan keliru lagi dalam menggembalakan sidang jemaat, dalam penginjilan juga jangan keliru. Memang, dalam penginjilan mujizat kesembuhan harus terjadi supaya orang percaya, tetapi setelah percaya, ajarkan dan lanjutkan kepada perkembangan sepenuhnya yaitu; menunggu selama 7 hari. Bukan hanya Saul yang diajar untuk menunggu selama 7 hari, tetapi kita juga diajar oleh TUHAN untuk menunggu 7 hari. Maksudnya, ibadah ini harus dibawa sampai kepada tingkat ibadah tertinggi / puncak ibadah, itulah doa penyembahan.

 

Jadi saudara, kalau saya katakan KEKEKALAN, saudara harus yakin untuk menyahut PENYEMBAHAN dan kalau saya katakan KEKEKALAN yang kedua, saudara harus yakin untuk menyahut PENYERAHAN DIRI. Jadi, yel-yel ini bukan untuk terlihat keren-keren, tetapi ini hasil kajian.

 

Bukti doa penyembahan adalah puncak ibadah.

Matius 27:51

(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

 

Setelah penyembahan dan penyerahan diri, selanjutnya Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

Itulah bukti bahwa doa penyembahan adalah puncak ibadah, bukan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh seorang hamba TUHAN. Lupakanlah itu, tetapi lanjutkanlah sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, wujud dari hubungan intim (hubungan suami isteri). Dalam hubungan intim; tidak ada orang yang tahu, begitu juga bahasa lidah; tidak ada yang tahu, kecuali orang itu sendiri yang sedang melangsungkan hubungan intim dengan TUHAN.

 

Tabir Bait Suci terbelah dua atau robek menjadi dua dari atas sampai ke bawah, arti rohaninya adalah…

Ibrani 10:22-24 --- Perikop: “Ketekunan”

Saudara, ketekunan ini sebenarnya bicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Dimana tiga macam ibadah pokok itu ditemukan?



-          Ayat 22, di situ ada kata IMAN -> Ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Dalam Ruangan Suci terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN.

-          Ayat 23, di situ ada kata PENGHARAPAN -> Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

Dalam Ruangan Suci terkena kepada PELITA EMAS.

-          Ayat 24, di situ ada kata KASIH -> Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan

Dalam Ruangan Suci terkena kepada MEZBAH DUPA.

 

Itulah soal ketekunan. Tetapi sebetulnya, itu hanya tambahan saja, yang mau saya bahas adalah arti rohani dari Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

 

Ibrani 10:19-20

(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

 

Apa itu Tabir? Itulah tubuh (daging) atau diri Yesus yang robek dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai Kepala rumah ibadah, Dia Imam besar, Dia pemimpin yang baik, Dia sudah mengalami perobekan daging. Dengan perobekan daging inilah jalan ke Sorga terbuka, kita tembus ke Sorga.

Jadi, kita tembus ke Sorga bukan karena karunia-karunia tetapi karena perobekan daging. Kenapa terjadi perobekan daging? Karena kita sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Jadi, puncak ibadah (doa penyembahan) adalah harga mati. Saudara jangan mau lagi dibimbangkan dengan karunia-karunia yang ada di dunia ini. Kita memang butuh karunia, tetapi puncak ibadah adalah doa penyembahan, supaya terjadi perobekan daging dan terbukalah jalan menuju kerajaan Sorga (tembus ke Sorga).

 

Pendeknya, kita harus sabar menunggu 7 hari, tetapi, apakah Saul mengerti hal ini? Apakah dia mau tampil-tampil saja di dalam kemegahan, kemewahan sebagai raja? Apakah saya juga sebagai pembicara hanya mau tampil-tamil saja? Apakah saya mengerti rencana TUHAN, seperti yang diperintahkan Samuel kepada Saul? Tetapi yang pasti, Saul diurapi sebagai raja untuk menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.

Demikian juga saya sebagai pemimpin jemaat yang sederhana ini, tugas saya hanya itu, bukan pamer-pamer supaya kelihatan lebih rohani, lebih hebat, lebih terkenal. Terkenal tidak terkenal, saya tidak peduli, tidak berarti bagi saya. Yang berarti adalah supaya kita sampai ke hari ke-7, hari perhentian kekal, ada penyembahan itulah hubungan intim, dengan Yesus Mempelai Laki-Laki Sorga, tandanya; ada bahasa asing yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain selain kita dengan Dia.

 

Kalau seorang gembala ada dalam penyembahannya yang heran, satu kata yang keluar dari mulutnya adalah “asap”, artinya; doa yang berkuasa itu sampai kepada jemaat. Setiap satu kata “asap”, dua kata “asap”, sehingga sidang jemaat tertolong. Mulai malam ini dan seterusnya, bukan soal hebat-hebat lagi dalam kita melayani TUHAN, itu adalah kekeliruan dari Saul. Meskipun dipandang kolot oleh manusia, itu tidak jadi soal, yang penting pengertian ini jangan bergeser. Saya mohon sekali kepada semua rekan-rekan hamba TUHAN, jangan lagi bergeser dari pengertian ini.

Kalaupun ada hamba TUHAN lain yang memberi pengertian yang terlihat hebat, jangan bergeser lagi, sebab pengertian ini sudah benar, jangan diubah-ubah. Mungkin hamba TUHAN lain lebih keren bahasa Inggrisnya, bahasa Yunaninya; jangan bergeser ya saudara. Saya mohon kepada semua rekan-rekan hamba TUHAN, kasihan jemaat biarpun dua atau tiga orang saja. Saya berkata seperti ini, bukan supaya saya diterima, tetapi pengertian ini yang diterima.

 

Pertanyaannya: Apakah Saul mengikuti perintah Samuel yaitu; menunggu selama 7 hari?

1 Samuel 13:8A --- Perikop: “Ketidaktaatan Saul waktu orang Filistin datang menyerang”

(13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.

 

Singkat kata, Saul sudah berada di Gilgal. Lalu disini dikatakan; Saul menunggu 7 hari lamanya sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh Samuel.

 

Tetapi kita perhatikan bagian B --- Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. Namun, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan Saul, tepatnya pada hari yang ke-7. Mengapa rakyat berserak-serak? Jawabannya ada pada 1 Samuel 13:5.

 

1 Samuel 13:5

(13:5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen.

 

Orang Israel melihat tentara Filistin.

-          3000 kereta

-          6000 orang pasukan berkuda

-          Pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut (pasir di tepi laut berarti; tidak terhitung jumlahnya).

Ketika orang Israel “melihat” suasana itu, akhirnya mereka merasa terjepit dan terdesak. Melihat suasana yang begitu menakutkan, akhirnya mereka berserak-serak.

 

Memang, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati (1 Samuel 16:7). Artinya, kalau bangsa Israel sama seperti Daud yang setia kepada ALLAH, maka mereka tidak akan merasa terjepit dan terdesak. Kalau kita melihat situasi dengan mata; sulit / susah dalam mengikuti TUHAN. Tetapi emang dasar orang Israel sering kali menggunakan logika dan melihat situasi di sekitarnya dengan mata, akhirnya mereka merasa terjepit dan terdesak, sehingga berserak-seraklah mereka. Berserak-serak berarti; tidak ada kesatuan lagi. Kalau nikah pisah, Alkitab berkata; tidak dapat bertahan. Kalau kerajaan berpisah-pisah, itu tidak akan bertahan (Markus 3:24).

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan, bangsa Israel melihat dengan mata, padahal TUHAN berkata; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati (1 Samuel 16:7).. Kalau saja orang Israel sama seperti Daud yang setia kepada ALLAH, maka mereka tidak akan merasa terjepit dan terdesak.

 

Pendeknya, kita tidak boleh melihat pekerjaan TUHAN ini dengan mata, tetapi harus melihat dengan hati. Meski gereja kecil, jangan ditinggal-tinggalkan, tetapi tetaplah hati terpaut dengan TUHAN = setia. Meskipun banyak ancaman, tetap setia  kepada TUHAN = tidak berserak-serak, supaya kita tetap bersatu dan kuat. Dalam himpunan kecil ini, kalau kita bersatu, ke depannya kita pasti kuat. Oleh sebab itu, kita harus setia kepada ALLAH dan mengarahkan pandangan kita kepada salib (panggilan Sorgawi).

 

Sedikit melebar..

Bukti orang-orang Israel tidak setia.

1 Samuel 8:4-6 --- Perikop: “Orang Israel menghendaki seorang raja”

(8:4) Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama (8:5) dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." (8:6) Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.

 

Ketika Samuel sang hakim Israel telah menjadi tua dan ubanan, orang Israel menghendaki raja untuk memerintah mereka, maksudnya; supaya seperti bangsa-bangsa lain.

 

Perlu untuk diketahui:

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan (sudah dipilih / diasingkan), tetapi bangsa Israel sontoloyo; mereka meminta raja untuk memerintah mereka seperti bangsa-bangsa lain. Tetapi kita tidak sontoloyo ya saudara, karena kita sudah memiliki Yesus, Raja di atas segala raja, tidak usah lagi meminta raja yang lain seperti bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal ALLAH.

Mohon maaf kalau perkataan saya kasar, tetapi itu fakta, bangsa Israel sontoloyo.

 

Saudara, permintaan dari bangsa Israel ini mengesalkan hati TUHAN. Singkat kata, orang Israel berubah setia dihadapan ALLAH, itulah bukti bahwa bangsa Israel tidak setia kepada ALLAH.

 

1 Samuel 8:7-8

(8:7) TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. (8:8) Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada ALLAH lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu.

 

Ini sudah diceritakan TUHAN secara gamblang kepada Samuel, itu sebabnya TUHAN berkata; jangan sakit hati ya hamba-Ku.

Sebetulnya mereka bukan sedang menolak Samuel tetapi sedang menolak ALLAH, sebetulnya hati TUHAN yang hancur.

Jadi, kalau seorang gembala hancur hatinya karena tingkah jemaat, sebetulnya, tanpa sadar jemaat telah membuat hati TUHAN hancur.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan, ketika orang Israel meminta raja untuk mereka, sebetulnya mereka sedang menolak ALLAH menjadi raja atas mereka. Singkatnya, bangsa Israel berubah setia dan hal itu telah terjadi sejak ALLAH mengeluarkan mereka dari Mesir sampai hari dimana mereka meminta seorang raja.

Kemudian, pada saat bangsa Israel meminta seorang raja, sebenarnya mereka telah menolak ALLAH dan mereka telah beribadah kepada “ALLAH lain”, kepada berhala-berhala. Itulah orang yang tidak setia.

 

Pendeknya, ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan sekarang ini, erat kaitannya dengan keberadaan Sang Raja. Lagi pula muara dari ibadah dan pelayanan kita adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba (Wahyu 19:6-7). Di situ Yesus tampil sebagai Raja dan suami (Mempelai Laki-Laki), berarti; imam. Jadi, muara dari ibadah dan pelayanan ini adalah imamat rajani. Oleh sebab itu, semua jemaat harus menjadi imamat rajani. Zangkoor saja sudah disebut imamat rajani, tidak harus pemimpin pujian, pemain musik atau multimedia.

 

Dalam pesta nikah, Yesus tampil sebagai Raja dan sebagai Mempelai Laki-Laki berarti; suami / kepala / imam.

Kita juga harus raja dan imam (imamat rajani), di situlah tempat kita menantikan TUHAN pada kali yang kedua, bukan di tempat lain.

Semoga pengertian ini sampai kepada jemaat yang kita layani. Itulah pentingnya fellowship ini.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan; dimana kita menantikan kedatangan Yesus pada kali kedua? Jawabnya: imamat rajani, di situlah kita menantikan TUHAN, tidak ada tempat lain. Oleh sebab itu, yang belum menjadi imamat yang rajani, berjuanglah, layanilah TUHAN dengan sungguh-sungguh. Memang, dibutuhkan segala korban dalam melayani TUHAN, baik tenaga, uang, pikiran, waktu, tetapi hasilnya kita bisa berfellowship malam ini, kita boleh bergandengan tangan.

 

1 Samuel 12:12-13

(12:12) Tetapi ketika kamu melihat, bahwa Nahas, raja bani Amon, mendatangi kamu, maka kamu berkata kepadaku: Tidak, seorang raja harus memerintah kami, padahal TUHAN, ALLAHmu, adalah rajamu. (12:13) Maka sebab itu, lihat itu raja yang telah kamu pilih, yang kamu minta. Sesungguhnya TUHAN telah mengangkat raja atasmu,

 

Intinya, Saul menjadi raja karena pilihan dan keinginan dari bangsa Israel, padahal bangsa Israel telah mempunyai Raja yaitu TUHAN ALLAH, kepada-Nyalah mereka harus beribadah. Tetapi supaya keren-keren seperti bangsa lain, mereka minta raja. Israel itu dipilih oleh TUHAN dari semua bangsa, jadi tidak boleh sama dengan bangsa-bangsa lain.

Jadi, ibadah kita juga tidak boleh untuk keren-keren, tetapi biarlah supaya TUHAN tetap menjadi Raja di tengah ibadah dan pelayanan kita. Inilah hebatnya pembukaan rahasia Firman, dapat menyelidiki segala sesuatu.

 

Singkat kata, TUHAN yang memilih bangsa Israel dari semua bangsa di bumi, tetapi bangsa Israel menginginkan Saul menjadi raja. Kelas mereka jadi turun, hanya karena supaya terlihat keren, Raja di atas segala raja tidak ada di situ lagi.

Pilih mana, Raja segala raja ada di tengah ibadah dan pelayanan atau keren-kerenan?

Saudara, TUHAN mau datang dan kita tidak menantikan TUHAN dalam keadaan keren-kerenan, tetapi kita menantikan TUHAN “di situ” yaitu; dalam keadaan imamat rajani (Filipi 3:20).

 

Singkat kata, baik Saul maupun bangsa Israel tidak mengerti soal 7 hari. Bagaimana dengan kita malam ini setelah memperoleh pengertian dari TUHAN? Apakah kita sesontoloyo Saul dan bangsa Israel? Atau kita mau berlaku bijaksana soal 7 hari? Mari kita buktikan kepada TUHAN malam ini, kita datang kepada TUHAN dan berkata; “inilah TUHAN yang saya cari malam ini, bukan soal keren-kerenan, tetapi soal hari ke-7 itulah penyembahan, hubungan intim dengan TUHAN disertai bahasa lidah.”

 

Rekan-rekan hamba TUHAN, perhatikanlah jemaat di belakang, ia mengikuti gembala yang di depan, ia mengikuti teladan kita. Kalau kita ada dalam hubungan intim, maka jemaat juga ada dalam hubungan intim. Bawalah kekekalan ini sampai sidang jemaat juga ada dalam kekekalan, ada penyembahan, ada penyerahan diri.

 

Besok pagi (SESI KEDUA) kita akan telusuri seperti apa Saul di dalam kelemahannya, supaya kita jangan seperti dia. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment