KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 7, 2015

IBADAH NATAL KKR & PERSEKUTUAN HAMBA-HAMBA TUHAN GPT KEMURAHAN LAU CIH, PANCUR BATU – MEDAN 10 DESEMBER 2014

IBADAH NATAL KKR & PERSEKUTUAN HAMBA-HAMBA TUHAN
GPT KEMURAHAN LAU CIH, PANCUR BATU – MEDAN
10 DESEMBER 2014

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Natal KKR dan persekutuan pada malam hari ini, di dalam kandang penggembalaan yang digembalakan oleh Bp. Pdt. Simangunsong.

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena kemurahan hati Tuhan kami dipercayakan untuk melayani Tuhan dalam pemberitaan firman Tuhan. Dan saya juga memberi hormat sebesar-besarnya kepada bapa gembala Pdt. Simangunsong juga rekan-rekan hamba Tuhan, Pdt Sihombing dari tanjung merawa yang turut mendukung pelayanan ini, juga rekan-rekan hamba Tuhan yang tidak bisa saya sebut. Tuhan Yesus memberkati dukungannya, Tuhan yang membalaskan. Serta umat Tuhan, sidang jemaat maupun undangan, Tuhan memberkati. Kalau pada malam hari ini kami dapat melayani bukan berarti kami lebih dari rekan-rekan hamba-hamba Tuhan, tetapi segala sesuatu ada masanya ada waktunya.

Saudaraku, terlebih dahulu saya menceritakan perjalanan kami, kami telah 10 atau 11 hari berada di Sumatera, pertama-tama kami melayani di Provinsi Riau tepatnya di Bagan Batu, untuk melayani natal persekutuan dari organisasi GSJPDI se-provinsi Riau, serta undangan – undangan dari berbagai gereja. Kemudian kami juga melayani persekutuan pelayanan kasih persaudaraan / PPKP Deli Serdang sekitarnya yang diikuti oleh 10 gereja, pada hari Senin tanggal 8 Desember 2014.
Terimakasih sekali lagi, atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami.

Kiranya kita boleh merasakan kasih Tuhan malam hari ini, kita boleh duduk diam dan tenang untuk menerima firman pada malam hari ini.

Pemberitaan firman malam hari ini merupakan kelanjutan dari pemberitaan firman dari hari Senin, dalam persekutuan PPKP, mengenai Seorang yang Tulus Hati, itulah pribadi Yusuf.
Segera kita memperhatikan ...
Matius 1: 18-19
(1:18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
(1:19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Ketika Maria dan Yusuf bertunangan, ternyata di sini kita perhatikan; Maria telah mengandung dari Roh Kudus, tanpa sepengetahuan Yusuf, oleh sebab itu, Yusuf bermaksud meninggalkan Maria dengan diam-diam, karena ia tidak mau mencemarkan nama baik isterinya yaitu Maria di muka umum.
Jadi, rencana dari Yusuf adalah untuk menceraikan Maria.

Matius 1: 20, 24
(1:20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
(1:24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi untuk memberitahukan keberadaan yang sesungguhnya kepada Yusuf, bahwa sesungguhnya Maria mengandung dari Roh Kudus.
Itu sebabnya malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf: “janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu”

Mari kita lihat; RESPON YUSUF (ayat 24).
Yusuf berbuat tepat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya, berarti; YUSUF MENURUTI FIRMAN TUHAN, ia melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan lewat perantaraan malaikat Tuhan.
Menuruti firman Tuhan merupakan salah satu tabiat yang paling mendasar dari Daud, yang diwariskan kepada Yusuf.

Keluaran 19: 5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Mendengar dan melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, menjadi harta kesayangan bagi Allah.
Buktinya: Allah menjadikan kerajaan imam dan bangsa yang kudus.

Yesaya 55: 3-4
(55:3) Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
(55:4) Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;

Kalau kita menjadi raja-raja, imamat rajani, pelayan Tuhan, itu merupakan kesaksian di tengah dunia ini.

Mazmur 89: 35-38
(89:35) Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
(89:36) Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud:
(89:37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku,
(89:38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan." S e l a

Kalau menjadi raja, berarti menjadi kesaksian sesuai dengan janji Tuhan. Saudaraku, kalau Tuhan sudah berjanji Tuhan tidak pernah membatalkan, apa yang keluar dari mulut Allah adalah Ya dan Amin.

Jika menjadi kesaksian, ada 2 hal;
-      SAKSI berarti; TAKHTANYA SEPERTI MATAHARI.
Ini adalah tabiat dari Allah Bapa, yaitu kasih.

Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kasih Allah adalah; mengorbankan anak-Nya yang Tunggal. Jadi, inti dari kasih adalah PENGORBANAN.

1 Yohanes 2: 5-6
(2:5) Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
(2:6) Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia / tinggal dalam kasih Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus, mengikuti teladan Kristus, termasuk pengorbanan-Nya.

Yohanes 13: 14-15
(13:14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
(13:15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Yesus membasuh kaki murid-murid, maka kitapun wajib saling membasuh kaki sesama, untuk mengikuti teladan Kristus.
Wajib saling membasuh kaki, artinya; saling mengampuni, itulah kasih. Ketika mengampuni sesama, di situ akan terlihat pengorbanan.
Itulah teladan Yesus, selain Guru Yesus juga adalah Tuhan, tetapi kita melihat Ia membasuh kaki dari murid-murid, berarti memberi pengampunan. Kemudian di dalam pengampunan ada pengorbanan, itulah kasih.
Kalau Yesus saja yang adalah Tuhan mau membasuh kaki 12 murid, apalagi kita sebab Yesus sendiri mengatakan; “maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.”

Mari kita lihat; KETIKA MELEPASKAN PENGAMPUNAN.
Yohanes 13: 4-5
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Setelah kaki murid-murid dibasuh, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya, artinya; PENGAMPUNAN adalah SEBUAH PELAYANAN di HADAPAN TUHAN.
Jadi kalau seorang hamba Tuhan melayani tetapi tidak melepaskan pengampunan, itu bukanlah pelayanan.
Kasih adalah pengorbanan.
Jadi, takhta itu persis seperti matahari di hadapan Tuhan, harus persis seperti itu.

-      SAKSI berarti; TAKHTANYA SEPERTI BULAN DI MATA TUHAN.
Bulan adalah gambaran dari pribadi Yesus Kristus, Anak Allah.
Tabiat-Nya: hidup benar sesuai dengan firman Tuhan = melakukan kehendak Allah Bapa.

Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus minum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib, maka dengan demikian jadilah kehendak Allah Bapa, seluruh kehendak Allah Bapa tergenapi di atas kayu salib.
Bukan hidup benar sesuai kebenaran manusia, tetapi melakukan kehendak Allah Bapa adalah hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.

Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Yesus Kristus menjadi korban penebus dosa di atas kayu salib, dengan demikian KEHENDAK ALLAH BAPA TERLAKSANA oleh Dia.
Ketika Dia menjadi korban penebus salah; Dia diremukkan dengan kesakitan, Dia kesakitan di atas kayu salib, tetapi dengan demikian kehendak Allah terlaksana.
Inilah yang disebut takhta seperti bulan di mata Tuhan, dan itu merupakan keharusan, sebab itu merupakan kesaksian seorang hamba.

Kembali kita membaca ...
Mazmur 89: 37-38
(89:37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku,
(89:38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan." S e l a

Bukan hanya hari ini takhtanya seperti matahari dan seperti bulan, melainkan selama-lamanya, itulah yang disebut saksi yang setia, pelayanan seorang raja, imamat yang rajani, pelayanan yang berkuasa.

Jadilah saksi yang setia; tepat seperti matahari, tepat seperti bulan di depan mata Tuhan, bukan di depan mata manusia.
Itulah imamat yang rajani, itulah seorang hamba.

Filipi 2: 5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Ia meninggalkan segala sesuatu yang Ia miliki, Ia tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan, Ia mengosongkan diri, lalu mengambil rupa sebagai seorang hamba, dan merendahkan diri-Nya, sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib, Ia setia, melakukan kehendak Allah Bapa sampai selesai.
Marilah menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, jangan menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam manusia daging.

Ajaran yang indah dari pribadi Yusuf: like father, like Son.
Sifat tabiat Daud yang menuruti firman, turun kepada Yusuf. Kalau kita menuruti firman Tuhan, menjadi harta kesayangan Allah, maksudnya; menjadi raja-raja dan bangsa yang kudus di hadapan Tuhan, menjadi saksi, tepat seperti matahari di hadapan Tuhan dan bulan di hadapan Tuhan.
Marilah kita menaruh hati dan pikiran yang terdapat dalam Kristus, bukan pada pikiran dan manusia daging.
Kiranya kita semua dapat mengerti apa yang kita dengar malam hari ini, Tuhan berbicara dari dalam hati, dan biarlah kita juga membuka hati kita.

Itu adalah tabiat Daud yang pertama yang turun kepada Yusuf.
Mari kita lihat; TABIAT DAUD YANG TURUN KEPADA YUSUF.
Matius 1: 18-19
(1:18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
(1:19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Yusuf adalah SEORANG YANG TULUS HATI.
Ini adalah tabiat yang paling mendasar yang kedua dari pada Daud yang diwariskan kepada Yusuf.

Mazmur 78: 70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.

Kalau Tuhan memilih Daud untuk menggembalakan Israel, umat Tuhan, karena Tuhan melihat bahwa Daud adalah seorang yang tulus hatinya, dan itu diwariskan kepada Yusuf.

1 Samuel 16: 6-9
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
(16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
(16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."

Ketika Samuel hendak mengurapi Daud, terlebih dahulu Isai memperlihatkan 3 anaknya yang terbesar, yaitu Eliab, Abinadab, dan Syama, mereka adalah anak-anak Isai yang dipercaya Saul di medan tempur, tetapi kenyataannya Tuhan tidak memilih salah satu dari antara mereka.

1 Samuel 16: 10
(16:10) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."

Sampai pada anak ketujuh, Tuhan pun tidak memilih mereka, Tuhan tidak memilih salah satu dari mereka, sebab manusia hanya melihat apa yang dilihat mata, tetapi Tuhan melihat jauh ke dalam lubuk hati, Tuhan menguji hati dan batin manusia.
Boleh saja melayani tanpa ketulusan, tetapi itu bukanlah pilihan, bukan kepercayaan Tuhan, itu berarti melayani karena keinginan sendiri, tetapi kalau melayani karena ketulusan hati, itu adalah pilihan dan kepercayaan Tuhan.
Malam ini kita dikoreksi, mata manusia hanya bisa melihat perkara lahiriah, tetapi Tuhan menguji hati dan batin manusia.
Jangan abaikan hati nurani sebagai alaram yang terakhir.

Dalam Ibrani 10: 22, orang yang menghadap Allah dengan tulus ikhlas di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan adalah tanda bahwa hatinya telah disucikan dari hati nurani yang jahat. Kalau hati belum disucikan dari hati nurani yang jahat, ia tidak akan pernah tulus ikhlas melayani Tuhan.

1 Samuel 16: 11-13
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
(16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
(16:13) Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Akhirnya, Samuel mengurapi Daud, artinya; kalau itu adalah pilihan Tuhan, melayani dengan ketulusan hati, pasti pengurapan Allah penuh atasnya. Sebaliknya, kalau tidak tulus ikhlas melayani Tuhan, di dalam dirinya tidak ada pengurapan.
Dalam perjanjian Lama ada 3 golongan pemimpin yang diurapi;
1.    RajaAdalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa di tengah-tengan pelayanan.
2.    Hakim-hakim
Adalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa untuk menghakimi dengan adil.
3.    Nabi
Adalah pemimpin, dan dengan pengurapan; ada kuasa untuk menunjuk dosa.

Pengurapan itu; sejauh mana kita menyerahkan diri kepada Tuhan, sejauh itulah pengurapan.
Melayani Tuhan harus dengan tulus hati, tidak boleh menggunakan logika.

Ciri-ciri orang yang tulus hati.
1 Samuel 16: 11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Cirinya; TERGEMBALA DENGAN BAIK dalam satu kandang, satu gembala, di dalam kandang penggembalaan.
Saya sebagai gembala juga harus terbiasa digembalakan oleh firman, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah utama.
Sidang jemaat harus tergembala dalam satu kandang penggembalaan dengan setia, tidak boleh pindah-pindah, minggu ini di gereja A, minggu depan gereja B, tidak boleh liar! Biasanya kalau domba-domba liar, tidak tergembala, alasannya; untuk mencari firman Tuhan ditempat – tempat yang lain, persis seperti keledai liar dalam kitab Ayub; pergi ke gunung-gunung untuk mencari yang hijau.
Tetapi Daud biasa menggembalakan kambing domba ayahnya, ia tergembala dengan baik, seorang yang tulus hati.

Mazmur 78: 70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.

Daud diambil dari antara kandang-kandang kambing domba, dari tempat domba-domba yang menyusui, bukan dari luaran sana.
Susu yang murni adalah firman yang murni, firman yang tidak ditambahkan dan dikurangkan.

1 Samuel 17: 13-15
(17:13) Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
(17:15) Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.

Ketiga abang Daud yang besar-besar selalu ikut saul kemanapun Saul berperang, tetapi Daud selalu pulang untuk menggembalakan kambing domba ayahnya, ia selalu mengingat kandang penggembalaan, untuk terus digembalakan oleh Tuhan.
Sesibuk-sibuknya kita di dunia ini, harus ingat untuk kembali ke dalam kandang penggembalaan, untuk menikmati firman penggembalaan. Dan terus digembalakan sampai Yesus datang pada kali yang kedua sebagai Raja mempelai surga.

Sebetulnya, kalau kita perhatikan enak sekali Eliab, Abinadab dan Syama ini, sebab kalau pulang dari peperangan mereka berada di istana raja Saul, fasilitas ada. Kalau zaman sekarang, diumpamakan; rumah gedongan, ada pembantu, AC, pakaian mewah, ada mobil mercy dan lain sebagainya, tetapi Daud tidak tergiur dengan hal-hal yang demikian, ia selalu ingat kandang penggembalaan untuk terus digembalakan oleh Tuhan.

Sesibuk-sibuk apapun kita di dunia ini dalam kegiatan dan aktifitas, yang berprofesi sebagai seorang pegawai negeri sipil/swasta, pedagang, toko, bahkan sebagai seorang supir, ingat kandang penggembalaan!

Saya tegas di dalam kandang penggembalaan kami Serang dan Cilegon, semua pemuda-pemudi setelah lulus SMA, tidak ada yang menganggur, karena saya selalu berkata; “tergembala sungguh-sungguh ya!”, mereka berkata; “ya om”. Setelah lulus mereka semua bekerja, ada yang di PT. Krakatau Steel, PT. POSCO, yang perempuan di kantor, dan jabatan tidak kecil-kecil, terus diangkat Tuhan. Ini adalah pengalaman saya sebagai gembala, bapa rohani, saya bagikan kepada sidang jemaat sebagai anak rohani.

Abraham bapa orang beriman, status ini tidak hanya sebutan, tanggung jawab Abraham adalah bagi orang kafir dan bagi orang Yahudi, supaya mereka diselamatkan oleh karena kebenaran karena iman. Saya bapa rohani di dalam kandang penggembalaan, ini tanggung jawab saya kepada sidang jemaat sebagai anak-anak rohani saya. Jadi sebutan bapa orang beriman yang ditujukan kepada Abraham bukan hanya sebuah sebutan, tetapi ada sebuah tanggung jawab.

Saya berapa banyak bertanya kepada orang Kristen yang tidak beribadah; “kenapa tidak beribadah?” jawab mereka: “kalau saya tidak bekerja terlebih dahulu, darimana biaya untuk kebutuhan sehari – hari, biaya sekolah anak, untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain.” Namun, sesungguhnya jawaban ini menunjukkan bahwa mereka itu terlalu mengecilkan darah salib Kristus, mengecilkan kuasa firman dan kuasa Tuhan yang sempurna.

Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah tergembala, bukan cari dahulu dunia ini maka Kerajaan Sorga turun ke dunia ini, tetapi carilah dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan.

Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Orang yang selalu kembali kepada kandang penggembalaan menunjukkan jati dirinya bahwa ia adalah orang yang terlepas dari roh kekuatiran. Orang yang terlepas dari roh kekuatiran, maka ia terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga.
Mengapa kita harus mencari Kerajaan Sorga malam hari ini? Karena di dalamnya ada kebenaran. Saya berdiri dihadapan saudara untuk melayani Tuhan, untuk mencari kerajaan Tuhan bukan untuk mencari uang, soal makan, minum dan pakaian kami dicukupkan. Soal makan dan minum dicukupkan yang terpenting carilah dahulu kerajaan Allah.
Kita semua adalah raja-raja, menjadi kerajaan, di mana kebenaran ada pada malam hari ini. Jangan gunakan pikiran, jangan gunakan perasaan manusia daging, supaya jangan mencari alasan.

Matius 6: 34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Kesusahan sehari cukuplah sehari, oleh sebab itu jangan kuatir untuk hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Banyak orang menjadi stress karena berusaha memikul kesusahan hari esok, sedangkan kesusahan hari ini saja belum terselesaikan.
Belajar untuk menjadi tulus hati; kalau gembala tulus, jemaat pasti tulus. Kalau jemaat tidak tulus, gembala berarti tidak tulus.

Wariskan dua tabiat yang mendasar dari Daud ini kepada sidang jemaat, kepada anak-anak Tuhan, kepada siapa pun.
Dalam 1 Timotius dikatakan, asal ada makanan, ada pakaian, cukuplah. Jika disertai dengan rasa cukup, ibadah itu mendatangkan keuntungan.
Dalam Yohanes 4:34 dikatakan bahwa makanan Yesus Kristus adalah; yang pertama melakukan kehendak Allah Bapa dan yang kedua menyelesaikan pekerjaan-Nya. Setelah selesai melakukan pekerjaan Allah Bapa Yesus berkata di atas kayu salib; “sudah selesai”. Ia mati dan bangkit selanjutnya naik, kemudian duduk disebelah kanan Allah Bapa berarti; Ia telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.

Pengalaman Daud di dalam penggembalaan dituangkan dalam nyanyiannya yang terbesar….
Mazmur 23: 1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Perhatikan, pengalaman Daud dibagi-bagikan kepada kita malam ini, Daud saja raja besar digembalakan oleh gembala Agung, pengalamannya yang pertama; takkan kekurangan aku, berarti:
-      Segala sesuatu dicukupkan.
-      Kelemahan-kelemahan kita yaitu dosa kejahatan dan dosa kenajisan, Tuhan ambil.

Itulah arti takkan kekurangan aku. Ayo, pengalaman Daud ini harus kita adopsi yang ia tuangkan di dalam nyanyiannya yang terbesar, yang baik- baik harus kita adopsi. Kurang apalagi kita bila tergembala??? Tetapi persoalannya, saya heran, tidak mau sungguh-sungguh tergembala. Sampai hari ini, saya sendiri setia digembalakan oleh Tuhan. Apa buktinya? Kalau memang tidak ada yang bertamu dalam kandang penggembalaan kami, saya tidak mau manggil-manggil orang lain, sebab tanggung jawab saya itu memberi makan dan minum kawanan domba. Ketika saya setia memberian makan dan minum kawanan domba, disitulah saya digembalakan oleh firman penggembalaan, oleh gembala Agung yang tulus hati. Manakala saya membaca firman Tuhan, sebelum menyampaikannya, disitulah saya seringkali mengangis, meneteskan air mata.

Biarlah kita setia dalam kandang penggembalaan, setia memberi makan dan minum kawanan domba, setia menerima firman Tuhan.
Kembalilah ke dalam kandang penggembalaan, maka takkan kekurangan.

Mazmur 23: 2
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Kawanan domba dalam kandang penggembalaan diberi makan, diberi minum.
-  Ketika kita menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani, persis seperti keadaan orang yang dibaringkan, tidak sibuk, berarti; memiliki keyakinan iman yang teguh. Saudaraku, tidak ada orang yang sibuk ketika tidur.
Keyakinan iman, firman iman, firman Kristus, rumput hijau itulah makanan rohani kita. Oleh sebab itu, saat mendengar firman Tuhan harus dengan tulus hati.

-  Air à Roh Kudus.
Pekerjaan dari Roh Kudus: memimpin dalam seluruh kebenaran, menyertai, menopang, menguatkan, menghibur, mengajar, menginsafkan dunia, sehingga menjadi pribadi yang tenang.
Kalau seseorang dipimpin / dimbimbing oleh Roh Kudus, maka ia menjadi pribadi yang tenang. Sebaliknya, kalau seseorang dipimpin oleh daging, maka ia tidak akan mengalami ketenangan.
Dalam Yesaya 30:15 dikatakan; “dalam tinggal diam didalam Tuhan, terletak kekuatan”, sehingga kita dapat menaikkan doa kepada Tuhan”

Mazmur 23: 3
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Ia menyegarkan jiwaku, ini menunjukkan kehidupan yang tinggal di dalam kasih Allah.
Kalau kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah lewat doa penyembahan, pada saat itulah jiwa kita disegarkan.

Mazmur 23: 4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, kehidupan yang tergembala, tidak takut bahaya.
Dunia ini adalah lembah kekelaman, dengan bukti;
-      Dunia ini sedang berada di bawah kuasa sijahat, Iblis Setan, itulah roh jahat dan roh najis (1 Yohanes 5:19).
-      Di dalam dunia ini ada keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:15-16).
-      Dunia ini mempunyai arus / pengaruh dunia untuk menghanyutkn anak – anak Tuhan, sampai mengalami kematian rohani = ilah zaman (2 Korintus 3:3-4).

Kesimpulannya; dunia ini adalah lembah kekelaman. Oleh karena banyaknya pencobaan-pencobaan yang ada di dalam dunia ini, seperti yang saya sampaikan diatas, memungkinkan seseorang untuk terjatuh di dalam berbagai – bagai dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

Tetapi disini kita melihat, Daud tidak takut berjalan dalam lembah kekelaman, karena gada dan tongkat menjadi penghiburnya.
Gada adalah Roh Kudus. Tongkat itulah salib itulah  firman Tuhan = kebenaran.
Manakala kita menghadapi situasi yang sulit, dihadapkan pada suatu masalah yang tidak menguntungkan kita, yang menyakitkan/memilukan hati kita, saat itulah Roh Kudus menghentikan/memprotect keinginan daging kita, sehingga kita tidak berbuat dosa dan manakala kita menghadapi masalah, kita memandang salib sebagai kebenaran / firman Tuhan maka kita tidak berputus asa, kita di protect, sehingga tidak terjatuh dalam dosa. Itulah penghiburan kita.
Selama kita masih mendiami kemah tubuh kita ini, kita akan mengalami penderitaan, ratap tangis dan dukacita tidak akan pernah berhenti.

Sebelum kita meninggalkan dunia ini, kita akan mengalami penderitaan, tetapi pengalaman Daud ini sangat berarti bagi kita;
-    gada itulah Roh kudus memprotect kita sehingga tidak jatuh dalam dosa dengan beratnya pencobaan.
-    tongkat itulah salib Kristus / firman Allah menjadi tolak ukur sehingga kita terus terhibur, terbebas dari kesusahan.

Kalau kita menuruti manusia daging di dalam dunia ini, habislah kita. Oleh sebab itu, jadilah bijaksana! Jangan abaikan firman ini begitu saja, kembalilah ke kandang penggembalaan sesibuk-sibuk apapun kita ditengah dunia ini, kembalilah! Kembalilah! Supaya kita turut merasakan apa yang dirasakan oleh Daud seorang yang tulus hati.

Hasil akhir dari semuanya:
1 Samuel 16: 11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Setelah Daud dipilih dan diurapi, barulah mereka duduk makan, artinya; terwujudnya persekutuan.
Malam ini kita boleh duduk makan dan minum sehidangan dengan Allah di dalam kerajaan-Nya, yang mengarah kepada persekutuan.
Saudaraku, tubuh terdiri dari banyak anggota, tetapi sekalipun demikian, harus menjadi satu, diawali dari penggembalaan, menjadi seorang yang tulus hati.
Persekutuan yang terkecil adalah nikah, barulah kandang penggembalaan, selanjutnya persekutuan antara kandang penggembalaan / antar gereja, kemudian puncak persekutuan kafir dengan Israel bersatu, dengan demikain terjadilah persekutuan tubuh Kristus yang sempurna. Itulah persekutuan international, jumlah mereka begitu banyak bagaikan desau air bah.

Meningkat persekutuan yang kedua…
Lukas 22: 28-30
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Persekutuan ini makin meningkat, menjadi hakim; duduk di atas takhta, menjadi hakim atas dosa kejahatan dan dosa kenajisan, jadi bukan menghakimi tubuh dan darah.
Kalau menjadi hakim yang adil dan benar, orang yang lemah tidak tertindas.
Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging tetapi menghakimi dosa. Inilah keuntungan persekutuan pada malam hari ini.
Jangan sesekali menghakimi sesama, hanyalah Tuhan Hakim yang agung.

Mari kita lihat persekutuan yang ketiga sebagai PUNCAK PERSEKUTUAN
Wahyu 19: 6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Yesus tampil menjadi Raja atas mempelai perempuan.
Perlu untuk diketahui;
Yesus tidak akan pernah tampil sebagai Raja hanya kepada pengikut-pengikut yang mencari mujizat /tanda-tanda heran. Sebagaimana dalam injil Yohanes pasal 6, oleh karena mujizat yang dilakukan Yesus, banyak orang yang mencari Yesus, tetapi Yesus tidak tertarik dengan itu, sehingga Yesus menyingkir naik ke atas bukit. Kemudian, pada saat  Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan mereka berkata, bahwa; “Yesus adalah seorang nabi”, itu adalah pernyataan yang keliru, yang benar sesuai dengan injil Yohanes pasal 4, kisah perempuan Samaria, ketika dosa kenajisannya dikoreksi, barulah dia berkata kepada Yesus; “rabi nyatalah bagiku sekarang, bahwa engkau adalah seorang nabi”. Tidak berhenti sampai disitu, orang banyak hendak mengangkat  Yesus menjadi raja secara paksa, namun Yesus segera menyingkir, itu menunjukkan bahwa Yesus tidak tertarik menjadi raja atas mereka / pengikut – pengikut yang hanya menghendaki tanda – tanda heran / mujizat – mujizat semata (Yohanes 6:2-3, 13-15).
Mujizat itu memang perlu, tetapi sekalipun ada mujizat, bukan itu yang utama. Yang terpenting adalah melakukan firman Tuhan, melakukan kehendak Dia (Matius 7:21-23).

Puncak persekutuan adalah dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba/pesta nikah Anak Domba, menjadi pengantin perempuan.
Jangan sampai kita berada dalam kandang penggembalaan, tetapi penggembalaan itu tidak dibawa masuk dalam persekutuan yang paling besar, yaitu perjamuan kawin Anak Domba.
Inilah sasaran akhir dari pada ibadah pelayanan di atas muka bumi ini. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment