KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, July 3, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 JULI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 JULI 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: MENGUNJUNGI JANDA-JANDA DALAM KESUSAHAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Biarlah kiranya Tuhan berkemurahan bagi kita, supaya kita merasakan apa yang menjadi isi hati Tuhan.

Kita kembali memperhatikan...
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada-Nya dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Saat ini kita tidak dapat mengatakan kepada orang lain, bahwa ibadah yang kita jalankan lebih benar dari ibadah yang dijalankan orang lain, tetapi satu hal yang patut kita bersyukur, bahwa kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membangun, menghibur, menasihati kita masing-masing, menyelidiki segala sesuatu yang terselubung, pendeknya; untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan, milik kesayangan-Nya, sesuai ayat 17: Mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya. Pada saat itulah kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik.
Kalau saat ini kita mengatakan ibadah kita lebih benar, itu menunjukkan bahwa kita adalah hakim, mengambil posisi Tuhan sebagai hakim. Sesungguhnya, satu-satunya hakim yang benar dan adil adalah Allah sendiri.
Saudaraku, kalau tetap mempertahankan kefasikan sekalipun beribadah bahkan melayani kepada Tuhan, gambaran dari orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Berkaitan dengan IBADAH, kita mengetahui dalam Roma 12: 1, terlihat dengan jelas ibadah yang sejati yaitu mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan.
Pada malam hari ini kita akan memperhatikan IBADAH YANG MURNI.

Yakobus 1: 26-27
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
(1:27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Kalau suara daging tidak ditahan di tengah-tengah ibadah, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadah itu, dan ibadah yang demikian tidak mengandung janji.
Biarlah ibadah kita mengandung janji, baik di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang.

Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, ialah:
-      “Mengunjungi yatim piatu.”
Yatim piatu = tidak mempunyai ayah & ibu (orangtua). Orangtua = gembala.
Berarti yatim piatu, artinya; tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan.
-      “Mengunjungi janda-janda dalam kesusahan mereka.”
Janda = tidak memiliki kepala = tidak mempunyai suami.
Kalau seseorang tidak tergembala, sebetulnya mereka mengalami kesusahan yang besar. Berbeda dengan orang yang tergembala; kesusahan ada, kesulitan ada, aniaya ada, ujian ada, tetapi Tuhan memberi kekuatan, bahkan memberi jalan keluar.
Sama halnya dengan janda, yang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, sebetulnya ia sangat menderita dan tersiksa, baik janda secara jasmani maupun janda secara rohani, sama-sama menderita.
Supaya ibadah kita murni dan tak bercacat di hadapan Tuhan, baiknya kita mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. Hati-hati, jangan menindas yatim piatu dan janda-janda karena Tuhan sangat memperhatikan mereka.

Malam ini kita memperhatikan ...
Keterangan: MENGUNJUNGI JANDA-JANDA DALAM KESUSAHAN.
Efesus 5: 22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala jemaat, Dialah suami dalam kebenaran dan keadilan, suami dalam kasih sayang dan kasih setia, dan Kristus lah yang menyelamatkan tubuh.
Oleh sebab itu, hendaklah seorang isteri tunduk kepada suami sama seperti kepada Tuhan, sebab ketundukan seorang isteri menunjukkan bahwa ia menempatkan Kristus sebagai kepala dalam hidupnya.
Sebaliknya, seorang janda tidak hidup dalam kebenaran dan keadilan, tidak hidup dalam kasih sayang dan kasih setia, pendeknya; tidak mendapatkan keselamatan.

Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Kota Yerusalem; yang dahulu ramai, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa, yang dahulu ratu di antara kota-kota, tetapi setelah menjadi jajahan, kota itu terpencil, berada dalam kesunyian, sehingga laksana seorang jandalah ia. Pendeknya; tidak terlihat lagi kemuliaan Allah di dalamnya.

Ratapan 1: 2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.

Seorang janda; pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi, ini adalah air mata kesedihan, kesusahan, karena hidup tanpa kebenaran dan keadilan, hidup tanpa kasih sayang dan kasih setia.
Tidak ada yang memperhatikan seorang janda, tidak ada yang peduli, tidak ada yang menghibur, bahkan banyak yang mengkhianatinya, bahkan yang bersamanya dahulu menjadi seteru.
Sekalipun seorang janda berlimpah harta, tetapi sesungguhnya mereka dalam kesusahan yang besar, sehingga setiap malam seorang janda hanya menangis, menangis dan menangis.
Jadi, kehidupan seorang janda itu tidaklah enak, itu sebabnya Yakobus menuliskan, ibadah yang murni itu mengunjungi janda-janda dalam kesusahan mereka.

Dalam Perjanjian Baru, persembahan dari seorang janda cukup diperhatikan oleh Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memperhatikan seorang janda di Sarfat, dengan satu anaknya laki-laki. Perhatian Tuhan begitu tertuju kepada seorang janda.
Setelah kita mendengar apa yang menjadi isi hati Tuhan, biarlah kita menjalankan ibadah yang murni.

Keadaan seorang janda.
Rut 1: 1-3
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
(1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.

Pada zaman para hakim, ada kelaparan hebat di tanah Israel, lalu pergilah seorang dari Betlehem, Yehuda, beserta isterinya dan kedua anak laki-laki mereka ke daerah Moab dan menetap di sana sebagai orang asing, ialah Elimelekh, isterinya bernama Naomi, kedua anaknya ialah Mahlon dan Kilyon.
Tetapi tidak terduga, akhirnya matilah Elimelekh, tinggallah Naomi bersama kedua anaknya.
Pendeknya; Naomi menjadi janda.

Rut 1: 4-5
(1:4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
(1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.

Kemudian, kedua anak Naomi, mengambil isteri; Mahlon mengambil isteri bernama Orpa, dan Kilyon mengambil isteri bernama Rut.
Tetapi tidak lama kemudian, matilah Mahlon dan Kilyon, sehingga Orpa dan Rut menjadi janda seperti Naomi.

Rut 1: 6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.

Akhirnya Naomi mendengar bahwa Israel telah dipulihkan oleh Tuhan, Tuhan memberikan makanan kepada bangsa Israel, sehingga berkemaslah ia ingin kembali ke Betlehem, Yehuda, sebab ia dan suaminya berasal dari Efrata.

Rut 1: 7-9
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
(1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
(1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras

Pada saat mengadakan perpisahan antara Naomi dengan kedua menantunya, Orpa dan Rut, yang memang berasal dari bangsa Moab, maka mereka menangis dengan suara keras.
Tangisan di sini menunjukkan kepedihan di hati, kesusahan di hati, kesedihan di hati, sebab memang itulah keadaan seorang janda.

Rut 1: 12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
(1:13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"

Naomi mengalami kepahitan, sesuai dengan pernyataannya kepada kedua menantunya yang juga telah menjadi janda. Dia berkata: “Bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku.
Jadi, kepahitan yang dialami Naomi terjadi seijin Tuhan.

APA PENYEBAB RASA PAHIT YANG DIALAMI NAOMI?
Rut 1: 1-2
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
(1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.

Naomi meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Betlehem menunjuk rumah roti. Yehuda menunjuk raja-raja = pelayan-pelayan Tuhan.
Berarti;
-      Meninggalkan Betlehem, artinya; meninggalkan kebenaran, itulah firman Tuhan yang dapat didengar, diterima dalam rumah Tuhan lewat ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
-      Meninggalkan Yehuda, artinya; meninggalkan ibadah & pelayanan kepada Tuhan. orang yang semacam ini akan mengalami kesusahan besar.
Sebagaimana dalam perumpamaan; seorang pemuda meninggalkan Yerusalem, turun ke Yerikho, ia dirampok oleh para penyamun, ia dipukuli sampai setengah mati, dan merampas harta miliknya.

Inilah penyebab rasa pahit yang dialami Naomi.

Ratapan 1: 3-4
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.

Yehuda ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat, sehingga;
-      Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita.
Berarti; tidak ada lagi sukacita di tengah-tengah pengiringan/pengikutan kepada Tuhan, karena tidak ada lagi orang yang tertarik beribadah melayani Tuhan.
-      Sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya.
Tidak ada lagi orang yang percaya kepada Tuhan, sehingga imam-imam berkeluh kesah di hadapan Tuhan.
-      Dan yang lebih ironisnya, bersedih pedih dara-daranya, menunjukkan kerohanian yang masih muda, bahkan kanak-kanak rohani, mengalami kesedihan & kepedihan di hati.
Inilah yang terjadi ketika meninggalkan Betlehem-Yehuda.

Rut 1: 14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Kita kembali melihat: “Menangis pula mereka dengan suara keras.
Jadi, kesedihan itu betul-betul tidak bisa ditutup-tutupi, kepedihan hati tidak bisa ditutupi, itulah yang dialami ketiga janda, terlebih setelah Naomi mendesak kedua menantunya.

Setelah didesak Naomi, Orpa mencium mertuanya itu minta diri, berarti menuruti desakan Naomi untuk kembali ke ibunya, kembali ke bangsanya, kembali ke allahnya.
Tetapi Rut tetap berpaut pada Naomi, ini menunjukkan bahwa Rut mendapatkan kunjungan, mendapatkan lawatan, perhatian Tuhan seperti jemaat dalam ibadah pelayanan.

Bukti Rut tetap berpaut pada Naomi.
Rut 1: 15-17
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
(1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"

Naomi tetap mendesak Rut, dan berkata: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.” Rut tetap berpaut pada Naomi, sekalipun ia didesak.
Sebagai bukti, Rut berkata: “... ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ...
Ini adalah pengikutan yang benar, tidak menyimpang ke kiri, tidak menyimpang ke kanan.
Berarti; kuat dan teguh hati = memiliki pendirian yang kokoh, tidak mudah dipengaruhi situasi, keadaan, dan sebagainya. Inilah sikap yang dimiliki seorang laki-laki; kuat & teguh hati.

Wujud orang yang kuat & teguh hati.
Sesuai dengan perkataan Rut: “Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana.

Keterangan: BANGSAMULAH BANGSAKU.”
Rut berasal dari bangsa Moab, bukan bangsa Israel, tetapi di sini ia berkata: “Bangsamulah bangsaku.
Keluaran 19: 5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Bangsa Israel adalah milik kesayangan/harta kesayangan Tuhan sendiri dari antara segala bangsa, berarti bangsa Israel adalah umat pilihan/bangsa yang terpilih = imamat rajani = bangsa yang kudus.

1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Bangsa yang terpilih adalah milik kepunyaan Allah, setara dengan imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
Tugas bangsa yang terpilih adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah = melayani Tuhan.
Jadi, kita telah dipanggil selanjutnya dipilih untuk melayani Tuhan.
Demikianlah keberadaan Rut di hadapan Tuhan.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Tuhan telah menebus mereka dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa. Selanjutnya, Yesus membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, dan mereka akan memerintah sebagai Raja di bumi = melayani Tuhan selama-lamanya.

Keterangan: “ALLAHMULAH ALLAHKU.”
Setiap suku bangsa memiliki Allah tersendiri, termasuk bangsa Israel, itulah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, berarti Allah yang hidup. Sebaliknya, allah bangsa-bangsa lain bukanlah allah yang hidup.
Yohanes 4: 20-22
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Orang Samaria menyembah di atas gunung, berarti; menyembah allah yang tidak dikenal yaitu allah asing.
Kalau penyembahan mereka di gunung dan di Yerusalem, menunjukkan bahwa allah orang Samaria tidak sama dengan Allah bangsa Israel.

Kita bersyukur kepada Tuhan, kita menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, menunjukkan bahwa kita terlepas dari penyembahan berhala.

Markus 12: 24-27
(12:24) Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
(12:25) Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
(12:26) Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
(12:27) Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Allah dari bangsa Israel adalah Allah yang hidup, itulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan adalah berhala. Kalau oleh karena pekerjaan membuat seseorang jauh dari Tuhan, itu adalah penyembahan berhala. Kalau seseorang terikat dengan perkara lahiriah sehingga membuat jauh dari Tuhan, itu adalah penyembahan berhala.
Menjalankan ibadah secara lahiriah pun adalah penyembahan berhala. Termasuk kekerasan hati juga berhala.
Kalau seseorang menyembah berhala adalah orang yang tidak mengerti firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci, dan menjadi sesat, dengan bukti; ia menyembah berhala/allah asing.

Markus 12: 29-30
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa, tidak dua, tidak tiga, oleh sebab itu, mengasihi Tuhan harus dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh akal budi dan sepenuh kekuatan.
Seandainya Allah itu dua, maka separuh hati kita menyembah Allah yang pertama dan separuh hati lagi menyembah Allah yang kedua.
Tetapi Allah itu esa, tidak dua, tidak tiga, ialah Allah yang hidup, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, Allah yang memberi iman, harap dan kasih.
-      Abraham à Allah Bapa, tabiat-Nya: KASIH.
-      Ishak à Allah Anak, tabiat-Nya: hidup BENAR sesuai firman Tuhan.
-      Yakub à Allah Roh Kudus.

Markus 12: 32
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

Di sini kita melihat ahli Taurat mengakui bahwa Allah itu esa, menunjukkan bahwa ia mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.
Ahli Taurat, berarti mengerti firman Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku, sekalipun ia mengerti firman tetapi ia sukar untuk berubah.

1 Timotius 2: 1-6
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
(2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
(2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
(2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

Karena Allah itu esa dan esa pula ia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, itulah Yesus Kristus, Dia menjadi korban penebus salah.
Yesus Kristus telah memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib, darah-Nya tercurah untuk mengampuni dosa kita.
Berhala tidak mampu mengampuni dosa kita, berhala tidak mampu menebus kita dari dosa apa saja. Harta, uang, kedudukan yang tinggi tidak mampu menghapus dosa seseorang, hanya Allah yang hidup saja.

Sungguh heran pengakuan dari Rut, yang mendapat lawatan dari Tuhan lewat ibadah dan pelayanan, karena imannya yang kuat dan teguh, ia mampu berkata: “Allahmulah Allahku.
Bahkan banyak di antara orang Kristen tidak mampu berkata: “Allahmulah Allahku”, oleh karena banyaknya penyembahan berhala.

1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
 (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Berhala-berhala/allah lain termasuk harta kekayaan, emas, perak = barang fana, tidak dapat menebus dosa warisan/dosa turunan, yaitu cara hidup yang sia-sia, melainkan dengan darah Anak Domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat.
Jadi, ternyata, tidak baik menyembah berhala karena tidak mampu menebus dosa manusia.

Keterangan: “DI MANA ENGKAU MATI, AKU PUN MATI DI SANA”
Setiap raja, secara khusus raja-raja Yehuda, kalau mati selalu dikuburkan bersama-sama dengan kuburan nenek moyang mereka, termasuk Yusuf, ia berpesan, apabila bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, supaya tulang-tulangnya dibawa ke tanah Kanaan.
Berarti, pernyataan Rut ini juga sungguh mengagumkan.

Terlebih dahulu kita melihat KEMATIAN dan KEBANGKITAN Yesus Kristus.
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Baptisan Kristus berarti baptisan dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Kuasa kematian Kristus: Mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Kristus: Hidup dalam hidup yang baru.

Roma 6: 5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Kalau kita satu dengan kematian Yesus Kristus, maka otomatis kita satu dengan kebangkitan-Nya.
Jadi, kebangkitan yang benar adalah hasil dari kematian yang benar.
Sebab ada kebangkitan palsu, yang adalah hasil dari kematian palsu. Kebangkitan palsu sama seperti orang yang beribadah dan melayani tetapi belum mengubur hidup yang lama.
Bayangkan, hanya beberapa lama bersuamikan Kilyon, anak Naomi, namun Rut sudah memiliki keteguhan iman. Ini adalah pengakuan yang sangat luar biasa, yang jarang ditemukan dalam kehidupan manusia.

Filipi 3: 7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Setelah pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhan, ia melepaskan apa yang dahulu ia anggap begitu berarti = menanggalkan cara hidup yang lama. Bahkan Rasul Paulus menganggap semua itu sampah, sehingga ia memiliki Kristus dalam hidupnya.

Filipi 3: 9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Dalam hal ini, Rasul Paulus dibenarkan, tetapi bukan karena mentaati hukum Taurat, bukan karena kecakapannya, bukan karena kebenarannya, melainkan karena kepercayaan kepada Kristus Yesus, sehingga Allah menganugerahkan kepadanya berdasarkan iman.

Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Rasul Paulus menghendaki, antara lain:
1.    Mengenal Dia.
Pengenalan kita terhadap Tuhan perlu dipertanyakan: Apakah pengenalan kita karena mujizat, atau karena harta, atau karena penyembuhan semata? Saya kira, ini bukanlah pengenalan yang sempurna, melainkan pengenalan yang ikut-ikutan.
Tetapi biarlah pengenalan kita berdasarkan kasih-Nya, pengorbanan-Nya yang besar, inilah pengenalan yang benar.
Perlu diketahui, kalau seseorang menolak salib, berarti ia belum mengenal Tuhan.
2.    Kebangkitan Yesus Kristus.
Berarti berada dalam suasana hidup baru, wujudnya: Tekun dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Prakteknya: Menghendaki persekutuan dalam penderitaan-Nya sehinnga menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
Kalau satu dalam kematian Yesus Kristus, pasti satu dalam kebangkitan-Nya. Kebangkitan yang benar adalah hasil dari kematian yang benar.

Matius 27: 50-53
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Hasil kematian yang benar adalah kebangkitan yang benar.
Setelah Yesus menyerahkan nyawa-Nya/mati di atas kayu salib, selanjutnya kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus bangkit, lalu masuk ke kota kudus.
Jadi, kalau kita satu dalam kematian Yesus, maka secara otomatis satu dengan kebangkitan Yesus.

Sesungguhnya Rut adalah bangsa kafir, bangsa Moab, yang seharusnya dimurkai, menuju pada kematian, tidak memperoleh keselamatan, tetapi pernyataannya membuat ia satu dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Saya juga merindukan hal yang sama, tentu kita juga merindukan hal yang sama, supaya nyata kebangkitan itu dalam kehidupan masing-masing, supaya terlihat kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan ini.
Kalau kematiannya setengah-tengah, maka yang terjadi adalah kesusahan; mundur malu, maju setengah mati.

Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah salib Kristus.
Dahulu bangsa kafir hidup jauh, berarti; tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Tetapi oleh darah salib Kristus, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus; yang dahulu jauh sudah menjadi dekat. Antara bangsa kafir dan bangsa Yahudi dipersatukan oleh darah salib Kristus, itulah yang dialami oleh Rut; yang dahulu hidup jauh dari Allah, sebab dia adalah bangsa kafir, bangsa Moab, tetapi oleh karena darah salib Kristus, dia terlepas dari kematian, dari lobang maut.

SEDEKAT APAKAH BANGSA KAFIR BERSATU DENGAN BANGSA YAHUDI?
Efesus 2: 14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Dengan bersatunya bangsa kafir dan bangsa Yahudi, berarti darah salib Kristus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, termasuk membatalkan hukum Taurat.
Kalau ibadah dijalankan menurut hukum Taurat, maka yang selamat adalah bangsa Yahudi saja, karena pertama-tama ibadah dan hukum Allah ditujukan kepada mereka.
Namun akhirnya, bangsa kafir dan bangsa Yahudi diperdamaikan dalam satu tubuh, itulah tubuh Kristus.

Itulah pengalaman Rut; ia mendapat kunjungan Tuhan, dan lewat ibadah pelayanan ini, kita dilawat oleh Tuhan, mendapat kunjungan Tuhan di dalam kesusahan.
Sehingga kalau kita perhatikan silsilah Yesus Kristus, dalam Matius 1: 1-17 ada 5 nama wanita yang disebut; empat nama dari keturunan bangsa kafir, dan satu nama dari bangsa Israel sendiri, yaitu Maria, sedangkan Rut adalah salah satu dari empat wanita dari keturunan bangsa kafir.
Dalam hal ini, nama Rut tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, dia diakui di hadapan Allah Bapa.
Firman Tuhan berkata: Barangsiapa mengakui Aku, ia diakui di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya.
Biarlah nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, diawali dengan tergembala dengan baik dalam satu kandang dan satu gembala. Kalau domba-domba tergembala maka Gembala memanggil domba-domba itu sesuai dengan namanya, dan domba-domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran, mengikuti gembala, mengikuti firman pengajaran mempelai yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/mempelai perempuan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Siidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment