KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 19, 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MEI 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MEI 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: KENA KUTUK KARENA MENIPU ALLAH

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan, karena pada malam hari ini kita dimungkinkan beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.

Segera kita memeriksa kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 8-9
(3:8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
(3:9) Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

Bangsa Israel telah menipu Tuhan mengenai PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN dan PERSEMBAHAN KHUSUS.
Oleh karena itu, mereka kena kutuk/tulah.
Perlu untuk diketahui; pembayaran persembahan persepuluhan menyenangkan hati Allah.
Persembahan persepuluhan kaitannya dengan kasih Allah, sama seperti 10 hukum yang tertulis pada kedua loh batu.
-      Loh batu yang pertama à hubungan manusia dengan Tuhan = kasih kepada Tuhan.
-      Loh batu yang kedua à hubungan manusia dengan sesama = kasih kepada sesama.
Inti dari 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, yaitu kasih.
Jadi, sepersepuluh / 1 dari 10 / 1/10 = KASIH.

Mempersembahkan persembahan khusus kaitannya kepada pembangunan rumah Tuhan/pembangunan tubuh Kristus, sehingga dengan mempersembahkan persembahan khusus, gereja Tuhan dibentuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna, dan pada saat itulah Tuhan bertakhta, berdiam di tengah-tengah umat-Nya, dengan kata lain Yesus tampil menjadi Raja dan Mempelai Pria Sorga untuk mempelai wanita-Nya.
Itu sebabnya perikop ayat ini dikatakan: “persembahan persepuluhan menyenangkan hati Tuhan.”

Kembali saya katakan; karena Israel menipu Allah mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus, maka mereka kena kutuk.

Kita lihat gambarannya dalam ...
Hagai 1: 5-6
(1:5) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
(1:6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

Keadaan orang yang kena kutuk terlihat dengan jelas, antara lain:
YANG PERTAMA: “KAMU MENABUR BANYAK, TETAPI MEMBAWA PULANG HASIL SEDIKIT ...”
Biasanya, bila menabur banyak akan menuai banyak juga (memperoleh hasil yang banyak).

Ulangan 28: 38
(28:38) Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, tetapi sedikit hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.

Menabur banyak tetapi sedikit hasil, penyebabnya adalah dimakan HABIS OLEH BELALANG.

Yoel 1: 4
(1:4) Apa yang ditinggalkan belalang pengerip telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan belalang pindahan telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat telah dimakan belalang pelahap.

Di sini kita melihat, ada beberapa jenis belalang yaitu; “Apa yang ditinggalkan BELALANG PENGERIP telah dimakan belalang pindahan, apa yang ditinggalkan BELALANG PINDAHAN telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan BELALANG PELOMPAT telah dimakan BELALANG PELAHAP”
Berarti tidak ada yang tersisa, dan ini merupakan tulah yang pernah terjadi, menimpa bangsa Mesir.

Yoel 1:6-7
(1:6) Sebab maju menyerang negeriku suatu bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya; giginya bagaikan gigi singa, dan taringnya bagaikan taring singa betina.
(1:7) Telah dibuatnya pohon anggurku menjadi musnah, dan pohon araku menjadi buntung; dikelupasnya kulitnya sama sekali dan dilemparkannya, sehingga carang-carangnya menjadi putih.

Musuh yang maju menyerang, itulah gambaran  belalang – belalang antara lain;
-      Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
-      Iblis Setan, itulah roh jahat dan roh najis
Kemudian, “giginya bagaikan gigi singa, dan taringnya bagaikan taring singa betina”, sehingga kalau kita lihat pada ayat 7, setiap pohon yang tumbuh di ladang itu “dikelupasnya kulitnya sama sekali dan dilemparkannya, sehingga carang-carangnya menjadi putih.”
Kalau kulit dari setiap carang-carangnya dikelupas, maka carang-carang menjadi kering dan tidak menghasilkan buah yang baik.
Dan kalau kita melihat gigi dari pada singa, ia tidak akan membiarkan mangsanya terlepas, seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 5: 8, Iblis Setan digambarkan seperti singa yang mengaum-aum yang mencari mangsa yang dapat ditelannya.

Mari kita lihat; KONDISI LADANG
Yang pertama:
Yoel 1: 10
(1:10) Ladang sudah musnah, tanah berkabung, sebab gandum sudah musnah, buah anggur sudah kering, minyak sudah menipis.

Ladang sudah musnah”, berarti ibadah dan pelayanan tidak ada lagi, sedangkan ibadah dan pelayanan merupakan ladang Tuhan.

Kerugian yang dialami bila ladang sudah musnah: “maka tanah berkabung”.
Artinya; bersusah hati.
Setiap orang yang tidak menghargai ladang Tuhan yaitu; orang – orang yang menjauhkan diri dari pertemuan – pertemuan ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, pasti hatinya susah, suka berkabung.

Selanjutnya, oleh karena tanah itu berkabung (hati susah) maka TIGA HAL TERJADI;
1.    Gandum sudah musnah, artinya; tidak ada lagi kebenaran firman Tuhan/tanpa kebenaran yang menguduskan.
2.    Anggur sudah kering, artinya; tidak lagi memiliki kasih dari sorga/dari Allah.
3.    Minyak sudah menipis, artinya; tidak hidup dalam pimpinan Roh-El Kudus, tanpa pengurapan Allah Roh-EL Kudus yang penuh.
Tiga hal di atas tadi akan dialami setiap orang, kalau ladang sudah musnah, dengan kata lain jauh dari Tuhan karena mengecilkan ibadah dan pelayanan sehingga menimbulkan kesusahan hati.

Sebelum saya terpanggil sebagai hamba Tuhan, kesusahan semacam ini terjadi menimpa saya, sebab saya tidak menghargai ladang Tuhan menjauhkan diri dari ibadah dan pelayanan, sehingga tidak memiliki kebenaran yang berasal dari FIRMAN TUHAN, tidak tinggal dalam KASIH ALLAH, dan tidak hidup dalam PIMPINAN ROL-EL KUDUS melainkan hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging.

Mari kita lihat; KONDISI LADANG
Yang kedua
(1:11) Para petani menjadi malu, tukang-tukang kebun anggur meratap karena gandum dan karena jelai, sebab sudah musnah panen ladang.
“Para petani menjadi malu, tukang-tukang kebun anggur meratap”
Petani, tukang-tukang kebun anggur = penggarap-penggarap tanah (ladang Allah) à hamba-hamba Tuhan.
Jadi, hamba-hamba Tuhan menjadi malu dan meratap.

Kalau gembala yang baik melihat kawanan domba tidak terurus, tidak tergembala, liar, maka hamba Tuhan akan meratap dan juga malu. Saya sebagai hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala oleh karena kemurahan Tuhan, juga akan mengalami hal yang sama, jika anak-anak Tuhan (sidang jemaat) mengalami hal demikian.
Gembala yang baik adalah gembala yang mau bertanggung jawab atas domba-dombanya.
Kalau sidang jemaat melakukan suatu kesalahan, gembala akan mengalami rasa malu, sebaliknya juga anak Tuhan (sidang jemaat) kalau melihat gembalanya tidak bertanggung jawab, berada dan duduk seperti orang-orang fasik, sidang jemaat juga pasti malu dan meratap.

Yoel 1: 12
(1:12) Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima, juga pohon korma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering. Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia.
Pendeknya; pohon di padang sudah mengering, sehingga kegirangan melayu di antara anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan (gembala sidang).

Mazmur 105: 34-35
(105:34) Ia berfirman, maka datanglah belalang dan belalang pelompat tidak terbilang banyaknya
(105:35) yang memakan segala tumbuh-tumbuhan di negeri mereka, dan memakan hasil tanah mereka;

Jadi, sekalipun menabur banyak, akan menuai hasil sedikit, sebab belalang-belalang menghabisinya, dan itu terjadi atas seizin Tuhan, karena Ia berfirman maka datanglah belalang – belalang itu.
Belalang pelompat yang tidak terbilang banyaknya memakan tumbuh-tumbuhan di negeri mereka, memakan hasil tanah mereka.
Belalang (dengan 4 jenis belalang tadi), menghabisi segala hasil tanah, itu terjadi bukan karena suatu kebetulan, tetapi tentu di sini Tuhan punya maksud, dan itu terjadi atas seijin Tuhan, sesuai dengan ayat 34: “IA BERFIRMAN, maka datanglah belalang

SEBAGAI BUKTI;
Hakim-hakim 6: 3, 5
(6:3) Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur, lalu maju mendatangi mereka;
(6:5) Sebab orang-orang itu datang maju dengan ternaknya dan kemahnya, dan datangnya itu berbanyak-banyak seperti belalang. Orang-orangnya dan unta-untanya tidak terhitung banyaknya, sekaliannya datang ke negeri itu untuk memusnahkannya,

Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek, dan orang-orang dari sebelah timur maju menyerang dan menghabisi hasil tanah yang digambarkan seperti belalang, sehingga bangsa Israel sangat melarat, miskin dan tidak dapat berbuat apa-apa. Jikalau tanpa gandum, minyak dan anggur = tanpa firman Allah, Roh Kudus dan kasih Allah = miskin dan melarat.
-      Orang Amalek mengambarkan Iblis setan, yaitu; roh jahat dan roh najis.
-      Orang Midian menggambarkan dunia dengan segala arus dan pengaruhnya.
-      Orang – orang dari sebelah timur menggambarkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Orang yang melarat, orang yang miskin adalah orang yang tidak berdaya, bahkan hikmat orang miskin saja tidak didengar, sesuai dengan kitab Pengkotbah.
Kalau musuh-musuh bangsa Israel maju menyerang, itu terjadi atas seijin Tuhan, bukan suatu kebetulan, namun Tuhan hendak menyatakan kasih-Nya yaitu supaya bangsa Israel berseru kepada Tuhan. Berseru, berarti; berharap dan memohon pertolongan Tuhan.
Biarlah hal ini kita perhatikan dengan baik, jangan sampai kita menipu Allah mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus, supaya keadaan kita menjadi jauh lebih baik.

Keadaan orang yang kena kutuk terlihat dengan jelas, antara lain:
YANG KEDUA: “ ... KAMU MAKAN, TETAPI TIDAK SAMPAI KENYANG ...
Kalau seseorang makan banyak biasanya menjadi kenyang, tetapi di sini dikatakan; kamu makan tetapi tidak sampai kenyang, berarti, ada sesuatu yang tidak beres, yaitu;
1.    TIDAK MENYUKAI MAKANAN = muak, seperti yang dialami bangsa Israel di padang gurun, mereka sempat muak dengan manna (roti yang turun dari sorga)
2.    TIDAK MENGHARGAI MAKANAN itu, seperti bangsa Israel ketika memungut manna, mereka membiarkan manna itu sampai besok, sehingga manna itu berulat.
Kalau firman Tuhan tidak segera dilakukan, maka seseorang akan menjadi sama seperti Iblis Setan, gambaran dari roh jahat dan roh najis.
3.    Seperti orang kaya (dalam kisah Lazarus) MEMBIARKAN MAKANAN ITU TERJATUH DARI MEJA orang kaya tersebut = acuh tak acuh saat mendengar firman Tuhan.

Makan banyak tetapi tidak sampai kenyang banyak terjadi/menimpa gereja Tuhan di hari-hari ini, dan kita dapat melihat gambarannya dalam ...
Amsal 30: 15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
(30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
Tidak kenyang = tidak pernah merasa cukup, antara lain;
1.    Dunia orang mati
Digambarkan seperti kuburan; tempatnya roh jahat dan roh najis, tidak menghasilkan apa-apa = kering.
2.    Rahim yang mandul
Tidak menghasilkan buah kandungan = kering-kering
3.    Bumi yang tidak pernah puas dengan air
Digambarkan seperti padang gurun, sekalipun curah hujan tinggi di atas padang gurun, namun padang gurun tidak akan pernah bisa menjadi tanah yang subur/tanah yang baik = kering-kering
4.    Api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Ini juga gambaran dari kehidupan yang kering-kering.
Dalam 1 Korintus 3: 11 dst, di situ ada dua jenis bangunan;
-      Jenis bangunan yang pertama; “emas, perak dan batu permata”
-      Jenis bangunan yang kedua; “kayu, rumput kering dan jerami
Selanjutnya, setiap bangunan akan diuji oleh nyala api.
Jenis bangunan yang pertama jika diuji oleh nyala api; emas, perak dan batu permata tidak akan pernah terbakar dan tidak akan pernah berubah menjadi abu.
Sebaliknya, jika jenis bangunan yang kedua diuji oleh nyala api, maka kayu, rumput kering dan jerami akan terbakar dan berubah menjadi abu.
Jadi, kayu, rumput kering dan jerami à kehidupan yang kering-kering = kehidupan yang tidak menghasilkan buah yang menyenangkan hati Tuhan.

Lebih jauh kita melihat tentang KEHIDUPAN YANG KERING-KERING.
Matius 11: 20-21
(11:20) Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
(11:21) Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

Yesus mengutuk pohon ara, sehingga pohon ara itu menjadi kering.
Berarti, kehidupan yang kering-kering adalah gambaran dari kehidupan yang terkutuk.

Lebin rinci ...
Matius 11: 13-14
(11:13) Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
(11:14) Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

Yesus mengutuk pohon ara itu, dan seketika itu juga pohon ara itu menjadi kering sampai ke akar-akaranya.
Pohon ara yang kering tidak menghasilkan buah.

Lebih jauh kita melihat ...
Keadaan yang kering-kering.
Yohanes 15: 4-5
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Kehidupan yang kering-kering digambarkan seperti ranting tidak melekat pada pokok anggur = TANPA PERSEKUTUAN ANTARA TUBUH DENGAN KRISTUS SEBAGAI KEPALA = tidak tinggal di dalam Tuhan.

Yohanes 15: 6
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kehidupan yang kering-kering suatu saat akan dikumpulkan dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar (dilemparkan ke dalam api neraka).

Perlu kita ketahui terlebih dahulu ...
Posisi dari pohon ara (yang dikutuk oleh Yesus).
Markus 11: 13
(11:13) Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

Pohon ara ini tumbuh DI PINGGIR JALAN, ini adalah gambaran dari kerohanian yang di pinggir jalan.
Kerohanian yang di pinggir jalan suka menipu; dari jauh terlihat daunnya hijau dan lebat.
Kalau daunnya hijau dan lebat berarti menunjukkan bahwa pohon yang semacam ini berbuah banyak, tidak seperti pada musim panas/musim kering, daunnya berguguran dan tidak akan menghasilkan buah.
Kalau daunnya hijau namun tidak menghasilkan buah, ini adalah kehidupan yang munafik; terlihat menarik namun tidak ada buah yang baik, yang dapat dipetik.

Lebih jauh kita melihat; KEROHANIAN YANG DI PINGGIR JALAN.
Matius 13: 4, 19
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Benih ditaburkan di pinggir jalan, artinya; mendengar dan menerima firman Tuhan tetapi tidak mengerti firman Tuhan yang didengar dan diterimanya itu.
Burung à penghulu di udara dengan segala tipu dayanya.
Kalau mendengar namun tidak mengerti, maka penghulu di udara akan merampas benih itu, sehingga keadaan orang itu berubah menjadi jahat, itulah kerohanian yang di pinggir jalan.

Kalau kerohanian di pinggir jalan, nasib yang dialaminya persis seperti Bartimeus, yang duduk di pinggr jalan.
Keadaannya;
-      SEBAGAI SEORANG PENGEMIS, artinya; berharap atas uluran tangan manusia
Kalau seseorang berharap pada uluran tangan manusia, ia tidak akan pernah berharap pada uluran tangan Tuhan = mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.
Dalam Yeremia 17:5 mengatakan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri
-      SEORANG YANG BUTA, artinya; tidak melihat terang = tinggal dalam kegelapan yang paling gelap.
Orang yang tinggal dalam kegelapan yang paling gelap, tidak tahu harus berbuat apa-apa, dia tidak tahu harus pergi ke mana, dia tidak tahu apa yang harus ia perbuat.
Jika orang buta berani melangkah, kalau tidak ditabrak maka ia akan menabrak.
Selanjutnya, kalau seseorang suka tinggal dalam kegelapan yang paling gelap, berarti ia suka menyembunyikan dosa. Orang yang suka menyembunyikan dosa adalah gambaran dari orang-orang kegelapan, orang-orang malam, tanpa terang.

Itulah nasib bila kerohanian masih di pinggir jalan; mendengar firman tetapi tidak mengerti, tidak tahu apa yang dia dengar. Biar bagaimanapun roh jahat akan merampas benih itu, sehingga keadaan orang itu berubah menjadi jahat.

Keadaan orang yang kena kutuk terlihat dengan jelas, antara lain:
YANG KETIGA: “... KAMU MINUM, TETAPI TIDAK SAMPAI PUAS ...”
Kalau seseorang minum air, pasti rasa dahaga itu akan dipuaskan, tetapi di sini kita melihat ia minum tetapi tidak sampai puas, ini adalah keadaan orang yang tidak beres, yang hidup dalam kutuk.

Mari kita lihat; Orang yang minum tetapi tidak sampai puas
Kisah Pertama: PEREMPUAN SAMARIA
Yohanes 4: 11-13
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Ada dua hal yang menggelitik hati saya dari perkataan perempuan Samaria ini;
1.    Tuhan, Engkau tidak punya timba
Timba gambaran dari hamba-hamba Tuhan/gembala sidang yang sedang mencari, menggali rahasia firman sedalam-dalamnya.
Banyak anak-anak Tuhan, persis seperti perempuan Samaria ini, yang dikehendaki adalah nama besar dari seorang hamba Tuhan (timba), seperti nama Yakub, sangat besar dan berarti bagi bangsa Israel, karena Yakub adalah bapa dari bangsa Israel, tetapi perlu diketahui nama Yesus jauh lebih besar dari nama Yakub.
Dan kedalaman firman pengajaran mempelai jauh lebih dalam dan lebih berarti kalau hanya menghendaki sebuah nama dari seorang hamba Tuhan.
2.    Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub
Artinya; anak-anak Tuhan seringkali menghendaki gereja yang besar dan mewah, serta serba lux, semua itu adalah perkara-perkara lahiriah, bukan mencari kebenaran, yaitu penyucian firman.
Dan orang yang semacam ini tidak mampu dikoreksi oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = menolak firman penyucian.

Dampak negatif bila gereja Tuhan ditandai dengan 2 hal di atas:
Yesus berkata: “Barangsiapa minum air ini”, maksudnya minum dari air sumur Yakub, maka “IA AKAN HAUS LAGI

Dan kehausan dari perempuan Samaria itu adalah ...
Yang Pertama.
Yohanes 4: 15-18
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Perempuan Samaria dikuasai roh najis, sehingga ia hidup dalam perzinahan demi perzinahan.
Sebelumnya ia telah hidup dengan 5 laki-laki + satu laki-laki yang sekarang hidup bersamanya, ini adalah perzinahan = hidup dalam penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi Tuhan = menduakan hati Tuhan.
Ini adalah keadaan orang yang haus, seperti perempuan Samaria; tidak puas terhadap satu laki-laki.

Andai saja perempuan Samaria ini mengenal Yesus sebelumnya, ia pasti minum dari air kehidupan yang memberi rasa kepuasan.
Demikian halnya kita semua telah mengenal Yesus dan menerima air kehidupan, biarlah kiranya air kehidupan itu memancar/membawa kita sampai kepada hidup yang kekal = masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Firman pengajaran mempelai yang rahasianya dibukakan  membawa kita sampai kepada kehidupan yang kekal, rasa dahaga kita dipuaskan oleh kasih Allah, supaya saya dan saudara tidak dikuasai oleh roh najis, terlepas dari perzinahan, terlepas dari berhala-berhala di dunia ini.
Saudaraku, firman pengajaran lebih dalam dari sumur Yakub karena firman pengajaran rahasianya begitu dalam (rahasia nikah).
Yesus, sebagai Mempelai Pria Sorga, telah memberikan pengajaran yang lebih besar, lebih berkuasa dari pada air yang ada di dalam sumur Yakub, telah memuaskan rasa dahaga saya dan saudara, sehingga cukup sampai di sini, segala perbuatan-perbuatan yang menunjukkan rasa tidak puas cukup sampai di sini, cukup sampai malam hari ini, jangan diteruskan lagi, sebab darah Yesus berkuasa.

Dan kehausan dari perempuan Samaria itu adalah ...
Yang Kedua.
Yohanes 4: 20-21
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

Perempuan Samaria ini menyembah DI ATAS GUNUNG dan DI YERUSALEM, ini merupakan penyembahan yang salah, penyembahan yang keliru, dengan kata lain alamat palsu.
-      Menyembah di atas gunung, berarti mempertahankan dosa kesombongan, keangkuhan, ketinggian hati.
Anak Tuhan yang demikian adalah anak Tuhan yang salah kaprah di dalam pengikutannya kepada Tuhan.
-      Menyembah di Yerusalem, artinya; lebih mengutamakan perkara lahiriah dari pada perkara-perkara yang rohani.
Yerusalem, arti rohaninya; ibadah dan pelayanan.
Kalau lebih mengutamakan perkara-perkara lahiriah, sehingga jauh dari ibadah dan pelayanan, itu adalah penyembahan berhala, penyembahan yang salah kaprah dari anak-anak Tuhan.

Dengan dua hal ini menunjukkan bahwa perempuan Samaria ini minum dari sumur Yakub namun tidak mengalami kepuasan.
Kalau saja anak-anak Tuhan minum dari air kehidupan, pastilah terlepas dari dua hal di atas yaitu; dari dosa perzinahan dan penyembahan berhala (penyembahan yang salah).

Mari kita lihat; ORANG YANG MINUM TETAPI TIDAK SAMPAI PUAS
Kisah kedua: DALAM INJIL YOHANES 7
Pada injil Yohanes 7, terdapat 5 perikop/judul yang menuliskan perbincangan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi, saudara-saudara Yesus, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
1.    Yesus pergi ke Yerusalem untuk hari raya pondok daun (Yohanes 7: 1-13)
Ada 2 hal yang menonjol dalam kisah ini;
-      Orang-orang Yahudi yang tinggal di Yudea berusaha untuk membunuh Yesus
Dalam 1 Yohanes 3: 15, membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia, dan ini adalah tabiat dari pada Iblis Setan, di dalam dia tidak ada kebenaran dari sejak dahulu.
Biarlah tabiat dari Iblis Setan ini tidak terlihat, tidak menimpa anak-anak Tuhan, saya dan saudara.
Membenci, menantang, menunjukkan seseorang tidak mengalami kepuasan; minum air tetapi tidak puas.
-      Saudara-saudara Yesus tidak mengakui keberadaan-Nya
Sebab saudara-saudara Yesus adalah manusia duniawi, terlihat dari perkataan mereka: “... Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.
Saudara-saudara Yesus adalah gambaran dari hamba-hamba Tuhan yang masih berpikiran duniawi, dengan bukti; ada keinginan-keinginan untuk menonjolkan diri.
Kalau hamba-hamba Tuhan masih berpikiran duniawi, persis seperti nabi-nabi palsu; “mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka” (1 Yohanes 4: 5).
Nabi-nabi palsu fasih berbicara tentang hal-hal duniawi dari pada pemberitaan firman yang murni, berarti dikuasai oleh roh antikris.
Nabi-nabi palsu fasih berbicara tentang hal-hal duniawi, artinya; menyampaikan firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua dan teori-teori kemakmuran (berkat berkelimpahan).

2.    Kesaksian Yesus tentang diri-Nya (Yohanes 7: 14-24)
Yesus mengajar, dan orang-orang Yahudi terheran-heran, mereka berkata: “Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!
Selanjutnya Yesus berkata: “Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu
Ketika Yesus mengajar dengan perkataan itu, mereka marah.
Selanjutnya, kelebihan dari orang Yahudi adalah menerima sunat, namun hati mereka tidak disunat; mereka semua marah ketika Yesus mengajar, ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi minum tetapi tidak mengalami kepuasan.
Firman pengajaran mempelai mengajar kita, menegur, menasihati saya dan saudara. Saya kira, kalau kita diajar, ditegur dan dinasihati oleh firman pengajaran, kita tidak perlu marah.

3.    Pertentangan tentang asal Yesus (Yohanes 7: 25-36)
Terjadi pertentangan hebat di antara orang Yahudi, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan imam-imam kepala mengenai asal usul Yesus.
Intinya; mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Mesias, yang disebut juga Kristus, artinya Yang Diurapi, yang diutus oleh Bapa, sehingga dengan jelas mereka berkata: “Apakah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini: Kamu akan mencari Aku, tetapi kamu tidak akan bertemu dengan Aku, dan: Kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada?"
Orang yang tidak tahu tentang asal usul Yesus, tidak sampai kepada Bapa, tidak mengenal Bapa, sebab Bapa di dalam Anak dan Anak di dalam Bapa.
Ajaran yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat menimbulkan perpecahan dan kekacauan, dan di hari-hari terakhir ini banyak ajaran yang mengarah kepada penyangkalan terhadap Kristus dan salib-Nya (menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus), dan firman Tuhan dengan jelas mengatakan; orang yang semacam ini tidak mengenal Bapa dan tidak sampai kepada Bapa.
Inilah kehidupan yang minum namun tidak mengalami rasa puas.

4.    Air sumber hidup (Yohanes 7: 37-44)
Di sini terjadi kembali pertentangan mengenai asal usul Yesus
-      Golongan yang pertama berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang
-      Golongan yang kedua berkata: “Ia ini Mesias.
-      Golongan yang ketiga berkata: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
Ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kepastian mengenai Juruselamat, sehingga mereka tidak mampu memuliakan Tuhan, sesuai dengan ayat 39, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”

5.    Yesus dibela oleh Nikodemus (Yohanes 7: 45-52)
Orang-orang Yahudi tidak mengakui bahwa Yesus adalah nabi yang besar, yang sanggup menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa (menunjuk-nunjuk dosa), sehingga orang yang tidak mau mengakui Yesus adalah seorang nabi, ia adalah orang yang tidak mau dikoreksi dosanya.
Orang yang tidak mau dikoreksi dosanya, menghukum/menghakimi orang lain sebelum mendengar dan menerima pendapat orang lain.

Inilah 5 hal mengenai orang yang minum namun tidak mengalami kepuasan, oleh sebab itu, pada injil Yohanes 7: 37-38, Yesus berseru kepada orang – orang Yahudi: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Yesus menyerukan hal itu kepada orang-orang Yahudi, karena Ia mengetahui dengan jelas keadaan mereka.
Dan alasan Yesus menyerukan ini adalah hari raya pondok daun tidak lama lagi dirayakan.
Hari raya pondok daun/hari raya Tabernakel = hari perhentian yang kekal di dalam Kerajaan Sorga = pengumpulan hasil = penuaian di akhir zaman untuk selanjutnya dibawa masuk dalam Kerajaan Sorga à mempelai wanita Tuhan yang disempurnakan.

Keadaan orang yang kena kutuk terlihat dengan jelas, antara lain:
YANG KEEMPAT: “... KAMU BERPAKAIAN, TETAPI BADANMU TIDAK SAMPAI PANAS ...
Kejadian 3: 6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka menyadari bahwa mereka telanjang.
Pada saat mereka menyadari bahwa mereka telanjang, menunjukkan bahwa mereka tidak merasakan kehangatan kasih dari Allah, sehingga pada saat itu mereka membuat pakaian, menyemat daun pohon ara, artinya; mempertahankan kebenaran diri sendiri untuk menutupi dosa kejahatan.
Cepat atau lambat daun pohon ara akan menjadi kering, rapuh dan rusak, dan kembali lagi telanjang di hadapan Tuhan. Kebenaran diri sendiri tidak sanggup menimbulkan kehangatan kasih dari Allah di dalam dirinya.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Di sini kita melihat, Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan Hawa.
Binatang yang dikuliti à korban Kristus, kasih Allah kepada manusia, itulah yang menimbulkan kehangatan bagi saya dan saudara. Kasih Allah sanggup menghangatkan saya dan saudara.
Kalau kita boleh merasakan kehangatan kasih Allah, akan mencairkan segala yang dingin, termasuk kasih yang dingin. Kehangatan kasih Allah sanggup mencairkan segala masalah.

1 Timotius 6: 6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Perlu untuk diketahui: “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
-      Firman Allah adalah makanan rohani, itulah kebenaran yang menguduskan saya dan saudara.
-      Sedangkan pakaian adalah kasih yang menutupi dosa ketelanjangan.
Kita datang ke dunia ini dengan telanjang dan kembali kepada Tuhan dengan telanjang, kita tidak membawa sesuatu apapun ke dunia, dan kita tidak membawa apa-apa saat kembali kepada Tuhan, berarti dengan jelas bahwa kehangatan kasih Allah yang kita butuhkan yang melebihi dari perkara-perkara lahiriah.
Semakin kita satu dengan korban Kristus, semakin kita merasakan kasih Allah.
Itu sebabnya: “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” Yang kita butuhkan hanyalah kasih Allah, oleh sebab itu biarlah kita menyatu dengan korban Kristus.
Sekali lagi saya tandaskan; semakin kita melekat dengan korban Kristus, kita akan semakin merasakan kehangatan kasih Allah. Kita membutuhkan kehangatan kasih Allah, melebihi dari apapun di dunia ini, perkara-perkara yang ada di dunia ini tidak melebihi dari kasih Allah.

Berpakaian namun tidak sampai panas (tidak merasakan kehangatan kasih Allah), itu karena masih mempertahankan kebenaran diri sendiri = kekerasan hati = penyembahan berhala, melebihi dari kebenaran yang berasal dari firman Tuhan.

Kembali kita memperhatikan ...
Akibat dari 4 hal di atas.
Hagai 1: 5-6
(1:5) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
(1:6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!

Selanjutnya kita memperhatikan, dengan keadaan 4 hal di atas tadi, mengandung resiko, yaitu: “orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang”
Artinya; upah dari pekerjaan itu terbuang begitu saja dan tidak menghasilkan.
Ini adalah gambaran dari kirbat lama, kehidupan yang belum dibaharui.

Lebih jauh kita melihat; KEHIDUPAN YANG BELUM DIBAHARUI.
Matius 9: 17
(9:17) Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Anggur yang baru tidak disimpan di dalam kantong kulit yang tua, sebab jikalau demikian, kantong itu akan hancur dan anggur yang baru akan terbuang sia-sia, demikian juga dengan hati yang belum dibaharui, kehidupan yang belum dibaharui; tidak menghargai kasih karunia demi kasih karunia, kebaikan dan kemurahan Tuhan dia abaikan begitu saja.

Anggur di dalam cawan adalah gambaran dari penderitaan Yesus Kristus. Anggur dalam cawan diminum setelah makan roti yang dipecah-pecahkan, itu adalah gambaran dari korban Kristus.
Segala sesuatu yang kita terima, ibadah dan pelayanan ini adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan, lewat korban Kristus.
Intinya; kirbat lama, kirbat tua, kehidupan yang belum dibaharui tidak akan pernah menghargai kemurahan Tuhan, justru menyalahgunakan kemurahan demi kemurahan, sehingga merusak diri sendiri.
Saudara dapat melihat orang-orang dunia; memiliki uang dan harta yang banyak, namun salah dalam penggunaan sehingga merusak diri sendiri.
Jadi, yang benar adalah anggur yang baru disimpan dalam kantong kulit yang baru, yaitu hati yang telah dibaharui, sehingga dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.
Hati yang telah dibaharui = pembaharuan kirbat.

Oleh sebab itu sebagai jalan keluarnya ...
Jalan keluarnya: PERHATIKANLAH KEADAANMU! (Hagai 1: 5)
Segeralah kita memperhatikan keadaan kita. Kalau mau memperhatikan keadaan kita masing-masing, maka kita akan bercermin kepada firman Tuhan. Setelah kita bercermin kepada firman Tuhan, maka kita akan melihat seperti apa keadaan kita. Jangan bercermin kepada yang lain-lain!
Saya banyak melihat anak-anak Tuhan yang bercermin kepada kebodohan, dengan cara; mengambil/melihat ukuran/perbuatan yang jelek dari orang lain ketika kesalahannya ditegur.
Biarlah kita melihat keadaan kita seperti apa, dengan cara bercermin kepada firman Tuhan.

2 Korintus 4: 3-6
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
(4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Kalau kita bercermin pada pemberitaan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, maka kita akan melihat gambar dan kemuliaan Allah, puncaknya: kita diubah sampai SEGAMBAR DAN SERUPA DENGAN ALLAH, itulah mempelai wanita Tuhan.

Cahaya injil tentang kemuliaan Kristus adalah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman pengajaran mempelai.
Jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap, sehingga memberi 2 hal, seperti yang tertulis dalam Mazmur 119: 130, yaitu;
-      Memberi terang
Sesuai dengan Mazmur 119: 105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” = tidak tinggal dalam kegelapan.
-      Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh
Dalam Mazmur 119: 104 dikatakan: “Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
Membenci jalan dusta, berarti tidak mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Malam hari ini kita berbahagia melebihi kebahagiaan dunia oleh karena cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, memberi keselamatan, hidup kekal.
Dalam 2 Korintus 4: 3, dengan jelas Rasul Paulus mengatakan: “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
Golongan orang-orang yang tidak menyukai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan adalah orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.

KESIMPULANNYA:
Segambar dan serupa dengan Allah adalah kehidupan yang sempurna, berarti; tidak menipu Allah mengenai PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN dan PERSEMBAHAN KHUSUS.
Saya mengulang kembali untuk mengatakan, bahwa:
-      Persembahan persepuluhan kaitannya dengan kasih Allah, sama seperti 10 hukum yang tertulis pada kedua loh batu.
·        Loh batu yang pertama à hubungan manusia dengan Tuhan = kasih kepada Tuhan.
·        Loh batu yang kedua à hubungan manusia dengan sesama = kasih kepada sesama.
Inti dari 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, yaitu kasih.
Jadi, sepersepuluh / 1 dari 10 / 1/10 = KASIH.
-      Mempersembahkan persembahan khusus kaitannya kepada pembangunan rumah Tuhan/pembangunan tubuh Kristus, sehingga dengan mempersembahkan persembahan khusus, gereja Tuhan dibentuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna, dan pada saat itulah Tuhan bertakhta, berdiam di tengah-tengah umat-Nya, dengan kata lain Yesus tampil menjadi Raja dan Mempelai Pria Sorga untuk mempelai wanita-Nya.
Itu sebabnya perikop ayat ini: “persembahan persepuluhan menyenangkan hati Tuhan.”

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment